• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wow, Masuk SMKN 5 Bayar Rp.6 Juta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Wow, Masuk SMKN 5 Bayar Rp.6 Juta"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Wow, Masuk SMKN 5 Bayar Rp.6 Juta

Istimewa

* Kita disuruh tandatangan diatas matrei Rp.6 ribu, seakan – akan kita setuju. Alasannya sih untuk menghindari pertanyaan dari LSM, Wartawan dan Kepolisian

KOTA BEKASI, Telusurnews.com – Sejumlah orangtua siswa tidak mampu di SMK Negeri Kota Bekasi mengaku menjerit dengan pungutan di sekolah tempat anak mereka belajar. Sejak diambil alih pihak provinsi, dana pendidikan gila-gilaan.

Meski sudah melalui musyawarah dengan Komite Sekolah, banyak para wali murid yang mengaku keberatan. Pasalanya, Komite Sekolah tidak bisa menampung aspirasi Wali Murid melainkan mencari keuntungan semata dan mengabaikan kepentingan bersama.

Sebut saja, S salah satu orangtua murid SMKN 5 Kota Bekasi yang tinggal di Kelurahan Teluk Pucung mengatakan terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk bisa bersekolah.

Untuk bersekolah di Negeri, kata dia, harus mengeluarkan biaya gedung dipungut Rp4,5 juta per siswa. Tak hanya itu, biaya SPP bulanan ditarik Rp250 ribu per bulan per siswa, sekolah memintanya dua bulan labgsung. Belum lagi untuk biaya seragam yang dikenakan sebesar Rp.1 juta

’’Pusing, ini kan sekolah Negeri, kok pungutannya gila-gilaan sekarang. Itu baru tahun ini sejak diambil alih provinsi.

Padahal tahun lalu tidak segitu,’’ ungkap dia.

Dirinya mengakui, akibat adanya pungutan yang membuat resah Wali Murid, juga dirasakan oleh anaknya. Hingga sekarang, kata dia, anaknya mengalami psikis bahkan tak mau sekolah. Demi anaknya tersebut dia pun mencicil uang tersebut sebesar Rp.500

(2)

ribu.

“Ya, hari ini saya sudah membayarkan Rp.500 ribu untuk pembayaran SPP saja,” aku dia.

Anehnya lagi, naiknya uang gedung setiap tahun dirasakan berat oleh dia. Oleh karena itu, dia pun membuat Kartu Indonesia Pintar (KIP) demi mendapatkan keringanan di sekolah. Nyatanya, hal itu dirasakan sia-sia olehnya.

“Yang soal uang gedung itu tadinya Rp3 juta, kini jadi Rp4.5 juta per siswa. Kalau emang harus bayar segitu, ngapaian saya urus Kartu Indonesia Pintar sampai 4 hari. Ngapain pula sekolah survey ke rumah saya,” cetus pria yang bekerja serabutan ini.

Bukan itu saja, dia juga menyebut, pada saat rapat Sabtu, (5/8) kemarin, orangtua juga diberikan formulir yang dibubuhi dengan matrei senilar Rp.6 ribu kemudian ditandatangani oleh wali murid

“Ya, kita disuruh tandatangan diatas matrei Rp.6 ribu, seakan – akan kita setuju. Alasannya sih untuk menghindari pertanyaan dari LSM, wartawan dan kepolisian,” lansir dia dari ketua komite sekolah

Sementara, Komite SMKN 5 Kota Bekasi, Sutanto menjelaskan bahwa pungutan itu sudah melalui musyawarah antara orangtua siswa dengan komite sekolah.

“Itu sudah sesuai Permendikbud No 75 Tahun 2016,” katanya usai dikonfirmasi Tim Tekusur via telepon Senin, (7/8)

Bahkan, ketika dicoba untuk dikonfirmasi, Kepala SMKN 5 Agus Wimbadi enggam mau ditemui, “Bapak masih rapat bang, ditunggu aja, ” kata sekurity SMKN 5. (TIM)

(3)

Empat Pelajar Indonesia Ikuti Kejuaraan Debat Sedunia

Denpasar, Kemendikbud — Sebanyak empat siswa Indonesia terbaik dikirimkan untuk mengikuti Kejuaraan Debat Bahasa Inggris Tingkat Dunia, yaitu World Schools Debating Championship 2017 yang diselenggarakan di Denpasar, Bali. Keempat pelajar itu telah melewati seleksi Lomba Debat Bahasa Inggis Tingkat Nasional dan Pembinaan di tahun 2016. Mereka adalah Ngurah Gede Satria Aryawangsa dari SMAN 4 Denpasar, Bali, Nicholas Christianto dari SMAK 2 Petra Surabaya, Gracesenia Cahayadinata dan Stephanie Elizabeth Purwanto dari SMA Pelita Harapan, Banten.

