• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI FERTILITAS, DAYA TETAS TELUR, DAN BOBOT TETAS DOC BERDASARKAN UMUT INDUK AYAM SENTUL BAROKAH ABADI FARM CIAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INVENTARISASI FERTILITAS, DAYA TETAS TELUR, DAN BOBOT TETAS DOC BERDASARKAN UMUT INDUK AYAM SENTUL BAROKAH ABADI FARM CIAMIS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1

INVENTARISASI FERTILITAS, DAYA TETAS TELUR, DAN BOBOT TETAS DOC BERDASARKAN UMUT INDUK AYAM SENTUL

BAROKAH ABADI FARM CIAMIS

FERTILITIES, EGG HATCHABILITIES AND DAY OLD CHICKS (DOC) WEIGHTS FROM DIFFERENT GROUP OF HEN AGES OF

SENTUL CHICKENS AT BAROKAH ABADI FARM CIAMIS

Syifa Laili Muhlishah*, Wiwin Tanwiriah**, Indrawati Yudha Asmara**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016

**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email: syifa.lailim@gmail.com

Abstrak

Penelitian mengenai fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC Ayam Sentul telah dilaksanakan di Barokah Abadi Farm Ciamis pada tanggal 29 April sampai 08 Juni 2016.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC yang dihasilkan pada kelompok umur induk yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan mengelompokan umur induk menjadi tiga kelompok, kelompok I (6-8 bulan), Kelompok II (9-14 bulan) dan kelompok III (15-18 bulan). Telur yang digunakan berasal dari perkawinan Ayam Sentul dengan perbandingan jantan dan betina 1:5 ekor yang telah disimpan selama tujuh hari. Parameter yang diukur meliputi fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC. Hasil penelitian pada Barokah Abadi Farm menunjukkan bahwa fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC yang dihasilkan sudah baik.

Kata Kunci : Ayam Sentul, umur induk, fertilitas, daya tetas, bobot tetas DOC

Abstract

A research about fertilities, egg hatchabilities, and weights of DOC of Sentul Chickens was carried out at Barokah Abadi Farm Ciamis from 29th April until 08th Juny 2016. The research was conducted to determine fertilities, egg hatchabilities, and weights of DOC from different groups of hen ages. This research applied descriptive method and data were collected from group of hens with different ages, group I (6-8th months), group II (9-14th months), and group III (15-18th months). The eggs were collected in seven days. The parameters observed were fertilities, egg hatchabilities, and weight of DOC. The result of the research at Barokah Abadi Farm showed that the fertility, egg hatchability and weight of DOC were good.

Keyword : Sentul Chicken, hen age, fertility, hatchability, weight of DOC.

(2)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2 PENDAHULUAN

Ayam Sentul merupakan ayam lokal yang terdapat di Jawa Barat yang berasal dari Kabupaten Ciamis. Ayam Sentul merupakan jenis ayam lokal yang memiliki produksi daging dan telur yang baik, sehingga bisa dikategorikan sebagai ayam dwiguna. Saat ini di Jawa Barat Ayam Sentul telah tersebar di Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bogor dan kota lainnya, tetapi kebanyakan kondisinya sudah tidak murni lagi dengan populasi dan produksi yang masih rendah. Salah satu peternak pembibit Ayam Sentul di Kabupaten Ciamis adalah Barokah Abadi Farm yang membentuk kelompok peternak dengan nama Kelompok Barokah Abadi.

Penetasan telur yang dilakukan oleh peternak di Barokah Abadi Farm sudah menggunakan mesin tetas. Selain dipengaruhi oleh mutu mesin tetas dan manajemen penetasan, maka faktor yang sangat penting yang berpengaruh pada jumlah tetas adalah fertilitas dan daya tetas telur. Besaran angka persentase fertilitas dan daya tetas telur dipengaruhi oleh kondisi pemeliharaan induk yaitu sex ratio (perbandingan ayam jantan dan betina), dan umur induk. Umur induk selain berpengaruh terhadap jumlah produksi telur juga berkaitan dengan kondisi atau kualitas telur yang dihasilkan. Umur induk yang semakin bertambah maka akan menghasilkan telur yang semakin besar yang berpengaruh terhadap bobot tetas.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC Ayam Sentul berdasarkan perbedaan umur induk di peternakan Barokah Abadi Farm Ciamis.

