• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga

Secara umum yang dimaksud dengan jaringan lokal pada sistem telekomunikasi adalah suatu bentuk jaringan akses (transmisi) yang secara sistem terhubung dari terminal pelanggan ke sentral lokal.

Pada awalnya jaringan akses yang dibuat adalah berupa kabel tembaga dan terminal-terminal yang dirancang untuk mendapatkan kualitas transmisi yang baik antar terminal pelanggan dengan sentral lokal.

Tetapi seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan pelanggan yang sangat besar, maka jaringan lokal tidak hanya terbatas pada penggunaan kabel tembaga, tetapi dapat menggunakan serat optik maupun udara (gelombang radio) sebagai media transmisinya.Sehingga jaringan lokal dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu :

(2)

8 a. Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat)

b. Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar) c. Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf)

Disini sesuai dengan tema pembahasan jaringan akses radio (jarlokat) dan jaringan akses fiber (jarlokaf) tidak dibahas secara mendalam, dan dititik beratkan kepada jaringan lokal akses tembaga sehinga tema pembahasan sesuai dengan yang diinginkan.

2.1.1 Konfigurasi Dasar Jarlokat

Konfigurasi dasar jaringan lokal akses tembaga dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 : Konfigurasi dasar Jarlokat

Keterangan :

1. Sentral Telepon / MDF (Main Disribution Frame) 2. Kabel Primer

3. Rumah Kabel 4. Kabel Sekunder 5. Kotak Pembagi

(3)

9 7. Terminal Batas

8. Instalasi Kabel Rumah 9. Daerah Catuan Langsung

10. Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT 11. Terminal Pelanggan

Adapun penjelasan masing – masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Sentral telepon /Rangka Pembagi Utama (RPU)

RPU/MDF (Main Distribution Frame) merupakan titik awal jaringan akses, biasanya ditempatkan dekat sentral di tempat yang mudah dijangkau oleh kabel dari luar. RPU menghubungkan antara sentral dengan saluran luar (jaringan akses). klem horizontal terhubung ke sentral sedangkan klem vertikal terhubung ke arah saluran

2. Kabel primer

Kabel primer berfungsi untuk menghubungkan RPU dengan RK.Pada sistem catuan langsung menghubungkan RPU dengan KP. Kabel primer mempunyai kapasitas dari 200 sampai 2400 pair. Pada sentral dengan kapasitas besar instalasi kabel primer dapat ditanam langsung atau dipasang dengan pipa (sistem duct).

3. Rumah kabel

Rumah kabel adalah suatu unit terminal yang merupakan titik terminasi akhir dari kabel primer dan titik terminasi awal kabel sekunder. Kapasitas RK tergantung dari jumlah calon pelanggan (hasil peramalan demand)

(4)

10 yang akan dicatunya. Kapasitas RK yang paling kecil 600 pair dan yang paling besar 2400 pair.

4. Kabel sekunder

Kabel sekunder adalah kabel yang dipasang dari Rumah Kabel (RK) sampai pada terminal Titik Pembagi(TP). Pada kabel sekunder digunakan kabel dengan diameter 0,4 mm: 0,6 mm: 0,8 mm.Untuk alasan fleksibelitas biasanya kabel sekunder berkapasitas 1,5 kali kabel primer atau dengan perbandingan 3:2.

5. Kotak pembagi

Kotak pembagi (KP) /Distibution Point (DP) adalah terminal kabel yang berkapasitas 10 atau 20 pair dimana pada terminal masuk diterminasikan kabel sekunder dan pada terminal keluar dihubungkan saluran penanggal (Drop Wire) ke rumah pelanggan.

6. Saluran penanggal (Drop Wire)

Saluran penanggal merupakan kabel yang dipasang antara KP dengan KTB Jenis kabel yang digunakan untuk saluran penanggal ini adalah drop wire kabel dengan kapasitas 1 dan 2 pair.

7. Terminal batas

Terminal batas merupakan tempat terminasi saluran penanggal dan saluran rumah dengan kapasitas 1-3 pair.

8. Instalasi Kabel rumah

Jaringan instalasi kabel rumah merupakan bagian yang terletak antara kotak terminal batas (KTB) dan roset telepon didalam rumah

(5)

11 pelanggan.instalasi kabel rumah ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pelanggan.

9. Meja Ukur

Meja ukur adalah suatu perangkat pengukur yang ditempatkan di ruangan MDF, dan berfungsi untuk

mengukur besaran elektris saluran, baik ke arah sentral maupun ke arah jaringan luar. Akuratnya data ukur pada setiap hasil pengukuran merupakan hal yang sangat penting, untuk memperoleh akurasi yang

tinggi maka alat ukur harus dikalibrasi secara berkala setiap setahun sekali.

