• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

HIV positif merupakan kondisi ketika terdapat infeksi Human Immunodeficiency Virus di dalam darah seseorang. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem imun tubuh yang dikarenakan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sampai saat ini belum ditemukan terapi untuk menyembuhkan kasus HIV AIDS, mereka yang terdiagnosis HIV AIDS diterapi dengan obat antiretroviral dengan tujuan untuk menurunkan jumlah virus HIV dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi obat antiretroviral dengan jumlah CD4. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan pendekatan Analytical Cross Sectional dengan memanfaatkan data rekam medis dan melakukan wawancara langsung pada pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September 2014 – November 20114. Tingkat kepatuhan diukur dengan menggunakan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS).

Data dianalisis korelasi pearson untuk mendapatkan hubungan antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat dengan jumlah CD4, analisis uji t-berpasangan untuk melihat hubungan antara jumlah CD4 awal dengan jumlah CD4 akhir serta melakukan uji One Way Anova untuk melihat perbedaan rerata jumlah CD4 antar tiap kelompok subjek penelitian. Data dianggap signifikan jik p < 0,05.

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan secara statistik terdapat hubungan yang signifikan dengan kekuatan korelasi kuat (r = 0,601) antara tingkat kepatuhan dengan jumlah CD4 pada pasien HIV AIDS di klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September – November 2014 (p<0,05). Hasil uji t-berpasangan secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat jumlah CD4 Awal dengan jumlah CD4 Akhir dengan hubungan korelasi kuat (r = 0,64) pada pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September 2014 – November 2014 (p<0,05). Hasil uji One Way Anova menunjukkan secara statistik terdapat

(2)

v

perbedaan hasil rerata Jumlah CD4 yang signifikan (p<0,05) antar ketiga kelompok subjek penelitian (kelompok patu, kepatuhan sedang dan tidak patuh).

Key words : HIV AIDS, Tingkat Kepatuhan, Morisky-8, Jumlah CD4, CDA Awal, CD4 Akhir

(3)

vi

DAFTAR ISI USULAN PENELITIAN

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK………... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Akademik ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 HIV Positif dan AIDS ... 8

2.2 Definisi Tingkat Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Obat Harian ... 9

2.3 Tes CD4 ... 12

2.4 Kepatuhan Mengkonsumsi Obat ARV pada Pasien HIV AIDS .. 14

BAB III KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 15

3.1 Kerangka Konsep ... 16

3.2 Hipotesis Penelitian ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN ... 18

4.1 Rancangan Penelitian ... 18

(4)

vii

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

4.3 Populasi Penelitian ... 18

4.4 Sampel Penelitian ... 19

4.4.1 Besar Sampel ... 19

4.4.2 Pemilihan Sampel ... 19

4.4.2.1 Kriteria Inklusi ... 19

4.4.2.2 kriteria Eksklusi ... 19

4.5 Variabel Penelitian ... 19

4.5.1 Hubungan Antar Variabel ... 20

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 20

4.6 Prosedur Penelitian ... 22

4.6.1 Tahap Persiapan ... 22

4.6.2 Tahap Penelitian ... 22

4.6.3 Bagan Alur Penelitian ... 23

4.7 Analisis Data ... 23

BAB V HASIL PENELITIAN………. 25

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 25

5.2 Data Hubungan Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antiretroviral dengan Jumlah CD4 ... 26

5.3 Data Perbedaan Jumlah CD4 Awal dengan Jumlah CD4 Akhir Akibat Tingkat Kepatuhan Mengonsumsi Obat Antiretroviral... 27

5.4 Data Perbedaan Jumlah CD4 antara Subjek Penelitian yang Tergolong Patuh, Kepatuhan Sedang dan Tidak Patuh ... 28

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian ... 30

6.2 Analisis Hubungan Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antiretroviral dengan Jumlah CD4 ... 31

6.3 Analisis Perbedaan Jumlah CD4 Awal dengan Jumlah CD4 Akhir Akibat Tingkat Kepatuhan Mengonsumsi Obat Antiretroviral... 32 6.4 Analisis Perbedaan Jumlah CD4 antara Subjek Penelitian

