• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KERUSAKAN JALAN TERHADAP EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus: Jalan Kartosuro- Klaten)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KERUSAKAN JALAN TERHADAP EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus: Jalan Kartosuro- Klaten)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KERUSAKAN JALAN TERHADAP EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

(Studi Kasus: Jalan Kartosuro- Klaten)

Irvan Kusdiantoro1), Ary Setyawan2), Syafi’i3)

1) Mahasiswa program magister teknik sipil, 2) Pembimbing 1, 3) Pembimbing 2

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126;

Email: [email protected]

Abstrak

Kerusakan jalan yang terjadi di beberapa ruas jalan menimbulkan kerugian yang sungguh besar terutama bagi pengguna jalan seperti waktu tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan, dan lain-lain. Selain itu kendaraan yang melaju dalam kecepatan lambat memancarkan emisi yang lebih besar, dan emisi yang besar berpengaruh pada kesehatan manusia.

Penelitian ini mengkaji seberapa besar pengaruh kerusakan jalan terhadap kecepatan kendaraan dan selanjutnya berpengaruh pada emisi kendaraan bermotor.

Tahapan penelitian ini meliputi penilaian kondisi perkerasan yaitu dengan metode PCI, kemudian dari hasil penilaian kondisi perkerasan dipilih enam lokasi dengan kondisi perkerasan yang berbeda (excellent, very good, good, fair, poor, very poor) dan dihitung kecepatan rata-rata kendaraan pada lokasi tersebut. Dan tahap selanjutnya dihitung nilai emisi pada enam lokasi tersebut dengan menggunakan softwer mobilev. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada jalan dengan kondisi excellent, kecepatan rata-rata kendaraan adalah 65,38 km/jam dan emisi CO sebesar 20818,63 g/jam/km, emisi CO2 sebesar 1632864,82 g/jam/km, emisi NO2 sebesar 476,39 g/jam/km, emisi Particulate Mass sebesar 168,078 g/jam/km, Emisi SO2 sebesar 4,262 g/jam/km. Dan pada jalan dengan kondisi very poor, kecepatan rata-rata kendaraan adalah 29,09 km/jam, emisi CO sebesar 21393,74 g/jam/km, emisi CO2 sebesar 1671812,447 g/jam/km, emisi NO2 sebesar 488,74 g/jam/km, emisi Particulate Mass sebesar 172,238 g/jam/km, Emisi SO2 sebesar 4,359 g/jam/km.

Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kecepatan rata-rata sebesar 55% pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan kondisi excellent dan terjadi peningkatan emisi gas buang kendaraan rata-rata sebesar 2,49

% pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent. Maka dari itu sangat perlu menjaga kondisi jalan agar tetap dalam kondisi excellent.

Kata kunci: kerusakan jalan, kecepatan kendaraan, emisi gas buang kendaraan

Abstract

Road damages that occurs in some streets causing huge losses especially for road users, such as increased journey time, congestions, accidents and etc. Moreover, the oncoming vehicles in slow speed will create more polution through greater emissions and its effect on human health. This research examine how road damages effects to the vehicle speed subsequently to the motor vehicle emission.

This research stages begins in assesment of pavement condition uses PCI methods, six locations with different pavement conditions ( excellent , very good , good , fair , poor , very poor ) are selected and calculated the average of vehicles speed on those locations. In the next stage calculated emissions in six locations uses mobilev software. The results of this research indicates that in excellent roads condition, vehicle’s average speed is 65,38 km/h, CO emissions by 20818,63 g/h/km, CO2 emissions by 1632864,82 g/hkm, NO2 emissions by 476,39 g/h/km, Particulate mass by 168,078 g/h/km, SO2 emissions by 4,262 g/h/km. In very poor road condition, vehicle' average speed is 29,09 km/h, CO emissions by 21393,74 g/h/km, CO2 emissions by 1671812,447 g/h/km, NO2 emissions by 488,74 g/h/km, Particulate Mass emissions by 172,238 g/h/km, SO2 emissions by 4,359 g/h/km.

The conclusion is, it has been observed that there is decrease in vehicle’s speed by 55 % in very poor road condition compared to excellent road condition. The avarage emission exhausted from the vehicles increase by 2,49 % in very poor road codition compared to excellent condition. Therefore, it is necessary to maintain the road condition in order to reduce the difficulties caused to the vehicle users and to keep the atmosphere in excellent condition.

Key words : road damages, vehicles speed, vehicle exhaust emissions

(2)

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam era pembangunan sekarang ini sarana infrastruktur jalan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ketersediaan jalan yang baik berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas.