2.1.2 Teknologi Jaringan

Sejalan dengan teknologi yang cenderung kearah penggunaan pita lebar, jaringan lokal akses tembaga juga harus mempunyai kemampuan yang memadai. Untuk itu diperlukan teknologi pada jarlokat yang dapat dibedakan menjadi :

1. Jarlokat murni sebagai jaringan lokal akses tembaga yang dalam operasionalnya tidak menggunakan tambahan perangkat lain.

(6)

12 2. Jarlokat tidak murni adalah jaringan lokal akses tembaga yang didalamya

menggunakan tambahan teknologi atau perangkat lain,misalnya pengganda saluran yaitu PCM dan ONU,HDSL dan lain lain

Gambar 2.3 : Konfigurasi Jarlokat Dengan Perangkat Tambahan

2.2 Konfigurasi Jarlokat Untuk Implementasi ADSL

Dalam konfigurasi jaringan akses terdapat tiga macam konfigurasi jaringan yaitu :

a. Jaringan Catu Langsung

Jaringan catu langsung merupakan jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan rangka pembagi utama atau yang biasa disebut Main Distribution Frame (MDF) tanpa melalui Rumah Kabel (RK) sehingga urat kabel dari kotak pembagi (KP) langsung dihubungkan ke MDF. Kemudian dari kotak pembagi menuju ke pelanggan (seperti di gambar dibawah ).

(7)

13 Keterangan :

SSK : Sarana Sambung Kabel STO : Sentral Telepon Otomat RPU STO : Rangka Pembagi Utama RPU Gedung

b. Jaringan Catu Tidak Langsung

Pada Jaringan catu tidak langsung saluran dari MDF yang akan diteruskan ke para pelanggan dihubungkan terlebih dahulu ke RK menggunakan saluran primer kemudian dicatu ke kotak pembagi (KP) terdekat menggunakan saluran sekunder kemudian dihubungkan ke pelanggan. Jaringan catu tidak langsung bias menggunakna suatu media akses tembaga maupun fiber optik. Hanya saja pada jaringan fiber optik, rumah kabel dikhususkan sendiri (DLC). Jaringan catu tidak langsung banyak digunakan pada daerah yang jauh dari sentral dan lokasi pelanggannya banyak dan menyebar.

(8)

14 Keterangan :

SSK : Sarana Sambung Kabel STO : Sentral Telepon Otomat RPU : Rangka Pembagi Utama RK : Rumah Kabel

KTB : Kotak Terminal Batas

c. Jaringan Catu Kombinasi

Jaringan ini merupakan kombinasi dari kedua jenis jaringan diatas, yaitu Apabila daerahnya dekat sentral, demandnya terpusat, dan banyak pelanggan VIP.

Gambar 2.6 : Konfigurasi Jaringan Catu Kombinasi

2.3 Teknologi Digital Subscriber Line ( DSL )

Jaringan telepon dari sentral lokal ke pelanggan secara umum dapat dikatakan semuanya masih menggunakan pasangan kawat tembaga (twisted pair copper), sementara itu layanan jasa telekomunikasi saat ini tidak terbatas hanya dengan suara (voice) saja. Penggantian saluran kawat tembaga dari sentral ke pelanggan dengan

(9)

15 saluran fiber optic untuk transmisi multimedia dirasa masih sangat mahal. Oleh sebab itu, peningkatan layanan ke pelanggan masih tetap diusahakan dengan mengoptimalkan saluran kawat tembaga. Dan salah satu caranya adalah dengan teknologi DSL (Digital Subscriber Lines).

Pada awalnya teknologi DSL diperkenalkan oleh Bellcor (Bell

Communication Research). Hal ini disebabkan karena pada tahun 1980-an

permintaan akan bandwidth yang besar mulai meningkat. Penyedia layanan telekomunikasi dihadapkan pada masalah yang sulit, yaitu jalur kawat dari sentral lokal ke pelanggan memiliki keterbatasan untuk menangani rangkaian-rangkaian yang berkecepatan tinggi. Hal ini disebabkan karena saluran kawat tembaga bersifat menurunkan kualitas sinyal pada jarak-jarak tertentu. Agar sinyal menjadi baik kembali kualitasnya maka dibutuhkan repeater pada jarak tertentu tersebut. Pada jaringan T1 (Amerika) maupun E1 (Eropa) sekarang ini (yang masing-masing berkecepatan 1,544 Mbps dan 2,048 Mbps), dan peralatan-peralatan tersebut harus dipasang pada setiap 3000 ft sampai 4000 ft ( 900 m sampai 1,2 km). Hal ini jelas akan mengakibatkan pemborosan waktu dan biaya.

