36 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif, dimana metode penelitian ini merupakan cara ilmiah agar bisa memperoleh dan mengumpulkan data-data sesuai fungsi dan tujuan tertentu. Selain itu peneliti dapat meneliti permasalahan secara mendalam serta mencari informasi sebanyak mungkin dengan metode pengumpulan data yang terdapat dalam penelitian kualitatif. Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan prosedur mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data dari hasil penelitian mengenai strategi komunikasi pendidikan seks pada anak. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan serta menganalisis berbagai fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia baik secara individu maupun kelompok. (Ghony dan Almanshur, 2012:13)
Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha memperoleh setumpuk data melalui berbagai teknik pengumpulan data yang lazim dalam penelitian kualitatif.
Misalnya seperti data berupa catatan lapangan yang diperolah melalui wawancara mendalam, dan studi dokumen penunjang. Penelitian kualitatif digunakan untuk menemukan konsep-konsep baru dan pengembangan dari teori yang sudah ada.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif, yang mana dilakukan dengan menghimpun data dan mengambil makna melalui penggambaran
dari penelitian tersebut. Peneliti juga bertindak sebagai pengamat dengan melakukan observasi, wawancara, serta dokumentasi.
3.1.1. Paradigma Konstruktivisme
Paradigma yang digunakan peneliti berpijak pada paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak lewat berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya.
Menurut Morissan (2013:107), “Teori kontruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuknya yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu.”
Menurut paradigma ini, konstruksi personal diatur ke dalam skema interpretatif yang berkembang seiring dengan tingkat kedewasaan seseorang. Teori ini menyatakan bahwa konstruksi personal dipelajari melalui interaksi dengan orang lain. Konstruksi pribadi antara individu menjadi lebih penting karena dapat memandu bagaimana cara memahami orang lain. Karena pada dasarnya setiap individu memiliki perbedaan dalam tingkat kompleksitas yang digunakan ketika memandang orang lain.
Paradigma ini mengkonstruksikan berbagai fenomena dilapangan dengan mengamati kejadian yang terjadi kemudian dikumpulkan menjadi konstruk guna dianalisa lebih mendalam. Peneliti konstruktivis yang paling mungkin untuk mengandalkan metode pengumpulan data dan analisis kualitatif atau kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif (metode campuran). (Suryani 2016:49)
Penelitian konstruktivisme digunakan oleh peneliti karena paradigma ini lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui
berbagai macam metode. Paradigma ini akan memudahkan peneliti dalam proses penelitian sehingga data yang ditemukan dilapangan akan dikumpulkan untuk dianalisis secara mendalam dan lebih rinci dengan mengkonstruk fakta dilapangan mengenai komunikasi guru dalam menerapkan pendidikan seks usia dini guna mencegah terjadinya kasus pelecehan pada anak dibawah umur.
3.1.2. Studi Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti ingin menggambarkan atau melukiskan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi di dalam strategi komunikasi pendidikan seks usia dini yang diterapkan di sekolah TK Telkom Buah Batu.
Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan suatu cara untuk menghimpun data aktual dalam sebuah penelitian. Sedangkan tujuan deskriptif untuk menggambarkan atau melukiskan fakta-fakta akurat mengenai peristiwa sosial penelitian. (Nazir, 1998:63)
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat-sifat individu, keadaan, serta gejala yang berkaitan antara gejala satu dengan gejala lainnya dilingkungan masyarakat. (Koentjaraningrat, 1994:29)
Peneliti menggunakan studi deskriptif karena peneliti ingin pemecahan masalah secara sistematis mengenai bagaimana strategi komunikasi pendidikan seks usia dini yang dilakukan oleh guru kepada murid untuk mencegah terjadinya kekerasan/pelecehan seksual pada anak usia dini. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan seks hingga saat ini masih menjadi perbincangan yang tabu untuk dibicarakan, karenanya peneliti ingin mengetahui bagaimana guru dapat
memberikan penerapan pendidikan seksual kepada anak-anak usia dini melalui strategi komunikasi guru tersebut sehingga pesan dari pendidikan seksual tersebut dapat diterapkan oleh murid-muridnya.