(5)

viii

yang Tergolong Patuh, Kepatuhan Sedang dan Tidak Patuh ... 33

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 34

7.1 Simpulan ... 34

7.2 Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN ... 39

(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1Kerangka Konsep Penelitian... 16 Gambar 4.1 Bagan Hubungan Antar Variabel... 20 Gambar 4.2 Bagan Alur Penelitian ... 23 Gambar 5.1 Data Hubungan Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Obat

Antiretroviral dengan Jumlah CD4 ... 27 Gambar 5.2 Grafik Hubungan Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi

Obat Antiretroviral dengan Jumlah CD4 Awal dan Jumlah

CD4 Akhir ... 28 Gambar 5.4 Grafik Perbedaan Jumlah CD4 antara Subjek Penelitian yang Tergolong Patuh, Kepatuhan Sedang dan Tidak Patuh ... 29

(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kejadian HIV di Seluruh Dunia Tahun 2008………. 3 Tabel 2.1Metode yang Digunakan Untuk Mengukur Tingkat Kepatuhan…. 11 Tabel 2.2 Perbandingan Antara CD4 Mutlak dengan CD4 Presentase……... 13 Tabel 5.1 Data Karakteristik Subjek Penelitian………... 25

(8)

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era yang serba maju kita dituntut untuk aktif dan mampu berkembang. Kemajuan teknologi membantu setiap orang untuk mengakses berbagai hal dan tidak dibatasi dalam jarak, ruang dan waktu. Perpindahan dari satu benua ke benua lainnya tidak lagi dihitung dalam hitungan bulan, namun bisa dilakukan hanya dalam hitungan hari.

Perpindahan dengan kemudahan akses ini menimbulkan berbagai dampak, salah satunya adalah masalah dalam dunia kesehatan. Banyak faktor berpengaruh, dimulai dari keterbatasannya ruang gerak seseorang ketika dia berpergian, kurangnya pengertian mereka akan pentingnya gaya hidup sehat, perilaku, gaya hidup serta penyakit bawaan.

Kedokteran Pariwisata atau yang lebih dikenal dengan sebutan Travel medicine merupakan bidang interdisipliner baru dalam dunia kesehatan yang membatasi dirinya untuk mengkontrol setiap penyakit yang mungkin bisa disebabkan dari kegiatan berpergian. Kedokteran pariwisata berusaha meminimalisasi dampak dari penyakit dan kecelakaan dalam berpergian karena berbagai faktor, menghindari risiko lingkungan, dan bagaimana menjaga keamanan pribadi. Inti dari travel medicine adalah sebagai berikut (Robert,et al;2006) : 1)Informasi penting yang terdiri dari 3F, dengan tujuan untuk mengubah perilaku seseorang; Food (makanan yang dikonsumsi selama melakukan kegiatan berpergian), Flies (Vektor penyakit seperti nyamuk), serta Flirtation (melakukan hubungan seksual yang tida aman); 2)Imunisasi yang dilakukan sebagai upaya proteksi terhadap penyakit yang menjadi epidemic pada daerah tujuan;

3)Chemoprophylaxis, menggunakan agen chemotheraupeutic untuk mencegah perkembangan beberapa jenis penyakit infeksi dan menular seperti malaria maupun TBC; dan 4)Perawatan dini, terutama untuk mencegah penyakit diare pada parapelancong.

(9)

xii

Untuk keempat aspek di atas, travel medicine dilakukan oleh klinik-klinik spesialis dimana seorang dokternya telah mendapatkan pelatihan-pelatihan khusus dilapangan, khususnya pelatihan mengenai para pelancong yang memiliki kebutuhan kesehatan yang khusus selama menetap disuatu negara. Baik dokter umum maupun dokter spesialis yang bertugas di klinik tersebut harus mampu menyarankan para pelancong agar selalu menjaga kesehatannya dan mengunjungi tempat-tempat yang tidak berisiko dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang aman bagi mereka (David, et al; 2006).

