59 A. Jenis Penelitian
Ilmu hukum mengarahkan refleksinya kepada norma dasar yang diberi bentuk konkret dalam norma-norma yang ditentukan dalam bidang- bidang tertentu. Metode Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.68 Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi69. Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum yang timbul dan hasil yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya atas isu hukum yang diajukan70. Sebelum penulis mengemukakan jenis penelitian yang akan digunakan, maka terlebih dahulu perlu diuraikan secara singkat mengenai metode, demikian pula penelitian.
Metode menurut Setiono71 adalah suatu alat untuk mencari jawaban dari pemecahan masalah, oleh karena itu suatu metode atau alatnya harus jelas terlebih dahulu apa yang akan dicari. Fokus penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum empiris. Penelitan hukum empiris adalah penelitian dengan melihat sesuatu kenyataan hukum di dalam masyarakat.72 Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti langsung ke lapangan karena dengan meneliti langsung ke lapangan maka akan di dapat data yang nyata atau faktual. Sedangkan dilihat dari sifatnya termasuk penelitian yang
68 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media, Jakarta, 2005, hlm. 35
69 Ibid
70Ibid, hlm. 41
71Setiono, Pemahaman terhadap Metode Penelitian Hukum, (Diktad). Surakarta: Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana UNS, 2002, hlm. 1
72 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 105
deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan tentang kendala yang dihadapi dalam Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan khususnya pengadaan tanah bagi kepentingan umum serta tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang dapat memberikan perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah serta solusinya.
Metode merupakan cara yang utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tingkat ketelitian, jumlah dan jenis yang dihadapi. 73 Akan tetapi, dengan mengadakan klarifikasi yang berdasarkan pada pengalaman, dapat ditentukan teratur dan terpikirnya alur yang runtut dan baik untuk mencapai maksud 74. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten 75. Penelitian dapat diartikan pula suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, gejala atau hipotesa, usaha mana dilakukan dengan metode ilmiah76.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang teratur dan terpikir secara runtut dan baik dengan menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan maupun guna menguji kebenaran maupun ketidakbenaran dari suatu pengetahuan, gejala atau hipotesa. Untuk dapat memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan maka diperlukan metode penelitian yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Seorjono Soekanto dan Sri Mamudji menyatakan bahwa “penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi”. Hal demikian disebabkan penelitian
73Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah. Transito, Yogyakarta, 1990, hlm.
131
74Ibid
75Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 42
76Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Hukum. UNS Press, Surakarta, 1989, hlm. 4
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sistematis, metodologi dan konsisten.77
Ada dua syarat yang harus dipenuhi sebelum mengadakan penelitian dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan adalah peneliti harus terlebih dulu memahami konsep dasar ilmunya dan metodologi penelitian disiplin ilmunya.78Penelitian hukum, konsep ilmu hukum dan metodologi yang digunakan di dalam suatu penelitian memainkan peran yang sangat signifikan agar ilmu hukum beserta temuan-temuannya tidak terjebak dalam kemiskinan relevansi dam aktualitasnya.79
Dilihat dari sifatnya penelitian ini termasuk penelitian diagnostik yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya suatu gejala atau beberapa gejala80. Konsep hukum dalam penelitian ini adalah konsep yang keempat. Adapun konsep hukum menurut Soetandyo Wignjosoebroto81 adalah sebagai berikut:
1. Hukum yang dikonsepkan sebagai asas keadilan dalam sistem moral yang ilahi dan/atau yang secara kodrati berlaku universal.
2. Hukum modern yang dikonsepkan sebagai hukum nasional yang positif:
undang-undnag yang hadir in absracto, dan amar-amar putusan hakim yang hadir in concreto.
3. Hukum dalam manifestasinya sebagai pola perilaku yang teramati dalam kehidupan bermasyarakat, dan
4. Hukum sebagai dimaknakan oleh para subyek pemakainya dalam proses interaksi antara mereka.
29 Soejono Soekanto dan Sri Mamdji, Penelitian Hukum Normatif, CV. Rajawali, Jakarta, 1985, hlm.1
78Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum normatif,Bayu Media Publishing, Malang, 2006, hlm.26
79Ibid, hlm. 28
80Ibid, hlm. 57
81 Soetandyo Wignjosoebroto dalam Sulistyowati dan Sidharta, Penelitian Hukum dan Hakikatnya sebagai Penelitian Ilmiah. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta 2011, hlm. 86-95
B. Sifat Penelitian
Sifat penelitian hukum ini sejalan dengan sifat ilmu hukum itu sendiri.
Ilmu hukum mempunyai sifat sebagai ilmu yang preskriptif, artinya sebagai ilmu yang bersifat preskriptif ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum.82
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktik pelaksanaan hukum positif yang menyangkut dengan permasalahan yang diselidiki.83.
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis yakni apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata yang diteliti dan di pelajari sebagai sesuatu yang utuh.84
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.
Selain itu, penulis juga melakukan penelitian di kantor notaris/PPAT.
