Pendahuluan
Perkembangan perpustakaan di Indonesia untuk saat ini masih banyak menghadapi rintangan dan hambatan, masalah yang sering dijumpai adalah kurangnya jumlah pemustaka yang berkunjung dan melakukan kegiatan seperti membaca buku ataupun mengerjakan tugas di perpustakaan, hal tersebut dikarenakan perpustakaan sering dianggap suatu ruangan yang kuno, sepi, kaku, dan membosankan.
Terdapat berbagai macam jenis perpustakaan di Indonesia, perpustakaan perguruan tinggi menjadi salah satu jenis tersebut. Menurut Sutarno dalam Syahrani [1] Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang didirikan di suatu universitas, akademi, sekolah tinggi, maupun institut. Peranan sebuah perpustakaan di perguruan tinggi menjadi sangat penting terutama bagi kalangan civitas akademika, oleh karena itu jantungnya universitas sering disebut bagi perpustakaan perguruan tinggi. Sebagai penyedia jasa informasi dan sumber pengetahuan, perpustakaan perguruan tinggi merupakan tempat tujuan mahasiswa dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan baik koleksi tercetak maupun digital.
Hadirnya perpustakaan menjadi sangat penting selain harus memenuhi kebutuhan informasi, perpustakaan juga bisa diharapkan dapat memberi kenyamanan bagi pemustaka agar merasa rileks, enjoy, betah dan dapat menciptakan suasana yang bisa menyegarkan pikiran pada saat membaca, mencari koleksi yang dibutuhkan, mengerjakan tugas, menuangkan ide/gagasan, menggunakan fasilitas internet, ataupun hanya untuk sekedar refreshing.
Kenyamanan seseorang terhadap suasana lingkungan di suatu tempat memang berbeda-beda tergantung apa yang mereka rasakan atau alami, dengan memberi pertanyaan secara langsung kepada tiap individu maka dapat diperoleh seberapa nyaman yang dirasakannya saat itu. Seseorang dapat lebih lama serta lebih menikmati lingkungan sekitar dengan adanya rasa nyaman yang dirasakan pada saat itu, sehingga setiap individu merasa asik dalam melakukan segala kegiatannya.
Kenyamanan dalam hal ini adalah pada saat pemustaka berada di perpustakaan dengan tidak ada rasa terganggu dan dapat berkonsentrasi ketika sedang melakukan aktifitas. Faktor lingkungan di perpustakaan timbul dalam berbagai macam seperti warna, suhu, penerangan, suara, dan lain sebagainya. Suara yang dimaksud disini yaitu suara alunan musik.
Kehidupan manusia di era sekarang tidak bisa terlepas dari musik, musik dapat dikatakan telah menjadi suatu kebutuhan hidup, meski bukan yang utama.
Kesibukan manusia dalam menghadapi pekerjaan ataupun tugas yang menuntut kecepatan serta konsentrasi tinggi dapat membuat stress bagi setiap orang, disinilah kehadiran musik sebagai penetralnya. Musik dalam berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang dalam melakukan segala aktifitas, musik yang dimaksud yaitu musik yang dapat mempengaruhi denyut nadi dan aliran darah sesuai dengan irama dari alunan nada tersebut. Oleh sebab itu, hampir di berbagai tempat seperti mall, cafe, klinik kecantikan dan tempat-tempat umum lainnya terdengar suara musik dengan
berbagai genre. Tidak semua perpustakaan memberikan fasilitas pemutaran musik, meskipun memutarkan musik di dalam ruangan dapat menghadirkan suasana lingkungan yang berbeda.
UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta menjadi salah satu perpustakaan yang memutarkan musik pada saat jam kunjung perpustakaan. Jenis musik yang diputar bermacam-macam, seperti pop, jazz, klasik, serta instrumental.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka rumusan masalahnya adalah: (1) Apakah terdapat pengaruh antara pemutaran musik dengan kenyamanan pemustaka di ruang baca UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta? (2) Jenis musik apakah yang memiliki pengaruh terhadap kenyamanan pemustaka di ruang baca UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemutaran musik terhadap kenyamanan serta jenis musik apa yang memiliki pengaruh terhadap kenyamanan pemustaka di ruang baca UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
Kajian Pustaka
Penelitian dilakukan oleh Saputra & Hermintoyo [2] di Perpustakaan Kota Salatiga, bertujuan untuk memahami tanggapan pemustaka serta mengetahui apakah pemutaran musik dapat diimplementasikan di perpustakaan. Metode penelitian kualitatif, jenis deskriptif serta bentuk studi kasus digunakan sebagai acuan penelitian ini. Hasilnya, pemustaka memberi tanggapan baik dan sependapat dengan fasilitas pemutaran musik di ruang baca perpustakaan Kota Salatiga, aliran musik yang diminati pemustaka yaitu berirama pelan atau musik instrumental.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sandi [3] di SMA YP Unila Bandar Lampung. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui pengaruh musik dengan kecerdasan emosional. Metode quasi experiment jenis desain Non-equivalent Control Group Design digunakan pada penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat pengaruh positif antara musik dengan kecerdasan emosional siswa kelas XI di SMA YP Unila Bandar Lampung.
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Sulistyo-Basuki dalam Sumiati [4], perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang berada dalam lingkungan perguruan tinggi dan lembaga bawahannya guna mencapai sasaran yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah fasilitas penunjang, dibangun untuk membantu kegiatan civitas akademika yang berfungsi menghimpun, menyediakan, serta menyebarkan informasi guna mewujudkan perguruan tinggi memenuhi objeknya sebagai Tri Dharma perguruan tinggi.
Musik
Definisi musik menurut Bahari dalam Khoiriyah [5] adalah bidang atau seni dengan gabungan susunan nada untuk mewujudkan karya yang memiliki kesatuan, nada yang disusun akan menghasilkan irama, lagu, dan keharmonisan. Sepaham dengan definisi di atas, Julia [6] menyatakan bahwa musik adalah perpaduan antara
nada dan suara yang diolah beserta unsur-unsurnya sehingga menghasilkan sebuah struktur musikal. Bersumber pada beberapa penjelasan di atas, disimpulkan bahwa musik merupakan serangkaian nada yang membentuk harmoni, mengandung unsur irama, melodi, struktur lagu, tempo, serta dinamika sehingga menghasilkan bunyi atau suara estetis yang dapat dinikmati oleh semua orang yang mendengarnya.
Unsur Musik
Menurut, unsur-unsur musik dapat dikelompokkan antara lain yatiu (a) Bunyi , berasal dari getaran serta bunyi dapat dihasilkan melalui alat musik ataupun benda lainnya. (b) Harmoni, merupakan perpaduan antara dua atau lebih nada yang selaras meskipun berbeda tinggi rendahnya, dimainkan secara bersamaan. (c) Irama, yaitu susunan bunyi disertai beragam panjang pendek notasi, tersusun atas dasar ketukan yang terstruktur. (d) Melodi, merupakan inti dari sebuah lagu yang terdengar berurutan dan mengungkapkan sebuah pandangan. (e) Bentuk/struktur lagu, yakni rangkaian unsur musik pada sebuah lagu sehingga memberikan kualitas karya berharga. (f) Tempo, yaitu kecepatan mementaskan nada beserta perubahan dari kecepatan lagu itu, dari lambat menjadi cepat, atau cepat menjadi lambat. (f) Dinamika, adalah suatu tanda dalam memainkan musik dengan volume keras atau lembut.