OBJEK DAN METODE

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Objek yang digunakan dalam penelitian adalah telur tetas yang berasal dari lima jenis induk Ayam Sentul betina yaitu Sentul Debu, Sentul Abu, Sentul Geni, Sentul Batu dan Sentul Emas dengan umur 6-18 bulan yang telah dikumpulkan selama satu minggu di peternakan Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Umur induk tersebut dibagi menjadi tiga kelompok umur berdasarkan kemampuan produktivitas telur. Kelompok pertama (I) yaitu umur induk 6-8 bulan, kelompok kedua (II) umur 9-14 bulan dan kelompok ketiga (III) umur 15-18 bulan.

Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling berdasarkan pengelompokan umur induk. Pengamatan yang dilakukan yaitu fertilitas, daya tetas telur dan bobot tetas DOC yang diperoleh dari data primer dan sekunder dari Barokah Abadi Farm.

(3)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keadaan Umum

Barokah Abadi Farm merupakan salah satu peternakan rakyat yang bergerak dalam budidaya dan pembibitan ayam lokal. Jumlah bibit Ayam Sentul yang berada di Barokah Abadi Farm saat ini sebanyak 113 ekor betina dan 36 jantan, sedangkan di pembesaran sebanyak 2.000 ekor. Barokah Abadi Farm berlokasi di Jalan Raden Okas Bratakusuma No.

39 RT 03 RW 30 Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Barokah Abadi Farm berbatasan dengan persawahan di bagian Selatan, Timur dan Barat, sementara bagian utara peternakan merupakan jalan akses menuju peternakan. Lokasi ini mudah dijangkau karena berjarak satu kilometer dari pusat kota.

Ayam Sentul di peternakan Barokah Abadi Farm dipelihara dalam enam unit kandang.

Model kandang di peternakan ini sebagian besar adalah kandang postal, hanya satu kandang pembesaran yang menggunakan model baterai. Kepadatan kandang bergantung pada ukuran luas kandang, namun secara umum kepadatan yang diterapkan adalah 15 ekor per m2. Sementara untuk kandang bibit sex ratio ternak jantan dan betina 1:5 ekor untuk setiap kandangnya. Ransum yang diberikan untuk ayam pembesaran menggunakan BR-1. Ransum yang diberikan pada ayam periode layer menggunakan konsentrat layer yang dicampur dengan jagung dan dedak. Ayam Sentul yang dibesarkan di peternakan ini diberikan makan sehari tiga kali yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Sementara untuk bibit, ransum diberikan hanya satu kali yaitu pada pagi hari saja. Penyakit yang sering dialami Ayam Sentul diantaranya adalah Newcastle Disease (ND) dan gumboro. Vaksinasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi penyakit tersebut. Waktu vaksinasi dilakukan pada pagi hari yang dilakukan melalui tetes mata. Vaksin ND diberikan pada saat ayam berumur 2 dan 18 hari, sementara untuk vaksin gumboro diberikan pada ayam berumur 7 dan 21 hari.

Telur tetas yang diproduksi di Barokah Abadi Farm merupakan telur yang yang telah dikoleksi selama tujuh hari dari kandang bibit. Telur yang telah dikoleksi kemudian disimpan di dalam ruang penyimpanan dengan suhu 27oC. Sebelum ditetaskan telur dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan air dan dilap dengan kain. Telur yang akan ditetaskan mempunyai standar bobot minimal yaitu 41 gram. Mesin tetas yang digunakan di Barokah Abadi Farm merupakan mesin tetas otomatis dengan kapasitas 2100 butir telur dan mesin tetas manual dengan kapasitas 100 butir telur. Candling di peternakan ini dilakukan satu kali yaitu setelah 18 hari masa pengeraman di mesin tetas.

(4)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4 2. Fertilitas Telur berdasarkan Umur Induk

