• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-1 TAHUN DI KAMPUNG SABI KABUPATEN TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-1 TAHUN DI KAMPUNG SABI KABUPATEN TANGERANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

39 Dewi Zahra Waani1 Rangga Pusmaika2

ABSTRAK

Permasalahan gizi harus dihadapi salah satunya adalah mengenai tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan yang berlangsung secara bersamaan keduanya mempunyai kaitan yang erat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun di Kampung Sabi RW.02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang Juli 2011. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi berusia 0-1 tahun sebanyak 72 orang, kemudian seluruhnya diambil sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data primer dengan alat UKUR kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan cukup sebesar 45,8%. Berdasarkan variabel usia, ibu yang berada pada golongan usia 30-35 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar 44,1%. Berdasarkan variabel pendidikan ibu yang menempuh jenjang pendidikan tinggi memiliki pengetahuan baik sebanyak 66,7%. Berdasarkan variabel pekerjaan ibu yang bekerja memiliki pengetahuan baik sebanyak 50% Pada variabel paritas, ibu yang termasuk dalam kategori grandemultipara memiliki pengetahuan baik sebanyak 52,6%.

Berdasarkan variabel sumber informasi ibu yang mendapat informasi dari tenaga kesehatan 44,6%.

Penelitian menunjukan bahwa lebih banyak responden berpengetahuan baik dari tenaga kesehatan, oleh karena itu perlu ditingkatkan pendidikan kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam hal pertumbuhan dan perkembangan bayi”

Kata Kunci : Tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun ABSTRACT

One of the nutritional problems in dealing with now is the growth and development of infants aged 0-1 years. Growth and development are taking place simultaneously which both have a close connection.The purpose of this study to determine the maternal knowledge about the growth and development of infants aged 0-1 years in the village of Sabi RW.02 Tangerang, Bencongan July 2011. This study is a descriptive study. The population in this study are all mothers with babies aged 0-1 years as many as 72 people. The data used are primary data and measuring instruments used were questionnaires. The results showed that mothers who are knowledgeable enough of 45.8%. Based on the variables of age, mothers who are in the age group 30-35 years had a good knowledge of 44.1%. Based on the mother's education variables that take higher education has a good knowledge of as much as 66.7%. Based on the work variable working mothers have a good knowledge as much as 50% On parity variables, mothers included in the category grandemultipara have good knowledge as 52.6%. Based on variable resources that mothers received information from health workers 44.6%. This study shows that more respondents who have a good knowledge due to the provision of information from health workers, therefore the health education needs to be improved in order to increase the knowledge and ability in terms of growth and development of infants

Keywords: Growth and development of infants aged 0-1 years

1 Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

2 Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

(2)

40 PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan gejala yang berlangsung secara bersamaan.Keduanya mempunyai kaitan yang sangat erat, dengan kata lain idealnya setiap proses pertumbuhan bayi dan balita harusdiiringi dengan proses perkembanganya.1

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram atau kilogram) dan ukuran panjang (sentimeter atau meter).

Adapun perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya.2

Banyak faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Menurut Hidayat (2008), beberapa faktor tersebut adalah faktor herediter, faktor lingkungan serta faktor hormonal.3

Setiap bayi mengalami proses tumbuh kembang yang berbeda baik menyangkut kecepatan dan percepatan proses tumbuh kembangnya. Namun secara umum aspek kesehatan setiap bayi sangat menentukan proses tumbuh kembangnya. Kesehatan yang prima akan menunjang munculnya potensi- potensi kecerdasaan bayi.1

Pada usia bayi 0-1 tahun merupakan masa emas untuk pertumbuh dan perkembangan tercepat seorang bayi sehingga dengan pemantauan tumbuh kembang pada usia ini, kelainan dapat diketahui secara lebih dini dan dapat dilakukan intervensi untuk menghindari kelainan yang lebih parah. Pemantauan tumbuh kembang dapat dilakukan dengan baik jika orang tua mengetahui ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang bayi, seperti pada usia berapa muncul gerakan, kata-kata dan perilaku tertentu

dan pada usia berapa kemampuan tersebut menjadi lebih matang.4

Berdasarkan Riskesdas yang dilakukan oleh Bappenas (2010), perevalensi kurang gizi yaitu berdasarkan berat badan menurut umur pada bayi 17,9% yang terdiri dari gizi buruk yaitu 4,9% bayi dan prevalensi gizi kurang 13,0% bayi. Berdasarkan tinggi badan menurut umur prevalensi kependekan sebesar 35,6% bayi yang terdiri dari 18,5% bayi sangat pendek, 17,1% bayi pendek. Berdasarkan berat badan menurut tinggi badan yaitu 13,3%

bayi yang terdiri dari kurus 13,0% bayi dan sangat kurus 6,0% bayi.