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, peneliti memilih informan yang dianggap kredibel sehingga dapat memberikan informasi guna menjawab masalah penelitian. Kegunaan informan bagi peneliti kualitatif ialah membantu peneliti agar tepat dan teliti ketika melakukan sebuah analisis, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi. (Ghony dan Almanshur, 2012:218)
Menurut Sugiyono (2013:218-219) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.
Adapun subyek penelitian berjumlah sebanyak satu orang informan ahli dan dua orang informan utama (1) Kepala Sekolah TK Telkom Buah Batu, (2) Guru kelas A TK Telkom Buah Batu, (3) Guru kelas B TK Telkom Buah Batu.
3.2.2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Pendidikan Seks Usia Dini yang diterapkan di Taman Kanak-Kanak Telkom Buah Batu. TK Telkom Buah Batu sebagai salah satu sekolah TK yang menerapkan sex education di kota Bandung. Peneliti memilih
TK Telkom Buah Batu karena adanya penerapan pendidikan seks usia dini yang diberikan pihak sekolah kepada anak-anak yang berada dilingkungan sekolah tersebut. Biasanya pelajaran mengenai sex education dilakukan satu kali ketika memasuki tahun ajaran baru, selanjutnya pendidikan tersebut diimplementasikan secara explisit dalam proses kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hubungan kerja antara peneliti atau kelompok peneliti dengan menggunakan subjek penelitian melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data.
Peneliti sendiri menggunakan teknik pengumpulan data dengan tiga cara yaitu, pengamatan/observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi sebagai penunjang data yang diperoleh.
3.3.1. Observasi
Metode observasi merupakan suatu aktivitas pengamatan terhadap suatu proses pengumpulan data yang dilakukan untuk menelaah terlebih dahulu mengenai fakta dilapangan yang menarik untuk dijadikan penelitian dan untuk membuka wawasan mengenai masalah yang akan diteliti. Observasi juga dilakukan untuk mendapatkan informasi atau membuktikan kebenaran dari suatu penelitian.
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”
Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi proses saat memutar lagu
“Sentuhan Boleh, Sentuhan Tidak Boleh”, saat itu anak-anak diajak untuk ikut bernyanyi dan meniru gerakan yang ada di lagu tersebut. Peneliti mencermati bagaimana proses kegiatan tersebut berlangsung, bagaimana strategi komunikasi guru dalam menyampaikan materi agar mudah dimengerti. Peneliti mendapati keunikan yang terjadi pada proses kegiatan ini seperti melihat sendiri respon/tanggapan dari anak-anak yang aktif bertanya mengenai pelajaran yang sejatinya bukan hal mudah untuk diterapkan kepada anak-anak usia dini.
3.3.2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk menggali mengenai permasalahan penelitian dengan lebih mendalam dan intents. Wawancara merupakan suatu bentuk percakapan terstruktur atau bebas antara dua atau lebih orang yang dilakukan oleh pewawancara dan narasumber baik secara langsung maupun jarak jauh.
Wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan.
Pertama, melaui wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang akan diteliti, melainkan apa saja yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, pertanyaan yang diajukan kepada informan bisa mencangkup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini, dan juga masa mendatang. (Ghony dan Almanshur, 2012:177)
Melalui penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan satu orang informan ahli dan dua orang informan utama (1) Kepala Sekolah TK Telkom Buah Batu, Lucia Tyagita Rani Caesara (2) Guru kelas A TK Telkom Buah Batu, Ibu Ely Yulia Ningrum (3) Guru kelas B TK Telkom Buah Batu, Ibu Lia Yulianti.
3.3.3. Dokumentasi
Ghony dan Almanshur (2012:200) mengemukakan bahwa data dalam penelitian kualitatif pada umumnya diperoleh dari sumber manusia atau human resources melalui observasi dan wawancara. Di samping itu, ada pula sumber bukan dari manusia atau nonhuman resources, antara lain berupa dokumen, foto, dan bahan-bahan statistik.
