• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan internasional, baik dari aspek geografis maupun potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, mengakibatkan arus lalu lintas orang masuk dan keluar wilayah Indonesia semakin meningkat. Kehadiran orang asing di Indonesia, disamping telah memberikan pengaruh positif, juga telah memberikan pengaruh negatif berupa timbulnya ancaman terhadap pembangunan itu sendiri. Banyaknya terjadi arus imigran gelap, penyelundupan orang, perdagangan anak dan wanita yang dapat mencapai tingkat internasional dan meningkatnya sindikat-sindikat internasional di bidang terorisme, narkotika, pencucian uang, penyelundupan dan lain-lain.

Kantor Imigrasi memiliki prinsip dalam pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian dilaksanakan berdasarkan prinsip yang selektif (selective policy). Berdasarkan prinsip ini, hanya orang asing yang dapat memberikan

manfaat, bagi kesejahteraan bangsa, dan Negara Republik Indonesia serta tidak

membahayakan keamanan dan ketertiban juga tidak bermusuhan baik terhadap

rakyat, maupun Negara Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945 yang diizinkan masuk wilayah Indonesia. Oleh

(2)

karena itu pembangunan hukum harus mendapat prioritas utama agar dapat menekan jumlah pelanggaran maupun kejahatan yang terjadi, baik pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh warga Negara Indonesia maupun warga Negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia baik secara legal atau illegal.

Bagi jajaran imigrasi, skala prioritas utama yang dimaksud adalah dengan mengkaji dan merumuskan paradigma baru keimigrasian Indonesia.

1

Untuk menjamin kemanfaatan warga negara asing tersebut dan dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya stabilitas dan kepentingan nasional, kedaulatan negara, keamanan dan ketertiban umum serta kewaspadaan terhadap dampak negatif yang timbul akibat pelintasan warga negara asing di wilayah Republik Indonesia. serta pengawasan bagi warga negara asing dan tindakan.

Keimigrasian secara tepat, cepat, teliti terkoordinasi, tanpa mengabaikan keterbukaan dalam memberikan pelayanan bagi warga negara asing. Orang asing yang datang ke Indonesia dan memiliki izin keimigrasian, hanya dapat tinggal di Indonesia selama waktu yang ditentukan dalam izin keimigrasiannya tersebut.

Apabila orang asing yang datang ke Indonesia tersebut izin keimigrasiannya habis masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia melampaui waktu, maka akan dikenakan biaya beban. Sedangkan orang asing yang datang ke Indonesia, izin keimigrasiannya habis berlaku dan masih berada dalam wilayah Indonesia melampaui 60 (enam puluh) hari dari

1 Ukun, Wahyudin, 2003, Telaah Masalah-Masalah Keimigrasian, PT Adi Kencana Aji, Jakarta, Hlm.98.

(3)

batas waktu izin yang diberikan, maka orang asing tersebut akan dikenakan pidana Pasal 124 Undang-Undang Keimigrasian No. 6 Tahun 2011, dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.

25.000.000-, (dua puluh lima juta rupiah). Keberadaan orang asing di wilayah Indonesia yang melebihi batas waktu izin tinggal, yang dikenal juga dalam bidang keimigrasian dengan istilah overstay.

2

Di dalam praktek keimigrasian, banyak terjadi kasus pelanggaran terhadap batas waktu izin tinggal yang dilakukan oleh orang asing tersebut, meskipun undang-undang keimigrasian telah memberikan sanksi pidana yang tegas. Batas waktu keberadaaan orang asing diperlukan agar esensi kedaulatan negara dapat ditegakkan dan tujuan kedatangan serta keberadaan orang asing tersebut harus jelas agar tidak merugikan kepentingan rakyat dan negara Republik Indonesia baik dari segi ekonomi, sosial budaya, keamanan, maupun politik.

Secara teknis pelaksanaan pengawasan terhadap orang asing yang berada diwilayah Indonesia dilakukan Kementerian Hukum dan HAM bersama Badan atau Instansi Pemerintah terkait. Yang dimaksud dengan koordinasi bersama Badan atau Instansi Pemerintah yang terkait adalah bahwa pada dasarnya pengawasan orang menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan HAM khususnya Direktorat Jenderal Imigrasi. Mekanisme pelaksanaannya harus dilakukan dengan mengadakan koordinasi dengan badan atau Instansi Pemerintah

2 Pasal 124 Undang-Undang No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

(4)

yang bidang tugasnya menyangkut tenaga kerja asing. Badan atau instansi tersebut, antara lain Departemen Luar Negeri, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertahanan Keamanan, Kejaksaan Agung, Badan Koordinasi Intelijen Negara, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pengawasan Orang Asing di wilayah Indonesia, berupa pengawasan terhadap orang asing yang masuk, keberadaan, kegiatan dan keluar dari wilayah Indonesia, antara lain dapat menimbulkan 2 (dua) kemungkinan yakni: Pertama, orang asing mantaati peraturan yang berlaku dan tidak melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, hal ini tidak menimbulkan masalah Keimigrasian maupun Kenegaraan. Kedua, orang asing tidak mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, hal ini menimbulkan masalah dan dapat dikenakan tindakan hukum berupa:

3

1. Tindakan Hukum Pidana berupa penyidikan Keimigrasian yang merupakan bagian daripada rangkaian Integrated Criminal Justice sistem, sistem peradilan pidana ( penyidikan, penuntutan, peradilan ) dan atau ;

2. Tindakan hukum administratif negara berupa tindakan keimigrasian adalah tindakan administratif dalam bidang keimigrasian di luar proses peradilan. Termasuk bagian daripada tindakan keimigrasian ini adalah diantaranya deportasi terhadap

3 Marbun, S.F., 2007, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif, Liberty, Yogyakarta, Hlm.67.

(5)

orang asing untuk keluar dari wilayah yurisdiksi negara kesatuan Republik Indonesia.