Oleh karena itu, Bellcor dengan melakukan beberapa percobaan dengan suatu metode baru pada jaringan T1/E1, yang dapat mengurangi jumlah repeater dan menyederhanakan keseluruhan penyebaran jaringan yang mempunyai bandwidth besar. Dari usaha percobaan tersebut maka lahirlah teknologi HDSL (High Bit-rate

Digital Subscriber Lines). Sekitar empat tahun kemudian muncul jenis-jenis DSL lain

(10)

16

Digital Subscriber Lines (DSL) sebagai teknologi transmisi, sebenarnya

dibangun untuk jaringan ISDN (Integrated Services Digital Network) atau lebih khusus lebih khusus lagi ISDN Basic Rate Access Chanel. Nama DSL digunakan untuk mediskripsikan teknologi transmisi atau physical layer untuk ISDN Basic Rate

Access Chanel atau disingkat dengan ISDN-BRA.

Pada saat ini, DSL atau disebut juga xDSL digunakan sebagai penamaan umum untuk semua jenis system DSL. Berikut ini adalah jenis-jenis dari DSL atau yang lebih dikenal dengan xDSL :

 HDSL (High Bit-rate Digital Subscriber Lines)  SDSL (Single-Line Digital Subscriber Line)

 VDSL (Very High Bit-Rate Digital Subscriber Line)  ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)

2.3.1 HDSL (High Bit-Rate Digital Subscriber Lines)

HDSL merupakan sebuah system yang lebih baik, untuk mengirimkan sinyal T1/E1 melalui saluran kawat tembaga twisted-pair.HDSL memerlukan bandwidth yang lebih kecil dan tidak memerlukan repeater.

Gambar 2.7 : Konfigurasi Umum Modem HDSL

HDSL

Modem ModemHDSL 2 atau 3 pair kabel

(11)

17 Dengan menerapkan teknik modulasi yang baik, HDSL dapat mengirimkan data dengan transfer-rate 2,048 Mbps (E1) hanya dengan membutuhkan bandwidth sekitar 80 kHz hingga 240 kHz. HDSL dapat menyalurkan data dengan kecepatan tersebut pada saluran 24 AWG (American Wire Gauge) sepanjang 12 kft (4 km), biasa disebut dengan CSA (Carrier Serving Area), dan memerlukan 2 pasang saluran untuk E1 yang masing-masing bekerja pada ½ kecepatan total. Lebih lengkapnya tentang HDSL akan di bahas pada BAB III.

2.3.2 SDSL (Single Line Digital Subscriber Line)

Teknologi SDSL hampir sama dengan HDSL. Perbedaan mendasar antara HDSL dengan SDSL adalah pada sisi pelanggan dapat langsung terhubung ke terminal pelanggan seperti halnya pesawat telepon. Sementara HDSL untuk terhubung langsung ke terminal pelanggan membutuhkan perangkat multiplex tambahan. SDSL mampu menyalurkan sinyal T1 maupun E1 dengan satu saluran telepon saja, sehingga dalam satu saluran dapat mengirim sinyal dalam format POTS dan T1/E1 secara simultan. Selain itu SDSL hanya menggunakan satu pasang kabel tembaga sebagai media transmisinya. Oleh karena itulah disebut SDSL (Single Line

Digital Subscriber Line). SDSL disebut pula Symmetric DSL dikarenakan sifat

transmisi SDSL yang mempunyai model transmisi symmetric, kecepatan downstream dan upstream sama besar 2 Mbps.

SDSL mempunyai keunggulan komparatif karena SDSL cukup menggunakan satu saluran saja tanpa perlu menambah saluran lagi seperti yang dibutuhkan dalam pemasangan HDSL. Ini merupakan suatu keunggulan dari sudut pandang pelanggan

(12)

18 yang biasanya hanya mempunyai satu saluran saja. Kecepatan data yang bisa dikirim oleh SDSL sama dengan HDSL yaitu 1,5 Mbps atau 2 Mbps. Oleh karena menggunakan satu pasang kabel tembaga maka jarak operasi yang bisa dicapai relatif lebih pendek dari HDSL.

