• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN DALAM NEGERI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan Oleh : TJAHJO KUMOLO Jakarta, 11 Agustus 2017

PAPARAN

MENTERI DALAM NEGERI PADA

SOSIALISASI TRANSAKSI NON TUNAI DAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK DALAM PEMBERIAN LAYANAN PUBLIK TERTENTU DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH DAERAH

(2)

MAKSUD DAN TUJUAN SOSIALISASI

17

2

 Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia perlu melakukan percepatan Implementasi Transaksi Non Tunai dalam pengelolaan keuangan daerah;

 Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia perlu

menerapkan pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib

Pajak dalam pemberian layanan publik tertentu di

lingkungan Pemerintah Daerah.

(3)

Memberikan manfaat antara lain:

IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI

Mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah;

Mencegah peredaran uang palsu;

Menghemat pengeluaran Negara;

Menekan laju inflasi;

Mencegah transaksi illegal (korupsi);

Meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money);

Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan kas

(4)

LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI

 Gubernur/Bupati/Walikota menginstruksikan kepada seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) agar dalam pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara Non Tunai

 Bupati/Walikota melaporkan perkembangan kesiapan implementasi transaksi non tunai di daerahnya masing-masing kepada Gubernur dan tembusannya disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri cq. Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah paling lambat tanggal 1 September 2017.

 Gubernur melaporkan perkembangan kesiapan implementasi transaksi non tunai pada pemerintah Provinsi dan melakukan monitoring/evaluasi atas implementasi non tunai pada kabupaten/kota di wilayahnya masing-masing untuk selanjutnya melaporkan kesiapan implementasi transaksi non tunai dimaksud kepada Menteri Dalam Negeri cq. Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah paling lambat tanggal 1 Oktober 2017.

 Melakukan koordinasi dengan lembaga keuangan bank dan/atau lembaga keuangan bukan bank terkait di daerah untuk persiapan Implementasi Transaksi Non Tunai.

 Dalam hal karena pertimbangan keterbatasan infrastruktur yang terkait dengan penyelenggaraan Transaksi Non Tunai di daerah, pemerintah daerah dapat melaksanakan Transaksi Non Tunai dimaksud secara bertahap dengan melakukan pembatasan penggunaan uang tunai dalam pelaksanaan transaksi penerimaan oleh bendahara penerimaan/bendahara penerimaan pembantu dan transaksi pengeluaran oleh bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.

(5)

KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK

(6)

KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK DALAM PEMBERIAN LAYANAN PUBLIK TERTENTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Izin Usaha Perdagangan;

Izin Usaha Hiburan;

Izin Mendirikan Bangunan;

Izin Usaha Restoran;

Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

Izin Trayek;

Izin Usaha Perikanan;

Izin Mempekejakan Tenaga Kerja Asing

(7)

KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK, PEMERINTAH DAERAH PERLU MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH ANTARA LAIN

o Menerbitkan Peraturan Kepala Daerah tentang pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak;

o Memanfaatkan aplikasi terkait dengan pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak;

o Melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan (stakeholders);

o Melaporkan secara berkala atas pelaksanaan konfirmasi status wajib pajak oleh Bupati/Walikota kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat dan oleh Gubernur kepada Presiden melalui Menteri Dalam

Negeri.

(8)

Terdapat sejumlah dana APBD yang cukup besar mengendap atau mangkrak (idle money) didaerah;

HAL-HAL MENJADI PERHATIAN TERKAIT ISU PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH :

Permasalahan akibat pengalihan urusan dari Kabupaten/Kota ke Provinsi berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, antara lain dibidang Pendidikan;

Kebijakan Dana Alokasi Umum bersifat dinamis, diminta kepada pemerintah daerah agar melakukan langkah antisipatif dalam menghadapi penurunan Dana Alokasi Umum dalam Tahun Anggaran 2017 Dan Tahun Anggaran Tahun 2018;

Dalam rangka mendorong penguatan Badan Usaha Milik Daerah perlu dilakukan langkah- langkah antara lain restrukturisasi, rasionalisasi, peningkatan kapasitas usaha melalui analisis investasi dan penyehatan keuangan Badan Usaha Milik Daerah;

Menjamin ketersediaan Pendanaan Pilkada Serentak Tahun 2018, bagi Pemerintah Daerah pada 171 daerah yang terdiri atas 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota yang melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018.

(9)

Terdapat Sejumlah Dana APBD Yang Cukup Besar Mengendap atau Mangkrak (Idle Money) Didaerah;

Sesuai data yang diperoleh dari beberapa sumber,

jumlah dana yang mengendap pada akhir Semester I

Tahun 2015 sebesar Rp273,5 Trilyun, akhir Semester I

Tahun 2016 sebesar Rp214,67 Trilyun, sedangkan

hingga akhir Semester I Tahun 2017 tercatat sebesar

Rp222,59 Trilyun.

