• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. atas berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. atas berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Terhadap Program Layanan Call Center 119 Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh masukan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH.,PhD selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat atas ijin dan petunjuknya dalam penyusunan skripsi ini

2. Putu Ayu Indrayathi, S.E, MPH selaku Kepala Bagian Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) yang telah memberikan arahan serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Putu Ayu Indrayathi, S.E, MPH dan dr. Pande Putu Januraga, M.Kes, Dr.PH sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan saran-sarannya dalam pembuatan dan penyelesian skripsi ini.

(2)

vii

4. Bapak/ Ibu Dosen dan seluruh staf Tata Usaha PSKM FK UNUD atas bantuan dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Agung Adi Arnata, Desak Made Umbari dan adik-adik yang sudah mendukung selama proses pengerjaan skripsi ini.

6. A.A. Ngr Bagus Surya Pramana yang sudah memberikan motivasi dan meluangkan waktunya dalam tahap pengerjaan skripsi ini

7. Sahabat tercinta yang sudah memberikan motivasi selama pengerjaan skripsi ini.

8. Teman-teman penulis di PSKM FK UNUD yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan dan dukungannya dalam membuat dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, Juni 2017

Penulis,

A.A.Amanda Yogie Rinata

(3)

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.4.1 Tujuan Umum ... 7

1.4.2 Tujuan Khusus ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.5.1 Manfaat Praktis ... 8

1.5.2 Manfaat Teoritis ... 8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Safe Community ... 9

2.2 Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) ... 11

2.2.1 Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Sehari-hari ... 12

2.2.2 Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Bencana ... 14

(4)

ix

2.3 Kebijakan SPGDT 119 ... 14

2.4 Layanan Call Center 119 ... 16

2.4.1 Pengertian Layanan Call Center 119 ... 16

2.4.2 Ketenagaan Layanan Call Center SPGDT 119 ... 18

2.4.3 Alur Pelayanan Call Center SPGDT 119 ... 20

2.5 Implementasi Layanan Call Center SPGDT 119 ... 21

2.6 Online Survey ... 23

2.7 Pengetahuan ... 24

2.8 Sikap ... 26

2.9 Perilaku ... 27

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 29

3.1 Kerangka Konsep ... 29

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1 Desain Penelitian ... 34

4.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 34

4.3 Populasi dan Sampel ... 34

4.4 Pengumpulan Data ... 35

4.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN ... 39

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39

5.2 Hasil Penelitian ... 41

5.2.1 Karakteristik Responden ... 41

5.2.2 Pengetahuan ... 42

5.2.3 Sikap ... 45

5.2.4 Perilaku ... 47

BAB VI PEMBAHASAN ... 65

6.1 Karakteristik Responden ... 65

6.2 Pengetahuan Responden... 66

6.3 Pengetahuan Responden Terhadap Layanan Call Center 119 ... 68

6.4 Sikap Responden Dalam Kegawatdaruratan ... 69

(5)

x

6.5 Perilaku Dalam Kejadian Gawat Darurat ... 70

6.7 Kelemahan Penelitian... 71

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 72

7.1 Simpulan ... 72

7.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ... 30 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 40 Tabel 5.2Distribusi frekuensi pengetahuan Responden terkait definisi gawat darurat ... 41 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan Responden terkait kejadian yang termasuk gawat darurat ... 42 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan Responden terkait pelayanan pada saat kejadian gawat darurat ... 43 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pengetahuan Responden terkait layanan call center gawat darurat yang menangani kasus kecelakaan lalu lintas. ... 43 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pengetahuan Responden terkait layanan call center gawat darurat yang menangani kasus kebakaran ... 43 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan Responden terkait layanan call center 119 SPGD ... 44 Tabel 5.8 Distribusi frekuensi sikap responden terhadap sistem pelayanan gawat darurat...………...…45 Tabel5.9 Distribusi frekuensi sikap responden terhadap sistem terpadu untuk penanganan kegawatdaruratan ... 45 Tabel 5.10 Distribusi frekuensi sikap Responden terhadap sistem terpadu untuk penanganan kegawatdaruratan. ... 46 Tabel 5.11 Distribusi frekuensi perilaku Responden terhadap pengalaman kejadian gawat darurat. ... 46 Tabel 5.12 Distribusi frekuensi perilaku Responden terhadap pengalaman kejadian gawat darurat. ... 47 Tabel 5.13 Distribusi frekuensi perilaku Responden disaat kejadian gawat darurat.. ... 48 Tabel 5.14 Distribusi frekuensi perilaku Responden terhadap kebutuhan persediaan layanan kesehatan. ... 48