Pertumbuhan jumlah kendaraan dari tahun ketahun semakin meningkat yang menyebabkan kepadatan lalu- lintas sehingga mempengaruhi pada kualitas kondisi jalan, sehingga sering terjadi kerusakan jalan sebelum rencana umur layan jalan tersebut tercapai.

Selain itu meningkatnya populasi kendaraan, mempengaruhi meningkatnya nilai emisi gas buang kendaraan di jalan raya.

Kendaraan yang melaju dalam keadaan lambat memancarkan proporsi NO2 lebih besar dari knalpot, terutama kendaraan besar bermesin diesel (Beevers, 2005). Tingkat Emisi CO dan HC pada LDV relatif menurun pada kecepatan rata-rata kendaraan yang tinggi (Frey, 2006).

Meningkatnya emisi dijalan raya dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Untuk itu perlu penelitian mengenai pengaruh kerusakan jalan terhadap emisi gas buang kendaraan bermotor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kerusakan jalan Kartosuro- Klaten, selanjutnya mengetahui pengaruh kerusakan jalan dengan kecepatan pada jalan Kartosuro- Klaten dan mengetahui pengaruh kerusakan jalan terhadap emisi gas buang kendaraan bermotor.

B. Metode

Penelitian dilaksanakan di jalan Kartosuro- Klaten STA 0+000 – 21+600. Jalan Kartosuro- Klaten merupakan jalan Nasional yang menghubungkan kota Solo dengan kota Yogyakarta. Penelitian berlangsung dari bulan januari 2014 sampai dengan Maret 2014.

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah meteran, stop watch, dan softwer komputer mobilev.

Tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Kerusakan Jalan dengan Metode (PCI) Untuk memudahkan penilaian kondisi perkerasan jalan yaitu dilakukan segmentasi jalan terlebih dahulu. Pengambilan data kerusakan jalan dilakukan dengan pengukuran dan pengamatan pada lokasi penelitian secara langsung. Yang diamati dalam pengambilan data kerusakan adalah:

dimensi jalan, panjang jalan, jenis kerusakan,

dimensi kerusakan. Dari data yang diperoleh di lokasi penelitian maka dapat ditentukan kelas kerusakan, kemudian dapat dihitung deduct value, dan total deduct value dengan menggunakan grafik. Dan terakhir nilai PCI dari masing masing segmen dapat diketahui.

2. Pengukuran Kecepatan rata-rata kendaraan pada Enam Lokasi dengan Kondisi (PCI) Berbeda

Setelah didapatkan nilai kondisi jalan (PCI) seluruh segmen, selanjutnya dipilih enam lokasi dengan nilai kondisi perkerasan yang berbeda.

Kemudian dilakukan pengukuran kecepatan rata- rata kendaraan pada masing masing lokasi. Pada tahap ini didapat hubungan antara nilai kondisi perkerasan (PCI) dengan kecepatan rata-rata kendaraan.

3. Penghitungan Emisi pada Enam Lokasi dengan Kondisi (PCI) Berbeda Menggunakan Softwer Mobilev

Data kecepatan rata-rata yang didapat pada tahap sebelumnya digunakan sebagai acuan pemasukan data pada softwer mobilev. Data yang diperlukan untuk input data pada softwer mobilev antara lain kategori jalan, panjang ruas jalan, kecepatan, dan LHR. Setelah semua data di masukkan, Softwer mobilev dapat di running kan.

Kemudian didapat output berupa data emisi (CO, CO2, NO2, PM, dan SO2) pada enam lokasi dengan kondisi perkerasan (PCI) yang berbeda.

Tahapan penelitian dapat ditunjukkan dalam bagan alir penelitian

(3)

PCI sekmen 1 PCI sekmen 2 PCI sekmen 3 PCI sekmen 4 PCI sekmen 5 PCI sekmen 1 PCI sekmen 2 PCI sekmen 3 PCI sekmen 4 PCI sekmen 5

1 Km 0 - 1+000 91 63 45 52 27 67 37 36 40 36 49 Fair

2 Km 1+001 - 2+000 19 19 66 26 24 25 19 40 20 46 30 Poor

3 Km 2+001 - 3+000 34 46 53 50 50 40 22 40 36 48 42 Fair

4 Km 3+001 - 4+000 33 34 54 53 52 33 37 39 38 30 40 Poor

5 Km 4+001 - 5+000 53 59 58 47 49 35 100 100 100 20 62 Good 6 Km 5+001 - 6+000 45 47 100 100 100 20 47 20 100 80 66 Good 7 Km 6+001 - 7+000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 41 94 Excellent

