DAFTAR ISTILAH
Trend : (Bahasa inggris) gaya masa kini
Mood : (Bahasa inggris) suasana hati
Room : Ruangan yang digunakan saat KTV
Lifestyle : (Bahasa inggris) gaya hidup
Kuper : Individu-individu atau siswa yang sering mengasingkan diri,
memisahkan diri dalam bergaul nersama teman-teman dan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Weekend : (Bahasa inggris) hari libur panjang, biasanya (Sabtu – Minggu)
Open : Istilah untuk membuka kamar untuk KTV
Ajojing : Istilah yang digunakan untuk bergoyang (joged)
Booming : (Bahasa inggris) sesuatu yang sangat laku (menganjurkan)
Cemen : Ungkapan untuk menunjuk seseorang yang penakut
Dilece : Ungkapan yang di berikan untuk mengejek seseorang
Check in : (Bahasa Inggris), istilah untuk memesan sebuah ruangan
Beat : (Bahasa Inggris) tempo kecepatan alunan irama musik
Nge-sum : Istilah lain kata untuk saling sumbang menyumbang
Nge-fly : Istilah yang digunakan untuk akibat
Party : (Bahasa Inggris) pesta
Enjoy : (Bahasa Inggris) tenang, ketenangan
Famous : (Bahasa Inggris) terkenal, ketenaran
Addict : (Bahasa Inggris) pencandu sesuatu
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Rere (Nama samaran)
Usia : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa, SPG
2. Nama : Oky (Nama samaran)
Usia : 23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
3. Nama : Budi (Nama samaran)
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
4. Nama : Mawar (Nama samaran)
Usia : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
5. Nama : Darman (Nama samaran)
Usia : 21 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
6. Nama : Melati (Nama ssamaran)
Usia : 21 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
7. Nama : Putri (Nama samaran)
Usia : 22 tahun
8. Nama : Anggrek (Nama samaran)
Usia : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
9. Nama : Yeyen (Nama samaran)
Usia : 21 tahun
Pekerjaan : SPG
10.Nama : Lekong (Nama samaran)
Usia : 23 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Adi Utarini,MSc.dr. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global. Gajah Mada
University Press, 1997.
Berutu, Lister dkk. Metode Penyusunan Proposal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,
Monora, Medan, 2011
Bungin; Burhan, Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Chaney, David 1996. Life Style. Yogyakarta : Jala Sutra
G. Murphy, Social Motivation, Handbook of Social Psychology, G. Lindzey
(editor), Cambridge, Mass. Addison Wesley Publishing Company 1954: hlm:
60-63
Gowdy, John (2006) “Hunter gatherers and the mythology of the market,”in
Richard B. Lee and Richard H. Daly (eds.), The Cambridge Encyclopedia od
Hunters and Gatherers, pp. 391 – 394. New York: Cambridge Unoversity Press
Habermas, J. (2006).”the European Nation State – Its Achievments and Its Limits.
On the Past adn Future Sovereighty and Citixenship”, in G Balakrishan (ed.)
Mapping the Nation, London; Vernon 281 – 294
Ibrahim, Idi Subandy, Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Jalasutra,
Yogyakarta. 2007
Ibrahim, Idi Subhandy. 1997, Ecstasy Gaya Hidup : Kebudayaan Pop Dalam
Masyarakat Komonitas Indonesia : Mizan
Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi II, Pokok – pokok Etnografi. Rineka
Cipta. Jakarta, 1998
Larry A. Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel (2009). Communication
Between Cultures. Cengage Learning. Hlm. 154 - 161 ISBN 0495567442
Mayo,M.A. Parent’s Guide to Sex Education : Terjemahan Yayasan Kalam
Hidup, Bandung, 1986.
Moelong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi revisi, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2006.
Mohammad Kartono,Dr. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi, Pustaka Sinar
harapan, 1998.
Ns, Tartowo, S.Kep dkk. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta. 2012.
Parsudi, Suparlan, Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan. PT.Raja Grafindo,
Jakarta. 1984.
