• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

LENDA PUTRI NEKSI NIM. 10060093

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG

Oleh:

Lenda Putri Neksi Helma Rahma Wira Nita

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The research looked at the phenomenon of persistence of students who do not understand their learning styles in learning. This study aims to describe 1) visual learning styles, 2) auditory learning style, 3) kinesthetic learning styles.The population in this study was tenth grade students of SMA Adabiah 2 Padang. Population are 281 people. The selected based on simple random sampling technique. Samples are 74 people. Sources of data in this study are primary and secondary. Technique of data collection is questionnaire and then processed using percentage techniques.The results of this study revealed that the general profile learning styles of students in tenth grade students of SMA Adabiah 2 Padang is on many criteria. Seen from each sub variabel:

1). Visual learning styles is on many criteria, 2). Auditory learning styles is on many criteria, 3).

Kinesthetic learning styles is on many criteria.

Key Words: Student's, learning style

Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan atau latihan keterampilan untuk meningkatkan peranan peserta didik di masa yang akan datang. Sehubungan dengan hal itu, pendidikan di sekolah tidak hanya bertujuan

untuk akademis tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan pribadi, kematangan intelektual dan nilai peserta didik. Pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang pembangunan bangsa, sebagaimana dimuat dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pernyataan yang terdapat dalam sistem Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional tersebut, mengantarkan pendidik melaksanakan segenap kegiatan- kegiatan tersebut dengan sadar dan terencana agar peserta didik yang diasuh memperoleh pengembangan potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan baik spiritual keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan agar peserta didik bisa diterima serta menerapkan seluruh keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa, dan Negara.

Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan di atas dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non-formal. Usaha pendidikan formal dilakukan dengan kegiatan dalam proses belajar mengajar di sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler, sementara untuk usaha pendidikan non- formal dapat dilakukan di tempat-tempat kursus, sanggar, mejelis taklim, karang taruna dan sebagainya. Salah satu lembaga formal yang dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan adalah

(3)

sekolah. Peserta didik akan memperoleh pendidikan di sekolah yang berupa mengembangkan manusia seutuhnya serta berupaya membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan sehingga mampu secara dinamis berperan dalam menjawab tantangan dan perubahan di masa depan.

Sejalan dengan hal itu, Abdillah (2002:35) menjelaskan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melaluis latihan dan pengamalan yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”. Dalam proses belajar mengajar dikenal adanya macam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan perubahan tingkah laku yang diharapkan termasuk gaya belajar dari masing-masing peserta didik. Menurut Rose

& Nicholl (2012:126-127) gaya belajar adalah cara belajar yang sesuai dengan pilihan indra peserta didik dalam memperoleh informasi/pengetahuan baru sehingga peserta didik merasa nyaman dengan cara yang dipilihnya dalam belajar.

Keanekaragaman gaya belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga beragam. Agar kegiatan belajar berlangsung dengan efektif dan menyenangkan, peserta didik perlu mengetahui bagaimana gaya belajar mereka.

Tanpa adanya pemahaman terhadap aspek tersebut, peserta didikakan mendapatkan kesulitan dalam menciptakan iklim dan interaksi belajar yang kondusif dalam belajar.

Uno (2006:180) menjelaskan:

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda”. Sebagian siswa lebih suka guru mengajar dengan cara menuliskan segalanya di depan. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Akan tetapi, sebagian siswa lainnya lebih suka guru mengajar dengan cara menyampaikan secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya.

Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Berdasarkan pengalaman praktikum lapangan di SMA Adabiah 2 Padang adanya

peserta didik yang belum memahami bagaimana gaya belajar yang mereka gunakan selama ini. Dampak dari peserta yang belum memahami bagaimana gaya belajarnya yaitu peserta didik merasa malas mengikuti kegiatan belajar, motivasi belajar rendah, malas mengulang materi pelajaran di rumah, peserta didik gelisah dan sering keluar masuk saat belajar, peserta didik akan merasa bosan dan mengantuk dalam belajar.

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Profil Gaya Belajar Peserta Didik Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang”.

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian ini adalah:

1. Ada peserta didik yang tidak memiliki pemahaman tentang gaya belajar yang mereka miliki.

2. Ada peserta didik yang merasa tidak nyaman belajar di kelas.

3. Ada peserta didik yang merasa malas untuk mengikuti kegiatan belajar.

4. Ada peserta didik yang merasa mengantuk dan gelisah dalam belajar.

5. Ada peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah.

Mengingat begitu luasnya permasalahan yang terdapat dalam tugas akhir ini, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Bentuk gaya belajar visual peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

2. Bentuk gaya belajar auditori peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

3. Bentuk gaya belajar kinestetik peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan terdahulu, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Profil Gaya Belajar Peserta Didik Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang ?”.

Mengacu pada perumusan masalah sebagaimana yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan:

1. Bentuk gaya belajar visual peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

2. Bentuk gaya belajar auditori peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

(4)

3. Bentuk gaya belajar kinestetik peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Peserta didik, agar dapat merasakan perubahan metode mengajar pendidik melalui informasi dari hasil penelitian tentang gaya belajar peserta didik dalam belajar.