8 Km 7+001 - 8+000 44 47 44 45 45 36 42 37 43 35 42 Fair

9 Km 8+001 - 9+000 41 45 44 41 52 20 40 40 41 53 42 Fair

10 Km 9+001 - 10+000 42 46 47 50 70 40 52 54 48 55 50 Fair

11 Km 10+001 - 11+000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Excellent 12 Km 11+001 - 12+000 100 60 66 60 50 100 37 37 40 22 57 Good 13 Km 12+001 - 13+000 47 47 44 100 100 21 45 42 100 45 59 Good 14 Km 13+001 - 14+000 56 100 51 51 52 53 56 45 19 42 53 Fair 15 Km 14+001 - 15+000 48 79 45 42 100 45 47 50 52 55 56 Good 16 Km 15+001 - 16+000 100 100 100 100 100 54 52 100 100 100 91 Excellent 17 Km 16+001 - 17+000 100 100 100 100 48 100 100 100 100 100 95 Excellent 18 Km 17+001 - 18+000 53 45 49 45 46 100 100 100 100 52 69 Good 19 Km 18+001 - 19+000 42 47 40 39 46 42 45 40 20 19 38 Poor 20 Km 19+001 - 20+000 42 49 45 45 37 24 21 22 24 20 33 Poor 21 Km 20+001 - 21+000 36 40 34 35 40 20 20 40 22 42 33 Poor

22 Km 21+001 - 21+600 35 37 37 46 46 55 43 Fair

Kategori Arah Solo Jogja Arah Jogja Solo

Rata-rata KM PCI

No

.

Gambar 1: Bagan alur penelitian C. Hasil dan Pembahasan

1. Kondisi perkerasan jalan (PCI)

Panjang ruas penelitian yaitu 21600 m Pembagian segmen pada lokasi penelitian dibagi kanan dan kiri setiap segmen mewakili 200 m, kemuadian setiap 5 segmen di kelompokkan lagi menjadi segmen per km.

Jadi ada 216 segmen (200 m) dan ada 22 segmen (km). Dari 216 segmen pada lokasi penelitian ini terdapat kondisi perkerasan yangberbeda- beda antara lain excellent, very good, good, fair, poor dan very poor.

Hasil penghitungan PCI pada lokasi penelitian ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1: Perhitungan PCI

2. Kecepatan rata-rata kendaraan pada enam kondisi perkerasan jalan (PCI) yang berbeda

Pada tahap penghitungan kecepatan rata- rata kendaraan ini sebelum nya ditentukan dulu lokasi pengukuran kecepatan berdasarkan nilai PCI yang telah didapat pada tahap pertama. Dari 216 segmen diambil 6 segmen dengan kategori kondisi perkerasan yang berbeda yaitu excellent, very good, good, fair, poor dan very poor. Selain itu pemilihan lokasi juga dipilih yang berada tidak dekat lampu APILL, jadi kecepatan kendaraan tidak terpengaruh oleh lampu APILL.

Lokasi pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2: lokasi pengukuran kecepatan

No Luas Segmen m2 PCI Kategori

1 Semen jalan Km 16+001 - 16+200 1000 100 Excellent

2 Semen jalan Km 14+201 - 14+400 1000 79 Very Good

3 Semen jalan Km 11+201 - 11+400 1000 60 Good

4 Semen jalan Km 8+401 - 8+600 1000 44 Fair

5 Semen jalan Km 2+001 - 1+200 1000 34 Poor

6 Semen jalan Km 1+001 - 1+200 1000 19 Very Poor

STA

Adapun hasil pengukuran kecepatan rata-rata kendaraan pada lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3: data kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam)

100 79 60 44 34 19

1 Sepeda Motor 66.77 57.05 49.50 44.21 33.84 27.93

2 Mobil 75.05 64.66 42.39 40.21 37.34 32.34

3 Bus 77.27 66.48 43.27 40.74 39.70 36.82

4 Truk Besar 52.26 40.10 35.43 33.87 30.22 20.08

5 Truk Besar 55.58 45.70 40.07 36.08 32.53 28.28

Kondisi PCI No Jenis Kendaraan

Dari tabel data kecepatan rata-rata kendaraan dapat dibuat grafik yang menunjukkan hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan kecepatan kendaraan seperti dibawah ini:

(4)