Berdasarkan tinggi badan menurut umur dan berdasarkan berat badan menurut tinggi badan yaitu pendek kurus 2,1%

bayi, pendek normal 25,3% bayi, pendek gemuk 7,6% bayi, normal kurus 11,1%

bayi, normal normal 49,1% bayi dan normal gemuk 4,8% bayi.5

Terkait dengan masalah gizi penduduk provinsi di Indonesia pada tahun 2010 prevelensi pendek pada anak balita menurun menjadi 35,6%, tetapi masih terjadi disparitas prevalensi stunting antarpropinsi yang cukup lebar yang perlu mendapat penanganan spesifik terutama di wilayah-wilayah rawan pangan dan prevelensi kekurangan gizi pada balita menurun 17,9%.5 Penurunan angka kekurangan gizi pada anak balita harus terus dilakukan agar Indonesia dapat mencapai target MDGs pada 2015 sebesar 15,5 persen. Untuk menurunkan prevalensi gizi kementrian kesehatan mebuat strategi perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan bayi, peningkatan aksesbilitas pangan, peningkatan mutu dan keamanan pangan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatkan tenaga kesehatan.6

Sempurna tidaknya tumbuh kembang anak sangat di tentukan oleh peran orang tua. Dalam hal ini pengetahuan orang tua tentang tumbuh

(3)

41 kembang anak sangat penting untuk

meningkatkan kesehatan anak.

Sebaiknya para orangtua harus menyiapkan diri untuk mengetahui dan memahami tahap-tahap perkembangan bayi sehingga dapat mengantisipasi terjadinya gangguan perkembangan selama proses pemantauan.

Berdasarkan survei penelitian yang di lakukan di kampung Sabi RW.02 kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang terhadap 25 ibu yang mempunyai bayi usia 0-1 tahun dan keterangan dari 4 kader posyandu dari setiap RT didapatkan hasil, dimana sebagian ibu menyatakan balita akan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bayinya baik bila bayi mendapatkan asupan nutrisi

yang seimbang dan ini juga merupakan suatu kondisi yang harus di perhatikan oleh ibu bahwa tumbuh kembang bayinya bukan hanya dari asupan nutrisi saja melainkan suatu perhatian sepenuhnya baik secara perkembangan motorik kasar, motorik halus, perkembangan berbahasanya, sikap atau perilaku bayi menjadi tanggung jawab bagi keluarga khususnya ibu. Menurut keterangan kader juga di dapatkan hasil, banyak ibu-ibu yang tidak memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) bagi balita.5 Sebagaimana menurut penelitian Anwar (2003), dengan adanya KMS perkembangan anak dapat dipantau secara praktis, sederhana dan mudah.

Bayi sehat ditentukan dengan bagaimana pemantauan tumbuh kembang yang intensif oleh keluarga terutama ibu oleh karena itu penting bagi ibu untuk mengetahui tumbuh kembang bayinya.

Oleh karena latar belakang tersebut penulis memandang perlu untukmengadakan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Usia 0- 1 Tahun di Kampung Sabi RW. 02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.”

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Berdasarkan waktu rancangan penelitian ini adalah cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko (independen) dengan faktor efek (dependen), dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama. Dan berdasarkan sumber datanya menggunakan data primer. Data primer yaitu data diperoleh dari responden langsung dengan membagikan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah univariat dan menggunakan chi square. Analisa univariat dalam penelitian ini menghasilkan distribusi, frekuensi dan presentase dari tiap variabel.7

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Pengetahuan, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas, dan Sumber

Informasi

Variable F %

Pengetahuan Baik Cukup Kurang

30 33 9

41,7 45,8 12,5 Umur

20-29 tahun 30-35 tahun

>35 tahun

33 34 5

45,8 47,2 6,9 Pendidikan

Dasar Menengah Tinggi

40 29 3

55,6 40,2 4,2 Pekerjaan

Bekerja Tidak bekerja

10 62

13,9 86,1 Paritas

Primipara Multipara Grandemultipara

29 24 19

40,3 33,3 26,4 Sumber informasi

Tenaga kesehatan Media cetak Media elektronik

57 5 10

79,2 6,9 13,9

(4)

