• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Fisika

Sebuah rangkaian aktivitas mengajar guna mendapatkan tujuan dari pembelajaran tersebut disebut pembelajaran. Menurut UU No.20 Tahun 2003 terkait Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa pembelajaran merupakan suatu prosesinteraksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sehingga dapat dikatakan pembelajaran diartikan dengan sebuah angkaian aktivitas hubungan yang dilakukan peserta didik dengan gurunya serta juga sumber belajarnya dalam suatu area belajar. Pembelajaran ialah suatu proses dimana memiliki dua aspek kombinasi, diantaranya pembelajaran yang diarahkan kepada suatu hal yang perlu dilaksanakan oleh peserta didiknya serta memiliki orientasi pada pengajaran terhadap suatu hal yang perlu dilaksanakan oleh pendidik. Kegiatan inti pada semua rangkaian prosesnya dalam pendidikan dimana pendidik memegang sebagai peran yang utama disebut belajar (Usman, 2012).

Pembelajaran ialah rangkaian proses tindakan dimana pendidik bersama peserta didik berdasarkan hubungan timbal balik pada suatu situasi pendidikan guna mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran yang bisa memudahkan peserta didiknya dalam mempelajari suatu hal yang bermanfaat disebut dengan pembelajaran interaktif.

Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu dalam rumpun sains yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir deduktif, analitis, serta induktif untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena alam baik kuantitatif ataupun kualitatif, dan dapat menumbuhkan intelektual, keahlian, serta metode pembelajaran, dan fasilitas yang tersedia, serta penilaian model serta perilaku percaya diri (Depdiknas, 2003:6). Depdiknas (2003)

(2)

mengungkapkan bahwa bahan kajian sains terdiri dari dua standar kompetensi yaitu kerja ilmiah dan uraian konsep serta penerapannya.

Bersumber dari beberapa penjelasan di atas, pembelajaran fisika didefinisikan dengan suatu proses yang mencakup dua aspek antara lain pembelajaran yang diarahkan kepada suatu hal yang perlu dilaksanakan oleh peserta didik serta orientasinya pada pengajaran terhadap sesuatu yang yang perlu dilaksanakan oleh pendidik untuk mencapai tujuan dari pembelajaran fisika tersebut yang mencakup kerja ilmiah dan uraian konsep serta penerapannya.

2. Sumber Belajar

Semua hal yang bisa digunakan oleh peserta didik dalam belajar terkait dengan materi maupun pengalaman belajar yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin diwujudkan dalam pembelajaran dinamakan dengan sumber belajar (Sanjaya, 2010). Sedangkan menurut Abdul Majid (2008) pesan yang menyuguhkan maupun disimpan pada bermacam-macam bentuk media, yang bisa mempermudah peserta didik ketika mempelajari suatu hal dengan perwujudan terhadap kurikulumnya adalah sumber belajar. Adapun sumber belajarnya tidak terbatas, bisa berbentuk video, buku cetak, software, ataupun gabungan dari berbagai bentuknya yang bisa dipergunakan oleh peserta didik serta pendidik. Definisi lain yakni semua tempat ataupun lingkungan, benda yang terdapat satu pesan, serta orang sehingga dapat dijadikan saran untuk peserta didik dalam melaksanakan suatu rangkaian perubahan tingkah laku.

Pada hakikatnya, sumber belajar didefinisikan dengan semua hal yang bisa menimbulkan proses belajar baik data, fakta, benda, ide, orang dan lainnya. Contohnya yaitu modul, buku paket, maupun LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), realita, bank, model, kebun binatang, pasar serta museum (Prastowo, 2015). Menurut Syukur (2008), suatu sistem meliputi kumpulan situasi serta bahan yang disusun dengan sengaja serta dibuat supaya peserta didik bisa belajar dengan mandiri.

AECT (Association for Education and Communication Technology), menjelaskan yakni:

(3)

“Sumber belajar adalah semua sumber yang meliputi data, orang dan barang yang digunakan oleh peserta didik baik secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan kemudahan belajar. Sumber-sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan pesan informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai, dan data.”

