• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan. Disebutkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan. Disebutkan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan. Disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana yang memuat tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang dibuat sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sehingga kurikulum dijadikan acuan dalam pencapaian suatu tujuan pendidikan (Haryono, 2015:2). Pendidikan di Indonesia saat ini telah menggunakan kebijakan kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 (K13).

Kurikulum 2013 adalah kurikulum terpadu yang didalamnya terdapat suatu sistem pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.

PERMENDIKBUD No. 57 Tahun 2014, dijelaskan bahwa yang menjadi ciri Kurikulum 2013 yaitu adanya muatan pembelajaran yang bersifat tematik integratif. Pembelajaran tematik dikembangkan agar peserta didik memiliki kemampuan meningkatkan pemahaman konseptualnya sehingga akan membentuk konsep (baru) melalui pemahaman langsung. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Majid (2014:80) bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang secara terpadu agar dapat menggali keaktifan peserta didik dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, otentik, dan bermakna. Sehingga dapat diartikan bahwa kegiatan pembelajaran akan melibatkan peserta didik untuk lebih aktif (Student Center).

Peserta didik yang mencari, mengetahui, dan menemukan konsep dengan

(2)

sendirinya. Guru hanya sebagai fasilitator dan mediator terhadap peserta didik.

Melalui kegiatan menemukan konsep yang telah dipelajari, pembelajaran yang bermakna akan terbentuk di dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar.

Di dalam kegiatan belajar mengajar segala sesuatu yang dirancang akan dilaksanakan dan melibatkan semua komponen pengajaran. Tujuannya agar dapat menciptakan pembelajaran efektif dan terarah. Proses kegiatan belajar mengajar tentunya membutuhkan komponen-komponen penting pembelajaran sebagai berikut: tujuan pembelajaran, peserta didik, pendidik/guru, materi pelajaran, metode dan media, evaluasi, dan adanya penunjang. Salah satu penunjang dalam sistem pembelajaran adalah bahan ajar. Untuk menyiapkan bahan ajar, maka perlu memahami peran pokok bahan ajar dalam pembelajaran tematik.

Menurut Prastowo (2013:298) bahan ajar merupakan bahan yang disusun secara terpadu yang dapat membantu peserta didik menguasai kompetensi dan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara aktif dan menyenangkan ketika implementasi pembelajaran. Contoh bahan ajar antara lain: buku pelajaran, modul, LKPD, handout, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya. Penggunaan bahan ajar tematik perlu melihat kebutuhan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu jenis bahan ajar yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik adalah melalui Lembar Kegiatan Peserta Didik(LKPD).

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) adalah bahan ajar cetak yang didalamnya berisi tentang materi pembelajaran dan petunjuk pelaksanaan tugas teoritis maupun praktis sehingga dapat membantu peserta didik mencapai Kompetensi Dasar (Prastowo, 2015:204). Dengan adanya LKPD siswa dapat

(3)

terbantu supaya dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif dan membantu mengarahkan peserta didik memahami pengetahuan yang didapat.

Oleh karena peserta didik yang aktif mencari dan menemukan konsep secara mandiri sehingga pembelajaran bermakna dapat tercapai.

Selain itu, menurut Prastowo (2013:65) belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui pengalamannya, sedangkan pembelajaran adalah cara yang disusun untuk menata lingkungan sehingga menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan melalui proses belajar yang bersifat individual dan kontekstual. Artinya, proses belajar berasal dari masing-masing individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya. Penjelasan tersebut didukung oleh Aryani (2019:1) pembelajaran kontekstual akan mendorong siswa memahami lingkungan sekitar yang bersifat konkret. Tujuan dari pembelajaran kontekstual adalah menggali keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar atau kearifan lokal.

Menurut Asriati (2012:110-112) kearifan lokal adalah suatu konsep yang ditujukan kepada masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dengan menggunakan kesadaran masyarakat untuk hal yang berhubungan dengan kehidupan. Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri dan mempunyai kearifan lokal sebagai modal dalam keberagaman budaya Indonesia. Pendapat lain yang dikemukakan menurut Purwanto (2017:15) kearifan lokal merupakan suatu pandangan berupa adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari yang lahir dan berkembang secara terus-menerus di dalam suatu masyarakat. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan sesuatu yang menjadi bagian dari

(4)

masyarakat untuk menanamkan adat istiadat atau kebiasaan yang menjadi keunikan daerah itu sendiri daripada daerah lain. Salah satu kearifan lokal yang sesuai dengan karakteristik lingkungan terdekat peserta didik yaitu Kearifan Lokal Pasuruan.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengalaman belajar setiap individu, maka pengenalan Kearifan Lokal Pasuruan dapat dimasukkan ke dalam materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mempelajari situasi yang ada di sekitarnya. Pengenalan kearifan lokal dapat diambil dari lingkungan terdekat peserta didik terlebih dahulu. Antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan daerahnya. Melalui pengenalan kearifan lokal Pasuruan diharapkan dapat memunculkan potensi dan kemampuan peserta didik dalam mengenal lingkungan. Potensi yang dimiliki peserta didik tidak hanya dilihat dari kemampuan memahami lingkungan sekitar, tetapi juga kemampuan kecerdasan yang dimilikinya.

