• Tidak ada hasil yang ditemukan

dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Kecap Cap Kendi adalah usaha rumahan yang memproduksi kecap yang terletak di Semarang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Kecap Cap Kendi adalah usaha rumahan yang memproduksi kecap yang terletak di Semarang,"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, UMKM juga memiliki kontribusi penting dalam mengatasi masalah penggangguran. Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UMKM, Koperasi, dan Ekonomi Kreatif, Erik Hidayat, kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terhadap Produk Domestik Bruto meningkat dari 57,84% menjadi 60,34%. Tidak hanya itu, sektor UMKM juga telah membantu penyerapan tenaga kerja dalam negeri. Serapan tenaga kerja pada sektor UMKM tumbuh dari 96,99% menjadi 97,22% dalam periode lima tahun terakhir. Menurut Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, diprediksi pada tahun 2017-2020 jumlah unit UMKM bisa menembus 65 juta unit baik usaha menengah, mikro, dan kecil. Dengan demikian, UMKM dianggap memiliki peran strategis dalam memerangi kemiskinan dan penggangguran, karena itu UMKM membutuhkan peranan dan perlindungan dari pemerintah untuk menjamin kelangsungan perekonomian Indonesia.

Namun demikian, ada banyak permasalahan yang dihadapi oleh UMKM.

Berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa jenis kendala yang sering dikeluhkan oleh UMKM (Ussi, 2015), yaitu:

1. Kualitas Sumber Daya Manusia. Kualitas sumber daya manusia UMKM masih rendah, minim pengetahuan dan kompetensi.

2. Hukum. Banyak UMKM yang belum memiliki badan hukum yang jelas.

3. Kurangnya inovasi produk. UMKM dinilai masih kurang menguasai teknologi, manajemen, informasi, dan pasar.

4. Pendanaan/Modal. UMKM juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan pendanaan.

Salah satu UMKM yang menghadapi permasalahan adalah Kecap Cap Kendi.

Kecap Cap Kendi mengalami permasalahan karena kurang memahami perkembangan pasar dan kerugian dalam produksi, sehingga UMKM ini sedang mengalami kesulitan

(2)

2 dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Kecap Cap Kendi adalah usaha rumahan yang memproduksi kecap yang terletak di Semarang, dikepalai oleh Ny. Liana Ambarwati sebagai pemilik usaha dan manajer yang mengotorisasi seluruh kegiatan perusahaan.

Ny. Liana mengelola usaha ini sendirian dan tidak memiliki akuntan untuk membuat laporan keuangan. Hal ini membuat data-data yang diperoleh seperti faktur/invoice, dan catatan pembelian dan penjualan tidak disimpan secara teratur dan mendetail. Ny. Liana tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi yang memadai dan membuat data pengeluaran dan penjualan dengan cara yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi, sehingga hal-hal yang tidak perlu dibebankan pun ikut dimasukkan ke dalam catatan pembelian. Tentu hal ini menjadi kendala ketika perhitungan laba harus dilakukan.

Ny. Liana selaku pemilik dan manajer mengaku mengalami kesulitan dalam melacak biaya dan sumbernya. Selain karena faktur-faktur yang tidak tersimpan dengan rapi, juga karena banyak biaya yang sering disatukan menjadi satu akun. Ny.

Liana mengaku bahwa ini adalah salah satu faktor menurunnya laba dan menginginkan kenaikan laba sebesar 20%. Berdasarkan permasalahan ini, maka dapat disimpulkan bahwa CVP dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah pemisahan biaya dan perencanaan laba dalam UMKM Kecap Cap Kendi.

Analisis Cost Volume Profit (CVP) adalah salah satu alat analisis yang bermanfaat bagi para manajer untuk melakukan tugasnya (Krismiaji & Aryani, 2011).

Karena analisis biaya volume laba membantu para manajer memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba, maka alat tersebut merupakan alat yang penting dalam proses pembuatan berbagai macam keputusan bisnis.

Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya yang meneliti tentang Cost Volume Profit Analysis. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Assa (2013) dengan judul “Analisis Cost Volume Profit (CVP) dalam Pengambilan Keputusan Perencanaan Laba pada PT. Tropica Cocoprima”, Verawati

(3)

3 (2014) dengan judul “Penerapan Metode CVP (Cost Volume Profit) Sebagai Alat Bantu Analisis Perencanaan Laba dalam Mencapai Target Perusahaan pada UKM Vinito Brownis”, dan Anandrata (2015) dengan judul “Analisis CVP (Cost Volume Profit) Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba pada UKM Singkong D-9”.

Di dalam penelitian ini, objek yang akan dikaji berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya. Permasalahan yang akan dikaji adalah perencanaan laba UMKM Kecap Cap Kendi dengan menggunakan perhitungan CM, BEP, dan MOS.

DOL tidak dihitung karena tidak terkait dengan permasalahan objek penelitian.

Penelitian ini lebih berfokus terhadap objek penelitian daripada teori yang digunakan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana cara menerapkan CVP untuk perencanaan laba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu berapa break-even point yang harus dicapai untuk menutup biaya manufaktur, menentukan berapa volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas tersebut, serta mencari tahu berapa volume penjualan yang harus dicapai agar mencapai laba yang diinginkan. Kontribusi dan manfaat dari penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan yang diteliti dan masyarakat setempat adalah untuk memberi informasi kepada UMKM Kecap Cap Kendi melalui perhitungan BEP, CM, dan MOS untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan untuk perusahaan, khususnya mengenai perencanaan laba untuk mencapai laba yang diinginkan dan menutup biaya manufaktur. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memajukan bisnis UMKM dan menyebarkan nama baik perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian dapat membantu meningkatkan omset perusahaan secara tidak langsung.

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Cost Volume Profit

Analisis Cost Volume Profit adalah studi mengenai efek dari perubahan pada biaya dan volume pada profit perusahaan. Bagi perusahaan, penting untuk membuat perencanaan laba karena akan ada beberapa critical factors yang muncul terkait

(4)

4 keputusan manajemen, seperti pricing, product mix, dan fasilitas-fasilitas (Weygandt, Kieso, & Kimmel, 2005).

Cost Volume Profit Analysis (CVP) digunakan untuk mencari tahu bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat berefek pada operating income dan net profit sebuah perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2009), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis CVP yaitu:

1. Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah.

2. Biaya dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variabel dan tetap.

3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.

4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit terjual.

Cost Volume Profit Analysis sebagai sebuah alat yang menghubungkan kaitan antara biaya, volume, dan profit dari suatu perusahaan berfokus terhadap lima hal berikut: harga produk (Prices of products), volume produksi, variable expense per Unit, total fix expense (Biaya yang sifatnya tetap dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas produksi), mix of Product sold (Product campuran/bauran dalam penjualan) Analisis Contribution Margin

Contribution Margin atau margin kontribusi merupakan selisih antara pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Margin kontribusi dihitung dengan cara mengurangkan biaya variabel, baik produksi maupun non produksi dari penjualan. Margin kontribusi digunakan untuk menutup biaya tetap dan sisanya akan menjadi laba (Carter dan Usry, 2005).

Contribution Margin adalah harga produk dikurangi semua variabel cost yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui laba tambahan yang dicapai untuk setiap unit yang terjual. Total contribution margin yang dihasilkan oleh entitas

(5)

5 merepresentasikan total pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar biaya tetap (fixed expenses) dan untuk kembali menghasilkan laba.