(7)

xii

Tabel 5.15 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Definisi Gawat Darurat Dan Definisi Pelayanan Call Center. ... 49 Tabel 5.16 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Kejadian Gawat Darurat ... 50 Tabel 5.17 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Pelayanan Gawat Darurat ... 52 Tabel 5.18 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Pelayanan Call Center Yang Menangani Kasus Kegawatdaruratan……….. 53 Tabel 5.19 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Pelayanan Call

center Yang Menangani Kasus Kecelakaan ... 54 Tabel 5.20 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Tentang Pengaduan Kesehatan Dan Persediaan Fasilitas Kesehatan ... 55 Tabel 5.21 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Pelayanan Call center Yang Menangani Pelayanan Ambulans Dan Kasus Kegawatdaruratan ... 57 Tabel 5.22 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Yang Pernah Mengalami Kejadian Gawat Darurat Dan Pernah Menggunakan Layanan Call Center. ... 59 Tabel 5.23 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Jika Ada Kejadian Gawat Darurat ... 60 Tabel 5.24 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Kebutuhan Akan Persediaan Fasilitas layanan Kesehatan ... 62 Tabel 5.25 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Sistem Pelayanan Gawat Darurat. ... 63 Tabel 5.26 Distribusi Karakteristik Mahasiwa FK Unud Terhadap Sistem Terpadu Untuk Pelayanan Gawat Darurat Dan Layanan Call Center Gawat Darurat ... 64

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Algoritma Layanan National Command Center (NCC) ... 17

Gambar 2. 2 Algoritma Layanan Public Safety Center (PSC) ... 18

Gambar 2. 3 Alur Pelayanan call center SPGDT 119 ... 20

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian ……….28

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Penjelasan Penelitian

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Hasil Analisis Stata Lampiran 6. Lembar Ethical Clearance

(10)

xv

DAFTAR SINGKATAN

BUK : Bina Upaya Kesehatan

BPS : Badan Pusat Statistik

BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

ICU : Intensive Care Unit

JPKM : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

NCC : National Command Center

PSC : Public Safety Center

P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

SPGDT : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu

(11)

xvi

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN Skripsi, Juni 2017

A.A.Amanda Yogie Rinata

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TERHADAP PROGRAM LAYANAN CALL CENTER 119 SISTEM PENANGGULANGAN

GAWAT DARURAT TERPADU

ABSTRAK

Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dalam memberikan pelayanan publik adalah layanan call center SPGDT 119. Mahasiswa kesehatan sebagai generasi yang akan mendukung program layanan kesehatan harus memiliki peran dalam menggencarkan sosialisasi layanan call center ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengetahuan, sikap dan perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana tentang program layanan call center SPGDT 119.

Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. dan menggunakan teknik “Accidental Sampling”. Sampel pada penelitian ini berjumlah 311 responden dengan keselurahan responden yang mengisi kuesioner online sebagai instrumen penelitian dan memenuhi kriteria inklusi. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat.

Hasil menunjukkan sebanyak 70,1% responden belum mengetahui layanan call center 119 menyediakan layanan fasilitas pengaduan kesehatan, sebanyak 76,8% responden juga tidak mengetahui bahwa layanan call center 119 menyediakan informasi layanan kesehatan. Responden menyatakan perlu dibuatkan sistem pelayanan terpadu untuk kejadian gawat darurat sebanyak 98,1% dan perlu adanya layanan call center berbasis kegawatdaruratan sebanyak 98,4%.

Rekomendasi untuk mengatasi masalah ini sebaiknya pemegang program layanan call center 119 mengadakan kerjasama dengan pihak FK Unud untuk mensosialisasikan tentang program Layanan Call center 119 juga menyiapkan beberapa kader dari FK Unud agar bisa mensosialisasikan program layanan call center 119 sebagai sistem terpadu untuk penanggulangan gawat darurat.

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku;Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu;Layanan call center.

(12)

xvii PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT

MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY

HEALTH ADMINISTRATION AND POLICY DEPARTEMENT A.A.Amanda Yogie Rinata

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR OF MEDICAL FACULTY STUDENTS, UDAYANA UNIVERSITY ON CALL

CENTER SERVICES PROGRAM 119 INTEGRATED EMERGENCY INFLUENCE SYSTEM

ABSTRACT

One of the innovations made by the Ministry of Health in providing public services is the call center service of Integrated Emergency Response System 119. As a generation that will support the health care program, health students must have a role in intensifying the socialization of these call center services. The purpose of this research is to describe the knowledge, attitude and behavior of Medical Faculty Students, Udayana University about SPGDT 119 call center service program.

