• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVATION AND JOB READINESS ON STUDENT OF SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA. Maharani P. Sayekti Sumedi P. Nugraha ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIVATION AND JOB READINESS ON STUDENT OF SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA. Maharani P. Sayekti Sumedi P. Nugraha ABSTRACT"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

(3)

3

MOTIVATION AND JOB READINESS ON STUDENT OF SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Maharani P. Sayekti Sumedi P. Nugraha

ABSTRACT

This study attempted to search a relationship of motivation and job readiness in student of SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. The hypothesis tested was positive corelation with the motivation and job readiness. Data were collected by two scale include job readiness was adoptable from Ramadhan (2015), based on theory of Cabbalero (2011) and scale motivation was adoptable by Arini (2015), based on theory of Uno (2008). The scale distributed to 129 students of SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Result of the study indicated that motivation and job readiness with r value (r = 0,610 p<0.00)

Keywords: Job Readiness, Motivation, Student, SMK

LATAR BELAKANG

(4)

4

SMK merupakan tempat pendidikan untuk menyiapkan seseorang menjadi tenaga kerja menegah. SMK bertugas untuk mencetak siswa yang siap untuk terjun di dunia kerja yang profesional karena kebutuhan sumber daya manusia dalam sektor industri memerlukan sebagai individu yang berkompeten, kreatif dan adaptif. Menurut Peraturan Pemerintah Tentang Guru pasal No. 74 tahun 2008 ayat 21 bahwa SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. SMK melakukan proses belajar mengajar baik teori maupun praktik yang berlangsung di sekolah maupun di industri diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. SMK mengutamakan pada penyiapan siswa untuk berlomba memasuki lapangan kerja.SMK merupakan lanjutan pendidikan menengah pertama yang mempunyai tujuan utama menyiapkan tenaga kerja yang terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Tujuan tersebut tercantum dalam UU Sisdiknas pasal 15 dimana menyebutkan tujuan khusus SMK adalah menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan duniaindustri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.(Wulandari &Surjono, 2013)

Sejalan dengan pengertian kesiapan menurut Slameto (Muktiani, 2012)

yaitu kesiapan (readiness) merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang

(5)

5

membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi.Sesuai dengan apa yang dikemukakan olehWagner (Muktiani, 2012) kesiapan kerja adalah seperangkat keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk bekerja dalam pekerjaan apa pun bentuknya.Kesiapan kerja pada siswa SMK dapat ditinjau dari kesiapan mental emosi dan keterampilan individu. Usia siswa SMK masih tergolong masa remaja yang masih rentan dalam pergolakan emosi dan tingkat stress akademik. Hal tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK saat diterjunkan di dunia kerja.

Sesuai dengan data survey yang telah dilakukan oleh penulis di SMK X di

Surakarta penulis menyatakan sebanyak 93 siswa dari 200 siswa yang menjadi

responden untuk survey atau sekitar 46.5% dari total responden dinyatakan

memiliki kesiapan kerja yang rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari jawaban

responden terhadap pernyataan pernyataan yang diberikan oleh penulis. 43 orang

responden menyatakan tidak dapat menyatakan ide atau gagasan di depan umum

atau didepan orang banyak. Kemudian 30 siswa menyatakan bahwa mereka

kurang yakin akan mendapat kerja setalah 6 bulan lulus dari sekolah namun

sebagian dari mereka yakin akan mendapatkan kerja 3 bulan setelah mereka lulus

dari sekolah. Siswa juga dinilai belum siap untuk terjun dalam dunia kerja karena

mereka berpendapat bahwa mereka tidak yakin akan mengerjakan sebuah tugas

yang sulit dan kesulitan dalam bekerjasama dalam sebuah tim. Berdasarkan hasil

survey tersebut hampir semua siswa menyatakan bahwa mereka tidak yakin (tidak

percaya diri) saat harus menyampaikan sebuah ide atau sebuah gagasan di depan

umum.