Kemampuan kecerdasan antara setiap peserta didik memiliki perbedaan.

Menurut Gardner (dalam Yaumi dan Ibrahim, 2013:11) menjelaskan bahwa terdapat delapan kecerdasan yang telah ditemukan, antara lain (1) linguistik, (2) logis matematis, (3) visual, (4) kinestetik, (5) musical, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, (8) naturalistik. Teori yang dikemukakan Amstrong dipelopori oleh Gardner yang menulis buku “Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences”. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap orang memiliki lebih dari satu kecerdasan. Berdasarkan paparan tersebut, diketahui bahwa salah satu upaya untuk bisa mengembangkan potensi kecerdasan peserta didik adalah melalui pembelajaran yang berbasis Multiple Intelligence.

(5)

Multiple Intelligences atau kecerdasan jamak merupakan kumpulan keterampilan maupun bakat yang melekat pada peserta didik untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam proses pembelajaran (Yaumi&Ibrahim, 2016:11). Melalui pembelajaran berbasis Multiple Intelligences akan tercipta pembelajaran yang dapat lebih mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Mulai dari perkembangan bakat, minat, kemampuan, dan kecerdasan peserta didik. Untuk mengoptimalkan potensi peserta didik salah satunya dengan cara mengahdirkan aktivitas pembelajaran berbasis Multiple Intelligences ke dalam proses belajar. Aktivitas pembelajaran berbasis Multiple Inteligences adalah berbagai macam aktivitas yang telah dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik dengan memberikan fasilitas berkembangnya melalui kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences (Yaumi, 2016).

Teori Howard Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan majemuk memiliki 8 jenis kecerdasan pada anak, antara lain: word smart (kecerdasan linguistik), number smart (kecerdasan logika atau matematis), self smart (kecerdasan intrapersonal), people smart (kecerdasan interpersonal), music smart (kecerdasan musikal), picture smart (kecerdasan spasial), body smart (kecerdasan kinetik), dan nature smart (kecerdasan naturalis). Melalui berbagai macam kecerdasan tersebut dapat memaksimalkan potensi peserta didik dalam belajar. Selain itu, tugas pendidik saat implementasi pembelajaran berbasis MI adalah menciptakan pembelajaran yang mampu memfasilitasi berbagai perbedaan jenis kecerdasan peserta didik. Dengan begitu, pembelajaran akan lebih bermakna dan kemampuan peserta didik akan terasah.

(6)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di daerah Pasuruan yaitu SDN Pager II Pasuruan. Kegiatan wawancara dan observasi dilakukan pada hari Rabu&Senin tanggal 11 November 2020 & 16 November 2020. Wawancara dilakukan bersama guru kelas V SDN Pager II Pasuruan.

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas V. Diperoleh hasil wawancara dan observasi bahwa sekolah tersebut telah menggunakan Kurikulum 2013 dan menerapkan pembelajaran secara tematik. Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah, diskusi, dan pemberian tugas. Cara guru memberikan tugas atau kegiatan kepada peserta didik adalah peserta didik diminta mengerjakan seluruh soal-soal berupa pilihan ganda, essay, dan uraian. Bahan ajar yang digunakan guru adalah buku guru dan buku siswa. Untuk menunjang belajar, guru menggunakan bahan ajar berupa LKPD. Tetapi LKPD yang digunakan saat ini adalah LKPD secara umum yang didapat dengan cara membeli LKPD tema.

