• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA BANDUNG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA BANDUNG

Oleh:

P. N. Sahanaya, D. Sungkawa

*),

B. Waluya

*)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email:

nicoprawida@rocketmail.com bagjawaluya_a@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menarik baik berupa daya tarik wisata budaya, sejarah, buatan maupun alam yang dapat dijadikan tempat rekreasi bagi msyarakat Kota Bandung dan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Museum adalah salah satu daya tarik wisata yang terdapat di Kota Bandung. Museum merupakan daya tarik wisata yang dapat memberikan sarana edukatif dan rekreatif. Wisatawan yang berkunjung ke tiap daya tarik wisata museum memiliki jumlah kunjungan yang tidak merata, sehingga menarik untuk dikaji bagaimanakah kemenarikan museum, motivasi wisatawan yang berkunjung ke museum, upaya pemerintah dalam mengembangkan museum. Untuk mengkaji hal tersebut, digunakan metode survey. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dan proporsionate stratified random sampling. Analisis data menggunakan teknik analisis persentase dan rumus kemenarikan daya tarik wisata model Fishbein dan Rosenberg. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapat responden terhadap nilai kemenarikan keamanan dan keselamatan di museum memiliki nilai tinggi, sedangkan nilai kemenarikan cinderamata dan souvenir memiliki nilai yang rendah, hal ini dikarenakan pada beberapa museum tidak tersedianya cinderamata dan toko souvenir. Motivasi wisatawan yang berkunjung ke museum sebagian besar adalah untuk berekreasi, sementara itu peran pemerintah dalam mengembangkan museum yaitu dalam hal standar pelayanan museum, perawatan koleksi, penambahan koleksi museum, pembenahan ruang pamer, promosi dan penyebar luasan informasi mengenai museum kepada masyarakat luas serta pembenahan dan perawatan sarana dan prasarana museum. Diharapkan peran pemerintah dalam mengembangkan museum dapat menjadikan museum sebagai daya tarik wisata andalan.

Kata Kunci: Tingkat Kemenarikan, Museum, Kota Bandung

(2)

Bandung City has a lot of interesting tourism place which form as an attraction in culture, history, artificial or nature which can be created as a recreation place for Bandung citizens and tourist who go to Bandung city. Museum is one of tourism attraction which exist in Bandung City. Museum is a tourism attraction which can give education facilities and recreative. Tourists who visit to every museum tourism attraction has an unspread visitation in amount, so that is attracted to considered about how the conspicuousness of museum, motivation of tourist who go to museum, government effort in museum developing. To considered that circumstance, survey methods are used. The method that used in sample withdrawal are a non probability sampling and proporsionate stratified random sampling. Data analysis is using a percentage analysis technique and a conspicuousness formula of tourism attraction in Fishbein and Rosenberg models. The result of research shows that the opinion of respondent toward the value of security and safety conspicuousness in museum has a high value, although the value of memento and souvenir conspicuousness has a low value, this condition caused by the unavailable of memento and souvenir store in several museum. The motivation of tourist who go to museum are most for recreation, meanwhile the role of government in museum developing that is in matter of museum service standart, collection maintenance, increasing of museum’s collection, tidying up the exhibit room, promotion and dissemination of information about museum to considerable people along with tidying up and maintenance of museum facilities and infrastuctures. Hoped that the role of government in museum developing are able to make museum as a pledge tourism attraction.

Keywords : Conspicuousness level, Museum, Bandung City

PENDAHULUAN

Pariwisata adalah sektor yang sangat strategis untuk menaikan atau menambah devisa bagi suatu negara dan dapat membuka lapangan pekerjaan.