Gambar 2.8 : Konfigurasi SDSL

Secara umum, teknologi SDSL mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Kecepatan akses = 2 Mbps. b. Jumlah pair kabel = 1 pair kabel.

c. Mode transmisi = symmetric (downstream = upstream = 2 Mbps). d. Multi rate (adjustable rate dan adaptive rate).

e. Interface = Ethernet.

f. Aplikasi dari SDSL antara lain :  Private Line (LC)

(13)

19  Digital Voice Transmission, IP, Frame Relay

 SOHO

 Dan sebagainya

2.3.3 VSDL (Very High Bit-Rate Digital Subscriber Line)

VDSL (Very High Bit-Rate Digital Subscriber Line) masih berhubungan dengan ADSL yang juga memungkinkan transfer data super cepat melalui jalur telepon konvensional. Akan tetapi VDSL berbeda dalam beberapa cara penting. Tidak seperti ADSL, yang bekerja dengan infrastruktur telepon terpasang, VDSL memerlukan upgrade ke jaringan Fiber to The Curb (FTTC). VDSL bekerja pada jarak yang relatif dekat (1000 feet atau 300 meter untuk kecepatan optimal) dari jaringan fiber optik ke rumah pelanggan. Suatu teknologi yang mempunyai kecepatan lebih tinggi dibanding ADSL, VDSL dapat mengantarkan data dengan kecepatan sampai 52 Mbps. Rate ini akan mendukung transmisi enam kanal video terkompresi MPEG4 terpisah, memuaskan kebutuhan bandwidth sebuah rumah dengan jumlah televisi yang banyak dan PC. Pengamat industri mengatakan rata-rata rumah tangga di masa depan akan mempunyai dua TV, dua VCR, dan dua PC. Dengan VDSL, tiap perangkat tersebut dapat men-download data dan video secara bersamaan. Untuk mengimplementasikan VDSL, perusahaan telepon dengan arsitektur FTTC memasang modem atau line card pada ATM switch atau pada Optical Network Unit (ONU). ONU adalah perangkat yang mempunyai transceiver VDSL dengan digital signal processing dan kemampuan konversi.

(14)

20 Teknik line-coding yang lebih maju memungkinkan sinyal optik ditransmisikan melalui fiber untuk dikonversikan ke sinyal elektronik untuk ditransmisikan ke PC atau set top box TV. Permintaan lingkungan transmisi point-to-multipoint memerlukan solusi yang benar-benar kuat yang dapat menangani multi kanal data dan video ke dan dari jaringan. Kekuatan solusi, yang berdampak luas, tergantung pada pilihan teknik line coding. Teknologi yang dapat dipilih adalah teknologi CAP (Carrierless Amplitude Phase) untuk rute downstream dari jaringan ke rumah, dan teknologi DWMT (Discrete Wavelet Multi-Tone), untuk rute upstream dari rumah kembali ke jaringan.

CAP dipilh karena menawarkan biaya yang paling efektif dan pendekatan efisiensi daya untuk jarak yang relatif dekat dimana data memerlukan perjalanan melalui kabel tembaga. Tekonologi DWMT menyediakan isolasi sinyal dan resistansi noise yang benar-benar kuat untuk performansi upstream yang optimum. Teknologi DWMT adalah varian dari standar teknologi DMT yang diambil dari ADSL.

(15)

21 Pada awal kemunculannya teknologi VDSL disebut dengan VADSL (Very

highrate ADSL), karena VDSL dianggap juga sebagai modem asymmetric seperti

halnya ADSL, namun dengan kecepatan yang lebih tinggi. VDSL juga diistilahkan dengan BDSL (Broadband DSL) karena dapat mendukung layanan-layanan komunikasi broadband. Dengan kecepatan downstream sampai dengan 52 Mbps, teknologi modem VDSL sebagai suatu langkah maju teknologi x-DSL setelah pengembangan teknologi ADSL.

VDSL datang dengan dua versi, versi sebagai modem symmetric dan sebagai modem asymmetric. Ide lahirnya VDSL adalah bagaimana cara memberikan layanan kecepatan data yang lebih besar dari 8 Mbps atau layanan yang lebih dari ADSL melalui jaringan kabel tembaga yang sama. Harapan aplikasi yang akan dapat diberikan VDSL seperti :

 Dapat mengirim layanan berbagai macam saluran TV digital (HDTV), yang selama ini dikirim melalui media satelit ataupun jaringan TV kabel.  Mengkombinasikan layanan data dan video pada jaringan kabel yang

sama.

 Memberikan layanan komunikasi data kecepatan tinggi dan leased line (sekitar 10 Mbps atau bahkan 25 Mbps).

