• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG KECENDERUNGAN PEMILIHAN JENIS PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FKIP UNS SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG KECENDERUNGAN PEMILIHAN JENIS PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FKIP UNS SURAKARTA"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ii

STUDI TENTANG KECENDERUNGAN PEMILIHAN

JENIS PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FKIP UNS SURAKARTA

Oleh:

RIZKY RIZKAPURI NIM. K3202044

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M. Pd. NIP. 131 569 200

Pembimbing II

(3)

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Edi Kurniadi, M. Pd. ………... Sekretaris : Drs. Slamet Subiyantoro, M. Si. ………... Anggota I : Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M. Pd. ………... Anggota II : Drs. Sudarsono ………...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

(4)

v ABSTRAK

Rizky Rizkapuri. STUDI TENTANG KECENDERUNGAN PEMILIHAN JENIS PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FKIP UNS SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2007.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kecenderungan mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta dalam memilih jenis penelitian skripsi. (2) Alasan mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta lebih memilih jenis penelitian tersebut. (3) Sejauh mana mahasiswa angkatan 2000 s/d 2002 memahami materi tentang penelitian yang diberikan dalam perkuliahan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, tempat dan peristiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling untuk informan dan dokumen dan sebagian yang lain menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi langsung berperan pasif, dan analisis isi dokumen. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan reviu informan. Teknik analisis datanya menggunakan model analisis mengalir atau flow model of analysis.

(5)

vi MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang

melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

( QS. Al Baqarah: 28 )

Jangan kamu tunda apa yang dapat kamu kerjakan hari ini

(6)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan

Kepada : Allah SWT,

Mama dan Papa tercinta, Suamiku terkasih,

(7)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. H. Trisno Martono, M. M., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. H. Amir Fuady, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Edi Kurniadi, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M. Pd., selaku Pembimbing I. 5. Bapak Drs. Sudarsono, selaku Pembimbing II.

6. Bapak Drs. Slamet Subiyantoro, M. Si., selaku Pembimbing Akademis.

7. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang telah banyak membantu.

8. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga para praktisi.

(8)

ix DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Tinjauan Skripsi ... 8

2. Skripsi sebagai Karya Tulis Ilmiah ... 13

3. Tinjauan Penelitian ... 16

4. Jenis Penelitian ... 17

a. Penelitian Kuantitatif ... 21

b. Penelitian Kualitatif ... 23

B. Kerangka Pemikiran ... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 29

(9)

x

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 29

C. Sumber Data ... 30

D. Teknik Sampling ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Validitas Data ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

H. Prosedur Penelitian ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 39

A. Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta ... 39

B. Kecenderungan Mahasiswa dalam Memilih Jenis Penelitian untuk Skripsi ... 41

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Memilih Jenis Penelitian untuk Skripsi ... 46

D. Pemahaman Mahasiswa terhadap Materi Mata Kuliah Penelitian. 60

E. Pembahasan dan Interpretasi ... 64

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Implikasi ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Nama-nama Alternatif ……… 23 Tabel 2. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif ………… 25 Tabel 3. Perbandingan Desain Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian

Kualitatif ……… 27 Tabel 4. Tingkat Kecenderungan Pemilihan Jenis Penelitian Mahasiswa

Angkatan 2000-2002 yang Telah Menyelesaikan Skripsi …………. 43 Tabel 5. Tingkat Kecenderungan Pemilihan Jenis Penelitian Mahasiswa

Angkatan 2000-2002 yang Sedang Menyusun Skripsi ……….. 44 Tabel 6. Total Tingkat Kecenderungan Pemilihan Jenis Penelitian

Mahasiswa Angkatan 2000-2002 ……….. 45 Tabel 7. Daftar Rincian Buku dengan Klasifikasi Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Perpustakaan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

(11)

xii

DAFTAR BAGAN

(12)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Hasil Wawancara ………. 71 Lampiran 2. Daftar Buku dengan Klasifikasi Penelitian di Perpustakaan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta … 79 Lampiran 3. Daftar Skripsi Mahasiswa Angkatan 2000-2002 Program Studi

Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta ………... 83 Lampiran 4. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ………... 93 Lampiran 5. Daftar Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Seni Rupa

FKIP UNS Surakarta Angkatan 2000-2002 ………. 94 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta ……… 97 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengetahuan dapat diperoleh dengan berbagai cara, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Melaui kegiatan formal kita dapat mendapatkan piagam, sertifikat atau ijazah resmi sebagai bukti bahwa kita sudah menempuh jalur yang bersifat formal, tetapi di jalur nonformal kita belum tentu mendapatkannya. Salah satu contoh jalur formal adalah dengan menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi sebagai kelanjutan dari pendidikan di sekolah menengah atas atau yang setara, karena untuk melanjutkan di Perguruan Tinggi harus sudah lulus sekolah menengah atas atau yang setara. Di Perguruan Tinggi pengetahuan yang diberikan lebih banyak dan dikhususkan bidang ilmunya seperti ilmu sosial politik, ekonomi, bahasa, seni, pendidikan, dan lain sebagainya.

(13)

xiv

mahasiswa sudah menempuh dan mengambil semua mata kuliah yang diwajibkan dengan nilai yang memuaskan, tetapi jika belum menyusun dan menyelesaikan skripsi belum dianggap lulus dan dapat menyadang gelar sarjana.

Skripsi merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa untuk menyelesaikan studi pada program sarjana atau Strata Satu (S1). Masing-masing mahasiswa memilih tema, judul, metodologi dan jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian berbeda satu sama lain tergantung dari program studi yang mereka tempuh di Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan, masing-masing program studi di Perguruan Tinggi memiliki perbedaan bidang ilmu yang diajarkannya. Jadi dalam pembuatan skripsi yang dilakukan melalui penelitian tergantung dari program studi yang ditempuh, dengan kata lain antara laporan skripsi yang dibuat dengan bidang ilmu yang dipelajari mahasiswa memiliki suatu keterkaitan dan tidak menyimpang jauh dari bidang ilmunya.

Skripsi sebagai suatu bentuk penelitian adalah dasar untuk meningkatkan pengetahuan. Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan harus diadakan agar meningkat pula pengetahuan yang didapatkan oleh manusia. Begitu juga dengan pembuatan skripsi yang mengharuskan mahasiswa untuk mengadakan penelitian sebagai sebuah langkah awal, baik itu penelitian lapangan maupun non lapangan. Penelitian yang dilakukan juga harus sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari oleh masing-masing mahasiswa di Perguruan Tinggi.

(14)

xv

Penyusunan skripsi tidaklah mudah, perlu pemahaman teori penelitian terutama yang berkaitan dengan penelitian untuk skripsi dan metodologi penelitian. Mahasiswa yang belum terbiasa untuk melakukan penelitian tentunya akan banyak mengalami kesulitan, terutama kaitannya dengan metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan skripsi maupun penelitian lainnya. Dalam metodologi penelitian untuk skripsi terdapat beberapa subbab yang mencerminkan bagaimana penelitian atau laporan skripsi tersebut dibuat, di antaranya adalah jenis penelitian yang mahasiswa pilih dan gunakan.

Jenis penelitian biasanya mewakili bentuk dan metodologi penelitian. Mahasiswa masing-masing program studi memiliki kecenderungan yang berbeda dalam memilih jenis penelitian yang akan digunakan dalam pembuatan dan penyusunan skripsi. Banyak faktor yang mempengaruhi kecenderungan mahasiswa dalam memilih jenis penelitian yang akan digunakan dan terkadang kesenjangan kecenderungan ini sangat signifikan sekali. Ada suatu program studi yang memiliki kecenderungan pada jenis penelitian tertentu. Dalam hal ini jenis penelitian yang dimaksud adalah jenis penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Jenis penelitian inilah yang sering digunakan oleh mahasiswa di Perguruan Tinggi.