Pariwisata merupakan kebutuhan naluriah manusia karena setelah lama melakuan aktifitas bekerja, sekolah, dan aktifitas lainnya, tidak hanya itu pariwisata juga dapat mengangkat kedudukan suatu negara sehingga dikenal oleh negara lain. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi tujuan

wisata di Indonesia yang menjadi prioritas

untuk dikembangkan setelah Bali dan DKI

Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan

oleh Maryani di dalam Jurnal

Pengembangan Pariwisata Bandung

Persepsi Wisatawan (2010), Kota Bandung

adalah Kota yang relatif dekat dengan

Jakarta sebagai pintu gerbangnya Indone-

sia, menjadi pusat pelayanan (Services

center) dan kutub pertumbuhan (Growth

pole) bagi Provinsi Jawa barat. Kota

Bandung memiliki banyak tempat wisata

(3)

yang menarik baik berupa objek wisata atau daya tarik wisata budaya, sejarah, buatan maupun alam yang dapat dijadikan suatu tempat rekreasi bagi masyarakat Kota Bandung dan wisatawan yang berkenjung ke Kota Bandung.

Salah satu objek atau daya tarik wisata yang banyak terdapat di Kota Bandung adalah museum, museum merupakan daya tarik wisata yang dapat memberikan sarana edukatif dan rekreatif bagi pengunjungnya. Wisatawan yang berkunjung ke setiap museum di Kota Bandung memiliki jumlah pengunjung yang tidak merata. Berikut data jumlah wisatawan yang berkunjung ke museum di Kota Bandung :

Tabel 1. Data kunjungan wisatawan ke Musem di Kota Bandung

No. Nama Museum Jumlah

Pengunjung

1. Museum Geologi 509.269

2. Museum Sri Baduga 71.053

3. Museum Mandalawangsit 12.944

4. Museum Pos Indonesia 44.950

5. Museum Konferensi Asia Afrika 149.729

6. Museum Barli Tidak terdapat

data 7. Museum Perjuangan Rakyat Jawa

Barat

2.590

8. Museum Virajati Tidak terdapat

data

9. Museum Keris Tidak terdapat

data

10. Museum Biofarma Tidak terdapat

data 11. Museum Nike Ardila Tidak terdapat

data 12. Museum Mobil Antik Tidak terdapat

data 13. Museum Miniatur Kereta Api Tidak terdapat

data

14. Museum Pinpad Tidak terdapat

data Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2014

Akan tetapi jumlah kunjungan wisatawan ke museum di Kota Bandung tidak merata dan terlihat sangat signifikan.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kemenarikan museum di Kota Bandung.

2. Mengidentifikasi motivasi wisatawan yang berkunjung ke museum di Kota Bandung.

3. Memperoleh gamabaran upaya pemerintah dalam mengembangkan museum di Kota Bandung.

METODE

Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif itu sendiri Menurut Tika (2005:4) adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada walaupun kadang- kadang diberikan interpretasi atau analisis.

Populasi adalah kumpulan yang lengkap

dari elemen sejenis yang dapat dibedakan

berdasarkan karakteristiknya. Sedangkan

menurut Sumaatmadja (1981 ; 112) yaitu

populasi penelitian geografi akan meliputi

kasus ( masalah peristiwa tertentu ),

(4)

Gambar 1. Peta Sebaran Museum di Kota Bandung

Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang, Dinas Keudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

individu ( fisik, sosial, ekonomi, budaya dan politik ) yang ada pada ruang geografi tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi wialayah dalam penelitian ini adalah semua museum di Kota Bandung, sedangkan populasi

manusia adalah wisatawan yang datang ke museum di Kota Bandung.

Variabel dalam penelitian ini adalah

tingkat kemenarikan museum, motivasi

wisatwan dan peran pemerintah.

(5)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi penelitian ini berada di Kota Bandung, Letak geografis Kota Bandung di antara 107°32’38,91” BT dan 6°55’19,94” LS. Kota Bandung memiliki luas wilyah 167,29 Km². Batas administrative Kota Bandung sebagai berikut

a. Utara : Kabupaten Bandung Barat b. Selatan : Kabupaten Bandung

c. Barat : Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi

d. Timur : Kabupaten Bandung

Kota Bandung terletak pada

ketinggian ± 791 meter di atas permukaan

laut rata-rata (mean sea level), dengan di

daerah utara pada umumnya lebih tinggi

dari pada di bagian selatan. Ketinggian di

sebelah utara adalah ± 1050 msl,

sedangkan di bagian selatan adalah ± 675

(6)