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja. PT. Raja Grafindo, Jakarta. 1997.
Soetomo, Soegiono, Urbanisasi & Morfologi: Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta.
2009.
Sumber Lain :
http://edukasindonesia.blogdetik.com/sexedu-indonesiabutuh/ (diakses pada 19
Maret 2014, pukul 19.16)
sehat»prevention»pendidikan-seks-pengetahuan-tanpa-batas-umur.com (diakses
pada 04 Desember 2013, pukul 00.47)
pukul 01.44)
01.50)
November 2014, pukul 01:15)
hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/identitas/ (diakses pada 27 November 2014, pukul
hhtp://id.m.wikipedia.org/wiki/kelas_sosial (diakses pada 27 November 2014,
pukul 02.15)
BAB III
KTV SEBAGAI GAYA HIDUP MODERN REMAJA KOTA MEDAN
3.1. Persepsi Remaja Tentang KTV
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mampu hidup sendiri dan akan
selalu bergantung oleh orang-orang disekitarnya atau kelompoknya. Disadarkan
ataupun tidak, sejak seorang manusia di lahirkan ke dunia secara otomatis ia telah
menjadi salah satu anggota dari berbagai kelompok maupun komunitas. Mulai
dari kelompok terkecil yaitu keluarga, warga sebuah desa atau kota, umat dari
suatu agama, hingga sebagai satu warga negara dari sebuah negara. Terbentuknya
sebuah kelompok sosial dapat dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan
bagaimana terjadinya pengelompokan manusia tersebut, yang pertama yaitu
pengelompokan yang di dasarkan hubungan kekerabatan dan yang di dasarkan
hubungan bukan kekerabatan.
Seiring berkembangnya zaman, variasi hubungan yang didasarkan
hubungan diluar hubungan kekerabatan bertambah. Kriteria yang paling di
pengaruhi oleh kemajuan zaman adalah pengelonpokan yang didasarkan gaya
hidup15
15
Gaya hidup dapat didefenisikan sebagai cara, bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan,dan apa yang mereka fikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga lingkungan di sekitarnya.
. Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa juga
disebut modernitas, maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat
modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan
Dalam suatu masyarakat dimana pertumbuhan gaya hidup semakin
meningkat, dan mengundang hasrat (untuk tidak mengatakan ada semacam
“ledakan” gaya hidup) seperti di tanah air khir-akhir ini, di perlukan penjelasan
yang lebih teoritis untuk memahami fenomena ini. Menurut Chaney dalam buku
Lifestyle, misalnya bisa menjadi salah satu pijakan teoritis bagi mereka yang ingin
melakukan studi yang lebih sistematis menengnai fenomena gaya hidup dalam
masyarakat konsumen Indonesia mukhtahir.16
Apa yang mungkin lebih relevan adalah bahwa dalam perburuan akan
gaya hidup yang glamour, misalnya, para konsumen atau dunia hiburan mencoba
melakukan bujuk rayu terhadap para pelanggan melalui ilusi-ilusi tentang diri
(illusions of self). Artinya bahwa mereka menarik para pelanggan seperti terlihat
dalam bahsa-bahasa penampilan yang digunakan melalui industri-indusrti budaya
massa. Mereka diberi ilusi-ilusi tertentu tentang keunikan dalam penampakan luar Chaney juga mengatakan bahwa pada akhir modernitas semua yang kita
miliki akan menjadi budaya tontonan (a culture of spectacle). Semua orang ingin
menjadi penonton dan sekaligus ditonton. Ingin melihat tetapi sekaligus juga di
lihat. Disinilah gaya mulai menjadi modus keberadaan manusia modern: Kamu
bergaya maka kamu ada! Kalau kamu tidak bergaya, siap-siaplah untuk dianggap
“tidak ada”: diremehkan, diabaikan, atau mungkin dilecehkan. Itulah sebabnya
mungkin orang sekarang perlu bersolek atau berias diri. Jadilah kita menjadi
“masyarakat pesolek” (dandy society).
