• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN METODE LATIHAN LAY UP SHOOT DENGAN BOUNCE AND SHOOT TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN MENEMBAK LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN METODE LATIHAN LAY UP SHOOT DENGAN BOUNCE AND SHOOT TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN MENEMBAK LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perbandingan Metode Latihan Lay Up Shoot dengan Bounce And Shoot terhadap Penguasaan Keterampilan Menembak Lay Up Shoot dalam

Permainan Bola Basket

Pembimbing : 1. Drs. Enjang Rahmat, M. Pd. 2. Drs. Basiran, M. Pd.

Rama Wirahma G 2014

Permasalahan yang penulis ajukan pada penelitian ini mengenai metode dalam melatih teknik dasar dalam permainan bola basket. Dalam permainan bola basket teknik dasar harus dikuasai oleh atlet pemula terutama teknik lay up shoot yang biasa digunakan dalam mencetak poin. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai ”Perbandingan Metode Latihan Lay Up Shoot dengan Bounce And Shoot terhadap Penguasaan Keterampilan Menembak Lay Up Shoot dalam Permainan Bola Basket”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengambilan sampel,total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra yang tergabung dalam Ekstrakurikuler SMP N 1Jatinangor sebanyak 16 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes Tes Lay-up shoot dalam permainan bola basket.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penghitungan dan uji signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi kesamaan dua rata-rata uji satu pihak yaitu uji t. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah latihan yang menggunakan metode lay up shoot memberikan peningkatan hasil lay up shoot dalam bola basket. Latihan yang menggunakan metode bounce and shoot juga memberikan peningkatan terhadap hasil lay up shoot pada permainan bola basket. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil latihan kedua kelompok sampel menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji satu pihak yaitu uji t. Maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara lay up soot dan bounce and shoot terhadap penguasaan lay up shoot, dimana metode lay up shoot lebih signifikan untuk melatih teknik lay up shoot dalam permainan bola basket.

(2)

ABSTRACT

The Comparisoan of Coaching Lay Up Shoot with Bounce and Shoot

Method to Mastering Skils Lay Up Shoot in Basketball

Guide : 1. Drs. Enjang Rahmat, M.Pd. 2. Drs. Basiran, M.Pd

Rama Wirahma G 2014

The problem which is author guess in this research is about the method of coaching basic technique in basketball. In the basketball basic technique which have the authority by the athelete especially techniqe of Lay Up Shoot which is using to scoring a point. Because of that, the author want to do research about “ The Comparisoan of Coaching Lay Up Shoot with Bounce and Shoot Method to Mastering Skils Lay Up Shoot in Basketball ”.

The research method whish is used are experiment method with the collecting sample, total sampling. Sample in this research are students which is attached to extrecurricular in 1 Jatinangor Junior High School 16 of students. The instrument research which is used is a Lay Up Shoot test in basketball.

The result of the processing and analysis data, then calculation and raising significant test the result of training are used with significant test two average one partner there are t test.

The result of the research showed that the coaching which is using lay up shoot method get the raising product lay up shoot in the basketball. Training which is using bounce and shoot method are give raising to product lay up shoot in the basketball. Whereas to knowing the diference of raising significant test the resulth of training are used with significant test two average one partner there are t test. Then, the result of the research is there are has the diference which is significant between lay up shoot and bounce and shoot toward lay up shoot skills, where lay up shoot method is more significant for coaching lay up shoot technique in basketball.

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di lapangan bola basket SMPN 1 Jatinangor. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu awal bulan April 2014 sampai dengan akhirMei 2014 dengan frekuensi latihan tiga kali dalam satu minggu, sehingga dapat diketahui bahwa pelaksanaan treatment ini dilakukan sebanyak 16 kali tatap muka.Mengenai jadwal latihan yang dilakukan setiap minggunya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Latihan

Hari Waktu Tempat

Selasa 14.00 – Selesai Lapangan Bola Basket SMPN 1 Jatinangor

Jumat 14.00 – Selesai Lapangan Bola Basket SMPN 1 Jatinangor

Minggu 14.00 – Selesai Lapangan Bola Basket SMPN 1 Jatinangor

Proses latihan dilakukan kurang lebih selama 150 menit, dengan perkiraan rincian kurang lebih 40 menit untuk teknik (khusus lay up shoot) supaya atlet atau testee tidak akan mengalami kelelahan yang berlebihan, sedangkan sisa waktunya disesuaikan oleh program latihan pelatih.