msl. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Kota Bandung merupakan daerah cekungan. Kota Bandung pada umumnya memiliki tanah yang subur. Jenis tanah di Kota Bandung termasuk dalam tanah alluvial dan juga memiliki air tanah dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik. Salah satu sungai yang mengalir di Kota Bandung adalah Ci Kapundung. Ci Kapundung merupakan anak sungai Ci Tarum. Jika dilihat dari sisi fungsi tata ruang kota proses pertumbuhan alami Kota Bandung memiliki enam fungsi dominan

yaitu fungsi pemerintahan, fungsi industri, fungsi pusat perdagangan, fungsi pusat pendidikan, fungsi pusat pariwisata, dan sebagai etalase Jawa Barat.

Kota Bandung, menurut Koppen,

termasuk iklim Af (iklim tropika). Iklim

Bandung dipengaruhi oleh iklim

pegunungan yang lembab dan sejuk, hal ini

dikarenakan Kota Bandung dikelilingi oleh

pegunungan. Suhu rata-rata Kota Bandung

adalah 23,1°C, sedangkan curah hujan rata-

rata Kota Bandung adalah 148,35 mm/th

dan jumlah hujan rata-rata Kota Bandung

adalah 16hari/bulan.

(7)

Gambar 3. Peta Administrasi Kota Bandung

Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang Jumlah responden dalam penelitian ini

adalah 100 responden dibagi kedalam tiap museum, museum Geologi 63 responden, museum Pos Indonesia 7 responden, museum Sribaduga 9 responden, museum Konferensi Asia Afrika 18 responden, museum Mandalawangsit 2 responden, museum Monumen perjuangan rakyat Jawa Barat 1 responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan

bila anggota populasi tidak homogen yang terdiri atas kelompok homogen atau berstrata secara proporsional (Alimul, 2009).

Kemenarikan dalam bahasa Inggris

berarti Attraction yang artinya atraksi,

Menurut Pendit (2006:21) atraksi wisata

adalah segala sesuatu yang menarik dan

bernilai untuk dikunjungi dan dilihat

disebut atraksi atau lazim pula dinamakan

daya tarik wisata. Sehingga dalam hal ini

kemenarikan museum adalah sesuatu yang

(8)

dapat dilihat atau disaksikan yang dapat mendorong wisatawan datang ke museum.

Wisatawan dalam mengunjungi museum di Kota Bandung tentunya memiliki motivasi tersendiri, wisatawan akan berkunjung ke tempat tersebut bila di tempat tersebut terdapat kondisi yang sesuai dengan motivasi yang dikehendaki wisatawan itu sendiri.

Kemudian dalam menarik wisatawan ke museum di Kota Bandung terdapat unsur-unsur daya tarik wisata museum, yaitu : keamanan dan keselamatan wisatawan di museum, ketertiban berwisata di museum, kebersihan di Museum, Kenyamanan dimuseum, Keindahan,keunikan serta kelangkaan artefak di museum, keramahan, kenangan, cinderamata, variasi aktivitas wisata bersifat edukasi, sarana dan prasarana, serta kemudahan transportasi.

Pengukuran kemenarikan daya tarik wisata museum dilandasi oleh beberapa indikator yang ditanyakan kepada wisatawan.

Sebelum mencari nilai kemenarikan dari daya tarik wisata Musem di Kota Bandung, perlu diketahui terlebih dahulu nilai Bij untuk masing-masing indikator.