Tabel 1. Fertilitas Telur berdasarkan Kelompok Umur Induk

Nilai Kelompok Umur Induk Seluruh

Kelompok

I II III

Rata-rata (%) 86,84 89,18 87,07 87,70

Maksimum (%) 96,47 90,66 90,78 96,47

Minimum (%) 77,69 87,04 78,68 77,69

Standar Deviasi (s) 3,93 0,94 3,17 3,12

Koefisien Variasi (%) 4,52 1,05 3,64 3,55

Keterangan : Umur induk (I): 6-8 bulan, (II) 9-14 bulan dan (III) 15-18 bulan

Berdasarkan Tabel 1 persentase fertilitas telur yang dihasilkan pada ketiga kelompok umur induk sudah baik karena mempunyai fertilitas diatas 85% dengan koefisien variasi dibawah 10%. Persentase fertilitas yang dihasilkan Ayam Sentul pada penelitian ini lebih tinggi dari persentase fertilitas Ayam Sentul dan Ayam Pelung yang dilaporkan Nataamijaya (2003) yaitu sebesar 73,76% dan 47,10%. Fertilitas yang dihasilkan pada kelompok umur induk II lebih baik dengan standar deviasi dan koefisien variasi paling rendah. Kemudian dilanjutkan dengan kelompok III dan kelompok I, hal ini disebabkan pada umur induk 9-14 bulan merupakan puncak produksi yang menghasilkan fertilitas tinggi seperti pendapat yang disampaikan Rukmana (2003) bahwa fertilitas telur tertinggi dihasilkan pada umur induk 1- 1,5 tahun kemudian penurunan fertilitas terjadi seiring dengan bertambahnya umur induk.

Fertilitas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pakan, sistem perkawinan, nisbah jantan betina saat perkawinan, pengelolaan telur sebelum masuk mesin tetas termasuk pemilihan bobot telur tetas dan penyimpanan telur tetas (Ensminger, 1980 ; Rukmana 2003). Ayam Sentul yang dipelihara di Barokah Abadi Farm diberikan pakan yang sama untuk berbagai kelompok umur induk. Sistem perkawinan yang diterapkan secara alami dengan perbandingan sex ratio jantan dan betina pada setiap kandang 1:5 ekor. Perkawinan secara alami menghasilkan fertilitas yang lebih tinggi dari kawin buatan. Penelitian yang dilakukan Asmarawati dkk. (2013) Ayam Kampung yang di-IB dengan dosis yang berbeda menghasilkan fertilitas di bawah 70%.

Faktor lain yang menyebabkan fertilitas telur yang dihasilkan di Barokah Abadi Farm tinggi adalah perbedaan umur pejantan dan betina serta kebersihan telur yang sangat diperhatikan. Perbedaan umur pejantan dan betina untuk dikawinkan yaitu 2-3 bulan. Umur betina minimal 5 bulan dan umur pejantan minimal 8 bulan untuk dikawinkan (Permentan, 2014). Umur pejantan yang digunakan di peternakan ini yaitu 2,5 bulan lebih tua dari betina,

(5)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5 hal ini dimaksudkan agar betina mau dikawini oleh pejantan serta kemampuan reproduksi pejantan yang dihasilkan masih tinggi.

1. Daya Tetas Telur berdasarkan Umur Induk

Tabel 2. Daya Tetas Telur berdasarkan Kelompok Umur Induk

Nilai Kelompok Umur Induk Seluruh

Kelompok

I II III

Rata-rata (%) 83,07 85,99 85,70 84,92

Maksimum (%) 92,94 91,30 93,55 93,55

Minimum (%) 73,58 82,62 74,29 73,58

Standar Deviasi (s) 4,58 1,74 4,14 3,89

Koefisien Variasi (%) 5,52 2,02 4,83 4,59

Keterangan : Umur induk (I): 6-8 bulan, (II) 9-14 bulan dan (III) 15-18 bulan

Berdasarkan Tabel 2, daya tetas telur yang dihasilkan dari tiga kelompok umur induk lebih dari 80% dengan koefisien variasi dibawah 10%. Daya tetas yang dihasilkan pada kelompok umur induk II lebih tinggi dengan standar deviasi dan koefisien variasi paling paling rendah. Hal ini sangat dipengaruhi oleh fertilitas telur, fertilitas telur yang dihasilkan pada kelompok umur induk II lebih tinggi sehingga menghasilkan daya teta yang tinggi pula.

Daya tetas selalu berhubungan dengan fertilitas telur, semakin tinggi fertilitas maka daya tetas akan relatif menjadi tinggi begitu juga sebaliknya (Hasnelly dkk., 2013; North dan Bell, 1990).

Menurut Djanah (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas yaitu seleksi telur tetas, teknis operasional dari petugas yang menjalankan mesin tetas dan faktor dari induk yang digunakan. Seleksi telur yang dilakukan di Barokah Abadi Farm yang paling diperhatikan adalah kebersihan telur. Secara keseluruhan manajemen penetasan yang telah dilakukan di Barokah Abadi Farm sudah berjalan dengan baik mulai dari seleksi bibit yang ketat, teknis pemilihan telur sampai operasional dari petugas maupun mesin tetas, sehingga daya tetas yang dihasilkan di peternakan ini tinggi.