2. Guru BK, hasil penelitian ini bermanfaat

sebagai landasan untuk

merencanakan/menindak lanjuti layanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3. Guru mata pelajaran, dapat menerapkan metode mengajar yang variatif sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

4. Kepala sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan perhatian dalam mengambil kebijakan dan keputusan, serta dapat memberikan gambaran apa saja kebutuhan peserta didik dalam belajar sesuai dengan gaya belajar.

5. Pengelola program studi BK, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan bacaan untuk junior yang akan menulis skripsi. Dapat bermanfaat sebagai acuan untuk program studi dalam meningkatkan mutu keprofesionalan mahasiswa BK yang akan terjun kelapangan.

6. Peneliti sendiri, dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan penelitian tentang gaya belajar dan rencana bantuannya.

7. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sumber informasi dan dapat melakukan penelitian mengenai masalah ini dengan variable lain.

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Yusuf (2007:83) penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pembahasan ini, maka peneliti mengemukakan variabel yang terdapat dalam judul yaitu: Profil Gaya Belajar Peserta Didik Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang”.

Gaya belajar peserta didik merupakan cara bagaimana peserta didik menggunakan fisik dalam kegiatan belajar agar peserta didik lebih mudah menyerap, mengatur, dan mengolah informasi dalam belajar. Gaya belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya belajar visual, gaya belajar auditori, gaya belajar kinestetik

Adapun populasi dalam penelitian ini sebanyak 74 peserta didik. Adapun teknik pengambilan sampel adalah “Simple Random Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel secara acak yang memberikan peluang/kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel

Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Bungin (2011:132) menjelaskan tentang jenis-jenis sumber data dalam penelitian yaitunya menggunakan sumber data yang bentuk data primer dan sekunder.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang sesuai dengan jenis dan sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu angket.

Teknik Analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase data yang diperoleh lalu dibahas lalu diinterpretasikan berdasarkan analisa Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase.

HASIL dan PEMBAHASAN

Analisis data ini ditujukan untuk melihat profil gaya belajar peserta didik kelas X di SMA Adabiah 2 Padang dengan masing- masing variabel yaitu: 1) bentuk gaya belajar visual peserta didik dalam belajar, 2) bentuk gaya belajar auditori peserta didik dalam belajar, 3) bentuk gaya belajar kinestetik peserta didik dalam belajar.

1. Bentuk gaya belajar visual peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

a Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang memahami dengan cara melihat termasuk pada kriteria banyak

b Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang suka membaca termasuk pada kriteria kurang banyak c Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang peka terhadap warna termasuk pada kriteria banyak cukup banyak

(5)

d Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentangrapi dan teratur termasuk pada kriteria banyak banyak

e Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang berbicara dengan pola cepat termasuk pada kriteria banyak cukup banyak

f Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang perencana dan pengatur jangka panjang yang baik termasuk pada kriteria banyak banyak

g Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang teliti dalam kegiatan termasuk pada kriteria banyak cukup banyak

h Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang tidak terganggu oleh keributan termasuk pada kriteria banyak cukup banyak

i Profil gaya belajar visual peserta didik terkait tentang sulit berkomunikasi termasuk pada kriteria banyak cukup banyak

Menurut Subini (2011:17) Visual learning adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan penting. Orang dengan gaya visual memiliki kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya.

Peserta didik dengan gaya belajar visula dapat menggunakan peta konsep atau peta pembelajaran sebagai cara termudah untuk menangkap informasi yang diberikan oleh pendidik. Membuat catatan berbentuk peta konsep sangat membantu peserta didik.

Gaya belajar yang dimiliki peserta didik sangat penting untuk diperhatikan oleh pendidik dalam memberikan informasi dalam belajar dikarenakan dengan memanfaatkan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik, maka tujuan dari kegiatan belajar akan mudah didapat.

Berdasarkan hasil uraian di atas juga diharapkan adanya peran guru BK dalam mengembangkan gaya belajar peserta didik sehingga peserta didik lebih mandiri dan berkembang serta mudah dalam memperoleh tujuan belajar.

2. Bentuk gaya belajar auditori peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

a. Profil gaya belajar auditori peserta didik terkait dengan memahami dengan mendengar/telinga termasuk pada kriteria banyak.

b. Profil gaya belajar auditori peserta didik terkait dengan suka berbicara pada diri sendiri termasuk pada kriteria cukup banyak.

c. Profil gaya belajar auditori peserta didik terkait dengan menyukai kesunyian termasuk pada kriteria banyak.

d. Profil gaya belajar auditori peserta didik terkait dengan belajar menggunakan suara termasuk pada kriteria banyak.

e. Profil gaya belajar auditori peserta didik terkait dengan suka music termasuk pada kriteria banyak dan cukup banyak.

f. Profil gaya belajar auditori peserta didik terkait dengan suka berdiskusi termasuk pada kriteria banyak.

g. Profil gaya belajar auditori peserta didik terkait dengan sulit dalam menulis termasuk pada kriteria banyak

Menurut Subini (2011:19-20) peserta didik dengan gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinga untuk mencapai kesuksesan belajar.

