PELATIHAN PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM(ECOSYTEM APPROACH TO FISHERIES
MANAGEMENT/EAFM) JENJANG PERENCANA LEVEL TEKNISI
MODUL 8
PENYUSUNAN MEKANISME AKSI PERBAIKAN PENGELOLAAN PERIKANAN
(UK A 03132.014.01)
PERIKANAN
Tahun 2020
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,tim penulis telah berhasil menyelesaikan Penyusunan Modul Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan pengelolaan Perikanan yang merupakan salah satu materi dalam Pelatihan Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem (Ecosytem Approach To Fisheries Management/EAFM)Jenjang Perencana.
Materi pembelajaran dalam modul ini disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 9 Tahun 2015. Dengan selesainya modul ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan dari penyelenggaraan pelatihan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Penyusun, Master Trainer EAFM, Akademisi dan seluruh pihak atas kerjasamanya dalam penyusunan modul ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan modul tersebut di masa mendatang.
Jakarta, Desember2020 Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,
Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, S.Pi., M.Si.
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Deskripsi ... 1
B. Peta Kedudukan Modul ... 1
C. Prasyarat ... 2
D.Tujuan ... 2
E. Petunjuk Penggunaan Modul ... 2
F. Materi Elemen Kompetensi ... 3
G.Waktu ... 4
H.Pengertian dan Istilah ... 4
BAB II MENENTUKAN PIHAK PELAKSANA RENCANA AKSI PERBAIKAN PENGELOLAAN PERIKANAN ... 8
A. Lembar Informasi ... 8
B. Praktek Unjuk Kerja ... 19
C. Evaluasi ... 21
D.Kemajuan Berlatih ... 22
BAB III MENJELASKAN SISTEMATIKA MEKANISME PELAKSANA RENCANA AKSI PERBAIKAN PENGELOLAAN PERIKANAN ... 24
A. Lembar Informasi ... 24
B. Praktek Unjuk Kerja ... 36
C. Evaluasi ... 38
D.Kemajuan Berlatih ... 39
BAB IV PENUTUP ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
DAFTAR GAMBAR ... 44
TIM PENYUSUN MODUL... 45
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Ruang lingkup modul Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan pengelolaan perikanan ini membahas tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menentukan pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan dan sistematika mekanisme pelaksanaan rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan.
B. Peta Kedudukan Modul
Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan
Pelatihan Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan EAFM
bagi Perencana Level Teknisi
Penyiapan data penyusunan tujuan
pengelolaan berdasarkan indikator kunci Penyusunan tujuan ekologi yang dibangun dari domain SDI, habitat dan ekosistem serta
Identifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dalam EAFM
Penyusunan tujuan sosial ekonomi yang dibangun dari domain sosial dan ekonomi Penyusunan tujuan kelembagaan yang dibangun dari domain kelembagaan
Penyiapan bahan identifikasi ruang lingkup pengelolaan
Penyusunan rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 2
C. Prasyarat
Modul ini diperuntukan bagi peserta pelatihanyang telah memiliki : 1) Pengetahuan terkait hierarki rencana aksi, biaya dan manfaat
program aksi, tujuan pengelolaan ekologi, social, ekonomi, kelembagaan, budget analisis
2) Pengetahuan dan keterampilan terkait mengidentifikasi pemangku kepentingan dan keterkaitannya dengan EAFM
3) Ketrampilan dalam memfasilitasi pertemuan dan melakukan negosiasi dengan mitra
D. Tujuan
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan memiliki kompetensi dalam menyusun mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan
E. Petunjuk Penggunaan Modul 1 Petunjuk bagi peserta
a. Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara berurutan dan kerjakan tugas yang telah disediakan.
b. Menyiapkan peralatan yang diperlukan pada masing-masing kegiatan berlatih.
c. Menanyakan kepada pelatih jika menghadapi hal-hal yang tidak dimengerti dari modul ini.
d. Memperhatikan dan memahami langkah kerja pada modul ini sebagai panduan dalam berlatih.
2 Petunjuk bagi pelatih
a. Memahami secara baik isi modul yang akan diajarkan b. Memfasilitasi Peserta selama proses belajar berlangsung.
c. Tidak mendominasi proses berlatih
d. Memberikan tugas baik secara kelompok maupun individu.
e. Memberikan arahan, bimbingan dan contoh kepada peserta
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 3
menyelesaikan tugas-tugas pada setiap tahap berlatih.
f. Mengevaluasi pencapaian kemajuan belajar peserta F. Materi Elemen Kompetensi
JUDUL
MODUL : Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikananTujuan kelembagaan yang dibangun dari domain kelembagaan
KOMPETENSI : Menyusun mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan
DESKRIPSI : Mata diklat ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam menentukan pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan dan menjelaskan sistematika mekanisme pelaksanaan rencana aksi perbaikan pengelolaan
perikanan
No. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Menentukan pihak
pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
1.1 Kriteria pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan jangka pendek, menengah, dan panjang ditentukan.
1.2 Pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan jangka pendek, menengah, dan panjang ditentukan.
2. Menjelaskan sistematika mekanisme pelaksanaan rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
2.1 Sistematika mekanisme pelaksanaan rencana aksi
perbaikan pengelolaan perikanan jangka pendek, menengah, dan panjang disediakan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 4
No. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 2.2 Sistematika mekanisme
pelaksanaan rencana aksi
perbaikan pengelolaan perikanan jangka pendek, menengah, dan panjang dijelaskan.
G. Waktu
Alokasi waktu untuk mata pelatihan penyusunan tujuan kelembagaan yang dibangun dari domain kelembagaan, sebanyak 8jam pembelajaran (JP), @ 45 menit.
H. Pengertian dan Istilah
1. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan;
2. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan;
3. Pengelolaan Perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundangundangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati;
4. Ekosistem adalah interaksi dan interelasi antara makhluk hidup dengan lingkungannya;
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 5
5. Pendekatan Ekosistem adalah upaya untuk melibatkan komponen ekosistem dengan suatu proses pengambilan keputusan terhadap sumberdaya, ekosistem dan lingkunganya;
6. Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management) selanjutnya disebut EAFM adalah sebuah pendekatan pengelolaan yang menitikberatkan pada pentingnya keterkaitan (konektivitas) antara sumberdaya ikan dan komponen ekosistem perairan termasuk aspek sosial, ekonomi, dan kelembagaan;
7. Konektivitas adalah keterkaitan fungsional antar komponen EAFM yang turut mempertimbangkan prinsip kehati-hatian (precautionary) dan ketidakpastian (uncertainty);
8. Keterkaitan Fungsional adalah hubungan timbal balik antara komponen EAFM yang bersifat saling mempengaruhi dan tidak tergantikan (irreversible);
9. Prinsip kehati-hatian (precautionary) adalah sebuah pendekatan yang mempertimbangkan resiko dari sebuah aksi pengelolaan;
10. Prinsip ketidakpastian (uncertainty) adalah prinsip yang mempertimbangkan sifat ekosistem yang dinamis dan tidak dapat diprediksi;
11. Unit Pengelolaan perikanan (Fisheries Management Unit) yang selanjutnya disebut FMU adalah satuan pengelolaan perikanan yang didefinisikan menurut ruang dan spesies sumberdaya ikan, dimana setiap unit pengelolaan perikanan memiliki unit pengelola perikanan;
12. Unit pengelolaan perikanan menurut ruang adalah satuan pengelolaan perikanan yang didefinisikan berdasarkan ruang ekologis atau administratif;
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 6
13. Unit pengelolaan perikanan menurut spesies sumberdaya ikan adalah satuan pengelolaan perikanan yang didefinisikan berdasarkan unit stok spesies dan atau grup spesies tertentu;
14. Wilayah Pengelolaan Perikanan atau WPP (Fisheries Management Area/FMA) adalah merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
15. Unit pengelola perikanan adalah satuan kelembagaan yang merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengelolaan perikanan pada unit pengelolaan perikanan tertentu;
16. Domain adalah kelompok dari berbagai indikator yang saling berinteraksi membentuk karakteristik tertentu;
17. Domain sumberdaya ikan adalah kumpulan dari berbagai indikator sumberdaya ikan yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu dan dapat saling berinteraksi;
18. Domain habitat adalah kumpulan dari berbagai indikator habitat yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu dan dapat saling berinteraksi;
19. Domain teknik penangkapan adalah kumpulan dari berbagai indikator penangkapan ikan yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu dan dapat saling berinteraksi;
20. Domain sosial adalah kumpulan dari berbagai indikator sosial yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu dan dapat saling berinteraksi;
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 7
21. Domain ekonomi adalah kumpulan dari berbagai indikator ekonomi yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu dan dapat saling berinteraksi;
22. Domain kelembagaan adalah kumpulan dari berbagai indikator kelembagaan yang yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu dan dapat saling berinteraksi;
23. Indikator adalah nilai yang menjadi acuan (referencepoint) untuk menunjukkan karakteristik domain;
24. Indikator kunci adalah indikator ranking pertama dan memiliki bobot penilaian paling tinggi dalam suatu domain;
25. Parameter adalah variabel yang digunakan untuk mengukur kualitasindikator;
26. Pemantauan Kapal Penangkapan dan Pengangkutan Ikan adalahkegiatan pemantauan secara langsung di atas kapal penangkap ikandan kapal pengangkut ikan dengan melakukan pencatatan terhadapikan hasil tangkapan, daerah penangkapan, waktu penangkapan ikan,jenis alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan,termasuk kegiatan pemindahan ikan hasil tangkapan dari kapalpenangkap ikan ke kapal penangkap ikan dan/atau ke kapalpengangkut ikan yang diperbolehkan.