(15)

xvi

Maret Surakarta. Ada suatu kecenderungan dalam pemilihan jenis penelitian untuk skripsi yang lebih didominasi pada jenis penelitian tertentu.

Sebenarnya baik penelitan kuantitatif maupun penelitian kualitatif sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini membuat kesan ada persaingan antara jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk menjadi pilihan mahasiswa. Ada mahasiswa yang beranggapan jenis penelitian kuantitatif lebih mudah dibandingkan dengan jenis penelitian kualitatif, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa jenis penelitian kualitatif yang lebih baik dibanding jenis penelitian kuantitatif. Masalah seperti ini tergantung dari mahasiswa sendiri sebagai penelitinya. Menurut Conny R. Semiawan dilema penelitian kuantitatif dan kualitatif, terutama di bidang pendidikan, sebenarnya terpusat kepada masalah apakah ada hubungan antara paradigma penelitian dan tipe metodologi kedua jenis penelitian tersebut (Moleong, 2001: v).

Mahasiswa sering menentukan jenis penelitian yang akan dipakai dalam skripsi berdasarkan faktor kemudahan saja atau karena jenis penelitian ini yang sering digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa sebelumnya. Pendapat ini salah dan perlu diubah. Seharusnya dalam menentukan jenis penelitian yang akan digunakan didasarkan oleh pemahaman mahasiswa tentang jenis penelitian dan hal-hal yang mendukung penulisan, sehingga mahasiswa benar-benar menguasai apa yang dimaksud penelitian yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar mengemukakan kata-kata dalam sebuah tulisan yang bisa berlembar-lembar jumlahnya dalam bentuk skripsi. Hal ini dilakuakan agar hasil dari penelitian bisa dirasakan optimal dan dapat dipercaya kebenarannya. Memang penelitian untuk skripsi yang dilakukan mahasiswa masih berifat penelitian dasar, tetapi mahasiswa juga harus benar-benar paham dalam menentukan jenis penelitian yang digunakannya.

(16)

xvii

penelitian untuk skripsi sedikitnya dapat teratasi. Tidak cenderung pada jenis penelitian kuantitatif dan tidak cenderung pada jenis penelitian kualitatif, keduanya dapat berjalan seimbang.

Jenis penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif memang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi jenis datanya, proses penelitiannya, responden atau obyek yang diteliti, teknik pengumpulan data, dan tujuan diadakan penelitian. Meskipun berbeda, kedua jenis penelitian ini dapat digabungkan. Karakteristik keduanya yang membuat kemungkinan penggabunganya sangat menarik. Memang jarang mahasiswa yang melakukan penggabungan kedua jenis penelitian ini untuk digunakan dalam penyusunan skripsi. Pada tahun 1940-an dan 1950-an metode kuantitatif (dalam bentuk survei dan penelitian eksperimental) telah menjadi pendekatan yang dominan, tetapi sejak 1960-an terjadi kebangkitan yang menguntungkan penelitian kualitatif ketika legitimasinya diakui secara luas (Hammersley dalam Julia Brannen, 2002: 58).

Baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif sama-sama mengakui adanya dua jenis data yaitu data kuantitatif (yang berkaitan dengan kuantitas) dan data kualitatif (yang berkaitan dengan kualitas) (Sutopo, 2002: 48). Masalahnya sekarang adalah masih adanya suatu kecenderungan pemilihan jenis penelitian skripsi yang digunakan mahasiswa, jika kecenderungan masih ada sulit bagi mahasiswa untuk menggabungkan kedua jens penelitian tersebut. Rata-rata mahasiswa hanya lebih memahami salah satu jenis penelitian saja. Dua jenis penelitian saja belum tentu sepenuhnya memahami, apalagi kalau diadakan penggabungan kedua jenis penelitian tersebut. Pendapat Layder bahwa secara tradisional terdapat jurang antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, di mana masing-masing memiliki paradigma yang sedikit berbeda (Brannen, 2002: 9).

(17)

xviii

penelitian kuantitatif lanjutan dan penelitian kualitatif lanjutan bagi mahasiswa yang menempuh program pilihan skripsi karena pada angkatan 2002 terdapat dua jalur yaitu skripsi dan Tugas Akhir (TA). Pada ketiga angkatan mahasiswa ini memang terdapat suatu kecenderungan.

Kecenderungan pemilihan jenis penelitian untuk skripsi ini perlu diteliti. Faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa terhadap kecenderungan ini. Apakah bergantung dari masing-masing program studi yang ditempuh. Apakah berbeda, kecenderungan antara Program Studi Pendidikan Seni Rupa dengan program studi yang lain. Di samping menjadi pedoman, data mengenai kecenderungan pemilihan jenis penelitian untuk skripsi juga dapat menjadi sarana untuk melakukan pemerataan jenis penelitian pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jenis penelitian skripsi seringkali didomonasi oleh jenis penelitian tertentu yang sekaligus dapat menyebabkan salah satu jenis penelitian akan terasingkan oleh pemikiran mahasiswa dan akan jarang sekali digunakan atau bahkan sama sekali tidak digunakan dalam proses penyusunan skripsi.

Dengan mengetahui kecenderungan pemilihan jenis penelitian yang digunakan mahasiswa, diharapkan jenis penelitian yang jarang digunakan dan kurang mendapat minat mahasiswa dapat diberi pemerataan sehingga akan menambah pengetahuan mahasiswa akan jenis penelitian yang ada serta kecenderungan dapat ditekan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat ditarik suatu masalah yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kecenderungan mahasiswa angkatan 2000 sampai dengan 2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta dalam memilih jenis penelitian skripsi ?

(18)

xix

Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta?

3. Bagaimana pemahaman mahasiswa angkatan 2000 sampai dengan 2002 tentang materi mata kuliah penelitian yang diberikan dalam perkuliahan ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1. Kecenderungan mahasiswa angkatan 2000 sampai dengan 2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta dalam memilih jenis penelitian skripsi.

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kecenderungan pemilihan jenis penelitian skripsi yang terjadi pada mahasiswa angkatan 2000 sampai dengan 2002 Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta.

3. Bagaimana pemahaman mahasiswa angkatan 2000 sampai dengan 2002 tentang materi mata kuliah penelitian yang diberikan dalam perkuliahan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diperoleh dari suatu penelitian menggambarkan nilai dan kualitas penelitian. Masalah dalam penelitian ini sangat penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Diharapkan dapat menambah khasanah bagi mahasiswa dalam memilih jenis penelitian skripsi.

b. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam proses penulisan skripsi. 2. Manfaat Praktis

(19)

xx

dipelajari lebih lanjut, khususnya oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Skripsi

Di lingkungan perguruan tinggi setiap mahasiswa pada tingkat strata satu diharuskan menulis atau menyusun suatu bentuk karya tulis ilmiah yang biasa disebut dengan skripsi. Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan bagi sebagai bagian persyaratan pendidikan akademik, bertujuan melatih mahasiswa menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan pendidikan bidang studi serta pengembangan sistem belajar mengajar dalam bentuk penelitian.