Jenis musik
Beberapa jenis musik menurut Grimonia [7], (1) Musik klasik, “klasik”
artinya memiliki kualitas yang diterima secara luas sehingga menjadi tolok ukur kesempurnaan yang terbaik. Musik klasik diklasifikasikan mengikuti zamannya, yaitu: Medieval, Renaissance, Baroque, Classical, dan modern. Berdasarkan beberapa periode tersebut, yang memberi perubahan paling besar adalah zaman classical. Genre dalam musik ini dapat membangkitkan suasana hati seseorang sekaligus mendamaikan perasaan, musik klasik juga disebut dapat mempengaruhi tingkat kinerja daya pikir. (2) Jazz, aliran musik ini bermula pada abad 20 di Amerika Serikat dengan asal dari Afrika-Eropa. Trombone, piano, terompet, gitar, dan saxophone digunakan pada aliran musik jazz. Bagian penting dalam jazz adalah sinkopasi yang artinya penekanan pada not-not dengan ketukan lemah, jenis musik tersebut memang sarat akan nilai elegant dan berkelas, musik jazz biasanya dimainkan sesuai perasaan tanpa terikat oleh notasi. (3) Musik pop atau populer yaitu sebutan bagi aliran musik yang didengar secara umum para pendengarnya, ciri-ciri dari musik ini antara lain memiliki harmoni yang tidak terlalu rumit namun memiliki tempo yang cukup bervariasi mulai dari tempo lambat hingga cepat, mempunyai lirik dengan kata-kata sederhana. Peralatan musik yang dimainkan adalah bass, gitar, piano, keyboard, dan drum. (4) Instrumental, merupakan seni penciptaan bunyi yang menghasilkan pola berirama dan merdu, tercipta dari satu atau berbagai alat musik, musik instrumental sering disebut sebagai karya musik tanpa lirik.
Manfaat dan pengaruh musik
Ortiz dalam Khoiriyah [5] mengemukakan mengenai manfaat mendengarkan musik antara lain adalah merangsang fokus berfikir; menenangkan
pikiran, menurunkan tekanan darah, semakin pelan tempo musik maka detak nadu akan melamban sehingga pendengar terdorong dalam keadaan santai secara fisik dan psikis; serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Djohan [8] mengemukakan bahwa, terdapat beberapa manfaat musik bagi kehidupan manusia, antara lain: (a) Menumbuhkan perkembangan diri, meliputi piskologis, produktivitas, membaca. (b) Sebagai perangkat untuk mengekspresikan perasaan. (c) Membantu penciptaan komunikasi lisan dan non lisan sehingga dapat menunjang usaha belajar secara ideal.
Kenyamanan
Kenyamanan menurut Sanders dalam Chatzky [9] merupakan perasaan yang dialami seseorang dalam situasi saat itu. Tingkat kenyamanan tidak mampu diketahui dengan eksperimen melainkan harus bertanya langsung kepada setiap individu mengenai seberapa nyaman yang dirasakan, istilah yang biasa digunakan seperti nyaman; tidak nyaman; cukup nyaman; atau menggelisahkan. Berdasarkan pengertian tersebut, kesimpulannya bahwa kenyamanan ialah reaksi amat nyaman hingga tidak nyaman yang diukur berlandaskan pendapat setiap orang di suatu kondisi dimana rasa nyaman tiap individu berlainan dengan individu lain.
Kenyamanan saat mendengarkan musik
Kenyamanan di dalam perpustakaan akan memberikan dampak terhadap aspek psikologis perpustakaan yang dapat membangkitkan rasa suka, nyaman, tenang, dan merasa betah berada di perpustakaan. Suwarno [10] mengemukakan situasi di dalam perpustakaan yang segar, nyaman, sejuk, serta adanya alunan musik lembut, membuat situasi menjadi efektif untuk belajar dan mencari informasi yang pemustaka butuhkan. Sejalan denga Suwarno, Halimah [11] dalam artikel jurnalnya menyatakan, seseorang yang mendengarkan musik terutama musik-musik lembut dan pelan dapat membuat situasi menjadi nyaman sehingga kinerja otak berjalan secara optimal. Bersumber pada penjelasan di atas, maka disimpulkan kenyamanan dalam penelitian ini yaitu suasana dimana terciptanya kondisi nyaman ketika mendengarkan alunan lembut dari jenis musik klasik; jazz; pop; instrumental, dengan volume yang cukup sehingga meningkatkan konsentrasi, menimbulkan perasaan senang, rileks, serta tenang bagi orang yang mendengarnya.