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 8
BAB II
MENENTUKAN PIHAK PELAKSANA RENCANA AKSI PERBAIKAN PENGELOLAAN PERIKANAN
A. Lembar Informasi
Judul Modul : Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan
Elemen
Kompetensi 1 : Menentukan pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
A. Informasi Pokok
I. Kriteria pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan jangka pendek, menengah, dan panjang
1.1. Analisis Pemangku Kepentingan
Sebelum memulai proses penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan,diperlukan sejumlah tugas dari startup (pihak pelaksana). salah satu tugas tersebut adalah pelibatan stakeholder dalam melakukan rencana aksi perbaikan.
Melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) merupakan tahap kritis yang melibatkan identifikasi berbagai potensial stakeholder, meningkatkan kesadaran tentang proses EAFM dan memulai proses yang sedang berjalan melibatkan mereka dalam berbagai tahap proses EAFM (awalnya berencana, dan kemudian implementasi dan monitoring). Pelibatan pemangku kepentingan awal penting untuk mengidentifikasi harapan, peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan( stakeholder).
EAFM memerlukan koordinasi, konsultasi, kerjasama dan pengambilan keputusan bersama, tidak hanya antara perikanan yang berbeda yang beroperasi di ekosistem yang sama atau wilayah geografis, tetapi juga antara lembaga pengelolaan perikanan dan sektor lainnya yang berdampak pada perikanan atau dipengaruhi oleh perikanan (Gambar 2.1.).
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 9
Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa lembaga- lembaga pesisir dan perikanan di setiap tingkat pemerintahan (dari lokal, kota, kabupaten, provinsi, regional hingga nasional) diinformasikan dan terlibat pada awal proses perencanaan EAFM. Hal ini sangat membantu untuk menyelaraskan kebijakan dan sasaran di berbagai tingkat pemerintahan, serta dalam situasi yurisdiksi tumpang tindih atau tidak cocok (misalnya di mana beberapa lembaga memiliki kewenangan pengelolaan atas berbagai bagian siklus hidup ikan spesies'). Dalam berkoordinasi diperlukan membawa lembaga secara bersama-sama cara konvensional memiliki interaksi yang sangat sedikit, tetapi benar-benar bekerja menuju tujuan yang saling melengkapi atau mengatasi masalah tumpang tindih. Keuntungan bekerja sama dapat mencakup pooling atau berbagi sumber daya yang terbatas dan keahlian, dan pendekatan terpadu yang dapat membantu menghindari kebingungan masyarakat dan kekecewaan ketika kelompok-kelompok yang terpisah berinteraksi dengan masyarakat dengan cara yang berbeda.
Gambar 2. 1: Kerangka ideal kerjasama antar lembaga dan perundingan EAFM (diadaptasi dari FAO, 2005)
2.1. Mengidentifikasi Pemangku Kepentingan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 10
Jaringan pemangku kepentingan yang perlu dilibatkan dalam EAFM sangat kompleks (lihat Gambar 2.2), baik dari segi hubungan vertikal (nasional untuk lokal), hubungan horizontal (antara pengguna yang berbeda dari sumber daya alam) dan dalam hal cakupan geografis. Banyak stakeholder potensial yang diperlukan untuk menerapkan EAFM efektif, terutama dalam pengawasan atau
kepatuhan.
Siapa stakeholder Anda?
Gambar 2. 2 Contoh kelompok pemangku kepentingan.
sumber: diadaptasi dari FAO
Stakeholder adalah individu, kelompok atau organisasi laki-laki dan perempuan, tua dan muda, yang berada dalam satu cara atau saling tertarik, terlibat atau terpengaruh (positif atau negatif) dengan proses tertentu. Mereka dapat termotivasi untuk mengambil tindakan berdasarkan kepentingan atau nilai-nilai mereka. Stakeholders dapat mencakup kelompok-kelompokdipengaruhi oleh keputusan manajemen; prihatin dengan keputusan manajemen; tergantung
Pemangku kepentingan/stakeholder adalah setiap individu, kelompok atau organisasi yang memiliki kepentingan dalam atau yang dapat mempengaruhi ataudipengaruhi, positif atau
negatif, berdasarkan proses EAFM.
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 11
pada sumber daya yang akan dikelola, dengan klaim atas wilayah atau sumber daya; dengan kegiatan yang berdampak pada daerah atau sumber daya; dan dengan, misalnya, minat musiman, geografis atau budaya khusus.
Semua stakeholder perlu diundang ke pertemuan awal stakeholder EAFM atau lokakarya. List daftar stakeholder yang harus didekati dapat didasarkan pada Gambar 2.2. Menemukan keseimbangan yang tepat untuk menjadi inklusif sehingga terlibat sebanyak mungkin pemangku kepentingan melawan memiliki massa yang nakal cukup sulit, tetapi harus diingat bahwa konsultasidan fine- tuning dari rencana dapat terjadi berikutnya. Dalam contoh pertama, penting untuk memasukkan orang-orang mungkin akan paling terpengaruh oleh proses perencanaan. Hal ini kemungkinan besar dengan memasukkan (i) nelayan (sering dipilih meskipun asosiasi nelayan termasuk pekerja nelayan skala kecil dan nelayan komersial skala besar; (ii) aparat pemerintah baik di tingkat nasional (untuk mengatur kebijakan secara keseluruhan) dan di daerah (untuk
memastikan implementasi); (iii) LSM; (iv) peneliti, dan (v) engawasan perikanan.
Dukungan atau kurangnya dukungan para pemangku kepentingandapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dari analisis. Analisis pemangku kepentingan EAFM dilakukan dengan tujuan supaya dapat mengidentifikasi mitra potensial EAFM, dalammengeksplorasi pendekatan berhubungan dengan orang tertentu atau kelompok dapat mendukung atau berpotensi memusuhi EAFM, dan untuk memberikan wawasan ke dalam dinamika dan hubungan individu dan kelompok dengan berbagai kepentingan menggunakan pengaruh sumber daya tertentu atau proyek.
Salah satu kerangka analisis stakeholder adalah matrik 2x2 dimanapara pemangku kepentingan diplot sesuai dengan (i) betapa pentingnya pemangku kepentingan ini untuk proses EAFM pada satusumbu (sumbu Y) dan seberapa besar pengaruh (power) yang mereka miliki atas proses EAFM pada sumbu lainnya (sumbu X) (Gambar 2.3).
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 12
Gambar 2. 3: Analisis matrik 2x2 kepentingan dan pengaruh stakeholders
Berdasarkan stakeholder yang jatuh pada matriks strategi yang berbeda diadopsi untuk empat kelompok (Gambar 2.4). Akan ada orang-orang yang (i) kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi (ii) orang- orang yang kepenting tinggi dan pengaruh rendah, (iii) orang-orang yang kepenting rendah tetapi pengaruh tinggi dan (iv) orang-orang yang kepenting rendah dan pengaruh rendah.