Skripsi harus berorientasi pada bidang studi masing-masing program yang ditempuh oleh mahasiswa tanpa menutup kemungkinan untuk sedikit memasukan materi skripsi dari bidang studi program lain dengan pendekatan antar disiplin ilmu. Skripsi adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah selain laporan, makalah, tesis, disertasi, buku, dan kamus yang digunakan mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk memeproleh gelar sarjana pada program Strata Satu (S-1). Skripsi sebagai salah satu jenis karya tulis ilmiah didefinisikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa berdasarkan hasil penelitian (research) yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana atau strata satu (S1) ( Manulang, 2002, 2).

(20)

xxi

Syarat-syarat skripsi adalah faktor-faktor yang harus dipenuhi atau terdapat dalam sebuah skripsi dan kita harus membedakan skripsi dan karya tulis lain yang bukan skripsi dengan mengetahui ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri skripsi secara umum adalah tidak subjektif, tidak memuat terkaan, tidak memuat kebohongan, tidak bersifat emosional, tidak mengejar keuntungan, tidak argumentatif, tidak persuasif, dan tidak melebih-lebihkan sesuatu tanpa data-data pendukung (Manulang, 2002: 4). Skripsi harus sungguh-sungguh memuat kebenaran seperti ciri skripsi yang tidak subjektif, emosional, memuat terkaan, dan kebohongan. Dalam penulisan skripsi sesungguhnya tidak mengejar keuntungan ketika melakukan berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan penulisan skripsi tersebut. Skripsi juga tidak argumentatif, berarti pendapat-pendapat yang tertulis dalam skripsi harus dikemukakan atas asas logika, sebab akibat dan bebagai hasil analisis. Tidak persuasif berarti berani menyatakan kebenaran.

Skripsi disusun sebagai laporan hasil penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Skripsi disusun untuk menjawab suatu masalah, yang harus dilakukan melalui pengkajian baik secara teoretis maupun secara empiris. Kajian teoretik dengan menggunakan studi kepustakaan atau literatur yang relevan dengan masalah dan data yang dikumpulkan dari lapangan, menggunakan teknik yang sesuai.

Skripsi adalah karya tulis ilmiah (laporan penelitian) yang mengemukakan pendapat penulis atau peneliti (konsep baru) yang meliputi fakta serta mengembangkan hipotesis antara variabel-variabel yang diteliti yang telah dijabarkan oleh peneliti sendiri. Banyak sekali pendapat yang mendefinisikan skripsi. Pada intinya skripsi adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan untuk menjawab permasalahan dan untuk menjawab permasalahan tersebut perlu dilakukan pengkajian dan dicari kebenarannya melalui fakta yang tersedia di lapangan.

(21)

xxii

dengan permasalahan yang sedang diteliti. Mahasiswa dituntut untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di lapangan tempat penelitian. Seperti yang dilakukan Amri Yahya dan Kasiyan, dalam penelitiannya tentang karakteristik skripsi yang menyimpulkan adanya perbedaan antara skripsi yang dikerjakan mahasiswa Jurusan Seni Rupa dan Seni Kerajinan. Penelitian yang bersifat membandingkan ini menguatkan selain ada perbedaan juga ada persamaan kecenderungan kedua jurusan tersebut misalnya dalam hal pendekatannya, tempat/lokasi, tema, dan bidang penelitian (Slamet Subiyantoro, 2006).

Penulisan skripsi mempunyai tujuan ganda, yaitu sebagai kegiatan pendidikan, kegiatan penelitian, kegiatan pemikiran, dan kegiatan penulisan (The Liang Gie). Sebagai kegiatan pendidikan, skripsi dimaksudkan agar mahasiswa yang akan mengakhiri pendidikan kesarjanaannya mampu menghubung-hubungkan dan menyatupadankan segenap pengetahuan ilmiah yang telah dipelajarinya selama ini di Perguruan Tinggi.

Skripsi sebagai kegiatan penelitian, ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa menerapkan metodologi penelitian dan mempraktekan kemampuannya dalam pengembangan ilmu. Sebagai kegiatan pemikiran, skripsi mempunyai arti sebagai sarana bagi mahasiswa untuk menunjukan kemampuan berpikirnya sebagai bibit ilmuwan, daya kreatifnya sebagai potensi cendikiawan, dan tingkat kecerdasannya sebagai calon sarjana yang selayaknya diluluskan. Dan yang terakhir sebagai kegiatan penulisan, skripsi menyajikan bukti terakhir dari mahasiswa mengenai pengungkapan serangkaian ide yang bernilai dalam suatu karangan ilmiah yang tersusun secara sistematis, logis dan terpadu maupun dalam bahasa tulis yang jelas, tepat, dan cermat.

Skripsi tidak hanya mempunyai tujuan bagi mahasiswa. Ada pendapat mengenai tujuan penulisan skripsi yang tidak hanya bertujuan bagi mahasiswa tetapi juga pihak penyelenggara pendidikan, yaitu :

(22)

xxiii

Pendapat lain mengenai tujuan utama penulisan skripsi adalah memberi bekal pengalaman belajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu berpikir dan bekerja secara ilmiah, merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah, dan menuliskan karya ilmiah hasil penelitian (Wasty Soemanto, 2001: 14).

Skripsi berfungsi sebagai media komunikasi ilmiah antara mahasiswa, yangmenyelesaikan tugas akhir Program S1, dengan sivitas akademika. Dalam jangkauan yang lebih luas, skripsi juga dapat menjadi media komunikasi dalam lingkungan masyarakat ilmiah pada umumnya, apabila memenuhi syarat untuk dipublikasikan secara luas (Hasan Basri, 2001: 14).

Kadar keilmiahan skripsi dipertanggungjawabkan oleh mahasiswa yang menulis skripsi dalam suatu ujian dan mutu skripsi yang telah diuji menjadi tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan, para pembimbing, ketua program studi atau jurusan, dan para penguji. Oleh karena itu, setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan penelitian untuk skripsi memiliki tugas dantanggung jawab untuk meningkatkan mutu skripsi dan juga berkewajiban mengembangkan bidang ilmu yang telah ditempuhnya.

Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, skripsi diberi bobot 6 satuan kredit semester (6 SKS) dan hanya mahasiswa yang telah mencapai 80 SKS yang diizinkan untuk mengajukan judul penelitian dan permohonan dosen pembimbing kepada Ketua Program. Untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh dua dosen pembimbing yang mendampingi dalam proses penyusunan skripsi.

Skripsi dapat ditempuh oleh mahasiswa S1 yang memenuhi syarat Indeks Prestasi Komulatif (IPK) sesuai dengan Pedoman Akademik yang berlaku dan sejauh yang bersangkutan berminat untuk menempuh jalur ini. Bagi mereka yang tidak memenuhi persyartan jalur ini dan atau mereka yang tidak berminat, alternatif lain dapat ditempuh yaitu jalur SKS (Setiawan Djuharie dan Suherli, 2001: 67).