(10)

10

DATA BADAN USAHA MILIK DAERAH

(11)

K E B U T U H A N D A N S U M B E R P E N D A N A A N I N F R A S T R U K T U R ( 2 0 1 5 - 2 0 1 9 ) : P E R A N S U M B E R N O N - A N G G A R A N P E M E R I N T A H S I G N I F I K A N

(12)

26

286

386 424

BPD = 26 (2,32%) tersebar pada 3503 Jaringan Kantor BPR = 286 (25,49%)

PDAM = 386 (34,40%) PD Lainnya = 424 (37,79%)

Jumlah BUMD

Sumber Data : Perda APBD Provinsi/Kab/Kota, Ditjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri 2014

(13)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BPD BPR PDAM PD Lainnya

92,73 %

2,95 % 0,01 % 4,32 %

Kontribusi Laba BUMD

(14)

10

DATA REALISASI APBD

(15)

APBD Provinsi Triwulan II TA 2017

Pendapatan Belanja

Anggaran Rp318.81 Rp327.66

Realisasi Rp147.67 Rp104.56

Rp0.00 Rp50.00 Rp100.00 Rp150.00 Rp200.00 Rp250.00 Rp300.00 Rp350.00 Trilyun Rp.

Anggaran Realisasi

46,32%

31,91%

Realisasi pendapatan APBD provinsi pada Triwulan II TA 2014 sebesar Rp. 147,67 trilyun atau rata-rata sebesar 46,32% sedangkan realisasi belanja APBD provinsi pada triwulan I TA 2017 sebesar Rp. 104,56

(16)

Rata-rata realisasi Pendapatan Belanja APBD Provinsi Triwulan II TA 2013-2017

TW II 2013 TW II 2014 TW II 2015 TW II 2016 TW II 2017

Pendapatan 46.5% 39.8% 42.1% 44.8% 46.3%

Belanja 29.4% 23.6% 27.4% 32.0% 31.9%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

25.0%

30.0%

35.0%

40.0%

45.0%

50.0%

Pendapatan Belanja

(17)

TW II 2013 TW II 2014 TW II 2015 TW II 2016 TW II 2017

Pendapatan 49.6% 49.3% 50.2% 46.4% 46.4%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

Pendapatan Belanja

Rata-rata realisasi Pendapatan Belanja APBD

Kabupaten/Kota Triwulan II TA 2013-2017

(18)

Realisasi Belanja APBD Provinsi menurut Jenis Belanja Triwulan II TA 2013 - 2017

TW II 2013 TW II 2014 TW II 2015 TW II 2016 TW II 2017

Pegawai 38% 34% 33% 41% 39%

Brng dan Jasa 27% 24% 25% 30% 28%

Modal 12% 8% 10% 16% 14%

Lainnya 36% 29% 36% 37%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Realisasi belanja APBD provinsi menurut jenis belanja jenis modal sampai dengan triwulan II, pada umumnya selalu rendah (<15%), sehingga terjadi penumpukan belanja pada triwulan IV.

(19)

TW II 2013 TW II 2014 TW II 2015 TW II 2016 TW II 2017

Pegawai 36% 36% 35% 41% 38%

Brng dan Jasa 26% 26% 26% 30% 29%

Modal 11% 10% 14% 16% 15%

Lainnya 28% 24% 30% 38%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota menurut Jenis Belanja Triwulan II TA 2013 - 2017

Realisasi belanja APBD kebupaten/kota menurut jenis belanja jenis modal sampai dengan triwulan II,

(20)

Triwulan II TA 2017

37%

51% 51%

42% 43% 44% 48%

27%

41%

35%

44%

53% 51% 51% 53% 53% 53% 52%

47%

55%

44% 46%

56%

45% 49% 50% 49% 48% 49% 48% 51%

40%

36% 37%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Prov. Aceh Prov. Sumatera Utara Prov. Sumatera Barat Prov. Riau Prov. Kepulauan Riau Prov. Jambi Prov. Bengkulu Prov. Sumatera Selatan Prov. Kep. Bangka Belitung Prov. Lampung Prov. DKI Jakarta Prov. Jawa Barat Prov. Banten Prov. Jawa Tengah Prov. DI Yogyakarta Prov. Jawa Timur Prov. Kalimantan Barat Prov. Kalimantan Tengah Prov. Kalimantan Selatan Prov. Kalimantan Timur Prov. Kalimantan Utara Prov. Sulawesi Barat Prov. Sulawesi Utara Prov. Gorontalo Prov. Sulawesi Tengah Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Tenggara Prov. Bali Prov. Nusa Tenggara Barat Prov. Nusa Tenggara Timur Prov. Maluku Prov. Maluku Utara Prov. Papua Prov. Papua Barat 46,32%

Realisasi pendapatan APBD provinsi s/d triwulan II TA 2017 sebesar rata-rata 46,32%, tertinggi PRovinsi Sulawesi Utara 56%, Kalimantan Timur 55%, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat rata-rata 53%.

