• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS PEMBERIAN IZIN INDUSTRI DALAM RANGKA PUBLIC SERVICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TESIS PEMBERIAN IZIN INDUSTRI DALAM RANGKA PUBLIC SERVICE"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PEMBERIAN IZIN INDUSTRI DALAM RANGKA PUBLIC SERVICE PEMERINTAH DAERAH UNTUK MELAKUKAN UPAYA PENGENDALIAN

DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (STUDY DI KOTA MEDAN)

Oleh :

PUTRI EKA RAMADHANI 057005019 / HK

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2007

(2)

PEMBERIAN IZIN INDUSTRI DALAM RANGKA PUBLIC SERVICE PEMERINTAH DAERAH UNTUK MELAKUKAN UPAYA PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

(STUDI DI KOTA MEDAN)

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora Dalam Program Studi Ilmu Hukum pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH :

057005019

PUTRI EKA RAMADHANI

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007

(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : PUTRI EKA RAMADHANI BATUBARA, SH.

Tempat/ Tgl.lahir : MEDAN, 20 JULI 1982.

Jenis Kelamin : PEREMPUAN

Agama : ISLAM

Pendidikan :

· Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan IKAL Medan.

(lulus Tahun 1991)

· Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan KARTIKA 1-1 Medan (lulus Tahun 1997)

· Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan I Medan (lulus Tahun 2000)

· Sarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (lulus Tahun 2004)

· Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (lulus Tahun 2007).

(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Tiada kata pembuka yang paling pantas dikemukakan selain mengucapakan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan taufik dan rahmat- Nya dengan memberikan kesehatan, kekuatan dan ketabahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Juga disampaikan shalawat dan salam keharibaan junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabatnya, para tabi’in dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Tesis ini diberi judul “ Pemberian izin Industri dalam rangka Public Service pemerintah daerah untuk melakukan upaya pengendalian damapak lingkungan hidup (studi di kota medan)”. Tesis ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi dalam rangkaian studi di Magiter Ilmu Hukum pada Program studi Hukum Administrasi Negara Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dalam penyeleaian tesis ini penulis telah banyak memperoleh dorongan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P.Lubis, DTM&H, Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumetera Utara

2. Ibu Prof.,Dr.,Ir. T. Chairun Nisa B, M.sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH, selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum , serta para guru besar dan staf pengajar program studi Ilmu Hukum yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi hari depan penulis.

4. Bapak Prof. Syamsul Arifin, SH,MH , Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS dan Bapak Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah membantu memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

(5)

5. Ibu Dr. Sunarmi, SH., M.Hum, dan Bapak Syarifuddin S. Hasibuan., SH., MH, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi memperkaya penulisan tesis ini.

Secara Khusus Penulis hanturkan terima kasih yang tiada terhingga dan kasih sayang penulis persembahkan untuk Ayahanda H. Rusdi Batubara, SH., dan Ibunda Hj. Maryam Zakaria atas dukungan, motivasi dan iringan doa yang merupakan rahmat bagiku dalam menyelesaikan studi dan tugas akhir ini.

Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-teman seangkatan yang tidak mungkin disebutkan satu persatu namanya yang telah memberikan motivasinya hingga selesainya tesis ini. Juga kepada para staf sekretariat program studi Magister Ilmu Hukum yang telah membantu dalam mengurus Administrasi selama perkuliahan.

Akhirnya penulis mengharapkan tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berdoa semoga ilmu yang telah diperoleh dapat dipergunakan untuk kepentingan bangsa dan agama. Amin..

Medan , Agustus 2007

Penulis,

Putri Eka Ramadhani Batubara.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II UPAYA PEMERINTAH DAERAH KOTA MEDAN DALAM MELAKUKAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MELALUI IZIN INDUSTRI YANG DIBERIKAN DALAM RANGKA PUBLIC SERVICE ... 8

A. Pengertian Pemerintah Daerah ... 8

1. Asas-Asas Penyelenggaraan Pemerintahan ... 8

2. Pembagian Urusan Pemerintahan ... 9

3. Hubungan Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten / Kota ... 10

B. Perbuatan Hukum Administrasi Negara ... 10

C. Wewenang Pemerintah Daerah Dalam Mengatur Izin Industri 11 D. Prosedur Izin Usaha Industri ... 12

E. Public Service sebagai Fungsi Utama ... 12

(7)

BAB III HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN IZIN DENGAN UPAYA DAMPAK PENGENDALIAN LINGKUNGAN

HIDUP DALAM SEKTOR INDUSTRI ... 14

A. Perizinan ... 14

1. Pengertian Izin ... 14

2. Unsur-unsur Perizinan ... 14

3. Fungsi dan Tujuan Izin ... 14

4. Bentuk dan Isi Izin ... 15

B. Hubungan Fungsional Antara Hukum Administrasi Negara dengan UUPLH ... 15

C. Upaya Dampak Pengendalian Lingkungan Hidup ... 16

1. Wewenang Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 16

2. Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup ... 16

3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup ... 17

4. Kegunaan AMDAL ... 18

5. Jenis Studi AMDAL ... 18 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UUPLH ), disebutkan apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup

“lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain”1

Tujuan masa depan yang didambakan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia yang seutuhnya, dan pembangunan sosial ekonomi ke arah kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Kebijaksaan pembangunan yang tertuju pada pembangunan manusia seutuhnya, memuat keharusan untuk menegakkan kehidupan yang berimbang, sebagai perwujudan dari keragaman lingkunagan hidup dan keseimbangan ekosistem.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan lingkungan hidup maka pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan secara baik dan terpadu. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakasanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup”.2

Untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup perlu dilakukan perlindungannya. Dimana setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku

1 Pasal 1 butir (1) UUPLH 2 Pasal 1 butir 2 UUPLH.

(9)

mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan.3 Pengembangan pembangunan secara umum adalah suatu kegiatan manusia dan untuk manusia, sehingga secara umum pula pencemaran lingkungan diakibatkan oleh kegiatan manusia yang kesemuanya tercakup dalam pertumbuhan penduduk, perkembangan permukiman, industri, transportasi dan lain-lain.4

Undang-Undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian, didalamnya mengatur mengenai Industri, izin usaha industri yang menjadi dasar bagi Perusahaan Industri untuk melakukan kegiatannya

Akibat pengembangan kegiatan manusia antara lain pengembangan industri akan menimbulkan sisa-sisa pembuangan berupa gas cair dan padat, yang jika dibuang kelingkungan hidup akan menimbulkan dampak yang berbahaya terhadap kehidupan manusia.

