• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KESEHATAN BERPENGARUH TERHADAP KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN KESEHATAN BERPENGARUH TERHADAP KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KESEHATAN BERPENGARUH TERHADAP KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI

MENOPAUSE Retty Nirmala Santiasari

rettynirmala@gmail.com Stikes William Booth Surabaya ABSTRAK

Menopause adalah berhentinya fungsi reproduksi dengan berakhirnya menstruasi umur sekitar 50 tahun. Kecemasan para ibu: takut tidak bisa memuaskan suami saat hubungan seksual, takut penurunan daya ingat, takut perubahan berat badan. Kecemasan diatasi melalui pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap kecemasan pada ibu yang akan menghadapi menopause. Desain penelitian menggunakan pra- experimental (one-group test design). Populasinya Semua ibu-ibu yang akan menghadapi menopause umur >50 di PKK Demak Timur Surabaya sebanyak 30. Teknik sampling adalah simple random sampling. Sampel sebanyak 28 yaitu sebagian ibu-ibu yang akan menghadapi menopause di PKK Demak Timur Surabaya. Variabel independen penelitian adalah pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang akan menghadapi masa menopause, variabel dependennya yaitu kecemasan ibu yang akan menghadapi masa menopause. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data diperoleh dimasukan ke tabel prosentase. Hasil penelitian dari 28 responden sebelum pendidikan kesehatan tingkat kecemasan ringan sebanyak 20 responden (71,4%) dan sesudah pendidikan kesehatan tidak ada kecemasan sebanyak 25 responden (89,3%). Hasil dianalisa dengan uji Wilcoxon Test diperoleh nilai p=0,000 dengan kesimpulan ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap kecemasan ibu yang akan menghadapi menopasue.

Dengan ini pendidikan kesehatan dapat ditingkatkan untuk mengatasi kecemasan ibu menghadapi menopause.

Kata kunci : menopause, kecemasan, pendidikan kesehatan ABSTRACT

Menopause is the cessation of menstruation reproductive function by the end of the age of about 50 years. Mothers anxiety: fear can not satisfy the husband during sexual intercourse, fear of memory loss, fear of weight change. Anxiety overcome through health education. The aim of research to determine the impact of health education on anxiety in women who will face the menopause. The study design using pre-experimental (one-group test design). The population All mothers will face the menopause aged > 50 in PKK Demak Timur Surabaya as much as 30. The sampling technique is simple random sampling. A sample of 28 that most mothers will face the menopause in PKK Demak Timur Surabaya. The independent variable of research is the provision of health education to mothers will face the menopause, the dependent variable is the anxiety women who will face the menopause. Collecting data using questionnaires, obtained the data entered into the table percentage. The results of the 28 respondents before health education levels of mild anxiety as much as 20 respondents (71.4%) and health education after no anxiety as much as 25 respondents (89.3%). Results were analyzed by Wilcoxon test obtained by value p = 0,000 with the conclusion there is the effect of health education on maternal anxiety which will face menopasue. With this health education can be improved to address maternal anxiety facing menopause.

Keywords: menopause, anxiety, health education

(2)

PENDAHULUAN

Premenopause merupakan masa yang menjelaskan tentang tahun-tahun menjelang masa menopause. Masa transisi ini biasanya memerlukan waktu 4-5 tahun, dan ditandai oleh ketidakteraturan menstruasi (morgan, 2009). Menopause merupakan berhentinya menstruasi secara permanen akibat kegagalan ovarium (morgan, 2009). Menopause adalah berhentinya fungsi reproduksi dengan ditandai oleh berakhirnya menstruasi yang terjadi pada umur sekitar 50 tahun (manuaba,2008). Menjadi tua seringkali menjadi hal yang menakutkan bagi perempuan. Para ibu-ibu banyak yang sudah mengerti mengenai menopause melalui media massa atau dari tenaga kesehatan, tetapi terlalu banyaknya informasi yang mereka dengar membuat mereka masih bertanya-tanya dan bingung apakah tanda- tanda yang mereka alami ini adalah tanda- tanda yang terjadi atau yang mereka alami pada masa menopausenya. Kenyataan di lapangan mereka mendapatkan informasi yang didapat kurang jelas karena cara menjelaskan yang tidak dimengerti oleh para ibu-ibu, tidak diberikan kesempatan untuk bertanya, suara yang tidak terlalu jelas, tidak adanya penjelasan contoh-contoh yang diberikan. Para ibu-ibu beranggapan bahwa, apabila mengalami menopause dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan bertambah dengan datangnya masa menopause. Di dunia khususnya di Indonesia seorang wanita yang akan menghadapi menopause tingkat kecemasannya tinggi. Menurut teori keperawatan Sister Calista Roy yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang maladaptif.