Total Margin Kontribusi (Total Contribution Margin (TCM)) adalah Total Pendapatan atau Penjualan (Total Revenue (TR atau Sales)) tanpa ikutan Total Biaya Variabel (Total Variable Cost (TVC)).

Unit Margin Kontribusi (Unit Contribution Margin (C)) adalah Satuan Pendapatan (Unit Revenue (Price, P)) tanpa ikutan Satuan Biaya Variabel (Unit Variable Cost (V)).

Rasio Margin Kontribusi (Contribution Margin Ratio) adalah persentase kontribusi atas pendapatan total (Total Revenue), yang mana dapat dihitung dari kontribusi satuan terhadap harga satuan atau jumlah kontribusi terhadap jumlah pendapatan.

Analisis Break Even Point

Titik impas (break-even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan. Break-even analysis dapat membantu mencari tahu berapa yang harus dijual (bulanan atau tahunan) untuk menutup biaya pembuatan. Tabel break-even analysis menghitung break-even point berdasarkan fixed cost, variable cost per unit penjualan, dan pendapatan per unit penjualan.

Dengan memanfaatkan analisis Break Even Point manajer dapat mengetahui titik impas yang menunjukkan volume penjualan dan produksi yang tidak mengakibatkan kerugian ataupun diperolehnya keuntungan (Daryani, 2011).

Analisis Margin of Safety

Darsono (2009) dalam bukunya juga ikut mengungkapkan bahwa “Margin of safety yang besar menunjukan bahwa kondisi perusahaan tidak dalam bahaya, dan sebaliknya jika margin of safety kecil mendekati nol persen menunjukan bahwa

(6)

6 perusahaan dalam kondisi bahaya yaitu akan mengalami titik impas. Jika margin of safety negatif berarti perusahaan mengalami bahaya yaitu mengalami kerugian”.

Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Anandrata (2015) mengenai analisis Cost Volume Profit sebagai alat bantu perencanaan laba dalam UKM Singkong D-9 sampai pada kesimpulan bahwa: 1) Keadaan BEP akan terjadi apabila UKM D-9 menjual jumlah produk sebanyak 16.760 per bulan dan akan memperoleh laba bila menjual produk lebih dari 16.760 produk per bulan. 2) Menurut perhitungan Contribution Margin, UKM Singkong D-9 memiliki kemampuan 25,48 persen untuk menutup biaya tetap.

3) Dari rasio Margin of Safety dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus menjaga agar penjualan produk tetap stabil dan meningkat. Sedangkan dari Degree of Operating Leverage dapat disimpulkan bahwa baik peningkatan maupun penurunan penjualan akan berdampak besar bagi perusahaan. 4) Jika UKM Singkong menginginkan peningkatan laba sebesar 20% maka total produk yang harus dijual adalah sebanyak 40.346 produk per bulan.

Pada penelitian Verawati (2014) mengenai analisis CVP sebagai alat bantu perencanaan laba terhadap UKM Vinito Brownis, menghasilkan kesimpulan bahwa:

1) perusahaan hanya melakukan pencatatan mengenai pengeluaran tanpa memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel, 2) dengan menggunakan rasio CM, dapat diketahui bahwa UKM Vinito Brownis memiliki kemampuan sebesar 46,53% untuk menutup biaya tetap, 3) MOS pada UKM Vinito Brownis adalah sebesar 76,39%

yang menunjukkan bahwa jika UKM ini mengalami penurunan penjualan lebih dari 76,39% maka UKM akan mengalami kerugian, 4) besarnya nilai DOL adalah sebesar 1,31. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pendapatan penjualan akan mengakibatkan 1,31% kenaikan laba bersih.

(7)

7 METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dan tujuan penelitian, jenis peneliatan yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif. Yang akan dilakukan adalah mengumpulkan data pembelian dan penjualan dari perusahaan, mengubahnya menjadi laporan keuangan, dan menganalisa laporan tersebut dengan menggunakan rumus-rumus yang tersedia untuk mengetahui dan menganalisa Break-even Point dan Cost Volume Profit.

Bentuk penelitian yang akan dihasilkan akan berupa penelitian deskriptif.

Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau perubahan terhadap variabel- variabel bebas.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara terhadap narasumber, dokumen yang berupa faktur/invoice, catatan pembelian, dan catatan penjualan. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang fresh secara efisien dan akurat.

Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada UKM Kecap Cap Kendi yang terletak pada Jl.

Kelengan Kecil III No. 34; RT: 1 RW: 9; Thamrin, Semarang. Wawancara dilakukan terhadap narasumber, yaitu pemilik sekaligus manajer dari perusahaan Kecap Cap Kendi, Ny. Liana, dan karyawan-karyawan perusahaan Kecap Cap Kendi yang bersangkutan.

Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data pembelian bahan baku, bukti-bukti faktur, rekapan biaya, dan data penjualan.

(8)

8 Data primer ini diperoleh dari wawancara langsung secara mendalam dari narasumber, yaitu pemilik sekaligus manajer dari perusahaan Kecap Cap Kendi, Ny.

Liana. Data juga didapatkan dari hasil observasi perusahaan secara langsung dan wawancara terhadap karyawan yang bekerja di perusahaan ini.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang akan dilakukan adalah metode analisis deskriptif, dimana hasil penelitian yang dihasilkan akan berupa grafik CVP. Berikut ini rumus- rumus yang akan digunakan dalam perhitungan CVP:

1. Contribution Margin (sumber: Hansen, 2009)

Contribution margin (dalam rupiah penjualan) = Penjualan – Biaya Variabel

2. Break Even Point (sumber: Hansen, 2009)

3. Margin Of safety (sumber: Hansen, 2009)

(9)

9 Langkah Analisis

Dalam penelitian ini, berdasarkan langkah-langkah dalam menghitung CVP, maka langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data yang diperlukan dari UMKM Kecap Cap Kendi, yaitu catatan pembelian dan catatan penjualan. Karena catatan pembelian dan penjualan tidak teratur, maka yang harus dilakukan adalah menyortir catatan pembelian menjadi biaya yang relevan dengan operasi produksi dengan yang tidak relevan. Setelah itu data biaya-biaya yang relevan dengan kegiatan operasi perusahaan harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

Pemisahan ini harus dilakukan karena dalam penerapannya, perhitungan CVP mengharuskan adanya pemisahan biaya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi produk dalam menutup biaya tetap perusahaan.

Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan biaya variabel per unit sebagai dasar perhitungan BEP. Setelah itu dari data biaya tetap disortir kembali menjadi biaya tetap langsung dan biaya tetap umum. Kemudian dengan menggunakan data catatan penjualan sebagai dasar dalam penerapan analisis CVP terhadap UMKM Kecap Cap Kendi dilakukan langkah penyelesaian dengan menghitung:

1. Contribution Margin

Setelah melakukan klarifikasi terhadap semua biaya operasional perusahaan yang relevan terhadap produksi, maka Contribution Margin dapat disusun dengan membebankan biaya variabel terhadap penjualan.

2. Break-even Point

Setelah mengetahui kontribusi setiap jenis produk terhadap perolehan laba secara keseluruhan, maka dapat dilakukan analisis Break-even Point untuk mencari titik impas penjualan perusahaan. Dengan dilakukannya analisis ini, maka manajer dapat mengetahui berapa volume penjualan yang harus dicapai agar seimbang dengan biaya yang dikeluarkan.