42 Berdasarkan Tabel 1 diketahui sebagian

besar memiliki pengetahuan cukup sebanyak 45,85, paling banyak ibu berusia 30-35 tahun sebanyak 47,2%, ibu yang pendidikan dasar sebanyak 55,6%, paling banyak ibu yang tidak

bekerja sebanyak 86,1% sebagian besar ibu dengan primipara sebanyak 40,3%, mayoritas ibu yang mendapatkan sumber informasi tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun sebanyak 79,2%

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-1 Tahun Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas, dan Sumber

Informasi

Variabel

Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % N %

Umur 20-29 tahun 30-35 tahun

>35 tahun

14 15 1

42,4 44,1 20

12 17 4

36,6 50 80

7 2 0

21,2 5,9

0

33 34 5

100 100 100 Pendidikan

Dasar Menengah Tinggi

13 15 2

32 51,7 66,7

20 12 1

50 41,4 33,3

7 2 0

18 6,9 0

40 29 3

100 100 100 Pekerjaan

Bekerja Tidak bekerja

5 25

50 40,3

3 30

30 48,4

2 7

20 11,3

10 62

100 100 Paritas

Primipara Multipara Grandemultipara

9 11 10

31,0 45,8 52,6

14 11 8

48,3 45,8 42,1

6 2 1

20,7 8,4 5,3

29 24 19

100 100 100 Sumber Informasi

Tenaga kesehatan Media cetak Media elektronik

25 2 3

44,6 33,3 30

24 4 5

42,9 66,7 50

7 0 2

12,5 0 20

45 13 15

100 100 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui ibu yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak pada usia 20-29 tahun sebanyak 42,4%, ibu yang memiliki pendidikan tinggi dengan pengetahuan baik sebanyak 66,7%, mayoritas ibu yang bekerja dengan pengetahuan baik sebayak 50% , lebih banyak ibu grandemultipara dengan pengetahuan baik sebanyak 52,6%, dan paling banyak pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun di dapatkan dari tenaga kesehatan sebanyak 44,6%.

PEMBAHASAN

Sesuai dengan tujuan khusus penulisan ini yaitu untuk memperoleh gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun di

Kampung Sabi RW. 02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang pada tanggal 29 Juli-12 Agustus 2011 berdasarkan pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi yang didapat, maka dalam BAB ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian dibandingkan dengan teori sebenarnya.

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu:

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian

(5)

43 besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.8

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun sebanyak 33 orang (45,8%) sedangkan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 9 orang (12,5%).

Maka dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun di Kampung Sabi RW. 02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang adalah cukup.

Menurut Erfandi (2009) Banyak hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, seperti pendidikan, media massa atau informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan dan pengalaman.9

Sebagian besar pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari berbagai hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut seperti pendidikan, media masa atau informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan dan pengalaman yang diperoleh dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi. dimanapun seseorang itu berada semakin banyak hal yang didapat semakin baik pula pengetahuan seseorang untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan bayi yang optimal.

Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-1 Tahun Berdasarkan Umur di Kampung Sabi RW.02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.

Menurut Ahmadi (2002), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut

kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.10

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, ibu yang berumur 30-35 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar (44,1%) lebih besar di bandingkan ibu yang berumur 20-29 tahun sebesar (42,4%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Ratna (2010), yang mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berpikir dan menyerap informasi lebih baik dibandingkan dengan umur yang belum dewasa.11

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa ibu dengan umur 30-35 tahun memiliki daya serap tinggi untuk menyerap informasi tentang tumbuh kembang lebih baik . akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.10

Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-1 Tahun Berdasarkan Pendidikan di Kampung Sabi RW.02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.

Menurut Erfandi (2009), Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.9

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang menempuh jenjang pendidikan tinggi (akademi, politeknik, sekolah tinggi, institusi dan universitas) memiliki pengetahuan baik sebesar (66,7%) dibandingkan dengan pendidikan menengah (SMA, MA, SMK dan MAK) yang hanya (51,7%).

