• Tidak ada hasil yang ditemukan

[ANALISIS JUDGMENT SUBJEKTIF KUALITAS AKUSTIK GEDUNG TEATER TERTUTUP DAGO TEA HOUSE]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[ANALISIS JUDGMENT SUBJEKTIF KUALITAS AKUSTIK GEDUNG TEATER TERTUTUP DAGO TEA HOUSE]"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Ujian Tengah Semester TF3204 Akustik

2010

Bendang Sameto 13307093

Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung

[ANALISIS JUDGMENT

SUBJEKTIF KUALITAS AKUSTIK GEDUNG TEATER TERTUTUP DAGO TEA HOUSE]

Analisis mengenai kualitas akustik Gedung Teater Tertutup Dago Tea House berdasarkan judgment subjektif terhadap beberapa faktor akustik dalam desain arsitektur.

(2)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 2 1. Latar Belakang

Dago Tea House, yang disebut Dago Thee Huis pada zaman kolonial belanda, adalah tempat yang asalnya dibangun sebagai restoran untuk menikmati acara minum teh dan kuliner sambil menikmati pemandangan Kota Bandung pada zaman kolonial belanda di Indonesia. Kini, Dago Tea House menjadi Taman Budaya Provinsi Jawa Barat dan nama resminya adalah Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat.

Dago Tea House kini berfungsi sebagai taman budaya tempat pusat kebudayaan Jawa Barat atau cagar budaya. Karena itu, sering diadakan pertunjukan seperti pertunjukan teater atau musik di tempat ini.

Selain itu juga ada galeri seni yang menampilkan berbagai seni tradisional Jawa Barat dan ruang workshop untuk berbagai kegiatan seni dan budaya.

Luas dari Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat atau Dago Tea House sekitar 4 hektar. Dago Tea House terletak di kawasan Dago pada ketinggian 600 meter dari permukaan laut[1].

Dago Tea House mempunyai beberapa bangunan untuk pertunjukan dan pameran seperti Gedung Teater Terbuka, Teater Taman, Sanggar Seni Tari, dan Gedung Teater Tertutup. Dalam makalah ini, akan dibahas akustik ruangan Gedung Teater Tertutup Dago Tea House. Berikut adalah keterangan mengenai Gedung Teater Tertutup Dago Tea House yang dikutip dari OFFICIAL CULTURE AND TOURISM WEST JAVA SITES[2].

Gedung pertunjukan yang memiliki luas bangunan 1.491,25 m2 terdiri dari beberapa fasilitas antara lain : panggung pertunjukan, ruang penonton, ruang rias artis, ruang perlengkapan artistik, ruang operator, kamar kecil pemain dan penonton, serta lobby teater yang berfungsi sebagai ruang tunggu VIP.

Ruang penonton yang berkapasitas 800 tempat duduk dengan panggung (play area) berukuran 12 x 8,5 m dapat dinikmati dart semua titik pandang penonton. Dukungan lighting dan sound system berkekuatan 82.000 watt (82 KWh). Layar Panggung elektrik memberikan kemudahan pada setiap sajian pertunjukan.

[1]Dago Tea House, Kumpulan Info – Kesehatan, Kuliner, Wisata, Kecantikan, Fashion, Griya, Keluarga, Teknologi, 19 Maret 2009, tersedia dari http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat- wisata/162-dago-tea-house.html; Internet; diakses pada 26 Maret 2010.

[2]OFFICIAL CULTURE AND TOURISM WEST JAVA SITES, tersedia dari http://www.westjava- indonesia.com/disbudpar/upt_taman_budaya.html; Internet; diakses pada 26 Maret 2010.

(3)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 3 2. Topik Permasalahan

Gedung Teater Tertutup Dago Tea House ditujukan untuk menjadi tempat pertunjukan teater, musik, dan pertunjukan-pertunjukan lain. Karena tujuan tersebut, Gedung Teater Tertutup memerlukan

kualitas akustik ruang yang baik. Gedung Teater Tertutup telah dikondisikan secara akustik. Hal ini dapat dilihat dari lantai yang semakin ke belakang semakin tinggi, diffusor yang terpasang di sepanjang

dinding, dan langit-langit yang dibentuk menjadi reflektor.

Gambar 1: Bagian depan Gedung Teater Tertutup Dago Tea House

Penulis berniat untuk menganalisis hubungan antara kualitas akustik ruang dengan pengondisian akustik pada Gedung Teater Tertutup. Beberapa kualitas akustik yang akan dikaji adalah direct arrival,

reverberation time, warmth, intimacy, dan diffusivity3.