Pandangan Roy mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga individu selalalu berinteraksi terhadap perubahan lingkungan (Aziz alimul, 2009). Setiap individu mampu beradaptasi yang berespon terhadap fisiologis, salah satunya kecemasan yang segera mengarahkan

seseorang untuk mencegah ancaman atau meringankan akibatnya. Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup (Kaplan, 1997).

Kecemasan yang dialami oleh para ibu-ibu yaitu takut akan menurunnya aktivitas seksual karena tidak bisa memuaskan suami pada saat melakukan hubungan seksual, takut akan penurunan daya ingat, takut akan perubahan berat badan yang dialami ibu-ibu, adanya perubahan kulit seperti kulit kering, pengerutan pada kulit yang membuat para ibu-ibu cemas akan menghadapi menopause.

Setiap masalah yang dialami seseorang memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya salah satunya pada kecemasan seseorang yang dapat diatasi melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan (Soekidjo, Notoadmodjo, 2003).

Berdasarkan jurnal penelitian kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya jumlah penduduk dan derajat kesehatan masyarakat Indonesia pada tahun 2000, sekitar 25% dari penduduk perempuan Indonesia akan mencapai usia menopasue.

Data pada tahun 2003, jumlah wanita di dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 milyar orang.

Data dari BPS pada tahun 2009 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia telah memasuki masa menopause pertahunnya. Depkes RI memperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata menopause 49 tahun. Bappenas memperkirakan pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia ada 273,65 juta jiwa dan angka harapan hidup pada tahun 2025 adalah 73,7 tahun. Kejadian para wanita yang mengalami menopause cukup banyak dan tidak sedikit para perempuan yang mengkhawatirkan akan datangnya menopause. Masalah kecemasan yang

(3)

dialami perempuan menopause perlu perhatian khusus. Ketika peneliti melakukan studi pendahuluan pada ibu-ibu PKK Demak Timur Surabaya diperoleh data, yaitu 12 Ibu- ibu PKK yang terdapat di Demak Timur Surabaya yang mengalami kecemasan 8 orang, sedangkan 4 orang tidak mengalami kecemasan, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah wanita usia tua ini tentunya akan menimbulkan problema tersendiri, apalagi ditambah dengan munculnya keluhan-keluhan pada masa menopause yang menimbulkan kecemasan.

Walaupun tidak menyebabkan kematian, menopause dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat menyebabkan gangguan dalam pekerjaaan sehari-hari yang dapat menurunkan kwalitas hidup.

Seperti halnya dengan masalah-masalah perempuan lainnya premenopause ini disebut sebagai periode yang kritis, karena perubahan-perubahan dalam sistem hormonal ini mempengaruhi jasmani dan rohani, sehingga terjadilah proses kemunduran yang progresif dan total. Banyaknya perubahan dan kemunduran tersebut terjadi krisis dalam kehidupan psikis pribadi, yaitu diliputi kecemasan. Masalah umum pada perempuan yang menjelang menopause adalah terjadinya kecemasan karena mereka harus beradaptasi dengan perubahan pada seluruh organ tubuhnya. Perempuan akan diliputi bayangan kecemasan yang sebenarnya hal tersebut adalah perasaan tidak rela melepaskan dan berusaha mempertahankan feminimitasnya yang sekarang sudah mengalami proses kemunduran. Hal inilah yang membuat kebanyakan para perempuan menerima informasi salah mengenai datangnya menopause sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan yang belum bisa dipecahkan sendiri salah satunya masalah kecemasan itu sendiri. Pada umumnya kecemasan bersifat subyektif, yang ditandai dengan adanya perasaan tegang, khawatir, takut dan disertai adanya perubahan fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernapasan dan tekanan darah (Hartono, 2006). Jika masalah kecemasan ini dibiarkan begitu saja akan menimbulkan stress yang berkepanjangan pada para wanita.