Daya tetas dipengaruhi juga oleh lama penyimpanan yaitu semakin lama disimpan maka daya tetas akan berkurang. Telur tetas di peternakan ini dikumpulkan selama tujuh hari sebelum dimasukkan mesin tetas. Daya tetas akan menurun seiring dengan penambahan waktu penyimpanan dan lama penyimpanan telur tetas yang paling baik adalah tidak lebih dari tujuh hari (Sudaryani dan Santosa, 2003). Selain itu daya tetas dipengaruhi oleh kualitas ransum, karena kekurangan zat makanan akan membuat embryo mati sebelum menetas.

Ransum yang digunakan di peternakan ini sudah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan

(6)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6 yang direkomendasikan Widjastuti (1996). Vitamin dan mineral tambahan juga kadang diberikan dengan mencampurkan feed suplemen pada air minum.

4. Bobot Tetas DOC berdasarkan Umur Induk

Tabel 3. Bobot Tetas DOC berdasarkan Kelompok Umur Induk

Nilai Kelompok Umur Induk Seluruh

Kelompok

I II III

Rata-rata (%) 30,19 30,60 33,40 31,40

Maksimum (%) 31,04 31,80 34,21 34,21

Minimum (%) 29,09 30,04 32,19 29,09

Standar Deviasi (s) 0,49 0,47 0,48 1,51

Koefisien Variasi (%) 1,62 1,55 1,44 4,82

Keterangan : Umur induk (I): 6-8 bulan, (II) 9-14 bulan dan (III) 15-18 bulan

Berdasarkan hasil penelitian, bobot tetas Ayam Sentul yang dihasilkan dari kelompok umur induk I, II dan III secara berturut-turut mempunyai rataan 30,19 gram, 30,6 gram, dan 33,4 gram. Rataan bobot tetas yang dihasilkan pada Ayam Sentul lebih tinggi dari bobot DOC yang dihasilkan dari Ayam Kedu yang dilaporkan Kurnia dkk. (2011) yaitu seberat 29,86 gram/ekor. Lasmini dan Heriyati (1992) menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi bobot tetas adalah genetik, pakan, berat telur dan lingkungan. Induk dengan bobot tetas yang tinggi akan menghasilkan telur dengan bobot tetas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. North (1984), semakin besar bobot telur, maka bobot tetas yang dihasilkan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Bobot telur yang besar mempunyai kandungan yolk dan albumen yang lebih banyak dari bobot telur yang kecil. Semakin besar telur maka nutrisi yang digunakan untuk embrio yang akan berkembang semakin banyak pula, hal ini menyebabkan bobot tetas yang dihasilkan semakin besar.

Menurut Wicaksono dkk. (2013), bobot tetas juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan mesin tetas. Stromberg dan Stromberg (1975) menyatakan bahwa, suhu di atas optimum lebih dari 36-37oC selama pengeraman menghasilkan anak ayam yang lebih kecil disebabkan dehidrasi. Kelembaban mesin tetas yang dianjurkan tidak melebihi 55-60%, karena akan menyebabkan terganggunya sistem pernafasan, jantung, ginjal dan dapat menyebabkan embrio dehidrasi pada proses penetasan (North dan Bell, 1990). Penetasan telur di Barokah Abadi Farm menggunakan mesin tetas otomatis dengan suhu dan kelembaban rata-rata optimal yaitu sebesar 36,53oC dan 58,41%.

(7)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Barokah Abadi Farm fertiltias, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC yang dihasilkan secara berurutan kelompok I : 86,84% ; 83,07% ; dan 30,19 gram ; kelompok II : 89,18% ; 85,99% ; dan 30,60 gram ; kelompok III : 87,07% ; 85,70% ; dan 33,40 gram. Fertilitas, daya tetas telur, dan bobot tetas DOC yang dihasilkan sudah baik.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di rekomendasikan umur induk 15-18 bulan pada Ayam Sentul dapat menghasilkan fertilitas, daya tetas telur dan bobot tetas DOC yang baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada kasih kepada dosen pembimbing utama Dr.

Ir. Wiwin Tanwiriah, MP dan dosen pembimbing anggota Indrawati Yudha Asmara, S.Pt, M.Si, Ph.D yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asmarawati, W., Kustono, D. T. Widayanti, S. Bintara dan Ismayana. 2013. Pengaruh Dosis Sperma yang Diencerkan dengan NaCl Fisiologis terhadap Fertilitas Telur pada Inseminasi Buatan Ayam Kampung. Buletin Peternakan Vol. 37(1): 1-5.

