• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP, FILOSOFI, DAN ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK Studi Kasus Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH KONSEP, FILOSOFI, DAN ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK Studi Kasus Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KONSEP, FILOSOFI, DAN ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK Studi Kasus “Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka”

Kelompok 1:

Supriatna (2009027042)

Cindhi Azmiko (2009027048)

Syam Oza Oktaviani (2009027050)

Dosen : Dr. H. .Sarji, SPd., SH., MPd, MM Kelas : A1

Mata kuliah : Analisis Kebijakan Publik Prodi : Magister Manajemen / 45

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Jakarta, 2021

(2)

2 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

KATA PENGANTAR ... 3

I. PENDAHULUAN ... 4

A. Konsep Kebijakan Publik ... 4

B. Filosofi Kebijakan Publik ... 5

C. Analisa Kebijakan Publik ... 6

1. Hakikat Analisis Kebijakan Publik ... 6

2. Kategori Luas Analisis dalam Studi Kebijakan Publik ... 6

3. Tujuan Analisis dalam Studi Kebijakan Publik ... 8

II. PEMBAHASAN ... 10

A. Kebijakan Merdeka Belajar ... 10

B. Latar Belakang Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka... 11

C. Tujuan dan Landasan Hukum ... 12

D. Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ... 13

E. Tantangan Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ... 16

F. Kelebihan Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ... 16

G. Kekurangan Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ... 18

III. KESIMPULAN ... 20

IV. SARAN ... 21

V. SUMBER... 22

(3)

3 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik, Studi Kasus “Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka” ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kebijakan Publik. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua mengenai konsep, filosofi, dan analisa kebijakan publik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. .Sarji, SPd., SH., MPd, MM selaku dosen mata kuliah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami terima dan jadikan motivasi untuk lebih baik lagi ke depannya.

Jakarta, Oktober 2021

Kelompok 1

(4)

4 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik I. PENDAHULUAN

A. Konsep Kebijakan Publik

Konsep kebijakan publik menurut Sulaiman adalah sebagai suatu proses yang mengandung pola berbagai aktivitas tertentu yang merupakan seperangkat keputusan yang bersangkutan dengan tindakan untuk mencapai tujuan dalam beberapa cara yang khusus, dengan demikian, maka konsep kebijakan publik berhubungan dengan tujuan pola aktivitas pemerintahan mengenai sejumlah masalah serta mengandung tujuan (Sulaiman, 1998:24).

Istilah kebijakan digunakan dalam praktek sehari-hari namun digunakan untuk kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda, kebijakan atau kebijaksanaan publik mempunyai arti yang beraneka ragam. Menurut Amir Santoso sekurang-kurangnya ada dua macam pendapat mengenai kebijakan publik ini. Pertama adalah pedapat dari mereka yang memandang kebijakan publik sama dengan tindakan-tindakan pemerintah dan yang kedua adalah dari para ahli yang memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan kebijakan (Ekowati, 2009:5).

Kebijakan publik merupakan salah satu dimensi administrasi publik yang berkenaan dengan keputusan tentang apa yang harus dikerjakan. Dimensi kebijakan dianalogikan dengan pekerjaan otak yang selalu memutuskan apa yang hendak dikerjakan oleh sistem organ tubuh atau dimensi struktur organisasi melalui suatu energi atau sistem penggerak dan kendali atau dimensi manajemen (Keban, 2008:57).

Kebijakan publik menempati posisi yang vital dalam penyelenggaraan negara, karena kebijakan publik merupakan instrumen yang digunakan pemerintah dalam mengatur kehidupan bernegara. Bahkan Riant Nugroho menempatkan kebijakan publik kedalam salah satu komponen utama dalam sebuah negara. Menurut Nugroho, negara adalah sebuah identitas politik yang bersifat formal yang mempunyai minimal empat komponen utama. Pertama, komponen lembaga-lembaga negara, yaitu lembaga pemerintah (eksekutif), lembaga perundangan (legislatif), dan lembaga peradilan (yudikatif). Kedua, komponen rakyat sebagai warga negara (citizen). Ketiga, wilayah yang diakui kedaulatannya. Keempat, komponen kebijakan publik (Nugroho, 2011:17-18).