Berikut hasil dari perhitungan nilai Bij dari 100 responden, untuk masing-masing indikator :

Tabel 2. Nilai Kemenarikan Musem di Kota Bandung

No Indikator Vi Bij (Vi)(Bij)

1 Keamanan dan keselamatan di Museum

369 9,391703 3465,538 2 Ketertiban berwisata di

Museum

341 8,679053 2959,557

3 Kebersihan di Museum 360 9,162637 3298,549 4 Aktivitas wisata ini

memberikan kenyamanan

353 8,984474 3171,519 5 Variasi aktivitas wisata

bersifat edukasi

361 9,188089 3316,9 6 Keindahan , keunikan serta

kelangkaan koleksi di Museum

366 9,315347 3409,417

7 Keramahan pengelola kepada wisatawan

353 8,984474 3171,519 8 Memberikan kenangan

untuk mengunjungi lagi

363 9,238992 3353,754 9 Tersedianya souvenir atau

cinderamata

330 8,399084 2771,698 10 Penyediaan sarana dan

prasarana Museum

364 9,264444 3372,258 11 Kemudahan transportasi

dalam mengunjungi Museum

369 9,391703 3465,538

Jumlah 3929 100 35756,25

Sumber : Hasil pengolahan data

Nilai kemenarikan daya tarik wisata

museum di Kota Bandung menunjukan,

bahwa nilai kemenarikan tersedianya

souvenir dan cinderamata perlu

diperhatikan oleh pengelola daya tarik

wisata museum karena penyediaan

souvenir atau cinderamata dapat menjadi

variasi kegiatan berwisata di museum,

selain melihat artefak yang dipamerkan

wisatawan dapat berbelanja souvenir atau

cinderamata khas dari museum itu sendiri

dan menjadi kenang-kenangan bagi

wisatawan yang telah berkunjung. Nilai

kemenarikan keamanan dan keselamatan di

museum dapat dijadikan indikator yang

penting dalam menunjang kenyaman

(9)

wisatawan untuk berwisata, untuk sarana dan transportasi merupakan aksesibilitas penting untuk memudahkan wisatawan mengunjungi museum dengan pola rombongan. Keindahan artefak perlu dikelola secara baik oleh pengelola museum, karena atraksi wisata utama di museum adalah koleksi artefak itu sendiri.

Variasai aktifitas wisata yang disediakan oleh pengelola museum untuk wisatawan perlu diperhatikan, karena karekteristik dan motivasi wisatawan yang berkunjung ke museum berusia 17-25 tahun.

Salah satu faktor untuk mengembangkan daya tarik wisata museum di Kota Bandung perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik dan motivasi wisatawan dalam mengunjungi daya tarik wisata museum di Kota Bandung. Menurut Marpaung (2002:39), wisatawan memiliki karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda dan berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Oleh karena itu setiap jenis wisata memiliki segmentasi wisata tertentu yang dikenal dengan profil wisatawan.

Berdasarkan penelitian, kota asal tempat tinggal wisatawan yang mengunjungi museum di Kota Bandung ,wisatawan yang

berasal dari luar Kota Bandung memiliki jumlah yang besar, yaitu 56% hal ini dikarenakan Kota Bandung memiliki kemudahan aksesibilitas baik dari segi sarana dan prasarana transportasi.

Kemudian untuk jenis kelamin wisatawan yang mengunjungi museum di Kota Bandung adalah 58% laki-laki dan 42%

perempuan. Tingkat pendidikan pengunjung museum didominasi oleh lulusan SMA/MA/MTS, Tingkat pendidikan wisatawan mempengaruhi keputusan dalam mengunjungi suatu daya tarik wisata. Daya tarik wisata museum diminati oleh wisatawan yang ingin mengetahui warisan budaya yang memiliki nuansa sejarah masa lampau tentang suatu daerah serta sebagai media pendidikan dan pembelajaran. Kemudian untuk jenis profesi wisatawan yang mengunjungi museum di Kota Bandung didominasi oleh pelajar atau mahasiswa, yaitu sebesar 62%, hal ini dimanfaatkan oleh wisatawan yang berprofesi sebagai mahasiswa atau pelajar sebagai sarana pembelajaran budaya dan sejarah di masa lampau yang sangat bermanfaat bagi generasi masa depan.

Kemudian untuk usia wisatawan yang

mengunjungi museum didominasi oleh usia

antara 17-25 tahun.