Ngurah Gede Satria Aryawangsa mengatakan, ia dan ketiga temannya sudah melalui rangkaian persiapan untuk menghadapi World Schools Debating Championship (WSDC) tahun 2017.

“Persiapannya sangat intensif. Ada beberapa training camp dan karantina sama pelatihnya. Kita juga udah beberapa kali ikut lomba debat, baik tingkat nasional maupun internasional,”

ujarnya usai acara pembukaan WSDC 2017 di Institut Seni Indonesia (ISI), Denpasar, Bali, Rabu malam (2/8/2017).

Selain itu Tim Indonesia untuk WSDC 2017 juga telah berlatih bersama debater-debater tingkah mahasiswa (perguruan tinggi) dan saling berbagi kiat dalam menghadapi lomba debat. “Kita juga ada penugasan individu, misalnya membuat transkrip,”

tutur Stephanie Elizabeth Purwanto.

Sementara Nicholas Christianto dari SMAK 2 Petra Surabaya mengungkapkan beberapa hal yang dinilainya menjadi hal yang sulit untuk dipertahankan dalam sebuah perdebatan. “Yang paling sulit itu untuk tetap menjaga konsistensi dan tetap

(4)

eprcaya diri dengan apa yang kita bawakan dan tetap responsif mendengarkan apa yang lawan katakan, dan memastikan semua sudah disanggah dengan baik,” kata Nicholas.

Saat ditanya negara mana yang menjadi lawan terkuat dalam WSDC, Gracesenia Cahayadinata mengungkapkan Inggris dinilainya menjadi lawan yang paling berat karena Inggris adalah pemenang dalam WSDC 2016. “Ada juga Malaysia dan beberapa negara lain yang cukup unggul dalam berdebat. Kira-kira setiap negara mempunyai kemampuan yang cukup sama. Tapi kami juga cukup yakin dengan persiapan yang kami lakukan,” ujar Grace optimis.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad, sempat berbincang-bincang dengan Tim Indonesia untuk WSDC 2017. Ia pun memberikan beberapa pesan, salah satunya agar mereka menjaga mental dengan baik dalam menghadapi kompetisi internasional itu. “Percaya diri, jangan gugup, jaga mental, dan tetap fokus. Betul-betul di pikiran kalian itu fokus. Saya yakin kalian tidak kalah dengan yang lain,”

katanya.

Sebanyak 450 peserta dari 52 negara berkompetisi World Schools Debating Championship (WSDC) tahun 2017 selama seminggu, yakni dari tanggal 1 s.d. 11 Agustus 2017, di Bali. Tema utama WSDC tahun ini adalah Listen to Diversity, Speak of Harmony. Tema itu diharapkan dapat mengasah toleransi atas berbagai perbedaan sehingga menciptakan generasi muda dunia yang harmoni dan menghargai keanekaragaman yang ada. (Desliana Maulipaksi)

Sumber : Web Kemendikbud

(5)

Usul Ombudsman Kepada Mendikbud, Tetapkan Sistem Zonasi Berpihak Pada Siswa

JAKARTA, Telusurnews – Ombudsman Republik Indonesia (ORI) tahun lalu mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menetapkan sistem zonasi serta aturan yang lebih memihak bagi siswa miskin pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Hal tersebut direalisasikan pada PPDB tahun pelajaran

(6)

Ia mengungkapkan, PPDB berdasarkan sistem zonasi merupakan roadmap dari restorasi pendidikan menuju pemerataan akses yang dilakukan secara sistemik dan simultan sebagai upaya perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.

Hasil dari evaluasi sistem zonasi tahun ini, kata Mendikbud, merupakan titik tolak penataan aspek pendidikan meliputi penyebaran siswa, pengadaan guru, program keahlian ganda guru, peningkatan sarana prasarana, maupun pemberian bantuan pendidikan dari Kemendikbud.