Gambar 2. 4: Strategi analisis yang berbeda dibutuhkan untuk kelompok yang berbeda bedasarkan stakeholder
Mereka yang berada di kotak merah merupakan pemangku kepentingan kunci keberhasilan EAFM; mereka perlu terus dimotivasi
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 13
dan dipandu karena mereka 'sekutu'. Tetap mengomunikasikan hasil kepada mereka. Mereka tidak perlu meyakinkan tentang pentingnya EAFM- karena mereka sudah tahu dan memahami. Mereka yang berada di kotak hijau tidak tertarik dan memiliki pengaruh kecil;
mereka perlu terus diinformasikan dan dilibatkan, dengan usaha dan pemantauan minimal. Mereka yang berada di kotak kuning memerlukan strategi aktif. Pengaruh tinggi + kepentingan rendah: ini perlu dipindahkan bersama dengan kotak merah, mereka harus 'membeli' ke dalam proses EAFM, karena mereka bisa pendukungpotensial dan bisa menggunakan pengaruh mereka untuk mendukung proses tersebut. Namun, beberapa dari para pemangku epentingan yang berpengaruh juga dapat menghambat / menghalangi proses EAFM (untuk keuntungan politik atau lainnya) sehingga mereka perlu secara aktif dimonitor. Mereka yang memiliki kepentingan tinggi + pengaruh rendah seringkali yang paling terkena dampak (yaitu memiliki kepentingan yang tinggi dalam proses EAFM) tetapi tidak memiliki kekuatan atau suara. Mereka perlu diwakili dan didukung dalam memiliki lebih dari katakanlah dan pengaruh atas proses EAFM.
Cara lain untuk memvisualisasikan stakeholder adalah memplot mereka pada diagram Venn yang menggambarkan hubungan mereka sebagai bagian dari analisis kelembagaan. Dalam diagram, ukuran lingkaran menunjukkan pentingnya dan kedekatan lingkaran menunjukkan frekuensi kontak. Lingkaran terpisah = tidak ada kontak;
lingkaran menyentuh = informasi lewat di antara lembaga-lembaga, tumpang tindih kecil = beberapa kerjasama dalam pengambilan keputusan dan tumpang tindih besar = kerjasama yang cukup besar dalam pengambilan keputusan. Contoh diagram Venn ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 14
Gambar 2. 5: Contoh diagram Venn menunjukkan hubungan antara para pemangku kepentingan
II. Menentukan Pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan jangka pendek,menengah, dan panjang
Melibatkan stakeholder bukanlah langkah tetapi itu adalah suatu kegiatan yang berkelanjutan yang dimulai pada Startup B dan berlanjut sepanjang proses EAFM dan kemungkinan berkembang.
Kegiatan pelibatan pemangku kepentingan membangun pengetahuan kelembagaan tim EAFM, pemangku kepentingan utama dan berpartisipasi mitra, lembaga dan institusi.
Kriteria pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan jangka panjang, menengah dan panjang diantaranya adalah sebagai berikut : 1.1. Partisipasi
Manfaat partisipasi yang luas meliputi:
Memasukkan berbagai perspektif stakeholder;
Mempromosikan tindakan (apa dari siapa Stakeholder???);
Memungkinkan proses pemberdayaan yang:
Mendorong kepercayaan dan kemandirian
Dapat menjadi katalis untuk perubahan;
Efektifias biaya dan cepat;
Meningkatkan rasa kepemilikan yang lebih besar antara para pemangku kepentingan;
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 15
Kecakapan tidak ditentukan;
Memeberi nilai subjektif wawasan; dan
Membangun hubungan dan kemitraan.
Hal ini juga sangat penting untuk mengidentifikasi juara atau pemimpin yang memberikan dorongan untuk menindaklanjuti dengan proses dan memotivasi orang lain.
Tiga pilar pendekatan partisipatif:
Sikap dan perilaku: sikap dan perilaku fasilitator sangat penting untuk keberhasilan lokakarya partisipatif. Dia harus tetap netral, mengelola diskusi secara adil dan melibatkan semua yang hadir.
Sarana: ada berbagai sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh partisipasi dari seluruh anggota populasi. Namun, alat hanya efektif jika digunakan dengan sikap dan perilaku seperti yang dijelaskan di atas (yaitu tidak dominan) benar.
Berbagi: berbagi informasi, pengetahuan, pendapat dan perasaan adalah elemen kunci dari proses partisipatif. Melalui berbagi ini, orang-orang diberdayakan dan masalah dapat dibicarakan dan diselesaikan, atau setidaknya dibawa ke tempat terbuka, di mana mereka kemudian dapat dikelola melalui resolusi konflik.
Sebuah tujuan penting dari pendekatan partisipatif adalah memberdayakan masyarakat dan kelompok-kelompok yang paling rentan dan kurang mampu menjamin kebutuhan dan keahlianmereka terwakili dalam pengambilan keputusan. Agar proses EAFM untuk berhasil, pria dan wanita pengguna sumber daya, organisasi lokal dan masyarakat, serta pejabat pemerintah daerah danpemangku kepentingan lainnya harus diaktifkan untuk mengambil kendali dan membuat keputusan. Untuk melakukannya mereka akan perlu untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman sumber daya perikanan dan manajemen mereka di dalam suatu ekosistem.
Manfaat pemberdayaan tersebut adalah:
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 16
Meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, kapasitas kelembagaan;
Kepemilikan keputusan dan hasil;
Tanggung jawab;
Kekuatan untuk bertindak dan membuat keputusan;
Motivasi; dan
Keberlanjutan.
1.2. Fasilitator yang baik
Seorang fasilitator biasanya netral, independen berperan untuk mendukung individu, kelompok dan organisasi selama proses partisipatif (ini dapat mencakup tugas-tugas administrasi praktis, tetapi di sini kita fokus pada konten dan proses). Fasilitator harus sangat menyadari bagaimana hubungan kekuasaan dan dinamika menembus semua proses kelompok. Untuk alasan ini, merekaharus membayar perhatian khusus pada dinamika jender (terutama, meskipun tidak selalu, wanita tidak berbicara di pertemuan di mana orang-orang yang hadir); hirarki sosial (tampilan misalnyatetua 'atau kehadiran dapat membatasi apa yang anggota muda/orang lain dapat mengatakan, apakah di desa atau di sebuah departemen pemerintah) dan perbedaan sosial/budaya (misalnya, etnis minoritas tidak memiliki suara).
Fasilitas yang baik melibatkan:
Kepercayaan pada orang lain dan kemampuan mereka;
Keterampilan kesabaran dan mendengarkan dengan baik;
Kesadaran diri dan keterbukaan untuk belajar keterampilan baru;
Keyakinan tanpa arogansi;
Pengalaman hidup yang baik dan akal sehat yang baik;
Menghormati pendapat orang lain, tidak memaksakan ide;
Kemampuan untuk menciptakan suasana kepercayaan di antara peserta;
Fleksibilitas dalam mengubah metode dan urutan; dan
Pengetahuan tentang perkembangan kelompok termasuk kemampuan untuk merasakan suasana hati kelompok.
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 17
Elemen kunci dalam berkomunikasi apapun adalah membangun hubungan baik, yaitu perasaan antara dua orang yang mereka dapat berhubungan satu sama lain. Dalam banyak situasi, membangun hubungan kepercayaan sangat penting untuk memastikan pesan diterima dan dipahami sebagaimana dimaksud. Seorang fasilitator yang baik tahu bagaimana membangun hubungan.
Fasilitator memungkinkan kelompok untuk bekerja di luar masalah secara efektif untuk :
a) Mendorong partisipasi penuh, mengatasi dengan menyaring sendiri
Sering kali orang tidak mengatakan apa yang sebenarnya mereka pikirkan. Dalam sebagian besar kelompok norma adalah bahwa jika seseorang ingin berbicara, mereka melakukannya secarasederhana dan jelas dan mengatakan sesuatu yang cukup akrab atau menarik cukup sehingga kelompok akan mendengarkan.