(6)

6

Siswa lulusan SMK diharapkan siap untuk masuk dalam dunia kerja, namun pada fakta yang diperoleh di lapangan oleh Badan Pusat Statistik kemudian diolah oleh Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan yang dieselenggarakan pada bulan Februari tahun 2012 menyatakan bahwa siswa lulusan SMK di Indonesia yang sudah bekerja berjumlah 9.598.684 orang, sedangkan pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan SMK berjumlah 1.018465orang. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung bahwa jumlah pengangguran terbuka sebesar 9,6% di tingkat pendidikan SMK. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa masih ada siswa lulusan SMK sebesar 9,6% yang belum siap untuk bekerja. Hal tersebut tentu saja masih menjadi masalah yang harus diperbaiki. Kesiapan kerja perlu diteliti pada siswa SMK untuk mengetahui seberapa siap siswa untuk langsung terjun dalam dunia kerja serta penelitian terhadap kesiapan kerja siswa SMK juga dapat membantu dalam menyiapkan tenaga kerja menengah yang siap bersaing dalam dunia profesional. Berdasarkan uraian ini, maka fokus skripsi ini adalah kesiapan kerja pada siswa SMK, karena penulis tertarik untuk mengukur seberapa siap siswa saat diterjunkan dalam dunia kerja yang profesional.

Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kesiapan

kerja yang dipengaruhi oleh berbagai macam variabel. Lombardi,dkk.(2011)

meneliti kesiapan kerja pada 1023 siswa SMA di tiga kota di Amerika Oregon,

California, dan Coloradodengan hasil bahwa kesiapan kerja berhubungan dengan

perilaku akademik dan interaksi sosial di kelas, yang artinya kesiapan kerja

seseorang siswa dinilai dari cara siswa tersebut menjalin interaksi dengan teman

teman sekolahnya, semakin baik siswa dalam menjalin interaksi di kelas maka

(7)

7

semakin siap dia saat akan terjun dalam dunia kerja.Kemudian penelitian kualitatif yang dilakukan oleh O’Brien,dkk. (2013) tentang kesiapan kerja dan kemampuan interpersonal. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa paramedis semester akhir di Australia. Hasil penelitian yang menunjukan mahasiswa yang memiliki kemampuan interpersonal dan komunikasi yang baik akan lebih siap untuk bekerja. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Muktiani (2014) yang meneliti tentang pengaruh praktik kerja dan prestasi akademik dengan kesiapan kerja penelitian ini dilakukan dengan mengambil 106 responden yang dilakukan di SMK Nasional Pati, hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh dari praktik dan prestasi akademik mata kuliah diklat akuntansi dengan kesiapan kerja siswa SMK.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian dari Caballero, Walker dan

Tyszkiewics (2011) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kesiapan kerja, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 251 partisipan

yang diambil di Australia, hasil dari penelitian ini adalah faktor yang

mempengaruhi kesiapan kerja adalah motivasi, kedewasaan dan kesadaran dalam

berorganisasi motivasi, kematangan atau kedewasaan, kesadaran organisasi, fokus

teknis, orientasi interpersonal, sikap untuk bekerja, pemecahan

masalah,kemampuan beradaptasi,dan ketahanan. Kemudian penelitian dari Li dan

Yi (2011) yang meneliti tentang kesiapan kerja yang dipengaruhi oleh self efficacy

responden yang digunakan sebanyak 47 siswa dengan kemampuan IQ 50-75 yang

diambil dari sekolah khusus di Singapura, penelitian ini memiliki hasil bahwa self

efficacy mempunyai peran dalam pemilihan karir dan kesiapan kerja pada siswa

(8)

8

yang memiliki intellectual disabiliy. Penelitian selanjutnya dari hasil penelitian Raftopoulos,dkk. (2009) yang meneliti tentang pengaruh kurikulum desain dari program kesiapan fasset kerja dengan kesiapan kerja dengan responden 24 pengusaha dan 333 lulusan yang berasal dari Afrika Selatan dengan hasil adanya implikasi kurikulum dengan kesiapan kerja. Hasil penelitian selanjutnya dari penelitian yang dilakukan oleh Pradana (2014) yang meneliti tentang hubungan bakat mekanik dan prestasi akademik terhadap kesiapan kerja,penelitian ini menggunakan 50 siswa SMK sebagai responden, penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Yogyakarta dengan hasil adanya hubungan yang positif antara bakat mekanik dan prestasi belajar dengan kesiapan kerja siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Wye, dkk. (2012) dengan responden sebanyak 300 mahasiswa dan 20 pengusaha yang berada di Malaysia yang mengungkapkan hasil adanya pengaruh antara kinerja universitas dengan kesiapan kerja diikuti dengan pengalaman sebelumnya atau selama menempuh kuliah.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Strauser,dkk (2015) yang meneliti