Sedangkan menurut Sugiyono (2013:240) “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”.
Dalam hal ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data dokumentasi guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan strategi komunikasi pendidikan seks pada anak oleh guru dalam mencegah terjadinya pelecehan pada anak usia dini. Dalam teknik dokumentasi ini, peneliti melakukan dokumentasi melalui pengambilan gambar dan video dilapangan mengenai kegiatan proses belajar mengajar guru kepada siswa di TK Telkom Buah Batu, serta dokumentasi berupa foto pada acara seminar yang dilakukan pihak sekolah dengan organisasi Aksi Cepat Tanggap.
3.4. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kondisi yang alami, sumber data primer, dan lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. (Ghony dan Almashur, 2012:164)
Huberman dan Miles melukiskan siklusnya mengenai teknik analisis data seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III. 1 Komponen-Komponen Analisa Data Model Interaktif 1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyempurnaan data, baik pengurangan data yang dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih kurang. Dengan demikian data yang akan direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas, serta mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya. (Sugiyono, 2007:247)
2) Penyajian Data
Bentuk penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasarkan kategori pengelompokan guna memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi selama proses penelitian berlangsung. Selain menggunakan teks naratif, data juga dapat disajikan melalui bahasa nonverbal seperti bagan, grafik, denah, matriks, dan tabel. (Sugiyono, 2007:249)
DATA COLECTION
CONCLUTION DRAWING &
VERIFYING DATA DISPLAY
DATA REDUCTION
3) Verifikasi Data
Merupakan tahap terakhir dalam teknik analisis data. Dimana peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan kontek masalah yang diteliti. Verifikasi data dilakukan untuk memperoleh kesimpulan permasalahan penelitian. Jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung dengan bukti-bukti yang relevan saat penelitian, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel atau bisa dipercaya. (Sugiyono, 2007:252)
3.5. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan sebuah konsep yang mengacu pada suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Keabsahan data dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat kepercayaan yang berhubungan dengan keberhasilan tingkat penelitian seiring dengan proses penelitian berlangsung. Untuk mendapatkan keabsahan data di dalam sebuah penelitian kualitatif dibutuhkan analisis yang tepat berupa reduksi data, display data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan keabsahan data mengenai strategi komunikasi pendidikan seks pada anak usia dini oleh guru untuk mencegah terjadinya kekerasan/pelecehan pada anak usia dini.
3.5.1. Triangulasi
Uji keabsahan data melalui triangulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan melalui alat-alat uji statistik. Kebenaran bergantung pada kebenaran intersubjektif.
(Bungin, 2012:205)
Triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan terkait hal-hal yang diinformasikan informan terhadap peneliti. (Bungin, 2012:204)
Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Maka dari itu, trianggulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Seperti (1) Umpamanya peneliti menggunakan wawancara mendalam serta observasi partisipasi untuk pengumpulan data. (2) Melakukan uji silang terhadap materi-materi catatan harian itu untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan wawancara dengan catatan observasi. (3) Hasil konfirmasi itu perlu diuji lagi dengan informasi- informasi sebelumnya. (Bungin, 2012:203)
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang dilakukan secara berulang-ulang guna mendapatkan data yang relevan. Peneliti sendiri melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, juga melakukan dokumentasi.
3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Pemilihan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting, karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Adapun lokasi penelitian TK Telkom Buah Batu Bandung yang beralamat di Jl. BKR No. 11, Cijagra, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Waktu penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2019.
Tabel III. 1
Time Schedule Penelitian
Jenis kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengesahan BAB I Pengesahan BAB I Pengesahan BAB I Pengesahan BAB I - II Pengesahan BAB I, II, III
Pengesahan BAB IV Pengesahan BAB V Pengesahan BAB VI
Sumber : Peneliti 2019