• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Membuat Animasi Menggunakan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Membuat Animasi Menggunakan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1901

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Membuat Animasi Menggunakan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran

Yuliza, Elmi Mahzum, Agus Wahyuni Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected] ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dalam pembuatan animasi fisika menggunakan microsoft power point. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2017 yang telah mengambil mata kuliah multimedia pembelajaran fisika sebanyak 61 orang mahasiswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket melalui Google Form. Data dianalisis dengan menggunakan prosedur Likert’s Summeted Rating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan mahasiswa ditinjau dari aspek minat, bakat, motivasi dan dosen menunjukkan kesulitan yang bersifat negatif. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh tidak adanya kesulitan mahasiswa dalam membuat animasi menggunakan microsoft power point sebagai media pembelajaran.

Kata Kunci : Kesulitan mahasiswa, animasi, media pembelajaran PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan adalah suatu proses pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan manusia yang sudah ada sejak dahulu yang mampu mengubah sikap dan perilaku manusia menjadi lebih baik. Salah satu hal yang penting untuk menunjang pendidikan adalah sarana pendidikan seperti media pembelajaran.Media pembelajaran digunakan untuk membantu dan memudahkan mahasiswa untuk memahami pembelajaran. Sadiman (2014:7) menyatakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat mahasiswa agar terjadi proses belajar (Wardani et al : 2018). Hofstter (dalam Hadiyanti : 2015) mengungkapkan bahwa multimedia merupakan suatu media yang bermanfaatkan teks, grafik, audio, video, dan animasi dan memungkinkan pemakainya untuk bernavigasi, berkreasi, atau berkomunikasi.

Penggunaan media pembelajaran dapat digunakan oleh semua tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Prodi pendidikan fisika FKIP Unsyiah menggunakan media pembelajaran dalam berbagai mata kuliah salah satunya adalah multimedia pembelajaran fisika.

Mata kuliah multimedia pembelajaran fisika menggunakan berbagai jenis media seperti pembuatan alat peraga untuk menunjang proses pembelajaran hingga pembuatan animasi fisika. Rupanya animasi bisa juga dibuat menggunakan microsoft power point.

Contohnya animasi fisika yang berkenaan dengan hal-hal seputar fisika.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) animasi adalah acara televisi yang berbentuk rangkaian lukisan atau gambar yang digerakkan secara mekanik elektronis sehingga tampak dilayar

(2)

1902

menjadi bergerakan atau seolah-olah bergerak. Menurut Sastrawan et all (2017)

“Perkembangan animasi sebagai media penyampaian informasi sangatlah bermanfaat dalam penyampaian informasi karena lebih mudah dimengerti, sekarang ini telah muncul cara penyampaian informasi melalaui bentuk-bentuk yaitu infografis”.

Penggunanaan microsoft power point dalam media pembuat animasi nyatanya memberikan keuntungan dalam bidang fisika, berbagai animasi fisika dapat di rancang hanya dengan menggunakan fitur-fitur yang terdapat dalam microsoft power point.

Contohnya seperti animasi hukum kekekalan momentum yang menjelaskan tiga konsep mengenai tumbukan serta animasi gelombang transversal yang dapat menjelaskan fenomena gelombang. Animasi-animasi tersebut merupakan contoh dari animasi fisika yang dibuat menggunakan microsoft power point.

Oleh sebab itu, mahasiswa fisika memerlukan pengetahuan lebih dalam membuat animasi fisika menggunakan microsoft power pointdikarenakan perkembangan teknologi saat ini menuntut semua pihak untuk menguasai bidang IT terutama bagi calon guru-guru.

Animasi yang dibuat oleh guru dapat memberikan semangat lebih dari para murid untuk mempelajari mata pelajaran fisika.