tentang hubungan antara pengobatan kanker dengan kesiapan kerja dengan

menggunakan 385 mantan penderita kanker yang berada di New York hasilnya

adalah ada hubungan yang signifikan antara pengobatan kanker dengan kesiapan

kerja. Kemudian penelitian dari Liao dan Ji (2015) yang meneliti tentang

pengaruh komitmen akademik dan karir self efficacy terhadap kesiapan kerja

dengan menggunakan responden sebanyak 375 siswa SMP dan SMA yang

berasal dari taiwan dengan hasil penelitian yang menunjukan adanyapengaruh

(9)

9

antara komitmen akademik dan self efficacy mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesiapan kerja.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya motivasi dapat mempengaruhi kesiapan kerja.Motivasi juga dapat menjadi indikator seseorang dalam menentukan siap atau tidaknya seseorang untuk masuk dalam dunia kerja. Berdasarkan studi pustaka diatas maka penelitianini akan mengkaji lebih jauh mengenai motiviasi dan kesiapan kerja karena motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan sesuatu hal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga seseorang tersebut akan melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhannya seperti bekerja.

Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang berperilaku

tertentu dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan individu. Keseluruhan proses

pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehigga

mereka mau bekerja. Motivasi merupakan penentu dimana individu tersebut dapat

menentukan pilihan yang akan dia ambil dalam hal pekerjaan dan tahap dimana

individu memiliki sebuah gambaran tentang pekerjaan yang akan dia pilih untuk

masa depannya. Pada saat ini individu dirasa telah mampu untuk memilih karier

kedepannya dan dirasa telah siap untuk masuk dalam dunia kerja. Motivasi dinilai

menjadi faktor pengukur individu, apakah seseorang tersebut telah siap atau tidak

untuk terjun dalam dunia kerja. Apabila individu telah memiliki motivasi maka

seseorang tersebut dinilai sudah siap untuk bekerja. Akan tetapi apabila individu

tersebut belum memiliki motivasi maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut

(10)

10

dinilai belum siap untuk bekerja. Oleh karena itu, bisa jadi motivasi dapat mempengaruhi kesiapan kerja pada siswa SMK.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian ini adalah Adanya hubungan yang positif antara motivasi dan kesiapan kerja pada siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Artinya semakin tinggi motivasi maka tingkat kesiapan kerja pada siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta akan semakin tinggi. Demikian sebaliknya rendahnya motivasi akan menyebabkan tingkat kesiapan kerja pada siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta akan rendah

METODE PENELITIAN

Responden dalam penelitian ini adalah Siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta, kelas 1 dan 2. Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala.

kesiapan kerja yang diadaptasi dari Ramadhan (2015) yang disusun berdasarkan teori dari Cabbalero (2011) dan skala motivasi yang diadaptasi dari skala Arini (2015) yang disusun berdasarkan teori Uno (2008). Metode analisis data pada penelitian ini adalah analisis statistik dengan menggunakan korelasi Spearmen.

HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

Sebelum dilakukannya analisis selanjutnya sebelumnya dilakukan

uji asumsi yang berupa uji normalitas dan uji liniearitas sebagai syarat

yang harus dipenuhi untuk melakukan uji statistik. Dalam mengalisis uji

(11)

11

asumsi peneliti menggunakan bantuan program SPSS Versi 17 for windows.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data tiap variabel dalam penelitian. Sebaran data dapat dikatakan memiliki distribusi yang normal apabila setelah dilakukan analisis statistik didapat koefisien signifikansi (p) > 0,05 dan jika signifikansi (p) < 0,05.

Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukan bahwa pada skala kesiapan kerja memiliki nilai signifikansi sebesar p = 0.016 (p<0.05) dan skala motivasi yang memiliki nilai signifikansi sebesar p = 0.001 (p<0.005). berdasarkan hasil uji normalitas tesebut dapat diketahui bahwa skala kesiapan kerja dan skala motivasi terdistribusi secara tidak normal.

b. Uji Liniearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui kedua variabel memiliki korelasi yang linear secara signifikan atau tidak. Kedua variabel dapat dikatakan linear apabila memiliki nilai signifikansi (p) < 0.05 pada linearity.