This research is descriptive observational with quantitative approach. The sampling technique used was "Accidental Sampling". The number of sample in this study was 311 respondents, in which whole of them has met the inclusion criteria and filled out the questionnaire online as a research instrument. The analysis used is univariate analysis.

The result shows that as many as 70.1% of respondents do not know the call center service 119 provides health complaint facility, 76,8% respondents also do not know that call center service 119 provides health service information. Then respondents answered that there should be an integrated service system for emergency services 98.1% and 98.4% suggesting for an emergency call center service.

To solve this problem, it is recommended that the call center service program holder 119 should cooperate with the FK Unud to prepare some cadres and socialize the Call Center service program 119 as an integrated system for emergency response.

.

Keywords: Knowledge, attitude, behavior: Integrated Emergency Response System;

Call center service.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud. Visi Indonesia sehat 2025 adalah tercapainya hak hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin hidup dalam lingkungan yang sehat, perilaku masyarakat proaktif memelihara kesehatannya serta mampu melakukan akses dalam pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang tertera dalam kebijakan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan tahun 2005- 2025

Sebelumnya bertepatan pada acara puncak Hari Kesehatan Nasional ke – 36 pada tanggal 15 November 2000 di Makasar dicanangkan konsep “Safe community”

yang dikenal dengan Deklarasi Makasar 2000. Konsep ini mengadopsi dari World Health Organization (WHO) yang kemudian digunakan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai salah satu pilar untuk mencapai visi pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010. Isi dari Deklarasi Makasar 2000, yaitu :

(14)

2

Meningkatkan rasa cinta dan bernegara, demi terjalinnya kesatuan dan persatuan bangsa dimana rasa sehat dan aman merupakan perekat keutuhan bangsa.

Mengusahakan peningkatan serta pendayagunaan sarana-prasarana yang ada, guna menjamin rasa sehat dan aman, yang merupakan hak asasi manusia.

Memasyarakatkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) sehari- hari dan bencana secara efektif dan efisien. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat 119 (SPGDT) melalui pendidikan dan pelatihan. Membentuk Brigade Gawat Darurat yang terdiri dari komponen lintas sektor baik medik maupun non medik, berperan dalam pelaksanaan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dengan melibatkan peran serta masyarakat. Dengan melaksanakan butir-butir diatas, diharapkan tercapai keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan keadaan sehat dan aman bagi bangsa dan negara (Safe community) menghadapi gawat darurat sehari-hari maupun bencana dan terlaksananya Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) menuju “Indonesia Sehat 2010”

dan “Safe community”.

Deklarasi Makasar 2000 tersebut melandasi pencapaian safe community, yaitu terciptanya keadaan sehat dan aman yang melibatkan peran serta aktif masyarakat sebagai bagian dari hak asasi manusia yang diimplementasikan bersama oleh pemerintah dan masyarakat yang menjamin kesamarataan (equity), efisiensi, efektifitas dan kesinambungan (suistainability) demi kelangsungan pembangunan yang adil dan makmur. Safe community merupakan program untuk menjamin bahwa setiap manusia Indonesia dimanapun berada, baik di pedesaan maupun di perkotaan harus dapat hidup sehat dan aman, karena kesehatan dan keamanan merupakan hak asasi manusia .

(15)

3

Safe community tidak akan terwujud bila terjadi kegawatdaruratan baik dalam kondisi sehari-hari maupun bencana. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kecelakaan lalulintas di Indonesia yang diambil dari data Polri, tahun 2011 terdapat 108.696 kecelakaan lalulintas dengan korban meninggal dunia sebanyak 31.195 orang, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 109.038 kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang. Ini tentunya menjadi perhatian kita mengingat semakin meningkatnya angka kejadian kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban kecelakaan. Kejadian kegawatdaruratan sehari-hari dapat disebut sebagai silent disaster.