(6)

44 Hal ini sesuai dengan pendapat

Rahmaulina dan Hastuti (2007), dalam penelitian yaitu semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik pula pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang bayinya.11

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dijelaskan Erfandi (2009), Rahmaulina dan Hastuti (2007), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menerima informasi dan memahami pengetahuan tumbuh kembang bayi yang mereka peroleh karena dengan pendidikan tinggi seseorang akan mudah mendapatkan informasi. Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin tinggi pula pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang bayinya.9, 11

Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-1 Tahun Berdasarkan Pekerjaan di Kampung Sabi RW.02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang bekerja (pegawai negri, pegawai swasta, wiraswasta) memiliki pengetahuan baik sebesar (50%) dibanding dengan kelompok tidak bekerja (IRT) sebesar (40,3%).

Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Hariweni (2003), bahwa pengetahuan baik tentang perkembangan anak pada ibu tidak bekerja lebih tinggi dari pada ibu bekerja. Menurut penelitiannya ini didapatkan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu dirumah untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya di rumah.

Dibandingkan dengan ibu yang melakukan aktivitas di luar yaitu bekerja mereka lebih sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya secara optimal.12

Pekerjaan umumnya merupakan hal yang penting dan cenderung menyita waktu serta memerlukan aktivitas.

Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi. Sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang.13

Pengetahuan baik dalam mengamati dan mengenal tumbuh kembang bayi tidak harus masuk dalam kategori tidak bekerja saja, namun ibu dengan kategori bekerja dapat mengamati dan mengenal tumbuh kembang bayi yang bisa di dapat dari berbagi informasi dengan bertukar pendapat dengan rekan-rekan kerjanya.

Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-1 Tahun Berdasarkan Paritas di Kampung Sabi RW.02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebesar (52,6%) dari ibu grandemultipara memiliki pengetahuan baik tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun dibandingkan dengan kelompok multipara sebesar (45,8%).

Menurut penelitian Supartini (2004), menunjukkan bahwa orangtua yang telah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam merawat anak akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan lebih relaks. Selain itu, mereka akan lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal. tua yang telah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam merawat anak akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan lebih relaks. Selain itu, mereka akan lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.14

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa apa yang diteliti sesuai dengan teori yang ada ibu dengan garandemultipara mempunyai pengalaman sebelumnya dalam merawat anak akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan lebih relaks dalam merawat bayinya. Selain itu, mereka akan lebih mampu mengamati tanda-

(7)

45 tanda pertumbuhan dan perkembangan

anak yang normal sedini mungkin.

Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-1 Tahun Berdasarkan Sumber Informasi di Kampung Sabi RW.02 Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.

Menurut (Notoadmojo,2003), Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia akan cenderung mempunyai pengetahuan lebih luas.15

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ibu yang mendapat sumber informasi dari tenaga kesehatan memiliki pengetahuan lebih baik yaitu sebesar (44,6%), lebih besar daripada ibu yang mendapat sumber informasi dari media cetak (surat kabar, tabloid, majalah, buku dan buletin) yaitu sebesar (33,3%).

Menurut Sandjaja (2010). Ibu yang mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan memang memiliki pengetahuan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa sumber informasi petugas kesehatan yaitu penyuluhan, dialog dan konseling yang dilakukan petugas kesehatan seperti bidan, dokter dan perawat sehingga responden dapat lebih menyerap informasi yang diperoleh tentang tubuh kembang bayinya.16

Tapi tidak menutup kemungkinan sumber informasi dari media cetak (surat kabar, tabloid, majalah, buku dan buletin) dan media elektronik (radio, televisi dan CD) turut mendukung seseorang memiliki pengetahuan yang lebih baik pula.

KESIMPULAN

Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun sebanyak 33 orang (45,8%) sedangkan sebagian

kecil responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 9 orang (12,5%).

1. Diketahui bahwa ibu yang berumur 30-35 tahun memiliki pengetahuan baik sebanyak 15 orang (44,1%) dan ibu yang berumur 20-29 tahun sebanyak 14 orang (42,4%) juga memiliki pengetahuan baik.

2. Diketahui bahwa ibu yang menempuh jenjang pendidikan tinggi (akademi, politeknik, sekolah tinggi, institusi dan universitas) memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (66,7%) dan 15 orang (51,7%) ibu berpendidikan menengah (SMA, MA, SMK dan MAK) juga memiliki pengetahuan baik.

3. Diketahui bahwa ibu bekerja (pegawai negri, pegawai swaswta, dan wiraswasta) memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 orang (50%) dan 25 orang (40,3%) ibu tidak bekerja (IRT)juga memiliki pengetahuan baik.