LKPD tema, buku guru, maupun buku siswa memuat materi kearifan nasional dan belum dikaitkan dengan kearifan lokal sekitar peserta didik. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik kurang memahami dan mengetahui berbagai kearifan lokal budaya di sekitar mereka. Vebrianti, dkk (2017:3) berpendapat bahwa penerapan LKPD berbasis kearifan lokal sangat dibutuhkan karena LKPD tersebut mengaitkan dan mengembangkan konsep pembelajaran dengan kearifan lokal yang ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mengenalkan kearifan lokal, guru dapat memasukkan materi kearifan lokal Pasuruan dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta didik memiliki wawasan tentang kearifan lokal Pasuruan. Kearifan lokal

(7)

Pasuruan merupakan bagian dari budaya masyarakat Pasuruan yang mengandung nilai baik dan menjadi ciri khas tersendiri daripada daerah lain. Kearifan lokal Pasuruan memiliki banyak keunggulan, diantaranya adat istiadat, suku, bahasa, tradisi, cerita rakyat, kesenian, pariwisata, hingga makanan. Kearifan lokal Pasuruan yang akan diintegrasikan yaitu seni batik khas Pasuruan dan tradisi atau adat istiadat daerah Pasuruan.

Temuan lain yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru adalah kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan tugas-tugas yang lebih mengarah pada ranah kognitif saja. Pembelajaran belum mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan baik. Langkah kegiatan peseta didik cenderung mengikuti yang terdapat di buku siswa. Sementara, pembelajaran yang baik dapat disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik peserta didik (Dzilhijjah, 2016:1.969). Hal tersebut didukung oleh pendapat (Prastowo, 2013:379) bahwa seorang pendidik memerlukan pengetahuan dalam memahami gaya belajar peserta didik, agar peserta didik menjadi pelajar yang lebih baik.

Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu mengimplementasikan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences. Melalui Multiple Intelligences dapat memberikan kesempatan peserta didik mengembangkan potensi kecerdasan yang dimiliki.

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan LKPD. Salah satu bentuk LKPD yang dapat mengintegrasikan materi pembelajaran agar membantu peserta didik mengenali potensi lingkungan dan potensi yang dimiliki dirinya sendiri adalah LKPD Kearifan lokal Pasuruan berbasis Multiple Intelligences. Adanya LKPD ini diharapkan dapat membantu guru menyampaikan materi keunikan daerah Pasuruan. Lembar Kegiatan Peserta

(8)

Didik(LKPD) Kearifan Lokal Berbasis Multiple Intelligence diharapkan dapat membuat peserta didik lebih mudah mengenal lingkungan terdekatnya dan menggali semua kecerdasan yang dimiliki peserta didik melalui aktivitas Multiple Intelligence.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan pengembangan bahan ajar berupa LKPD. Lembar Kegiatan Peserta Didik adalah bahan ajar cetak yang berisi lembaran-lembaran kegiatan dan didalamnya terdapat langkah-langkah yang harus diselesaikan peserta didik sesuai kompetensi yang harus dicapai.

Tugas yang terdapat dalam LKPD berupa materi ataupun kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran (Restian, dkk, 2020:86). Pengembangan materi dan kegiatan tetap harus didasarkan pada buku tematik atau buku siswa. Menurut Danawati,dkk (2020:64) mengatakan bahwa buku siswa merupakan buku panduan yang memuat materi, kegiatan, informasi, dan contoh penerapan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam buku siswa yang memungkinkan potensi peserta didik maksimal dengan adanya sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Selain materi, kegiatan pembelajaran juga perlu dikembangkan berdasarkan kondisi lingkungan peserta didik.

Salah satu upaya agar dapat memaksimalkan potensi peserta didik melalui pengembangan materi dan kegiatan yang didasarkan kondisi lingkungannya yaitu pengembangan LKPD Kearifan lokal Pasuruan berbasis Multipel Intelligences.

Kearifan lokal Pasuruan dipilih sebagai materi yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran dan Multiple Intelligences digunakan sebagai upaya mengoptimalkan potensi peserta didik melalui aktivitas atau kegiatan

(9)

pembelajaran. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan LKPD Kearifan Lokal Pasuruan Berbasis Multiple Intelligences pada Pembelajaran Tematik kelas V Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah:

Bagaimana proses pengembangan LKPD Kearifan Lokal Pasuruan berbasis Multiple Intelligences pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian & Pengembangan Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk menghasilkan produk berupa pengembangan LKPD Kearifan Lokal Pasuruan berbasis Multiple Intelligences pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Produk yang akan dihasilkan pada penelitian ini adalah pengembangan LKPD Kearifan Lokal Pasuruan Berbasis Multiple Intelligences pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Produk pengembangan ini memiliki dua spesifikasi, yaitu dari segi konten dan konstruk.