Secara umum, teknologi VDSL mempunyai karakteristik sebagai berikut :

(16)

22 b. Mode transmisi = symmetric dan/atau asymmetric (tergantung produk

vendor).

c. Untuk mode asymmetric, kecepatan downstream sampai dengan 52 Mbps. d. Untuk mode symmetric, kecepatan downstream = upstream, sampai

dengan 25 Mbps. Dalam implementasinya, VDSL diterapkan dalam sistem remote DSLAM atau MSOAN, kombinasi dengan jarlokaf, dan VDSL terpasang pada jaringan kabel tembaga yang relatif pendek.

e. Aplikasi dari VDL antara lain :  Aplikasi-aplikasi ADSL.  Interactive HDTV.  Leased line.

2.3.4 ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)

Di bawah ini akan diberikan penjelaskan singkat tentang teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) dan mengapa teknologi ini begitu penting sehingga teknologi ADSL ini digunakan sebagai solusi untuk penyediaan akses internet kecepatan tinggi. Teknologi ini telah digunakan oleh PT Telkom sebagai salah satu produk unggulan dalam penyediaan akses internet kecepatan tinggi dan menjadi alternatif dari metode dial-up yang selama ini telah digunakan.

ADSL merupakan singkatan dari Asymmetric Digital Subscriber Line merupakan teknologi yang dipakai untuk menyelenggarakan akses internet dengan cepat, dengan kecepatan pengiriman data bisa mencapai 8 Mbps untuk uplink dan 1 Mbps untuk downlink. Ini merupakan suatu terobosan baru dimana jaringan yang

(17)

23 dibutuhkan untuk menyelenggarakan teknologi ini adalah jaringan telepon yang sudah tersambung ke rumah-rumah dan kantor-kantor sehingga tidak diperlukan penyediaan jaringan komunikasi baru yang memerlukan biaya yang sangat besar. Dengan teknologi ADSL ini dimungkinkan setiap orang untuk dapat mengakses internet secara cepat karena sebagian besar jaringan telepon telah tersambung ke rumah-rumah.

Media transmisi yang digunakan dalam ADSL adalah kabel tembaga (UTP) yang juga merupakan kabel telepon. Sinyal yang ditransmisikan melalui kabel ini dipisahkan menjadi sinyal data berupa sinyal digital untuk keperluan komunikasi data, dan sinyal suara berupa sinyal analog untuk komunikasi suara. Prosedur semacam ini dapat terjadi karena pada dasarnya komunikasi suara hanya berlangsung sebentar dan banyak kosongnya. Kekosongan ini dapat dimanfaatkan untuk menyelenggarakan komunikasi data untuk akses internet.

Komunikasi suara merupakan suatu circuit switch yang artinya berbasis sambungan dimana sambungan dengan lebar bandwidth tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada komunikasi yang dilakukan. Pada komunikasi suara hal ini tidak menimbulkan masalah karena sambungan/komunikasi berupa waktu bicara biasanya hanya memerlukan waktu yang sebentar. Jika cara yang sama dilakukan untuk komunikasi data maka ini menimbulkan masalah karena komunikasi data pada umumnya digunakan dalam waktu lama yang akan membebani jaringan yang digunakan. Oleh karena itu komunikasi data menggunakan teknik basis data

(18)

24 paket yang memungkinkan penggunaan bandwidth yang optimum, karena bisa dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secara efisien dan ekonomis.

Sesungguhnya ADSL merupakan salah satu varian dari teknologi yang lebih umum yaitu teknologi DSL. Disebut ADSL karena menggunakan kecepatan data yang berbeda untuk mengirim (uplink) dan menerima (downlink). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sasaran dari teknologi ini adalah pelanggan pribadi yang ada di rumah-rumah yang lebih banyak menerima data dibandingkan dengan mengirim data. Dibandingkan teknik DSL yang lain, ADSL memiliki kelebihan yaitu kecepatan yang tertinggi dengan jarak yang memadai dan bisa mendukung layanan komunikasi suara. Kedua layanan komunikasi data dan suara diselenggarakan melalui dua kanal yang terpisah tetapi tetap dalam satu kabel yang sama. Sementara pada teknik DSL yang lain menggunakan dua kabel yang terpisah untuk bisa memberikan kedua layanan komunikasi tersebut.

Pengiriman data melalui ADSL dilakukan dengan beberapa tahap. Modem memodulasi dan mengkodekan (encode) data digital dari komputer dan kemudian digabungkan dengan sinyal telepon untuk dikirimkan ke kantor telepon. Di kantor telepon sinyal telepon dipisahkan dari sinyal digital untuk kemudian dimodulasikan dan dienkodekan. Melalui jaringan komunikasi data sinyal ini dikirimkan ke pihak yang dituju seperti ISP atau kantor yang lain. Jaringan data yang digunakan dapat berupa frame relay atau ATM (Asynchronous Transfer Mode).