4. Diketahui bahwa 10 orang (52,6%) dari ibu grandemultipara memiliki pengetahuan baik tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 Tahun dan 11 orang (45,8%) ibu multipara juga memiliki pengetahuan baik.

5. Diketahui bahwa ibu yang mendapat sumber informasi dari tenaga kesehatan memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 orang (44,6%) dan ibu yang mendapat sumber informasi dari media cetak (surat kabar, tabloid, majalah, buku, buletin) juga memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (33,3%).

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi masyarakat terutama bagi ibu untuk lebih proaktif dalam memperoleh informasi mengenai tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun melalui diskusi dengan tenaga kesehatan. Bagi institusi pendidikan agar mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengabdian

(8)

46 masyarakat yaitu praktik konseling dan

penyuluhan agar masyarakat bisa lebih banyak mengetahui tentang tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun.Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya terbatas pada variabel usia, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi dan jenis penelitian yang digunakan deskriptif. Maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperkaya variabel-variabel dan jenis- jenis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Eveline, Djamaludin N. Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita.

Jakarta: Wahyu Media; 2010.

2. Ronald HS. Pedoman dan Perawatan Balita agar TUmbuh Sehat dan Cerdas. Bandung: CV NUansa Aulia; 2010.

3. Hidayat A, Azis A. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Salemba Medika;

2008.

4. Suhandoko. Fase Balita. 2009.

Available from:

http://personal.nusa.net.id/suhando ko/suhandoko/buku/fasebalita.php.

htm.

5. ______. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Republik Indonesia; 2010.

6. Sunshine coast business awards.

2012.Gambaran Penngetahuan Kader Tentang pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) Di Posyandu.

7. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta; 2012.

8. Notoadmodjo S. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

9. Erfandi. Pengetahuan dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhi. Pro Health, For Better Life [Internet].

2009. Available from:

https://forbetterhealth.wordpress.co m/2009/04/19/pengetahuan-dan- faktor-faktor-yang-mempengaruhi/.

10. Ahmadi A. Psikologi Sosial.

Jakarta: Rineka Cipta; 2002.

11. Donggori, Ratna Indriana.

Hubungan Akses Media Masa Dengan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja.

Semarang: Universitas Dipanegoro;

2012.

12. Rahmaulina ND, Hastuti D.

Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dan tumbuh kembang anak serta stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif anak usia 2- 5 tahun. Institut Pertanian Bogor.

2007.

13. Hariweni T. Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja tentang stimulasi pada pengasuhan anak balita. Universitas Sumatera Utara Digital Library [Internet]. 2003. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/6267/1/anak-tri hariweni.pdf.

14. Notoafmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perikaku2003.

15. Supartini Y. Buku ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2004.

16. Sandjaja. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Bayi Medan: Universitas Sumatera Utara; 2010

Referensi

Dokumen terkait

Adobe Flash CS5 yang digunakan untuk membuat aplikasi interaktif pembelajaran mulai dari desain tatap muka atau interface, serta menjalankan animasi yang digunakan pada

Perekaman persidangan sebagai suatu upaya dalam rangka mewujudkan proses peradilan yang transparan dan adil serta dalam rangka meningkatkan transparansi dan

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kadar iodium dari sampel urin sesaat pada semua rentang waktu pengambilan sampel urin dalam sehari dengan kadar

Dalam tiga genre ini, individu yang terlibat disebut dengan partisipan komunikasi, atau ada yang dengan istilah komunikan sebagai ekuivalen dengan

Desa Gumirih merupakan salah satu desa yang sudah masyhur banyak diketahui oleh masyarakat Kecamatan Singojuruh maupun masyarakat yang berada di luar kecamatan. Masing masing

Untuk lighting dan tone pada adegan 1 dan 3, penulis merencanakan pemakaian warna gelap kebiruan yang terinspirasi oleh referensi film Confessions karya sutradara Tetsuya

Patu Mbojo sebagai tanda adanya pesta perkawinan di masyarakat Bima yaitu pertunjukan patu Mbojo dalam tradisi masyarakat Bima sudah menjadi hal yang tidak

Hal ini dapat dimengerti karena para ondernemer ketika itu tidak biasa dengan hukum adat kita (yang tidak tertulis) maka dalam model akta 1877, model aktaa 1878,1884 dan