Tanpa disadari, kebanyakan orang terus mengedit pemikiranmereka sebelum mereka berbicara. Fasilitator memiliki keterampilan untuk menarik orang keluar dan memungkinkan setiap orang untuk didengar. Mereka tahu bagaimana untuk membuat ruang bagi anggota yang tenang, bagaimana mengurangi kejadian kritik prematur dan bagaimana untuk menjaga semua orang berpikir bukannya mematikan.
b) Menggalakkan saling pengertian dan tetap mengatasi posisi
Sebuah kelompok tidak bisa melakukan pemikiran yang terbaik jika anggota tidak saling memahami. Kebanyakan orang merasa sulit untuk membebaskan diri dari sudut pandang tetapnya.
Seorang fasilitator membantu kelompok untuk menyadari bahwa kelompok-kelompok produktif dibangun di atas dasar saling pengertian. Fasilitator juga mengakui bahwa kesalahpahaman yangtak terelakkan dan stres bagi semua orang yang terlibat.
Orang-orang dalam kesulitan memerlukan dukungan dan harus
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 18
diperlakukan dengan hormat. Oleh karena itu, fasilitator tahu untuk tidakmemihak, untuk menghormati semua sudut pandang dan untuk menjaga mendengarkan, sehingga masing-masing dan setiap orang merasa yakin bahwa seseorang memahami mereka.
c) Menumbuhkan solusi inklusif dan mengubah mentalitas menang- kalah
Kebanyakan orang terjebak dalam pikiran kolot yang ditetapkan untuk menyelesaikan masalah dankonflik, percaya adalah salah satu cara atau mereka jarang membayangkan bahwa kemungkinanakan mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Seorang fasilitator yang berpengalaman mengetahui bagaimana untuk membantu pencarian kelompok untuk ide- ideinovatif yang menggabungkan titik semua orang pandang. Ini adalah tugas yang menantang, tapi setelah kelompok memahami nilai-nilai dan metode yang mendorong solusi inklusif, dampaknyasangat besar. Ketika mereka menemukan kekuatan ini cara berpikir baru, mereka sering menjadi lebih penuh harapan
d) Mengajarkan keterampilan berfikir baru dan meningkatkanpengelolaan pertemuan
Sangat mudah untuk menyalahkan pertemuan yang buruk kepada pemimpin, atau pada orang lain. Seorang fasilitator baik kesempatan dan tanggung jawab untuk mengajar anggota kelompokbagaimana merancang dan mengelola pembagian efektif, pemecahan masalah dan / atau proses pengambilan keputusan.
e) Merancang prosedur tegas dan jelas untuk menjalankanpertemuan/lokakarya
Jelas, prosedur tegas adalah salah satu kemampuan berpikir yang paling penting agar kelompok bisa belajar. Memiliki agenda secara gambling dan disepakati secara benar dan jelas
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 19
untukmencapainya dapat membuat perbedaan besar untuk menjalankan pertemuan dan perilaku anggota. Seorang fasilitator dapat melatih kelompok dalam berbagai prosedur untuk menjalankan sukses pertemuan / lokakarya.
f) Kegiatan Penataan berfikir
Kadang-kadang kelompok membutuhkan bantuan untuk fokuspada hal yang sama pada waktu yang sama. Pada saat-saat seperti ini, aktivitas berpikir terstruktur, seperti brainstorming, bisa sangat membantu. Seorang fasilitator yang berpengalaman akan memiliki berbagai kegiatan berpikir untuk menawarkan kepada kelompok pada waktu yang tepat
g) Menggunakan bahasa yang jelas untuk menggambarkan dinamika kelompok
Ketika fasilitator memungkinkan kelompok untuk merefleksikan dinamika kelompoknya sendiri, dan hubungan model dinamika kelompok, ia menyediakan anggota kelompok dengan poin bersama referensi dan bahasa bersama. Hal ini memungkinkan kelompok untuk mundur dari isi diskusi mereka dan berbicara tentang proses, sehingga mereka dapat meningkatkan semangat rapat.
1.3. Berpatisipasi memfasilitasi seminar stakeholder EAFM
Tujuan awal dari lokakarya EAFM atau pertemuan untuk mencapai kesepakatan:
UPP (Unit Pengelola Perikanan);
Siapa para pemangku kepentingan utama yang perlu terlibat dan
Ruang lingkup UPP dengan mendefinisikan tujuan manajemen yang luas (visi) dan memunculkan informasi latar belakang.
Lokakarya EAFM stakeholder melibatkan pertemuan stakeholder untuk :
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 20
Melibatkan para pemangku kepentingan dalam meningkatkan perikanan terkait situasi yang mempengaruhi mereka;
Membentuk interaksi sosial yang berguna yang memungkinkan individu yang berbeda dan kelompok yang terkena dampak masalah atau inisiatif, untuk masuk ke dalam dialog, negosiasi, belajar dan membuat keputusan untuk tindakan kolektif; dan
Membujuk staf pemerintah, pembuat kebijakan, perwakilan masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan perwakilan LSM untuk berpikir dan bekerja lebih baik bersama-sama untuk meningkatkan EAFM
Lokakarya dapat menggabungkan pelatihan, pengembangan, pengembangan tim, komunikasi, motivasi dan perencanaan dan biasanya memiliki tujuan yang jelas atau output yang akan dihasilkan melalui proses lokakarya, bukan hanya menjadi peningkatan kesadaran latihan. Dalam pertemuan awal ini, tujuannya adalah untuk menyetujui EAFM. Partisipasi dan keterlibatan dalam lokakarya meningkatkan rasa kepemilikan dan pemberdayaan dan memfasilitasi pengembangan organisasi dan individu yang terlibat. Lokakarya yang efektif dalam membantu untuk mengelola atau memfasilitasi perubahan, mencapai perbaikan dan khususnya penciptaan
inisiatif, rencana, proses dan tindakan untuk mencapai tujuan. Mereka juga baik untuk mogok
hambatan, meningkatkan komunikasi di dalam dan di luar lembaga, kelompok dan masyarakat.
2.4. Menilai minat dan komitmen stakeholder
Setelah stakeholder teridentifikasi, maka perlu untuk memahami sikap dan posisi mereka dalam kaitannya dengan EAFM tersebut.
Gunakan matriks keterlibatan pemangku kepentingan, untuk bekerja di mana para pemangku kepentingan diposisikan, dan tergantung pada hal ini, mengidentifikasi apa jenis tindakan yang diperlukan.
Sebagai contoh, Anda mungkin perlu untukbekerja pada mobilisasi masyarakat dan melanjutkan dengan peningkatan kesadaran. Sebuah komunitas perlu ditata untuk terlibat dalam proses EAFM. Mereka perlu menyadari, mandiri, berdaya, dan mampu mempromosikan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 21
nilai-nilai baru, membangun hubungan danmenumbuhkan kepemimpinan - semua ini dapat mengarah pada tindakan.
Atau, mungkin perlu untuk bekerja pada lobi/advokasi dengan pejabat pemerintah daerah, menteri, donor atau lembaga donor. Ini melibatkan seperangkat keterampilan pribadi, termasuk kemampuan untuk menulis ringkasan kebijakan, dan pengetahuan tentang lingkungan politik. Jaringan dengan kelompok pemangku kepentingan lain juga penting (misalnya denganLSM, lembaga penelitian, dll) untuk mengumpulkan informasi, mencari aliansi strategis dan mendapatkan momentum. Pendekatan lain adalah untuk bekerja melalui media lokal dan nasional maupun internasional. Media tradisional dan sosial dapat digunakan, tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran, tetapi juga untuk benar-benar melobi dan mengumpulkan dukungan masyarakat terhadap EAFM.