Menurut AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar yaitu pesan (message), orang (people), bahan (matterials), alat (device), teknik, dan latar (setting). Dimana bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (Over Head Transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).

Mengacu pada berbagai pengertian tersebut, maka bisa dipahami bahwa sumber belajar merupakan suatu hal yang bisa dipergunakan oleh peserta didiknya yang dapat memungkinkan mereka untuk belajar secara individual dimana salah satu sumber belajar yaitu modul.

3. Modul Elektronik

Pada proses belajar mengajar, dibutuhkan suatu sumber belajar yang memadai agar mampu mencapai tujuan pendidikan nasionalnya. Adapun salah satu sumber belajar yang belum banyak dilakukan pengembangan yaitu modul.

Dalam buku yang ditulis oleh Daryanto (2013:9-11) modul diartikan dengan suatu bentuk dari sumber belajar yang disusun dengan sistematis serta utuh dimana mencakup pengalaman belajar secara terencana serta dibuat desain yang memudahkan peserta didiknya dalam mewujudkan tujuan pembelajarans secara spesifik. Adapun penyusunan modul memiliki karakteristik tertentu untuk menjadi modul yang mampu mengoptimalkan minat belajar peserta didiknya. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) menyatakan berkaitan dengan suatu modul dinyatakan baik jika modul memiliki lima cirinya antara lain:

a. Self Intructional

(4)

Peserta didik dimungkinkan untuk bisa belajar dengan mandiri serta tidak bergantung dengan individu yang lain. Modul perlu mencakup tujuan pembelajarannya secara jelas serta menjabarkan pencapaian Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar, modul mencakup materi yang dibuat berdasarkan unit-unit aktivitas secara spesifik agar mudah dimengerti, modul menyediakan ilustrasi maupun contoh supaya bida memperjelas materi yang dibelajarkan, dalam modul terdapat beberapa soal latihan, tugas serta sejenisnya guna mengukur seberapa pemahaman peserta didik terhadap konsepnya, modul bersifat kontekstual yang menyajikan materi terhadap lingkungan serta konteks peserta didik, bahasa dalam modul komunikatif serta sederhana, modul memiliki rangkuman dan terdapat instrument penilaian, modul memiliki umpan balik terhadap suatu penilaian peserta didik, serta dalam modul adanya referensi maupun pesan yang mendorong aktivitas pembelajarannya.

b. Self Contained

Modul dapat bersifat self contained apabila keseluruhan materi yang diperlukan pada pembelajaran termuat dalam modulnya. Tujuannya yakni meluangkan kesempatan untuk peserta didiknya supaya bisa memahami suatu materi dengan tuntas sebab dirancang pada satu kesatuan secara utuh.

c. Stand Alone

Modul tidak tergantung pada bahan ajar atau media lainnya, ataupun tidak wajib dipergunakan dengan simultan terhadap media yang lainnya baik untuk belajar maupun mengerjakan penugasan yang terdapat dalam modul.

d. Adaptive

Perlunya penyesuaian isi modul terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bersifat fleksibel jika dipakai dalam perangkat keras yang berbeda (hardware).

(5)

e. User Friendly

Setiap instruksi dalam modulnya bersifat membantu dan bisa dipahami oleh pembacanya, sehingga pengguna modul lebih mudah memberikan respon maupun akses yang disesuaikan terhadapn keinginanya. Adapun bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahai serta sederhana.

Dalam pengembangannya, sebuah modul juga perlu mengedapkan berbagai prinsipnya pada pembuatan modul. Prinsip tersebut berdasarkan Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:9-12) didasarkan pada stimulus, memori, proses berpikir, serta motivasi, selain itu juga dalam proses belajar dapat diterapkan langsung serta menjadi lebih aktif.