Berdasarkan hasil uji linearitas menunjukan bahwa pada korelasi antara kesiapan kerja dan motivasi diperoleh nilai 90.425 dengan nilai p = 0.00 (p<0.05). Hal ini dapat dikatakan bahwa korelasi antara kesiapan kerja dan motivasi bersifat linear dan tidak memiliki kecenderungan untuk menyimpang dari garis lurus.

c. Uji Hipotesis

(12)

12

Berdasarkan uji asumsi menggunakan uji normalitas dan uji linearitas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini pendistribusian aitem tidak normal , sedangkan pada uji linearitas korelasi kedua variabel dikatakan linear. Oleh karena itu untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik korelasi spearman’s Rho. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif antara motivasi dan kesiapan kerja pada siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta .Artinya semakin tinggi motivasi seorang siswa maka semakin tinggi pula tingkat kesiapan kerja siswa SMK. Demikian sebaliknya apabila motivasi seorang siswa rendah maka tingkat kesiapan kerja seorang siswa juga rendah.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai koefisien r = 0.610 dengan p = 0.00 (p<0.001). Hal itu menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kesiapan kerja dengan motivasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima.

Berdasarkan hasil uji regresi didapatkan nilai koefisien determinan (r

2

) sebesar 0.387 atau sekitar 38,7% . Hal tersebut menyatakan bahwa motivasi dapat mempengaruhi sebanyak 38,7% dalam kesiapan kerja

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah ada hubungan

antara motivasi dan kesiapan kerja siswa SMK Muhammadiyah 3

Surakarta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif

(13)

13

antara motivasi dan kesiapan kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahawa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi dan kesiapan kerjasiswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi kesiapan kerja siswa, sebaliknya apabila motivasi siswa rendah maka kesiapan kerja siswa juga rendah. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan peneliti dinyatakan diterima.

Kesiapan kerja didefinisikan sebagai sejauh mana lulusan yang dianggap memiliki sikap dan sifat yang membuat mereka siap untuk sukses di lingkungan kerjaCaballero dan Walker (2010). Kesiapan kerja seseorang dapat dilihat dari beberapa faktor salah satunya adalah motivasi hal tersebut dijelaskan dalam penelitian dari Caballero da Walker (2011) mengungkapkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan kerja salah satunya adalah motivasi dari seseorang untuk bekerja. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Alfian (2009) yang menyatakan bahwa bimbingan karir melalui motivasi kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa sebesar 50%.

Adanya hubungan positif antara motivasi dan kesiapan kerja

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Harja (2013) yang

meyatakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau kehendak yang

mempengaruhi tenaga kerja yang mempengaruhi tenaga kerja untuk dapat

meningkatkan produktivitas kerja karena adanya keyakinan bahwa

produktivitas mempunyai manfaat bagi dirinya. Pada penelitian tersebut

(14)

14

menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki hubungan yang positif dengan kesiapan kerja. Hal tersebut ditujukan dengan sumbangsih motivasi kerja terhadap kesiapan kerja sebesar 52%.Penelitian dari Sulistyarini (2012) meneliti tentang motivasi masuk dunia kerja dan pengalaman praktik kerja terhadap kesiapan kerja. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa motivasi memberikan sumbangan relatif sebesar 28.54% terhadap kesiapan kerja seseorang, pengalaman praktik kerja memberikan sumbangan relatif sebesar 71.46% terhadap kesiapan kerja. Kemudian motivasi kerja memberikan sumbangan efektif pada kesiapan kerja sebesar 11,10% dan pengalaman kerja sebesar 27.81%.

Total sumbangan efektif sebesar 38.90% yang artinya motivasi memasuki dunia kerja dan pengalaman praktik kerja sama sama memberikan sumbangan efektif sebesar 38.90% terhadap kesiapan kerja.