Tabel 1 Tabel Instrument Penelitian Variabel Musik
Variabel Definisi Indikator Kategori
Musik Musik:
- Harmoni - Irama - Melodi - Struktur lagu - Tempo - Dinamika - Bunyi
- Pemustaka menikmati musik dengan paduan nada selaras yang diputar di ruang baca perpustakaan
- Pemustaka menikmati musik dengan ketukan / ritme teratur yang
Skala Likert STS—SS 1-5
diputar di ruang baca perpustakaan
- Pemustaka menikmati musik dengan melodi indah yang diputar di
ruang baca
perpustakaan
- Pemustaka menikmati lagu yang diputar di
ruang baca
perpustakaan
- Pemustaka menikmati musik dengan tempo lambat yang diputar di
ruang baca
perpustakaan
- Pemustaka menikmati
musik dengan
dinamika lembut yang diputar di ruang baca perpustakaan
- Pemustaka menikmati bunyi musik dengan nilai seni yang diputar di ruang baca perpustakaan
Tabel 2 Tabel Instrument Penelitian Variabel Kenyamanan
Variabel Definisi Indikator Kategori
Kenyamanan dalam
Mendengarkan Musik
- Musik klasik - Jazz
- Pop
- Instrumental - Volume - Konsentrasi - Efek senang - Rileks - Tenang
- Pemustaka merasa nyaman dengan diputarkannya musik klasik di ruang baca perpustakaan
- Pemustaka merasa nyaman dengan diputarkannya musik jazz di ruang baca perpustakaan
- Pemustaka merasa nyaman dengan diputarkannya musik pop di ruang baca perpustakaan
Skala Likert 1-5
- Pemustaka merasa nyaman dengan diputarkannya musik instrumental di ruang baca perpustakaan
- Pemustaka merasa alunan musik telah diputar dengan volume yang cukup di ruang baca perpustakaan
- Pemustaka merasa musik yang diputar di ruang baca perpustakaan mampu meningkatkan konsentrasi belajar
- Pemustaka merasa musik yang diputar di ruang baca perpustakaan mampu menimbulkan perasaan senang
- Pemustaka merasa musik yang diputar di ruang baca perpustakaan mampu menimbulkan perasaan rileks - Pemustaka merasa musik yang
diputar di ruang baca perpustakaan mampu menimbulkan perasaan tenang
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif serta jenis penelitian deskriptif. Seluruh mahasiswa yang berkunjung ke UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta menjadi populasi dalam penelitian ini, sedangkan penentuan ukuran sampel berpatokan pada Roscoe dalam Hermawan [12] yakni merekomendasikan jumlah sampel sebesar 30 sampai 500 responden.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 responden, pertimbangan tersebut didasarkan atas keterbatasan waktu. Teknik penentuan sampel menggunakan sampling incidental, merupakan pemilihan sampel berdasarkan ketidaksengajaan yang berarti setiap orang secara tidak sengaja berjumpa dengan peneliti dan dirasa sesuai sebagai informan [13].
Sumber data didapat melalui angket yang disebar pada saat pemustaka berkunjung, wawancara dengan pustakawan, observasi, dokumentasi, dan literatur dari buku maupun jurnal. Peneliti melakukan olah data atau analisis setelah seluruh data terkumpul agar mudah dipergunakan untuk menjawab persoalan yang diteliti.
Skala pengukuran menggunakan skala likert, adalah jenis rasio untuk mengukur persepsi individu atau kelompok mengenai suatu keadaan, hasil dari tiap instrument memiliki tingkatan dari sangat negatif hingga sangat positif [13]. Skor yang peneliti gunakan antara lain, 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Cukup Setuju, 2 = Tidak Setuju, 1 = Sangat Tidak Setuju.