(19)

25 Sementara sinyal digital dari ISP dimodulasi dan dienkodekan menjadi sinyal ADSL di kantor telepon. Kemudian modem menggabungkannya dengan sinyal telepon sebelum dikirimkan ke pelanggan, perangkat pemisah (splitter) memisahkan sinyal telepon dari sinyal digital. Sinyal digital dimodulasi dan didekodekan, kemudian dikirimkan ke komputer.

Sinyal telepon yang digabungkan dengan sinyal ADSL dalam satu kabel tetap diberi daya oleh perusahaan telepon. Meskipun jalur ADSL tidak berfungsi atau komputer tidak dihidupkan, jalur telepon tetap dapat berfungsi seperti biasa. Jadi kabel telepon dapat digunakan untuk sambungan telepon sekaligus juga untuk saluran akses internet. Tidak diperlukan suatu sambungan/jaringan baru sebagai saluran internet sehingga sangat menghemat biaya khususnya bagi PT Telkom sebagai penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia. Ini adalah salah satu keunggulan teknologi ADSL.

Dengan menggunakan teknologi ADSL ini diharapkan dapat memberikan solusi layanan internet berkecepatan tinggi dibandingkan metode yang selama ini sudah ada berupa dial-up. Teknologi ADSL memungkinkan orang untuk menyusuri internet dengan nyaman dan lancar baik untuk mencari informasi, download informasi, berbisnis maupun untuk keperluan lainnya.

Dengan diterapkannya teknologi ADSL ini membuktikan komitmen PT Telkom dalam memberikan pelayanan yang terbaik buat pelanggannya dan

(20)

26 menjadikannya sebagai yang terdepan dalam penyediaan jasa telekomunikasi di Indonesia.

Konfigurasi Jarlokat dalam perkembangannya PT. Telkom telah melakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang di dalam penggunaan bisa diimplementasikan pada teknologi ADSL. Berikut ini adalah gambar konfigurasi ADSL Jaringan lokal akses tembaga dari sentral hingga ke tempat pelanggan.

Gambar 2.10 : Konfigurasi ADSL Dari DSLAM Sampai Ke Pelanggan.

Pada bagian Sentral ditambahkan perangkat DSLAM dan bagian sisi pelanggan ditambahkan Splitter dan Modem.

2.3.5 DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) a. Fungsi DSLAM adalah :

1. Melakukan fungsi Splitter untuk memisahkan sinyal suara dan meneruskannya ke Sentral.

(21)

27 2. Melakukan modulasi / demodulasi data dan mengirimkannya ke

Modem dengan format DSL (Digital Subscriber Line).

3. Melaksanakan fungsi paketisasi data dari port pelanggan ke ATM (Asynchronous Transfer Mode) Format / frame ethernet, dan sebaliknya.

4. Mengirimkan data menuju BRAS (Broadband Remote Access Server) dan menerima data dari BRAS (Broadband Remote Access Server). 5. Mengatur speed/ kecepatan upstream dan downstream dari Modem

ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) sampai dengan DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexing).

(22)

28 b. Persyaratan Instalasi DSLAM

1. Jika terdapat perangkat G.SHDSL versi outdoor (DSLAM yang tidak dipasang di ruang STO tetapi di RK) harus dilengkapi dengan cabinet versi outdoor dan dilengkapi dengan sistem pendingin dan backup batteray untuk perangkat aktif pada DSLAM.

2. DSLAM yang dipasang pada ruang MDF harus dilengkapi dengan sistem pendingin perangkat yang memadai.

3. Penempatan DSLAM diupayakan sedekat mungkin dengan perangkat transport (router, ATM Switch) untuk kemudahan kepentingan OMAP.

4. Jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan modem ROT dengan terminal pelanggan adalah UTP/STP CAT5 atau kategori yang lebih tinggi. Kabel mengacu kepada standar TELKOM dan ISO 8877. Panjang kabel maksimum adalah 100 meter.

c. Persyaratan Konfigurasi Sistem

1. ADSL dapat menyalurkan POTS dan data digital secara bersamaan tanpa saling mengganggu satu dengan lainnya.

2. Sistem POTS masih dapat berjalan walaupun sistem ADSL mengalami gangguan (tidak sinkron atau mati).

3. Sistem POTS harus memakai POTS splitter atau micro filter pada modem COT (DSLAM) maupun modem pelanggan (ROT).

(23)

29 4. Konfigurasi perangkat dapat stand alone (back-to-back) maupun

DSLAM.