5. Usaha industri dalam melakukan kegiatannya wajib memelihara pelestarian fungsi lingkungan yang pelaksanaannya antara lain, berdasarkan pada ketentuan baku mutu limbah cair.6

Peranan lingkungan hidup sebagai aset bangsa dan negara sangat penting sehingga diperlukan suatu pendekatan yang bijak dalam pengelolaanya. Pendekatan

3 Pasal 14 ayat (1) UUPLH ”untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan / atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”. Yang dimaksud dengan Baku Mutu Lingkungan adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat energi, dan/atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemaran yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. (lihat Pasal 1 butir 11 UUPLH) sedangkan Kriteria Baku Kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik dan /atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang.(Pasal 1 butir 13)

4 Koesnadi Harjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Edisi Ke VI, cet. Kesebelas, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 1994) hal.144

5 Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan / atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinngi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri. (Pasal 1 butir 2) sedangkan Perusahaan Industri adalah Badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri (Pasal 1 butir 7)

6 Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemaran dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan (Pasal 1 butir 15 PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air)

(10)

yang bijak terhadap pengelolaan lingkungan hidup ini, berkaitan pula karena lingkungan hidup sangat bersentuhan langsung dengan aktivitas pembangunan. Oleh karena begitu pentingnya lingkungan hidup. Maka setiap rencana dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.7

Dalam pelaksanaan lebih lanjut menyebutkan bahwa : “sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh pemerintah”.8

1. Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.

Dan untuk melaksanakan ketentuan itu maka pemerintah :

2. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan kembali sumbar daya alam termasuk sumber daya genetika.

3. Mengatur pembuatan hukum dan hubungan hukum antara orang atau subyek hukum lainya serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber daya genetika.

4. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial

5. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.

7 Pasal 15 ayat (1) UUPLH jo PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Lihat juga Supriadi , Hukum Lingkungan DiIndonesia, sebuah pengantar, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta , 2006, hal 191.

8 Pasal 8 ayat (1) UUPLH

(11)

Hal yang menyangkut pengaturan, pembinaan, pengembangan industri adalah kewenangan pemerintah. Dalam hal kewenangan campur tangan pemerintah dalam pergaulan sosial ekonomi masyarakat, dikenal adanya kebijaksanaan publik (Public Policy).

Bentuk kebijaksanaan pemerintah secara konkrit yaitu dalam bentuk izin.

Pemberian izin tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan masyarakat dalam hubungannya berbagai aspek kehidupan masyarakat, misalnya izin pembuangan limbah cair ke dalam air, diberikan dengan syarat-syarat tertentu guna mengendalikan pencemaran air, karena suatu kegiatan industri dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan (pencemaran)9

Dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan sebagaimana disebut diatas, salah satu yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat (public service), salah satu bentuk pelayanan publik untuk masyarakat adalah

pemberian izin yang hanya dapat diperoleh dari pemerintahan sebagai penyelengara pemerintahan negara untuk menjalankan usaha dilingkungan masyarakat.

Pelayanan Pemerintah Daerah merupakan tugas dan fungsi utama Pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan fungsi dan tugas utama pemerintah secara umum, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pemerintahan akan dapat mewujudkan tujuan negara

9 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukannya mahkluk hidup, zat energi, dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

(12)

yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat pelayanan kepada masyarakat tersebut terintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.10

Dengan adanya otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, memberikan kesempatan kepada daerah untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan daerah. Dengan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat dari pengelolaan lingkungan hidup yang baik pula, sehingga terwujudnya pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kemudian dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa daerah mempunyai wewenangan dalam mengelola sumber daya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul tentang “Pemberian Izin Industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (study di kota Medan)”.

10 Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah,(Jakarta : Grasindo, 2007) hal. 286

(13)

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya pemerintah daerah kota Medan dalam melakukan pengendalian dampak linkungan hidup melalui izin industri yang diberikan dalam rangka pelayanan publik / Public service.

2. Bagaiman hubungan antara pemberian izin dengan upaya dampak pengendalian lingkungan hidup dalam sektor industri.

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah

1. Untuk mengetahui upaya pemerintah daerah kota Medan dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan hidup melalui izi industri yang diberikan dalam rangka pelayanan publik / Public service

2. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian izin dengan upaya dampak pengendalian lingkungan hidup dalam sektor industri.

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu baik secara teoritis maupun secara praktis, yakni :

(14)

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan mempunyai arti penting bagi penemuan konsep-konsep mengenai perizinan dalam pengelolaan lingkungan hidup di pemerintahan kota Medan. Dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi bidang ilmu hukum secara umum dan hukum administrasi negara secara khusus.

2. Secara praktis

a. Sebagai informasi bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk memahami pengaturan perizinan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup.

b. Sebagai bahan hukum administrasi negara, khususnya mengenai pemberian izin dalam upaya pengendalian lingkungan hidup.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengamatan serta penelusuran kepustakaan yang dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara , penelitian mengenai Pemberian Izin Industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (study di kota Medan) ini belum pernah dilakukan baik dalam judul dan permasalahan yang sama. Sehingga penelitian ini dapat dikategorikan penelitian yang baru dan keasliaannya dapat dipertanggung jawabkan, karena dilakukan dengan nuansa keilmuan, kejujuran, rasional, objektif, dan terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan akademis.

(15)

BAB II

UPAYA PEMERINTAH DAERAH KOTA MEDAN DALAM MELAKUKAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MELALUI IZIN INDUSTRI YANG DIBERIKAN DALAM RANGKA PUBLIC SERVICE

A. Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah adalah Gubernur atau Walikota dan perangat daerah sebagai unsur-unsur perangkat daerah adalah unsur birokratis yang ada di daerah meliputi tugas-tugas para kepala dinas, kepala badan. Unit-unit di lingkungan pemerintahan daerah yang sehari-hari dikendalikan oleh sekretariat daerah.

1. Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan a. Kepastian hukum

b. Tertib penyelenggaraan negara c. Asas kepentingan umum d. Asas keterbuakan

e. Asas proporsionalitas f. Asas profesionalitas

8

(16)

g. Asas akuntabilitas h. Asas Efisiensi

2. Pembagian Urusan Pemerintahan (1) Urusan pemerintahan

Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah meliputi:

a. Politik luar negeri b. Pertahanan c. Keamanan d. Yustisi

e. Moneter dan fiskal nasional f. Agama

(2) Urusan pemerintahan daerah propinsi

Urusan wajib yang menjadi dasar kewenangan Pemerintah Daerah Propinsi merupakan urusan dalam skala propinsi urusan pilihan meliputi urusan propinsi yang nyata berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan potensi unggulan daerah.

(3) Urusan pemerintah Kota / Kabupaten

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan Kabupaten / Kota adalah yang berskala kabupaten / kota, meliputi hal yang sama dengan urusan wajib pemerintah daerah propinsi. Begitupun dengan urusan yang bersifat pilihan.