(10)

10 3. Margin of Safety

Margin of Safety didapat dari mengurangi total penjualan dengan penjualan titik impas. Margin of safety menunjukkan seberapa banyak penjualan boleh berkurang sebelum perusahaan mengalami kerugian. Angka margin of safety dapat ditunjukkan melalui persentase, yaitu dengan menghitung Margin of Safety Ratio, yang didapat melalui margin of safety dibagi dengan total penjualan dikali 100%.

PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan

Perusahaan Kecap Cap Kendi merupakan usaha rumahan yang berdiri pada tahun 1968 dipimpin oleh pendirinya, Alm. Edi Sugianto. Sekarang ini perusahaan Kecap Cap Kendi dipimpin dan diatur oleh Ny. Liana Sugianto sebagai generasi penerus. Semenjak tahun 2010, omset perusahaan Kecap Cap Kendi telah menurun drastis, apalagi setelah banyak kecap terkenal seperti Kecap ABC dan Kecap Bango.

UMKM Kecap Cap Kendi memproduksi kecap dengan menggunakan bahan- bahan yang asli dan minim bahan kimia. Kecap Cap Kendi sudah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan P-IRT No.

111337401287-18.

Alur Produksi

Kecap Cap Kendi masih menggunakan cara yang cukup tradisional untuk memproduksi kecap. Peralatan yang dimiliki pun terbatas dan cukup tua. Dibutuhkan waktu yang hingga tiga bulan untuk memproduksi kecap yang berawal dari kedelai mentah hingga proses pemasakan kecap. Tiga bulan adalah waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi kedelai matang di dalam air garam.

Berikut adalah bagan alur produksi kecap mulai dari perebusan hingga pengemasan di perusahaan UMKM Kecap Cap Kendi.

(11)

11 Bagan 1.

Alur Produksi Kecap Cap Kendi

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015), Olahan data (2017)

Sebelum memulai proses pembuatan kecap, langkah utama yang krusial dalam pembuatan kecap adalah fermentasi kedelai hitam yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan.

Pertama-tama, kedelai hitam dicuci lalu direbus hingga matang, kemudian didinginkan dalam suhu ruangan. Setelah dingin, kedelai hitam yang sudah matang ditaburi ragi kemudian disimpan di ruangan tertutup rapat bersuhu normal selama kurang lebih tiga hari. Setelah penyimpanan, kedelai dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah itu baru bisa difermentasi dengan cara merendam kedelai hitam dengan air dan garam selama kurang lebih tiga bulan sampai wanginya berubah. Dalam proses fermentasi, kedelai hitam harus diperiksa secara berkala untuk menambah volume air atau menambah volume garam sesuai yang diperlukan.

Setelah fermentasi selesai, barulah bisa dimulai proses pembuatan kecap.

Bahan-bahan yang dibutuhkan seperti gula, air, bawang, garam, dan serai harus sudah lebih dulu disiapkan terlebih dahulu. Sebelum dimasak, kedelai hitam yang sudah

(12)

12 difermentasi harus terlebih dulu digiling hingga halus, lalu direbus hingga mendidih.

Setelah itu, barulah bahan-bahan lainnya bisa ikut dimasak.

Setelah mendidih, kecap disaring dua kali untuk meniriskan ampas bahan- bahan baku yang tersisa, kemudian didinginkan dalam sebuah container terpisah sebelum akhirnya dikemas. Kecap dikemas ke dalam dua kemasan yang berbeda, yaitu plastik sachet dan botol. Kemasan sachet dikemas sebanyak satu lusin menjadi satu pak dan dijual satuan pak per unit, dan botol kaca 600 ml yang dijual per unit.

Pemenuhan Asumsi CVP

Beberapa asumsi yang mendasari analisis CVP yaitu:

1. Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah yaitu kemasan plastik kecil berisi 25 ml yang dijual per lusin seharga Rp 12.000,00 dan kemasan botol 600 ml yang dijual per botol seharga Rp 20.000,00.

2. Semua informasi mengenai biaya dalam perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai biaya variabel dan biaya tetap; bahwa yang ditetapkan sebagai biaya variabel per unit tetap konstan.

3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.

Dalam UMKM ini bauran produk akan dibagi menjadi dua, yaitu menurut jenis kemasannya, plastik dan botol. Perbandingan penjualan antara botol dan plastik adalah 3:1.

4. Menurut informasi dari pemilik UKM selama bulan Januari-Desember 2015, total kecap yang disimpan diasumsikan konstan, yaitu jumlah unit yang terjual sama dengan jumlah unit diproduksi.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk analisa Cost Volume Profit adalah pengumpulan biaya-biaya yang terkait selama setahun. Kemudian, pemisahan biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

(13)

13 Tabel 1.

Rekapitulasi pemisahan biaya tetap dan biaya variabel

Sumber: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya variabel terbesar adalah di bulan Juli dengan jumlah sebesar Rp 21.350.000,00. Sementara biaya variabel terendah adalah di bulan Januari dengan jumlah sebesar Rp 16.782.000,00.

Total biaya per bulan di atas didapatkan melalui faktur-faktur dan catatan pembelian UKM Kecap Cap Kendi, sedangkan biaya variabel didapatkan dengan mengurangi total biaya per bulan dengan biaya tetap.

Berikut rincian biaya tetap selama sebulan dimana biaya karyawan tetap paling tinggi di antara biaya lainnya. Rincian ini didapatkan melalui wawancara dengan manajer UKM Kecap Cap Kendi.

Tabel 2.

Rincian Biaya Tetap Selama Sebulan

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Bulan Total Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel

Januari IDR 22,382,000 IDR 5,600,000 IDR 16,782,000 Februari IDR 23,123,000 IDR 5,600,000 IDR 17,523,000 Maret IDR 23,595,000 IDR 5,600,000 IDR 17,995,000 April IDR 24,205,000 IDR 5,600,000 IDR 18,605,000 Mei IDR 23,205,000 IDR 5,600,000 IDR 17,605,000 Juni IDR 23,656,300 IDR 5,600,000 IDR 18,056,300 Juli IDR 26,950,000 IDR 5,600,000 IDR 21,350,000 Agustus IDR 25,150,000 IDR 5,600,000 IDR 19,550,000 September IDR 25,945,000 IDR 5,600,000 IDR 20,345,000 Oktober IDR 24,490,000 IDR 5,600,000 IDR 18,890,000 Nopember IDR 24,205,700 IDR 5,600,000 IDR 18,605,700 Desember IDR 23,553,000 IDR 5,600,000 IDR 17,953,000 Total IDR 290,460,000 IDR 67,200,000 IDR 223,260,000

Je nis Biaya Nominal

Biaya air galon IDR 300,000.00 Biaya listrik IDR 200,000.00 Biaya karyawan tetap IDR 4,000,000.00 Biaya angkut IDR 1,000,000.00 Biaya perlengkapan IDR 100,000.00 Total biaya te tap IDR 5,600,000.00

(14)

14 botol kaca plastik ke cil

Biaya perlengkapan IDR 840,000 IDR 360,000 Biaya solar IDR 924,000 IDR 396,000 Biaya kayu bakar IDR 6,300,000 IDR 2,700,000 Biaya kedelai hitam IDR 64,800,000 IDR 8,520,000 Biaya etiket IDR 600,000 IDR 180,000 Biaya gula IDR 84,000,000 IDR 9,660,000 Biaya Plastik IDR - IDR 180,000 Biaya air IDR 840,000 IDR 360,000 Biaya bahan baku IDR 420,000 IDR 180,000 biaya garam IDR 6,300,000 IDR 2,700,000 biaya karyawan tdk tetap IDR 8,400,000 IDR 3,600,000 biaya botol IDR 12,000,000 IDR - biaya krop IDR 9,000,000 IDR - Total Biaya Variabe l IDR 194,424,000 IDR 28,836,000

Produk Je nis Biaya

Tabel 3 berikut di bawah ini merupakan rincian biaya variabel selama setahun yang telah diproporsikan antara produk kemasan botol dengan plastik.