Gambar 2: Grafik hubungan kerusakan jalan (PCI) dengan kecepatan sepeda motor

Gambar 3: Grafik hubungan kerusakan jalan (PCI) dengan kecepatan mobil

Gambar 4: Grafik hubungan kerusakan jalan (PCI) dengan kecepatan bus

Gambar 5: Grafik hubungan kerusakan jalan (PCI) dengan kecepatan truk besar

Gambar 6: Grafik hubungan kerusakan jalan (PCI) dengan kecepatan truk

Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin rendah nilai PCI (atau jalan semakin rusak) maka

kecepatan rata-rata kendaraan pun semakin rendah, pada kondisi jalan very poor terjadi penurunan kecepatan sampai 55% dibandingkan dengan kecepatan pada kondisi jalan excellent.

Tabel 5: Hasil Perhitungan Emisi dengan Softwer Mobilev

3. Emisi kendaraan bermotor pada enam kondisi perkerasan jalan (PCI) yang berbeda

Tahap selanjutnya adalah pengitungan emisi kendaraan bermotor pada 6 lokasi dengan kondisi jalan (PCI) yang berbeda. Pada tahap ini alat yang digunakan adalah softwer mobilef.

Adapun data yang dimasukkan pada softwer mobilev antara lain:

a. Kategori jalan adalah Rural/ Trunk road

b. Kecepatan (sesuai, kondisi jalan) ada 6 kategori kecepatan yang disediakan oleh mobilev

c. Panjang jalan yaitu 21600 m d. Jumlah LHR

adapun jumlah LHR pada jalan Kartosuro- Klaten yaitu sebagai berikut:

Tabel 4: LHR jalan Kartosuro- Klaten Lokasi dengan nilai

PCI = 100 ADT CO g/(h*km) CO2 g/(km*h) N

Mobil 27283 1878.755981 642105.9688

LDV 6513 2613.49 166317.91

Bus 2420 384.3571472 266966.9375

Sepeda Motor 62148 15585.59668 291566.8594

HDV 2460 356.4317322 265907.1406

Total 100824 20818.63568 1632864.82

Lokasi dengan nilai

PCI = 79 ADT CO g/(h*km) CO2 g/(km*h) N

Mobil 27283 1886.435059 643085.4688

LDV 6513 2616.12 166478.92

Bus 2420 384.3571472 267269.2734

Sepeda Motor 62148 15585.59668 291566.8594

HDV 2460 357.0429077 265912.3438

Total 100824 20829.55142 1634312.867

(5)

Sepeda Motor Mobil Pickup Bus Truk Besar Truk Kecil

24 Jam Solo Jogja 30156 13968 1776 984 828 1548 49260

24 Jam Jogja Solo 31992 13308 2088 1440 1632 1104 51564

Waktu

Jenis Kendaraan Arah

Jumlah

Setelah semua data dimasukkan dan dirunning, maka didapat output penghitungan sebagai berikut:

Tabel 5 (Lanjutan): Hasil Perhitungan Emisi dengan Softwer Mobilev

Dari tabel data emisi kendaraan bermotor diatas dapat dibuat grafik yang menunjukkan hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan emisi yang dikeluarkan kendaraan seperti dibawah ini:

Gambar 7: Grafik hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan emisi CO

Lokasi dengan nilai

PCI = 60 ADT CO g/(h*km) CO2 g/(km*h) NO2 g/(km*h) PM g/(h*km) SO2 in g/(h*km) Mobil 27283 1914.459106 646291.9688 107.0376892 35.59141159 1.678265452

LDV 6513 2626.77 167355.37 39.90608597 43.48668671 0.437246531

Bus 2420 386.7518005 267269.2734 225.8444519 48.23802567 0.699848294

Sepeda Motor 62148 15585.59668 291566.8594 9.432224274 0 0.761522412

HDV 2460 357.54599 265945.0469 96.62625885 41.6488266 0.69638443

Total 100824 20871.12189 1638428.516 478.8467102 168.9649506 4.27326712

Lokasi dengan nilai

PCI = 44 ADT CO g/(h*km) CO2 g/(km*h) NO2 g/(km*h) PM g/(h*km) SO2 in g/(h*km) Mobil 27283 1976.463135 649332.0625 109.0508041 36.05430222 1.685782433

LDV 6513 2633.06 167987.09 40.11343002 43.53217697 0.438888967

Bus 2420 389.2373352 267434.7656 225.9718475 48.42388153 0.70028162

Sepeda Motor 62148 15585.59668 291566.8594 9.432224274 0 0.761522412

HDV 2460 357.5905457 266265.6172 96.83442688 41.65103531 0.697223902

Total 100824 20941.94556 1642586.391 481.4027328 169.661396 4.283699334 Lokasi dengan nilai