Pengujian kualitas suara akustik dilakukan dengan mendengarkan bunyi suara yang dibuat rekan penulis seperti tepuk tangan, siulan, derap kaki, dan pemutaran musik di ponsel dari berbagai lokasi.

3Victor F. Humphrey, "Acoustic Factors in Architectural Design," Lecture 9 Fundamental of Acoustics, (Southamtpon: University of Southampton), 1 December 2008, Slide 13.

(4)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 4 Gambar 2: Bagian belakang Gedung Teater Tertutup Dago Tea House

3. Judgement

Acoustic Factors in Architectural Design a. Direct Arrival

Semua bangku penonton terlihat dari panggung sehingga semua penonton mendapatkan suara langsung dari panggung. Ketika penulis berada di bangku penonton paling belakang, penulis dapat bercakap dengan rekan yang berada di atas pangung dengan jelas walaupun suara dari bangku penonton paling belakang terdengar agak berdengung di panggung.

b. Reverberation Time

Penulis menguji waktu dengung dari impuls tepukan tangan. Waktu dengung yang terdengar tidak terlalu lama. Selain itu, kesan yang ditangkap penulis adalah peluruhan suara tidak terlalu cepat.

Meskipun penulis tidak mengetahui dengan pasti berapa waktu dengung yang sesuai untuk ruangan tersebut, tetapi

c. Warmth

Kesan yang penulis dapat di ruangan ini adalah “hangat.” Hal ini penulis simpulkan karena penulis tetap dapat berinteraksi dengan lancar dengan rekan penulis yang berada di atas panggung dari bangku

(5)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 5 penonton paling belakang. Penulis pernah menonton pertunjukan musik di gedung ini dan masih bisa menikmati pertunjukan dari bagian paling belakang. Penulis merasa berada di ruang yang memang ditujukan untuk pertunjukan.

d. Intimacy

Waktu antara pantulan pertama dengan suara langsung tidak berbeda begitu jauh sehigga tidak

mengganggu suara langsung. Ketika penulis yang berada di bangku penonton paling belakang berbicara dengan rekan di atas panggung, penulis merasa dekat dengan rekan karena suara yang sampai jelas terdengar.

e. Diffusivity

Persebaran suara di ruangan ini cukup baik. Suara di tengah dan di samping terdengar hampir sama.

Suara yang terdengar di tengah dan di belakang terdengar agak berbeda. Suara yang terdengar di belakang lebih keras.

4. Analisis

I. Alat Pengondisi Akustik Pada Ruangan

a. Ketinggian lantai dan panggung

Pengaturan ketinggian tempat pertunjukan dan penonton berpengaruh terhadap direct arrival suara dari panggung. Panggung yang ditinggikan dan lantai bagian penonton yang makin tinggi ke belakang mengoptimalkan direct arrival suara. Hal ini disebabkan oleh pengaturan ketinggian tersebut membuat penonton tidak terhalangi dan dapat menerima suara langsung dari panggung.

b. Diffusor dan absorber pada dinding

Pada dinding ruangan bagian penonton ditempel bilah-bilah kayu vertikal yang dipasang miring, sekitar sudut 45o,terhadap dinding. Bilah-bilah kayu tersebut berfungsi sebagai diffusor. Gelombang suara yang mengenai sudut bilah kayu akan terrefleksi secara diffuse.

Dari rongga antar bilah, dapat terlihat bahwa dinding dilapisi sejenis kain yang kasar. Kain tersebut berfungsi sebagai absorber. Suara yang tidak mengenai bilah kayu akan terserap oleh kain tersebut dan tidak terpantul di dinding.

Pemasangan absorber dan diffusor tersebut membuat diffusivity ruangan ini menjadi baik dan mengendalikan reverberation time sehingga menjadi sesuai untuk ruangan ini.

(6)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 6 Gambar 3: Bilah-bilah kayu yang dipasang pada dinding

Gambar 4: Reflektor pada langit-langit

(7)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 7 c. Reflektor pada langit-langit

Langit-langit pada ruangan ini dibuat tidak rata untuk mengendalikan arah pemantulan suara dari panggung ke daerah penonton. Pengendalian arah pemantulan bertujuan agar suara pantulan tidak mengganggu suara langsung.

Kemiringan tiap bagian reflektor langit-langit dibuat berbeda karena diinginkan arah pemantulan yang berbeda-beda.

Suara di bagian belakang terdengar sedikit lebih keras daripada suara di bagian tengah bangku penonton bisa jadi disebabkan karena lebih banyak suara yang dipantulkan ke bagian belakang oleh reflektor.