Tabel 3.

Rincian Biaya Variabel selama Setahun

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Dari rincian tabel data biaya variabel di atas dapat disimpulkan bahwa biaya variabel yang paling tinggi adalah biaya gula. Dalam kemasan botol, biaya gula adalah biaya variabel yang paling tinggi di antara biaya-biaya lain sebanyak Rp 84.000.000,00 per tahun. Sementara dengan kecap dalam kemasan plastik sachet, memakan biaya gula sebanyak Rp 9.660.000,00 per tahun.

Rincian biaya variabel ini hanya bisa diproporsikan dalam waktu setahun karena jumlahnya berbeda-beda per bulan. Rincian di atas adalah rata-rata biaya variabel dengan menggunakan estimasi biaya dari informasi yang diberikan oleh pemilik UKM Kecap Cap Kendi melalui wawancara.

(15)

15 Produk Biaya variabel unit terjual Bi Var/ Unit Botol kaca 600 ml (Per Botol) IDR 194,424,000 11,760 IDR 16,533 Plastik kecil 25 ml (Per Lusin) IDR 28,836,000 3,800 IDR 7,588

Total IDR 223,260,000 15,560 Perhitungan Biaya Variabel per Unit

Biaya variabel per unit didapat dari total pembebanan biaya untuk masing- masing produk dibagi dengan jumlah unit yang terjual. Dalam UMKM Kecap Cap Kendi, manajer sekaligus pemilik usaha tidak menyimpan catatan persediaan sehingga jumlah unit terjual tidak diketahui karena tidak terdapat data yang memadai.

Karena itu biaya variabel per unit harus dihitung dengan cara membagi total penjualan dengan harga jual per unit untuk menemukan berapa jumlah unit terjual.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah unit terjual selama setahun adalah 14.581 unit, dengan jumlah penjualan kemasan botol sebesar 11.470 unit dan jumlah penjualan sachet 10 ml sebesar 3.111 unit (dengan penjualan sachet dihitung per lusin). Maka, perhitungan biaya variabel per unitnya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.

Perhitungan Biaya Variabel per Unit

Sumber data: Olahan data UMKM Kecap Cap Kendi (2017)

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa biaya variabel per unit untuk masing-masing produk adalah: kemasan botol 600 ml sebesar 16.951 per unit dan kemasan sachet 25 ml sebesar 9.269 per unit.

Biaya variabel per unit ini nantinya akan digunakan untuk menghitung titik impas, contribution margin, dan margin segmen per produk. Biaya variabel juga berguna untuk memberitahu berapa keuntungan yang dapat digunakan untuk menutup biaya variabel per unit dalam setiap produk, dan berapa keuntungan yang didapat per unit yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap.

Perhitungan Biaya Tetap

Setelah menghitung biaya variabel, kemudian terdapat perhitungan biaya tetap untuk setahun.

(16)

16 Tabel 5.

Rekapan Biaya Tetap Selama Setahun

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Di atas merupakan rincian biaya tetap untuk setahun, dimana biaya karyawan tetap merupakan biaya yang paling tinggi di antara biaya tetap lainnya. Biaya di atas belum dipisahkan antara biaya tetap umum dan langsung.

Dalam biaya tetap ini, dapat dilihat bahwa tidak ada akun beban depresiasi.

Hal ini disebabkan karena aset-aset yang dimiliki UKM Kecap Cap Kendi sudah berakhir masa ekonomisnya. Aset-aset yang lain yang dimiliki UKM Kecap Cap Kendi lebih mengarah pada semi tetap, tapi beban depresiasinya tidak material untuk dimasukkan ke dalam akun beban depresiasinya, sehingga dimasukkan ke dalam akun biaya perlengkapan.

Beban Depresiasi

Beban depresiasi dihitung menggunakan metode garis lurus. Selama setahun, total biaya depresiasi yang dibebankan untuk tahun 2015 adalah nol. Hal ini dikarenakan sebagian besar peralatan dan properti yang digunakan dalam UMKM Kecap Cap Kendi merupakan peninggalan dari tahun 1969 sehingga umur ekonomisnya sudah habis. Aset terbaru yang dimiliki UMKM Kecap Cap Kendi adalah motor yang dibeli pada tahun 2005. Tapi umur ekonomis yang berlaku oleh peraturan pajak untuk kendaraan adalah 8 tahun, sehingga umur ekonomisnya sudah habis pada tahun 2015.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel data rincian beban depresiasi, mulai dari tahun dibeli hingga jangka umur ekonomis.

Jenis Biaya Nominal

Biaya air galon IDR 3,600,000.00 Biaya listrik IDR 2,400,000.00 Biaya karyawan tetap IDR 48,000,000.00 Biaya angkut IDR 12,000,000.00 Biaya perlengkapan IDR 1,200,000.00 Total Biaya Tetap IDR 67,200,000.00

(17)

17

Nama barang Total Jumlah

barang

Umur Ekonomis

(Tahun)

Mulai

be ban pe nyusutan/

bulan

be ban pe nyusutan/

tahun

Kompor Rp 3,000,000 1 4 2005 Rp 62,500 Rp 750,000 Rumah produksi Rp 97,000,000 1 20 1969 Rp 404,167 Rp 4,850,000 Tungku Rp 5,000,000 1 4 1969 Rp 104,167 Rp 1,250,000 Wajan Rp 450,000 2 4 1969 Rp 9,375 Rp 112,500 Gentong Rp 180,000 13 4 1969 Rp 3,750 Rp 45,000 Truk Rp 80,000,000 1 8 2004 Rp 833,333 Rp 10,000,000 Las plastik Rp 200,000 3 4 1969 Rp 4,167 Rp 50,000 Motor Rp 5,000,000 1 8 2005 Rp 52,083 Rp 625,000 Total ase t Rp 190,830,000 Total be ban pe nyusutan Rp 1,473,542 Rp 17,682,500

Tabel 6.

Tabel Beban Depresiasi

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Total aset yang dimiliki UMKM Kecap Cap Kendi adalah Rp 190.830.000,00.

Karena sebagian besar aset yang dimiliki UMKM Kecap Cap Kendi berasal dari tahun 1969, maka umur ekonomisnya pun sudah habis pada tahun 2015. Jika umur ekonomis aset masih berlaku, maka beban penyusutan yang seharusnya dibebankan bersama biaya tetap per bulannya adalah sebesar Rp 1.473.542,00 atau sebesar Rp 17.682.500,00 per tahun.

Jika aset-aset ini ditambahkan ke dalam daftar biaya tetap, maka sudah pasti perusahaan ini tidak akan mampu membayar biaya tetap dan hal ini akan berakibat fatal dalam waktu dekat.