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai seberapa jauh kemampuan mahasiswa dalam membuat animasi dan hambatan- hambatan apa saja yang menjadi faktor kendala. Oleh sebab itu, peneliti memilih judul ” Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Membuat Animasi Menggunakan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran”.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Siyoto & Sodik (2015 : 17) menyatakan bahwa “Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data, hingga penampilan dari data yang telah diolah. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2017 Pendidikan Fisika FKIP USK yang telah mengikuti mata kuliah Multimedia Pembelajaran Fisika sebanyak 61 mahasiswa.

Proses pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan angket atau kuisioner kepada seluruh mahasiswa angkatan 2017 yang telah mengambil mata kuliah Multimedia Pembelajaran Fisika. Data dianalisis dengan menggunakan prosedur Likert’s summeted rating yaitu prosedur untuk menghitung total skor alternatif jawaban dengan cara menjumlahkan skor-skor item yang diperoleh (Yusrizal: 2016:328).

Skor alternatif jawaban dihitung berdasarkan butir item pernyataan yang terdapat pada empat aspek kesulitan, yaitu aspek minat, bakat, motivasi dan dosen. Berikut adalah total skor yang diperoleh dari kedua aspek tersebut diatas.

(3)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1903 Gambar 1. Likert’s Summeted Rating

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai

Minimal kuartil 1 median kuartil 3 maksimal Tabel 1. Batas-Batas Skor Untuk Masing-Masing Kriteria

Rentang Nilai Kategori

Kuartil 3 ≤ X< Skor Maksimal Sangat Setuju Median ≤ X< Kuartil 3 Setuju Kuartil 1 ≤ X< Median Tidak Setuju Skor Minimal ≤ X< Kuartil 1 Sangat Tidak Setuju

Sumber: Modifikasi Yusrizal (2016: 351) HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala secara online adalah untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dalam membuat animasi menggunakan microsoft power point sebagai media pembelajaran. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa jurusan pendidikan fisika angkatan 2017 yang telah mengambil mata kuliah multimedia pembelajaran fisika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Data penelitian kesulitan mahasiswa yang terbagi menjadi kesulitan membuat animasi untuk aspek minat, kesulitan membuat animasi untuk aspek bakat, kesulitan membuat animasi untuk aspek motivasi dan kesulitan membuat animasi untuk aspek dosen.

Berdasarkan hasil analisis data angket didapatkan skor keseluruhan untuk kesulitan membuat animasi untuk aspek minat menunjukkan skor total 2187, nilai kesuluruhan untuk kesulitan membuat animasi untuk aspek bakat 1553, nilai kesuluruhan untuk kesulitan membuat animasi untuk aspek motivasi 1212 dan nilai kesuluruhan untuk kesulitan membuat animasi untuk aspek dosen 2340. Data dapat dilihat pada tabel berikut.

(4)

1904

Tabel 2. Data Hasil Penelitian

Aspek Indikator Skor Per

Indikator

Kriteria Kesulitan membuat

animasi untuk aspek minat

Ketertarikan pada mata kuliah multimedia pembelajaran fisika

1243 Sangat mudah

Sikap terhadap pembelajaran multimedia pembelajaran fisika

944 Sangat mudah

Skor Total 2187 Mudah

Aspek Indikator Skor Per

Indikator

Kriteria Kesulitan membuat

animasi untuk aspek bakat

Pemahaman terhadap cara membuat animasi

438 Sangat mudah

Kemampuan dalam membuat

animasi

1115 Sangat mudah

Skor Total 1553 Mudah

Aspek Indikator Skor Per

Indikator

Kriteria Kesulitan membuat

animasi untuk aspek motivasi

Perhatian terhadap materi

perkuliahan

473 Mudah

Usaha untuk belajar membuat

animasi

739 Sulit

Skor Total 1212 Mudah

Aspek Indikator Skor Per

Indikator

Kriteria Kesulitan membuat

animasi untuk aspek dosen

Penguasaan materi

1050 Sangat mudah Kejelasan

menerangkan

1290 Sangat mudah

Skor Total 2340 Sangat mudah

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021

(5)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1905 1. Kesulitan Membuat Animasi Untuk Aspek Minat

Kesulitan membuat animasi dalam aspek minat, responden menyatakan berminat dalam membuat animasi fisika menggunakan microsoft power point dikarenakan banyak dari responden yang sebelumnya bergabung dengan kegiatan organisasi intrakurikuler seperti himpunan mahasiswa pendidikan fisika (HIMAFI). Saat menjadi anggota himpunan responden diberikan materi mengenai cara pembuatan animasi sehingga menimbulkan daya tarik dan minat dalam diri responden saat belajar membuat animasi.

Berdasarkan pernyataan tersebut dalam aspek minat mahasiswa menyatakan berminat dalam membuat animasi pembelajaran fisika dengan menggunakan microsoft power point.

Sehingga tidak ditemukannya kesulitan dalam membuat animasi jika ditinjau dalam aspek minat. Minat pada umumnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat dan dekat hubungan tersebut maka minat semakin besar (Slametto dalam sakti dkk : 2012).

2. Kesulitan Membuat Animasi Untuk Aspek Bakat

Kesulitan membuat animasi dalam aspek bakat, responden menyatakan tidak terlalu sulit dalam membuat animasi karena sebelumnya sudah memiliki minat dan tertarik dalam pembuatan animasi ditambah dengan seringnya responden dalam mencoba membuat animasi baik itu untuk kegiatan himpunan atau untuk kebutuhan pribadi menjadi salah satu faktor responden merasa memiliki bakat dalam membuat animasi. Berdasarkan pernyataan tersebut dalam aspek bakat menyatakan bahwa mahasiswa berbakat dalam membuat animasi pembelajaran fisika dengan menggunakan microsoft power point.

Sehingga tidak ditemukannya kesulitan dalam membuat animasi jika ditinjau dalam aspek bakat. Menurut Asrori dalam Fadillah (2016) menyatakan bahwa bakat adalah kemampuan alamiah untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat seseorang berkemungkinan untuk mencapai suatu prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi dibutuhkan latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi.

3. Kesulitan Membuat Animasi Untuk Aspek Motivasi

Kesulitan membuat animasi dalam aspek motivasi, responden menyatakan bahwa motivasi responden dalam membuat animasi adalah karena adanya faktor pendukung seperti tersedianya fasilitas berupa laptop, adanya program pelatihan dalam membuat animasi yang diadakan oleh himpunan pendidikan fisika serta juga adanya video-video pembelajaran yang dapat dengan mudah diakses melalui youtube. Seluruh faktor pendukung tersebut memberi motivasi yang kuat bagi responden dalam belajar dan tidak ada kesulitan yang berarti saat dioperasikannya Microsoft power point dalam membuat animasi. Berdasarkan pernyataan tersebut dalam aspek motivasi menyatakan bahwa mahasiswa termotivasi dalam membuat animasi pembelajaran fisika dengan menggunakan microsoft power point. Sehingga tidak ditemukannya kesulitan dalam membuat animasi jika ditinjau dalam aspek motivasi. Suryaningsih (2020) menyatakan bahwa motivasi

(6)

1906

belajar dapat diartikan sebagai penggerak baik dalam diri maupun luar diri mahasiswa (dengan tidak menciptakan serangkain usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang bisa menjamin kelangsungan dan bisa memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diinginkan oleh subyek belajar dapat tercapai.

4. Kesulitan Membuat Animasi Untuk Aspek Dosen

Kesulitan membuat animasi dalam aspek dosen, responden menyatakan bahwa dosen berperan penting dalam memberikan bimbingan dalam pembuatan animasi. Materi yang diberikan oleh dosen lengkap dan dosen juga memaparkan cara-cara membuat animasi secara detail, mulai dari fungsi dari setiap fitur microsoft power point dan langkah-langkah pembuatan animasi yang diperlihatkan langsung kepada mahasiswa.

Selain itu, proses perkuliahan tidak membosankan dan menarik minat mahasiswa dalam memperhatikan setiap penjelasan dosen. Responden juga menyatakan bahwa di awal memang ditemukan kesulitan dalam membuat animasi tetapi responden selalu bertanya kepada dosen mengenai hal yang kurang dimengerti. Sehingga responden menyatakan bahwa dalam aspek dosen tidak memberikan kesulitan bagi responden dalam membuat animasi. Berdasarkan pernyataan tersebut dalam aspek dosen menyatakan bahwa dosen sangat mampu dalam menerangkan materi khususnya cara membuat animasi pembelajaran fisika dengan menggunakan microsoft power point dengan sangat baik. Sehingga tidak ditemukannya kesulitan dalam membuat animasi jika ditinjau dalam aspek dosen. Sabila (2015) menyatakan bahwa kemampuan dosen dalam menerangkan sesuatu, pokok bahasan tertentu secara jelas, jernih, gamblang, teratur, sistematis, menarik perhatian, sesuai dengan kompetensi dasar yang dikuasai mahasiswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tidak merasakan kesulitan dalam membuat animasi menggunakan microsoft power point ditinjau dari aspek minat, aspek bakat, aspek motivasi, dan aspek dosen.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Fadillah, Ahmad. 2016. Analisis minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. 2 (1) : 113- 122..

Sabila, Ahmad. 2015. Karakter Berbicara Dosen Pada Mata Kuliah Sosiolinguistik. Jurnal Pesona. 2 (1) : 117-128.

Sakti, dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi Berbasis Macromedia Flash Terhadap Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal Exacta. 1 (10) : 1-10.

(7)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1907 Sastrawan, P. V., Arthana, I. K. R., Sindu, I.G.P. 2017. Pengembangan SOP Fakultas

Teknik Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesa Berbasis Animasi. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika. 6(10) : 114-123.

Suryaningsing, arifah. 2020. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Secara Online Pada Pelajaran Animasi 2D Melalui Strategi Komunikasi Persuasif.Jurnal Karya Ilmiah Guru.1 (5) : 9-15.

Wardani, K., Rahayu, A., Masjid Al. 2018. Persepsi Mahasiswa PGSD Terhadap Bahan Ajar Elearning Mata Kuliah Media Pembelajaran. Jurnal LP3M. 4(1) : 9-13.

Siyoto, Sandu & Sodik, M. Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Kediri: Literasi Media Publishing.

Yusrizal. (2016). Pengkuran & Evaluasi Hasil Dan Proses Belajar. Yogyakarta: Pale Media Prima.

Referensi

Dokumen terkait

Permendagri 11 / 2011 Tentang Pedoman perjalanan Dinas Ke Luar Negeri bagi pejabat / pegawai Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, Dan pimpinan Serta

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P Formulasi Diversi ( Rehabilitasi dan Resosialisasi ) sebagai

Karena perusahaan jenang ini beralih tangan kepada bapak Zaenal Arifin, S.Ag, nama itu diganti menjadi “KAROMAH”, karena tidak hanya Bapak Zaenal Arifin yang

Model fit diperoleh setelah mengeliminasi beberapa variabel observed yang tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel laten seperti persepsi terhadap sarana

Analisis komposisi bahan yang dijalankan ke atas sampel bata Tapak 21/22 telah membuktikan bahawa bata yang digunakan untuk membina candi di kedua- dua tapak ini menggunakan

Salah satunya daerah Lombok khususnya di Gili Trawangan yang masih banyak menggunakan dan mengedarkan narkoba disana dari data BNN Gili Trawangan menjadi salah satu daerah

Pada metode granulasi kering, granul dibentuk tanpa campuran pelembab atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat, tetapi dengan cara memadatkan massa yang

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, aktivitas belajar siswa termasuk dalam kategori kurang aktif dan dalam kegiatan pembelajaran siswa masih tergantung pada