Modul elektronik merupakan suatu bentuk cara menyajikan belajar mandiri yang mana dirancang dengan sistematis pada unit pembelajaran paling kecil guna merealisasikan suatu tujuan pembelajaran serta disediakan pada format elektronik dimana ada berbagai audio, animasi, video yang menjadikan penggunanya akan interaktif terhadap programnya (Sugiarto, dkk., 2013).

Winarko (2013:59) menjelaskan terkait modul elektronik yakni suatu peralatan ataupun sarana dalam kegiatan belajar mengajar dimana mencakup metode, materi serta berbagai batasan maupun cara untuk melakukan pengevaluasian yang disusun dengan menarik serta sistematik dalam mewujudkan kompetensi yang diinginkan.

Modul elektronik diartikan juga dengan suatu tampilan pesan dengan berbentuk buku dengan penyajiannya secara elektronik memakai perangkat seperti hard disk, CD, disket ataupun flash disk yang bisa dibaca dengan memakai komputer atau piranti yang lain (Mulyasa, 2005:43). Menurut Suarsana (2013:266) definisi e-modul atau modul elektronik yakni modul dengan basis TIK, mempunyai kelebihan e-modul yang bersifat interaktif dengan demikian bisa mempermudah pada navigasinya, menyajikan gambar, video, audio, serta animasi dan juga disertai dengan tes ataupun kuis formatif yang bisa memberikan feeback otomatis secara langsung.

(6)

Berdasarkan berbagai pemaparan ahli di maka diberikan simpulan yakni modul elektronik mempunyai berbagai kelebihan diantaranya:

a. Penyajian modul elektronik bisa disajikan melalui berbagai fitur yang tidak ada di modul cetaknya, seperti audio, video, maupun animasi.

b. Pengguna dapat lebih interaktif menggunakan suatu program.

c. Disertai adanya kuis yang dimungkinkan terdapat feedback secara otomatis dengan langsung.

Struktur penulisan modul elektronik pada dasarnya menyesuaikan dengan format, fitur, serta komponen yang ada dalam modul cetak. Namun ada berbagai penjelasan. Menurut Rijal (2014), perbedaan modul elektronik dengan modul cetak bisa dicermati dalam tabel berikut:

Tabel 2. 1 Perbedaan Modul Elektronik dan Modul Cetak

Modul Elektronik Modul Cetak

Format elektronik (seperti file .doc; .exe; dan .swf)

Format dalam bentuk cetak (kertas)

Penyajiannya memakai perangkat elektronik serta perangkat lunak tertentu (Laptop, komputer, internet, ponsel)

Penyajiannya hanya sebatas kumpulan kertas yang dicetak

Mudah dibawa Membutuhkan ruang untuk membawanya

karena berbentuk fisik

Biaya dalam pembuatannya lebih murah Biaya dalam pembuatannya umumnya mahal

Tidak terbatas oleh waktu dan tahan lama. Terbatas oleh waktu karena daya tahan kertas tidak lama.

Penyajiannya difasilitasi dengan video dan juga audio.

Penyajiannya tidak difasilitasi dengan video dan juga audio.

Memanfaatkan sumber tenaga listrik untuk penggunaannya.

Tidak memanfaatkan sumber tenaga khusus untuk penggunaannya.

(Sumber: Rijal, 2014)

(7)

Menurut Sugianto (2013) modul elektronik adalah sebuah bahan belajar mandiri yang penyajiannya disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang disajikan dalam format elektronik serta dilengkapi dengan animasi, audio, navigasi sehingga penggunanya lebih interaktif dengan program. Modul elektronik pada dasarnya dalam struktur penulisannya mengadaptasi format, karakteristik, dan bagian-bagian yang terdapat pada modul cetak pada umumnya. Akan tetapi akan terdapat beberapa perbedaan.

Mengacu pada berbagai penjelasan, maka diketahui terkait dengan modul elektronik ialah suatu perangkat pembelajaran yang dirancang dengan terstruktur ke dalam beberapa komponen pembelajaran dan menggunakan alat elektronik yang terdapat gambar, video, audio, dan animasi.