Gambar 5: Rongga di balik reflektor pada langit-langit

Di balik reflektor pada langit-langit terdapat rongga sehingga suara yang tidak terpantul ke arah

penonton masuk ke rongga tersebut dan meluruh atau memantul kembali secara diffuse. Rongga di balik reflektor bekerja sebagai resonator untuk frekuensi tertentu.

(8)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 8 II. Cacat Akustik

a. Echo

Pada ruangan ini tidak terjadi echo yang mengganggu. Echo bisa diatasi dengan membuat permukaan yang menyerap atau tidak rata. Ruangan ini telah dikondisikan dengan kedua penanganan tersebut.

Bilah-bilah kayu membuat permukaan tidak rata dan kain yang melapisi dinding menyerap suara.

Di bagian penonton tidak ada bidang yang sejajar, kalaupun ada, bidang tersebut dipasang diffusor, sehingga tidak terjadi flutter echo. Tidak adanya echo adalah salah satu faktor yang membuat intimacy ruangan ini baik.

b. Konsentrasi Suara

Di dalam ruangan ini tidak ada permukaan cekung atau bagian yang menyebabkan pemusatan suara.

Walaupun bagian belakang bangku penonton menerima suara pantulan sedikit lebih banyak

dibandingkan dengan bagian tengah, tetapi perbedaannya tidak terlalu mengganggu. Pemantulan suara yang lebih banyak tidak termasuk dalam pemusatan suara.

Tidak adanya konsentrasi suara merupakan salah satu faktor yang menandakan bahwa diffusivity di suatu ruangan termasuk baik.

c. Bayangan Suara

Di bagian penonton tidak terjadi bayangan suara. Tidak ada objek yang menghalangi pandangan langsung penonton ke panggung. Jika ada bayangan suara pada suatu bagian dalam ruangan, maka direct arrival suara pada bagian itu buruk. Bayangan suara juga dapat menyebabkan difraksi gelombang suara.

III. Kebisingan

Gedung ini terletak agak jauh dari jalan raya dan sumber-sumber bising lainnya sehingga bising eksternal di gedung ini tidak terlalu besar. Selain itu, transmisi suara dari luar melalui gedung ini tidak terlalu besar.

(9)

Bendang Sameto 13307093 | UTS TF3204 Akustik 9 5. Kesimpulan

a. Akustik di Gedung Teater Tertutup Dago Tea House telah dikondisikan dengan baik dan sesuai dengan fungsinya.

b. Pengaturan ketinggian panggung dan lantai bagian penonton dapat mempengaruhi direct arrival suara.

c. Pemasangan diffusor dan absorber pada dinding dapat mempengaruhi diffusivity dan reverberation time dalam ruangan.

d. Pembentukan reflektor pada langit-langit dapat mencegah pemusatan suara dan echo.

6. Referensi

a. Problem dalam Desain Akustika Ruangan, Joko Sarwono’s Weblog, 6 April 2009, tersedia dari http://jokosarwono.wordpress.com/2009/04/06/problem-dalam-desain-akustika-ruangan/;

Internet; diakses pada 27 Maret 2010.

b. Prof. Dr. Ir. Soegijanto & Dr. Ir. FX Nugroho Soelami, "Fenomena Suara dalam Ruang & Akustik Ruang," Kuliah Fisika Bangunan – TF4101, (Bandung: Institut Teknologi Bandung), 2009.

Gambar

Gambar 1: Bagian depan Gedung Teater Tertutup Dago Tea House
Gambar 4: Reflektor pada langit-langit
Gambar 5: Rongga di balik reflektor pada langit-langit

Referensi

Dokumen terkait

Lahan pertanian campuran di Desa Sako Dua, Desa Sungai Lintang dan Desa Kebun Baru sebagian besar (+ 70 %) mempunyai kemiringan lereng 3 - 25 persen

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Optimasi

Diperlukan Alat penilaian yang mampu memotret atau melihat profil kemampuan peserta didik sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam KTSP. sesuai

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA.. II... DIAGNSA DIAGNSA KEPERA KEPERAW WA AT TAN AN.. DAFTAR PUSTAKA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnyadokumenLaporan Akhirkegiatan Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan Seririt, yang dilaksanakan

Probolinggo tahun 2014 menunjukkan tingkat kasus kusta masih tinggi dengan rata-rata di tiap kecamatan di Kabupaten Probolinggo adalah 17 kasus dari jumlah

Setelah beliau diangkat oleh Allah SWT sebagai nabi dan rasul tentunya akhlak beliau menjadi pedoman bagi umatnya dan karena kemuliaan akhlak inilah ketika beliau mulai melakukan

Hipotesis penelitian tindakan ini adalah “Terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar materi pengolahan data setelah diberikan pembelajaran dengan media