1. Konten

Isi dari LKPD Kearifan Lokal Pasuruan Berbasis Multiple Intelligences pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar ini antara lain:

a. LKPD ini dikembangkan berdasarkan buku tematik kelas V tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita) Sub Tema 2 (Perubahan Lingkungan)

(10)

Pembelajaran 3. LKPD ini dikembangkan sesuai dengan kearifan lokal Pasuruan dan menggunakan langkah kegiatan berbasis Multiple Intelligences.

b. Di dalam pembelajaran tersebut terdapat mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS. Materi kearifan lokal yang akan dimunculkan yaitu tentang jenis usaha ekonomi masyarakat Pasuruan, Keunikan adat istiadat daerah Pasuruan, dan tradisi salah satu daerah di Pasuruan

c. Kompetensi Dasar dan Indikator yang digunakan pada pengembangan LKPD ini adalah:

Tabel 1.1 muatan Kompetensi Dasar dan Indikator pada LKPD

Komptensi Dasar Indikator

IPS 3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam

upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang

4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa

3.3.1 Menemukenali jenis-jenis usaha ekonomi perorangan

3.3.2 Memberi contoh jenis usaha perorangan di lingkungan sekitar

4.3.1 Membuat laporan identifikasi jenis usaha perorangan yang ada di lingkungan sekitar

4.3.2 Menunjukkan laporan hasil identifikasi jenis usaha perorangan yang ada di lingkungan sekitar

PPKn 1.3 Mensyukuri keragaman sosial

masyarakat sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Bhineka Tunggal Ika

2.3 Bersikap toleran dalam keragaman sosial budaya masyarakat dalam konteks Bhineka Tunggal Ika 3.3 Menelaah keragaman sosial budaya

masyarakat

4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung keragaman sosial budaya masyarakat

3.3.1 Menemukenali keragaman budaya daerah Pasuruan

3.3.2 Menjelaskan keunikan adat istiadat keragaman budaya daerah Pasuruan 4.3.1 Membuat kumpulan informasi tentang

keragaman adat istiadat daerah Pasuruan

4.3.2 Mempertunjukkan hasil kumpulan informasi tentang keragaman adat istiadat daerah Pasuruan

Bahasa Indonesia

(11)

3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi

4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi

3.8.1 Menyebutkan urutan peristiwa yang terdapat pada sebuah teks

3.8.2 Menjelaskan urutan peristiwa pada sebuah teks

4.8.1 Membuat kembali karangan cerita fiksi dengan menggunakan bahasa sendiri

4.8.2 Menunjukkan hasil karangan cerita contoh peristiwa pada teks

d. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik adalah sebagai berikut:

1) Melalui kegiatan mendengarkan bacaan “Jenis Usaha Ekonomi Yang Dikelola Sendiri”, siswa dapat menemukenali jenis-jenis usaha perorangan dengan baik

2) Melalui games “Board Race”, siswa dapat memberi contoh jenis usaha perorangan yang ada di lingkungan sekitar dengan benar

3) Melalui kegiatan Search The Picture, siswa dapat membuat kliping identifikasi jenis usaha perorangan yang ada di lingkungan sekitar dengan lengkap

4) Melalui kegiatan demonstrasi, siswa dapat menunjukkan kliping hasil identifikasi jenis usaha perorangan yang ada di lingkungan sekitar dengan percaya diri

5) Melalui kegiatan membaca teks bacaan “Desa Unik di Pasuruan”, siswa dapat menemukenali keunikan adat istiadat Pasuruan dengan cermat

6) Melalui aktivitas brainstorming, siswa dapat menjelaskan keunikan adat istiadat keragaman budaya daerah Pasuruan dengan tepat

7) Melalui kegiatan penugasan, siswa dapat membuat kumpulan informasi tentang keunikan adat istiadat daerah Pasuruan dengan benar

(12)

8) Melalui model pembelajaran “VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)”, siswa dapat mempertunjukkan hasil kumpulan informasi tentang keunikan adat istiadat daerah Pasuruan dengan bergantian

9) Melalui membaca teks “Tradisi Grebeg Memetri Tutur”, siswa dapat menyebutkan urutan peristiwa yang terdapat pada sebuah teks dengan benar

10) Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan urutan peristiwa pada sebuah teks dengan baik

11) Melalui kegiatan berkelompok, siswa dapat membuat kembali karangan cerita fiksi dengan menggunakan bahasa sendiri

12) Melalui kegiatan “storytelling”, siswa dapat menunjukkan hasil karangan cerita fiksi yang menggunakan bahasa sendiri secara menarik

2. Konstruk

Tampilan dari LKPD Kearifan Lokal Berbasis Multiple Intelligences ini antara lain:

a. LKPD dicetak berbentuk hardfile Lembar Kegiatan.

b. Langkah kegiatan LKPD berbasis Multiple Intelligences.

c. LKPD terfokus pada 1 tema, 1 subtema, dan 1 pembelajaran.

d. Ukuran yang digunakan adalah kertas standar ISO seri A ukuran A4 (21 cm × 29,7 cm).

e. Kertas yang digunakan untuk sampul depan dan belakang adalah jenis kertas art cartoon dan kertas yang digunakan untuk isi LKPD adalah jenis kertas art paper.