“Ke depan seluruh program peningkatan kualitas mutu pendidikan berangkat dari kebutuhan sekolah,” ujarnya.

Mendikbud menjelaskan, fasilitas sarana dan prasarana yang belum tersebar merata di berbagai deaerah akan dilakukan secara bertahap, berangkat dari hasil evaluasi sistem zonasi PPDB di tahun ini.

Selain itu, Kemendikbud telah merespon segala bentuk keluhan yang berkaitan dengan server.

“ S e b a g a i c o n t o h k a m i m e n a n g a n i l a n g s u n g d e n g a n menginstruksikan Pustekkom Kemendikbud untuk mengawal optimalisasi server pada saat PPDB berlangsung khususnya di Jawa Barat,” kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Wakil Ketua ORI, Lely Pelitasari Soebekty mengatakan, upaya antisipasi jauh lebih penting dan ORI mengharapkan ada langkah kongkrit dalam menindaklanjuti masukan yang disampaikan.

“Terutama dengan meningkatkan koordinasi antar kementerian terkait guna meminimalisir temuan yang berulang di masa mendatang,” tegasnya. (Grd)

(7)

LSM GMBI Kota Bekasi Desak Kejari Perihal Swakelola

KOTA BEKASI, Telusurnews – LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Kota Bekasi mendesak Kejaksaan Negeri (Kejari) Bekasi untuk segera mengusut swakelola di Dinas P e n d i d i k a n ( D i s d i k ) K o t a B e k a s i t a h u n 2 0 1 6 . D a l a m pelaksanaannya dinilai tidak tepat waktu dan tidak tepat manfaat. Juga tidak tepat biaya, hingga terindikasi mengakibatkan kerugian.

“Dalam prakteknya dilapangan memang banyak kejanggalan dan kurang bertanggung jawab. Semua kontraktornya sudah diatur oleh oknum Disdik,” terang Ketua Investigasi LSM GMBI, Delvin Chanoago kepada Awak Media baru-baru Ini.

Maka dari itu sambung Delvin, kami dari LSM GMBI Distrik Kota Bekasi meminta keseriusan dari aparat Kejaksaan Negeri Bekasi, untuk segera melakukan pengusutan dan pemeriksaan dalam persoalan ini.

Delvin menambahkan dana blok gren yang diikucurkan dari Kemendikbud ada beberapa Sekolah SMPN di Kota Bekasi yang diduga tidak transparan dan tanpa papan plang proyek.

“Itu Kan Jelas Jelas Menyalahi Aturan,” tegas dia.

Untuk persoalan swakelola tambah Delvin, ada 6 titik sekolah yang mendapatkan bantuan dan terkait assetnya sendiri tidak ada laporan ke pihak Badan Pengelolaan Asset dan Keuangan Daerah (BPKAD) Kota Bekasi.

“Semua LPJnya asal dan sudah diatur-atur oleh oknum 2 Disdik Kota Bekasi. Kita Minta Kejari Bekasi Harus Berani Demi Tegak Nya Keadilan,Dan Jangan Memilah Milah Kasus Yg Ditangani

“pungkasnya. (Rizal)

(8)

Orangtua Siswa Keluhkan Iuran Uang Seragam

Bekasi,Telusurnews.com – Sejumlah orangtua siswa di SMPN 5 Kota Bekasi mengaku keberatan dengan program belanja pakaian.

Pasalnya, setiap orangtua di SMPN 5 Kota Bekasi, diwajibkan membeli seragam di koperasi sekolah. tarikan iuran yang diwajibkan pun sungguh menggiurkan.

Salah satu orangtua siswa Fajar (35), mengatakan setiap orangtua siswa, diwajibkan membeli seragam di koperasi sekolah yang mencapai ratusan ribu rupiah

“Saya dimintai uang Rp 800 ribu untuk beli seragam, topi, baju

(9)

sambungnya

Kepala SMPN 5 Kota Bekasi, Mawardi ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.”Itu bukan isu, tapi emang benar, siswa beli seragam di koperasi sekolah.” katanya

Sementara, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatulah ketika dihubungi menjelaskan bahwa, saat ini pihaknya belum memutuskan harga seragam sekolah bagi peserta didik bagi peserta didik baru.