(5)

5 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik B. Filosofi Kebijakan Publik

Kebijakan (Policy) umumnya digunakan untuk memilih dan menunjukkan pilihan terpenting untuk mempererat kehidupan, baik dalam kehidupan organisasi kepemerintahan maupun privat. Kebijakan harus bebas dari konotasi atau nuansa yang dicakup dalam kata politis (political), yang sering diyakini mengandung makna keberpihakan akibat adanya kepentingan. Kebijakan sebuah ketetapan berlaku dan dicirikan oleh prilaku yang konsisten serta berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang menaatinya (yang terkena kebijakan). Adapun kebijakan publik (public policy) merupakan rangkaian pilihan yang lebih kurang saling berhubungan (termasuk keputusan-keputusan yang tidak bertindak) yang dibuat oleh badan dan penjaga pemerintah.

Dalam filsafat kebijakan (Policy Philosopies) memperkenalkan konsep pemerintahan dalam masyarakat yang pluralistis, seperti Indonesia dan Amerika Serikat dengan teori Brokerism. Di antara penganut teori ini, yaitu David Easton dan Robert Dahl sangat membantu memahami pluralism. Teori Brokerism beranggapan bahwa masyarakat terdiri atas beberapa kelompok kepentingan (Interest-Group) dan pemerintah “sebagai alat perekat” serta memiliki pegangan yang kuat dari semua unsur kelompok kepentingan itu menjadi suatu kekuatan yang terintegrasi. Secara umumnya kebijakan (policy) digunakan untuk memilih dan atau menunjukkan pilihan terpenting dalam mempererat hubungan sosial kehidupan bermasyarakat, baik dalam kehidupan organisasi kepemerintahan maupun privat. Maka Untuk itu, kebijakan harus bebas dari konotasi atau nuansa yang dicakup dalam kata politis (political) yang sering diyakini mengandung makna keberpihakan terhadap suatu kepentingan.

Adapun public policy merupakan rangkaian pilihan yang saling berhubungan (termasuk keputusan yang tidak ada tindakan) yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah.

Secara etimologis, istilah filsafat dalam bahasa Yunani terdiri atas dua suku kata, yaitu philos dan shopia. Philos diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Shopia dapat diartikan kebijakan atau kearifan, dengan demikian,'filsafat' berarti cinta pada kebijakan. Dengan berfilsafat, manusia berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikat.fungsi, ciri-ciri, kegunaan, masalah-masalahnya, dan pemecahan-pemecahan terhahap masalah itu.

(6)

6 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik Dari penjabaran diatas maka filosofi kebijakan publik dapat di definisikan sebagai bentuk pemahaman yang mendalam terhadap sebuah kebijakan, dari latar belakang mengapa kebijakan itu dibuat, fungsinya, dan tujuan yang diharapkan dari diberlakukannya kebijakan tersebut.

C. Analisa Kebijakan Publik

1. Hakikat Analisis Kebijakan Publik

Analisis kebijakan publik telah berkembang jauh sebelum minat pada studi implementasi muncul, bahkan analisis study evaluasi telah lahir terlebih dahulu.

Jika studi kebijakan publik dianalogikan sebagai induknya, studi implementasi sebagai anak bungsu yang lahir setelah studi evaluasi (meskipun dalam urutan siklus kebijakan tidak akan ada evaluasi jika implementasi tidak dilakukan).

Analisis kebijakan publik (policy analysis) adalah kajian multi disiplin terhadap kebijakan publik yang bertujuan mengintegrasikan dan mengontekstualisasikan model dan riset dari disiplin tersebut yang mengandung orientasi problem dan kebijakan (Parsons, 2001: xii). Menurut Wildavsky (1979), analisis kebijakan publik adalah subbidang terapan yang isinya tidak dapat ditentukan berdasarkan disiplin yang terbatas, tetapi dengan segala sesuatu yang sesuai dengan situasi dari masa dan hakikat persoalannya.