16
dimana mereka tidak memiliki kendali. Di sinilah mereka mulai memasuki
wilayah periklanan gaya hidup. Komoditas diukir dengan gaya dan gaya adalah
komoditas yang bernilai.
Dalam hal ini fashion ataupun gaya yang di gunakan mereka menjadi salah
satu hal yang penting bagi para remaja KTV ini. Memerhatikan baju yang
digunakan untuk pergi KTV menjadi hal yang terpenting untuk mereka, karena
baju yang di gunakan juga menggambarkan jati diri para remaja KTV. Misalnya,
merek baju yang digunakan dari merek terkenal, baju yang digunakkan lagi model
yang paling terbaru, sepatu yang di gunakan bermerek dan sebagainya, adalah
sampul penting bagi mereka. Tidak jarang para remaja ini bergonta-ganti stuff
atau barang yang mereka gunakan terkesan memaksakan diri mereka.
“Biasanya kalau mau KTV biar dianggap paling modis, biasanya aku tuker-tukeran atau minjem baju sama temen aku. Jadi biar enak diliat aja aku rasa kalo baju dan gaya kalo KTV ganti-gatai. Soalnya aku bosen juga baju aku itu-itu aja. Gaya juga penting buat aku saat KTV. Jadi biar dianggap modis aja”. (Yeyen – 21 tahun)
Penikmat KTV datang dari berbagai kalangan. Remaja merupakan salah
satu penikmat KTV. Alasan mereka pun beragam. Mulai dari yang awalnya diajak
teman dan satu wujud kegiatan agar minta perhatian orang tua kemudian menjadi
penikmat (addict). Mereka menganggap bahwa irama musik yang di hasilkan dari
bass yang berkapasitas 1500 watt dapat membuat kepenatan yang mereka rasakan
menjadi hilang.
Tujuan mereka untuk KTV biasanya adalah untuk menghilangkan penat
yang dirasakan. KTV di jadikan sebagai tempat berkumpul baik dengan teman
pengalaman. Dari narasumber yang penulis dapat, beberapa dari mereka
mengatakan, saat mereka KTV mereka merasa satu level diatas teman-teman
mereka. Dengan KTV mereka lebih jadi percaya diri dan mereka menunjukkan
jati diri bahwa mereka lebih unggul dari teman-temannya, terutama dalam bidang
pergaulan.
Bagi penikmat KTV dari kalangan pelajar baik siswa dan mahasiswa
biasanya mereka KTV hanya weekend dan acara tertentu (undangan).Hal itu
dikarenakan mereka takut apabila orang tua mereka tau. Dari informasi yang
penulis dapat, efek yang di timbulkan akibat minum dan mabok yang mereka
dapat dari KTV tidak sebentar. Jika mereka KTV tidak dihari weekend atau dihari
sekolah maka sudah pasti mereka pasti tidur selama aktifitas belajar mengajar
berlangsung. Seperti penuturan Melati (nama samaran) :
“KTV itu enaknya pas weekend. Karena efek minum-mabok lama ilangnya. Belom lagi pegal-pegal badan, kepala pening. Yang sakitnya kalo diundang KTV pas hari biasa mana besok kuliah. Karena kalo itu udah pasti gak kuliah karena tidur. Kuliah pun pasti tidur dikelas”.
Remaja yang datang dari berbagai golongan mulai dari anak PNS, pejabat,
dan kolongan keluarga yang kurang mampu dan berbagai tingkat pendidikan
mulai dari siswa (pelajar sekolah SMP-SMA) dan mahasiswa. Awal mereka
datang umumnya datang karena takut di bilang “kuper” (kurang pergaulan) oleh
teman-temannya. Golongan remaja yang datang pun bermacam-macam. Tidak
semua remaja yang datang berasal dari kalangan atas, ada juga yang dari kalangan
kurang mampu, namun beberapa dari mereka memaksakan diri agar tidak
3.2. Awal Terlibatnya Remaja Dalam KTV
Dari data yang penulis terima, ajakan teman merupakan awal seorang
remaja terlibat dalam KTV. Berawal dari sering diajak KTV. Beberapa kali diajak
sehingga tak jarang seorang remaja menjadi penikmat KTV. Narasumber Mawar
– 22 tahun yang penulis wawancarai mengatakan :
“Pertama kali aku KTV saat kelas 1 SMA. Saai itu kawan-kawanku heboh bahas KTV dengan istilah “ajojing” yang sekarang lebih hits “open”. Saat itu aku diajak untuk ikut, karena penasaran yaudah ikutlah aku kan. Saat itu yang pertama KTV, sampek sekarang. Kalo ada yang “open” aku ikut. Kalo ada diundang pesta ya ikut juga”.