Uji validitas penelitian ini menggunakan kriteria Azwar dalam Hermawan [12], yakni dapat dikatakan valid jika korelasi antar item memiliki skor > 0,25, dengan cara membuat korelasi tiap item pernyataan beserta variabel melalui SPSS.
Sedangkan uji reliabilitas, peneliti berpatokan pada Nunnally dalam Hermawan [12] yaitu nilai Cronbach Alpha > 0,6 maka dinyatakan reliabel.
Hasil dan Pembahasan
Peneliti melakukan dua tahap untuk penelitian ini, pertama tahap pra penelitian, kedua penelitian pokok. Tahap pertama melakukan penyebaran 30 angket kepada pemustaka yang berkunjung di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta secara acak dan tahap kedua atau utama, peneliti membagikan 100 kuesioner juga kepada pemustaka yang sedang berkunjung di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta guna memperoleh data untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya pemutaran music terhadap kenyamanan.
Sebelum melakukan penelitian utama, peneliti mengadakan uji validitas dan reliabilitas kepada 30 responden, Output dari uji keduanya menyatakan valid dan reliabel. Valid berarti tiap pernyataan variabel yang di uji mempunyai hasil lebih dari 0,25 maka termasuk tolok ukur valid [12]. Hasil pengujian reliabilitas, Cronbach Alpha untuk variabel musik sebesar 0,823 dan variabel kenyamanan sebesar 0,832, dapat disimpulkan bahwa dua variabel tersebut lebih besar dari 0,6 sehingga dinyatakan reliabel [12].
Variabel musik dan variabel kenyamanan merupakan dua variabel dalam penelitian ini. Variabel musik memiliki 10 item pernyataan sedangkan variabel kenyamanan terdapat 9 item.
Penjelasan secara lengkap dan pembahasan dari data yang telah diolah peneliti adalah: Berdasar frekuensi kunjungan, 46 persen pemustaka kadang- kadang berkunjung ke perpustakaan ISI Surakarta, 36 persen cukup sering, dan 18 persen menyatakan sangat sering berkunjung. Dilihat dari gender, terdapat 61 persen responden perempuan dan sisanya merupakan laki-laki. Proram studi Seni Tari berada di peringkat tertinggi dalam hal kunjungan, diasumsikan karena pemustaka progdi seni tari sedang membutuhkan referensi untuk mendukung pembelajaran maupun referensi untuk mengerjakan tugas akhir perkuliahan.
Berikut ini adalah gambaran secara rinci data spesifikasi responden yang dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3 Spesifikasi Responden Spesifikasi
Responden
Variabel Spesifikasi Jumlah Responden
Persen
Frekuensi Berkunjung
- Sangat Sering - Cukup Sering - Kadang-kadang
18 36 46
18%
36%
46%
Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan
39 61
39%
61%
Program Studi - Desain Interior - Seni Karawitan - Seni Tari
- Televisi dan Film - Etnomusikologi - Seni Pedalangan - Kriya Seni - Seni Teater - Fotografi - Batik
- Desain Komunikasi Visual
- Keris dan Senjata Tradisional
12 15 22 8 9 7 12 4 1 4 5
1
12%
15%
22%
8%
9%
7%
12%
4%
1%
4%
5%
1%
Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif variabel musik berdasarkan jawaban responden yang telah diteliti oleh peneliti.
Tabel 4 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Musik
Nilai Tolok Ukur F % Mean
1,00<x<1,80 1,81<x<2,61 2,62<x<3,42 3,43<x<4,23 4,24<x<5,00
Sangat Tidak Nyaman Tidak Nyaman
Cukup Nyaman Nyaman
Sangat Nyaman
2 4 41 46 7
2 4 41 46 7
TOTAL 100 100 3,45
Hasil berdasar tabel di atas disimpulkan yaitu presentasi paling tinggi berada pada kriteria nyaman dengan presentase sebesar 46 persen, artinya sebagian pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan ISI Surakarta merasa nyaman dan suka dengan adanya pemutaran musik di ruang baca.