Analisis kebijakan publik menurut Harold Laswell (Parsons, 2001) adalah analisis yang multimethod, multidisciplinary, berfokus pada masalah, berkaitan dengan pemetaan kontekstualitas masalah kebijakan, opsi kebijakan, dan hasil kebijakan. Selain itu, bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan dalam suatu disiplin yang menyeluruh untuk menganalisis pilihan publik dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan pendapat Lasswell tersebut, tampaknya lingkup analisis kebijakan publik lebih berfokus pada persoalan proses pembuatan kebijakannya, yakni dari tahap pendefinisian masalah, agenda setting, formulasi kebijakan sampai legalisasi kebijakan.

2. Kategori Luas Analisis dalam Studi Kebijakan Publik

Parsons (2001) menyatakan ada dua kategori luas analisis dalam studi kebijakan publik yaitu sebagai berikut:

(7)

7 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik a. Analisis proses kebijakan adalah analisis mendefinisikan proses kebijakan, dimulai dari mendefinisikan masalah sampai pada implementasi dan pengevaluasiannya.

b. Analisis dalam bentuk proses kebijakan, yakni kajian yang menggunakan teknik analisis, riset, dan advokasi dalam pendefinisian masalah sampai implementasinya. Dengan kata lain, kategori pertama menganalisis untuk tujuan deskripsi dan eksplanasi proses kebijakan, sedangkan yang kedua analisis untuk tujuan penilaian secara analitis terhadap proses kebijakan (dan jika memungkinkan bersifat preskiptif bagi kasus yang diriset).

Berdasarkan rumusan Parsons tersebut, analisis implementasi dan analisis evaluasi adalah bagian dari analisis kebijakan publik, hanya pada satu tahap proses dan kedalaman analisis yang berbeda tentunya. Walaupun demikian, pada umumnya yang dipahami sebagai analisis kebijakan adalah yang lebih berfokus pada proses pembuatan kebijakan, sebagaimana yang dikatakan oleh Lasswell.

Adapun analisis implementasi dan analisis evaluasi memiliki fokus berbeda sesuai dengan namanya walaupun tetap merupakan analisis yang multidisiplin.

Menurut rumusan Sabatier dan Mazamnian, melakukan studi implementasi berarti berusaha memahami yang terjadi setelah suatu program diberlakukan, yakni peristiwa dan kegiatan dalam usaha untuk mengadministrasikannya dan usaha- usaha untuk memberikan dampak tertentu pada masyarakat. Berdasarkan rumusan itu, lingkup studi implementasi adalah seluruh kegiatan dan peristiwa yang terjadi setelah suatu kebijakan diberlakukan.

Analisis dalam studi implementasi misalnya, tidak mempertanyakan apakah sebuah kebijakan yang gagal dalam pengimplementasiannya adalah sebuah kebijakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan (ini adalah pertanyaan evaluatif). Studi implementasi mempertanyakan ada–tidaknya kesalahan atau kekurangan dalam proses pengimplementasian dan penyebabnya.

Antara analisis studi evaluasi dan analisis studi implementasi sering terjadi overlap karena keduanya dapat berawal dari permasalahan yang sama. Studi implementasi hanya berkaitan dengan cara agen publik mengimplementasikan sebuah kebijakan untuk mencapai perubahan.

(8)

8 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik 3. Tujuan Analisis dalam Studi Kebijakan Publik

Tujuan dan lingkup analisis (riset) evaluasi menurut Carol H. Weiss (1972: 4) adalah “To measure the effects of a program against the goals it set out to accomplish as a means of contributing to subsequent decision making about the program and improving future programming. The effect emphasizes the outcomes of the program, rather than its efficiecy, honesty, morale, or adherence to rule or standars. The comparison of effects with goals stresses the use of explicit criteria for judging how well the program is doing.”

Weis (1972: 61) secara tegas menyatakan bahwa tujuan analisis evaluasi lebih pada pengukuran efek dan dampak sebuah program/ kebijakan pada masyarakat, dibandingkan dengan pengukuran atas efisiensi, kejujuran pelaksanaan, dan lain- lain yang berkaitan dengan standar-standar pelaksanaan.Tujuan kebijakan adalah untuk menghasilkan dampak/perubahan.