KTV menjadi primadona bagi sebagian anak-anak muda Kota Medan.
Bagi sebagian anak-anak muda Kota Medan gaul di sebuah pub, club ataupun
diskotik merupakan satu nilai lebih, mereka merasa satu tingkat lebih diatas
teman-temannya. Seperti yang dikatakan Mawar (nama samaran) :
“Zaman sekarang kalau gatau KTV gak anak Medan kurasa. Atau ntahnya dia tinggal dihutan atau pelosok yang gamasuk peta rumahnya, sampek gatau KTV. Hahaha. Secara KTV ini udah booming kali. Anak SMP pun udah pernah KTV, kan gitu. Kalau udah di dalam Pub, Club, atau diskotik serasa melayang ku rasa. Naik satu level awak dari kawan-kawan kayaknya”.
Kurang pergaulan adalah kata yang paling dibenci remaja karena kata-kata
tersebut adalah berupa ejekan atau hinaan yang menandakan bahwa seseorang
tidak pernah bergaul dan disamakan dengan orang yang tinggal dikampung.
Berikut penuturan narasumber yang penulis wawancarai, Budi- 25 tahun (nama
samaran) :
ada apa-apa ditengah jalan misalnya, kalau ada yang kenalkan bisa cepat ditolong.”
Beberapa informan yang penulis wawancarai mengatakan bahwa awal
terlibatnya mereka dalam KTV berdasarkan penasaran, diajak temen dan takut
dibilang kampungan atau “kuper”. Ketiga alasan tersebut merupakan kalimat jitu
untuk awal langkah seseorang terlibat KTV. Olokan-olokan yang cukup membuat
telinga gerah menjadi faktor mengharuskan ikut dengan apa yang diajakkan
teman. Seperti yang dipaparkan oleh Darman sebagai berikut :
“Kadang kalau aku lagi gak mau pergi, gak mood gadak uang gitukkan misalnya. Dilece-lecein aku sama kawan-kawanku. Cemenlah, ikanlah, penakutlah macamlah itukan. Terakhir naiklah emosi, apa ya palak diejekin gitu mau gak mau ikut akulah aku jadinya. Masa laki-laki dibilang cemen gamaulah aku. Tapi memang kalo udah dipaksa ikut kali gitukan biaya aman, dibayarin semua aku”.
3.2.1. Peran Lingkungan Bagi Remaja
Antropologi mengartikan, kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup
manusia, yaitu warisan sosial yang diperoleh seseorang dari kelompoknya. Atau
kebudayaan bisa dianggap sebagai bagian lingkungan yang diciptakan
manusia.Lingkungan sangat berperan terhadap tumbuh dan kembangnya
seseorang. Seorang anak berdarah Amerika diasuh oleh keluarga Jepang, dan
dibesarkan di Negara Jepang. Anak tersebut memiliki tingkah laku layaknya
orang Jepang. Meskipun Ia berdarah Amerika, namun dia tidak memiliki
kebiasaan layaknya orang Amerika. Justru sebaliknya. Dia memiliki tingkah laku
dan kebiasaan bahkan sampai cara berjalan layaknya orang Jepang. Itu terjadi
seseorang yang berada di lingkungan yang baik dan benar akan membuat seorang
anak menjadi kepribadian yang baik dan benar pula.