PCI = 34 ADT CO g/(h*km) CO2 g/(km*h) NO

Mobil 27283 1992.109497 657483.8438

LDV 6513 2673.47 168769.31

Bus 2420 390.3980103 268552.0156

Sepeda Motor 62148 15585.59668 291566.8594

HDV 2460 358.2602844 267044.1719

Total 100824 20999.83493 1653416.203

Lokasi dengan nilai

PCI = 19 ADT CO g/(h*km) CO2 g/(km*h) NO

Mobil 27283 1993.815063 669168.0938

LDV 6513 3055.65 173113.38

Bus 2420 399.8850708 270220.8906

Sepeda Motor 62148 15585.59668 291566.8594

HDV 2460 358.7904053 267743.2578

Total 100824 21393.74176 1671812.477

(6)

Gambar 8: Grafik hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan emisi CO2

Gambar 9: Grafik hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan emisi CO2

Gambar 10: Grafik hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan emisi CO2

Gambar 11: Grafik hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan emisi gas buang kendaraan bermotor

Dari grafik diatas dapat dilihat hubungan antara kerusakan jalan (PCI) dengan emisi gas buang kendaraan bermotor yaitu semakin rendah nilai PCI maka emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor semakin tinggi. Dan dapat di hitung juga rata-rata kenaikan emisi pada jalan kondisi very poor yaitu naik sebesar 2,49 % dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

D. Kesimpulan 1. Simpulan

a. Jenis kerusakan yang terdapat pada jalan Kartosuro- Klaten antara lain:

1) Patching : 6.373 m² atau 2,9 % dari luas jalan

2) Potholes: 50 m² atau 0,02 % dari luas jalan

3) Aligator Cracking: 23.230 m² atau 10,75

% dari luas jalan

4) Rutting: 9020 m² atau 4,17 % dari luas jalan

(7)

5) Bleeding: 65 m² atau 0,03 % dari luas jalan

6) Corrugation: 250 m² atau 0,11 % dari luas jalan

7) Depression: 152 m² atau 0,11 % dari luas jalan

8) Slippage Cracking: 880 m² atau 0,4 % dari luas jalan.

Sedangkan untuk nilai rata- rata PCI ruas jalan Kartosuro- Klaten sebesar 57 atau dalam artian kondisi Good.

b. Hubungan antara kerusakan (PCI) dengan kecepatan pada jalan Kartosuro- Klaten yaitu:

1) Untuk jalan dengan nilai PCI 100 (Excellent) kecepatan rata- rata kendaraan adalah 65,38 km/jam.

2) Untuk jalan dengan nilai PCI 79 (Very Good) kecepatan rata-rata kendaraan adalah 54,79 km/jam atau mengalami penurunan 16,19% dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

3) Untuk jalan dengan nilai PCI 60 (Good) kecepatan rata-rata kendaraan adalah 42,13 km/jam atau mengalami penurunan 35,56% dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

4) Untuk jalan dengan nilai PCI 44 (Fair) kecepatan rata-rata kendaraan adalah 39,02 km/jam atau mengalami penurunan 40,31% dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

5) Untuk jalan dengan nilai PCI 34 (Poor) kecepatan rata-rata kendaraan adalah 34,72 km/jam atau mengalami penurunan 46,89% dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

6) Untuk jalan dengan nilai PCI 19 (Very Poor) kecepatan rata-rata kendaraan adalah 29,09 km/jam atau mengalami penurunan 55% dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

c. Nilai emisi gas buang pada jalan Kartosuro- Klaten yang dipengaruhi kerusakan jalan yaitu:

1) Total emisi CO pada jalan dengan kondisi nilai PCI 100 (Excellent) adalah 20818,63 g/jam/km dan pada jalan dengan kondisi PCI 19 (Very Poor) adalah 21393,74 g/jam/km dalam artian terjadi kenaikan emisi CO sebesar 2,76 % pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

2) Total emisi CO2 pada jalan dengan kondisi nilai PCI 100 (Excellent) adalah 1632864,82 g/jam/km dan pada jalan dengan kondisi PCI 19 (Very Poor) adalah 1671812,447 g/jam/km dalam artian terjadi kenaikan emisi CO2 sebesar 2,38 % pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