(13)

f. Sampul depan dan belakang menggunakan gambar kearifan lokal Pasuruan dan menggunakan icon Multiple Intelligences.

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan di kelas V SDN Pager II yaitu LKPD yang digunakan adalah LKPD yang didapat dengan cara membeli buku LKPD tema. Guru masih menggunakan materi yang bersifat nasional dan belum mengaitkan materi yang berbasis kearifan lokal sekitar. Kegiatan yang dilakukan saat proses pembelajaran juga masih menggunakan langkah kegiatan yang ada di buku LKPD tema, sehingga kecerdasan yang dimiliki oleh siswa belum banyak yang dimunculkan oleh guru. Dengan demikian,pembelajaran bermakna belum sepenuhnya diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran yang dilaksanakan belum melibatkan siswa secara aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep dengan sendirinya. Karena kegiatan belajar yang diberikan guru hanyalah mengerjakan LKS tema dari awal hingga akhir.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan LKPD Kearifan Lokal Pasuruan berbasis Multiple Intelligences pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, yang sebelumnya belum pernah dikembangkan. Diharapkan LKPD ini akan membantu siswa memiliki wawasan tentang kearifan lokal Pasuruan dan dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap kearifan daerahnya serta langkah kegiatan disesuaikan dengan karakteristik dan gaya belajar peserta didik, sehingga dapat lebih mudah menggali potensi dan kecerdasan yang dimiliki peserta didik.

(14)

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan

a) Sekolah telah menerapkan kurikulum 2013, sehingga dalam proses pembelajaran telah menggunakan pembelajaran tematik.

b) Kompetensi Dasar yang digunakan adalah kompetensi yang memuat materi tentang pengenalan lingkungan sekitar.

c) Peserta didik telah mampu membaca dan menggunakan buku tema dalam proses pembelajaran.

2. Keterbatasan Pengembangan

a) Materi LKPD dikembangkan berdasarkan kearifan lokal daerah Pasuruan.

b) LKPD hanya diuji coba untuk peserta didik kelas V SDN Pager II Pasuruan.

c) LKPD disesuaikan berdasarkan kondisi dan karakteristik peserta didik kelas V SDN Pager II Pasuruan.

G. Definisi Operasional

1. Lembar Kegiatan Peserta Didik(LKPD)

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) merupakan bahan ajar cetak yang terdiri dari lembaran kertas berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas belajar peserta didik, dengan mengacu kompetensi dasar sebagai pedoman yang harus dicapai peserta didik.

2. Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah gagasan masyarakat yang berbentuk nilai-nilai, adat istiadat, dan aturan-aturan khusus, yang menjadikan setiap daerah memiliki keunikan tersendiri.

(15)

3. Multiple Intelligences

Multiple Intelligences adalah keterampilan maupun bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan tantangan pada sebuah pembelajaran

4. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang melibatkan peserta didik untuk lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya.

Gambar

Tabel 1.1 muatan Kompetensi Dasar dan Indikator pada LKPD

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik yang mencapai KKM adalah 10 peserta didik (38,5%); (2) siklus I, hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan: (a) peningkatan proses

Subyek penelitian merupakan benda, hal, atau orang tempat variable peneliti melekat oleh karena itu dapat dijadikan subyek penelitian oleh peneliti untuk dijadikan

Setelah Anda mencicipi semua sampel, Anda diperbolehkan untuk mengulang sebanyak yang Anda perlukan...

Pada bab ini membahas gambaran umum perusahaan yang dijadikan obyek dalam penelitian ini, yaitu karyawan bagian penjualan PT Perindustrian Bapak Djenggot,

Sehingga, pecahan genteng yang terpilarisasi nikel efektif dijadikan sebagai katalisator dalam proses pirolisis untuk mengubah limbah palstik polipropilena menjadi bahan

- Dosen memberikan pertanyaan stimulasi terkait materi konsep lanjutan dasar dalam Teori Pembangunan dan mendikusikan secara singkat. - Dosen menyampaikan materi terkait

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan komunikasi. Adapun sumber data penelitian ini berjumlah 5 narasumber yakni ketua dan beberapa

Berdasarkan hasil uji bivariat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel umur (0,003), pendidikan (0,024), pekerjaan (0,002), pendapatan (0,001), pengetahuan (0,001),