(21)

Triwulan II TA 2017

27%

34% 36% 37%

30% 30%

26%

36% 36%

32%

26%

37%

28%

32% 34%

40%

35%

31%

36%

42%

22%

37%

42%

38% 35%

30% 32%

26%

36%

42%

34% 36%

21%

29%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Prov. Aceh Prov. Sumatera Utara Prov. Sumatera Barat Prov. Riau Prov. Kepulauan Riau Prov. Jambi Prov. Bengkulu Prov. Sumatera Selatan Prov. Kep. Bangka Belitung Prov. Lampung Prov. DKI Jakarta Prov. Jawa Barat Prov. Banten Prov. Jawa Tengah Prov. DI Yogyakarta Prov. Jawa Timur Prov. Kalimantan Barat Prov. Kalimantan Tengah Prov. Kalimantan Selatan Prov. Kalimantan Timur Prov. Kalimantan Utara Prov. Sulawesi Barat Prov. Sulawesi Utara Prov. Gorontalo Prov. Sulawesi Tengah Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Tenggara Prov. Bali Prov. Nusa Tenggara Barat Prov. Nusa Tenggara Timur Prov. Maluku Prov. Maluku Utara Prov. Papua Prov. Papua Barat 31,91%

Realisasi belanja APBD provinsi s/d triwulan II TA 2017 rata-rata sebesar 31,91%, tertinggi Provinsi Nusa Tenggara

(22)

10

DATA PENDANAAN PILKADA

(23)

Provinsi yang Telah Tandatangan NPHD Pilkada Serentak Tahun 2018

13

11

4

6

0 5 10 15

Sudah Belum

Provinsi yang Telah Tandatangan NPHD

Pilkada Serentak Tahun 2018

(24)

Kabupaten/Kota yang Telah Tandatangan NPHD Pilkada Serentak Tahun 2018

108

5 46

149

0 50 100 150 200

KPU Panwas

Sudah Belum

Kabupaten/Kota yang Telah Tandatangan NPHD

Pilkada Serentak Tahun 2018

(25)

NO Provinsi Keterangan

1 Provinsi Jawa Timur Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

2 Provinsi NTT Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

3 Provinsi Maluku Utara Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

4 Provinsi Papua Belum disepakati besaran anggarannya.

Provinsi Yang Belum Tandatangan NPHD dengan KPU

(26)

NO Provinsi Keterangan

1 Provinsi Jawa Timur Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

2 Provinsi NTB Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

3 Provinsi NTT Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

4 Provinsi Sulawesi Selatan Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

5 Provinsi Maluku Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

6 Provinsi Papua Besar anggaran telah disepakati (dalam proses NPHD)

Provinsi Yang Belum Tandatangan NPHD

dengan Bawaslu Provinsi

(27)

NO Kabupaten/Kota NO Kabupaten/Kota

1 Kab.Pidie Jaya 14 Kab Sampang

2 Kota Padang Sidempuan 15 Kab Bojonegoro

3 Kab. Batu Bara 16 Kab Pamekasan

4 Kab. Padang Lawas 17 Kab Tulungagung

5 Kab. Langkat 18 Kab Magetan

6 Kab. Deli Serdang 19 Kab Jombang

7 Kab. Tapanuli Utara 20 Kota Probolinggo

8 Kab. Dairi 21 Kota Madiun

9 Kota Padang Panjang 22 Kota Tangerang

10 Kab Merangin 23 Kab Lombok Timur

11 Kab Lahat 24 Kab Sikka

dengan KPU

(28)

NO Kabupaten/Kota NO Kabupaten/Kota

27 Kab Rote Ndao 43 Kab Deiyai

28 Kab Manggarai Timur 44 Kab Jayawijaya

29 Kab Timor Tengah Selatan 45 Kab Biak Numfor

30 Kab Alor 46 Kab Mimika

31 Kab Kupang 32 Kab Ende

33 Kab Sumba Barat Daya 34 Kota Tarakan

35 Kab Kep Talaud 36 Kab Mamasa

37 Kab Polewali Mandar 38 Kab Maluku Tenggara 39 Kota Tual

40 Kab Mamberamo Tengah 41 Kab Paniai

42 Kab Puncak

(29)

Provinsi dan Kabupaten/Kota Setelah Penandatangan NPHD :

Rp10,584,946,752,371.00

KPU =

Rp8,908,740,316,371.00

BAWASLU/PANWAS =

Rp1,676,206,436,000.00

121

DAERAH

16

DAERAH

(30)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

SUMATERA

KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian analisis kesesuaian yang bertujuan untuk: mengetahui kesesuaian kompetensi dasar dengan uraian materi pada masing- masing

Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan p-value pada kelompok intervensi adalah 0,000 (p-value&lt;0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara

Surat Keterangan Status Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKSWPD, adalah informasi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 107 Tahun 2020 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Daerah Dalam Pemberian Layanan Publik Tertentu (Berita

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2016 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan

Dalam lakon Babat Alas Wanamarta terdapat nilai-nilai luhur yang relevan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak dan dapat di jadikan teladan. Lakon ini layak untuk

Guna mencapai target produksi dan kon1inuitas perusahaan agar jangan sampai perusahaan kebabisan persediaan bahan baku maka diperlukan adanya perencanaan dan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara dukungan sosial dengan stres pada siswa SMU N 1 Tegal menjelang