Pemisahan Biaya Tetap

Setelah beban depresiasi dirincikan, selanjutnya adalah pemisahan biaya tetap langsung dan biaya tetap umum. Pada tabel 7 adalah pemisahan biaya tetap per bulan dalam setahun tanpa rincian beserta dengan jumlah total biaya tetap dalam setahun.

(18)

18 Tabel 7.

Pemisahan Biaya Tetap Langsung dengan Biaya Tetap Umum

Sumber Data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015) Tabel 8.

Laporan Sederhana Biaya Tetap Setelah Pemisahan Biaya Tetap

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Tabel 8 di atas adalah rincian pemisahan biaya tetap dalam setahun. Rincian didapatkan dari wawancara dengan manajer dalam pemisahan biaya variabel dan biaya tetap, dan kemudian biaya tetap dipisahkan menjadi biaya tetap langsung dan biaya tetap umum, dengan biaya karyawan tetap sebagai biaya tetap umum karena sulitnya menelusuri biaya tetap ini secara langsung per divisi botol dan kecap.

Bulan Biaya Te tap Langsung

Biaya Te tap

Umum Total Biaya Te tap Januari IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Februari IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Maret IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 April IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Mei IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Juni IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Juli IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Agustus IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 September IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Oktober IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Nopember IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Desember IDR 1,600,000 IDR 4,000,000 IDR 5,600,000 Total IDR 19,200,000 IDR 48,000,000 IDR 67,200,000

Biaya air galon IDR 3,600,000 Biaya listrik IDR 2,400,000 Biaya angkut IDR 12,000,000 Biaya perlengkapan IDR 1,200,000

19,200,000 IDR

Biaya karyawan tetap IDR 48,000,000

48,000,000 IDR

67,200,000 IDR

Total Biaya Te tap Langsung dan Umum Total Biaya Te tap Umum

Biaya Te tap Umum

Biaya Te tap untuk Se tahun Biaya Te tap Langsung

Total Biaya Te tap Langsung

(19)

19 Botol Kaca 600 ml Plastik Kecil 25

ml

Botol Kaca 600 ml (Per

Botol)

Plastik Kecil 25 ml

(Per Lusin)

Januari IDR 28,300,000 IDR 5,724,000 1,415 477

Februari IDR 21,760,000 IDR 3,840,000 1,088 320

Maret IDR 18,620,000 IDR 3,420,000 931 285

April IDR 16,980,000 IDR 3,300,000 849 275

Mei IDR 15,020,000 IDR 2,640,000 751 220

Juni IDR 21,600,000 IDR 4,644,000 1,080 387

Juli IDR 21,700,000 IDR 3,372,000 1,085 281

Agustus IDR 17,020,000 IDR 3,360,000 851 280

September IDR 18,600,000 IDR 3,924,000 930 327

Oktober IDR 17,120,000 IDR 3,492,000 856 291

Nopember IDR 18,160,000 IDR 3,612,000 908 301

Desember IDR 20,320,000 IDR 4,272,000 1,016 356 Total IDR 235,200,000 IDR 45,600,000 11,760 3,800 Bulan

Pendapatan Unit Terjual

Perhitungan Data Penjualan

Setelah perhitungan biaya variabel dan biaya tetap, kemudian dilakukan rekapan data penjualan untuk tahun 2015 untuk kedua jenis produk, yaitu untuk kemasan botol 600 ml dan kemasan plastik sachet 25 ml. Kemasan botol kaca 600 ml dijual seharga Rp 20.000,00 per unit, sedangkan kemasan plastik sachet 25 ml dijual seharga Rp 12.000,00 per lusin. Kemasan plastik dihitung per lusin karena perusahan ini menjual massal kemasan sachet dan mencatat penjualan kemasan sachet sebagai pendapatan per unit. Kemasan sachet tidak akan dihitung per unit dalam pencatatan data penjualan ini.

Untuk lebih jelasnya, tabel berikut ini adalah rekapan hasil penjualan UMKM Kecap Cap Kendi selama tahun 2015.

Tabel 9.

Data Penjualan

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Tabel di atas menunjukkan bahwa penjualan tertinggi untuk kemasan botol kaca 600 ml adalah pada bulan Januari 2015 sebesar Rp 28.300.000,00, dimana unit

(20)

20

Bulan CM Rasio CM/

Bulan (Persen) Januari IDR 17,242,000 50.68%

Februari IDR 8,077,000 31.55%

Maret IDR 4,045,000 18.35%

April IDR 1,675,000 8.26%

Mei IDR 55,000 0.31%

Juni IDR 8,187,700 31.20%

Juli IDR 3,722,000 14.85%

Agustus IDR 830,000 4.07%

September IDR 2,179,000 9.67%

Oktober IDR 1,722,000 8.35%

Nopember IDR 3,166,300 14.54%

Desember IDR 6,639,000 27.00%

terjual sebanyak 1.415 unit. Penjualan tertinggi untuk kemasan sachet 25 ml terjadi pada bulan Januari 2015 sebesar Rp 5.724.000,00 dengan penjualan per unit sebanyak 477 unit. Penjualan terendah untuk kemasan botol kaca 600 ml adalah pada bulan Mei 2015 sebesar Rp 15.020.000,00, dimana penjualan per unit sebanyak 751 unit.

Sedangkan penjualan terendah untuk kemasan plastik 25 ml juga terjadi pada bulan Mei 2015 sebesar Rp 2.640.000,00.

Perhitungan Contribution Margin

Dari data biaya variabel dan penjualan UMKM Kecap Cap Kendi, didapatkan CM per bulan yang berasal dari pendapatan dikurangi biaya variabel. Berikut tabel hasil perhitungan Contribution Margin beserta Rasio CM per bulan.

Tabel 10.

Rasio CM per Bulan

Sumber data: Olahan data (2017)

Angka CM didapatkan dari menjumlahkan total penjualan kecap per bulan dikurangkan dengan beban variabel per bulan dari tabel 1. Ratio CM per bulan menunjukkan seberapa banyak keuntungan penjualan per bulan yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap. Dari tabel di atas, disimpulkan bahwa rasio paling besar

(21)

21 ditemukan pada bulan Januari pada angka 50,68%, sedangkan angka terendah dapat ditemukan pada bulan Mei dengan angka sebesar 0,31%.

Tabel 11.

CM per tahun

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Contribution Margin Ratio UMKM Kecap Cap Kendi adalah 20,49%, yang berarti bahwa hasil penjualan Kecap Cap Kendi memiliki rasio sebesar 20,49% untuk menutup biaya tetap.

Perhitungan Break-Even Point (BEP)

Langkah selanjutnya adalah menghitung BEP untuk mengetahui berapa jumlah produk yang harus dijual agar tidak mendapatkan laba atau rugi dengan cara menghitung bauran penjualan dan unit impas. Berikut adalah tabel perhitungan bauran penjualan dengan perbandingan antara botol dengan sachet sebesar 3:1.

Tabel 12.

Bauran Penjualan

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015), Olahan Data (2017)

Paket impas untuk setahun = Biaya tetap / CM paket

= 67.200.000 / 14.814

= 4.536,25 paket

Dibulatkan menjadi 4.537 paket.

