BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Smartphone adalah kombinasi dari perangkat asisten personal (PDA) dan telepon seluler yang memiliki sistem operasi dan mengijinkan
penggunanya untuk memasang aplikasi baru, dapat terhubung dengan internet, dan memberikan fungsi-fungsi lainnya. Smartphone membuat aktifitas harian seseorang menjadi lebih mudah. Akses internet 24 jam per hari, tujuh hari seminggu, dan 365 hari setahun dimanapun (Suki, 2013).
Pada tahun 2007, Apple menjadi salah satu pioneer smartphone dengan produknya iPhone. Keuntungan mendasar dari iPhone adalah iPhone dapat menggunakan berbagai macam software aplikasi, touchscreen, dan desain yang stylish, iPhone juga dapat mengunduh informasi secara langsung dari internet seperti berita, cuaca, atau musik (Borden, 2009). Respon segera datang dari dua pabrikan asia, Samsung dan LG yang mengadopsi touchscreen dan desain dari iPhone. Sebagai respon dari kesuksesan iPhone App Store, rival Google dan RIM memperkenalkan aplikasi serupa. Google
memperkenalkan Play Store pada agustus 2008, Microsoft meluncurkan Windows Marketplace for Mobile pada agustus 2009, dan RIM meluncurkan Blackberry App World pada bulan april 2009 (West & Mace, 2010).
Seiring berjalannya waktu, hal tersebut menimbulkan persaingan yang ketat karena masing-masing produsen ingin menarik pasar, dan untuk menarik pasar dibutuhkan strategi yang efektif. Menurut data Atlas Research &
Consultant kombinasi penjualan iPhone 6 dan iPhone 6 plus menurun sejak awal tahun 2015 dibandingkan pesaing terdekat yaitu Samsung. Secara rinci Atlas menunjukkan penjualan iPhone 6 dan iPhone 6 plus sebanyak 35.003 unit, sedangkan Samsung Galaxy s6 dan s6 edge terjual dua kali lipat yaitu 79.586 unit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan insight kepada pemasar terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi niat calon pelanggan untuk membeli. Hal tersebut penting untuk diteliti secara lebih jauh karena niat calon pelanggan merupakan bentuk apresiasi dari perasaan yang dirasakan oleh calon pelanggan sebelum pelanggan mengambil keputusan untuk membeli (Chiu & Tang, 2005).
Kesuksesan atau keberhasilan perusahaan akan sangat bergantung pada bagaimana perusahaan dapat mengerti apa yang diinginkan oleh pelanggan,
terlebih lagi saat ini posisi tawar pelanggan akan menjadi lebih kuat karena kecanggihan dan kemajuan teknologi, sehingga pelanggan akan dengan mudah dapat mengakses dan menjangkau produk atau jasa yang diinginkan meskipun produk atau jasa tersebut jauh dari tempat dimana pelanggan itu berada
(Reinartch et al., 2004). Perubahan sikap dan persepsi pelanggan karena kecanggihan teknologi dan segala kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Namun sebagai seorang pemasar, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat pelanggan sebelum membeli suatu produk.
Dengan mengambil topik niat pembelian pelanggan, peneliti mengambil beberapa variabel yang diduga memiliki pengaruh pada niat pembelian calon pelanggan pada iphone. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi niat pembelian pada calon pelanggan antara lain variabel atribut produk, kewajaran harga, nama merek, persepsi kualitas, dan prestise.
Faktor pertama yang diduga berpengaruh pada niat pembelian
smartphone adalah atribut produk. Atribut produk terkait dengan atribut dari sebuah produk yang dibutuhkan dan diinginkan calon pelanggan dengan memiliki, menggunakan, dan memanfaatkan produk tersebut (Suki, 2013). Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji apakah atribut produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi niat calon pelanggan untuk membeli iphone. Sehingga dapat diketahui adakah persepsi yang muncul dalam benak calon pelanggan mengenai atribut produk yang menyebabkan munculnya niat calon pelanggan untuk membeli iphone. Atribut produk dalam penelitian ini berfungsi sebagai prediktor yang membentuk niat pembelian calon pelanggan.
Faktor yang kedua adalah kewajaran harga. Dalam mengambil
keputusan pembelian, calon pelanggan akan mempertimbangkan aspek harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Calon pelanggan cenderung akan membandingkan harga suatu produk dari beberapa pilihan alternatif toko yang menjual produk sejenis. Kewajaran harga diukur melalui apa yang dirasakan pelanggan saat melakukan transaksi pembelian. Harga dikatakan wajar apabila calon pelanggan merasa jika mereka membayar harga yang sepadan pada transaksi yang dilakukannya untuk mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkannya. Kewajaran harga menjadi kunci
perhatian calon pelanggan sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk (Chow, 2012). Oleh karena itu, peneliti menggunakan variabel kewajaran harga sebagai salah satu variabel prediktor yang mempengaruhi niat calon pelanggan dalam membeli iphone.