(10)

Tabel 3. Wisatawan Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi %

1 14-16 26 26

2 17-25 54 54

3 27-35 6 6

4 36-43 7 7

5 47-55 6 6

6 >58 1 1

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pendapatan wisatawan dapat mempengaruhi mereka dalam melakukan kegiatan berwisata, wisatawan akan mempertimbangkan daya tarik wisata apa yang akan dikunjungi sesuai dengan pendapatan wisatawan itu sendiri mulai dari biaya transportasi sampai dengan seseuatu yang akan dibeli di daya tarik wisata. Dari hasil penelitian pendapatan wisatawan didominasi yaitu oleh wisatawan yang belum berpendapatan, hal ini dikareanakan banyaknya wisatawan yang berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa, belum berpendapatan yang dimaksud adalah karena mereka belum memiliki pekerjaan sehingga belum memiliki pendapatan. Sebagian besar tujuan wisatawan yang berkunjung ke museum adalah untuk rekreasi dan tugas pembelajaran, dilihat dari karakteristik wisatawan seperti profesi wisatawan yang sebagian besar pelajar dan mahasiswa dan mengunjungi museum saat libur sekolah.

Dengan karakteristik tersebut wisatawan memanfaatkan museum selain sebagai tempat memperoleh ilmu tentang kebudayaan dan sejarah masa lampau wisatawan juga memanfaatkan museum sebagai tempat rekreasi.

Tabel 4. Wisatawan Berdasarkan Tujuan Kunjungan Ke Museum di Kota Bandung

No Tujuan Frekuensi %

1 Rekreasi 55 55

2 Tugas Pembelajaran 25 25

3 Selingan Perjalanan 2 2

4 Pendidikan atau Budaya 18 18

5 Keperluan Keagamaan (Ziarah) 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Kemudian berdasarkan penelitian, motivasi wisatawan yang berkunjung ke museum di Kota Bandung hampir seluruhnya terpenuhi, dilihat dari tujuan wisatawan yang mengunjungi museum untuk berekreasi, tugas pembelajaran, selingan perjalanan, pendidikan dan budaya serta ziarah atau keagamaan.

Motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya.

Wisatawan akan mempersepsi daerah

tujuan wisata yang memungkinkan dimana

persepsi ini timbul dari preferensi

(11)

individual, pengalaman sebelumnya, dan informasi yang telah didapatkannya.

Dalam hal ini pengelola museum perlu lebih baik lagi dalam mengelola museum yang ada, agar motivasi wisatawan yang berkunjung dapat terpenuhi dan mereka akan kembali mengunjungi museum dikemudian hari.

Tabel 5. Wisatawan Berdasarkan Tujuan Kunjungan Ke Museum di Kota Bandung

No Terpenuhi Frekuensi %

1. Ya 92 92

2. Tidak 8 8

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Kemudian wisatawan yang berkunjung ke museum di Kota Bandung didominasi baru pertama kali berkunjung. Lama tinggalnya wisatawan di museum dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kepuasan berwisata dengan ditunjang oleh kelengkapan fasilitas penunjang dan variasi atraksi wisata merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya wisatawan tinggal di museum. Lamanya kunjungan wisatawan pada saat di Museum lebih dari 1 jam, hal ini bisa disebabkan oleh beragam, keindahan, keunikan serta kelangkaan artefak yang dipamerkan di museum, sehingga wisatawan tertarik

untuk melihat koleksi yang ada dan memungkinkan wisatawan tinggal lebih lama di museum. Kunjungan wisatawan berdasarkan waktu berkunjung didominasi pada saat libur sekolah, yang kebanyakan wisatawan berasal dari luar Kota Bandung.

Hal ini juga dipengaruhi oleh wisatawan yang didominasi jenis profesinya sebagai pelajar dan mahasiswa sehingga memanfaatkan waktu libur sekolah mengunjungi museum untuk berekreasi bersama keluarga ataupun teman.