Peserta didik dengan gaya belajar auditori dapat menggunakan strategi membaca catatan dengan suara yang lantang dan dramatis. Strategi itu dapat mempermudah peserta didik dalam memahami informasi dalam belajar. Peserta didik dengan kecenderungan belajar dengan memanfaatkan telinga untuk menyerap informasi sangat mudah terganggu oleh keributan oleh sebab itu diharapkan kepada pendidik untuk dapat mengembangkan kemampuan pengolahan kelas agar tercipta kondisi yang kondusif sehingga peserta didik tidak terganggu dalam belajar khususnya peserta didik dengan gaya belajar auditori.

3. Bentuk gaya belajar kinestetik peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang.

a. Profil gaya belajar kinestetik peserta didik terkait dengan memahami dengan gerakan termasuk kedalam kriteria cukup banyak.

b. Profil gaya belajar kinestetik peserta didik terkait dengan banyak bergerak termasuk kedalam kriteria banyak.

c. Profil gaya belajar kinestetik peserta didik terkait dengan suka berbicara

(6)

termasuk kedalam kriteria cukup banyak.

d. Profil gaya belajar kinestetik peserta didik terkait dengan menanggapi dengan perhatian fisik termasuk kedalam kriteria cukup banyak.

e. Profil gaya belajar kinestetik peserta didik terkait dengan suka membuat catatan termasuk kedalam kriteria banyak.

f. Profil gaya belajar kinestetik peserta didik terkait dengan tidak suka membaca termasuk kedalam kriteria banyak.

g. Profil gaya belajar kinestetik peserta didik terkait dengan lebih konsentrasi belajar saat bergerak termasuk kedalam kriteri banyak.

Menurut Subini (2011:21) peserta didik dengan gaya belajar kinestetik adalah cara belajar yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh informasi dengan melakukan pengalaman, gerakan, dan sentuhan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung.

Gaya belajar kinestetik mudah memahami informasi dengan memanfaatkan gerakan atau praktik secara langsung, gaya belajar ini sangat membutuhkan kegiatan belajar yang bersifat praktik/gerakan, untuk itu diharapkan kepada pendidik untuk dapat memberikan metode belajar yang berfariasi, selain adanya gambar perlu juga media seperi suara ataupun praktik sehingga peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda dapat memahami informasi dengan baik khususnya peserta didik dengan gaya belajar kinestetik.

KESIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Profil Gaya Belajar Peserta Didik Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bentuk gaya belajar visual peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang berada pada kriteria banyak.

2. Bentuk gaya belajar auditori peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang berada pada kriteria banyak.

3. Bentuk gaya belajar kinestetik peserta didik dalam belajar di SMA Adabiah 2 Padang berada pada kriteria banyak.

Berdasaran kesimpulan di atas maka peneliti mengemukakan beberapa saran, untuk:

1. Peserta didik, agar dapat memanfaatkan hasil penelitian dengan mengaplikasikan gaya belajar sesuai dengan keadaan peserta didik serta mengembangkan gaya belajar dalam kehidupan sehari-hari

2. Guru BK, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai landasan untuk merencanakan/menindak lanjuti layanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3. Guru mata pelajaran, dapat menerapkan metode mengajar yang variatif sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

4. Kepala sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan perhatian dalam mengambil kebijakan dan keputusan, serta dapat memberikan gambaran apa saja kebutuhan peserta didik dalam belajar sesuai dengan gaya belajar.

5. Pengelola program studi BK, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan bacaan untuk junior yang akan menulis skripsi. Dapat bermanfaat sebagai acuan untuk program studi dalam meningkatkan mutu keprofesionalan mahasiswa BK yang akan terjun kelapangan.

6. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sumber informasi dan dapat melakukan penelitian mengenai masalah ini dengan variable lain.

KEPUSTAKAAN

Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu- ilmu Sosial lainnya. Jakarta.

Kencana Prenada Media Group.

Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rose, Colin., Nicholl, Malcolm., J. (2012).

Accelerated Learning For The 21 Centuri Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: PT Nuansa

Subini, Nini. (2011). Rahasia Gaya Belajar Orang Belajar. Jogjakarta:

Javalitera

Sugyiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung: Alfabeta.

Uno., Hamzah. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan diagnosa yang disepakati oleh keluarga dan kelompok kami adalah resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

e) arahan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan wilayah provinsi dalam mengendalikan pemanfaatan ruang, seperti pada kawasan rawan bencana dan

Kondisi ini jelas akan sangat mempengaruhi kualitas air sungai Klinter, meskipun limbah ini akan diencerkan oleh air sungai, namun masukan yang terus menerus akan

Corrective maintenance atau perawatan korektif adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin mengalami kerusakan atau gangguan sehingga tidak berfungsi sebagai mana

membimbing peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi

Religiusitas tokoh utama dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori meliputi tiga hal yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia,

Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan pelaksanaan pelatihan kerja oleh UPT-LK Wilayah I Provinsi Riau adalah keterbatasan instruktur pelatihan,

Para peternak tidak memiliki catatan penerimaan dan pengeluaran (arus kas usaha), tidak melakukan perhitungan laba rugi usaha, tidak melakukan perhitungan tingkat