Djanah, D. 1984. Beternak Ayam dan Itik. Cetakan Kesebelas. C.V Yasaguna. Jakarta.

Ensminger. 1980. Poultry Science. Second Edition. The Interstate Printers and Publisher Inc.

New York.

Hasnelly, Z. Rinaldi, dan Suwardih. 2013. Penangkatan dan Perbibitan Ayam Merawang di Bangka Belitung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung.

Bangka Belitung.

Kurnia, Y. 2011. Morfometrik Ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada Fase Pertumbuhan dari Umur 1-12 Minggu. Skripsi. Program Alih Jenis. Departemen Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lasmini, A. dan E. Heriyati. 1992. Pengaruh Berat Telur terhadap Fertilitas, Daya Tetas dan BObot Tetas DOC. Posiding Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian Unggas dan Aneka Ternak. Balai Penelitian Ciawi. Bogor.

Nataamijaya. A.G, A.R. Setioko, B. Brahmantyo dan K. Diwyanto. 2003. Performans dan Karakteristik Tiga Galur Ayam Lokal (Pelung, Arab, Sentul). Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 29 – 30 September 2003.

Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 353 – 359.

(8)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 8 North, M. O. dan D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition.

Van Nostrad Reinhold, New York.

. 1984. Commercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. The AVI Publishing Company, Inc. Westport. Connecticut.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/PERMENTAN/OT.140/6/2014. Pedoman Pembibitan Ayam Asli dan Ayam Lokal yang Baik. http://www.deptan.go.id/bdd/ admin/

file/Permentan-79-14.pdf. (22 Juli 2016 Pukul 20.16).

Rukmana, R. 2003. Ayam Buras Intensifikasi dan Kiat Pengembangan. Cetakan ke-1.

Kanisius. Yogyakarta.

Stromberg. J dan I. Stromberg. 1975. A Guide to Better Hatching. Stromberg Publishing Company. Pine River, Minnescota.

Sudaryani. T dan H. Sastosa, 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wicaksono, D. Titin, K. Khaira, N. 2013. Perbandingan Fertilitas serta Susut, Daya dan Bobot Tetas Ayam Kampung pada Penetasan Kombinasi. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Universitas Lampung.

Widjastuti, T. 1996. Penetuan Efisiensi Penggunaan Protein, Kebutuhan Protein dan Energi untuk Pertumbuhan dan Produksi Telur Ayam Sentul pada Kandang Sistem Cage dan Sistem Litter. Disertasi, Universitas Padjadjaran. Bandung

(9)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 9 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Syifa Laili Muhlishah

NPM : 200110120221

Judul Artikel : “Inventarisasi Fertilitas, Daya Tetas Telur, dan Bobot Tetas DOC berdasarkan Umur Induk Ayam Sentul Barokah Abadi Farm Ciamis”

Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini.

Jatinangor, 27 September 2016

Mengetahui, Penulis,

Pembimbing Utama,

(Dr. Ir. Wiwin Tanwiriah MP) (Syifa Laili Muhlishah)

Pembimbing Anggota,

(Indrawati Yudha Asmara, S.Pt, M.Si, Ph.D)

Referensi

Dokumen terkait

If you want to make a phone number available for others to call, you should consider getting a SkypeIn number.This allows people to call a phone number that will send calls to the

Hal ini juga menunjukkan pergeseran bersih bernilai positif sehingga sektor tersebut tergolong ke dalam sektor progresif (maju).Sektor yang berada pada kuadran I

Saran sebagai tindak lanjut dari penelitian ini adalah perlunya dilakukan penelitian lebih dalam untuk mengidentifikasi latar belakang perbedaan wilayah jelajah

Hasil penelitian Agus Sartono dan Mishabul Munir menyimpulkan bahwa rata-rata PER untuk tujuh industri yang berbeda adalah tidak sama; pertumbuhan laba, ROA, Devidend Payout

Tolaklah (kejahatan yang ditujukan kepadamu) dengan cara yang lebih baik, apabila engkau berlaku demikian, maka orang yang menaruh rasa permusuhan terhadapmu dengan

Terdapat peningkatan aktivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV SDN 48 Ketanjak Meliau Sanggau berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran iklim kelas, kesiapan belajar dan hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Polewali, serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi bermain alat musik melodis antara yang memperoleh pembelajaran dengan Model pembelajaran