Keterangan Total

Penjualan (Botol + Plastik Kecil) IDR 280,800,000 (-) Biaya Variabel IDR (223,260,000)

CM IDR 57,540,000

Rasio CM 20.49%

Produk Harga/ Unit Biaya Variabe l Pe r Unit

Margin Pe njualan

Bauran

Pe njualan Margin Botol Kaca 600 ml IDR 20,000 IDR 16,533 IDR 3,467 3 IDR 10,402 Plastik Kecil 25 ml IDR 12,000 IDR 7,588 IDR 4,412 1 IDR 4,412 14,814 IDR Total

(22)

22 Paket impas untuk sebulan = Biaya tetap / CM paket

= 5.600.000 / 14.814

= 378,02 paket

Dibulatkan menjadi 379 paket.

Dengan perhitungan bauran penjualan di atas, diketahui bahwa jumlah paket yang harus terjual untuk mencapai titik impas dalam setahun untuk botol kaca 600 ml dan plastik kecil 25 ml harus mencapai 4.537 unit. Sementara untuk mencapai titik impas dalam sebulan harus mencapai 379 paket.

Tabel 13.

Perhitungan BEP dengan Bauran Penjualan untuk Setahun

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Tabel 14.

Perhitungan BEP dengan Bauran Penjualan untuk Satu Bulan

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Botol Kaca 600 ml Plastik Kecil 25 ml Total Penjualan IDR 272,176,120 IDR 54,435,569 IDR 326,611,689 (-) Biaya Variabel IDR (224,988,717) IDR (34,422,971) IDR (259,411,688) Margin Kontribusi IDR 47,187,402 IDR 20,012,598 IDR 67,200,000 (-) Biaya Tetap Langsung IDR (12,800,000) IDR (6,400,000) IDR (19,200,000) Margin Segmen IDR 34,387,402 IDR 13,612,598 IDR 48,000,000 (-) Biaya Tetap Umum IDR (32,000,000) IDR (16,000,000) IDR (48,000,000)

0 IDR Laba Operasi

Botol Kaca 600 ml Plastik Kecil 25 ml Total Penjualan IDR 22,681,391 IDR 4,536,249 IDR 27,217,641 (-) Biaya Variabel IDR (18,749,060) IDR (2,868,581) IDR (21,617,641) Margin Kontribusi IDR 3,932,332 IDR 1,667,669 IDR 5,600,000 (-) Biaya Tetap Langsung IDR (1,066,667) IDR (533,333) IDR (1,600,000) Margin Segmen IDR 2,865,665 IDR 1,134,335 IDR 4,000,000 (-) Biaya Tetap Umum IDR (2,666,667) IDR (1,333,333) IDR (4,000,000)

0 IDR Laba Operasi

(23)

23 Melihat tabel 13 di atas, diketahui bahwa untuk mendapatkan BEP dengan menutup biaya variabel sejumlah Rp 259.411.688,00 per tahun dan biaya tetap sejumlah Rp 48.000.000,00 per tahun, maka UKM Kecap Cap Kendi harus menjual paket botol sebanyak paling sedikit Rp 272.176.120,00 dan paket sachet sebanyak paling sedikit Rp 54.435.569,00 dalam setahun. Dapat diketahui pula bahwa produk yang paling menguntungkan adalah kecap kemasan botol dengan margin segmen sebesar Rp 34.387.402,00.

Dari data-data perhitungan titik impas di atas, dapat disimpulkan bahwa UMKM Kecap Cap Kendi perlu melakukan evaluasi terhadap biaya-biaya yang terkait dan melakukan efisiensi biaya dalam pembuatan produk, baik dalam kemasan botol maupun sachet, dengan tujuan untuk menutup biaya produksi dan meningkatkan profit per unit.

Tabel 15.

Jumlah BEP per Unit

Sumber data: Olahan data (2017)

Perbandingan bauran produk adalah sebesar 3:1 antara masing-masing kemasan botol kaca dengan plastik sachet. Untuk mencapai titik impas UMKM Kecap Cap Kendi harus menjual sebanyak 1.134 unit kecap kemasan botol dan 379 lusin kecap kemasan plastik sachet per bulan; atau sebanyak 13.609 unit kecap kemasan botol dan 4.536 lusin kecap kemasan sachet selama setahun.

Bauran penjualan sebanyak 3:1 antara kemasan botol dan kemasan sachet didapatkan dari penjualan-penjualan UKM Kecap Cap Kendi dan hasil rata-rata data penjualan selama setahun. Bauran penjualan ini merupakan hasil estimasi berdasarkan data-data penjualan di masa lalu.

Titik impas juga dapat dicapai oleh UMKM Kecap Cap Kendi dengan cara melakukan penjualan dengan total per bulannya sebanyak Rp 27.217.641,00 atau sebanyak Rp 326.611.689,00 selama setahun.

Produk BEP/ Tahun BEP/ Bulan

Botol Kaca 600 ml 13,609 1,134 Plastik Kecil 25 ml 4,536 379

(24)

24 Perhitungan Margin of Safety (MOS)

Margin of Safety = total penjualan – penjualan titik impas

= 280.800.000 - 326.611.689

= IDR (45.811.689)

Margin of Safety Ratio = (Margin of Safety/total penjualan) × 100%

= (-45.811.689/ 280.800.000) × 100%

= -16,31%

Perhitungan Margin of Safety Ratio menunjukkan kerugian yang dialami oleh UMKM Kecap Cap Kendi. Angka -16,31% berada di bawah nol persen membuktikan bahwa kerugian yang dialami oleh UMKM Kecap Cap Kendi sangat besar, bahkan dalam jangka panjang sangat memungkinkan untuk berakibat fatal bagi perusahaan.

Analisis Penjualan dan BEP

Berikut ini adalah grafik BEP untuk produk kecap kemasan botol dalam sebulan.

Bagan 2.

Grafik BEP Untuk Produk Kecap Kemasan Botol Dalam Sebulan

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi(2015)

(25)

25 Dari bagan di atas, dimana garis penjualan dan garis biaya bertemu merupakan titik BEP. Sesuai dengan perhitungan di dalam tabel 14, untuk menemukan titik BEP, maka UMKM Kecap Cap Kendi harus menjual produk kecap kemasan botol paling sedikit sebanyak Rp 22.681.391,00, atau sebanyak 1.134 unit produk kecap kemasan botol per bulan. Sedangkan dalam kenyataannya, UMKM Kecap Cap Kendi hanya dapat menjual di atas BEP pada bulan Januari, yaitu sebanyak Rp 28.300.000,00 atau 1.415 unit produk kecap kemasan botol.

Kemudian di bawah ini adalah grafik BEP untuk kecap Cap Kendi kemasan sachet dalam sebulan.

Bagan 3.

Grafik BEP Untuk Produk Kecap Kemasan Sachet Dalam Sebulan

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015)

Grafik di atas sesuai dengan perhitungan dalam tabel 14, dimana kecap kemasan plastik harus dijual paling sedikit sebanyak Rp 4.536.249,00 atau setara dengan 379 unit produk. Namun dalam kenyataannya, seperti dalam data penjualan dalam tabel 9, UMKM Kecap Cap Kendi hanya mampu menjual di atas BEP per bulan pada bulan Januari, yaitu sebanyak Rp 5.724.000,00 atau setara dengan 477 unit produk kemasan sachet. Dengan kata lain, kemampuan UMKM Kecap Cap Kendi untuk menjual di atas BEP setahun hanyalah 1:12.

(26)

26 Perhitungan Perencanaan Laba

Pemilik menyatakan menginginkan kenaikan penjualan sebesar 20%. Ketika penjualan yang diharapkan oleh pemilik bisnis naik menjadi 20 persen dari penjualan, maka didapat perhitungan sebagai berikut:

Tabel 16.