Pengamatan harus diletakkan pada tempatnya untuk memastikan partisipasi semua pemangku kepentingan utama. Hal ini merupakan tantangan di kawasan Asia, dimana nelayan mungkin tidak menjadi bagian dari organisasi besar atau federasi dan jumlah mereka artinya bahwa proses dialog stakeholder membutuhkan sumber daya keuangan dan waktu yang signifikan. Masalah representasi pemangku kepentingan (stakeholder) juga dapat menjadi proses yang cacat, di mana para pemimpin politik dibebankan dengan Levering manfaat dari pemerintah dan bertindak sebagai antarmuka antara pemilih dan pemerintah. Ini berarti bahwa mungkin ada filter dalam proses dialog dan representasi dimana tindakan atau proses yang membutuhkan hasil politik yang tidak menguntungkan mungkin terdistorsi atau disaring melalui perwakilan. Hal ini memerlukan proses untuk memastikan representasi yang sah dan bahwa nelayan skala kecil dan petani cukup terwakili dengan cara yang sesuai dengan prioritas dan kepentingan mereka.
Memperluas keterlibatan stakeholder dalam proses manajemen adalah prinsip utama EAFM. Melalui konsultasi dan negosiasi, para mitra mengembangkan perjanjian formal pada peran masing- masing, tanggung jawab dan hak-hak dalam manajemen. Mereka yang terlibat dalam EAFM memiliki hak dan tanggung jawab, dengan hak-hak dalam
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 22
hal ini menjadi hak pengelolaan - hak untuk terlibat dalam desain dan pelaksanaan tindakan manajemen.
2. 5. Co-manajemen
Terdapat hubungan yang kuat (saling ketergantungan) antara pendekatan ekosistem dan comanajemen karena mereka sebagian besar melengkapi. Hak, dan tingkat pemberdayaan pemangkukepentingan (stakeholder), memiliki dampak penting pada kemampuan mereka untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proses.
Pendekatan manajemen dapat "tinggi – rendah", yaitu dilaksanakan sepenuhnya oleh, dan tanggung jawab, pemerintah (pemerintah biasanya pusat); atau "bottom-up", di mana manajemen berbasis masyarakat memerlukan pelimpahan penuh tanggung jawab kepada masyarakat / nelayan. Dalam dunia nyata, pembagian kekuasaan biasanya di suatu tempat di antara dua ekstrim (Gambar 3.1).
Gambar 2. 6: Hubungan antara co-manajemen, manajemen berbasis masyarakat dan manajemen pemerintahan
(Diadaptasi dari Pomeroy dan Berkes, 1997)
Situasi ekstrim diwakili oleh istilah "manajemen berbasis masyarakat"
dan "manajemen pemerintah pusat" jarang muncul dalam realitas dan biasanya terdapat beberapa bentuk pengaturan campuran. Istilah co- manajemen karena itu merupakan berbagai tingkatan keterlibatan/interaksi antara pemerintah dan nelayan (Gambar 2.6).
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 23
Co-manajemen dapat juga didefinisikan sebagai:
“Pengaturan kemitraan dalam komunitas pengguna sumber dayalokal, pemerintah, pemangkukepentingan lainnya dan agen eksternal berbagi tanggung jawab dan kewenangan untukpengelolaan perikanan, dengan berbagai tingkat pembagian kekuasaan”.
Pembagian tingkat kekuasaan dapat didefinisikan sebagai berikut:
Kontrol Masyarakat: kemampuan pendelegasian kepada masyarakat untuk membuat keputusan dan menginformasikan keputusan pemerintah;
Kemitraan: kemitraan yang setara dengan pengambilan keputusan bersama;
Penasehat: pengguna menyarankan pemerintah keputusan yang akan diambil dan pemerintah mendukung keputusan ini;
Komunikatif: dua arah pertukaran informasi, keprihatinan lokal terwakili dalam rencana pengelolaan;
Koperasi: masyarakat memiliki masukan ke manajemen;
Konsultasi: ada mekanisme bagi pemerintah untuk berkonsultasi dengan nelayan, pemerintah membuat semua keputusan;
Informatif: Komunitas diinformasikan tentang keputusan bahwa pemerintah telah membuat.
Melalui konsultasi dan negosiasi, para mitra mengembangkan perjanjian formal pada peran masing - masing, tanggung jawab dan hak-hak dalam manajemen.
Keuntungan co-manajement diantaranya:
Transparan, proses manajemen akuntabel dan otonom lebih terbuka;
Masyarakat yang lebih demokratis dan partisipatif;
Lebih ekonomis daripada sistem terpusat, membutuhkan kurang akan dihabiskan untuk administrasi dan penegakan dalam jangka panjang;
Nelayan dan stakeholder kunci mengambil tanggung jawab untuk sejumlah fungsi manajerial;
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 24
Masyarakat dan pengguna sumber daya mengembangkan strategi manajemen yang fleksibel dan kreatif, yang memenuhi kebutuhan khusus dan kondisi (dianggap sah);
Solusi lokal untuk masalah lokal; dan
Meningkatkan pelayanan dan kesadaran masyarakat pengelolaan air dan sumber daya pesisir.
Inisiatif pengelolaan bersama dapat mendorong manfaat pengelolaan mengingat beberapa potensi yang ada. Mereka dapat membantu untuk mengurangi konflik antara pemangku kepentingan dan pemerintah, serta antara pemangku kepentingan itu sendiri, berdasarkan
Jelas mendefinisikan hak dan tanggung jawab;
Menyediakan sebuah forum kelembagaan untuk diskusi di antara para pengambil keputusan, dan
Mendorong dukungan bagi proses manajemen. Mereka juga memiliki potensi untuk membangun etika konservasi, dengan membawa nelayan dan lain-lain ke dalam proses pengambilan keputusan, sehingga mereka berbagi tanggung jawab untuk keberlanjutan dalam perikanan.
Termasuk tantangan:
Mungkin tidak cocok untuk semua pemangku kepentingan. Banyak yang tidak akan mau atau mampu mengambil tanggung jawab pengelolaan bersama;
Sejarah panjang ketergantungan pada pemerintah mungkin waktu bertahun-tahun untuk mundur. Kepemimpinan dan tepat institusi lokal, seperti organisasi nelayan, mungkin tidak ada dalam masyarakat untuk memulai atau mempertahankan usaha co- manajemen;
Dalam jangka pendek, investasi awal yang tinggi dalam waktu, sumber daya keuangan dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk membangun co-manajemen;
Bagi banyak individu dan masyarakat, insentif (s) - ekonomi, sosial, dan / atau politik - untuk terlibat dalam pengelolaan bersama mungkin tidak hadir; dan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 25
Risiko yang terlibat dalam mengubah strategi pengelolaan perikanan mungkin terlalu tinggi bagi sebagian masyarakat dan nelayan.
Pendekatan co-manajemen dapat diterapkan dalam skala apapun, dari komponen tunggal (sektor armada, jenis gigi, wilayah geografis) perikanan tunggal, melalui multi-stakeholder, multi-sumberdaya, situasi multi guna, yang akan muncul dalam konteks manajemen terpadu. Meskipun prinsipprinsip co-management pada dasarnya sama dalam perikanan industri skala besar dan dalam perikanan artisanal skala kecil, kebijakan dan modalitas untuk menerapkannya mungkin berbeda.
Co-manajemen bukan hanya sebuah konsep yang melibatkan masyarakat miskin, masyarakat lokal pedesaan dan pemerintah, tetapi harus menggabungkan semua jenis ikan dan dampak padasumber daya. Misalnya, memiliki pelayanan yang baik dari sumber daya pesisir oleh masyarakatlokal yang kemudian dimanfaatkan oleh kapal yang lebih besar dari daerah lain adalah kontraproduktif dan pasti akan mengarah pada kerusakan sistem.
1.6. Peningkatan kesadaran
Peningkatan kesadaran adalah unsur yang sangat penting dalam transformasi stakeholder menjadimitra aktif dalam pengelolaan bersama. Peningkatan kesadaran memberdayakan masyarakat danmeningkatkan kesadaran lingkungan mereka melalui pengetahuan. Sebagai bagian dari proses keterlibatan stakeholder EAFM, kampanye peningkatan kesadaran harus mencakup kegiatan yangrelevan dengan pemangku kepentingan dan tujuan mereka untuk keberlanjutan, dan yang menekankan hubungan antara kegiatan penggunaan sumber daya lokal dan kualitas lingkungan. Terlalu sering, peningkatan kesadaran tidak ditargetkan pada orang-orang yang paling penting dalam penggunaan sumber daya dan manajemen.