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti melakukan subjek yang akan diteliti, subjek tersebut berupa populasi dan sampel. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang merupakan sifat-sifat umum. Dalam hal ini Sugiyono (2013:80) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

(4)

Adapun populasi dalam penelitian adalah seluruhsiswaatauatletpemula yang tergabung dalam anggota ekstrakulikuler bola basket SMPN 1 Jatinangor. Mengenai pengambilan sampel, penulis berpedoman pada pendapat Sugiyono (2013:81) sebagai berikut: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”.

Berdasarkan pendapat tersebut, karena jumlah populasi kurang dari 30 orang, maka penulis akan menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah semuanya dijadikan sampel yang biasa disebut dengan total sampling. Menurut Sugiyono (2013:85), “Total sampling adalahteknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

B.Desain Penelitian

Desainpenelitian yang digunakanpenulisadalah Desain Prates-Pascates Kelompok Statis. Sebelum dilaksanakan perlakuan diadakan tes awal, kemudian diberi perlakuan dalam jangka waktu tertentu, dan tes akhir dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai. Diagram desain penelitian ini, menurut Sukmadinata yangdikutipdariVelika (2013:28) menggambarkannya sebagai berikut :

Gambar 3.1

The Static Group Pretest-Postest Design

Keterangan:

A : Kelompok eksperimen B : Kelompok pembanding O1 : Tes awal

X1 : Perlakuan (latihan lay up shoot) X2 : Perlakuan (latiahan bounce and shoot) O2 : Tes akhir

A O1 X1 O2

(5)

Sedangkan langkah-langkah pengumpulan data sebagaiberikut:

Gambar3.2

Langkah-langkah Penelitian C.Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Terdapat beberapa metode penelitian, yang salah satunya yaitu metode eksperimen. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:72) “Penelitian eksperimen adalah sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Ciri utama penelitian eksperimen adalah adanya pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat antara suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain minimal diambil dua kelompok sampel yang mewakili suatu populasi.

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

KELOMPOK EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LATIHAN

BOUNCE AND SHOOT KELOMPOK EKSPERIMEN

MENGGUNAKAN LATIHAN LAY UP SHOOT

TES AKHIR

PENGELOLAAN DAN ANALISIS DATA

(6)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil.

D.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Metode latihan. Metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. Sedangkan latihan menurut Harsono (1988:101) adalah “Training adalah proses sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian

hari kian menambah jumlah beban latihan”.

2. Bola basket, Menurut Wissel Hal yang di alih bahaskan oleh Bagus Pribadi, (1996:2) bolabasket adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim yang bertujuan memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa.

3. Lay Up Shoot, Menurut Wissel, Hall (2000:61)yang diterjemahkan oleh PT Raja Grafindopersada, Tembakan lay up shoot adalah “tembakan yang dilakukan dengan dekat dengan keranjang setelah menyalib bola atau mengiring bola”

4. Bounce and shoot, adalah suatu teknik gerakan dimana bola dipantulkan terlebih dahulu dilanjutkan dengant embakan bola kedalam keranjang. 5. Keterampilan teknik dasar. Menurut agus Mahendra (2007:25)

keterampilan adalah “Kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan

kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang

(7)

E. InstrumenPenelitian

Agar penelitian ini berjalan semestinya, maka penulis membutuhkan suatu data. Data tersebut diperoleh sebelum eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir.Dalam pengumpulan data diperlukan alat pengukur, sehingga dengan alat ini akan mendapatkan data yang merupakan hasil

pengukuran. Seperti yang dikatakan Nurhasan(2007:3), “Tes merupakan alat ukur,

sedangkan pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu”. Untuk memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitian ini adalah mengukur keterampilan teknik dasar pada permaianan bola basketkhususnya teknik menembakyaitu lay up shoot dengan cara teslay up shootdenganreliabilitastessebesar 0,90 danvaliditastessebesar 0,79 (Alen, 2001:53). Seperti yang dijelaskan sebelumnya penelitian ini membandingkan dua metode latihan, yaitu latihan lay up shoot dan latihan bounce and shoot terhadap keterampilan teknik dasar pada permaian bola basket.