Adapun yang membedakan antara analisis studi implementasi dan analisis studi evaluasi sebagaimana pendapat Parsons (1995: 461), bahwa, “… evaluation eximines ‘how public policy and the people who deliver it may be appraised, audited, valued and controlled” while the study of implementation is about “how policy is put into action and practice.”

Secara umum, arti dari analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Menurut Kamus Cambridge, kebijakan publik adalah kebijakan pemerintah yang memengaruhi setiap orang di suatu negara atau negara bagian atau kebijakan secara umum.

Analisis kebijakan publik adalah suatu disiplin ilmu sosial terapan yang memanfaatkan berbagai metode dan teknik untuk menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan. Atau dapat juga disimpulkan bahwa analisa kebijakan publik sebagai sebuah proses memahami, menafsirkan, mengevaluasi sebuah kebijakan yang sudah berjalan dalam suatu negara. Mengetahui dampak-dampak positif dan negatif dari diberlakukannya kebijakan tersebut.

Dengan melakukan analisa mendalam terhadap sebuah kebijakan publik, maka dapat diketahui apakah sebuah kebijakan bermanfaat (berhasil) mencapai tujuan serta menyelesaikan permasalahan yang ada atau malah sebaliknya. Serta kita dapat membuat daftar hal-hal positif dan negatif apa yang ditimbulkan dari sebuah

(9)

9 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik kebijakan atau bisa juga berupa kelebihan serta kekurangan dari sebuah kebijakan publik.

(10)

10 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik II. PEMBAHASAN

A. Kebijakan Merdeka Belajar

Slogan Sekolah Cikal yang dipinjam sebagai program kebijakan baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (ranking) yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing- masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Dengan motto nya, merdeka belajar guru penggerak, tentunya kebijakan merdeka belajar ini tidak hanya butuh penyesuaian dari peserta didik tetapi juga guru selaku tenaga pengajar. Diharapkan orang tua selaku guru di rumah dapat berperan aktif dalam memberikan kontribusi positif demi terwujudnya kegiatan belajar mengajar yang baik.

Untuk selanjutnya dalam penulisan ini, kami akan memfokuskan merdeka belajar untuk kalangan perguruan tinggi (mahasiswa) yang biasa dikenal dengan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, dimana merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.

(11)

11 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik B. Latar Belakang Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka

Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.

Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi.

Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya melakukan magang/ praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti

(12)

12 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.

Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat.

C. Tujuan dan Landasan Hukum

Program persiapan karier yang komprehensif guna mempersiapkan generasi terbaik Indonesia. Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempaatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.

Tujuan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga semester di luar program studi” adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel

(13)

13 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya.

D. Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka

Salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka adalah Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi.Program tersebut merupakan amanah dari berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan tinggi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi.

Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka sesuai Peraturan Mendikbud No. 3 Tahun 2020, memberikan hak kepada mahasiswa untuk 3 semester belajar di luar program studinya. Melalui program ini, terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan passion dan cita-citanya. Kita meyakini, pembelajaran dapat terjadi di manapun, semesta belajar tak berbatas, tidak hanya di ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium, tetapi juga bisa di desa, industri, tempat-tempat kerja, tempat-tempat pengabdian, pusat riset, maupun di masyarakat. Bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat diambil oleh mahasiswa berupa: kegiatan magang di Industri, mahasiswa membangun desa, mengajar di sekolah, pertukaran mahasiswa, penelitian di lembaga riset, pengembangan kewirausahaan, proyek mandiri, dan proyek kemanusiaan.

(Sambutan Ditjendikti Kemendikbudristek Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D).

Landasan hukum pelaksanaan program kebijakan Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi diantaranya, sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi.

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

5. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012, tentang KKNI.

6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019, tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.

7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019, tentang Musyawarah Desa.

(14)

14 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik 8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum Pendampingan Masyarakat Desa

Implementasi pembelajaran mahasiswa untuk 3 semester belajar di luar program studi yaitu 1 semester (20 sks) diluar prodi dan 2 semester (40 sks) di luar kampus. Dimana kegiatan tersebut yaitu:

1. Pertukaran Mahasiswa

Mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi luar negeri maupun dalam negeri, berdasarkan perjanjian kerjasama yang sudah diadakan Pemerintah.