Dicanangkannya safe community dilatarbelakangi oleh kesadaran akan perlunya penanggulangan penderita gawat darurat secara terpadu pada keadaan bencana atau musibah masal dan gawat darurat sehari-hari. Dalam rangka menanggulangi penderita gawat darurat karena bencana atau musibah masal dan gawat darurat sehari-hari perlu ditangani oleh petugas kesehatan yang handal baik dalam pengetahuan maupun keterampilan. Untuk mengembangkan konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Kementerian Kesehatan RI telah memadukan penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra Rumah Sakit sampai tingkat Rumah Sakit dan rujukan antar Rumah Sakit dengan prinsip Time Saving is Life and Limb Saving. Penanganan pada tahap Pra Rumah Sakit dikenal dengan nama Public Safety Center (PSC) yang selanjutnya disebut Pos Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (Pos Yan Gadar Terpadu), diharapkan dapat menjamin respon cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan setiap orang yang mengalami kegawatdaruratan.

Kementrian Kesehatan sebagai organisasi publik juga dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik melalui sebuah inovasi. Salah satu inovasi yang

(16)

4

dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dalam memberikan pelayanan publik adalah layanan call center SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) 119.

Inovasi pada bidang kesehatan di Indonesia menjadi hal yang penting karena Indonesia mempunyai risiko tinggi terhadap terjadinya berbagai bencana alam, antara lain gempa bumi dan letusan gunung berapi karena terletak dalam rangkaian

“Ring Of Fire”. Indonesia berada diantara empat pusat zona aktif gunung berapi yaitu Zona Sunda, Minahasa, Halmahera, dan Banda, sehingga risiko terjadinya tsunami, maupun bencana-bencana jenis lain cukup besar termasuk didalamnya Emerging Infectious Disease (Humas Bina Upaya Kesehatan, 2011). Selain bencana alam risiko kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia masih menjadi masalah kegawatdaruratan di Indonesia. Ditambah lagi dengan wilayah Indonesia yang luas dengan jumlah pulau mencapai ribuan, akses transportasi yang sulit antar daerah, perbedaan kondisi geografis antar daerah dan fasilitas serta tenaga medis yang kurang memadai membuat layanan kesehatan memiliki kendala tersendiri dalam memenuhi pemerataan layanan kesehatan.

Layanan call center 119 ini berbeda dengan layanan publik lainnya. Dengan mengakses hanya satu nomor layanan telepon yaitu nomor 119 bisa mendapatkan layanan informasi kesehatan, informasi ketersediaan fasilitas layanan kesehatan, layanan kegawatdaruratan, kesiapsiagaan bencana, kebakaran maupun kecelakaan lalulintas. Layanan ini juga terintegrasi dan bekerja sama dengan pihak penanggulangan bencana, kepolisian, maupun Rumah Sakit. Layanan call center SPGDT 119 merupakan salah satu cara baru pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan khusunya dalam bidang gawat darurat. Layanan call center 119 yang dapat diakses (dihubungi) melalui telepon selular ataupun telepon rumah dan bebas biaya.

Layanan ini merupakan integrasi antara National Command Center (NCC) atau Pusat

(17)

5

Komando Nasional yang berada di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang berada di Kabupaten/Kota. Alur pelayanan dalam layanan call center 119 dimulai saat NCC menerima panggilan dari masyarakat di seluruh Indonesia selama 24 jam. Telepon yang bersifat gawat darurat akan diteruskan/dispatch ke SPGDT Kabupaten/Kota yang selanjutnya akan menangani sekaligus menindaklanjuti laporan gawat darurat yang dibutuhkan. Sedangkan telepon yang bersifat pertanyaan atau kebutuhan informasi kesehatan lainnya dan pengaduan kesehatan akan diteruskan/dispatch ke nomor Halo Kemkes (1500-567).

PSC yang berada di Kabupaten/Kota akan menindaklanjuti telepon terusan dari NCC meliputi penanganan kegawatdaruratan dengan menggunakan protokol penanganan kegawatdaruratan, kebutuhan informasi tempat tidur, informasi fasilitas kesehatan terdekat, dan informasi ambulans. PSC berjejaring dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan lokasi kejadian untuk mobilisasi ataupun merujuk pasien guna mendapatkan penanganan gawat darurat (tergantung kondisi pasien). PSC dapat dilaksanakan secara bersama-sama dengan unit teknis lainnya di luar bidang kesehatan seperti kepolisian dan pemadam kebakaran tergantung kekhususan dan kebutuhan daerah. Di Bali khususnya telah dibentuk layanan call center SPGDT 119 yang bertempat di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Bali dan sudah terbentuk pada bulan Februari Tahun 2016.