F. Prosedur Pelaksanaan Tes

1. Tes Lay-up shoot (Alen. 2001:53)

a. Prosedur Umum

1) Penjelasaan: dalam pelaksanaan tes lay-up shoot menggunakan dengan irama dua langkah (two-count-rytm),tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan orang coba dalam melakukan teknik lay-up shootpada permainan bolabasket, oleh karena itu setiap orang harus melakukan tes secara maksimal.

(8)

3) Pemberian contoh: penelitian atau testor memberikan contoh sesuai dengan prosedur khusus dalam pelaksanaan tes lay-up shoot dengan irama dua langkah (two-count-rytm).

b. Prosedur Khusus

1) Tujuan: mengukur kemampuan shooting (tembakan) lay-up shoot 2) Alat: bola basket, ring (keranjang), stopwatch, peluit, kursi, dan

formulir penilaian.

3) Pelaksanaan: atlet coba berada dalam posisi berdiri rileks dibelakang garis daerah tembakan jarak dua angka dari sebelah kanan atau kiri ring basket. Setelah atlet coba berdiri pada garis yang ditentukan yaitu di salah satu sisi baik kiri maupun kanan dengan ketentuan 5x5 meter, atlet coba dipersilahkan mencoba satu kali dari arah kiri atau kanan. Ketika mendengar peluit, atlet mencoba menuju bola yang disiapkan pada sebuah bangku (dari sebelah kanan dan kiri), kemudian atlet coba melakukan lay-up shoot, rebound, lalu atlet coba kembali ketemapat awal, selanjutnya atlet coba berlari menuju sisi yang lainnya baik arah kanan atau kiri secara bergantian hingga batas waktu selama 30 detik dan atlet melakukan sebanyak 4x. Nilai yang diambil untuk evaluasi proses adalah apabila melakukan teknik lay-up shoot dengan benar (terdapat tiga juri/pelatih yang memutuskan kebenaran melakukan teknik lay-up shootyang dilakukan sampel) dan masuk nilainya adalah satu. Apabila melakukan kesalahan pada salah satu teknik lay-up shoot dan bolanya masuk maka tidak dihitung atau dianulir.

4) Catatan:

(9)

b) Tes dikatakan sukses apabila bola masuk dan tidak melanggar two-count-rytm

5) Penilaian: skor dihitung satu jika gerakan atlet melakukan teknik lay-up shoot betul dan masuk. Skor nol diberikan jika atlet coba melanggar peraturan travelling dan melakukan gerakan lay-up shoot yang salah. Jumlah bola yang masuk ke keranjang dengan teknik lay-up shoot yang benar dijadikan dalam tes lay-up shoot dengan irama dua hitungan (two-count-rytm) adalah nilai.

Untuk lebih jelasnya mengenai diagram tes lay-up shoot dengan irama dua hitungan (two-count-rytm) dapat dilihat gambar di bawah ini:

Gambar 3.3. ProsedurPenelitian

C

V 5 meter

5 meter

C

(10)

Keterangan:

: Siswa yang melakukan tes

: Siswa yang menjaga bola dibelakang bangku XXXXX : Siswa-siswa yang melakukan akan melakukan tes

: Pencatat skor

: Langkah Lay-up shoot : Arah lari

: Arah Bola : Ring basket

Untuk lebih jelasnya mengenai gambar tes lay-up shoot dengan irama dua langkah (two-count-rytm)

Gambar 3.4

Tes lay-up shoot (two-count-rytm)

Sumber: http://id.images.search.yahoo.com/images/lay up-bola-basket

(11)

G. Analisis Data

Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari Sudjana (1989:62) :

�̅

= ∑ �� �

Arti dari tanda-tanda tersebut adalah:

�̅

=

Rata-rata hitung yang dicari

∑ = Jumlah dari

Xi = Data hasil pengukuran n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (1989:94) :

S

=

∑ �−�̅ 2

�−

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

∑ � − �̅ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji Homogenitas, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: F = V i n i e e

V i n i e e i

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) =

0,05.