4. Flip PDF Professional

Guna menunjang pembelajaran fisika dengan memanfaatkan teknologi, maka dibuat modul elektronik yang berbasis Flip PDF Professional. Teknologi yang digunakan oleh guru maupun peserta didik dapat berupa handphone, laptop, maupun PC. Teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai penunjang sarana pembelajaran dengan memanfaatkan modul elektronik. Namun, tidak semua guru maupun peserta didik memanfaatkan teknologi yang ada dengan alasan sukar dioperasikan. Oleh karena itu, dibutuhkan software yang mudah dioperasikan serta mudah digunakan seperti “Flip PDF Professional”.

Flip PDF Professional diartikan dengan suatu aplikasi yang dikembangkan oleh Wonder Idea Technology Limited. Menurut Flip Builder (2007) mereka memiliki beberapa produk antara lain Flip PDF for Windows, Flip PDF Professional for Windows, Flip PDF Corporation for Windows, Flip PDF for Mac, Flip PDF Pro for Mac, Flip PDF Corp for Mac, serta Flip Shopping Catalog for Windows. Penulis memilih untuk menggunakan produk Flip PDF Professional karena menyesuaikan dengan kebutuhan yang digunakan dalam penelitian ini serta lebih mudah di akses melalui windows maupun handphone.

(8)

Salah satu pengembangan media interaktif yaitu Flip PDF Professional (Flip Builder). Menurut Hidayatullah & Rakhmawati (2016) Flip Builder merupakan perangkat lunak (software) untuk membuat e-book yang berbentuk flipbook. Flip Builder mempunyai kelebihan diantaranya, dapat melakukan penginputan video di dalam pdf dengan demikian tidak perlu membuka di tempat lainnya ataupun di tempat terpisah, namun langsung terinput dalam pdf file (Hardiansyah, 2016). Berdasarkan website resmi dari flip builder, Flip PDF Professional adalah pembuat buku flip yang menyediakan berbagai fitur dengan fungsi edit halaman. Software Flip PDF Professional, menyediakan fitur dimana pengguna dapat membuat buku elektronik yang bisa dibolak-balik seperti pada buku cetak yang ditampilkan pada iPad, iPhone, perangkat android, maupun pada dekstop. Flip PDF Professional menyediakan ratusan template pra-desain yang menakjubkan serta menyesuaikan brosur atau katalog digital pengguna dengan efek yang interaktif dengan menambahkan multimedia sehingga semua individu bisa membuat buku flip elektronik yang mengesankan secara mudahnya.

Flip PDF Professional memiliki beberapa kelebihan antara lain penerbitan interaktif yang bisa ditambah video, gambar, tautan, dan lainnya;

smooth mobile experience atau dapat diartikan sebagai melibatkan pengguna yang suka membawa handphone nyaman hanya dengan menggesek, menyentuh, dan mengetuk serta bisa dipergunakan kapanpun serta dimanapun;

Branding atau bisa mempromosikan bisnis pengguna dengan menambah logo;

dapat dipublish secara online atau untuk Mac, handphone, CD, maupun e-mail;

menyediakan banyak template, tema, latar belakang, dan plugin; terintegrasi dengan google analitik dan sosial media; serta dukungan multibahasa yang memudahkan pengguna berbagai negara.

(FlipBuilder: 2007) Beberapa fasilitas yang dimiliki yaitu:

a. Impor mudah dengan berbagai opsi/pilihan

(9)

Beberapa pilihannya antara lain konversi PDF ke HTML5 atau modul elektronik yang bisa dibolak-balik, dapat melakukan convert beberapa file pdf menjadi satu atau beberapa modul elektronik, menyediakan versi command line, menawarkan project panel untuk memudahkan membuka atau menyimpan proyek, memasukkan bookmark dari pdf asli dan mengedit secara manual, memasukkan hyperlink dari pdf asli termasuk alamat website dan alamat e-mail.