Menurutnya, keputusan itu diputuskan melalui hasil musyawarah yang dilakukan pihak sekolah dan komite sekolah

“Bila terdapat sekolah yang berani menjual perlengkapan sekolah sebelum dilakukan musyawarah, itu menyalahi ketentuan.” tukasnya (norton)

Walikota Bekasi Hadiri Acara Halal Bihalal PGRI Cab Pd.

Gede

KOTA BEKASI, Telusurnews.com – Bentuk apresiasi dari Walikota Bekasi terhadap PGRI, Sabtu 29 Juli 2017, Rahmat Effendi menghandiri acara Halal bihalal PGRI cab Pondok Gede.

Dalam sambutannya, Rahmat Effendi merasa bangga terhadap PGRI.

“Saya bangga, disetiap kegiatan PGRI tetap saya usahakan untuk datang. PGRI paling solid,” ujar Walikota.

Rahmat menambahkan, “Kepada Ketua PGRI, jangan ada lagi tambahan, yang penting guru nya sejahtera dan juga perihal

(10)

verifikasi… Ditahun 2018 pemerintah akan menaikan honor guru 30 persen, dikarenakan PGRI ini sebagai tulang punggung proses peradaban dalam membangun kecerdasan intelektual masyarakat Kota Bekasi, agar tercapai mutu pendidikan,” tandasnya.

Rahmat juga memberitahukan agar PGRI dan para guru membuat Kartu Sehat, karena Kartu Sehat bermanfaat, bahkan tak perlu ada surat rujukan, boleh langsung ke rumah sakit yang telah bekerja sama dengan Pemkot Bekasi.

Ditempat terpisah, selaku ketua panitia, Dirman mengatakan dan berharap,” PGRI tetap solid dan mengayomi para guru,”

pungkasnya kepada Awak Media.

Terpantau hadir pula perwakilan dari PGRI Daerah Kota Bekasi, Marwah Zaitun, juga mengatakan bahwa telah ada Gedung Guru bantuan dari Pemerintah, serta sumbangan dari guru, harapannya menjadi kebanggan.

“Gedung guru kan menjadi kebanggan para guru di Kota Bekasi,”

katanya.

(Zal/TimTR)

Tak Punya Meja Dan Kursi, Siswa SMAN 18 Kota Bekasi Terpaksa Belajar Dilantai

Bekasi, Telusurnews.com – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan akan segera menyediakan fasilitas sekolah meja dan kursi untuk sekolah di Kota Bekasi, terutama SMAN 18 Kota Bekasi.

(11)

“Insya Allah kita akan bangun ruang kelas baru 4.000 ruang kelas, jadi kalau 4.000 aja dibangun apalagi meja dan kursi untuk (sekolah) di Bekasi, kita selesaikan nanti, tapi kita juga harus nunggu waktu ya,” ujar Aher saat ditemui wartawan di Asrama Haji Bekasi, Jumat (28/7/2017).

Ia menjelaskan, tidak adanya meja dan kursi di SMAN 18 Kota Bekasi baru diketahui pada saat penerimaan siswa baru. Aher memastikan akan menyelesaikan, memperbaiki, dan menertibkan apa saja yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di SMA.

Sementara, kata Aher, Pemprov Jabar baru enam bulan alih kelola tingkat SMA/SMK.

“Kita akan menata satu per satu, karena kita ingin penanganan provinsi lebih baik daripada penanganan sebelumnya. Selain membangun sekolah di berbagai daerah, kita akan tingkatkan kesejahteraan pengajar dan pegawai,” kata Aher.

Para siswa SMAN 18 Kota Bekasi belajar sambil lesehan karena sekolahnya tidak memiliki kursi dan meja. Proses belajar mengajar tetap berlangsung meski para siswa hanya duduk beralaskan karpet.

“Kami memang dapat (dana) bangunan dari Pemkot, jadi kami dapat gedungnya saja tanpa meja dan kursi,” ujar Wakil Kepala Urusan Sarana dan Prasarana SMAN 18 Kota Bekasi, Elfi Suyanti.

Elfi menjelaskan, pada 2014 Pemkot Bekasi memberikan bantuan dan sudah digunakan untuk membeli kursi serta meja untuk lima kelas.