Semua tahapan-tahapan tindakan keimigrasian, tentu diperlukan adanya suatu landasan yuridis maupun administrasi, sebagai dasar operasional dalam menangani suatu kasus pelanggaran keimigrasian. Oleh karena pada hakekatnya tindakan keimigrasian adalah suatu tindakan pengekangan atau pembatasan terhadap kebebasan, dan hak asasi manusia tersebut dijamin serta dilindungi peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Indonesia.

Dengan adanya Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) kebijaksanaan

selective policy akan lemah karena Kedutaan-kedutaan yang ada di Luar Negeri

yang berfungsi sebagai filter masuknya orang asing tidak berfungsi penuh. Filter

yang sesungguhnya hanyalah di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), karena di

Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) dapat

diperoleh. Kenyataan ini semakin diperburuk dengan lamanya Ijin Kunjungan,

sehingga terjadi kecenderungan penyalahgunaan Ijin Kunjungan dan juga masa

waktu yang ditentukan telah habis. Sebagai aparat penegak hukum, maka

pelaksanaan tugas harus konsisten dan konsekuen sesuai dengan Undang-Undang

No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan Peraturan Menteri Nomor M.01-

IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri

(6)

Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa

Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin

Keimigrasian.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diperkirakan cepat atau lambat akan

timbul masalah penyalahgunaan ijin kunjungan dan habisnya masa waktu yang

ditentukan, sehingga harus segera diantisipasi dan diatasi. Penelitian ini akan

mengkaji tentang bentuk penyalahgunaan ijin tinggal orang asing di Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta dan penegakan hukumnya yang dilakukan oleh

Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk penyalahgunaan ijin tinggal orang asing di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta?

2. Bagaimanakah penegakan hukum bagi orang asing yang melakukan

penyalahgunaan ijin tinggal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta?

(7)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Subyektif

a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyalahgunaan ijin tinggal orang asing di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Magister pada Program Magister Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui bentuk penyalahgunaan ijin tinggal orang asing di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

b. Untuk mengetahui penegakan hukum bagi orang asing yang melakukan

penyalahgunaan ijin tinggal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Lucky Agung Bintarto (2006) yang

berjudul “ Pelaksanaan Penyidikan Oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Direktorat Jenderal Imigrasi Dalam Rangka Penegakan Hukum Terhadap

Pelanggaran Undang-Undang Keimigrasian”, lokasi penelitian dilakukan di

(8)

Dierektorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan HAM RI. Menggunakan data sekunder dan data primer, pengumpulan data melalui wawancara dan kepustakaan. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penelitian ini berjenis Yuridis Normatif. Lokasi penelitian adalah Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta. Informan penelitian adalah: Kepala Kanim Kelas I Yogyakarta, Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan, Kepala Seksi Lalu-lintas Keimigrasian, Kepala Seksi Status Keimigrasian, Kepala Sub Seksi Pengawasan, dan Kepala Sub Seksi Penindakan. Pengumpulan data melalui wawancara dan kepustakaan, analisis data menggunakan metode deksriptif kualitatif. Dalam penelitian ini disampaikan juga hasil penegakan hukum yang telah dilaksanakan oleh aparat Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan khususnya Hukum Keimigrasian.

b. Untuk menerapkan ilmu yang bersifat teoritik, sehingga nantinya dari

penelitian ini diharapkan hasilnya berguna untuk memperbanyak

(9)

referensi ilmu bidang keimigrasian mengenai penegakan hukum

penyalahgunaan izin tinggal berdasarkan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penegakan hukum penyalahgunaan izin tinggal berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

b. Dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran kepada pihak-

pihak yang berwenang dan terkait dalam penegakan hokum

penyalahgunaan izin tinggal

Referensi

Dokumen terkait

Autotransplantasi dipilih pada kasus ini mengingat teknik ini efektif untuk merehabilitasi gigi di usia pertumbuhan karena berkontribusi untuk merangsang pertumbuhan

b Batasan Fungsi Fungsi perancangan kembali taman wisata ini adalah untuk melestarikan wisata alam yang ada menjadi taman wisata yang rekreatif dan edukatif, sehingga dapat

Kandidat koji samofinansira školarinu može biti upisan ako se na rang listi nalazi do broja odobrenog za upis samofinansiraju ć ih kandidata i ako ima više od 30 bodova.. Ako

penyedia menara dan/atau pemilik menara yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun

Penurunan harga gula tingkat petani dan harga gula tingkat pedagang besar ini merupakan disinsentif bagi pengusaha perkebunan baik negara, swasta maupun rakyat yang akan

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Kunci pas berfungsi untuk membuka/memasang baut/mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya dan juga untuk melepas baut yang sudah dikendorkan dengan kunci

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 83/KMK.04/2000 tentang Pembagian dan Penggunaan Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, penggunaan