4. Menguji normalitas data menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah:

a. Penggunaan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan

menggunakan rumus Z skor : Zi =

(12)

( �̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk tiap angka baku tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai X (Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif maka dalam menetukan Fzi nya adalah 0,5 – luas daerah distrbusi Z pada tabel.

c. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

d. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. e. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

f. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.

g. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria:

i. Terima Ho jika Lo < Lα = Normal ii. Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal

5. Uji Signifikasi peningkatan hasil latihan, dengan menggunakan uji t dengan rumus :

H0 : �̅ = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan

H1 : �̅≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan

t =

�̅

��/√�Untuk masing-masing kelompok

Arti dari tanda-tanda dari rumus tersebut: t = Nilai t hitung yang dicari

�̅ = Rata-rata nilai beda

(13)

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: terima H0 jika –t (1-1/2α) <

t > t (1-1/2 α) dk (n-1). Dalam hal lainya H0 ditolak

6. Uji Signifikasi perbedaan penngkatan hasil latihan, menggunakan uji t: H0 : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan

H1 : µ1 > µ2, terdapat perbedaan yang signifikan

t =

� ̅̅̅̅– �̅̅̅̅

√ � + �⁄ ⁄

� Untuk perbedaan kelompok

Arti dari tanda-tanda dari rumus tersebut: t = Nilai t hitung yang dicari

S = Simpangan baku

n

1 = Jumlah sampel kelompok 1

n2

= Jumlah sampel kelompok 2

�̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok 1

�̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok 2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: - Terima hipotesis jika, thitung ≤ t(1-0.025)

- Tolak hipotesis jika, thitung > t(1-0.025)

Batas penerimaan dan penolakan hipotesis 1 –α

1 – (0.05) 0.95

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis skor dari metoda latihan lay up shoot dan metoda bounce and shoot terhadap keterampilan lay up shoot pada permainan bola basket seperti yang sudah dijelaskan pada bab III dan IV, maka penulis akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Latihan dengan menggunakan metoda lay up shoot memberikan peningkatan yang signifikan terhadap keterampilanlay up shoot dalam permainan bola basket.

2. Latihan dengan menggunakan metoda Bounce and shoot memberikan peningkatan yang signifikan terhadap keterampilan lay up shoot dalam permainan bola basket.

3. Latihan dengan menggunakan metoda lay up shoot lebih memberikan hasil yang signifikan dibandingkan latihan dengan menggunakan metoda bounce and shoot terhadap pengguasaan keterampilan teknik lay up shoot dalam permainan bola basket.

B. Saran-saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih dan pembaca umumnya agar mencoba metoda latihan lay up shoot, dan bounce and shoot dalam melatih teknik lay up shoot pada permainan bola basket karena memberikan pengingkatan hasil yang positif dan efektif.

(15)

Gambar

Tabel 3.1  Jadwal Latihan
Gambar 3.1 The Static Group  Pretest-Postest Design
Gambar 3.3.  ProsedurPenelitian
Gambar 3.4 lay-up shoot (two-count-rytm)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian yang sama tetapi dengan variabel yang berbeda

Rekan-rekan mahasiswa manajemen stambuk 2014 Program S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Endang, Tata, Rina, Wenni, Yuni,

Pengaruh olahraga renang terhadap tingkat kebugaran jasmani anak tunarungu.. (studi eksperimen terhadap siswa kelas viii di slb - b yplb

3 (tiga) rasio EWS dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio sovabilitas tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta, sedangkan

The results showed that simultaneous shows that Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, And Brand Loyalty have a significantly positive effect on purchase

Apabila sebelumnya MPR mempunyai kewenangan yang sangat besar maka setelah perubahan, kewenangannya sangat berkurang, tidak lagi berwenang memilih Presiden dan Wakil

Islam merupakan agama yang kompleks yang mengatur tatanan kehidupan pemeluknya dari hidup bahkan sampai mati, setelah kematian bukanlah urusan dunia terhenti

Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang..Akta tersebut dibuat atas dasar