Partisipasi dan metode peningkatan kesadaran, dan untuk mengambil tips dan saran untuk meningkatkan keterampilan fasilitasi Anda.
1.7. Mengerahkan masyarakat
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 26
Pada bagian ini kita fokus pada bagaimana mengerahkan masyarakat agar EAFM lebih baik.Partisipasi aktif masyarakat dalam suatu komunitas adalah jantung dari proses co-management diAsia- Pasifik. Keberhasilan co-manajemen secara langsung berkaitan dengan masyarakat terorganisir dengan baik yang telah diberdayakan untuk mengambil tindakan untuk mengelola dan melestarikan sumber daya mereka perikanan dan habitat terkait. Mobilisasi masyarakat untuk EAFM jauh lebih dari sekedar membangun organisasi; itu adalah proses pemberdayaan, membangun kesadaran, mempromosikan nilai-nilai dan perilaku baru, membangun kemandirian, membangun hubungan, pengembangan organisasi dan kepemimpinan, dan memungkinkan masyarakat untuk mengambil tindakan. Mereka dengan demikian dapat siap untuk mengambil bagian dan berkontribusi pada proses EAFM melalui co-management.
Hal ini berguna untuk mencatat bahwa istilah "masyarakat" dapat memiliki beberapa makna. Masyarakat dapat didefinisikan secara geografis dengan batas-batas politik atau sumber daya, atau sosial sebagai komunitas individu dengan kepentingan umum. Sebagai contoh, masyarakat geografis biasanya unit politik desa (unit administratif pemerintahan terendah); sebuah komunitas sosial mungkin sekelompok nelayan menggunakan alat tangkap yang sama, atau organisasi nelayan.
Kepedulian juga harus diambil agar tidak berasumsi bahwa masyarakat adalah unit homogen, karena akan sering memiliki kepentingan yang berbeda dalam suatu komunitas, berdasarkan jenis kelamin, kelas, etnis dan variasi ekonomi. Baru-baru ini, istilah"komunitas virtual" atau "komunitas kepentingan" telah diterapkan untuk masyarakat non-geografis berbasis nelayan. Serupa dengan
"komunitas sosial", ini adalah sekelompok nelayan yang, sementara mereka tidak hidup dalamkomunitas wilayah tunggal, menggunakan peralatan yang sama atau menargetkan jenis ikan yangsama atau memiliki kepentingan bersama dalam perikanan tertentu.
Supaya berpartisipasi dalam co-management, para pemangku kepentingan (stakeholder) harusmengorganisir diri dan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 27
berkepentingan mendatangi sebuah konsensus internal dan kekhawatiran bahwa mereka ingin maju. Pertemuan dan diskusi yang diadakanantara para pemangku kepentingan individu untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasikepentingan dan keprihatinan mereka dan bagi orang-orang dengan kepentingan dan keprihatinanumum untuk mengorganisir diri dalam kelompok- kelompok. Kelompok pemangku kepentingan, memainkan peran penghubung antara pemangku kepentingan yang lebih luas dan tim EAFM. Partisipasi masyarakat yang efektif dalam pengelolaanbersama membutuhkan organisasi masyarakat yang kuat (s) untuk mewakili anggotanya. Dalam beberapa kasus, organisasi masyarakat mampu mewakili anggota mereka di co-management sudahada. Dalam kasus lain, organisasi akan baik perlu diperkuat atau baru didirikan. Satu atau lebih organisasi masyarakat mungkin diperlukan dalam masyarakat tergantung pada ukuran, keragaman dan kebutuhan.
Orang yang tepat dari organisasi harus dipilih untuk mewakili mereka dalam organisasi pengelolaan bersama yang lebih besar.
Terdapat banyak komunitas ssosiasi memancing dan nelayan.
Namun, organisasi-organisasi ini tidak akan secara otomatis cocok sebagai organisasi perwakilan di co-managemen. Sangat mungkin bahwa mereka didirikan dengan tujuan yang lebih berhubungan dengan peningkatan pemasaran, atau sebagai saluran untuk mendistribusikan subsidi pemerintah dan untuk meningkatkan pendapatan anggota. Perubahan pandangan diperlukan organisasi ini untuk memainkan peran utama dalam pengelolaan sumber daya.
Perubahan ini mungkin sulit dan panjang, terutama jika organisasi tersebut masih berjuang dengan mandat awalnya, dan menempatkan lebih fokus pada manajemen dapat regangan kohesi internal. Tim EAFM dan fasilitator perlu menyadari semua kemungkinan ini.
Organisasi-organisasi tersebut dapat diperkuat melalui:
Pendidikan lingkungan;
Komunikasi sosial;
Membangun aliansi dan jaringan;
Keberlanjutan organisasi untuk menjaga anggota dan pendanaan;
dan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 28
pengembangan kapasitas manusia.
Judul Modul: Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi: 2020 Halaman: 19
B. Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan Elemen
Kompetensi 1 : Menentukan pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan Alat dan Bahan :
1. Alat : Komputer , ATK, kertas flipchart, papan tulis, alat peraga (leaflet,poster, video, film), kertas plano
2. Bahan : Modul, dokumen penyusunan tujuan pengelolaan perikanan, hasil
identifikasi isu dan permasalahan prioritas, hasil identifikasi ruang lingkup pengelolaan, hasil identifikasi pemangku kepentingan, hasil identifikasi SDI dan lingkungan , metaplan (karton, lem, lakban)
Waktu : 4 JP (@45 menit)
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
1. Kriteria pihak pelaksana rencana
aksi perbaikan pengelolaan jangka pendek, menengah,
1.1. Pelajari materi yang diberikan oleh pemateri
1.2. Bentuk kelompok yang terdiri dari 3-5 orang 1.3. Lakukan Identifikasi steakholders
Kertas plano Spidol
Kertas flip chart ATK
Judul Modul: Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi: 2020 Halaman: 20
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
dan panjang
ditentukan. 1.4. Identifikasi pengaruh dari setiap steakholder
1.5. Tentukan prioritas dari masing - masing steakholders
1.6. Presentasikan hasil diskusi kelompok 2. Pelaksana rencana
aksi perbaikan pengelolaan
perikanan jangka pendek,
menengah, dan panjang ditentukan.
2.1. Pelajari materi yang diberikan oleh pemateri 2.2. Tentukan metode pelaksanaan rencana aksi
perbaikan pengelolaan perikanan
2.3. Tentukan Pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
2.4. Presentasikan hasil diskusi kelompok 2.5. Buat laporan
Kertas plano Spidol
Kertas flipchart
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 21
C. Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan
Elemen
Kompetensi 1 : Menentukan pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
Tugas:
1. Bagaimana cara mengidentifkasi steakholders
2. Bagaimana cara mengidentifikasi pengaruh dari masing - masing steakholders
3. Jelaskan cara menentukan steakholders kunci Nilai K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
Paraf Pelatih : ………
Judul Modul: Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi: 2020 Halaman : 22
D. Kemajuan Berlatih Nama Peserta :
Judul Modul : Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan Elemen
Kompetensi 1 : Menentukan pihak pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Pekerjaan
Tingkat Kemajuan
Yang Dicapai
Catatan
K BK 1. Kriteria pihak
pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan jangka pendek, menengah,
dan panjang ditentukan.
1.1. Bentuk kelompok diskusi yang beranggotakan 3- 5 orang
1.2. Lakukan Identifikasi steakholders
1.3. Identifikasi pengaruh dari masing - masing steakholders
1.4. Tentukan setakholders utama / kunci
Judul Modul: Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi: 2020 Halaman : 23
2. Pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan
perikanan jangka pendek,
menengah, dan panjang ditentukan.