Selain itu, hubungan antara motivasi kerja dan kesiapan kerja pada

siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta dapat menjelaskan bahwa untuk

mencapai suatu kesiapan kerja diperlukan motivasi kerja yang tinggi

dikarenakan dorongan kerja yang tinggi akan membuat siswa untuk

meningkatkan kemampuan untuk dapat siap untuk bekerja. Tinggi nya

motivasi siswa untuk bekerja secara tidak langsung akan memacu

semangat siswa untuk mendapatkan kompetensi yang lebih baik lagi yang

akan dibutuhkan untuk bekerja. Siswa dengan motivasi tinggi akan lebih

siap untuk memulai kerja dibandingkan dengan yang bermotivasi rendah.

(15)

15

Pada penelitian ini koefisien deteminan (r

2

) antara motivasi dan kesiapan kerja sebesar 0.387. Hal tersebut menunjukan bahwa motivasi memberikan pengaruh terhadap kesiapan kerja siswa sebesar 38%.

Penelitian ini melibatkan sebanyak 129 responden dari total responden tersebut terdapat 22 siswa yang memiliki motivasi yang sangat rendah kemudian sebanyak 18 siswa termasuk kedalam kategori siswa yang memiliki motivasi yang rendah. 28 siswa termasuk kedalam kategori siswa yang memiliki motivasi yang sedang . 37 siswa termasuk kedalam kategori siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan 24 siswa termasuk kedalam kategori siswa yang memiliki motivasi yang sangat tinggi.

Berdasarkan kesesuaian teori dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki hubungan positif serta berpengaruh terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Secara keseluruhan penelitian ini masih banyak memiliki kekurangan dalam penyusunannya mulai dari proses pencarian responden hingga proses pengambilan data.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang positif antara motivasi kerja dan kesiapan kerja pada siswa SMK

Muhammadiyah 3 Surakarta. Semakin tinggi motivasi siswa untuk bekerja maka

semakin tinggi kesiapan kerja pada siswa SMK. Sebaliknya apabila semakin

rendah motivasi siswa dalam bekerja maka semakin rendah pula kesiapan kerja

(16)

16

siswa tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian peneliti mengajukan beberapa pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu :

1. Pihak sekolah

Diharapkan pihak sekolah lebih memotivasi siswa untuk bekerja agar siswa memiliki kesiapan kerja yang tinggi saat siswa lulus dari sekolah tingkat menengah kejuruan.

2. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengkaji secara lebih dalam mengenai kesiapan kerja pada siswa SMK sehingga tidak hanya melihat dari motivasi kerja siswa tetapi dilihat juga dari faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK.

3. Responden penelitian

Bagi responden penelitian diharapkan saat mengisi angket

penelitian lebih memeriksa kembali jawaban yang dicantumkan dalam

angket penelitian sehingga tidak ada item yang terlewati. Kemudian

diharapkan bagi responden untuk memiliki motivasi kerja yang tinggi

sehingga akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja.

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA

Alfan, M.Z. (2014). Pengaruh bimbingan karir dan lingkungan sekolah melalui motivasi kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas xii kompetensi keahlian akuntansi SMK Negeri 2 Magelang. Economic Education Analysis Journal, 3 (1) 114-124.

Awosusi, O. O & Jegede, A.O. 2011. Motivation and job performances among nurses in the ekiti state environment of Nigeria. International Journal of Pharma and Bio Sciences, 2 (2) 583- 595

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar

Badan Pusat Statistik (BPS). (2012, Februari). Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan jenis kegiatan selama seminggu yang lalu, 2008-2015. Badan Pusat Statistik (BPS).

Diunduh dari https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1909.

Caballero, C., & Walker, A. (2010). Work readiness in graduate recruitment and selection: A review of current assessment methods. Journal of Teaching and Learning for Graduate Employability, 1 (1) 13 – 25.

Caballero, C., Walker, A. &Tyszkiewicz, M. F. (2011). The work readiness scale (WRS): Developing a measure to assess work readiness in college graduates.Journal of Teaching and Learning for Graduate Employability, 2 (2) 41 – 54.

Chowdhury, M. S., 2007. Enhancing motivation and work performance of the salespeople: the impact of supervisor behavior. African Journal of Human Resource Managemen., 1 (9) 283-243.

Fernet, C., Senécal, C.,Guay, F., Marsh, M., & Dowson, M.(2008). The work tasks motivation scale for teachers (WTMST). Journal of Career Assessment, 16 (2) 256-279.