5. Antarmuka DSLAM ke jaringan data dapat berupa Ethernet 10/100 Base- T, M-1 ATM, nxE1 IMA, E3 ATM UNI 3.1 sebesar 34 Mbps. 6. Antar muka stand alone : Ethernet 10 Base-T.

7. Jenis line coding : DMT. 8. Rate adaptive.

9. Kecepatan downstream mulai dari 64 kbps sampai dengan 8 Mbps. 10. Kecepatan upstream mulai dari 64 kbps sampai dengan 1 Mbps.

11. Dapat memberikan nilai BER : ≥ 10-7 (dibaca sepuluh pangkat minus tujuh).

12. Tidak direkomendasikan sistem catu daya remote power (distributed) melalui jaringan kabel untuk perangkat CPE ADSL.

13. ADSL dapat difungsikan sebagai perangkat bridge atau router.

14. ADSL harus mempunyai sistem manajemen sistem minimal melalui console atau craft terminal untuk model stand alone.

2.3.6 Splitter

Fungsi splitter adalah melakukan fungsi Band Pass Filter untuk memisahkan frekuensi rendah atau Low Pass Filter (LPF) untuk suara dan frekuensi tinggi atau

(24)

30

Gambar 2.12 : Splitter

2.3.7 Modem

Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (Carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut "modem", namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer.

Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio.

(25)

31 Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem internal.

Gambar 2.13 : Modem

2.4 Spesifikasi Dan Karakteristik Kabel Tembaga 2.4.1 Struktur Kabel Tembaga

a. Kabel Tanah Tanam Langsung

(26)

32 Keterangan gambar :

1. Urat kabel 2. Isolasi berwarna 3. Pita pelilit kode warna 4. Pembungkus inti kabel 5. Lapisan aluminium foil 6. Kulit dalam PE hitam 7. Armouring baja 8. Kulit luar PE hitam

b. Kabel Duct

Gambar 2.15 : Kabel Duct

Keterangan gambar : 1. Urat-urat kabel 2. Isolasi berewarna 3. Pita pelilit kode warna 4. Pembungkus inti kabel 5. Lapisan aluminium foil 6. Kulit kabel (PE)

(27)

33 c. Kabel Udara

Gambar 2.16 : Kabel Udara

Keterangan:

1. Urat-urat kabel 2. Isolasi berwarna. 3. Pita pelilit kode warna. 4. Pembungkus inti kabel. 5. Lapisan aluminium foil. 6. Kulit kabel.

7. Bearer (penggantung). 8. Kawat Cu (untuk arde).

2.4.2 Fungsi Lapisan Kabel a. Urat Kabel

 Sebagai penghantar yang menyambungkan terminal dengan sentral.

b. Isolasi

 Sebagai pembungkus dan isolator antar penghantar.  Sebagai kode warna dalam perhitungan urat kabel.

(28)

34 c. Pita Pelilit/ Pengikat Kode Warna

 Untuk mengikat dan mempermudah perhitungan urat kabel. d. Pembungkus Inti Kabel

 Untuk membalut inti label supaya bulat, padat.

 Sebagai bantalan antara urat kabel dan lapisan aluminium.

 Sebagai pencegah lelehnya isolasi penghantar pada saat pembuatan kulit kabel.

e. Aluminium Foil

 Sebagai pelindung elektris terhadap induksi tegangan asing. f. Kulit Dalam (PE Hitam)

 Sebagai pelindung kemungkinan masuknya air.

 Sebagai bantalan antara armouring baja dengan dengan lapisan aluminium.

g. Armouring Baja

 Sebagai pelindung mekanis terhadap benturan benda keras.  Sebagai pelindung elektris terhadap induksi tegangan asing. h. Kulit Luar Kabel (PE Hitam) atau PVC Abu-abu

 Sebagai pelindung kemungkinan masuknya air.  Sebagai bantalan pada waktu penarikan.

(29)

35 2.4.3 Perhitungan Urat Kabel

Susunan urat-urat kabel :

a. Setiap penghantar atau urat kabel dibungkus dengan isolasi PVC berwarna.

b. Setiap dua penghantar dipilin membentuk satu pasangan (pair).

c. Setiap empat penghantar (2 pair) dipilin bersama-sama membentuk satu empatan (quad) yang simetris.

d. Setiap lima quad dipilin membentuk satuan dasar 10 pair / pasang (unit atau sub unit) yang di ikat dengan pita berwarna.

e. Setiap lima sub unit membentuk satuan dasar (unit) 50 pair / pasang yang diikat dengan pita berwarna.

f. Setiap sepuluh sub unit membentuk satuan dasar (unit) 100 pair / pasang yang diikat dengan pita berwarna.