2.6. Tentukan metode rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
2.7. Tentukan pelaksana rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
2.8. Presentasikan hasil diskusi kelompok 2.9. Buat laporan
Keterangan:
K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
Paraf Peserta : …. Paraf Pelatih : …
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 24
BAB III
MENJELASKAN SISTEMATIKA MEKANISME PELAKSANA RENCANA AKSI PERBAIKAN PENGELOLAAN PERIKANAN
A. Lembar Informasi
Judul Modul : Penyusunan mekanisme aksi perbaikan pengelolaan perikanan
Elemen
Kompetensi 2 : Menjelaskan sistematika mekanisme pelaksanaan rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan
I. Sistematika mekanisme pelaksanaan rencana aksi perbaikan pengelolaan perikanan jangka pendek, menengah dan panjang
1. Tujuan Pengelolaan (SMART)
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan tujuan isu-isu yang berisiko tinggi (kemungkinan tinggi/dampak tinggi) yang jelas, terukur dan langsung terhubung ke satu atau lebih dari tujuan tingkat yang lebih tinggi. Ini adalah tujuan pengelolaan yang merupakan inti dari rencana EAFM. Beberapa masalah risiko menengah memerlukan mekanisme identifikasi dalam rencana untuk meninjau secara berkelanjutan dan beberapa bentuk rencana. Isu yang berisiko rendah mungkin dicatat dalam rencana, untuk menjelaskan mengapa mereka dianggap berisiko rendah.
Menggunakan isu-isu prioritas tertinggi dan mengidentifikasi masalah.
Tujuannya perlu menyatakan apa yang akan dicapai, misalnya
"Meminimalkan dampak pada kura-kura dan meningkatkan status populasi penyu". Para pemangku kepentingan juga akan perlu memutuskan bagaimana menilai apakah tujuan sedang dicapai. Hal ini dilakukan melalui pengaturan indikator dan tolok ukur (juga disebut
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 25
titik referensi, misalnya dalam penilaian saham). Dalam prakteknya, itu harus mungkin untuk memperkirakan indikator dari data yang telah atau dapat dikumpulkan, tapi ini seharusnya tidak mengecualikan indikator yang datanya baru diperlukan. Indikator dan tolok ukur yang dikembangkan hanya setelah tujuan telah disepakati.
Tindakan pokok
Untuk setiap masalah yang memerlukan manajemen langsung, mungkin tujuan-tujuan pengelolaan perlu diidentifikasi.
Jika ada lebih dari satu tujuan manajemen untuk masalah, menentukan hierarki atau prioritas relatif.
Mendapatkan masukan atau saran dari stakeholder terhadap kesesuaian dan kepraktisan mereka.
Ulasan tujuan pengelolaan untuk memastikan mereka konsisten dengan tujuan tingkat tinggi, undang-undang atau kebijakan.
Konfirmasi paket tujuan pengelolaan yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem manajemen.
Untuk rencana EAFM, jika isu-isu spesifik lebih mudah untuk memperkenalkan tindakan manajemen dan intervensi. Sebagai contoh, dalam tujuan yang luas:"Mengelola spesies komersial utama dalam tingkat stok ekologis layak dengan menghindari penangkapan berlebih dan memelihara dan mengoptimalkan hasil jangka panjang"
Kemungkinan ada dua tujuan pengelolaan terkait "Suplai pemijahan mencegah menurunnya ke tingkat yang merusak perekrutan"; dan "Minimalkan jumlah ikan remaja yang diambil".
Sepertinya kadang-kadang sulit untuk mengembangkan tujuan- tujuan pengelolaan tanpa juga mengidentifikasi indikator dan patokan yang relevan, lebih baik untuk memikirkan elemen ini sebagai sebuah paket. Jadi, tujuan dan indikator yang relevan dan tolok ukur harus bekerja bersama-sama.
Indikator dan tolok ukur
Stakeholders juga memutuskan bagaimana menilai apakah tujuan yang ditetapkan tercapai. Hal ini dilakukan melalui pengaturan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 26
indikator dan tolok ukur untuk mengukur kinerja manajemen untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tujuan.
Apa yang dimaksud dengan Indikator. Indikator mengukur status pada satu titik dalam waktu (suhu misalnya, daerah bakau dll) Indikator harus SMART:
Specific/khusus (dari segi kuantitas, kualitas dan waktu);
Measurable/dapat diukur (obyektif diverifikasi dengan biaya yang dapat diterima);
Available/ketersedaan (dari sumber yang ada atau dengan usaha ekstra yang wajar);
Relevant/relevan (dengan tujuan dan sensitif terhadap perubahan);
dan
Timely/tepat waktu (untuk memastikan kegunaan untuk manajer).
Indikator bisa menjadi ukuran kuantitatif atau kualitatif dari beberapa atribut perikanan yang secara langsung diukur (misalnya persentase habitat daerah trawled menggunakan trek GPS);
mengestimasi dengan menggunakan model (misalnya biomassa diperkirakan dengan menggunakan model penilaian saham); diukur secara tidak langsung (tindakan pengganti dari biomassa seperti tingkat tangkapan); atau bahkan hanya disimpulkan (misalnya jumlah pertemuan
kolaboratif sebagai indikator kerjasama dan koordinasi antar instansi). Lebih dari satu indikator dapat digunakan untuk memantau kinerja dari tujuan manajemen yang sama (misalnya baik- perikanan berbasis dan estimasi biomassa perikanan-independen).
Hal ini dapat memberikan keyakinan yang lebih besar di mana tidak ada yang dianggap akurat dengan sendirinya, tetapi membutuhkan penentuan bagaimana mereka akan kolektif ditafsirkan untuk melacak kinerja ketika mereka menunjukkan kecenderungan yang berbeda- beda.
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 27
2. Perbaikan Pengelolaan
Pengelolaan perikanan dapat diterapkan di sejumlah sisi geografis, mulai dari ekosistem laut yang besar untuk masyarakat nelayan (kelompokdesa). Namun, EAFM bekerja paling baik pada tingkat "perikanan" dan sangat penting secara jelas mendefinisikan daerah yang akan dikelola,yaitu UPP.
UPP terdiri dari:
Spesies, mis perikanan tuna;
Jenis peralatan, misalnya pukat perikanan;
Suatu daerah, misalnya terkait dengan beberapa daerah yang dikenalmis pantai selatan xxx;
Perikanan berdekatan dengan desa atau komunitas yang bernama;
atau kombinasi dari di atas.
Idealnya memilih UPP harus:
Berhubungan dengan beberapa batasan ekologi yang diketahui, meskipun hal ini sering sulit dicapai dalam arti praktis sebagai batas ekologi jarang bertepatan dengan batas-batas politik dan sering bersarang
Mencakup seluruh rentang wilayah persediaan utama; dan
Mencakup semua alat memancing yang tersedia, termasuk pekerja nelayan skala kecil dan nelayan komersial skala besar.
Ekosistem sering berkumpul dan skala wilayah yang berbeda.
Untuk kembali mengulang contoh sebelumnya, mengingat perikanan berdekatan dengan masyarakat mungkin cukup untuk spesies yang sedentary seperti tok kerang yang memancing hampir secara eksklusif oleh komunitas itu, tapi sama sekali tidak memadai untuk ikan yang lebih mobile seperti tuna pesisir yang memancing oleh para pemangku kepentingan yang berbeda dan peralatan yang berbeda di sepanjang pantai, serta masyarakat.
Ketika ideal (sesuai dengan UPP dengan batas-batas ekologis yang dikenal) tidak dapat dicapai, kurangnya cakupan yang lengkap harus diakui dan dipertimbangkan dalam perencanaan. Dimana terlalu banyak spesies 'kisaran berada di luar UPP - misalnya, perikanan mana saham dibagi oleh duanegara (seperti halnya dengan beberapa spesies
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 28
tuna pantai) - maka setiap usaha harus dilakukan untuk melibatkan pihak lain dalam perencanaan.
Informasi UPP yang dikumpulkan memerlukan keseimbangan antara informasi ilmiah dan pengetahuan adat. "Adat atau pengetahuan lokal" pengguna sumberdaya dan anggota masyarakat lainnya (dari jenis kelamin yang berbeda, kelompok etnis, kelompok sosial, dll) adalah informasi penting untuk perencanaan dan manajemen. Informasi yang dikumpulkan akan berbeda tergantung pada metode penelitian, serta profil dari orang-orang yang mengumpulkan data. Kelompok pemangku kepentingan kunci menentukan ruang lingkup profil/skala berdasarkan kebutuhan informasi pengambilan keputusan dan sumber daya yang tersedia atau waktu. Pengumpulan informasi mungkin memakan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan tergantung pada lingkup dan skala kebutuhan informasi.