Pada dasarnya setiap individu menghadapi permasalahan dalam hidupnya dalam jenis dan intensitas yang berbeda.

Permasalahan ibu yang akan menghadapi

menopause mengalami kecemasan yang kadang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami masa-masa kecemasan.

Salah satu cara yang bisa membantu mengatasi permasalahan kecemasan ibu yang mengalami menopause adalah pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer/teori dari sesorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok atau masyarakat sendiri (wahit, dkk, 2006).

Dengan adanya pendidikan kesehatan ini dapat membantu menyelesaikan atau memecahkan masalah, mengurangi atau menghapus rasa takut (kecemasaannya), menghilangkan emosi yang negatif, mampu menghadapi situasi baru, mampu beradaptasi, dapat membuat keputusan yang tepat. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap penurunan kecemasan pada ibu yang akan mengalami menopause.

METODE

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat pra- experimental (one-group pre-post test design) adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling terhadap kecemasan pada ibu yang akan menghadapi menopause. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang akan menghadapi masa menopause dan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecemasan pada ibu yang akan menghadapi masa menopause. Populasi pada penelitian ini adalah Semua ibu-ibu yang akan menghadapi menopause di PKK Demak Timur Surabaya N: 30, adapun sampel pada penelitian ini adalah Sebagian ibu-ibu yang akan menghadapi menopause di PKK Demak Timur Surabaya n : 28, dan teknik sampling dalam penelitian ini menggunkan Probrability sampling dengan pendekatan Simple random sampling yaitu pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana. Untuk

(4)

mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak. Pada pemilihan sampel saat dilapangan yaitu dengan cara peneliti menuliskan nama-nama ibu PKK sejumlah 30 dalam sebuah kertas, kertas tersebut di gulung dan dimasukan kedalam kotak (kotak arisan). Peneliti menjatuhkan 2 nama yg ada dalam kotak tersebut dan 28 nama yang tersisa dipilih sesuai dengan besar sampel yang dibutuhkan. Instrument penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup dengan jumlah kuesioner 20 untuk penyataan kecemasan yang di isi subyek yang diteliti. Menggunakan alat ukur Zung Self – Rating Skala Kecemasan (SAS).

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SPSS 16 yang menggunakan Uji Wilcoxon test.

Menentukan pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang akan menghadapi masa menopause terhadap variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecemasan pada ibu yang akan menghadapi masa menopause.

HASIL

Hasil penelitian tentang Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Kecemasan Pada Ibu Yang Akan Menghadapi Menopause di PKK Demak Timur Surabaya adalah sebagai berikut : Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Umur Jumlah Prosentase 50 - 55 tahun 18 64,2%

56 – 65 tahun 10 35,8%

66 – 75 tahun 0 0%

˃ 75 tahun 0 0 %

Total 28 100%

Berdasarkan tabel 1. didapatkan sebagian besar responden berusia 50 – 55 tahun sebanyak 18 responden (64,2%)

Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan status perkawinan

Status perkawinan

Jumlah Prosentase

Menikah 28 100%

Tidak menikah 0 0%

Cerai 0 0%

Janda 0 0%

Total 28 100%

Berdasarkan tabel 2 didapatkan secara keseluruhan responden berstatus menikah sebanyak 28 responden (100%)

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan Jumlah Prosentase

Tidak sekolah 0 0%

SD 10 35,8%

SMP 7 25%

SMA 8 28,5%

Pendidikan Tinggi

3 10,7%

Total 28 100%

Berdasarkan tabel 3 didapatkan terbanyak responden berpendidikan SD sebanyak 10 responden (35,8%)

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Prosentase

Tidak bekerja 0 0%

Pensiun 2 7,1%

IRT 14 50%

Wiraswasta 10 35,8%

PNS 2 7,1%

Total 28 100%

Berdasarkan tabel 4 didapatkan sebagian besar responden sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 14 responden (50%).