Faktor yang ketiga adalah nama merek. Berbagai upaya dilakukan perusahaan agar bisa memiliki daya tarik kuat yang tertancap di pikiran pelanggan dan pada akhirnya dapat meraih pangsa pasar yang luas. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui sebuah symbol yaitu merek. Merek merupakan identitas produk yang dijadikan sebagai alat ukur mengenai apakah produk itu baik dan berkualitas. Pelanggan melihat merek sebagai bagian yang paling penting dalam sebuah produk, dan merek dapat menjadi sebuah nilai tambah dalam produk tersebut (Suki, 2013). Produk dengan kualitas, model, atribut
tambahan, serta kualitas yang relatifsama dapat memiliki nilai yang berbeda di pasar karena adanya perbedaan persepsi dalam benak calon pelanggan. Merek yang memiliki persepsi baik umumnya akan lebih menarik calon pelanggan untuk membeli karena mereka yakin bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat dipercaya (Chow, 2012). Hanya merek-merek yang dikelola dengan baik dan secara professional yang mampu menarik perhatian pelanggan serta mendorong dan menstimulti calon pelanggan untuk
melakukan pembelian bahkan keputusan pembelian ulang (Suki, 2013). Dalam penelitian ini variabel nama merek berfungsi sebagai prediktor yang
membentuk niat pembelian pelanggan.
Faktor yang keempat adalah persepsi kualitas. Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan pada kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa yang diharapkan oleh pelanggan (Boonwana, 2014). Persepsi kualitas yang positif akan mendorong niat pembelian pelanggan dan menciptakan loyalitas pada produk tersebut. Banyak perusahaan menjadikan persepsi yang positif pada kualitas produk sebagai senjata strategis yang potensial untuk menarik pelanggan (Boonwana, 2014). Dalam penelitian ini variabel persepsi kualitas berfungsi sebagai prediktor yang membentuk niat pembelian
pelanggan.
Faktor yang kelima adalah prestise. Prestise merupakan persepsi orang lain, pendapat yang dihargai, dihormati, dikagumi, atau dikenal. Dalam pemasaran, pelanggan mengembangkan makna prestise berdasarkan interaksi dengan orang-orang, objek property, dan nilai hedonis (Wong & Zhou, 2005). Wong & Zhou (2005) berpendapat bahwa pengaruh prestise yang dirasakan pada niat pembelian lebih kuat ketika kepemilikan atau konsumsi produk yang mencolok yang terlihat secara publik. Konsumsi pada produk bergengsi oleh pelanggan adalah sebagai sinyal akan kekayaan, kekuasaan, dan status. Dalam penelitian ini variabel prestise berfungsi sebagai prediktor yang membentuk niat pembelian pelanggan.
Variabel yang terakhir adalah niat pembelian, variabel niat pembelian akan digunakan sebagai variabel dependen. Niat pembelian merupakan
preferensi pelanggan atas produk-produk yang ada di dalam kumpulan pilihan untuk membeli produk yang paling disukai (Boonwana, 2014). Variabel ini merupakan bentuk dari bagaimana sikap pelanggan pada keputusan pembelian iphone. Hal ini penting untuk diteliti, karena niat calon pelanggan dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana perilaku calon pelanggan. B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka permasalahan yang hendak diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah atribut produk mempengaruhi niat pembelian iPhone? 2. Apakah harga mempengaruhi niat pembelian iPhone?
3. Apakah nama merek mempengaruhi niat pembelian iPhone? 4. Apakah persepsi kualitas mempengaruhi niat pembelian iPhone? 5. Apakah prestise mempengaruhi niat pembelian iPhone?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menguji pengaruh atribut produk pada niat pembelian iPhone 2. Menguji pengaruh harga pada niat pembelian iPhone
3. Menguji pengaruh nama merek pada niat pembelian iPhone 4. Menguji pengaruh persepsi kualitas pada niat pembelian iPhone 5. Menguji pengaruh prestise pada niat pembelian iPhone
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Studi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman teoritikal pada variabel-variabel yang diamati, yaitu :atribut produk, harga, nama merek, persepsi kualitas, prestise, dan keputusan pembelian. Hubungan antar-variabel yang terbentuk diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam ilmu pemasaran.
2. Manfaat Akademis
Studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian dalam penelitian-penelitian berikutnya, sehingga mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. 3. Manfaat Praktis
Model yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pembentuk dari keputusan pembelian pelangganpada produk iPhone. Melalui studi ini, diharapkan para manager dapat memahami faktor-faktor apa saja yang berpotensi membentuk keputusan pembelian pelanggan. Dengan demikian, diharapkan para manager mampu menyusun kebijakan, strategi dan perencanaan pemasaran yang sesuai.