Saat ini sedang dikembangkan vaksinasi dan metode pencegahan terhadap beberapa jenis penyakit seperti nyamuk sebagai vektor beberapa penyakit, pencegahan dan perawatan terhadap diare, serta infeksi menular seksual. Salah satu yang amat diwaspadai adalah HIV AIDS, sebab masih sedikit kesadaran daripada mereka yang menderita HIV positif untuk menjaga gaya hidupnya dan tidak melakukan hubungan seksual secara bebas yang berisiko menularkan kepada orang lain. Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Irving, (2005) dari 133 pelancong dengan HIV positif hanya 58 (43,6%) diantaranya yang melakukan konsultasi kesehatan sebelum berpergian dan 29 orang diantaranya yang mengakui bahwa dia mengidap HIV positif pada agen perjalanannya. Dari 133 pelancong ini, 119 (89,5%) diantaranya mengaku sempat tetap mengkonsumsi Antiretroviral dengan berbagai indikasi yang berbeda dimana 44,5 % mengkonsumsi Antiretroviral secara teratur, 26% mengaku melupakan 1-3 dosis Antiretroviralnya dan 29,4% lainnya memutuskan menghentikan konsumsi Antiretroviral karena tidak ada perubahan pada kondisi tubuhnya (Irving,et al; 2005).

Melihat gambaran di atas bisa diinterprestasikan bahwa masih rendah kesadaran pada mereka penderita HIV positif untuk menjaga kondisinya. Padahal HIV AIDS merupakan penyakit menural seksual yang cukup berbahaya dan belum ditemukan obatnya.Data yang dihimpun dari United Nations Programme on HIV/AIDS, jumlah kejadian HIV di dunia pada tahun 2008 adalah seperti tertera pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Kejadian HIV di Seluruh Dunia Tahun 2008 (UNAIDS,2009)

(10)

xiii

Orang yang Hidup dengan HIV di Tahun 2008

Jumlah

Dewasa 31,3 miliar (29,2 miliar – 33,7 miliar)

Perempuan 15,7 miliar (14,2 miliar – 17,2 miliar)

Anak-anak Usia di Bawah 15 Tahun 2,1 miliar ( 1,2 miliar – 2,9 miliar) Total 33,4 miliar ( 31,1 miliar – 35,8 miliar)

Orang-orang yang Baru Terinfeksi HIV di Tahun 2008

Jumlah

Dewasa 2,3 miliar (2,0 miliar – 2,5 miliar)

Anak-anak Usia di Bawah 15 Tahun 430.000 (240.000 – 610.000) Total 2,7 miliar (2,4 miliar – 3,0 miliar)

Kematian Akibat AIDS di Tahun 2008 Jumlah

Dewasa 1,7 miliar (1,4 miliar – 2,1 miliar)

Anak-anak Usia di Bawah 15 Tahun 280.000 (150.000 – 410.000)

Total 2,0 miliar ( 1,7 miliar – 2,4 miliar) Keterangan: Rentangan yang tertera merupakan rentangan data jumlah penderita di tiap Negara di Dunia

Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. HIV membutuhkan sel-sel kekebalan pada manusia untuk berkembang biak. Dua spesies yang diketahui menginfeksimanusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk ke dalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun (Price,et al; 2006).

(11)

xiv

HIV termasuk ke dalam retrovirus yang biasanya menyerang organ vital sistem kekebalan manusia yang mengandung molekul CD4. Sel T merupakan bagian tubuh yang paling banyak memiliki molekul CD4 sehingga sering dikatakan bahwa HIV menyerang sel T CD4 disamping menyerang monosit, makrofag, sel dendrit, sellangerhans dan sel mikroglia. Virus HIV Secara langsung dan tidak langsung merusak sel T CD4, padahal sel T CD4 di butuhkan agar sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik (Highleyman dalam Nadir, 2007). Dalam menegakkan diagnosis HIV dapat dilihat manifestasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan serangkain tes penyaringan yang dilanjutkan nantinya dengan tes pemastian. Sedangkan untuk mengdiagnosis apakah pasien tersebut telah memasuki fase AIDS atau tidak maka akan didasarkan pada adanya infeksi sekunder atau manifestasi keganasan atau berdasarkan jumlah CD4 yang rendah kurang dari <200 sel/mm3 (Price,et al; 2006). Penyakit HIV AIDS dianggap berbahaya karena menyerang sistem imun manusia, tanpa adanya sistem imun ini maka tubuh akan menjadi lemah dan rentan terinfeksi berbagai jenis penyakit. Pada saat HIV menyerang tubuh maka yang terinfeksi adalah pada CD4, CD4 merupakan bagian dari sel darah putih. Ketika CD4 menggandakan diri untuk melawan virus, sel ini juga nyatanya membuat duplikasi HIV lebih banyak lagi di dalam sel CD4. Semakin menurunnya jumlah sel CD4 berarti sistem kekebalan tubuh semakin menurun dan dapat mengalami infeksi oportunistik (Burban,2007)

Menghitung jumlah CD4 merupakan standar baku yang digunakan untuk menilai prognosis HIV apakah akan berlanjut pada AIDS atau kematian, ataupun untuk membentuk diagnosis diferensial sistem pada pasien bergejala dengan penurunan CD4, dan untuk mengambil keputusan terapeutik mengenai terapi antiretroviral (ART) dan profilaksis untuk pathogen oportunistik (Chen, 2007).