(30)

36 2.4.4 Kategori Kabel

a. Kategori I (kapasitas 10-120 pair)

Gambar 2.18 : Kategori Urat Kabel Antara 20-120 Pair

b. Kategori II (kapasitas 150-300 pair)

Gambar 2.19 : Kategori Urat Kabel Antara 150- 300 Pair

c. Kategori III (kapasitas 400-2400 pair)

(31)

37

Gambar 2.21 : Kategori Urat Kabel Antara 1600-2400 Pair

Spesifikasi susunan urat kabel yang digunakan PT. Telkom disebut juga sebagai STEL (Standar Telekomunikasi). Adapun spesifikasinya adalah sebagi berikut :

1. Susunan urat kabelnya berpasangan (pair).

2. Untuk kabel 10 pair, berarti memiliki lima quad, berurutan dari nomor satu sampai nomor lima, dipilin bersama membentuk satu-satuan dasar atau satuan sepuluh yang utuh.

(32)

38 3. Kode warna dari isolasi penghantar untuk satuan dasar harus memiliki

ketentuan sebagai berikut :

 Setiap satu satuan dasar (10 pair) pada kabel yang berkapasitas lebih dari 10 pair, diikat dengan pita warna yang dililitkan pada tiap-tiap satu satuan tersebut.

4. Sejumlah satuan dasar dipilin membentuk unit yang simetris dan utuh, bergantung pada kapasitas kabelnya. Permulaan perhitungan dari inti kelapisan luar seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.23 : Perhitungan Kapasitas Kabel Tabel 2.1 : Susunan Pasangan Warna Kabel

(33)

39 2.5 Program pendukung

Beberapa tools yang mendukung dalam pengecekan serta pengukuran performansi suatu jaringan yaitu :

 Telkom Trouble Ticket  Mini Login

 Embassy

a. Telkom Trouble Ticket

Trouble Ticket merupakan Web aplikasi sebagai pencatatan keluhan pelanggan secara online. Fungsi dari website ini adalah sebagai media komunikasi antar divisi maupun antar cabang melalui akses intrnet. Akses website ini terbatas dan tidak bisa di akses dari luar.

b. Mini Tools

Mini Tools merupakan media untuk melihat status terakhir modem pelanggan, IP DSLAM, bind dan unbind port DSLAM pelanggan. Tools ini sangat membantu dalam proses pengukuran terhadap keluhan-keluhan pelanggan.

c. Embassy

Program ini merupakan media untuk melakukan pengukuran SNR (Signal

to Noise) dan Attenuation (redaman) disisi modem pelanggan. Tools ini

juga sangat membantu dalam proses pengukuran terhadap keluhan-keluhan pelanggan.

Gambar

Gambar 2.1 : Konfigurasi dasar Jarlokat
Gambar 2.2 : Konfigurasi Jarlokat Tanpa Menggunakan Perangkat Tambahan
Gambar 2.4 : Konfigurasi Jaringan Catu Langsung
Gambar 2.5 : Konfigurasi Jaringan Catu Tidak Langsung
+7

Referensi

Dokumen terkait

kepada Allah.” Namun, lama-kelamaan setelah saya renungkan, ternyata ayat itu tidak salah.  Ternyata, melalui ayat itu Tuhan mau berkata bahwa yang penting bukan persembahan

Dengan melihat Gambar 4.8, suhu tertinggi terjadi di Bulan Agustus yaitu sebesar 31,88°C pada bulan ini sedang terjadi musim timur, suhu menurun sampai menjelang

a. Tangible adalah kualitas pelayanan yang berupa sasaran fisik perkantoran, komputerisasi, ruang tunggu, tempat informasi, perlengkapan dan personil. Menurut

Menurut (Kridalaksana, 1992:162) Akronim adalah proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai

Trauma merupakan gangguan psikis karena suatu peristiwa yang datangnya spontanitas dan meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa sehingga dapat menjadikan stres

Apabila pendidikan Islam hanya berorientasi kepada nilai yang bersifat defensif semata, 8 dan tanpa disertai proses penciptaan nilai yang memiliki muatan liberating force sebagai

Hal ini sebgaimana dinyatakan dalam pasal 15, ayat 2, Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang berbunyi: "Tidak ada dalam pasal menjadi praduga

Untuk mengetahui di antara jumlah tenaga kerja industri kecil, nilai investasi industri kecil, jumlah industri kecil dan pendapatan perkapita yang paling dominan