Perencanaan Kenaikan Laba 20% Dalam Satu Tahun

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015), Olahan Data (2017) Tabel 17.

Perbandingan laba sekarang dan laba naik 20% per bulan

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015), Olahan data (2017)

Dari tabel 16 di atas, dapat disimpulkan bahwa kenaikan laba sebesar 20%

tidak dapat menutup kerugian di tahun 2015 sebesar Rp 9.660.000,00. Untuk meningkatkan laba sebesar 20%, UMKM Kecap Cap Kendi perlu meningkatkan penjualan menjadi Rp 336.960.000,00, dimana dapat menutup biaya variabel dan biaya tetap sehingga didapatkan peningkatan laba operasi sebesar Rp 1.848.000,00.

Saat ini Penjualan naik 20%

Penjualan IDR 280,800,000 IDR 336,960,000 (-) Biaya Variabel IDR (223,260,000) IDR (267,912,000) Margin Kontribusi IDR 57,540,000 IDR 69,048,000 (-) Biaya Tetap Langsung IDR (19,200,000) IDR (19,200,000) Margin Segmen IDR 38,340,000 IDR 49,848,000 (-) Biaya Tetap Umum IDR (48,000,000) IDR (48,000,000) Laba Operasi IDR (9,660,000) IDR 1,848,000

Penjualan Selama Setahun

Penjualan Selama 1 Bulan

Penjualan IDR 336,960,000 IDR 28,080,000 (-) Biaya Variabel IDR (267,912,000) IDR (22,326,000) Margin Kontribusi IDR 69,048,000 IDR 5,754,000 (-) Biaya Tetap Langsung IDR (19,200,000) IDR (1,600,000) Margin Segmen IDR 49,848,000 IDR 4,154,000 (-) Biaya Tetap Umum IDR (48,000,000) IDR (4,000,000) Laba Operasi IDR 1,848,000 IDR 154,000

(27)

27 Botol Kaca 600 ml Plastik Kecil 25 ml Botol Kaca 600 ml Plastik Kecil 25 ml Penjualan IDR 235,200,000 IDR 45,600,000 IDR 282,240,000 IDR 54,720,000 (-) Biaya Variabel IDR (194,424,000) IDR (28,836,000) IDR (233,308,800) IDR (34,603,200) Margin Kontribusi IDR 40,776,000 IDR 16,764,000 IDR 48,931,200 IDR 20,116,800 (-) Biaya Tetap Langsung IDR (12,800,000) IDR (6,400,000) IDR (12,800,000) IDR (6,400,000) Margin Segmen IDR 27,976,000 IDR 10,364,000 IDR 36,131,200 IDR 13,716,800 (-) Biaya Tetap Umum IDR (32,000,000) IDR (16,000,000) IDR (32,000,000) IDR (16,000,000) Laba Operasi IDR (4,024,000) IDR (5,636,000) IDR 4,131,200 IDR (2,283,200)

Saat ini Penjualan naik 20%

Keuntungan 20% yang didapat tidak sebanding dengan kerugian yang harus ditanggung pada tahun 2015.

Menurut tabel 17, dalam satu bulan, UMKM Kecap Cap Kendi diharapkan dapat menjual paling tidak sebanyak Rp 28.080.000,00 per bulan apabila ingin mencapai target laba keuntungan sebesar 20%. Akan tetapi keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan kerugian yang harus ditanggung pada tahun 2015. Di dalam tabel 16, dapat dilihat bahwa kenaikan laba operasi dalam satu bulan hanya sebesar Rp 154.000,00 saja.

Kenaikan laba yang kurang material ini dapat dilihat penyebabnya apabila hasil penjualan per unit dirincikan menjadi seperti tabel di bawah.

Tabel 18.

Perincian Penjualan Kenaikan Laba 20% Setahun

Sumber data: UMKM Kecap Cap Kendi (2015), Olahan data (2017)

Berdasarkan tabel di atas, laba operasi terhadap penjualan kemasan plastik sachet ternyata masih mengalami kerugian sebesar Rp 2.283.000,00 yang ditutup oleh laba penjualan botol sebesar Rp 4.131.200,00. Hal ini adalah penyebab angka laba yang kurang material meskipun sudah direncanakan kenaikan laba sebesar 20%.

(28)

28 PENUTUP

Kesimpulan

Untuk mencapai break-even point, UMKM Kecap Cap Kendi harus mendapatkan pendapatan paling tidak sejumlah Rp 326.611.689,00 setahun atau setara dengan Rp 27.217.641,00 per bulan. Dengan rincian sebagai berikut; penjualan sebanyak 1.134 unit kecap kemasan botol dan 379 lusin kecap kemasan plastik sachet per bulan; atau sebanyak 13.609 unit kecap kemasan botol dan 4.536 lusin kecap kemasan sachet selama setahun.

Pada perhitungan Contribution Margin, didapatkan angka sebesar Rp 280.800.000,00 per tahun dan didapatkan Contribution Margin Ratio sebesar 20,49%

per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Kecap Cap Kendi memiliki kemampuan sebesar 20,49% untuk menutup biaya tetap.

Margin of Safety Ratio yang didapatkan dalam perhitungan adalah -16,31%.

Angka minus di bawah nol persen menunjukkan ketidak-stabilan perusahaan yang berujung pada kerugian sebesar Rp 9.660.000,00 pada tahun 2015. Untuk mencapai titik impas untuk menutup biaya produksi, maka jumlah pendapatan yang diperoleh harus mengalami peningkatan sebesar Rp 45.811.689,00.

Ketika UMKM Kecap Cap Kendi menginginkan peningkatan laba sebesar 20%, maka yang akan terjadi laba sebesar Rp 1.848.000,00. Akan tetapi jumlah laba operasi ini tidak sebanding dengan kerugian yang harus ditanggung.

Kemungkinan besar penyebab kerugian UMKM Kecap Cap Kendi pada tahun 2015 adalah tidak adanya efisiensi biaya, di mana tidak ada evaluasi biaya untuk mencari bahan baku dengan biaya terendah dengan kualitas yang kurang lebih sama.

Selain itu, kerugian UMKM Kecap Cap Kendi juga disebabkan oleh ketidak-teraturan dan kekurangan detailnya pencatatan biaya sehingga pembebanan dilakukan secara sembarangan, sehingga menyebabkan kelebihan pembebanan. Keteledoran dalam mencatat detail penjualan juga adalah salah satu faktor yang menyebabkan kerugian,

(29)

29 dimana unit-unit yang terjual tidak dicantumkan ke dalam catatan penjualan, sehingga menyebabkan kesalahan pencatatan.

Implikasi

Implikasinya bagi UMKM Kecap Cap Kendi untuk meningkatkan rencana target kenaikan laba yang lebih tinggi daripada 20%. Disarankan untuk meningkatkan target rencana kenaikan laba sebesar 34% untuk menutup kerugian yang disebabkan oleh penjualan kemasan plastik sachet.

Hal-hal lainnya yang dapat membantu peningkatan laba adalah meningkatkan efisiensi biaya dan meningkatkan keteraturan dalam pencatatan biaya dan penjualan.

Efisiensi biaya dapat dilakukan dengan cara survey supplier, dimana manajer dapat membandingkan harga bahan baku dengan kualitas yang hampir sama. Hal yang sama juga dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga per unit untuk mendapatkan laba per unit yang lebih material untuk menutup biaya produksi, terutama untuk produksi kecap kemasan plastik 25 ml.