2. Magang / Praktik kerja

Mahasiswa melakukan kegiatan magang di sebuah perusahaan yayasan nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah, maupun perusahaan rintisan (start up).

3. Mengajar di Sekolah

Kegiatan mengajar di sekolah dasar, menengah, maupun atas selama beberapa bulan. Sekolah dapat berada di lokasi kota maupun tepencil.

4. Penelitian

Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora, yang

(15)

15 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti di laboratorium pusat riset.

5. Proyek Kemanusiaan

Mahasiswa dapat menyumbangkan gagasan solusi untuk isu – isu sosial.Kegiatan sosial yang dilakukan untuk sebuah yayasan atau organisasi kemanusiaan yang disetujui Perguruan Tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

6. Kewirausahaan Mahasiswa

Mengembangkan kegiatan kewirausahaan secara mandiri – dibuktikan dengan penjelasan/ proposal kegiatan kewirausahaan dan bukti transaksi konsumen atau slip gaji pegawai yang dapat dikembangkan usahanya dibawah bimbingan tenaga professional.

7. Studi/Proyek Mandiri (independent)

Mahasiswa dapat mengembangkan sebuah proyek berdasarkan topic sosial khusus dan dapat dikerjakan bersama-sama dengan mahasiswa lain. Masiswa dapat menguasai aplikatif listas jurusan dari para ahli di bidangnya.

8. Membangun desa

Proyek sosial untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lainnya.

9. Bela negara / Komp Cadangan.

(16)

16 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik E. Tantangan Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka

1. Kewenangan kepada perguruan tinggi untuk membuka program studi baru melalui kerjasama dengan dunia industri dan organisasi nirlaba kelas dunia tidaklah mudah.

2. Kebijakan akreditasi itu tidak dapat dirasakan dalam waktu singkat. Hal ini lantaran masih sedikit perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan atau merasa punya kepercayaan diri dengan persyaratan penuh untuk memperoleh akreditasi internasional.

3. Kebijakan pemberian hak kepada mahasiswa untuk mengambil studi di luar bidangnya. Kebijakan itu bisa membuka peluang mahasiswa mendadapatkan pengalaman di luar bidang keilmuan yang ditekuninya. Dengan pengalaman yang diperluas itu, mahasiswa dimungkinkan akan memasuki dunia kerja yang tak hanya berada di dalam bidang studi yang dipelajarinya.

4. Diperlukan kebijakan dalam implementasi, sistem penyelenggaraan serta sistem penilaian akademik yang jelas dan terarah.

F. Kelebihan Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka

Terdapat beberapa kelebihan dari kebijakan merdeka belajar khususnya “Kampus Merdeka” diantaranya:

1. Menjadikan dunia perkuliahan lebih fleksibel.

(17)

17 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik Untuk menciptakan pendidikan yang lebih fleksibel dan lebih baik, Mendikbudristek Nadhiem Makarim mengungkapkan bahwa tujuan utama dari program merdeka belajar adalah melepas belenggu kampus agar lebih mudah bergerak. Sehingga para mahasiswa bisa belajar lebih dalam mengetahui perannya sebagai mahasiswa dengan baik.

2. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendalami studi yang diambil.

Dalam proses penerapan merdeka belajar, mahasiswa diajarkan untuk lebih mendalami mata kuliah pada studi yang diambil. Seperti halnya melakukan penelitian dan research secara mendalam pada mata pelajaran yang diampu.Hal ini tentunya berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam penelitian dan pengembangan.

Apabila mahasiswa mampu mendalami studi yang diambil, pasti akan membawa hawa segar bagi perguruan tinggi dan tentunya bagi mahasiswa itu sendiri. Selain ilmu yang sudah didapat, pengalaman pun juga akan membuat mereka lebih maju dan memiliki pemikiran yang luas.

3. Membuka peluang mahasiswa mendadapatkan pengalaman di luar bidang keilmuan yang ditekuninya. Dengan pengalaman yang diperluas itu, mahasiswa dimungkinkan akan memasuki dunia kerja yang tak hanya berada di dalam bidang studi yang dipelajarinya.