(17)

Adapun urusan wajib pemerintahan kota/kabupaten meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketertiban masyarakat d. Penyediaan sarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan f. Penyelenggaraan pendidikan g. Pengendalian lingkungan hidup

h. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil i. dll

3. Hubungan Pemerintah Propinsi dengan Pemerintahan Kabupaten Kota Propinsi berkedudukan sebagai wilayah administrasi maka pemerintah Kabupaten/Kota meruakan subordinat wilayah administrasi provinsi. Dalam hal provinsi sebagai daerah otnom, maka pemerintah kabupaten / kota sebagai sesama daerah otonom. Hubungan provinsi dengan Kabupaten/Kota sebagai sesama daerah otonom adalah hubungan koordinasi.

B. Perbuatan Hukum Administrasi Negara

HAN menjadi landasan kerja bagi administrasi negara yang mengemban tugas public service. Dalam hal melaksanakan tugas itu secara aktif, artinya dalam menyelenggarakan pemerintahan, adm negara melakukan suatu perbuatan penetapan yang menghasilkan ketetapan.

(18)

C. Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Mengatur Izin Industri

Pemerintah melakukan pengaturan, pembinaan dna pengembangan bidang usaha industri secara seimbang terpadu dan terarah untuk memperkokoh struktur industri secara seimbang pada setiap tahap perkembangan industri. Tugas dan tanggung jawab untuk menciptakan iklim dan suasana yang menguntungkan dibidang industri pada dasarnya berada pada pemerintah. Pengaturan dan pembinaan dibidang industri dilakukan dengan memperhatikan upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup serta pengamanan terhadap keseimbangan dan kelesarian sumber daya alam. Upaya perlindungan dan kemudahan dibentuk melalui izin usaha industri atau disingkat IUI. Dimana setiap pendirian perusahaan industri wajib memperoleh IUI.

Pemerintahan Kota Medan dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan selaku instansi yang berwenang memberikan IUI telah mengeluarkan IUI sebanyak 2.383 unit usaha. Selain itu peranan dunia usaha di sektor industri di Kota Medan sangat mendukung pengembangan potensi daerah dan juga merupakan salah satu sumber pendapatan Asli Daerah. Oleh sebab itu maka peranan usaha industri dipandang perlu memberikan kemudahan, kepastian dan perluasan kesempatan berusaha sebagai alat pembinaan bagi pemerintah Kota Medan. Juga termasuk dalam salah satu bentuk pelayanan publik / public service. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Daerah Kota Medan No. 10 tahun 2002 tentang retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, Gudang/ ruangan dan tanda daftar perusahaan.

(19)

D. Prosedur Izin Usaha Industri

Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap persetujuan prinsip atau tanpa persetujuan prinsip. (a) Tahap persetujuan prinsip, dimana tahap ini diberikan kepada perusahaan industri yang telah memenuhi ketentuan perundang-undangan seperti : izin lokasi, AMDAL, UKL, UPL dan jenis produksinya tidak merusak atau membahayakan lingkungan serta tidak menggunakan sumber daya alam yang berlebihan. (b) Tahap tanpa melalui persetujuan prinsip dimana pabrik berlokasi dikawasan industri/kawasan berikat yang memiliki izin dan jenis industrinya tercantum dalam SK Menteri Perindustrian dan perdagangan No. 148 / M/SK/7/1995 tentang jenis dan komoditi industri yang proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan.

Jenis izin terbagi dua sesuai dengan klasifikasi / kelompok industri yaitu:

a. Terhadap jenis industri dalam kelompok industri keaz dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000 sampai Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan usaha wajib memperoleh tanda daftar industri /TDI

b. Terhadap semua jenis industri dengan nilai investasi perusahaan diatas 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan wajib memiliki izin usaha industri / IUI.

E. Public Service sebagai Fungsi Utama

KEPMENPAN No. 63 / / M.PAN/7/2003, Pelayanan Public adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

(20)

peraturan perundang-undangan pelayanan public yang berkualitas adalah salah satu pilar untuk menunjukkan terjadinya perubahan penyelenggaraan pemerintah yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut KEPMENPAN No. 81/1995, dalam memberikan pelayanan publik pemerintah harus memperhatikan:

1. Kesederhanaan prosedur atau tata cara pelayanan umum

2. Kejelasan dan kepastian tentang cara, rincian biaya layanan, jadwal waktu penyelesaian layanan atau pejabat yang berwenang

3. Keamanan 4. Keterbukaan 5. Efisien 6. Ekonomis 7. Keadilan

8. Ketepatan waktu

(21)

BAB III

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN IZIN DENGAN UPAYA PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DALAM

SEKTOR INDUSTRI A Perizinan

1. Pengertian Izin

Izin adalah perbuatan pemerintah bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk ditetapkan pada peristiwa konkret melalui prosedur dan persyaratan tertentu.

2. Unsur-Unsur Perizinan

Dari pengertian diatas ada beberapa unsur dalam perizinan yaitu:

a. Instrumen yuridis

b. Peraturan Perundang-Undangan c. Organ Pemerintahan

d. Peristiwa konkret

e. Prosedur dan persyaratan

3. Fungsi dan Tujuan Izin

Adapun tujuan perizinan secara umum dapat disebutkan:

a. Keinginan mengendalikan aktivitas tertentu b. Mencegah bahaya

c. Melindungi objek-objek tertentu

d. Membagi benda-benda yang sedikit jumlahnya

(22)

e. Memberikan pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktifitas-aktifitasnya dimana pengurus harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

4. Bentuk dan Isi Izin

Izin merupakan salah satu bentuk keputusan tata usaha negara.

Keputusan tata usaha negara adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan huku tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang besifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Secara umum izin memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Organ yang berwenang memberikan izin b. Yang dialamatkan

c. Diktum

d. Ketentuan-ketentuan pembatasan dan syarat-syarat e. Pemberian alasan pemberian izin

f. Pemberitahuan tambahan

B Hubungan Fungsional Antara Hukum Administrasi Negara dan UUPLH Dengan masuknya masalah lingkungan sebagai bagian dari kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berwenang untuk mencampurinya, artinya pemerintah mempunyai wewenang untuk mengatur, mengelola lingkungan hidup.

Dalam UUD 1945 ditegaskan “Bumi, Air dan kekayaan alam yang terkandung

(23)

didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat (Pasal 33 (3) UUD 1945. Peranan HAN semakin dominan dan penting karena menjadi dasar pijakan bagi tindakan pemerintah dalam mewujudkan tugasnya dalam rangka menyelenggarakan Public service khususnya dalam pemberian izin menyangkut lingkungan hidup.

C Upaya Pengelolaan Pengendalian Lingkungan Hidup 1. Wewenang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengawasan merupakan rangkaian aktifitas dari aparatur pemerintahan guna melihat kesesuaian antara kewajiban penanggung jawab usaha yang tertera dalam dokuman perizinan dengan aktifitas dilapangan. Adapun kewenangan yang dilakukan seperti melakukan pengawasan, pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan, memeriksa alat, meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan.

2. Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup / LH

Untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup perlu dilakukan perlindungannya. Hal ini sesuai dengan pasal 14 ayat (2) UUPLh “untuk menjamin pelestarian Fs LH setiap kegiatan / usaha dilarang melanggar buku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan “Pendekatan yang bijak terhadap pengelolaan LH ini berkaitan pula dengan lingkungan maka dalam pasal 15 UUPLh dinyatakan “Setiap usaha yang memungkinkan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib Memiliki AMDAL.

(24)

3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Ketentuan pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 27 / 1995 tentang AMDAL menyatakan bahwa suatu kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap LH meliputi:

a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang diperbaharui maupun yang tidak diperbaharui

c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta kemerosotan sumber daya alam dan pemanfaatnnya.

d. Proses dan kegiatna yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya.

e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya dan atau kegiatan perlindungan cagar budaya.

f. Industri jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik g. Pembuatan dan penggunaan badan hayati dan non hayati.

h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup

i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan atau mempengaruhi pertahanan negara.

Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang

(25)

direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan tata kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari 4 dokumen, yaitu:

1. Kerangka acuan analisa dampak lingkungan 2. Analisa dampak lingkungan hidup

3. Rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan

4. Rencana pemanfaatan lingkungan hidup dengan batasan sebagai berikut.

Kerangka acuan adalah ruang lingkup kajian analisis menganai dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil perlingkupan. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan rencana usaha dan akan kegiatan rencana pemantauan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan atau kegiatan.

4. Kegunaan AMDAL

Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk mencegah terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan oleh suatu rencana usaha atau kegiatan. AMDAL merupakan alat atau instrumen bagi pengelolaan lingkungan hidup, baik bagi pemrakarsa sebagai pengelola industri terkait sebagai pengawas atau pemantau, maupun bagi masyarakat sebagai penerima dampak jika terjadi pencemaran lingkungan.

(26)

5. Jenis Studi AMDAL

Dengan mengetahui rencana usaha atau kegiatan, maka jenis studi AMDAL dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan cakupan rencana atau kegiatan yang akan dilakukan pemrakarsa, AMDAL dibedakan menjadi 4(empat) jenis yaitu:

1) AMDAL Proyek, Amdal jenis ini dilakukan untuk suatu rencana usaha atau kegiatan yang pembinaan dan kewenangannya berada pada suatu instansi sektoral.

2) AMDAL usaha atau kegiatan terpadu / multisektor adalah hasil studi mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

3) AMDAL Kawasan adalah hasil studi mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab.

4) AMDAL regional adalah hasil studi mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari suatu instansi yang bertanggung jawab.

(27)

LAMPIRAN I

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MEDAN DATA PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2000 S/D 2006

No Uraian S/d 2000

Pertumbuhan Tahun S/d Tahun

2006

Angka Pertumbuhan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 (%)

1 Jumlah Unit Usaha - Kecil

- Menangah - Besar

877 788 85

4

180 133 44 3

178 139 37

2

284 259 23

2

341 308 30

3

280 268 12

-

243 228 15

-

2.383 2.193 46 14

4,48 %

2 Tenaga Kerja (Orang) 14.988 2,160 2,136 3,408 3.578 1.491 1.425 29.186 2,29%

3 Investasi (Rp) Juta 291.682,26 67,247,12 64.873,23 72.196,26 82.176,12 76.842,17 75.245,26 730.244,42 5,49%

4 Nilai Produksi (Rp Juta)

452.137,18 102.520,14 98.680,54 115.120,64 130.542,71 121.168,17 116.2250,24 1.136.419,62 5,7%

(28)

LAMPIRAN II

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MEDAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA INDONESIA TAHUN 1997

BUKU I : INDUSTRI PENGELOLAAN

1. Golongan Pokok Industri Makanan dan Minuman

1.1. Golongan Pengolahan dan Pengawetan Daging, Ikan, Buah-buahan, Sayuran, Minyak dan Lemak

1.2. Golongan Industri Susu dan Makanan dari Susu

1.3. Golongan Industri Penggilingan Padi-padian, Tepung dan Makanan Ternak

1.4. Golongan Industri Makanan Lainnya 1.5. Golongan Idustri Minuman

2. Golongan Pokok Industri Pengolahan Tembakau 2.1. Golongan Industri Pengolahan Tembakau 3. Golongan Pokok Industri Tekstil

3.1. Golongan Industri Pemintalan Pertenunan, Pengolahan Akir Tekstil 3.2. Golongan Industri Barang Jadi Tekstil dan Permadani

3.3. Golongan Industri Perajutan 3.4. Golongan Industri Kapuk

4. Golongan Pokok Industri Pakaian Jadi

4.1. Golongan Industri Pakaian jadi, Kecuali untuk Pakaian Jadi Berbulu 4.2. Golongan Industri Pakaian Jadi / Barang Jadi Berbulu

(29)

5. Golongan Pokok Industri Kulit dan Barang dari Kulit 5.1. Golongan Industri Kulit dan Barang dari Kulit 5.2. Golongan Industri Alas Kaki

6. Golongan Pokok Industri Kayu, Barang-Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furniture), dan Barang-barang Anyaman

6.1. Golongan Industri Penggergajian dan Pengawetan

6.2. Golongan Industri Barang-Barang dari Kayu dan Barang-barang Anyaman 7. Golongan Pokok Industri Kertas dan Barang dari Kertas

7.1. Golongan Industri Kertas Barang dari Kertas dan Sejenisnya

8. Golongan Pokok Industri Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

8.1. Golongan Industri Penerbitan

8.2. Golongan Industri Percetakan dan Kegiatan yang Berkaitan dengan Pencetakan

8.3. Golongan Reproduksi Media Rekaman

9. Golongan Pokok Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Pengolahan Gas Bumi, Barang-Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi, dan Bahan Bakar Nuklir

9.1. Golongan Industri Barang-Barang dari Batu Bara

9.2. Golongan Industri Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Gas Bumi dan Industri Barang-Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi

9.3. Golongan Pengolahan Bahan Bakar Nuklir (Nuclear Fuel)

(30)

10. Golongan Pokok Industri Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia 10.1. Golongan Industri Bahan Kimia Industri

10.2. Golongan Industri Barang-Barang Kimia lAinnya 10.3. Golongan Industri Serat Buatan

11. Golongan Pokok Industri Karet dan Barang dari Karet 11.1. Golongan Industri Karet dan Barang dari Karet 11.2. Golongan Industri Barang dari Plastik

12. Golongan Pokok Industri Barang Galian Buan Logam 12.1. Golongan Industri Gelas dan Barang dari Gelas 12.2. Golongan Industri Barang-barang dari Porselin 12.3. Golongan Industri Pengolahan tanah Liat 12.4. Golongan Semen, Kaput, dan Gips 12.5. Golongan Barang-Barang dari Batu 12.6. Golongan Barang-barang dari Asbes