Lingkungan pergaulan remaja saat ini memang cukup memprihatinkan.
Remaja saat ini umumnya dewasa lebih awal dari umurnya. Dari pengamatan
penulis tidak sedikit anak dibawah umur saat ini bertindak dan berdandan lebih
tua dari umurnya. Kurangnya perhatian orang tua adalah pemicu utama penyebab
terjadinya hal tersebut. Orang tua yang bercerai adalah salah satu alasan anak
bertindak menyimpang. Dari informasi yang penulis dapat, sebagian remaja
melakukan kegiatan yang menantang dan diluar batas karena umumnya ingin
menarik perhatian. Mereka melakukan hal demikian agar lebih di perhatikan oleh
orang tua ataupun orang disekelilingnya bahwa mereka butuh perhatian.
Seorang narasumber mengatakan kepada penulis, Lekong (nama samaran)
23 tahun mengatakan bahwa :
“Lingkungan sangat berpengaruh dalam pergaulan kita. Lingkunganlah yang membentuk pola perilaku kita untuk bertindak. Misalnya lingkungan teman bermain suka balap liar, maka dengan berlatar belakang ingin tau menjadi awal untuk mencoba sehingga menjadi penikmat balap liar. Jika lingkungan sekitar kita religius otomatis kita juga akan bersifat lebih religius juga yakan. Sama kayak KTV, kawan sana sini cerita KTV, awak gak tau apa-apa otomatis nanyakan biar tau apa itu KTV. Tapi ya balik ke kitanya juga, lingkungan kita baik ya kita baik, lingkungan kita jahat ya kita jahat”.
Orang tua merupakan media yang sangat dibutuhkan untuk memilih teman
dan memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab
penuh untuk memberikan hak dan menjaga anak dan memberikan yang terbaik
untuk anaknya. Anak yang diberikan dengan penuh kasih sayang dan perhatian
diberi kasih sayang orang tuanya. Anak yang tidak dapat kasih sayang dan
perhatian oleh orang tuanya cenderung lebih memiliki sifat emosional yang tidak
stabil, dan memilih pergaulan menantang adrenalin mereka sebagai bentuk ingin
mendapat perhatian lebih dari orang tua maupun orang tersayang.
Keharmonisan keluarga dan komunikasi yang baik membuat anak dapat
terbuka dan lebih nyaman untuk menjadikan orang tua sebagai tempat bersandar
sedih maupun senang. Berperan sebagai sahabat adalah pilihan yang tepat untuk
membuat anak nyaman bercerita tentang apa yang ia rasakan. Luangkan waktu
untuk berkomunikasi dengan baik agar anak mendapatkan perhatian dan libatkan
anak untuk membuat dia lebih merasa diperhatikan dan memberikannya tanggung
jawab untuk tindakan yang dilakukannya.
3.3. Tujuan Remaja Datang ke KTV
Kepribadian individu bermacam-macam. Berbagai isi dan sasaran dari
pengetahuann, perasaan, kehendak, dan keinginan kepribadian, serta perbedaan
kualitas hubungan antara berbagai unsur kerpribadian dalam kesadaran individu,
menyebabkan beragam struktur kepribadian pada setiap manusia. Oleh karena itu,
kepribadian tiap individu sangat unik.
Mempelajari materi setiap unsur kepribadian (baik yang berupa
pengetahuan maupun yang berupa perasaan, sasaran dari kehendak, keinginan,
dan emosi seseorang) adalah tugas ilmu psikologi. Dalam hal itu diperhatikan satu
macam materi yang menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu: suatu
kepribadian (personality), serta segala macam tingkah laku berpola dari individu
bersangkutan .
Materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang
individu itu bebeda dengan individu lain, dan juga karena sifat dan intensitas
kaitan antara berbagai macam bentuk pengetahuan dan perasaan pada seorang
individu lain, maka setiap manusia itu sebenarnya mempunyai kepribadian yang
berbeda. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa ada tiga miliar macam
kepribadian diduania ini, karena jumlah penduduk bumi kira-kira sekitar tiga
miliar orang, jumlah beragam kepribadian individu yang banyak itu, dapat di
ringkas menjadi berbagai macam tipe dan subtipe yang walaupun banyak, tidak
sampai berjuta-juta jumlahnya. Membuat antropologi dan beragam kepribadian
individu adalah juga tugas ilmu psikologi, dan bukan tugas ilmu antropologi atau
ilmu sosial lainnya.
Gambar 2
Rutinitas yang padat serta kegiatan yang cukup menguras tenaga dan
fikiran dapat membuat seseorang mengalami stres dan tingkat kelelahan yang
tinggi. Emosi menjadi alasan seseorang jika mengalami stres. Oleh sebab itu
seseorang membutuhkan hiburan guna untuk menghilangkan stres dan lelah yang
dirasa untuk mengembalikan semangat dan mood seseorang. Hadirnya berbagai
macam hiburan seperti bioskop, teater, karaoke, diskotik, mall, sirkus, maupun
tempat hiburan mainya sangat penting, karena menjadi tempat yng bisa
mengembalikan mood seseorang. Namun adanya selera dan karakter orang yang
berbeda-beda, berbeda pulalah tempat yang dipilih untuk menghilangkan stres dan
mengengembalikan semangat seseorang.
Rere memaparkan untuk mengilangkan stres dan mengembalikan mood
dirinya, biasanya Rere memilih tempat yang sesuai dengan apa yang
dirasakannya, berikut penuturan Rere:
“Kalo suntuk tapi lagi sedih melow gitu aku biasanya ke karaoke biasa, nyanyi-nyanyi yang menggambarkan apa yang lagi aku rasain, kalo lagi sedih lagi sedih. Kadang penat nonton dirumah males nonton dvd, aku nonton sama kawan-kawanku, nah biasanya kalo lagi girang kali seneng ya itulah KTV aku sama kawan-kawanku. Biasanya weekend aku pasti KTV”.
Selain Rere, penulis juga memiliki narasumber yang kesehariannya tidak
jauh dari KTV. Sebut saja namanya Lekong. Lekong merupakan seorang penari
yang cukup terkenal di Medan dan Lekong juga merupakan leader bagi anak
didiknya yang juga berkecimpung dalam dunia tari. Keseharian Lekong
merupakan pelatih tari mengajarkan beberapa anak didiknya untuk menari dan
mempersiapkan tarian untuk jadwal tari yang akan ditampilkan dalam waktu
menenangkan dan mengembalikan mood. Biasanya Lekong selalu pergi ke KTV
dengan teman-temannya. Alasan Lekong untuk KTV adalah :
“Aku sih KTV untuk ngilangin penat. Dan temen-temenku pada ngajak KTV untuk ngilangi penat. Gak neko-neko juga sih, kami di KTV gak buat untuk mabuk, kami pake fasilitas KTV ya untuk karaoke aja. Minuman kami didalam juga gak bir kok. Minuman kami didalam air mineral aja, paling minum blue illusition”.
Istilah akulturasi, atau acculturation atau culture contact17
Biasa pesta yang menandakan pertambahan usia juga menjadi satu alasan
untuk dirayakan bersama teman-teman dan orang tersayang sebagai pertanda
bertambahnya usia dan mensyukuri bertambahnya umur. Merayakan ulang tahun , mempunyai
bebagai arti di antara para sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa
konsep itu mengenai proses soail yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Terbukti
bahwa tidak pernah terjadi difusi dari suatu unsur kebudayaan. Unsur-unsur itu,
seperti termaktub dalam contoh tentang penyebaran mobil tersebut selalu
berpindah-pindah sebagai suatu gabungan atau suatu kompleks yang tidak mudah
dipisah-pisahkan.
Sejak dulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia ada gerak migrasi,
gerak perpindahan dari suku-suku bangsa di muka bumi. Migrasi tentu
menyebabkan pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu dihadapkan
dengan unsur-unsur kebudayaan asing.