E. Jenis Data
Data yang dikumpulkan terutama merupakan data pokok yaitu data yang paling relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Untuk kelengkapan dan keutuhan dari masalah yang diteliti, maka akan disempurnakan dengan penggunaan data pelengkap yang berguna untuk melengkapi data pokok. Penelitian ini menggunakan jenis data Primer dan Data Sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari nara sumber yang dianggap mengetahui segala informasi yang diperlukan dalam
82Peter mahmud Marzuki, op. cit. hlm. 22
83 Ibid.
84 Soerjono Soekanto, op.cit., hlm. 250
penelitian, yang berupa pengalaman praktek dan pendapat subyek penelitian. 85
Data sekunder, adalah data yang berasal dari data-data yang sudah tersedia misalnya, dokumen resmi, surat perjanjian atau buku-buku. Data Sekunder dapat berupa bahan hukum Primer, Sekunder maupun Tertier86. Adapun yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini adalah meliputi buku-buku kepustakaan, laporan, buku harian, arsip-arsip, dan lainnya. Data sekunder utama dalam hal ini adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan khususnya pengadaan tanah bagi kepentingan umum.
Dapat dikatakan bahwa data sekunder, adalah data yang berasal dari data-data yang sudah tersedia misalnya, dokumen resmi, surat perjanjian atau buku-buku. Data Sekunder dapat berupa bahan hukum Primer, Sekunder maupun Tertier87.
Adapun yang termasuk Bahan Hukum Primer dalam penelitian ini meliputi :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor. 5 tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1961 Tentang pencabutan hak-hak atas tanah dan benda-benda diatasnya
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
5. Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah 6. Peraturan Pemerintah Nomor. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah
7. Peraturan Presiden Nomor. 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional
85 Ibid
86Setiono. Loc. Cit. hlm. 6
87Setioo, Op. Cit. hlm..6
8. Perpres Nomor. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
9. Per.Ka. BPN Nomor. 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk teknispelaksanaan Pengadaan tanah
10. Permendagri Nomor. 72 Tahun 2012 tentang Biaya oprasional dan pendukung penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembanguanan yang bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
11. Per.Menkeu Nomor. 13 Tahun 2013 tentang Biaya operasional dan pendukung pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan
12. Per.Gub. Jateng Nomor. 18 Tahun 2013 tentang petunjuk teknis pelaksanaan persiapan pengadaan
13. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997, Tentang Ketentuan Pelaksanaam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
14. Keputusan Presaiden Nomor. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan
15. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan pertanahan
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer adalah :
a) Hasil Penelitian yang berkaitan dengan Pengadaan Tanah untuk pembangunan demi kepentingan umum
b) Buku-buku hukum.
Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan sekunder, misalnya : (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia;
(2) Kamus Umum Lengkap Inggris – Indonesia, Indonesia- Inggris (3) Kamus Hukum.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara dan studi pustaka. Dalam studi ini penulis mengumpulkan data dengan cara mewawancarai, membaca, memahami dan mengumpulkan bahan-bahan Hukum yang akan diteliti, yaitu dengan membuat lembar dokumen yang berfungsi untuk mencatat informasi atau data dari bahan- bahan Hukum yang diteliti yang berkaitan dengan masalah penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Langkah yang dilakukan setelah memperoleh data adalah menganalisis data tersebut. Analisis data mempunyai kedudukan penting dalam penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam hal menganalisis data, penulis menggunakan model analisis interaktif dalam bentuk siklus yang terdiri dari tiga komponen pokok yaitu :88
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan data.
Proses ini berlangsung sampai akhir laporan penelitian. Reduksi data ini merupakan bagian dari analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data berupa deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan. Penyajian data tersebut harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat diperoleh jawaban dari masalah yang di teliti.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir, sehingga perlu di verifikasi agar dapat di
88Heribertus Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, UNS Press,Surakarta, 2002, hlm.34- 36
pertanggungjawabkan. Verifikasi tersebut dilakukan seperti pemikiran kembali yang terlintas dalam pemikiran penganalisa selama ia menulis suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau mungkin seksama dan memerlukan banyak tenaga dengan peninjauan kembali.
Untuk lebih jelasnya, maka dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2. Model Analisis Interaktif oleh Heribertus Sutopo89
Keterangan Gambar :
Ketiga komponen tersebut (proses analisis interaktif) dimulai pada waktu pengumpulan data penelitian. Penelitian selalu membuat reduksi data dan sajian data. Setelah pengumpulan data selesai, ditarik kesimpulan berdasarkan apa yang terdapat dalam sajian data. Aktivitas yang dilakukan dengan suatu siklus akan didapatkan data-data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Apabila kesimpulan kurang, maka peneliti wajib kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung kesimpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data. Penelitian kualitatif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus. 90
89Ibid, hlm.37
90Ibid
Pengumpulan Data
Sajian Data Reduksi
Data
Penarikan Kesimpulan/
Verifikasi