Hal lainnya yang dapat menjadi faktor dalam peningkatan laba adalah keteraturan dan detail dalam pencatatan. Kesalahan-kesalahan seperti pembebanan biaya yang tidak perlu penjualan yang tidak tercatat dapat dikurangi, karena hal ini berdampak pada total penjualan dan biaya-biaya.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurang lengkapnya data biaya dan penjualan yang diberikan oleh UMKM Kecap Cap Kendi. Oleh karena itu memerlukan metode perhitungan dan wawancara yang lebih mendalam, sehingga dapat ditemukan biaya variabel/unit dan biaya tetap langsung/unit. Beberapa biaya tidak diketahui pembebanannya secara detail, sehingga menggunakan estimasi dalam penggunaannya. Pembebanan biaya ini ke masing-masing produk menggunakan judgement dengan menggunakan estimasi biaya.

(30)

30 Saran-saran

Untuk UMKM Kecap Cap Kendi, disarankan untuk meningkatkan penjualan, namun dengan kemampuan untuk menjual di atas BEP 1:12 dalam setahun, maka bisa dipastikan penjualan tidak akan dapat ditingkatkan. Maka hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan harga untuk menambah keuntungan, atau mengurangi biaya (cost reduction) dan menambah efisiensi biaya.

Saran bagi penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kerugian lainnya;

misalnya seperti efisiensi biaya, kecakapan atau kompetensi pekerja, good-will, faktor persaingan dengan perusahaan kecap lainnya, ketidak-stabilan harga bahan baku (contohnya gula yang harganya selalu berfluktuasi), dan masih banyak faktor lain yang berdampak pada kerugian. Selain itu dapat dipertimbangkan untuk meneliti UMKM Kecap Cap Kendi dengan menggunakan konsep Cost Reduction Program atau efisiensi biaya.

(31)

31 REFERENSI

Anandrata, M. S. 2015. Analisis CVP (Cost Volume Profit) Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba Pada UKM Singkong D-9. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Assa, L. R. 2013. Analisis Cost Volume Profit (CVP) Dalam Pengambilan Keputusan Perencanaan Laba Pada PT. Tropica CocoPrima. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Dirhotsaha, R. R. W. 2013. Penerapan Cost Volume Profit Analysis (CVP) Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba (Studi Pada PT. Industri Kemasan Semen Gresik). Malang: Universitas Brawijaya.

Garrison, R. H., Eric W. N., Peter B. C. 2008. Akuntansi Manajerial. Edisi Sebelas.

Jakarta: Salemba Empat.

Hansen. Mowen. 2009. Managerial Accounting: Akuntasi Manajerial. Buku Dua.

Edisi Delapan. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, D. R. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku Dua. Edisi Delapan. Jakarta:

Salemba Empat.

Hilton, R. W. 2009. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment. Edisi Delapan. New York: McGraw-Hill.

Hilton, R. W., Platt, D. E. 2015. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment, 10E Global Edition. Edisi Sepuluh.

Singapore: McGraw Hill Education.

Krismiaji. Aryani, Y. A. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta:

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, Dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat .

Verawati, E. 2011. Penerapan Metode CVP (Cost Volume Profit) Sebagai Alat Bantu Analisis Perencanaan Laba Dalam Mencapai Target Perusahaan Pada UKM Vinito Brownis. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

(32)

32 Widiantini, L. E. S. 2013. Analisis Cost Volume Profit (CVP) Sebagai Alat Bantu

Perencanaan Laba Pada Hotel Sunari Singaraja. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

http://www.kompasiana.com/ussisa/problematika-apa-saja-yang-dihadapi-umkm-di- indonesia_565e27124623bdb70eba545b/ [diakses tanggal: 24/01/2017]

https://eviramdani.wordpress.com/2010/06/01/cost-volume-profit-anlysis/ [diakses tanggal: 26/10/2016]

https://id.wikipedia.org/wiki/Titik_impas [diakses tanggal: 26/10/2016]

https://id.wikipedia.org/wiki/Margin_kontribusi [diakses tanggal: 26/10/2016]

http://www.accountingformanagement.com/Break_even_analysis.htm [diakses tanggal: 26/10/2016]

http://www.accountingcoach.com/online-accounting-course/01Xpg02.html#break- even-point-contribution-margin [diakses tanggal: 26/10/2016]

https://www.cliffsnotes.com/study-guides/accounting/accounting-principles-ii/cost- volume-profit-relationships/cost-volume-profit-analysis [diakses tanggal:

26/10/2016]

http://darealekonomi.blogspot.co.id/2015/03/ukm-dalam-menghadapi-persaingan- global.html [diakses tanggal: 11/10/2016]

(33)

33 NAMA PERUSAHAAN Kecap Cap Kendi

PEMILIK Liana Ambarwati

ALAMAT Jalan Kelengan Kecil no 627M, Semarang.

TANGGAL BERDIRI 1968

JENIS PRODUK

Kecap. Dikemas dalam dua ragam

kemasan; plastik 25 ml dan botol kaca 600 ml.

SERTIFIKAT Dep Kes P-IRT No. 111337401287-18 DATA LENGKAP PERUSAHAAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Pemisahan Biaya Variabel

harga satuan

Plastik Rp 50

Botol kaca Rp 500

Etiket Rp 50

Krop Rp 75

Jenis Biaya botol kaca 600 ml plastik kecil 25 ml Biaya Perlengkapan IDR 70,000 IDR 30,000 Biaya Solar IDR 77,000 IDR 33,000 Biaya kayu bakar IDR 525,000 IDR 225,000 Biaya kedelai hitam IDR 5,400,000 IDR 710,000 Biaya etiket IDR 50,000 IDR 15,000 Biaya gula IDR 7,000,000 IDR 805,000 Biaya Plastik IDR - IDR 15,000 Biaya air IDR 70,000 IDR 30,000 Biaya bahan baku IDR 35,000 IDR 15,000 biaya garam IDR 525,000 IDR 225,000 biaya karyawan tdk tetap IDR 700,000 IDR 300,000 biaya botol IDR 1,000,000 IDR - biaya krop IDR 750,000 IDR - jumlah IDR 16,202,000 IDR 2,403,000

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca pada siswa retardasi mental yang mengalami kesulitan

Dalam rangka keterbukaan informasi yang wajib dipenuhi oleh Perseroan sebagaimana PERATURAN IX.E.2, maka keterbukaan informasi ini disampaikan kepada para pemegang

 Laju keausan pahat pada proses gurdi pada material beton yang terbuat dengan campuran pasir dan semen produksi PT.

Pembekalan PPL merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pihak LPPMP sebagai lembaga yang menangani program PPL di Universitas Negeri Yogyakarta melalui Dosen

Melalui hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) partai politik memberikan respon positif terhadap pemenuhan kuota 30% keterwakilan perempuan dalam

Skripsi yang berjudul “Studi Penggunaan Furosemid pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Kabupaten Sidoarjo” ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna

(dengan huruf). NAMA UNIT ORGANISASI/SATUAN KERJA.. Menjamin bahwa barang-barang, hak-hak atas barang/tagihan, surat-surat berharga*), tersebut pada butir 1 di atas, adalah

Dari Tabel 1 terlihat juga bahwa penyisipan data menggunakan komponen MER untuk media penampung grayscale dan RGB pada setiap level memiliki nilai PSNR yang lebih besar