(5)

Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan sebelum pemberian pendidikan kesehatan

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan sebelum pemberian pendidikan kesehatan

Tingkat kecemasan

Jumlah Prosentase Tidak ada

kecemasan

5 17,9%

Kecemasan ringan

20 71,4%

Kecemasan sedang

3 10,7%

Kecemasan berat

0 0%

Total 28 100%

Berdasarkan tabel 5 didapatkan sebagian besar responden sebelum pemberian pendidikan kesehatan memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 20 responden (71,4%)

Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan sesudah pemberian pendidikan kesehatan

Tabel 6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan sesudah pemberian pendidikan kesehatan

Tingkat kecemasan

Jumlah Prosentase Tidak ada

kecemasan

25 89,3 %

Kecemasan ringan

3 10,7 %

Kecemasan sedang

0 0 %

Kecemasan berat

0 0 %

Total 28 100 %

Berdasarkan tabel 6 didapatkan mayoritas responden sesudah pemberian pendidikan kesehatan memiliki tingkat kecemasan sebanyak 25 responden (89,3%).

Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan

(6)

Tabel 7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan sebelum dan

sesudah pemberian pendidikan kesehatan

Tingkat kecemasan

Sebelum pendidikan kesehatan

%

Sesudah pendidikan kesehatan

%

Tidak ada kecemasan 5 17,9% 25 89,3%

Kecemasan ringan 20 71,4% 3 10,7%

Kecemasan sedang 3 10,7% 0 0%

Kecemasan berat 0 0% 0 0%

Total 28 100% 28 100%

Nilai p = 0, 000

Berdasarkan tabel 7 didapatkan terbanyak responden sebelum pemberian pendidikan kesehatan yang tidak cemas sebanyak 5 responden (17,9%) dan didapatkan mayoritas responden sesudah pendidikan kesehatan yang tidak cemas sebanyak 25 responden (89,3%).

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sebelum pendidikan kesehatan (50,8) Sesudah pendidikan kesehatan (38,8)

(7)

Grafik 1 Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan

Berdasarkan grafik 3.1 didapatkan nilai rata- rata tingkat kecemasan sebelum pendidikan kesehatan 50,8 dan nilai tingkat kecemasan sesudah pendidikan kesehatan 38,8.

PEMBAHASAN

Tingkat kecemasan sebelum pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang mengalami masa menopause di Demak Timur Surabaya-Bali.

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa dari 28 responden, 20 responden (71,4%) mengalami kecemasan ringan. Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik kecemasan dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal dan berada dalam suatu rentang (Stuart, 2006).

Pada suatu rentang tersebut tingkat kecemasan yang terjadi sebelum pemberian pendidikan kesehatan adalah tingkat kecemasan ringan dimana sebagian besar sebelum pemberian pendidikan kesehatan ibu-ibu mengalami kecemasan ringan menurut Stuart (2006) kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.

Manifestasi yang muncul pada kecemasan ringan yaitu pada respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek dan pada respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah (Stuart and Sundeen, 1998).

Menurut Mulyani, 2013 munculnya kecemasan yang dapat terjadi pada wanita menopause merupakan respon alamiah terhadap suatu hal yang akan atau sudah dihadapi, tetapi perubahan emosi seseorang sangat tergantung individu masing-masing, tergantung bagaimana pandangan seorang wanita tentang menopause itu sendiri termasuk pengetahuannya tentang menopause. Perubahan psikis ini sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Selain itu, tingkat kecemasan sebelum pemberian pendidikan kesehatan adalah kecemasan ringan juga dipengaruhi oleh usia.

Menurut Stuart and Sundeen (1998) Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan akibat kecemasan dari pada seseorang yang lebih tua. Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan sebagian besar responden berusia 50 – 55 tahun sebanyak 18 responden (64,2%).

Sedangkan berdasarkan tabel 5.2 didapatkan secara keseluruhan responden berstatus menikah sebanyak 28 responden (100%).

Pada usia tersebut telah memasuki usia premenopause, dimana pada usia ini ibu-ibu dituntut untuk mampu mempersiapkan diri dalam menghadapai menopause.

Ketidakpastian ibu-ibu dalam menghadapi menopause dapat menyebabkan kecemasan.

Menurut Stuart&Sundeen (1998) Pendidikan yang rendah akan menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan, tingkat pendidikan seseorang atau individu akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru.