Dalam kasus HIV AIDS yang kita ketahui bahwa belum ada obat yang bisa menyembuhkannya, maka konsumsi obat ARV memegang peranan penting kondisi pasien HIV AIDS serta menekan jumlah virus yang ada. Mengingat bahwa obat ARV harus dikonsumsi sepanjang hidup pasien HIV AIDS, maka kepatuhan dalam konsumsi

(12)

xv

obat penting agar tidak terjadi resistensi yang berujung pada kegagalan terapi. Dalam penelitian ini penulis bermaksud mengetahui hubungan antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat ARV dengan jumlah CD4 yang memegang peranan penting dalam menilai status pasien HIV AIDS.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September – November 2014?

2. Apakah terdapat Hubungan antara tingkat kepatuhan konsumsi obat Antiretroviral (ARV) dengan jumlah CD4 pada pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September – November 2014?.

3. Bagaimanakah perbedaan antara jumlah CD4 awal dengan jumlah CD4 akhir akibat tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat Antiretroviral?.

4. Bagaimanakah perbedaan antara jumlah CD4 antar kelompok subjek penelitian yang patuh, kepatuhan sedang dan tidak patuh dalam mengkonsumsi obat Antiretroviral?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi serta tingkat kepatuhan pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode Oktober – November 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

(13)

xvi

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien HIV AIDS RSUP Sanglah dalam periode September – November 2014.

2. Untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan konsumsi obat Antiretroviral terhadap jumlah CD4 pada pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September – November 2014.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara jumlah CD4 awal dengan jumlah CD4 akhir akibat tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat Antiretroviral.

4. Untuk mengetahui perbedaan jumlah CD4 antar kelompok subjek penelitian yang patuh, kepatuhan sedang dan tidak patuh dalam mengkonsumsi obat Antiretroviral

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik

Memberikan informasi ilmiah mengenai karakteristik pasien HIV AIDS serta hubungan tingkat kepatuhan dengan jumlah CD4 pada pasien HIV AIDS di klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September – November 2014.

1.4.2 Manfaat Praktiks

Memberikan gambaran karakteristik pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dan data mengenai hubungan tingkat kepatuhan dengan jumlah CD4, serta mengetahui perbedaan jumlah CD4 antara pasien HIV AIDS yang patuh mengkonsumsi obat antiretroviral dengan pasien yang memiliki kepatuhan sedang maupun tidak patuh.

Penelitian ini juga merupakan sumbangsih kepada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian laporan keuangan secara umum adalah informasi yang dibuat oleh pihak perusahaan tertentu dimana

Almarhum Ahmad bin Sa’i dan almarhumah Salimah binti Soleh juga meninggal- kan harta warisan berupa Satu bidang tanah pekarangan yang berukuran panjang 33,70 m dan lebar 15,40 m

Selama fermentasi kandungan bahan kering mengalami perubahan yang ber fl uktuatif yang dipengaruhi oleh lama waktu fermentasi meskipun belum menunjukkan perbedaan yang

Dari dalam negeri, IHSG kemarin ditutup menguat dengan masuknya dana asing senilai Rp 887 miliar seiring dengan sentimen positif dari Moody’s yang menaikkan outlook surat

Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling

Dari data kuisioner pra UP diatas terlihat bahwa penilaian responden atau pengguna sistem informasi rawat inap terhadap kualitas layanan sistem masih

Gambar 6 Flow Chart Orangtua serta siswa dalam meminta informasi catatan serta pelanggaran- pelanggaran

Ingham Ashworth, Profesor Arsitektur, Universitas Sydney.. Sydney Opera House|Bab I|Deskripsi Bangunan 5 negara ikut berkompetisi dalam ajang tersebut dengan kriteria