Tiga penilaian yang diperlukan untuk cakupan dan proses penggambaran UPP mencerminkan tiga komponen EAFM:
a. Kajian sumberdaya dan ekologi b. Kajian sosila ekonomi
c. Kajian hukum dan kelembagaan 3. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja
Pemantauan harus dilakukan pada seluruh pelaksanaan rencana tersebut. Frekuensi kegiatan pemantauan indikator tergantung beberapa indikator akan perlu dipantau setiap bulan, musiman dan tahunan.
Pemantauan memungkinkan untuk penilaian rencana kegiatan EAFM dalam rangka untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai dan apa yang perlu dilakukan untuk melakukan perbaikan (pengelolaan adaptif). Indikator dan tolok ukur yang dikembangkan daninformasi latar belakang UPP yang dihasilkan dalam fase scoping bertindaksebagai baseline, terhadap yang untuk mengukur kemajuan.
Hal ini secara bertahap dibangun di atas dari waktu ke waktu.
Pada tingkat yang paling sederhana, karena tujuan khusus dan indikator telah dipilih untuk menutupi isu-isu ekologi, sosial, ekonomi
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 29
dan pemerintahan yang penting, menilai status masing-masing indikator terhadap acuan harus memberikan gambaran tentang seberapa baik manajemen tampil di tingkat ekosistem. Sebuah kesalahan umum adalah untuk mengumpulkan terlalu banyak data, data yang tidak relevan dengan rencana EAFM atau yang tidakpernah digunakan (yaitu membuang-buang waktu dan sumber daya.) Hanya mengumpulkan yangrelevan dan berguna.
Ketika merencanakan untuk memantau pertanyaan utama adalah: APA data dikumpulkan untuk tujuan APA, BAGAIMANA SERING dan OLEH SIAPA? Tanggung jawab ini diuraikan dalam rencanakerja pelaksanaan. Tim EAFM (yang memulai dan "memegang" proses EAFM) mungkin perlu untuk mendirikan sebuah tim penilai (tim Monitoring dan Evaluasi) yang terdiri dari perwakilan dari kelompok pemangku kepentingan utama atau mereka dapat menggunakan kelompok stakeholder kunci itu sendiri, Monitoring dan evaluasi tim koordinator pengumpulan data dan analisis kinerja manajemen. Pemangku kepentingan yang berbeda harus dilibatkan dalam proses ini dan itu sangat penting untuk memiliki umpan balik di tempat untuk mendorong pembelajaran dan untukmemungkinkan manajemen adaptif. Tim penilai teratur feed kembali hasil pemantauan kepada tim EAFM (atau komite menyeluruh disepakati lain). Hasil susun juga dikomunikasikan kepada kelompok pemangku kepentingan yang lebih luas (sering evaluasi sebagai periodik).
Hasil evaluasi yang berbeda akan dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan yang berbeda dan harus ada ke atas dan ke bawah informasi mengalir di antara berbagai tingkat, mulai dari tingkat nasional ke tingkat masyarakat, serta lintas sektor (Gambar 3.1).
Gambar 3. 1: Alur Informasi Monitoring
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 30
Strategi komunikasi yang dikembangkan sebelumnya sebagai bagian dari EAFM Implementasi harus menggariskan yang membutuhkan apa Monitoring dan Evaluasi, bagaimana (formatapa) dan kapan? Manajer lini dan pemangku kepentingan nelayan tertentu akan perlu sering, data rinci seperti data pemantauan bulanan atau kuartalan untuk menilai kinerja dan dapat mengambil tindakan perbaikan segera dan / atau mengalihkan kegiatan, jika diperlukan, untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan yang telah disepakati dapat dipenuhi. Sebagai contoh, jika beberapa tindakan manajemen yang telah disepakati termasuk menyiapkan MPA, dan mengurangi take spesies kunci, tim EAFM dan kelompok pemangku kepentingan akan membutuhkan data rutin tentang
bagaimana MPA didirikan dan sejauh mana itu sedang dipenuhi dengan, termasuk perubahan sikap pengguna referensi kunci dan persepsi. Mereka juga akan membutuhkan angka susun tangkapan bulanan baru-baru ini.
Pemangku kepentingan lainnya akan membutuhkan umpan balik kurang sering dan kurang informasi rinci. Misalnya, dalam kasus di atas, perikanan nasional atau regional dan lembagalingkungan hidup akan membutuhkan angka-angka bulanan dikompilasi ke laporan triwulan atau enam-bulanan sehingga mereka dapat melihat apakah ini memiliki dampak spesies lain, perdagangan atau aspek komersial.
Akhirnya, ketika MPA sudah diatur dan mungkin menghasilkan pendapatan pariwisata, lembaga yang sama akan tertarik melihat regenerasi atau rehabilitasi ekosistem dan spesies kunci. Departemen pariwisata atau urusan sosial akan ingin melihat tidak hanya pendapatan tetapi juga dampak sosial.
Idenya adalah untuk berbagi data dan informasi antara banyak sektor dan instansi yang mungkin relevan untuk memaksimalkan pengetahuan dan mencapai tujuan EAFM. Di beberapa negara, berbagi data antara departemen yang berbeda dalam pelayanan yang sama bisa menjadi suatu tantangan, apalagi berbagi antara berbagai sektor. Namun, pendekatan EAFM co-manajemen, kerjasama dan
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 31
inklusivitas didirikan dari awal proses. Harus terus berupaya untuk mendorong berbagi ini informasi dan komunikasi.
Strategi komunikasi juga harus menguraikan format pelaporan kembali dengan cara dokumen tertulis (dengan atau tanpa template, lokakarya lisan atau media lainnya).
Sebuah alat komunikasi yang berguna untuk meringkas hasil dari monitoring adalah indikator "lampu lalu lintas" sistem. Data dimasukkan ke dalam program komputer (dasar Excel dapatmelakukan hal ini) dengan yang telah ditetapkan kriteria / variabel. Angka-angka tersebut kemudian diubah menjadi gambar visual, dimana hijau = kinerja yang memuaskan; amber (oranye) = hal- hal yang tidak berkembang dengan baik dan hati-hati diperlukan;
merah = kinerja tidak memuaskan (Gambar 3.2).
Gambar 3. 2: “Traffic light” reporting
Dengan cara ini, tabel atau visual kegiatan segera menunjukkan tindakan yang berada di jalur dan yang membutuhkan ulasan atau keputusan manajemen. Seperti visual yang dapat memberitahumanajer sekilas yang kegiatannya tidak melakukan sesuai dengan rencana dan karenanya memerlukan informasi lebih lanjut, memeriksa, analisis atau tindakan lebih perbaikan. Ingat bahwa visual tidak bisa menceritakan seluruh cerita; sebelum mengambil tindakan manajer juga harus membaca laporan umpan balik yang relevan. Gambar 3.3 menunjukkan sistem lampu lalu lintas yang digunakan oleh India di Teluk Benggala Besar Ekosistem Laut untuk
Judul Modul:Penyusunan Mekanisme Aksi Perbaikan Pengelolaan Perikanan
Versi 2020 Halaman: 32
menunjukkan apakah ekosistem yang sehat (hijau); dampak (amber) atau
terdegradasi (merah) dalam hal tingkat polusi.
Gambar 3. 3: Sistem traffic light yang digunakan untuk pemantauan ekosistem di TelukBenggala
4. Meninjau dan mengadaptasi rencana EAFM
Rencana EAFM harus disesuaikan secara berkala,berdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi. Hal ini melibatkan menggunakan hasil pemantauan dan evaluasi berkala untuk meningkatkan rencana dan biasanya dilakukan selama tinjauan rutin dari rencanaberdasarkan hasil evaluasi dan laporan. Ini berlangsung dengan tujuan menilai kinerja tindakan manajemen dalam mencapai tujuan. Ulasan iniadalah waktu untuk mempertimbangkan apakah rencana EAFM harus diubah atau tidak. Penilaian/Tim M & E akan terlibat dalam proses ini, meskipun ulasan yang bisa difasilitasi oleh pihak luar. Ulasan tersebut