12.7. Golongan Industri Barang Galian Bukan Logam Lainnya 13. Golongan Pokok Industri Logam Dasar

13.1. Golongan Industri Logam Dasar Besi dan Baja 13.2. Golongan Industri Logam Dasar Bukan Besi 13.3. Golongan Industri Pengecoran Logam

14. Golongan Pokok Industri Barang-Barang dari Logam Kecuali Mesin dan peralatannya

14.1. Golongan Industri Logam Dasar Besi dan Baja 14.2. Golongan Industri Logam Dasar Bukan Besi 14.3. Golongan Industri Pengecoran Logam

(31)

15. Golongan Pokok Industri Barang-Barang dari Logam Kecil Mesin dan Peralatannya

15.1. Industri Barang-Barang Logam Siap Pasang untuk Bangunan, Pembuatan Tangki, dan Generator Uap

15.2. Golongan Industri Barang Logam lainnya, dan Kegiatan Jasa Pembuatan Barang-Barang dari Logam

16. Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapannya 16.1. Golongan Industri Mesin-mesin Umum

16.2. Golongan Industri Mesin-Mesin Untuk Keperluan Khusus

17. Golongan Pokok Industri Mesin dan Peralatan Kantor, Akuntansi, dan Pengolaan Data

17.1. Golongan Industri Mesin dan Peralatan Kantor, Akuntansi dan Pengolahan Data

18. Golongan Pokok IndustriMesin Listrik Lainnya dan Perlengkapannya 18.1. Industri Motor Listrik, Generator dan Transformator

18.2. Golongan Industri Peraatan Pengontrol dan Pendistribusian Listrik 18.3. Golongan Industri Kabel Listrik dan Telepon

18.4. Golongan Industri Akumulator Listrik dan Batu Baterai 18.5. Golongan Bola Lampu Pijar dan Lampu Penerangan

18.6. Golongan Industri Peralatan Listrik yang tidak termasuk dalam Kelompok Manapun

(32)

19. Golongan Pokok Industri Radio, Televisi, dan Peralatan Komunikasi serta Perlengkapannya

19.1. Golongan Pokok Industri Radio, Televisi, dan Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya

19.2. Golongan Industri Tabung dan Katup elektronik dan Komponen Elektronik Lainnya

19.3. Golongan Industri Alat Komunikasi

19.4. Golongan Industri Radio, Televisi, alat-alat Rekaman Suara dan Gambar, dan sejenisnya.

20. Golongan Pokok Industri Peralatan Kodekoteran, Alat-alat Ukur, Peralaan Navigasi, Peralatan Optik, Jam, dan Lonceng

20.1. Golongan Industri Peralatan Kedokteran, dan Peralatan Untuk Mnegukur, Memeriksa, Menguji dan Bagian lainnya Kecuali alat-alat optik

20.2. Golongan Industri Instrumen Optik dan Peralatan Fotografi 20.3. Golongan Industri Jam, Lonceng dan sejenisnya

21. Golongan Pokok Industri Kenderaan Bermotor

21.1. Golongan Industri Kenderaan Bermotor Roda Empat atau Lebih

21.2. Golongan Industri Karoseri Kenderaan Bermotor Roda Empat atau Lebih 21.3. Golongan Industri Perlengkapan dan Komponen Kenderaan Bermotor

Roda Empat atau Lebih

22. Golongan Pokok Industri alat Angkutan, selain Kenderaan Bermotor Roda Empat atau lebih

22.1. Golongan Industri Pembuatan dan Perbaikan Kapal dan Perahu

(33)

22.2. Golongan Industri Kereta Api 22.3. Golongan Industri Pesawat Terbang 22.4. Golongan Industri Alat Angkut Lainnya

23. Golongan Pokok Industri Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 23.1. Golongan Industri Furnitur

23.2. Golongan Industri Furnitur

23.3. Golongan Industri Pengolahan Lainnya 24. Golongan Pokok Daur Ulang

24.1. Golongan Daur Ulang Barang-Barang Logam 24.2. Gologan Daur Ulang Barang-Barang Bukan Logam

(34)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya.

Manusia dalam hidupnya baik secara pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat selalu berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian kelangsungan hidup manusia ditentukan interaksi manusia itu sendiri dengan lingkungannya dan untuk itu harus dijaga atau dilestarikan fungsi lingkungan hidup.

Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH), disebutkan apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup “lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain”1

Tujuan masa depan yang didambakan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia yang seutuhnya, dan pembangunan sosial ekonomi ke arah kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Kebijaksaan pembangunan yang tertuju pada pembangunan manusia seutuhnya, memuat keharusan untuk menegakkan kehidupan yang berimbang, sebagai perwujudan dari keragaman lingkunagan hidup dan keseimbangan ekosistem.

1 Pasal 1 butir (1) UUPLH

(35)

Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian yang sangat penting bagi ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di muka bumi ini, yang diarahkan terwujudnya kelestarian serta fungsi lingkungan dalam keseimbangan dan kelestarian yang dinamis dengan perkembangan kependudukan agar dapat menjamin pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan mutu, memanfaatkan sumber daya alam yang berkelanjutan, merehabilitasi lingkungan, mengendalikan pencemaran dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan lingkungan hidup maka pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan secara baik dan terpadu. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakasanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup”.2

Untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup perlu dilakukan perlindungannya. Dimana setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan.3

2 Pasal 1 butir 2 UUPLH.

Pengembangan pembangunan secara

umum adalah suatu kegiatan manusia dan untuk manusia, sehingga secara umum pula pencemaran lingkungan diakibatkan oleh kegiatan manusia yang kesemuanya

3 Pasal 14 ayat (1) UUPLH ”untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan / atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”. Yang dimaksud dengan Baku Mutu Lingkungan adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat energi, dan/atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemaran yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. (lihat Pasal 1 butir 11 UUPLH) sedangkan Kriteria Baku Kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik dan /atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang.(Pasal 1 butir 13)

(36)

tercakup dalam pertumbuhan penduduk, perkembangan permukiman, industri, transportasi dan lain-lain.4

Undang-Undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian, didalamnya mengatur mengenai Industri, izin usaha industri yang menjadi dasar bagi Perusahaan Industri untuk melakukan kegiatannya

Akibat pengembangan kegiatan manusia antara lain pengembangan industri akan menimbulkan sisa-sisa pembuangan berupa gas cair dan padat, yang jika dibuang kelingkungan hidup akan menimbulkan dampak yang berbahaya terhadap kehidupan manusia.