Saat ini, masih ada empat kelas yang belum dilengkapi kursi dan meja. Masing-masing kelasnya terdiri dari 36 siswa, sehingga para siswanya terpaksa belajar sambil lesehan.

“Waktu belajar enggak kondusif kalau lesehan gini, kalau lagi kosong pada tidur-tiduran. Kalau terlalu lama nunggu

(12)

fasilitasnya, terus nanti kami ujian gimana?” ujar seorang murid kelas X SMAN 18 Kota Bekasi, Niluh Putu Astini (15).

Sementara siswa lainnya, Ika (15), mengatakan proses belajar jadi kurang nyaman jika harus dilakukan lesehan. Dia mengaku kecewa karena baru mengetahui sekolahnya kekurangan meja dan kursi setelah dia diterima di sekolah tersebut (norton)

Barisan Informasi Prestasi SDN 02 Manado

KOTA MANADO, Telusurnews.com – SDN 02 Kota Manado merupakan salah satu sekolah favorit di kota Manado, salah satu sekolah dasar terbaik di ibu kota propinsi Sulawesi Utara. Institusi pendidikan dasar ini yang di nahkodahi oleh seorang tenaga pendidik terbaik di kota Manado ibu Masye Watania, Spd, sudah memiliki segudang prestasi,baik di bidang akademik maupun olah raga.

Sekolah Dasar yang dipercayakan sebagai sekolah Model sejak tahun 2016, di mana dari sekian banyak sekolah dasar di kota Mando hanya 6 sekolah yang menjadi sekolah percontohan, salah satunya adalah SDN 02 Manado.

Segudang prestasi telah diperoleh diantaranya juara catur tingkat nasional, juara 2 bridge nasional, juara harapan 1 Maengket nasional, dan juga menjuarai beberapa kejuaraan di Bali, Jakarta dan berbagai daerah lainnya telah diikuti.

Juga memiliki segudang prestasi di bidang akademik yang sudah membanggakan daerah Sulawesi Utara khususnya kota Manado.

SDN 02 Manado juga memiliki segudang guru-guru profesional

(13)

bersertifikasi terbaik, karena itu siswa siswi datang dari berbagai kalangan masyarakat.

Telah menjadi sekolah kepercayaan masyarakat Sekolah Dasar Negeri 02 Manado terus meningkatkan pelayanan dan kualitasnya.

Disinggung mengenai proses penerimaan murid baru tahun ajaran 2017-2018 ibu Masye Watania,Spd yang sering di sapa ibu Masye mengatakan bahwa SD N 02 Manado telah menerapkan pendaftaran secara sistem online perama di kota Manado beserta 9 sekolah lainnya, di mana calon siswa yang berusia 7 tahun ke atas langsung di terima dan siswa per 1 Juli berumur 6 tahun harus memiliki keahlian atau kecakapan juga di sertai dengan surat fisiolog.

Dimana siswa dan wali siswa juga di wajibkan untuk menandatangani surat pernyataan titipan dan bersedia tidak naik kelas, ini lakukan menyusul adanya permohonan dari orang tua wali murid yang tetap menginginkan anak-anaknya untuk tetap masuk SD sedangkana anaknya masih berumur 6 tahun kebawah dan tidak ingin anak-anaknya akan kembali lagi di Taman kanak-kanak.

Karena itu Masye Watania,Spd selaku Kepala Sekolah SD N 02 Manado memberikan kebijakan sedemikian untuk membantu wali siswa terutama siswa tersebut agar dapat lanjut bersekolah di Sekolah Dasar, namun dengan catatan bahwa segala keperluan siswa di tanggung oleh orang tua wali siswa sebagaimana kesepakatan kebijakan tersebut.

Ketika ditemui Masye sedang mengadakan rapat koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kota Manado, yang membahas mengenai kegiatan Pelatihan guru-guru dan kepala sekolah dalam pembentukan karakter guru dan pembelajaran juga penerimaaan murid baru tahun ajaran baru 2017-2018 (House Training) yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Dan Olah Raga Kota Manado.

Namun dalam hal ini awak media di lapangan tidak sempat

(14)

bertemu dengan Kadis Dikpora di karenakan masih sedang memimpin Rapat. (TL)

Selamat Hari Anak Nasional 2017

(Gambar : Ist)

Cegah Suap, Selamatkan

Indonesia

(15)

P r a k t e k s u a p s e a k a n s u d a h menjadi akar budaya di negeri ini, pelakunyapun sudah merata di setiap golongan masyarakat.