3) Total emisi NO2 pada jalan dengan kondisi nilai PCI 100 (Excellent) adalah 476,39 g/jam/km dan pada jalan dengan kondisi PCI 19 (Very Poor) adalah 488,74 g/jam/km dalam artian terjadi kenaikan emisi NO2 sebesar 2,59 % pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

4) Total emisi Particulate Mass pada jalan dengan kondisi nilai PCI 100 (Excellent) adalah 168,078 g/jam/km dan pada jalan dengan kondisi PCI 19 (Very Poor) adalah 172,238 g/jam/km dalam artian terjadi kenaikan emisi Particulate Mass sebesar 2,47 % pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

5) Total emisi SO2 pada jalan dengan kondisi nilai PCI 100 (Excellent) adalah 4,262 g/jam/km dan pada jalan dengan kondisi PCI 19 (Very Poor) adalah 4,359 g/jam/km dalam artian terjadi kenaikan emisi SO2 sebesar 2,275 % pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent.

(8)

2. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang ada maka dapat disampaikan beberapa saran untuk jalan Kartosuro- Klaten antara lain:

a. Perlunya rehabilitasi pemeliharaan pada ruas jalan Kartosuro- Klaten.

b. Perlunya penangan untuk kerusakan aligator craking karena hampir di sepanjang ruas jalan terdapat kerusakan aligator cracking.

Kerusakan corrugation perlu diminamilisir karena ini menyebabkan kerusakan jalan yang lainnya seperti bleeding dan rutting yang berlebihan.

c. Perlunya menjaga kondisi perkerasan dalam kondisi excellent karena sebagai langkah pencegahan emisi yang semakin berlebih.

E. Daftar Pustaka

Beevers, Sean D.; Carslaw, David C. 2004. The impact of congestion charging on vehicle speed and its implications for assessing vehicle emissions.

Atmospheric Environment vol. 39 issue 36 November. p. 6875-6884

Frey, H.C., Nagui M. Rouphail and Haibo Zhai.

2006. Speed and Facility Specific Emission Estimates for On-Road Light- Duty. Paper 06-1096, 2006 Annual Meeting of the Transportation Research Board, Washington, DC.

US Department of Defence (US DoD). 2001.

Report on Biological Warfare Defence Vaccine Research & Development Programs. Diunduh dari laman:

http://en.wikipedia.org/

wiki/Biodefense.

Boardman, Brenda. 2006. Quick Hits. The Demand Reduction theme of the UK

Energy Research Centre (www.ukerc.ac.uk) : London.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Gambar

Tabel 2: lokasi pengukuran kecepatan
Tabel 5 (Lanjutan): Hasil Perhitungan Emisi dengan  Softwer Mobilev
Gambar 8: Grafik hubungan antara kerusakan jalan (PCI)  dengan emisi CO2

Referensi

Dokumen terkait

Kecepatan tempuh rata-rata kendaraan dari arah Jatingaleh adalah 53 km/jam sedangkan dari arah Srondol adalah 58 km/jam dan ini merupakan suatau permasalahan yang

Data yang diperoleh berupa komposisi volume dari jenis kendaraan, kecepatan dan kepadatan rata-rata kendaraan dari masing-masing ruas jalan.. Pengolahan data ini

(2) Kecepatan rata-rata kendaraan ringan pada jam puncak ditinjau dari Jalan Perumnas sampai dengan Gang Johar di Jalan Laksda Adisutjipto Yogyakarta sesudah dipengaruhi

Naskah Apa kabar Jogja Page 1 10/29/2010 Tidak seimbangnya jumlah kendaraan bermotor dengan badan jalan yang ada di Yogyakarta. ternyata memang menimbulkan permasalahan

Setelah dihitung dengan rumus perhitungan Konsumsi bahan bakar berdasarkan kecepatan kendaraan, didapat Nilai rata-rata Konsumsi bahan bakar pada ruas jalan Gunung Sahari

Sebagai jalan arteri primer kecepatan rata-rata kendaran yang direncanakan pada ruas Jalan Setia Budi minimal adalah 60 km/jam, sedangkan berdasarkan pengamatan di lapangan kecepatan

Kondisi lingkungan udara akibat pencemaran dari kendaraan bermotor di perkotaan dapat diteliti berdasarkan 3 parameter utama yaitu efisiensi pemakaian kendaraan di jalan

Rekomendasi Alat Pembatas Kecepatan Mengingat dari hasil analisis kecepatan pada ruas jalan tersebut didapatkan nilai kecepatan rata-rata sebesar 36,82 km/jam untuk kendaraan roda 2