5 Usaha industri dalam melakukan kegiatannya wajib memelihara pelestarian fungsi lingkungan yang pelaksanaannya antara lain, berdasarkan pada ketentuan baku mutu limbah cair.6

Peranan lingkungan hidup sebagai aset bangsa dan negara sangat penting sehingga diperlukan suatu pendekatan yang bijak dalam pengelolaanya. Pendekatan yang bijak terhadap pengelolaan lingkungan hidup ini, berkaitan pula karena lingkungan hidup sangat bersentuhan langsung dengan aktivitas pembangunan. Oleh karena begitu pentingnya lingkungan hidup. Maka setiap rencana dan/atau kegiatan

4 Koesnadi Harjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Edisi Ke VI, cet. Kesebelas, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994) hal.144

5 Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan / atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri. (Pasal 1 butir 2) sedangkan Perusahaan Industri adalah Badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri (Pasal 1 butir 7)

6 Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemaran dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan (Pasal 1 butir 15 PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air)

(37)

yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.7

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab dan kewajiban bersama antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Hal ini ditegaskan dalam UUPLH yang menyatakan sebagai berikut:‘setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku’.

8

Dalam pelaksanaan lebih lanjut menyebutkan bahwa : “sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh pemerintah”.

Dengan demikian pengelolaan lingkungan hidup merupakan hak atau peran yang meliputi peran dalam proses pengambilan keputusan baik dengan cara mengajukan keberatan maupun dengan pendapat atau dengan cara lain yang ditentukan dalam proses penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau perumusan kebijakan lingkungan hidup.

9

1. Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.

Dan untuk melaksanakan ketentuan itu maka pemerintah :

7 Pasal 15 ayat (1) UUPLH jo PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Lihat juga Supriadi , Hukum Lingkungan DiIndonesia, sebuah pengantar, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta , 2006, hal 191.

8 Pasal 5 ayat (3) UUPLH

9 Pasal 8 ayat (1) UUPLH

(38)

2. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan kembali sumbar daya alam termasuk sumber daya genetika.

3. Mengatur pembuatan hukum dan hubungan hukum antara orang atau subyek hukum lainya serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber daya genetika.

4. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial

5. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Hal yang menyangkut pengaturan, pembinaan, pengembangan industri adalah kewenangan pemerintah. Dalam hal kewenangan campur tangan pemerintah dalam pergaulan sosial ekonomi masyarakat, dikenal adanya kebijaksanaan publik (Public Policy).

Bentuk kebijaksanaan pemerintah secara konkrit yaitu dalam bentuk izin.

Pemberian izin tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan masyarakat dalam hubungannya berbagai aspek kehidupan masyarakat, misalnya izin pembuangan limbah cair ke dalam air, diberikan dengan syarat-syarat tertentu guna mengendalikan pencemaran air, karena suatu kegiatan industri dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan (pencemaran)10

10 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukannya mahkluk hidup, zat energi, dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

(39)

Dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan sebagaimana disebut diatas, salah satu yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat (public service), salah satu bentuk pelayanan publik untuk masyarakat adalah pemberian izin yang hanya dapat diperoleh dari pemerintahan sebagai penyelengara pemerintahan negara untuk menjalankan usaha dilingkungan masyarakat.

Pelayanan Pemerintah Daerah merupakan tugas dan fungsi utama Pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan fungsi dan tugas utama pemerintah secara umum, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pemerintahan akan dapat mewujudkan tujuan negara yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat pelayanan kepada masyarakat tersebut terintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.11

Dalam melakukan tugasnya, instansi–instansi pemerintah (administrasi negara), melakukan perbuatan–perbuatan baik yang bersifat yuridis (artinya yang secara langsung menciptakan akibat–akibat hukum) dan yang bersifat non yuridis.

Ada 4 (empat) macam perbuatan Hukum Administrasi Negara masa kini, yakni :12 1. Penetapan (beschiking, administrative discretion ) dapat dirumuskan sebagai

perbuatan hukum sepihak yang bersifat administrasi negara dilakukan oleh

11 Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah,(Jakarta : Grasindo, 2007) hal. 286

12 Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara,(Cetakan ke 10, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994) hal. 94 – 103.

(40)

pejabat atau instansi penguasa yang berwenang dan berwajib khusus untuk itu.

2. Rencana (Plan) adalah salah satu bentuk dari perbuatan hukum administrasi negara yang mencipta hubungan hukum (yang mengikat) antara penguasa dan para warga masyarakat. Dari segi hukum administrasi negara, maka suatu rencana adalah seperangkat tindakan –tindakan yang terpadu, dengan tujuan agar tercipta suatu keadaan yang tertib bilamana tindakan-tindakan tersebut telah selesai direalisasikan.

3. Norma jabaran (concrete normgering) adalah suatu perbuatan hukum (rechtshandeling) daripada penguasa Administrasi Negara untuk membuat agar suatu ketentuan undang-undang mempunyai isi yang konkret dan praktis dan dapat diterapkan menurut keadaan waktu dan tempat.

4. Legislasi – Semu (pseudo – wetgering) adalah penciptaan dari aturan-aturan hukum oleh pejabat administrasi negara yang berwenang yang sebenarnya dimaksudkan sebagai garis-garis pedoman (richlijnen).legislasi semu berasal dari Diskresi atau Freies Ermessen yang dipunyai oleh Administrasi Negara, yang pada umumnya dipakai untuk menetapkan kebijaksanaan.

Penetapan (beschikking) dapat dirumuskan sebagai perbuatan hukum sepihak yang bersifat administrasi negara dilakukan oleh pejabat atau instansi penguasa (negara) yang berwenang dan berwajib khusus untuk itu.13

13 Ibid ,hal.94

(41)

Dalam prakteknya, penetapan ini ada yang akibat hukumnya menguntungkan bagi masyarakat tapi ada juga yang dianggap merugikan masyarakat.

Selanjutnya Prajudi Atmosudirdjo, membagi penetapan-penetapan yang menguntungkan ke dalam 4 jenis, yaitu :14

1. Dispensasi 2. Izin / vergunning 3. Lisensi

4. Konsensi

Sebenarnya dasar pemberian izin untuk perorangan atau badan hukum swasta adalah timbul strategi dan teknik yang dipergunakan oleh pemerintah untuk menguasai atau mengendalikan berbagai keadaan, yakni dengan melarang tanpa izin tertulis untuk melakukan kegiatan–kegiatan apapun yang hendak diatur atau dikendalikan oleh pemerintah.15

Pengertian izin oleh pihak administrasi negara berkaitan dengan kewenangan administrasi negara dalam menjalankan pemerintahan. Bisa secara

Dengan perkataan lain melalui sistem perizinan tersebut pihak penguasa melakukan campur tangan kedalam atau atas proses jalannya kegiatan-kegiatan masyarakat tertentu.

14 Dispensasi ialah keputusanadministrasi negara yang membebaskan suatu perbuatan dari kekuasaan peraturan yang menolak perbuatan tersebut. Lisensi ialah suatu izin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan suatu perusahaan. Lisensi digunakan untuk menyatakan suatu izin yang memperkenankan seseorang untuk menjalankan suatu perusahaan dengan izin khusus atau istimewa.