Berdasarkan wawancara pendahuluan yang sudah penulis lakukan, dalam pelaksanaannya layanan call center ini belum beroperasi secara optimal. Belum adanya regulasi, pedoman, standar prosedur operasional, sarana dan prasarana dan tenaga untuk mengelola call center. Selain itu tidak pernah diadakannya sosialisasi pada masyarakat menyebabkan banyak masyarakat tidak tahu dengan adanya layanan

(18)

6

call center ini. Sosialisasi hanya dilakukan dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Maka dari itu diperlukan kader untuk mensosialisasikan program ini.

Mahasiswa kesehatan sebagai generasi yang akan mendukung program layanan kesehatan harus memiliki peran dalam menggencarkan sosialisasi layanan call center ini. Harapannya mahasiswa kesehatan sebelum mensosialisasikan program ini setidaknya mengetahui lebih dulu akan program layanan call center SPGDT 119 dan nantinya akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mendukung implementasi program layanan call center serta membantu pencerdasan masyarakat Bali demi tercapainya kesehatan nasional. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana terhadap program layanan call center SPGDT sebagai program penanganan Pra Hospital.

1.2 Rumusan Masalah

Layanan Call Center SPGDT 119 merupakan salah satu cara baru pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan khusunya dalam bidang gawat darurat.

Layanan ini merupakan integrasi antara National Command Center (NCC) atau Pusat Komando Nasional yang berada di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, dengan Public Safety Center (PSC) yang berada di Kabupaten/Kota. Di Bali telah dibentuk layanan call center SPGDT 119 yang bertempat di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Bali dan sudah terbentuk dari Tahun 2016. Namun dalam pelaksanaannya layanan call center ini belum beroperasi secara optimal. Belum adanya regulasi, pedoman, standar prosedur operasional, sarana dan prasarana dan tenaga untuk mengelola call center. Selain itu kurangnya sosialisasi menyebabkan masyarakat tidak tahu dengan adanya layanan call center ini. Mahasiswa kesehatan

(19)

7

sebagai generasi yang akan mendukung program layanan kesehatan harus memiliki peran dalam menggencarkan sosialisasi layanan call center ini. Harapannya mahasiswa kesehatan sebelum mensosialisasikan program ini setidaknya mengetahui lebih dulu akan program layanan call center SPGDT 119 dan nantinya akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mendukung implementasi program layanan call center serta membantu pencerdasan masyarakat Bali demi tercapainya kesehatan nasional.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana tentang program layanan call center SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) 119 ?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana tentang program layanan call center (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) SPGDT 119.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang meliputi usia, jenis kelamin, program studi dan tahun angkatan.

2. Untuk mengetahui mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana tentang program layanan call center SPGDT 119 .

(20)

8

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan layanan call center SPGDT 119.

1.5.2 Manfaat Teoritis 1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan terkait pelaksanaan layanan call center SPGDT 119.

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian lanjutan dari mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini masuk dalam ruang lingkup Administrasi Kebijakan Kesehatan yang terkait dengan program layanan kesehatan yaitu layanan call center SPGDT 119. Penelitian ini dilakukan di Universitas Udayana, Bali. Waktu penelitian dimulai dari Bulan Maret-Mei tahun 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, otot pada manusia terbagi menjadi 3 tipe, yaitu (1) otot polos yang bekerja di luar kesadaran (involunter), (2) otot lurik yang bekerja di bawah kesadaran

jika kalor (Q) yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan (tidak terjadi pertukaran kalor antar partikel dengan lingkungan), maka perkalian tekanan.. (P) dengan

Kemudian yang kedua, berkenaan dengan kedudukan hukum saya ingin menyampaikan bahwa sesuai ketentuan Pasal 51 dari Undang- undang Mahkamah Konstitusi yang tadi sudah disinggung

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara budaya organisasi (X1), komitmen organisasi, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja rumah sakit di Kabupaten Sumenep (Y)

Pelatihan Dan Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Untuk Meningkatkan Profesional Guru Sd Di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Penerapan Ipteks Diusulkan 67

Pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2013 berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam Rencana dan

Dalam artikel ini dianalisis gaya tahanan dari sebuah quark eksternal yang bergerak dalam Quark Gluon Plasma (QGP) berotasi dan berinteraksi kuat dengan meninjau persamaan gerak

Homeros ve Hesiodos’un eserlerinde themis ve dike terimleri ile ifade edilen adalet olgusu bu terimlerin ilahi kişileştirmeleri olan Themis ve Dike tanrıçaları ile