(23)

xxiv

unsur yang diperlukan dan menyisihkan hal-hal yang tidak relevan. Bahasa skripsi harus yang baik dan benar seperti penggunaan kalimat, tanda baca, kata/istilah, dan ejaan. Pembacaan, pengumpulan, dan pengolahan bahan-bahan secara teliti dan lengkap sesuai dengan segi-segi metodologi keilmuan. Pembuktian sesuatu hal secara sistematis dan logis berdasarkan fakta atau ide yang telah dipaparkan. Ada syarat yang lain yang menguatkan bahwa suatu karya ilmiah disebut skripsi. Ada 9 kriteria suatu karya ilmiah (Manulang, 2002: 2), di antaranya sebagai berikut :

a. Ada permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan tersebut akan menjadi dasar diadakannya suatu penelitian dan pengumpulan data,

b. Judul skripsi dipilih mahasiswa, dengan syarat judul tersebut masih dalam lingkup ilmu yang sedang dipelajari oleh mahasiswa,

c. Isi skripsi berdasar hasil penelitian (baik melalui data primer maupun sekunder) pada lapangan tertentu,

d. Ada ketertiban metodologi dalam penelitian, pengumpulan, dan analisis data, e. Menganut suatu sistematika formal yang terdiri dari awal skripsi, badan

skripsi, dan bagian akhir skripsi,

f. Menganut bentuk formal, yang berarti ada kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka,

g. Jujur dan objektif, artinya hanya mengemukakan kebenaran, h. Taat asas atau konsisten, artinya tidak berubah-ubah pendirian,

i. Menganut azas keseimbangan, artinya bagian atau isi bab skripsi seimbang jumlah halamannya,

j. Menggunakan bahasa yang baik, artinya setiap kalimat dapat dibedakan dengan jelas pokok, sebutan dan keterangannya,

k. Terbuka, artinya tidak tertutup kemungkinan isinya dibantah pihaklain bila cukup data untuk pembantahan tersebut,

l. Mengungkap adanya kenyataan baru dan khusus yang dapat digunakan pada situasi yang sama,

(24)

xxv

n. Ada abstrak yang merupakan intisari skripsi dan umumnya terdiri dari dua atau tiga halaman,

o. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana, dan

p. Diuji dan dipertahankan di depan panitia ujian.

2. Skripsi sebagai Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis adalah karya yang dituangkan dalam bentuk tertulis, di mana di dalamnya ada satu atau beberapa ide yang akan disampaikan atau dipresentasikan kepada pihak lain (audience) dengan tujuan atau kepentingan tertentu (Manulang, 2002, 1). Karya tulis adalah karangan yang mengetengahkan hasil pikiran, hasil pe ngamatan, tinjauan dalam bidang tertentu, yang disusun menurut metode tertentu secara sistematis (Anwar Hasnun, 2004). Menulis suatu karya ilmiah tidak semudah yang orang bayangkan, perlu kesabaran dan ketekunan. Orang yang tidak terbiasa menuangkan segala sesuatu yang dialaminya lewat sebuah tulisan akan menemukan banyak kesulitan dibandingkan dengan orang yang sudah terbiasa mengungkapkan segala sesuatunya melalui tulisan.

Ada orang yang dapat mengkomunikasikan gagasannya hanya dengan cara menulis, namun ada pula orang yang hanya dapat mengungkapannya dengan cara berbicara. Menulis dapat diawali dengan kegiatan membaca karena akan memperluas pengetahuan tentang apa yang seharusnya akan kita tulis dengan harapan orang yang banyak membaca mampu menulis dengan baik karena didasari dari pengetahuan dari kegiatan membaca tersebut.

Beberapa keuntungan banyak membaca : (1) pengetahuan kita akan semakin bertambah, (2) dengan membaca kita latih untuk menghadapi dan memecahkan masalah, (3) membaca dapat menuntun kita kearah yang lebih dewasa dan selektif, (4) membaca melatih seseorang untuk berpikir sistematis dan kreatif (Anwar Hasnun, 2004: 14).

(25)

xxvi

kepada pembaca sehingga terjadi interaksi antara keduanya demi tercapainya suatu tujuan (Sarwiji Suwandi, 2006: 1). Sebelum menulis karya tulis ilmiah, terlebih dahulu pahami teori-teori ilmiah, konsep ilmiah, prosedur penelitian ilmiah, dan berpikir secara ilmiah. Ini penting agar tulisan karya ilmiah itu benar-benar sesuai dengan aturan penulisan ilmiah, jangan sampai tulisan karya ilmiah tidak sesuai dengan aturan penulisan ilmiah karena bisa menyebabkan salah tafsir atau berbeda pola pikir antara pembaca dan penulis.

Ada perumusan mengenai karangan ilmiah menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yaitu :

Suatu naskah dapat digolongkan dalam pengertian karangan ilmiah asli bilamana karangan itu ditulis sedemikian rupa sehingga seorang peneliti yang bergerak dalam lapangan ilmiah yang sama dengan hanya berdasarkan informasi yang diperoleh dari naskah tersebut dapat memprodusir percobaan serta menjamin hasil dengan tepat atau dengan batas kegagalan, mengulangi pandangan pengarang serta menilai pendapatnya atau memeriksa kembali ketelitian analisis dan menarik kesimpulan pendapat yang sama dari pengarang (The Liang Gie, 1992: 89).

Menulis karya ilmiah memang berbeda dengan menulis karya nonilmiah, masing-masing jenis karya tulis mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda. Menulis karya ilmiah ditentukan beberapa aturan penulisan, sistematika, dan bahasa yang bersifat keilmuan. Berbeda halnya dengan karya nonilmiah yang bersifat lebih bebas tanpa terikat aturan-aturan seperti itu. Pendapat Brotowidjoyo, karangan nonilmiah adalah karangan yang ditulis berdasarkan fakta pribadi, yaitu fakta yang ada pada diri seseorang yang biasanya bersifat subjektif (Sarwiji Suwandi, 2006: 3). Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjuan dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (keilmiahannya).

(26)

xxvii

dan apa adanya. Jangan menambah dengan data lain yang dianggap tidak diperlukan. Jika terdapat keraguan data, peneliti harus berusaha mencari kebenaran dari kegiatan penelitian. Karya ilmiah memiliki ciri tertentu yaitu logis, sistematis, dan objektif (Anwar Hasnun, 2004:15). Logis berarti data, argumen, dan penjelasan yang dikemukakan bisa diterima oleh akal, sistematis berarti dalam setiap permasalahan yang diuraikan disusun secara teratur, runtut, dan tidak tumpang tindih. Objektif sendiri berarti bahwa alasan, keterangan, penjelasan, dan uraian-uraian yang dikemukakan sesuai apa adanya.

Menurut Ezra M. Choesin dan Untung Yuwon, salah satu cermin keilmiahan sebuah karya tulis adalah perencanaan susunan secara runtut (dalam Yunita T. Winarno, Totok Suhardiyanto & Ezra M. Choesin, 2004: 62). Perencanaan susunan tulisan secara runtut dari proses awal penuangan gagasan dalam bentuk bab atau bagian sedemikian rupa sehingga membentuk tata urutan.

Pendapat Gillet yang diadaptasikan dari Achmad Fedyani Saifudin mengungkapkan bahwa “Tujuan penulisan karya ilmiah adalah untuk menyampaikan gagasan penulis dengan caranya sendiri” (Yunita T. Winarno dkk. 2004: 1). Karya ilmiah yang dibuat oleh seorang peneliti sendiri harus memperhatikan pendapat penulis atau peneliti lain tetapi juga harus memperhatikan pendapat peneliti sendiri yang menjalankan penelitian. Karya tulis ilmiah merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dan wahana untuk menyajikan nilai praktis dan teoretis. Pengalaman yang diperoleh manusia, apalagi yang diperoleh melalui prosedur ilmiah, tak lain adalah “hasil tangkapan” indrawi yang diperantai oleh indera dan rasio manusia (Setiawan Djuharie dan Suherli, 2001: 75).