b. Format output yang fleksibel

Flip PDF Professional menyediakan beberapa output format antara lain, HTML sehingga dapat diunggah pada website untuk dilihat secara online, format EXE memungkinkan kita untuk melihat modul elektronik secara offline pada komputer atau laptop, format ZIP memungkinkan kita untuk meng-output semua file modul elektronik, App untuk aplikasi pada Mac, FBR, Mobile Version yang memungkinkan kita untuk melihat atau membaca modul elektronik melalui handphone, Burn to CD, dan masih banyak lagi.

c. Berbagai pilihan template yang siap pakai d. Menyediakan beberapa control tools

(FlipBuilder: 2007) Selain Flip PDF Professional, perangkat lunak pembuat e-book dalam bentuk flipbook yaitu Kvisoft Flipbook maker. Berikut beberapa perbedaan Kvisoft Flipbook maker dan Flip PDF Professional.

Tabel 2. 2 Perbedaan produk Kvisoft Flipbook Maker dengan Flip PDF Professional

Kvisoft Flipbook Maker Flip PDF Professional

Jenis media Spesifikasi produk Jenis media Spesifikasi produk

e-book Format output meliputi HTML, EXE, SWF,

e-book Format output yang tersedia yakni HTML5,

(10)

APP, mobile (HTM5), serta Screen saver.

EXE, zip, Mac app, FBR, serta burn to CD.

Dapat ditambah foto, video, audio, teks, animasi maupun flash.

Dapat ditambah foto, video, audio, teks, animasi maupun flash.

e-book bisa dibolak- balik seperti buku 3D

e-book bisa dibolak- balik seperti buku 3D Format e-book dalam

bentuk EXE, sehingga hanya bisa dibuka melalui laptop.

Mudah dalam

pengoperasiannya baik dengan laptop maupun handphone.

Sehingga, mengacu pada paparan spesifikasi dari kedua software tersebut bisa dilihat yakni software Flip PDF Professional jauh lebih unggul daripada software Kvisoft Flipbook Maker karena lebih mudah dioperasikan baik untuk guru maupun peserta didik.

5. Modul Berbasis CASE Pada Materi Inti Atom

Modul yang dikembangkan dapat dianggap baik apabila di dalamnya memunculkan aspek kreatif, aktif, sistematik, dan efektif. “Pengembangan modul elektronik berbasis CASE (Creative, Active, Systematic, and Effective) adalah pengembangan sumber belajar yang dapat mengarahkan peserta didik untuk belajar secara kreatif, aktif, sistematik, dan efektif sehingga dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi secara maksimal” (Abidin Z., 2017: 198-199). Menurut Abidin (2017:200-201) bahan ajar dengan basis CASE yakni “bahan ajar yang menitikberatkan pada aspek kreatif, aktif, sistematik, dan efektif.”

Creative diartikan dengan serangkaian isi dalam bahan ajarnya yang bisa memberikan arahan pada peserta didik supaya bisa mengkreasikan sendiri idenya dalam memecahkan masalah dimana disajikan dalam modul contohnya yaitu ketika penulis memberikan kegiatan diskusi pada modul yang

(11)

mengarahkan peserta didik untuk berpikir secara kreatif. Active diartikan dengan isi dalam bahan ajarnya yang mendorong peserta didik supaya berperan aktif dalam mengembangkan idenya untuk memecahkan masalah pada diskusi.

Misalnya, pada penyelesaian permasalahan dalam diskusi pada modul diarahkan supaya peserta didik berperan aktif ketika mengembangkan ide yang mereka punya.

Systematic diartikan pada masing-masing langkah yang terdapat pada bahan ajar disajikan dengan logis serta analitis, dengan demikian dapat mengkonstruksi suatu bahan ajar yang runtut. Contohnya yakni modul elektronik memaparkan fenomena pada materi inti atom yang dijelaskan secara runtut supaya peserta didik mampu menjelaskan sebab-akibat terjadinya fenomena tersebut. Effective diartikan penjabaran bahan ajar yang itampilkan dengan berbentuk kalimat efektif ataupun kata-kata yang dengan mudah dimengerti oleh individu yang lainnya secara tepat, dengan demikian peserta didik bisa mengerti serta mudah dalam menyelesaikan masalah pada modul.

(Abidin , 2017)

Mengacu pada berbagai penjelasan di atas, maka modul berbasis CASE yaitu modul yang mengedapnakan peserta didik untuk berpikir kreatif dan berperan aktif dengan adanya ruang diskusi, penyusunan modul yang runtut atau sistematik sehingga peserta didik mampu menjelaskan sebab-akibat terjadinya fenomena serta penggunaan kalimat efektif atau kalimat yang mudah dipahami dan tidak mengandung makna ganda.

Pada Kurikulum 2013, materi inti atom disampaikann di kelas XII pada semester ganjil. Kompetensi Dasar (KD) yang dicapai pada materi inti atom yaitu “menganalisis karakteristik inti atom, radioaktivitas, pemanfaatan, dampak, dan proteksinya dalam kehidupan sehari-hari dan menyajikan laporan tentang sumber radioaktif, radioaktivitas, pemanfaatan, dampak, dan proteksinya bagi kehidupan”. Sub materi tersebut dibagi menjadi 3, yaitu nukleon, energi ikat inti, defek massa, isotop stabil, serta kestabilan inti. Sub materi kedua yaitu, isotop tidak stabil, radioaktivitas, peluruhan radioaktif,

(12)

jenis-jenis partikel radiasi, aktivitas radiasi, serta dampak dan manfaat radioaktivitas. Sub materi terakhir, yaitu reaksi fisi, reaksi fusi, serta energi reaksi inti.

Pembagian sub materi ini disesuaikan terhadap buku pegangan peserta didik yang biasanya dipergunakan di kelas. Berdasarkan buku Giancoli (2016:857) ada beberapa subbab yang dipaparkan dalam bab inti atom dan radiokativitas yaitu, struktur inti atom, energi ikat inti, radioaktivitas, peluruhan, waktu paro, dll. Dalam Giancoli (2016:857) juga dijelaskan bahwa peluruhan radioaktif dapat digunakan dalam berbagai bidang untuk menentukan usia benda-benda tua, baik dari tulang, pohon, hingga batuan dan zat mineral lainnya, sehingga mendapatkan informasi tentang sejarah bumi.

Rangkuman materi yang lebih lengkap terdapat pada lampiran 3.

(Giancoli, Douglas C., 2016: 861- 86)

B. Kerangka Berpikir

Merujuk pada kajian teori yang sudah ijelaskan, maka dirancang kerangka berfikir untuk mendaatkan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahannya. Dalam pembelajaran fisika memerlukan kemampuan memahami konsep sehingga memerlukan contoh yang nyata supaya peserta didik dapat memahami konsep fisika dengan benar. Pada kenyataannya, banyak guru mengajar dengan berceramah dan tidak memanfaatkan media pembelajaran untuk membantu pembelajaran fisika supaya lebih menarik dengan demikian peserta didik tidak merasa cepat bosan serta pelajaran fisika tidak lagi dianggap sukar karena mereka hanya mendengarkan. Masih banyak guru yang hanya menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan buku paket yang dipergunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran sehari-hari.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan begitu cepat berdampak besar pada dunia pendidikan. Dampak dari berkembangnya teknologi ini menjadikan tantangan tersendiri, untuk itu perlu dibekalinya upaya untuk

(13)

meningkatkan kompetensi dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 13 mengharuskan guru dan peserta didik berperan aktif pada proses belajar melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak hanya mengetahui akan tetapi bisa melakukan perancangan media pembelajaran yang bisa diterapkan pada proses kegiatan belajar mengajar.

Media sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran supaya pembelajaran yang dilaksanakan bisa berjalan dengan efisien serta efektif. Salah satu alternatif media pembelajaran yang interaktif serta menarik yaitu dengan menggunakan modul elektronik. Modul pembelajaran elektronik yang mengarahkan peserta didiknya agar belajar secara mandiri serta menyenangkan dapat dibuat melalui software Flip PDF Professional. Software Flip PDF Professional memiliki banyak keunggulan untuk membuat modul yang dapat menampilkan animasi, gambar, video, dan audio-visual. Software ini menggunakan efek 3D sehingga dapat mengoptimalkan minat peserta didik upaya mempelajari fisika, selain itu Flip PDF Professional juga menyediakan berbagai format seperti Exe, Html, Zip, dan masih banyak lagi sehingga dapat memilih sesuai kebutuhan.

Penggunaan modul elektronik berbasis Flip PDF Professional bisa dipergunakan pada pembelajaran fisika yang sukar untuk diobservasi dengan langsung, seperti pada Inti Atom.

Modul berbasis CASE akan sangat mendukung penggunaan Flip PDF Professional pada materi Inti Atom. Model CASE dapat membantu peserta didik untuk dapat berpikir secara kreatif dengan disajikan permasalahan sehingga mereka dapat memecahkan masalah yang sudah disediakan pada modul. Peserta didik dapat berperan aktif karena disediakan ruang diskusi untuk peserta didik, modul ini juga disusun secara sistematik atau runtut sehingga mereka dapat menjelaskan sebab- akibat terjadinya fenomena di awal masing-masing pembelajaran pada akhir pembelajaran. Modul juga disusun menggunakan kalimat yang efektif, hal ini akan sangat membantu proses pembelajaran peserta didik karena tidak mengandung makna ganda dan mudah dipahami.

(14)

1. Materi 2. Media 3. Bahasa

Dikembangkan modul pembelajaran berbasis Flip PDF Professional Pembelajaran Fisika

Membutuhkan Modul Pembelajaran Realita

Materi Inti Atom yang bersifat abstrak

dijelaskan melalui buku

Penggunaan modul pembelajaran masih kurang

Penggunaan modul menggunakan

model CASE belum banyak dikembangkan

Inovasi teknologi belum optimal diimplementasikan dalam pembelajaran

Solusi

Alasan

Flip PDF Professional dapat memuat gambar, animasi, video, maupun audio-visual

Flip PDF Professional menyajikan berbagai bentuk format supaya dapat

disesuaikan dengan kebutuhan.

validasi

hasil

Modul pembelajaran berbasis Flip PDF Professional pada materi Inti Atom berkriteria baik

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berpikir

Gambar

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Isi pesannya: “Walikota dan Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan, di Pasar Pondok Labu Jl Margasatwa hingga ke Jalan Pondok Labu Raya saat hujan menyebabkan banjir

Pada tahap ini dilakukan kajian terhadap beberapa literatur kepustakaan, hasil penelitian dan peraturan - peraturan mengenai Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo, nilai

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Good feedback makes the students feel happy and not feel embarrassed. Feedback is proportional if it makes students feel so happy and enthusiastic in receiving the

Pada Tanggal Jatuh Tempo yaitu di mana seluruh Efek bersifat utang yang menjadi basis proteksi dalam portofolio investasi BATAVIA PROTEKSI UTAMA 3 telah jatuh tempo, atau pada

Secara umum Upacara Pemberian Reward / Penghargaan Bulan Desember Tahun 2019 yang dilaksanakan di Polres Lingga terlaksana dengan tertib dan lancar, hal ini dilakukan sebagai bentuk

Abdullah bin Mubarok berkata, “Sungguh mengembalikan satu dirham yang berasal dari harta yang syubhat lebih baik bagiku daripada bersedeqah dengan seratus ribu dirham”..

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang maha Esa karena atas nikmat-Nya penyusunan Laporan Kuliah Kerja Magang (KKM) STIE PGRI Dewantara Jombang dapat diselesaikan tepat