Tabel 5 Deskriptif Statistik Variabel Musik
P Mean Std. Deviation N
P1 3,6800 ,81501 100
P2 3,6400 ,82290 100
P3 3,7500 ,78335 100
P4 3,6300 ,87219 100
P5 3,5800 ,96588 100
P6 3,5500 ,90314 100
P7 2,6200 1,07101 100
P8 3,8700 ,87219 100
P9 2,2300 1,03333 100
P10 3,9000 ,87039 100
TOTAL 34,4500 6,31876 100
Keterangan: P = Pernyataan
Item 10 pada tabel 5 menunjukkan nilai mean sebesar 3,90 artinya responden sebagian besar berpendapat nyaman dan suka dengan diputarkannya alunan musik di ruang baca perpustakaan ISI Surakarta karena bunyi musik yang diputar memiliki suatu nilai seni.
Tabel 6 Analisis Deskriptif Variabel
Nilai Tolok Ukur F % Mean
1,00<x<1,80 1,81<x<2,61 2,62<x<3.42 3,43<x<4,23 4,24<x<5,00
Sangat Tidak Nyaman Tidak Nyaman
Cukup Nyaman Nyaman
Sangat Nyaman
1 5 28 49 17
1 5 28 49 17
TOTAL 100 100 3,71
Pada tabel 6, nilai tertinggi diperoleh sebesar 49 persen, artinya responden setuju dengan diputarkannya musik di ruang baca perpustakaan ISI Surakarta karena dapat memberi suatu kenyamanan yang kemudian timbul efek senang, tenang, rileks, dan suasana berbeda selama berada di ruang tersebut.
Tabel 7 Deskriptif Statistik Variabel Kenyamanan
P Mean Standard Deviaton N
P1 3,9400 ,81427 100
P2 3,5300 ,95827 100
P3 3,7000 ,83485 100
P4 3,9000 ,85870 100
P5 3,5900 ,80522 100
P6 3,5100 ,89324 100
P7 3,6800 ,77694 100
P8 3,7600 ,88899 100
P9 3,7700 ,87450 100
TOTAL 33,3800 6,11800 100
Keterangan: P = Pernyataan
Tabel 7 menunjukkan mean sebesar 3,94 untuk item 1 yang berarti sebagian besar responden merasa nyaman ketika mendengarkan alunan lembut dari musik klasik yang diputar di ruang baca perpustakaan ISI Surakarta. Pernyataan ini diperkuat dengan berbagai teori yang menjelaskan bahwa genre musik klasik dapat meningkatkan mood seseorang sekaligus menenangkan.
Pengaruh Pemutaran Musik terhadap Kenyamanan Pemustaka Tabel 8 Hasil Regresi
Model R R
Square
Adjusted R Square
Standard Error of
the Estimate
Durbin- Watson
1 ,833a ,694 ,691 3,400 1,853
a. Predictors: (Constant), Musik_X b. Dependent Variable: Kenyamanan_Y
Berdasarkan penjabaran hasil output diatas, R Square dapat diketahui sebesar 0,694. Nilai tertera memiliki arti bahwa 69,4% diputarkannya alunan musik di ruang baca perpustakaan ISI Surakarta berpengaruh terhadap variabel kenyamanan dan terdapat pengaruh sebesar 30,6% dari faktor lain tidak dilakukan penelitian. Selain musik, dugaan dari peneliti, faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap kenyamanan adalah suhu, udara, pencahayaan, penataan ruang, dan lain sebagainya.
Jadi, kesimpulan dari pembahasan dan hasil analisis di atas yaitu bahwa pemutaran musik berpengaruh positif terhadap kenyamanan pemustaka saat mendengarkan musik, pengaruh ini bermakna semakin sering diputarkannya alunan musik lembut khususnya dengan genre klasik maka akan berpengaruh signifikan terhadap kenyamanan, sehingga dapat memberi efek senang; tenang; rileks; bagi para pemustaka yang sedang melakukan kegiatan di ruang baca UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
Simpulan
Berdasarkan pemaparan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan antara lain:
1. Terkait dengan variabel musik, sebagian besar pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan ISI Surakarta merasa nyaman dan suka dengan adanya pemutaran musik di ruang baca, hal ini ditunjukkan dengan presentasi tertinggi berada pada kriteria nyaman sebesar 46%, didukung dengan teori yang ada bahwa bunyi musik memiliki suatu nilai seni sehingga dapat dinikmati oleh semua orang yang mendengarnya.