(27)

xxviii

Ezra M. Choesin berpendapat bahwa dalam sebuah karya ilmiah, penulis bermaksud menyampaikan hasil pengamatannya terhadap sebuah gejala, atau hasil pemikirannya tentang gejala, konsep, atau teori tertentu. Mungkin hanya ada satu hal yang ingin disampaikan penulis, dan mungkin saja ada beberapa hal yang lain diungkapkan dalam tulisannya (dalam Yunita T. Winarno dkk, 2004: 39).

Terdapat enam butir petunjuk penulisan penelitian yang diadaptasikan dari Lincoln dan Guba, yaitu :

Petunjuk penulisan laporan penelitian sebagai berikut : (1) penulisan hendaknya dilakukan secara informal, (2) penulisan hendaknya tidak bersifat penafsiran atau evaluatif, (3) data yang dimasukkan hendaknya tidak terlalu banyak, (4) penulis hendaknya tetap menghormati janji tidak menuliskan nama dan menjaga kerahasiaan, (5) penulis hendaknya tetap melaksanakan penjajakan audit, dan (6) penulis hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian penulisan laporan dan bertekad untuk menyelesaikannya (Rara Sugiarti, 2003: 6).

Skripsi sebagai jenis karya tulis ilmiah harus mencakup aspek-aspek yang telah dijelaskan diatas baik dari ciri-cirinya, aspek penulisan, syarat yang harus dipenuhi dan sistematikanya. Penulisan skripsi mahasiswa S1 Program Studi Penididkan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang terdapat di dalam buku “Pedoman Penulisan Skripsi” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Buku pedoman tersebut memuat segala peraturan yang telah disepakati dan dijadikan standar penulisan laporan hasil penelitian (skripsi) di FKIP UNS Surakarta.

3. Tinjauan Penelitian

(28)

xxix

mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ditempuh selama mengikuti kegiatan perkuliahan. Sebagai suatu kegiatan ilmiah, penelitian merupakan bagian dari proses belajar mengajar dalam mengembangkan pengetahuan. Perkembangan penelitian, baik dalam ilmu kealaman maupun ilmu sosial, selama ini telah melewati sejumlah jaman paradigma, dengan periode-periode di mana seperangkat kepercayaan dasar tertentu membimbing para peneliti dalam cara-cara yang sangat berbeda (Sutopo, 2002: 10).

Mengenai asal mula dari adanya orang-orang tertarik untuk mengadakan penelitian adalah tidak terlepas dengan keadaan yang menyebabkan timbulnya ilmu pengetahuan serta timbulnya ilmu penelitian itu sendiri (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2005: 3). Manusia sebenarnya sudah dibekali dengan rasa keingintahuan yang besar yang akan terpuaskan bila sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan. Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuan tersebut, maka manusia akan cenderung mengadakan penelitian.

Salah satu cara untuk memecahkan masalah ialah dengan penelitian. Penelitian bertitik tolak dari pertanyaan yang muncul karena adanya keraguan atau sebuah permasalahan, dan keraguan dari masalah ini yang menjadi dasar permulaan ilmu pengetahuan. Dari pertanyaan yang muncul akan membutuhkan suatu jawaban yang dapat dipercaya sebagai kebenaran. Jawaban yang muncul akan dan terkadang dipertanyakan dan akan dijawab kembali melalui proses penelitian. Masalah penelitian adalah sebuah satuan yang bulat dan menyeluruh sebagai sebuah sistem. Penelitian ilmiah adalah kegiatan sistematik, menggunakan konsep, teori, dan pendekatan yang relevan dan baku, digunakan sebagai pembuktian dalam upaya pembuatan teori (Slamet Subiyantoro, 2006).

(29)

xxx

memahami sesuatu dengan melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah dan data yang dicari untuk memperoleh pemahaman harus dipercaya kebenarannya. Tentang istilah penelitian banyak para sarjana yang mengemukakan pendapatnya. Penelitian pada dasarnya tidaklah dilakukan untuk memperbaiki teori. Tetapi jika hasil penelitian membuktikan bahwa penemuan tidak cocok dengan teori maka hal ini memberi peluang untuk mengadakan reformulasi kembali teori ataupun memperluas teori yang ada (Nazir, 1988: 26). Manusia sebagai makhluk hidup sebenarnya memiliki rasa keingintahuan yang besar. Rasa keingintahuan manusia baru akan terpenuhi bila sudah memperoleh jawaban mengenai apa yang dipertanyakan. Dan akan terus berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan yang lain karena belum merasa puas. Begitu seterusnya, dan untuk mendukungnya dengan melakukan penelitian.

Dalam melakukan penelitian, seseorang akan mengerti apabila mengetahui teori-teori penelitian, telah mencoba dan melakukan penelitian tersebut secara penuh dari awal sampai akhir penelitian. Jika baru dilakukan setengah-setengah seperti baru melakukan pengumpulan data atau menganalisa saja dan sebagian lainnya, belum akan mampu menerapkan penelitian secara utuh dan menyeluruh sebagaimana layaknya suatu penelitian.

Menurut Saifudin Anwar pada dasarnya penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi karena penelitian hanya merupakan salah satu bagian dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar (Rara Sugiarti, 2003: 4).

(30)

xxxi

strata kesarjanaannya, semakin kompleks penelitiannya. Setiap penelitian baik untuk skripsi, tesis, disertasi dan kegiatan penelitian lainnya selalu didahului dengan membuat proposal. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2005: 2).

Penelitian atau riset pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses bertanya dan menjawab. Selain itu, suatu penelitian mempunyai dua macam signifikansi (pentingnya, manfaatnya), yaitu signifikansi teoretis karena ia dapat mengembangkan teori dan signifikansi praktis karena ia dapat memberi bantuan dalam memecahkan masalah (Gulo, 2002: 10 & 17).

Setiap penelitian harus memenuhi beberapa syarat supaya dapat dikatakan sebagai bentuk penelitian. Terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi dalam penelitian seperti pendaat yang dikemukakan sebagai berikut., antara lain :

(1) Harus mengikuti metode yang ketat, “rigorous”, yang secara berdisiplin bepegang teguh pada aturan-aturan tertentu agar mencapai hasil yang objektif. (2) Harus sedapat mungkin membatasi kekeliruan atau kesalahan dalam data yang dikumpulkan maupun penafsirannya. (3) Harus mempublikasikan hasil penelitian agar membukanya bagi kritik dari semua pihak untuk dibantah, ditolak atau diterima (Anwar Hasnun, 2004: 25).

(31)

xxxii

4. Jenis Penelitian

Ada beberapa jenis penelitian yang membantu dalam mendefinisikan penelitian. Memang dari beberapa ilmuwan mengklasifikasikan jenis penelitian berbeda-beda satu sama lain tetapi pada dasarnya memiliki inti yang tidak jauh berbeda. Ada beberapa klasifikasi untuk membedakan jenis penelitian yang digolongkan meneurut sudut pandang tertentu. Menurut Prof. Sutrisno Hadi MA, jenis-jenis penelitian dapat digolongkan sebagai berikut: (1) menurut bidangnya, (2) menurut tempatnya, (3) menurut pemakaiannya, (4) menurut tujuan umumnya, (5) menurut tarafnya, dan (6) menurut pendekatannya (dalam Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2005: 41). Penelitian menurut bidangnya meliputi penelitian pendidikan, penelitian pertanian, penelitian hukum dan sebagainya. Penelitian menurut tempatnya meliputi penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, dan penelitian kancah. Menurut pemakaiannya, penelitian meliputi penelitian murni (dasar) dan penelitian terapan (terpakai). Menurut tujuan umumnya, penelitian meliputi penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif. Penelitian menurut tarafnya meliputi penelitian inferensial, sedangkan menurut pendekatannya meliputi penelitian longitudinal dan penelitian cross sectional.

Penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan: (1) aplikasi, (2) maksud, dan (3) jenis informasi yang dikelola (Ronny Kountur, 2004: 103). Berdasarkan aplikasi, penelitian di bagi menjadi dua jenis yaitu penelitian murni dan penelitian terapan, berdasarkan maksud dapat dibagi ke dalam tiga jenis yaitu penelitian deskriptif, penelitian korelasi dan penelitian eksperimen. Penelitian murni dilakukan semata-mata untuk keperluan pengembangan dan perbaikan teori den berkaitan dengan penciptaan konsep-konsep umum misalnya tentang pemahaman (learning) (Sumanto, 1995: 6). Penelitian terapan (applied research, practical research) adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu (Nazir, 1988: 30).

(32)

xxxiii

menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2005: 44). Penelitian korelasi menunjukan hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi tanpa mencoba untuk mengubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut (Ronny Kountur, 2004: 104). Penelitian eksperimen yaitu penelitian di mana datanya belum pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu dan berguna untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas hidup manusia (Gulo, 2002: 21).

Jenis penelitian yang akan dibahas di sini adalah yang didasarkan dari jenis informasi yang dikelola yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini umumnya digunakan untuk penulisan skripsi yang biasanya lebih bersifat deskriptif dan korelasi.

a. Penelitian Kuantitatif

Penelitian dengan metode kuantitatif adalah penelitian yang spesifik, jelas dan terperinci. Tujuan utama dari metodologi kuantitatif ini bukan “menjelaskan” suatu masalah tetapi menghasilkan suatu generaliasi yaitu suatu pernyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu (Sumanto, 1995: 12). Ada pendapat dari Kerlinger yang mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu bentuk statistik, yaitu :

Teori dan metode analisis data kuantitatif yang diperoleh dari sampel observasi untuk mempelajari dan membandingkan sumber-sumber varian fenomena; untuk membantu pembuatan keputusan menerima atau menolak hubungan-hubungan antar fenomena yang dihipotesiskan; dan untuk membantu dalam membuat kesimpulan-kesimpulan yang dapat dipercaya (reliabel) dari observasi-observasi empiris (Hartono, 2003: 79).

(33)

xxxiv

telah dikemukakan hipotesis yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya berdasarkan data empiris (Nasution, 1988: 14). Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori-teori umum yang dibuat suatu konsep yang dirumuskan menjadi hipotesis yang bersifat khusus. Gambaran dari proses deduktif-induktif ini dapat dilihat pada bagan 1.

Deduktif

Induktif

Bagan 1. Proses Deduktif Induktif Penelitian Kuantitatif (Sumber: Ronny Kountur, 2004: 18)

Salah satu syarat dalam penelitian kuantitatif ialah bahwa penelitian itu harus dapat diulangi dengan hasil yang sama dalam pengumpulan data. Syarat lain yang mutlak yaitu bacaan yang luas dan up to date (Nasution, 1988: 16). Tanpa literatur yang luas dan mutakhir sebenarnya tidak dapat diadakan penelitian kuantitatif dengan baik. Penelitian kuantitatif didasarkan atas dasar positivisme. Positivisme logis yaitu suatu aliran pemikiran yang menegaskan bahwa semua pengetahuan diperoleh dari observasi langsung dan kesimpulan-kesimpulan logis yang didasarkan pada observasi langsung (Hartono, 2003: 79). Positivisme berpendirian bahwa kebenaran hanya satu, sama bagi semua orang dan dapat diperoleh dari lingkungan. Peneliti itu objektif, terpisah dari dunia yang diamatinya, serta bebas nilai. Penelitian kuantitatif sering disebut juga dengan istilah paradigma ilmiah (scientific paradigm). Paradigma ilmiah membatasi diri pada pengetahuan proposional. Pengetahuan demikian merupakan esensi metode

Kumpulan teori

Menghasilkan suatu konsep

Merumuskan hipotesis

Tentukan sampel untuk menguji

hipotesis

Membuat kesimpulan yang

(34)

xxxv

untuk menyatakan proporsisi secara eksplisit dalam bentuk hipotesis yang diuji untuk menentukan validitasnya (Moleong, 2001: 18). Tabel 1 merupakan beberapa istilah untuk menyebutkan metode kuantitatif dan metode kualitatif.

Kuantitatif Kualitatif

Rasionalistik

Penelusuran dari luar

Fungsionalis

Positivis

Positivis

Naturalistik

Penelusuran dari luar

Interpretif

Konstruktivis

Naturalistik-Etnografis

Tabel 1. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Nama-nama Alternatif (Sumber: Brannen, 2002: 82).

Penelitian yang dibuat dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan statistik dalam pembuktiannya, umumnya terdiri dari lima bab. Bab satu atau bab pendahuluan terdiri dari enam bagian yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab dua atau bab landasan teori terdiri dari empat bagian yaitu tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan (jika ada), kerangka pemikiran, dan perumusan hipotesis (jika ada). Bab tiga atau bab metodologi terdiri dari lima bagian yaitu tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab empat atau bab hasil penelitian terdiri dari empat bagian yaitu deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil analisis data. Bab lima atau bab simpulan, implikasi dan saran terdiri dari tiga bagian yaitu simpulan, implikasi, dan saran.

b. Penelitian Kualitatif

(35)

xxxvi

kualitatif adalah jenis penelitian yang tidak menggunakan statistik, berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya adalah data kualitatif, umumnya dalam bentuk narasi atau gambar-gambar (Ronny Kountur, 2004: 16). Apabila terdapat data yang berupa angka-angka, hanya menjelaskan sesuatu saja. Penelitian kualitatif lebih tertarik untuk melakukan pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk kepentingan generalisasi (Sumanto, 1995: 11). Penelitian kualitatif bersifat empirik dengan sasaran penelitiannya yang sangat beragam permasalahannya yang terjadi sekarang ini. Penelitian sejarah masa lampau, dan juga penelitian filosofis yang biasanya merupakan penelitian kepustakaan meski menggunakan pola piker kualitatif dari aspek kekinian permasalahan, sering dipandang sebagai penelitian kualitatif yang mempunyai sasaran khusus (Sutopo, 2002: 35).

Mahasiswa yang memilih menggunakan metode kualitatif perlu memiliki cukup pengalaman yang peka. Peneliti adalah orang yang hadir di lapangan dengan caranya sendiri jadi cukup penting memahami dan mengetahui apa sebenarnya penelitian kualitatif. Proses penelitian kualitatif mengikuti proses pengambilan simpulan dari khusus ke umum (induktif). Penelitian kualitatif dimulai dengan observasi spesifik dan berlanjut dengan pengembangan pola-pola umum yang muncul dari masalah-masalah yang diteliti. Proses induktif dapat dilihat pada bagan 2.

Bagan 2. Proses Induktif Penelitian Kualitatif (Sumber: Ronny Kountur, 2004: 19).

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk menguji suatu teori, dan justru kecenderungannya adalah teori akan muncul setelah data-datanya dikumpulkan. Data penelitian kualitatif sangat menarik. Data kualitatif merupakan

Dari pengamatan terhadap obyek penelitian (sesuatu yang khusus)

Diharapkan menghasilkan teori baru

(36)

xxxvii

sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkungan setempat. Penelitian kualitatif disebut juga dengan naturalistic inquiry atau inkuiri alamiah. Paradigma alamiah mengizinkan dan mendorong pengetahuan yang diketahui bersama guna dimunculkan untuk keperluan membantu pembentukkan teori (Moleong, 2001: 18). Mengumpulkan data kualitatif merupakan suatu pelaksanaan kerja yang intensif, biasanya memakan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Catatan lapangan dan data yang yang begitu banyak mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun untuk menganalisisnya secara teliti.