Konsensi merupakan suatu izin berhubungan dengan pekerjaan yang besar dimana kepentingan umum terlibat erat sekali sehingga sebenarnya pekerjaan itu menjadi tugas dari pemerintah,tetapi oleh pemerintah di berikan hak penyelenggaraanya kepada konsesionaris (pemegang izin) yang bukan pejabat pemerintah. Bentuknya dapat berupa kontraktual ataukombinasi antara lisensi dengan pemberian status tertantu dengan hak dan kewajiban serta syarat-syarat tertentu

15 Ibid, hal. 96

(42)

atribusi, delegasi (sub delegasi), dan mandat.16 Ketiga hal itu dilakukan secara kombinasi, yang bertalian erat dengan asas-asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan,17

Ada banyak jenis perizinan yang sampai saat ini masih berlaku dan dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah dan masyarakat. Selain jenisnya, perizinan juga dapat dibedakan atas instansi pemberi izinnya, apakah Pemerintah Pusat atau Pemerintah provinsi dan atau Pemerintah kabupaten/kota. Pihak yang mempunyai kewenangan dalam memberikan izin, dapat melaksanakan sendiri kewenangan tersebut atau dapat melimpahkan kewenangan yang dimilikinya tersebut.

serta dalam operasionalisasinya berbaur satu dengan yang lainnya.

Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pemerintahan baik pemerintahan pusat, propinsi, kota/kabupaten tidak terlepas dari kebijakan pengelolaan potensi sumber daya alam yang dimiliki.

Sebelum berlaku Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya berada ditangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya menjalankan kebijakan-kebijakan yang dimuat oleh pemerintahan pusat.

16 Dalam kamus hukum pengertian dari : Delegasi ialah penyerahan wewenang dari atasan kepada bawahan dalam lingkungan tugas tertentu dengan kewajiban mempertanggung jawabkan kepada yang menyerahkan tugas. Mandat ialah perintah yang berasal dari orang banyak dalam hal ini adalah rakyat, pekumpulan dan sebagainya kepada seseorang atau beberapa orang untuk dilaksanakan sesuai dengan kehendak yang memberi kuasa tersebut.

17 Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Sedangkan Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten /kotadan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten / kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

(43)

Daerah hanya sebagai perpanjangan tangan dan menjalankan tugas yang diberikan oleh pemerintah pusat. Dengan kata lain pengelolaan lingkungan hidup di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi.

Setelah adanya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 dan digantikan dengan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dimana pemerintah daerah menyelengarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintah yang oleh undang-undang ini ditentukan menjadi urusan pemerintah. Dan pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas- luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.18

Dengan adanya otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, memberikan kesempatan kepada daerah untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan daerah. Daerah dapat mengelola potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah, akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan hidup. Bila tidak dikelola secara baik dan benar maka dampak negatiflah yang muncul dipermukaan. Maka untuk mengantisipasi masalah ini pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup harus mampu melahirkan kebijakan-kebijakan kongkrit yang sesuai dengan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat dari pengelolaan lingkungan hidup yang baik pula, sehingga terwujudnya pelestarian fungsi lingkungan hidup.

18 Pasal 10 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

(44)

Pelaksanaan kebijaksanan pengelolaan lingkungan hidup dapat mengikutsertakan peran Pemerintahan Daerah.19 Selanjutnya, dalam UUPLH menegaskan bahwa dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintahan Daerah, kepala daerah menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. 20

Kemudian dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa daerah mempunyai wewenangan dalam mengelola sumber daya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul tentang “Pemberian Izin Industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (study di kota Medan)”.

19 Pasal 12 ayat (1) huruf b , UUPLH

20 Pasal 22 ayat (3) UUPLH

(45)

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya pemerintah daerah kota Medan dalam melakukan pengendalian dampak linkungan hidup melalui izin industri yang diberikan dalam rangka pelayanan publik / Public service.

2. Bagaiman hubungan antara pemberian izin dengan upaya dampak pengendalian lingkungan hidup dalam sektor industri.

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah

1. Untuk mengetahui upaya pemerintah daerah kota Medan dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan hidup melalui izi industri yang diberikan dalam rangka pelayanan publik / Public service

2. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian izin dengan upaya dampak pengendalian lingkungan hidup dalam sektor industri.

(46)

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu baik secara teoritis maupun secara praktis, yakni :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan mempunyai arti penting bagi penemuan konsep-konsep mengenai perizinan dalam pengelolaan lingkungan hidup di pemerintahan kota Medan. Dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi bidang ilmu hukum secara umum dan hukum administrasi negara secara khusus.

2. Secara praktis

a. Sebagai informasi bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk memahami pengaturan perizinan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup.

b. Sebagai bahan hukum administrasi negara, khususnya mengenai pemberian izin dalam upaya pengendalian lingkungan hidup.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengamatan serta penelusuran kepustakaan yang dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara , penelitian mengenai Pemberian Izin Industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (study di kota Medan) ini belum pernah dilakukan baik dalam judul dan permasalahan yang sama. Sehingga

(47)

penelitian ini dapat dikategorikan penelitian yang baru dan keasliaannya dapat dipertanggung jawabkan, karena dilakukan dengan nuansa keilmuan, kejujuran, rasional, objektif, dan terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan akademis.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Dalam interaksi manusia dan alam lingkunganya, membutuhkan aturan dan norma. Aturan dan norma yang terlihat sebagai wujud hukum, berfungsi sebagai landasan interaksional lingkungan dari setiap kegiatan manusia. Sebagaimana menurut Lawrence M. Friedman,21

Setiap hukum memiliki 3 (tiga) aspek, yaitu: Structure, yang berkaitan dengan institusi-institusi yang kompeten dalam membuat dan melaksanakan undang- undang (legislatif dan pengadilan). Substance, adala aturan, norma, dan pola prilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu.. Dan Legal culture, yakni sikap masyarakat terhadap hukum dan sistem hukum

bahwa :

Soerjono Sukanto menyatakan, bahwa kesadaran hukum merupakan suatu proses psikis yang terdapat dalam diri manusia, yang mungkin timbul dan mungkin pula tidak timbul. Akan tetapi asas kesadaran hukum itu terdapat pada diri setiap manusia,oleh karena setiap manusia mempunyai rasa keadilan.22

Dalam kaitan dengan penelitian tentang adil tidaknya suatu hukum positif tertulis, Soerjono Sukanto menyatakan, bahwa senantiasa bergantung pada taraf

21 Lawrence M Friedman, American Law an Introduction, 2nd Edition, terjemahan Wisnu Basuki, (Jakarta : PT. Tatanusa, 2001) hal. 7-8

22 Soerjono Sukanto, Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat,(Jakarta : CV. Rajawali, 1982) hal. 211

(48)

persesuaian antara rasa keadilan pembentukan hukum dengan rasa keadilan warga masyarakat yang kepentingan-kepentingannya diatur oleh hukum tadi. Secara logis, maka prosesnya adalah bahwa seseorang harus memahami hukum tersebut, sebelum mempunyai kesadaran hukum.23

Perhatian terhadap kesadaran hukum masyarakat adalah penting sebagaimana dinyatakan oleh Koesnadi Harjasoemantri, bahwa kunci berhasilnya program pembangunan di bidang lingkungan hidup ada di tangan manusia dan masyarakat.