2. Kenyamanan terkait pemutaran musik di ruang baca perpustakaan ISI Surakarta memperoleh presentase sebanyak 49%, yang dapat ditarik kesimpulan bahwa pemustaka setuju dengan diputarkannya musik pada saat melakukan segala
aktifitas di ruang baca karena dapat memberi kenyamanan yang menimbulkan efek senang, tenang, rileks, selama berada di ruang tersebut.
3. Genre musik klasik paling disukai para pemustaka yang berkunjung di ruang baca perpustakaan ISI Surakarta, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil mean dari deskriptif statistik yaitu sebesar 3,94. Alunan lembut dari musik klasik dapat meningkatkan mood seseorang sekaligus menenangkan sehingga pemustaka merasa nyaman saat mendengarkannya.
4. Adanya pengaruh positif antara pemutaran musik dengan kenyamanan pemustaka saat mendengarkan musik di ruang baca perpustakaan ISI Surakarta, meskipun ada beberapa faktor lain yang kemungkinan juga dapat mempengaruhi kenyamanan individu di ruang baca seperti faktor suhu, pencahayaan, penataan ruang, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
[1] M. I. Syahrani, “Pengaruh Fasilitas Perpustakaan Terhadap Kenyamanan Membaca Mahasiswa,” J. Seni dan Pendidik. Seni, vol. 5, pp. 481–490, 2020.
[2] T. R. Y. Saputra and Hermintoyo, “Persepsi Pemustaka Terhadap Pemutaran Musik Di Ruang Baca Perpustakaan Kota Salatiga,” J. Ilmu Perpust., vol. 3, no. 4, pp. 111–120, 2014.
[3] M. F. SANDI, “Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Emosional Di Sma Yp Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2017.
[4] S. E, “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PRAJA DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN INSTITUT PEMERINTAH DALAM NEGERI DI JATINANGOR,” Jurmal Perpust. Univ. Airlangga, vol. Vol. 9, No, pp. 1–10, 2019.
[5] K. N, “PEMANFAATAN PEMUTARAN MUSIK TRHADAP PSIKOLOGIS PASIEN PADA KLINIK ELLENA SKIN CARE DI KOTA SURAKARTA,” J. Seni Musik, vol. 6, no. 2, pp. 81–90, 2017.
[6] J. Julia and J. Julia, Pendidikan Musik : Permasalahan dan Pembelajarannya Pendidikan Musik :, Kedua. Sumedang: UPI Sumedang Press, 2017.
[7] E. Grimonia, Dunia Musik, Sains Musik Untuk Kebaikan Hidup. Bandung:
Nuansa Cendekia, 2014.
[8] Djohan, Psikologi Musik. Yogyakarta: Indonesia Cerdas, 2016.
[9] J. Chatzky, You Don’t Have To Be Rich. Kenyamanan, Kebahagiaan, dan Jaminan Keuangan Menurut Definisi Anda Sendiri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018.
[10] W. Suwarno, Psikologi Perpustakaan. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2009.
[11] L. Halimah, “Musik Dalam Pembelajaran,” Pendidik. Dasar,
Eduhumaniora, vol. 2, no. 2, 2016, doi:
https://doi.org/10.17509/eh.v2i2.2763.
[12] A. Hermawan, Pengaruh Getok Tular Terhadap Minat Berkunjung Menggunakan Variabel Volume, Dispersion, dan Praise pada Perpustakaan dan Arsip Daerah Salatiga. Salatiga: Satya Wacana University Press, 2020.
[13] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2016.