Tiga dimensi yang tampak untuk mempertentangkan berbagai metode penelitian kualiatif adalah: (1) masalah dan perihal peneliti, (2) sifat pengetahuan, dan (3) hubungan antara peneliti dengan topik penelitian. Semua metodologi kualitatif sama-sama memiliki tiga asumsi mendasar, yaitu: (1) pandangan holistik, (2) pendekatan induktif, dan (3) penelitian naturalistik (Hartono, 2003: 86).

Perbedaan yang menyolok pada susunan laporan skripsi pada penelitian kuantitatif dibandingkan dengan penelitian kualitatif yaitu sub-judul hipotesis dan kerangka penulisan pada bab satu; bab dua tentang obyek penelitian; dan bab tiga tentang prosedur (Ronny Kountur, 2004: 25). Walaupun berbeda, sebenarnya kedua jenis penelitian ini mewakili metodologi penelitian dan dapat saling mengisi.

Perbedaan-perbedaan yang dirasakan ada oleh para peneliti antara pendekatan kualitatif dan penelitian kuantitatif (apakah perbedaan ini logis ataukah tidak) berpengaruh amat besar pada fokus pelaksanaan proyek-proyek penelitian khususnya pemilihan metode (Brannen, 2004: 12). Berikut adalah tabel perbedaan antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif.

Dasar Perbedaan Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

·Jenis data · Proses penelitian

Kuantitatif Deduktif-induktif

(37)

xxxviii gambaran tentang perbedaan desain penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Desain Penelitian Kuantitatif Desain Penelitian Kualitatif

Desain terinci dan mantap.

Desain direncanakan sebelumnya pada

taraf persiapan (projektif).

Mengemukakan hipotesis sebelumnya,

yang akan diuji kebenarannya.

Hipotesis menentukan hasil yang

diharapkan; hasil telah diramalkan a

priori; hasil penelitian telah terkandung

dalam hipotesis. Jumlah variabel terbatas.

Dalam desain jelas langkah-langkah

penelitian serta hasil yang diharapkan.

Desain tidak terinci, fleksibel, timbul

(emergent) serta berkembang sambil jalan

antara lain mengenai tujuan, subyek,

sampel, dan sumber data.

Desain sebenarnya baru diketahui dengan

jelas setelah penelitian selesai

(retrospektif).

Tidak mengemukakan hipotesis

sebelumnya; hipotesis lahir sewaktu

penelitian dilakukan; hipotesis berupa

hunches”, petunjuk yang bersifat

sementara dan dapat berubah; hipotesis

berupa pertanyaan yang mengarahkan

pada pengumpulan data.

Hasil penelitian terbuka, tidak diketahui

sebelumnya, karena jumlah variabel tidak

terbatas.

Desain fleksibel, langkah-langkah tidak

(38)

xxxix Analisis data dilakukan setelah semua

data terkumpul, jadi pada tahap akhir.

penelitian tidak dapat diketahui atau

diramalkan sebelumnya.

Analisis data dilakukan sejak mulanya

bersamaan dengan pengumpulan data,

walaupun analisis akan lebih banyak pada

tahap-tahap kemudian.

Tabel 3. Perbandingan Desain Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif (Sumber: Nasution, 1988: 28)

B. Kerangka Pemikiran

Secara singkat kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Bagan 3. Skema Kerangka Pemikiran

Dalam proses penulisan skripsi mahasiswa ada suatu kecenderungan. Mahasiswa cenderung menggunakan salah satu jenis penelitian, dengan kata lain ada salah satu jenis penelitian yang mendominasi jenis penelitian lain. Dalam hal ini adalah jenis penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Kecenderungan ini apakah telah berlangsung lama ataukah tidak, apakah hanya sesekali muncul. Hal ini yang perlu diteliti. Setelah kecenderungan pemilihan jenis penelitian ini teridentifikasi dan diketahui bahwa mahasiswa cenderung menggunakan salah satu jenis penelitian, entah itu penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif, peneliti sinkronkan dengan masalah yang akan dikaji. Apakah memiliki hubungan yang relevan. Jika iya, penelitian dilanjutkan dan jika tidak , peneliti harus

Kecenderungan pemilihan jenis penelitian skripsi

mahasiswa

Teridentifikasi mempengaruhiFaktor yang

Pemahaman mahasiswa terhadap

materi penelitian Pemecahan masalah

(39)

xl

mencari masalah lain yang sesuai dengan persoalan yang terjadi. Jika sesuai, peneliti mencari faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam kecenderungan ini, baik faktor dari luar mahasiswa (eksternal) maupun dari dalam diri mahasiswa (internal). Mahasiswa memilih jenis penelitian tersebut karena faktor kemudahan atau karena jenis penelitian inilah yang sering digunakan mahasiswa. Dalam memilih jenis penelitian harus disesuaikan dengan tema dan masalah yang diteliti. Meskipun skripsi yang dikerjakan masih bersifat penelitian dasar tetapi mahasiswa tetap harus memperhatikan faktor-faktor pendukung penulisan skripsi. pemecahan masalah sangat diperlukan untuk mengurangi atau setidaknya menekan kecenderungan mahasiswa, sehingga tidak ada jenis penelitian yang sangat dominan dan tidak ada yang menjadi tersisih. Apalagi jika kecenderungan yang terjadi sangat signifikan dan begitu menyolok. Alangkah baiknya jika kedua jenis penelitian ini dapat berjalan seimbang dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Selagi kecenderungan itu berdampak positif bagi mahasiswa memang tidak menjadi persoalan, tetapi jika menimbulkan dampak yang negatif. Maka dari itu perlu diadakan suatu pemecahan masalah yang berarti baik dari pihak mahasiswa maupun staf pengajarnya. Jika masalah kecenderungan sedikitnya sudah dapat teratasi diharapkan mahasiswa dalam penulisan skripsi tidak akan menemui hambatan dan skripsi akan berjalan lancar.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(40)

xli

Sebelas Maret Surakarta, tepatnya di Jalan Ir. Sutami 36A FKIP Gedung E Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi pada kegiatan penelitian merupakan hal yang penting dan sebagai tahap awal dalam penelitian, sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lancar dan memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan PBS FKIP UNS Surakarta juga merupakan satu-satunya pendidikan profesi guru seni rupa negeri yang ada di Surakarta dan telah mampu menghasilkan lulusan sebagai guru Pendidikan Seni Rupa yang berkompeten di dunia pendidikan.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, jangka waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian adalah sejak disetujuinya proposal skripsi, yaitu mulai bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2006.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang relevan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan dan menjelaskan data yang seteliti mungkin. Peneliti mencoba untuk mendeskripsikan secara lengkap, obyektif dan menyeluruh mengenai obyek penelitian. Selain itu, metode deskriptif diambil karena peneliti sudah mengetahui variabel yang terlibat di dalam sasaran studinya. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa (Nazir, 1988: 63).

(41)

xlii

fokus penelitian sudah ditentukan sebelum penulis terjun dan menggali permasalahan di lapangan. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian dasar karena hanya untuk pemahaman mengenai suatu masalah.

C. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2001: 112). Penelitian kualitatif yang menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya tidak ditentukan oleh kuantitasnya tetapi lebih ditentukan oleh proses terjadinya jumlah dan cara memandang atau perspektifnya (Sutopo, 2002: 48). Suatu data tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data. Ketepatan sumber data akan membawa ketepatan informasi yang didapatkan pula. Jenis sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Informan

(42)

xliii

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa yang berkaitan dengan sasaran permasalahan penelitian merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Tempat yaitu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data-data dengan melihat dan mengamati secara tidak langsung peristiwa saat terjadi proses penulisan skripsi mahasiswa, proses konsultasi dengan pembimbing skripsi, dan pemberian materi perkuliahan di kampus Prodi Pendidikan Seni Rupa Jurusan PBS FKIP UNS Surakarta.

3. Dokumen

Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan meramalkan (Moleong, 2001: 161). Dokumen merupakan jenis sumber data tertulis yang berhubungan dengan peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktvitas atau peristiwa tertentu) (Sutopo, 2002: 54). Dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang terdapat di Program Studi Pendidikan Seni Rupa berupa katalog skripsi mahasiswa, di Bagian Skripsi FKIP berupa daftar proposal mahasiswa dan perpustakaan berupa buku mengenai penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif serta buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan trianggulasi untuk mengecek kesesuaian data (Nasution, 1988: 86).

D. Teknik Cuplikan (Sampling)

(43)

xliv

kedalamannya yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lebih lengkap dan tepat daripada informasi yang diperoleh dari jumlah informan yang lebih banyak, yang mungkin kurang mengetahui dan memahami informasi yang sebenarnya.

Teknik sampling yang digunakan dalan penelitian ini didasarkan pada snowball sampling untuk informan dan dokumen dan sebagian lagi menggunakan purposive sampling. Pertama teknik cuplikan yang digunakan bersifat snowball sampling artinya peneliti belum tahu secara tepat informan dan dokumen yang dipilih sehingga peneliti bisa beertanya pada informan pertama untuk mengetahui siapa yang lebih mengetahui informasi yang dicari peneliti. Demikian seterusnya, semakin lama semakin mendekati informan yang paling tepat. Setelah itu peneliti baru memperoleh cuplikan yang bersifat purposive sampling di mana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yang disesuaikan dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :

1. Wawancara

(44)

xlv

terfokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan pandangan, sikap, dan pendapat mereka terhadap kecenderungan mahasiswa dalam memilih jenis penelitian skripsi.

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya (Sutopo, 2002: 58). Teknik wawancara ini penulis lakukan terhadap mahasiswa angkatan 2000 sampai 2002, dosen pengampu mata kuliah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, serta Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan PBS FKIP UNS Surakarta. Peneliti juga menggunakan tape record sebagai alat bantu wawancara. Proses wawancara dilakukan selama penelitian berlangsung guna mendapatkan informasi yang mendalam dan lengkap.

2. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, 1988: 56). Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung berperan pasif baik dilakukan secara formal maupun informal. Secara formal dapat diamati misalnya kegiatan perkuliahan materi penelitian, secara informal pengamatan dapat dilakukan dengan mengamati berbagai situasi yang ditemui. Observasi dilakukan tidak hanya satu kali baik secara formal maupun informal. Observasi dilakukan dengan mengamati proses penulisan skripsi mahasiswa, proses konsultasi dengan pembimbing skripsi, dan pemberian materi perkuliahan di kampus Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS Surakarta.

(45)

xlvi

Peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Oleh karena itu dalam menghadapi beragam arsip dan dokumen tertulis sebagai sumber data, peneliti harus bisa bersikap kritis dan teliti (Sutopo, 2002: 70). Weber menyatakan bahwa kajian isi atau analisis isi metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen (dalam Moleong, 2001:163). Dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang terdapat di Program Studi Pendidikan Seni Rupa berupa data skripsi maupun proposal, data judul skripsi mahasiswa dan berupa buku mengenai penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif serta buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan trianggulasi untuk mengecek kesesuaian data (Nasution, 1988: 86).

F. Validitas Data

Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi (Nasution, 1988: 105). Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan, teknik validitas data yang bisa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi sumber dan reviu informan.

1. Trianggulasi Sumber

(46)

xlvii

berbeda. Data yang sama akan lebih valid kebenarannya apabila digali dari sumber data yang berbeda.

Hal ini dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2001: 178).

Dalam hal ini membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara antara dosen, mahasiswa dengan dokumen yang ada, membandingkan pendapat dari informan yang satu dengan informan yang lain.

2. Reviu Informan

Reviu informan adalah salah satu teknik validitas data dalam penelitian kualitatif. Pada waktu penulis sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin masih belum utuh dan menyeluruh, maka laporan yang telah disusunnya perlu dikomunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informant). Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang bisa disetujui mereka (Sutopo, 2002: 83). Dalam hal ini yang dianggap sebagai informan pokok adalah Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan PBS FKIP UNS Surakarta yaitu Bapak Drs. Edi Kurniadi, M. Pd.

G. Teknik Analisis Data

(47)

xlviii

yang dilakukan adalah teknik analisis kualitatif model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis). Proses analisis dilakukan secara terus menerus di dalam proses pelaksanaan pengumpulan data melalui tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya (Sutopo, 2002: 94).

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan (Sutopo, 2002: 92). Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Miles & A. Michael Huberman terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, 1992: 16). Data yang terkumpul dari awal penelitian direduksi, dirangkum dan dipilih hal yang penting saja. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan (Nasution, 1988: 129).

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan (Sutopo. 2002: 93). Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles & A. Michael Huberman terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, 1992: 17).

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Gambar

Tabel 1. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Nama-nama Alternatif  (Sumber: Brannen, 2002: 82)
Tabel 3. Perbandingan Desain Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif (Sumber: Nasution, 1988: 28)
Tabel 4. Tingkat Kecenderungan Pemilihan Jenis Penelitian   Mahasiswa Angkatan 2000-2002 yang Telah Menyelesaikan Skripsi  ( Sumber: Buku Daftar Ujian Skripsi Mahasiswa Prodi Pend
Tabel 5. Tingkat Kecenderungan Pemilihan Jenis Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk pedagang kelontongan lantai 2 lantai sebesar 0,08 kg/m 2 /hari, pedagang daging 0,20 kg/m 2 /hari dan pedagang kue sebesar 0,10 kg/m 2 /hari mempunnyai data

Secara umum persepsi peternak sapi potong tentang IB menunjukkan perbedaan yang nyata antar lokasi penelitian, kecuali (a) indikator pelayanan inseminator dan kebija-

Modal sosial berperan penting dalam proses pembangunan ekonomi suatu daerah karena modal sosial sebagai alokasi sumberdaya yang menjadi aset di setiap daerah, sehingga

1) Percepatan pertumbuhan ekonomi akan terus diupayakan dengan mengembangkan pertumbuhan lapangan usaha ekonomi dominan. Pertumbuhan ekonomi dengan percepatan yang

membuat sebuah Aplikasi Sistem Informasi ber- basis Microsoft Visual Basic dan database MySQL menggunakan media Touchscreen, maka diharapkan fungsi Jurusan Elektro

pemupukan rasa tanggung jawab atas pekerjaan seseorang beserta hasilnya. Artinya kepada para pekerja diberi kebebasan untuk mengendalikan sendiri pelaksanaan tugasnya

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

konsentrasi ion penyusun sampel sekaligus kandungan senyawa anorganik dalam sampel kandungan senyawa anorganik dalam sampel | Memahami prinsip dan teori yang melandasi..