Dengan demikian, maka masalah kesadaran hukum sebenarnya menyangkut faktor-faktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu diketahui, diakui, dihargai, dan ditaati.

24

Selanjutnya Friedman25

Pertama, sebagai kontrol sosial; kedua, sebagai sarana penyelesaian sengketa;

ketiga, sebagai bagian dari perencanaan sosial dalam kebijakan publik, yang disebut dengan social engineering function;dan keempat, sebagai social maintenance, yakni sebagai fungsi pemeliharaan ketertiban atau status quo.

Tujuan hukum perlindungan lingkungan ialah menciptakan keseimbangan kemampuan lingkungan yang serasi (enviromental harmony).

melihat ada 4(empat) Fungsi sistem hukum, yaitu:

Instrumen hukum melalui fungsi-fungsinya itu akan menjadi pedoman bagi prinsip yang kita terapkan berupa pembangunan berwawasan lingkungan.

Hukum dapat memainkan fungsinya terutama sebagai kontrol dan menjadi kepastian bagi masyarakat dalam menciptakan keserasian antara aksi pembangunan yang

23 Lawrence M. Friedman, Op.cit hal.212

24 Koesnadi Hardjasoemantri, Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Cet. 3,Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1993) hal. 19

25 Lawrence M. Friedman, Op.cit

(49)

diteruskan serta ditingkatkan demi mencapai keserasian antara aksi pembangunan yang diteruskan serta ditingkatkan demi mencapai taraf kesejahteraan dan kemakmuran disatu pihak, dengan pemanfaatan sumbar daya alam yang serba terbatas dilain pihak. Menurut fungsinya sebagai sarana pembaharuan dan pembangunan ( a tool of social engineering) hukum dapat diarahkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang bewawasan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan standar yang tidak hanya ditujukan bagi perlindungan lingkungan, melainkan juga bagi kebijaksanaan pembangunan, artinya :

Dalam penyediaan, penggunaan, peningkatan kemampuan sumber daya alam dan penigkatan taraf ekonomi, perlu menyadari pentingnya pelestarian fungsi lingkungan hidup, kesamaan derajat antar generasi, kesadaran terhadap hak dan kewajiban masyarakat, pencegahan terhadap pembangunan yang desktruktif (merusak) yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, serta berkewajiban untuk turut serta dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan pada setiap lapisan masyarakat. 26

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang dibutuhkan sebuah perencanaan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga dapat memberikan jaminan, perlindungan, kepastian dan arah bagi pembangunan. Instrumen yang dibutuhkan itu menurut Lili Rasjidi adalah hukum.27

26 Alvi Syahrin, Pembangunan Berkelanjutan (perkembangan, prinsip- prinsip dan status hukumnya), (Medan, Fakultas Hukum USU,1999) hal. 27. Perhatikan juga, Koesnadi Harjasoemantri, Hukum Tata lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada university Press, Edisi ke- 8 cetakan ke-18,2005) hal 18-19

Hukum bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

27 Lili Rasjidi dan I. B Wiyasa Putra, Hukum sebagai suatu sistem,(Bandung,Remaja Rosdakarya,1993) hal. 118

(50)

rakyat. Selanjutnya Lili Rasjidi mengemukakan bahwa : ”hukum berfungsi mengatur, juga berfungsi sebagai pemberi kepastian, pengamanan, pelindung dan penyeimbang, yang sifatnya sekedar adaftif, fleksibel, melainkan juga Predidiktif dan antisipatif.

Potensi hukum ini terletak pada dua dimensi utama dari fungsi hukum yaitu fungsi preventif dan fungsi represif ”28

Fungsi preventif yaitu fungsi pencegahan, yang dituangkan dalam bentuk pengaturan pencegahan yang pada dasarnya merupakan desain dari setiap tindakan yang hendak dilakukan masyarakat, yang meliputi seluruh aspek tindakan manusia, termasuk risiko dan pengaturan prediktif terhadap bentuk penangulangan risiko itu.

Sedangkan represif adalah fungsi penanggulangan, yang dituangkan dalam bentuk penyelesaian sengketa atau pemulihan dahulu telah ditetapkan dalam perencanaan tindakan itu.

Pemerintah baik pusat maupun daerah mempunyai tiga fungsi utama yaitu (1) memberikan pelayanan/ services baik pelayanan perorangan maupun pelayanan publik/khalayak, (2) melakukan pembangunan fasilitas ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (development for ekonomic growth), dan (3) memberikan perlindungan/ protecitve kepada masyarakat.29

Fungsi pertama, yaitu public services functions berarti pemerintah wajib memberikan pelayanan publik secara perorangan maupun khalayak/ publik. Dalam hal pelayanan publik, kata publik menunjuk pada sejumlah orang yang mempunyai

28 Ibid, hal.123

29 Hanif Nurcholis, Op.cit, hal.291

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik antara Pelayanan Barang dan Jasa  Pelayanan Barang  Pelayanan Jasa  Sesuatu yang berwujud
Gambar  1.4  Segitiga Pelayanan Publik

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Demikian juga dalam kamus Cambridge online, revolusi memiliki ragam definisi sesuai dengan konteksnya, namun bagaimanapun dalam konteks ini, revolusi dapat dipahami

Ada beberapa tahapan proses AHP yang dituangkan dalam Yang and Shi (2002), yaitu : menetapkan tujuan, mengidentifikasi semua kriteria yang relevan, membangun

MDEA yang dapat dijadikan sebagai acuan pada perancangan kolom absorpsi untuk. proses mereduksi gas CO 2 pada

Učni načrt iz leta 2011 kot cilj poučevanja slovenščine pri književnem pouku opredeljuje razvijanje sporazumevalne zmožnosti, ki vključuje bralno, literarno, kulturno in

Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan nilai rata-rata MAPE terbaik sebesar 0,160% dengan menggunakan parameter terbaik yang telah diuji yaitu jumlah

McGlynn versus Aveling: A Comparison of Translation Strategies Used in Sapardi Djoko Damono’s Poems.. A

Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil Fasilitas peralatan penyimpanan dingin harus divalidasi secara berkala. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan

Sungai tidak hanya merupakan sarana transportasi tetapi juga merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.Apalagi di jaman sekarang dimana