Berdasarkan hasil penelitian sumber informasi wisatawan mengenai keberadaan museum di Kota Bandung diperoleh melalui cerita teman/saudara, yaitu dengan persentase 68%. Pola berwisata wisatawan didominasi oleh rombongan, dilihat dengan siapa wisatawan mengunjungi museum, biasanya wisatawan dengan karakteristik terebut adalah anak-anak sekolah yang melakukan kegiatan study tour dan wisatawan yang berkunjung dengan membawa keluarganya.

Tabel 6. Pola Berwisata Wisatawan

No Pola berwisata Frekuensi %

1 Sendiri 1 1

2 Keluarga 22 22

3 Teman 38 38

4 Rombongan 39 39

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

(12)

Berdasarkan hasil penelitian wisatawan yang berkunjung ke museum didominasi melakukan kegiatan melihat artefak yang dipamerkan, wisatawan lebih terarik melihat keunikan , keindahan dan kelangkaan artefak yang dipamerkan , dalam hal ini pengelola dapat melakukan pengelolaan artefak seperti perawatan dan pengembangan atraksi wisata yang lebih beragam di museum, agar tidak membosankan bagi wisatawan yang berkunjung.

Tabel 7. Aktivitas Wisatawan No Kegiatan yang Dilakukan Frekuensi %

1 Berjalan-jalan 12 12

2 Melihat Koleksi Artefak yang Dipamerkan

54 54

3 Berfoto-foto 24 24

4 Lainnya 10 10

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pemerintah turut andil dalam pengelolaan museum guna menciptakan kemenarikan tiap musem agar wisatawan yang berkunjung dapat menikmati dengan nyaman museum yang dikunjunginya.

Pengelolaan museum perlu direncanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan, agar dalam pengeloaan museum bisa terus berjalan dan memberikan hasil yang maksimal untuk kemenarikan tiap museum dan diharapkan dapat memberikan

kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke tiap museum di Kota Bandung. Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola Museum di Kota Bandung peran pemerintah dalam pengelolaan Museum yaitu standar pelayan Museum, perawatan koleksi Museum, penambahan koleksi museum, pembenahan ruang pamer agar lebih interaktif dan menarik bagi para pengunjung museum, promosi dan penyebar luasan informasi mengenai Museum kepada masyarakat luas ,serta pembenahan dan perawatan sarana dan prasarana Museum.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul .(2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika DISBUDPAR Kota Bandung (2014). Data

Objek dan Daya Tarik Wisata Di Kota Bandung Tahun 2014.

Marpaung, Happy.2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Maryani, E.(2010) Jurnal Pengembangan

Pariwista Bandung Presepsi

Wisatawan

(13)

Pendit, Nyoman S. (2006). Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana).

Jakarta: Pradnya Paramita.

Sumaatmadja, Nursid. (1981) Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangaan. Bandung : Alumni

Sugiyono.(2009). Metode penelitian bisnis.Bandung : Alfabeta

Tika.Pabundu. (2005). Metode Penelitian

Geografi. Jakarta : BumiAksara.

Referensi

Dokumen terkait

hanya cahaya yang sesuai (yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi tertentu saja) yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau menyebabkan terjadi

Dapat mengetahui konsentrasi bakteri Shewanella oneidensis MR-1 pada sisi anoda yang paling berpengaruh untuk mereduksi logam Cr, Mn, dan campurannya pada sisi katoda

Anak-anak sekarang ini terperangkap di dalam suatu subkultur remaja yang selanjutnya, paling tidak, akan berperan dalam membentuk nilai-nilai dasar yang sama bobotnya dengan

Permasalahan yang selanjutnya didasarkan pada tabel 1.2 yang menunjukkan adanya kesenjangan penelitian (research gap) yang ditemukan dari hasil penelitian-penelitian

Didalam bab ini akan menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi dan wawancara di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota

Tujuan penelitian ini adalah membuat Sistem Informasi Order Makanan Dan Booking Tempat Berbasis Mobile Android Menggunakan Protokol JSON, yang dapat mengelola data rumah

melakukan transfer uang kepada admin website judi sebagai deposit awal. Setelah petaruh mengirim uang maka akan mendapatkan sejumlah koin untuk permainan judi. Jika

[r]