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan terbanyak responden berpendidikan SD sebanyak 10 responden (35,8 %). Seseorang yang berpendidikan rendah biasanya kurang mendapatkan informasi dan memiliki pemikiran yang kurang luas sehingga lebih mudah mengalami suatu kecemasan. Menurut Notoadmojo (2007) kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang (dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial. Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan sebagian besar responden sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 14 responden (50%). Hal ini berarti bahwa responden sebagai ibu rumah tangga mempunyai keuntungan dalam hal waktu dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Apabila para ibu mampu memanfaatkan dengan baik waktunya yang bermanfaat berkaitan dengan mempersiapkan diri menghadapi menopause maka akan meringankan kecemasannya dengan menambahkan pengetahuannya dari berbagia sumber seperti media massa, media elektronik, dan tenaga kesehatan. Sesuai dengan pernyataan disebutkan pengetahuan

(8)

yang cukup akan memahami dan siapkan dirinya menjalani masa menopause dengan lebih baik. Kecemasan yang dialamai oleh ibu-ibu memiliki tingkat kecemasan yang berbeda pada setiap individunya, hal tersebut dibenarkan oleh Mulyani (2013) yang mengatakan tidak ada seorang pun yang dapat memastikan kapan menopause ini akan datang. Kebanyakan wanita akan mengalaminya pada usia 50 tahun tapi tidak menutup kemungkinan jika terjadi lebih cepat atau lebih lambat. Wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan dan perlu dihindari, maka stress pun sulit untuk dihindari. Kecemasan yang dialami akan berdampak pada ketidakmampuan ibu untuk melakukan tindakan yang benar dalam menghadapi menopause. Dengan tidak adanya pendidikan kesehatan akan membuat seseorang atau individu tidak mengetahui informasi ataupun pengetahuan mengenai menopause khususnya pada ibu-ibu yang akan menghadapi menopause. Pengetahuan yang kurang akan menimbulkan tingkat kecemasan pada ibu-ibu yang akan menghadapi menopause dengan hasil mengalami kecemasan ringan walaupun kecemasan tersebut masih dalam taraf yang ringan. Jika pada mulanya mengalami kecemasan yang ringan dan kecemasan tersebut tidak ditangani akan menimbulkan kecemasan yang lebih berat lagi.

Tingkat kecemasan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang mengalami masa menopause di Demak Timur Surabaya.

Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa dari 28 responden, 25 responden (89,3%) tidak ada kecemasan.

Salah satu tanda dan gejala menopause adalah gangguan psikis dan emosi, beberapa wanita saat menopause akan mengalami rasa gelisah, mudah tersinggung, tegang, cemas, perasaan tertekan, malas, sedih merasa tidak berdaya, mudah menangis, mudah lupa, emosi yang meluap (Mulyani, 2013). Tingkat kecemasan sebelum pemberian pendidikan kesehatan yaitu kecemasan ringan dimana kecemasan ringan mampu menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah (Stuart and Sundeen, 1998), respon kognitif dari kecemasan ringan

tersebut mampu menghasilkan tidak ada kecemasan setelah pemberian pendidikan kesehatan. Dimana salah satu Penatalaksanaan kecemasan dapat dilakukan dengan pendekatan suportif dengan melakukan pendidikan kesehatan. Menurut Maulana (2009) komunikasi dalam bidang kesehatan merupakan pengiriman pesan antara pengirim dan penerima disertai interaksi diantara keduanya. Hal ini bertujuan menumbuhkan kepercayaan, menyebabkan kenyamanan, menimbulkan kepuasan, meningkatkan pengobatan, dan menuju kesembuhan. Menurut Sunarti (2011) pada dasarnya pendidikan kesehatan merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Sunarti, 2011).

Pada penelitian ini membahas mengenai tingkat kecemasan mengenai ibu yang menghadapi menopause akan mengalami gejala-gejala gangguan psikis dan emosi salah satunya kecemasan, hal ini dibenarkan oleh Mulyani (2013) yang mengatakan salah satu tanda dan gejala menopause adalah gangguan psikis dan emosi, beberapa wanita saat menopause akan mengalami rasa gelisah, mudah tersinggung, tegang, cemas, perasaan tertekan, malas, sedih merasa tidak berdaya, mudah menangis, mudah lupa, emosi yang meluap.