Hamalik O. (2013). Proese Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Harja, I.R. (2013). Pengaruh kompetensi kerja dan motivasi kerja terhadap

kesiapan kerja siswa kelas XII program studi teknik instalasi tenaga

listrik SMK N 2 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

(18)

18

Muktiani, E. E. (2014). Pengaruh praktik kerja industri dan prestasi akademik mata diklat produktif akuntansi tehadap kesiapan kerja siswa kelas xi program keahlian akuntansi SMK Nasional Pati tahun pelajaran 2012/2013.Economic Education Analysis Journal. 3 (1) 166-172.

Munandar, A. S. (2012). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-press

O’Brien, K., Moore, A., Hartley, P., & Dawson, D. (2013). Lesson About Work Readiness From Final Year Paramedic Student in an Australian University. Australian Journal of Paramedicine, 10 (4) 1-11

Oktaviani, M., Sriwahyuni, T., & Sukaya. (2014). Kontribusi pengalaman prakerin dan kompetensi kejuruan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja industri siswa program teknik komputer dan jaringan kelas XII di SMK N 2 Padang Panjang. E journal vocational Teknik Elektronika Dan Informatika, 2 (1) 1-16.

Kartono, K. 1991. Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali Liao, C.N. & Ji, C.H. (2015). The origin of major choice,academic

commitment, and career-decision readiness among taiwanese college students.The Career Development Quarterly, 63(1) 156-171.

Lombardi, A., Seburn, M.,& Conley, D., (2011). Development and initial validation of a measure of academic behaviors associated with college and career readiness. Journal of Career Assessment, 19 (4) 375-392.

Raftopoulos, M., Coetzee, S. & Visse, D. (2009). Work-Readiness Skill In The Fasset Sector. Jurnal of human resource managemen, 7 (1) 1-8.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Kementrian Pendidikan RI Tahun 2008. Jakarta

Robbins, S. P. & Judge, T. A., 2008 . Perilaku Organisasi : Organizational Behavior edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Sari, R. (2012). Peran praktik industri dalam menunjang kesiapanmemasuki dunia kerja siswa kelas XI programkeahlian busana SMK Karya Rini Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Shulze, S., & Steyn, T. (2003). Edycatot’s motivartion : differences related to

gender,age and experience. Acta academia, 35 (3) 136-160

(19)

19

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Strauser, D., Klosky, J. L., Brinkman, T. M, dkk. (2015). Career Readiness In Adult Survivors Of Chilhood Cancer: A Report From St. Jude Lifetime Cohort Study. Jurnal cancer survive, 9 20-29

Sulistyarini, E.P.D. (2012). Pengaruh motivasi memasuki dunia kerja danpengalaman praktik kerja industri terhadapkesiapan kerja peserta didik kelas xii program keahlian akuntansiSmk Negeri 1 Tempeltahun pelajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Uno, H. B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Pradana, A.W. (2014). Kesiapan kerja siswa teknik pemesinan ditinjau dari bakat mekanik dan prestasi belajar. E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 2

( 3 ) 1 - 8 .

Wulandari, B., & Sujono, H. D. (2013). Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar PLC SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi. 3(2), 178-190

Wye, C.K., Lim,Y.M., & Lee, T.H. (2012). Perceived job readiness of business students at the institutes of higher learning in Malaysia.

International Journal of Advances in Management and Economics, 1 (1)

149-156.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa pendidikan Ekonomi reguler B (Angkatan tahun 2008) pada mata kuliah

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pengembangan subsektor perikanan tangkap di pesisir

Grafik 3.10 Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang Dianjurkan (Untuk ukuran butir maksimum 10 mm)

Music Entertainment Center ini adalah sebuah bangunan yang nantinya diharapkan mampu menjadi tempat yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan aktualisasi diri khususnya di

Dari situlah penulis mengadakan penelitian dengan judul, yaitu:“Efektifitas Pemanfaatan Media Audio Visual dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV B SD 2

Munawir Sjadzali adalah modernis muslim yang menegaskan bahwa Islam dan Pancasila merupakan dua hal saling berkaitan, dengan Pancasila umat Islam dapat membangun

Dari beberapa fenomena di atas dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh nitrogen dan dosis optimum pupuk N terhadap pertumbuhan dan hasil

Faktor-faktor yang ditemukan tersebut adalah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas