AndikawatiF, SKep.,Ns., M.Kep.
ANATOMI SISTEM PERNAFASAN
1
Organ sistem respirasi
2
ORGAN SISTEM RESPIRASI
3
•
Organ sistem repirasi bagian atas Hidung
Faring Laring Trakhea
Organ sistem respirasi bagian bawah Paru-paru
Bronkus Alveoli
•
ORGAN SISTEM REPIRASI BAGIAN ATAS
4
Hidung
Terdiri dari eksternal dan internal.
Eksternal : menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago.
Internal : rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
5
• Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari dinding lateral.
• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat
banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung.
Lendir di sekresi secara terus-
menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa
hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.
•
• Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior.
6
Fungsi Hidung
7
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan
melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru.
Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung.
Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan
usia.
3 fungsi Rongga Hidung
8
1. Pernafasan
udara yang diinspirasi melalui rongga hidung menjalani 3 proses : a. penyaringan (filtrasi) : oleh membran mukosa pada rongga
hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx.
b. penghangatan : oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari
rongga hidung.
c. pelembaban : oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa.
2. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.
3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.
9
Cleft palate
Li Chen.
Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak.
Terdiri dari : 1. Nasofaring 2. Orofaring
3. Laringofaring
10
Nasofaring
•
ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory
•
ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada
bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari
jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah
11
Orofaring
• Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid.
Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk
mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan
Fungsi faring adalah untuk
menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif
•
• 12
Laringofaring
Merupakan posisi
terendah dari faring.
Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem
digestil. Makanan masuk ke bagian
belakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.
13
Laring
• Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ).
Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian
depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara.
Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid.
Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis
tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.
•
•
• 14
15
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun ( Adam’s Apple )
d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di bawah kartilago thyroid )
e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara; pita suara melekat pada lumen laring.
16
17
Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu :
a.
Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam tracheobroncial
b. Laring sebagai katup selama batuk
Trakea
Trakea merupakan suatu
saluran rigid yang memeiliki panjang 11-12 cm dengan diametel sekitar 2,5 cm.
Terdapat pada bagian
oesephagus yang terentang mulai dari cartilago cricoid masuk ke dalam rongga thorax.
18
Tersusun dari 16 – 20 cincin tulang rawan berbentuk huruf “C” yang terbuka pada bagian belakangnya.
Didalamnya mengandung
pseudostratified ciliated columnar epithelium yang memiliki sel
goblet yang mensekresikan mukus.
Terdapat juga cilia yang memicu terjadinya refleks batuk/bersin.
Trakea mengalami percabangan pada carina membentuk bronchus kiri dan kanan.
19
Organ respirasi bagian
bawah
Organ respirasi bagian bawah
Bronkus
Alveoli
Paru-paru
21
BRONKUS
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri Disebut bronkus lobaris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
Bronkus lobaris kanan terbagimenjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
22
1. Bronkus Primer(Utama) kanan
berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta
membelokkan trakea bawah ke kanan.
Objek asing yang masuk ke dalam
trakea kemungkina di tempatkan dalam bronkus kanan.
2. Setiap bronkus primer bercabang senbilan ampai dua belas kali untuk membentuk bronki sekunder dan
tertier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago
mengganti cincin kartilago.
23
Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah
percabangan brongkial yang selanjutnya: bronki,
bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Tidak ada
kartilago dalam bronkiolus;
silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.
24
Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi
bagian dalam jalan napas.
Dinding bronkiolus mengandung otot polos
& dipersarafi oleh sistem saraf otonom, peka terhadap hormon tertentu dan zat kimia tertentu
Reaksi alergi histamin bronchocontriction.
Sympatik action bronchodilatation
Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas Duktus alveolar dan Sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar
Dan kemudian menjadi alveoli
25
Alveoli
Pertukaran O2dan CO2 terjadi di alveoli
Terdapat sekitar 300 juta
yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
26
Respiratory Zone
27
Alveoli dan kapiler polmuner
Arteri polmuner membawa O2 dari jantung ke paru-paru.
Melalui vena polmuner darah kembali ke jantung
28
Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
-Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps)
-Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
29
Struktur membran respirasi ( dinding alveoli )
O2 dan CO2 berdifusi melalui membran respirasi
30
PARU-PARU
Paru-paru adalah organ berbentuk pramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam rongga toraks.
Paru Kanan memiliki 3 Lobus; paru kiri memiliki 2 lobus.
Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diafragmatik(bagian dasar)terletak di atas diafragma, sebuah permukaan
mediastinal(medial) yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal teretak diatas kerangka iga.
Permukaan mediastinal memiliki Hilus(akar), tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah bronki, pulmonary, dan bronkial dari paru.
31
32
Setiap paru2 dilindungi oleh selaput membran yang disebut PLEURA.
Pleura viseral dan parietal.
33
34
Pleura Viseral dan Parietal
Pleura viseral adalah yang menyelubingi setiap paru-paru
Pleura parietal adalah yang melapisi rongga toraks(kerangka iga, diafragma,
mediastinum).
Rongga Pleura(ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan visceral yang mengandung lapisan tipuis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel- sel pleural sehingga paru-paru dapat
mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan(tekanan intrapleural) agak negative dibandingkan tekanan atmosfer.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru
35
Pleura parietal
36
FISIOLOGI SISTEM
PERNAFASAN
Fungsi utama sistem respirasi adalah
memenuhi kebutuhan oksigen jaringan tubuh
dan membuang karbondioksida sebagai sisa
metabolisme serta berperan dalam menjaga
keseimbangan asam dan basa.
Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan
1.
Ventilasi
2.
Difusi
3.
Transportasi
ventilasi
Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli.
Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya
udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru).
Ventilasi terjadi karena adanya perubahan
tekanan intrapulmonal,
Ventilasi dipengaruhi oleh :
Kadar oksigen pada atmosfer Kebersihan jalan nafas
Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru
Pusat pernafasan
difusi
Difusi dalam respirasi merupakan proses
pertukaran gas antara alveoli dengan darah
pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena
perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan
tinggi ke tekananrendah.
transportasi
Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang
membutuhkan melalui darah dan
pengangkutan karbondioksida sebagai sisa
metabolisme ke kapilerparu.
Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih
tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel
sebagai sisa metabolisme.
REGULASI
Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis, berubah-ubah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah aktivitas. Saat
aktivitas meningkat maka kebutuhan oksigen akan meningkat sehingga kerja sistem
respirasi juga meningkat.