Dengan adanya pendidikan kesehatan akan membuat seseorang atau individu lebih mengetahui informasi ataupun pengetahuan mengenai menopause khususnya pada ibu- ibu yang akan menghadapi menopause sehingga tingkat kecemasan pada ibu-ibu yang akan menghadapi menopause mengalami penurunan menjadi tidak ada kecemasan, hal ini sesuai dengan Stuart (2006) yang mengatakan kecemasan ringan menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.

Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

(9)

Hal tersebut dikarenakan pendidikan kesehatan yang diberikan mampu memberikan informasi yang benar kepada ibu-ibu mengenai menopause dan mampu meningkatkan pengetahuan. Proses pendidikan kesehatan yang baik dapat membantu dalam mengatasi masalah yang dihadapi menjelang dan menghadapi menopause, selain itu juga dapat menurunkan kecemasan yang dialami.

Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap penurunan kecemasan pada ibu yang akan mengalami menopause di Demak Timur Surabaya.

Berdasarkan tabel 7 didapatkan sebagian besar responden sebelum pendidikan kesehatan yang tidak cemas sebanyak 5 responden (17,9%) dan didapatkan sebagian besar responden sesudah pendidikan kesehatan yang tidak cemas sebanyak 25 responden (89,3%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Wilcoxon test didapat nilai p = 0,000 yang berarti p < 0,005 dengan berarti H0 ditolak, jadi ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap penurunan kecemasan pada ibu yang akan mengalami menopause di Demak Timur Surabaya.

Ansietas atau kecemasan adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks berkaitan dengan perasaan takut, sering disertai oleh sensasi fisik seperti jantung berdebar, napas pendek atau nyeri dada (Keliat, 2011), dalam penelitian ini kecemasan dapat menurun karena menurut Stuart (2007) ketika mengalami ansietas atau kecemasan, individu menggunkan berbagai mekanisme koping untunk mencoba mengatasinya. Pendidikan kesehatan merupakan faktor yang sangat penting, dimana pendidikan kesehatan mengacu pada setiap gabungan pengalaman belajar yang dipolakan untuk memudahkan penyesuaian- penyesuaian perilaku secara sukarela yang memperbaiki kesehatan individu (Maulana, 2009). Di dalam setiap masyarakat, terdapat apa yang dinamakan pola-pola perilaku. Pola perilaku merupakan cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut (Soekanto, 1990 dalam Maulana, 2009). Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan individu, kelompok atau

masyarakat. Oleh sebab itu, untuk membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku sangat penting dan strategis, mengingat pengaruh yang ditimbulkannya (maulana, 2009). Menurut Green, 1980 dalam Maulana, 2009 Pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan faktor perilaku (presdiposisi, pendukung, dan pendorong) sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku, pendidikan kesehatan, dan status kesehatan masyarakat berada dalam suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi.

Para ibu yang akan menghadapi menopause akan mengalami suatu perubahan-perubahan terhadap fisik atau emosinya bahkan sebagai suatu yang menakutkan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan suatu kecemasan pada ibu yang akan menghadapi menopause. Menurut Carpenito (2007) Ansietas adalah keadaan ketika individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Dari hasil dilakukannya pengukuran tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan yang menunjukkan hasil yang positif, dimana menurut Maulana (2009) pendidikan kesehatan membutuhkan komunikasi yang baik. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada para ibu membuat adanya perubahan pada penurunan tingkat kecemasan yang dialami. Pada kenyataannya sebelum pemberian pendidikan kesehatan responden sebagian besar mengalami kecemasan ringan dan setelah pemberian pendidikan kesehatan responden mengalami penurunan tingkat kecemasan menjadi tidak ada kecemasan, hal tersebut dikarenkan pendidikan kesehatan mampu mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh seseorang, hal ini berkaitan dengan penelitian ini, dimana adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kecemasan pada ibu yang akan menghadapi menopause.

(10)

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Tingkat kecemasan sebelum pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang mengalami masa menopause di Demak Timur Surabaya, sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Tingkat kecemasan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada ibu yang mengalami masa menopause di Demak Timur Surabaya, sebagian besar tidak ada kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap penurunan kecemasan pada ibu yang akan mengalami menopause di Demak Timur Surabaya.