4. Memberikan wadah kepada mahasiswa untuk terjun ke masyarakat.

Kesempatan emas pada program ini bisa didapatkan melalui program pengabdian kepada masyarakat.Kesempatan ini dinilai mampu mewadahi mahasiswa untuk lebih berkompeten dan terjun langsung ke lingkungan masyarakat.

Tak hanya itu, mahasiswa nantinya akan memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat sekitar. Sehingga mahasiswa yang terjun langsung di masyarakat ini akan mampu dan siap menerapkan diri di lingkungan masyarakat.

5. Mempersiapkan mahasiswa yang siap terjun ke dunia kerja.

Program merdeka belajar memang sangat cocok dan pantas untuk mempersiapkan para mahasiswa ke dunia kerja. Mahasiswa diharapkan akan menyesuaikan diri mereka di lingkungan luar kampus, seperti halnya di dunia kerja. Kegiatan tersebut bisa dilakukan melalui program PKL atau magang secara berkala.

(18)

18 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik G. Kekurangan Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka

Selain kelebihan-kelebihan yang dimiliki, Merdeka Belajar – Kampus Merdeka juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:

1. Dinilai belum matang dalam persiapan.

Bukan menjadi suatu rahasia lagi, bila program pendidikan selalu berubah – ubahsesuai dengan menteri yang sedang menjabat. Maka dari itu, program merdeka belajar ini dikhawatirkan akan berganti lagi bila menteri yang menjabat akan berganti.

Selain itu, program merdeka belajar ini juga masih seumur jagung.Usai dicetuskan oleh Mendikbudristek, merdeka belajar masih perlu dilakukan pembaruan dan research yang lebih dalam menerapkannya.

2. Kekhawatiran dapat mendangkalkan kompetensi mahasiswa. Hal ini bisa terjadi jika bidang yang diambil mahasiswa tidak terlalu terkait dengan bidang keilmuannya.

3. Pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan baik.

Diulas dalam ideapers.com, prosedur pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam merdeka belajar belum mengulas tentang upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dinilai cukup problematik.

Sementara dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2012, pendidikan di Indonesia sendiri sedang berupaya meningkatkan sistem pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar bagi para peserta didik agar lebih aktif dalam meningkatkan kemampuannya di segala bidang. Mulai dari kepribadian, softskill, ketrampilan, hingga bela Negara. Sehingga bisa dikatakan bahwa program merdeka belajar belum mengarah kepada sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik.

4. Persiapan SDM yang belum terstruktur.

Program baru dalam dunia pendidikan tentunya membutuhkan sistem yang terstruktur dan sistematis. Namun, program merdeka belajar ini dinilai masih sangat baru dan belum cukup kuat untuk menyiapkan SDM sebagai pelaksana dalam program ini.

Seperti yang kita tahu, mencanangkan suatu program baru, pasti memerlukan sosialisasi dan persiapan yang cukup matang untuk para eksekutor di program merdeka belajar ini.Maka, bisa dipastikan bahwa program merdeka belajar masih

(19)

19 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik perlu menyiapkan para tenaga ahli dan sosialisasi yang matang agar bisa berjalan dengan baik.

(20)

20 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik

III. KESIMPULAN

Dengan mengetahui konsep dari sebuah kebijakan publik, berarti kita juga belajar mengenai unsur-unsur terciptanya sebuah kebijakan. Kondisi dan situasi apa yang mendorong sebuah kebijakan terbentuk. Pembuat kebijakan, sasaran kebijakan, dan tujuan serta masalah-masalah yang diharapkan bisa diatasi dengan adanya kebijakan publik ini.

Lalu setelah kita tahu konsep terbentuknya sebuah kebijakan. Kita harus mengetahui juga filosofi apa yang medasari diambilnya sebuah kebijakan. Mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikat.fungsi, ciri-ciri, kegunaan, masalah-masalahnya, dan pemecahan-pemecahan terhahap masalah tersebut.

Yang tidak kalah penting adalah analisa kebijakan publik yaitu berupa analisa sebuah proses memahami, menafsirkan, mengevaluasi sebuah kebijakan yang sudah berjalan dalam suatu negara. Dengan melakukan analisa mendalam terhadap sebuah kebijakan publik, maka dapat diketahui apakah sebuah kebijakan bermanfaat (berhasil) mencapai tujuan serta menyelesaikan permasalahan yang ada atau malah sebaliknya.