Jika hal ini terus dibiarkan maka Indonesia berada dalam tahap kritis, yang akan menjadi korbannya ialah rakyat dan juga generasi penerus bangsa dengan kondisi negara yang carut marut.

Pencegahan terhadap praktek suap sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Berangkat dari hal tersebut, Badan Standardisasi Nasional (BSN), sebagai lembaga yang bertanggungjawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian senantiasa mengikuti perkembangan isu terkait standar baik di tingkat regional maupun internasional.

International Organization for Standardization (ISO) pada bulan Oktober 2016 menerbitkan sebuah standar terbaru terkait anti penyuapan, ISO 37001:2016, Anti-bribery management systems – Requirements with guidance for use. Melihat isu penyuapan yang masih marak di Indonesia dan kebutuhan akan perlunya acuan bagi stakeholder, maka pada bulan Desember 2016, BSN mengadopsi secara identik dengan metode terjemahan, standar internasional tersebut menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu SNI ISO 37001:2016, Sistem manajemen anti penyuapan – Persyaratan dengan panduan penggunaan.

Penetapan SNI tersebut sejalan dengan amanah Presiden Republik Indonesia melalui Inpres No 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017. SNI ISO 37001 tidak berbeda jauh dengan SNI Sistem Manajemen yang telah ada, seperti SNI ISO 9001, SNI ISO 14001, SNI ISO 27001 atau yang lain. Bagi organisasi yang telah menerapkan SNI Sistem Manajemen, perbedaan yang signifikan adalah menambahkan analisa resiko dengan berorientasi pada anti-penyuapan, termasuk pengendalian keuangan dan non-

(16)

keuangan. Penerapan SNI ISO 37001 tersebut dapat diterapkan secara luas, baik untuk organisasi kecil, medium dan besar pada semua sektor, termasuk sektor publik, swasta dan nirlaba.

Manfaat bagi organisasi yang menerapkan SNI ISO 37001 adalah bahwa SNI ini merupakan persyaratan minimum dan panduan yang mendukung untuk menerapkan atau benchmarking sistem manajemen anti-penyuapan. Di samping itu memberikan jaminan untuk manajemen, investor, karyawan, pelanggan, dan stakeholder lainnya bahwa suatu organisasi telah mengambil langkah yang wajar untuk mencegah penyuapan. Yang tidak kalah penting adalah sebagai bukti dalam hal penyelidikan bahwa sebuah organisasi telah mengambil langkah untuk mencegah terjadinya tindak-penyuapan.

Dengan telah ditetapkannya SNI ISO 37001 tersebut maka BSN berupaya untuk melakukan edukasi dan promosi terkait penerapan SNI ISO 37001 tersebut. Salah satunya melalui kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk bersama-sama melakukan promosi dan edukasi kepada masyarakat/pemangku kepentingan untuk secara sadar menerapkan standar ini.

Mengawali kerjasama ini, BSN menyelenggarakan pelatihan SNI ISO 37001 kepada pegawai KPK selama dua (2) hari yaitu pada tanggal 8 – 9 Maret 2017 di Gedung KPK.

Sumber : kemdikbud.go.id

Referensi

Dokumen terkait

transactional leadership style on employee’s per formance was insignificant, the results of this study support prior research which suggests that work motivation is positively

Indo Design Konsultan 60,885,000.00 60,885,000.00 93.32 I Wajar Catatan : Hasil Evaluasi terhadap semua rekanan dapat dilihat Pada Tahapan Hasil Evaluasi dalam Aplikasi

Sedangkan pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas pendidik diperoleh penilaian sebesar 94% dan ketuntasan belajar diperoleh dari nilai yang diambil sesuai dengan

Mengacu pada uraian analisis situasi, persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program pengabdian masyarakat di SMK 17 Agustus 1945

[r]

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA TAHUN

perusahaan, Menurut penelitian (Wahyudi dan Pawestri, 2006) menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi

Pada faktor organisasi secara parsial persepsi pengetahuan, budaya keselamatan pasien dan respon pelaporan berpengaruh signifikan terhadap niat mela- por IKP kasus sedang,