SARAN

Diharapkan pada penelitian ini peneliti atau mahasiswa dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan tingkat kecemasan pada massa menopause serta meningkatkan penelitian tentang tingkat kecemasan pada massa menopause dengan hasil yang lebih baik.

Diharapkan pada penelitian ini profesi keperawatan dapat memberikan masukan dan menambah wawasan mengenai pemberian pendidikan kesehatan tentang menopause sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan yang lebih baik.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengetahui pentingnya pemberian pendidikan kesehatan yang bermanfaat untuk dijadikan acuan dan motivasi bagi kesehatan masyarakat khususnya pada massa menopause dan Klien atau ketua ibu PKK dapat menambah kegiatan atau bekerja sama dengan dinas kesehatan atau puskesmas setempat yang berhubungan dengan kegiatan kesehatan melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang ada di Demak Timur Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz. (2009). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Bickley, Lynn S. (2008). Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta: EGC.

Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:

E GC.

Gunawan. (2011). Konsep Kecemasan.

Jakarta :

file:///F:/semester%207/proposal/Konse p%20Kecemasan.htm

(2006). Psikologi konseling.

Surabaya : Universitypress unipa surabaya.

Hawari, D. (2006). Manajemen Stress, cemas, dan depresi (Edisi 2). Cet.

Pertama. Jakarta: Gaya baru.

Kaplan, Harold. (1997). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Keliat Budi Anna. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta : EGC.

Maulana Heri. (2009). Promosi Kesehatan.

Jakarta : EGC.

Manuaba Chandranita. (2008). Gawat- darurat obsteri-ginekologi dan obstetri- ginekologi sosial untuk profesi bidan.

Jakarta : EGC.

Morgan Geri dan carole halmiton.(2009).

Obstetri dan ginekologi edisi 2. Jakarta : EGC.

Mulyani Siti Nina. (2013). Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia pertengahan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Notoatmodjo Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

(2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : EGC

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

Sinclair constance. (2010). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC

Soekanto. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Stuart and Sundeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa (edisi 5). Jakarta: EGC.

(11)

(2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC Sunardi, dkk. (2008). Tingkat Kecemasan

Perempuan Usia Menghadapi Menopause di Larangan Candi Sidoarjo.

Jurnal Keperawatan Politeknik kesehatan depkes Surabaya. Volume I No. 1 (30-32).

Sunarti, dkk. (2011). Pengaruh Pendididkan Kesehatan Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Perempuan Pramenopause.

Jurnal Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabya. volume: IX no.2 (109-116).

Susiana, praju. (2007). Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan. Medan : https://www.google.com/#q=hubungan+

gambaran+diri+dengan+tingkat+kecema san+ibu+masa+menopause+di+keluraha n+lhok.

Yuniwati. (2011). Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kesiapan Wanita Menopause Dalam Menghadapi Keluhan Menopause di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Propinsi Aceh. Medan : https://www.google.com/#q=Pengaruh+

Peran+Tenaga+Kesehatan+Terhadap+K esiapan+Wanita+Menopause+Dalam++

Menghadapi+Keluhan+Menopause+di+

Rumah+Sakit+Umum+Daerah+dr.Zaino el+Abidin++Banda+Aceh+Propinsi+Ac eh+tahun+2011

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Kecemasan orang tua diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan ringan, (2) Pemberian

Dari tingkat kecemasan pada ibu pramenopause mayoritas terdapat 26 orang responden (61,91%) yang memiliki tingkat kecemasan ringan.. Persiapan fisik ibu menghadapi

Kelompok yang tinggal dengan pasangan terbanyak mengalami kecemasan yaitu 60 responden (35,1%), namun tidak terdapat hubungan antara status tinggal dengan kecemasan (p

Hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik DMPA tinggi yaitu 21 responden (58,4%) dan kecemasan menghadapi gangguan menstruasi

Responden yang mengalami kecemasan ringan dapat disebabkan karena responden telah mempunyai pengalaman melahirkan pada kehamilan sebelumnya, sehinga lebih mampu

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diare, sebagian besar perilaku responden mengalami perubahan dalam upaya melakukan

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang dilakukan endorphine massage sebagian besar tingkat kecemasan adalah ringan, dikarenakan endorphin massage merupakan

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Diketahuinya tingkat kecemasan ibu hamil trimester III sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan tentang kecemasan ibu hamil adalah semua ibu hamil