Untuk Studi kasus dalam pembahasan, kami mengangkat kebijakan Merdeka Belajar yang tidak hanya butuh penyesuaian dari mahasiswa tetapi juga segenap stakeholders terkait.

Diharapkan segala pihak dapat berperan aktif dalam memberikan kontribusi positif demi terwujudnya kegiatan belajar mengajar dan praktik yang baik dan nyata. Nantinya, akan terbentuk para mahasiswa yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

(21)

21 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik IV. SARAN

Diharapkan kita semua bisa memahami konsep, filosofi dan melakukan analisa terhadap sebuah kebijakan publik. Sehingga tidak tercipta sebuah kebijakan yang terkesan memaksa, terburu-buru, dan tidak mendasar (terkesan asal-asalan).

Untuk studi kasus Merdeka Belajar – Kampus Merdekamerupakan terobosan yang berpeluang memberi kebebasan untuk perguruan tinggi. Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka memang tidak mudah dilakukan, tetapi pemerintah harus memiliki kebijakan, sistem penyelenggaraan serta sistem penilaian akademik yang jelas dan terarah.Sehingga dampak dari kemajuan kebijakan itu dapat dirasakan oleh semua pihak.

Dengan menmahami analisis tentang kebijakan – kebijakan dan implementasi dalam Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka baik dari kelebihan dan kekurangan dari program tersebut, diharapkan para pelaku pendidikan, pemerintah, serta semua stakeholders terkait bisa menyempurnakan program ini agar bisa dijalankan dengan baik di kemudian hari guna menyiapkan SDM dengan kompetensi yang unggul dan dapat bersaing di dunia internasional.

(22)

22 |Konsep, Filosofi, dan Analisa Kebijakan Publik V. SUMBER

Anggara, Sahya. 2014. “Kebijakan Publik” Pengantar Endang Soetari. Bandung: Pustaka Setia.

http://digilib.uinsgd.ac.id/11004/1/8.%20Buku%20Kebijakan%20Publik.pdf https://repository.uin-suska.ac.id/12620/7/7.%20BAB%20II_2018115ADN.pdf https://steemit.com/indonesia/@nazaruddin/filosofi-kebijakan-policy-philosophy- 2017106t92739517z

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/210000269/kebijakan-publik--pengertian- tujuan-dan-ciri-ciri

https://id.wikipedia.org/wiki/Merdeka_Belajar

https://sevima.com/kelebihan-dan-kekurangan-merdeka-belajar-kampus-merdeka/

https://www.ibik.ac.id/implementasi-merdeka-belajar-kampus-merdeka-mbkm-ibi-kesatuan/

https://spada.kemdikbud.go.id/berita/apa-itu-spada-indonesia https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/web/

https://nasional.tempo.co/read/1299771/pengamat-ungkap-4-tantangan-kampus-merdeka- nadiem-makarim/full&view=ok

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan magang atau praktik kerja yang dilakukan oleh mahasiswa dengan output yang dihasilkan berupa skripsi karya (melakukan aktivitas magang dan laporan magang)1. Alur

Mata kuliah ini didesain dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep dan teori dasar marketing serta aplikasinya di organisasi sektor public

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mulai Tahun 2020 mengeluarkan kebijakan baru terkait Pendidikan Tinggi yaitu Kebijakan Merdeka Belajar, Kampus

Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS, yang merupakan implemtasi hasil-hasil

Dalam rangka mendukung terlaksananya kebijakan “Merdeka Belajar-Kampus Merdeka” serta untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti adalah Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Kebijakan ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun

Pertukaran Mahasiswa Merdeka: Beasiswa untuk mahasiswa yang melakukan pertukaran ke perguruan tinggi lain di dalam negeri. Pertukaran Mahasiswa selama 1 semester yang

PAKEM merupakan wahana sosialisasi kebijakan merdeka belajar, kampus merdeka dan penanaman 5 (lima) gerakan nasional revolusi mental yaitu indonesia melayani,