17
bersama teman-teman merupakan dambaan semua orang untuk membagi
kebahagiaan bersama teman-teman dengan melalui pesta ulang tahun.
Pesta ulang tahun biasanya selalu dihadiri oleh teman dan orang tersayang
untuk memeriahkan pesta. Tempat merayakan pesta ulang tahun juga beraneka
ragam. Biasanya yang berulang tahun memilih tempat yang bisa menampung para
udangannya dan membuat para undangan enjoy menikmati pesta baik itu dirumah,
ballroom, restoran, hotel, maupun tempat hiburan. Masuknya budaya western ke
Indonesia membuat aktivitas dan kegiatan budaya asing tersebut menjadi hal baru
bahkan menjadi hal rutin untuk dilaksanakan. Contohnya adalah pesta atau sering
disebut party.
KTV merupakan tempat yang sering untuk merayakan ulang tahun,
terutama dikalangan remaja masa kini. KTV dianggap remaja masa kini sebagai
tempat paling asyik untuk merayakan ulang tahun bersama teman-teman. Ulang
tahun yang meriah dan seru selalu diinginkan setiap orang.
Sesungguhnya KTV merupakan karaoke biasa, namun banyak sekelompok
remaja saat ini, khususnya remaja kota Medan menjadikan KTV sebagai club atau
diskotik pribadi. Karena biasanya tamu ataupun pengunjung yang ada di dalam
ruangan KTV tersebut merupakan bagian-bagian dari kelompok mereka. Sehingga
mereka tidak perlu canggung ataupun malu saat berada didalam KTV
Alasan untuk pergi KTV tidak hanya karena ingin tahu tentang KTV
sendiri, bisa juga dengan beberapa alasan dan tujuan lainnya. Menjadi undangan
acara perayaan sebuah pesta menjadikan kita harus menghadiri undangan yang
sedikit untuk bisa membuka sebuah room KTV, namun KTV selalu saja masih
diminati oleh penikmat setia KTV.
3.4. Biaya KTV
KTV merupakan salah satu hiburan yang lagi diminati oleh para remaja
saat ini. KTV tidak jauh berbeda dengan karaoke keluarga pada umumnya. Untuk
membuka ruangan atau yang lebih sering disebut “open”, membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Harga dan tarif yang dibutuhkan berkisar Rp 800.000 sampai
Rp 3.000.000 Jenis ruangan untuk KTV sama dengan karaoke pada umumnya,
mulai dari kamar jenis small, medium, large, dan VIP.
Tabel 5
Tipe Ruangan dan Harga
Tipe Ruangan Harga/ Tarif Kapasitas Tamu
Small Rp 800.000 6 orang
Medium Rp 1.500.000 10 orang
Large Rp 2.000.00 ±10 orang
VIP Rp 3.000.00 ±20 orang
Sumber : Data pengelola penulis
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung
berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya,
tetapi karena sudah terkandung dalam organnya, dan khususnya dalam gennya
sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap makhluk
Meskipun terdapat perbedaan paham antara para ahli psikologi mengenai macam
dan jumlah dorongan naluri pada diri manusia, namun mereka sependapat bahwa
setidaknya tujuh macam dorongan naluri, yaitu :18
1) Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang
merupakan suatu kekuatan biologis yang ada pada semua makhluk di
dunia dan yang menyebabkan semua jenis makhluk mampu
mempertahankan hidupnya di muka bumi.
2) Dorongan seks. Dorongan ini telah menarik perhatian banyak sekali
psikologi, dan berbagai teori telah dikembangkan mengenai ini. Suatu hal
yang jelas adalah dorongan ini timbul pada setiap individu yang normal
tanpa terkena pengaruh pengetahuan. Dan memang dorongan ini
mempunyai landasan biologis yang memotong manusia untuk membentuk
keturunan demi melestarikan jenisnya.
3) Dorongan untuk upaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari
karena sejak bayi pun manusia sudah menunjukkannya yaitu dengan
mencari susu ibunya atau botol susunya. Perilaku tersebut tanpa
dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal-hal itu tadi.
4) Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan semua manusia.
Dorongan ini memang merupakan landasan biologis dari kehidupan
masyarakat manusia sebagai makhluk sosial.
18
Lihat karangan W. MacDougall, Introduction in Social Psychology. Boston, Luce 1908. Kemudian, para ahli psikologi lain telah merinci dan mengkalisfikasikan berbagai macam dorongan primer dan sekunder, sehingga banyak jumlahnya ke dalam kerangka-kerangka tertentu. Lihat misalnya karangan G. Murphy, Social Motivation, Handbook of Social Psychology,
5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan
sumber adanya bermacam-macam kebudayaan di antara manusia, dengan
adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat yang memaksanya
untuk menyesuaikan diri (conform) dengan manusia sekitarnya.19
6) Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada dalam naluri
manusia karena manusia merupakan makhluk sosial sehingga untuk dapat
hidup bersama dengan manusia lain secara serasi ia perlu mempunyai
suatu landasan biologis untuk mengembangkan rasa altruisme, rasa
simpati, rasa cinta dan sebagainya, yang memungkinkannya hidup
bersama. Jika dorongan untuk bebagai hal itu diekstensikan dari sesama
manusia kepada kekuatan-kekuatan yang oleh perasaannya dianggap
berada di luar akal, maka akan timbul religi.
7) Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara atau
gerak. Dari sejak bayi dorongan ini sudah sering tampak. Ketika bayi
mulai tertarik dengan bentuk-bentuk tertentu dari benda-benda
disekitarnya, warna-warna cerah, suara nyaring dan berirama, dan
gerak-gerak yang selaras. Beberapa ahli berkata bahwa dorongan naluri
merupakan landasan dari suatu unsur penting dalam kebudayaan manusia,
yaitu “kesenian”.
19
Dalam ilmu sosiologi memang ada teori yang mendasarkan berfungsinya kebudayaan manusia pada hasrat manusia untuk meniru, yaitu teori dari ahli kriminologi Prancis, G. Tarde, yang diuraikan dalam bukunya Les Lois de I’Imition (1890). Menurut penulis, hal yang sangat kompleks ini masih memerlukan lebih banyak penelitian dasar untuk memecahkan masalah sampai
Ragam tingkah laku manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri
ras, melainkan karena kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan
berinteraksi. Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kelompok manusia
menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan
berbagai macam kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim yaitu
“masyarakat”, ada istilah istilah lain untuk menyebutkan kestuan-kesatuan khusus
yang merupakan unsur unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan
sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok, dan perkumpulan.
Masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang sangat umum sifatnya,
mengandung kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus, tetapi belum tentu
mempunyai syarat pengikat yang sama dengan suatumasyarakat. Kesatuan sosial
yang tidak mempunyai syarat pengikat itu serupa dengan”kerumunan” atau
crowd, tidak mempunyai sifat-sifat masyarakat. Kesatuan sosial itu adalah
kategori sosial (social category).
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya
suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dkenakan oleh pihak
dari luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan
suatu maksud praktis tertentu.
3.4.1. Remaja Kalangan Atas
Kalangan ini mayoritas remaja yang memiliki uang berlebih dengan uang
kapan saja, tanpa memikirkan takut uang habis. Biasanya remaja dari kalangan ini
sering membuat acara atau party dengan alasan yang berbeda-beda namun jelas
dengan menaikan popularitas mereka dalam kalangan teman-temannya. Siapa
yang paling sering membuat cara dialah yang dianggap paling tenar atau dikenal
dan dianggap paling berkuasa.
Kalangan remaja atas yang memang uang jajannya banyak kapan saja
mereka mau untuk KTV mereka tidak perlu repot untuk memikirkan kesulitan
uang atau uang jajan yang akan habis dengan cepat. Dalam hal ini, remaja yang
berasal dari kalangan atas tidak perlu pusing untuk membuka KTV. Seperti
penuturan narasumber yang penulis wawancarai Budi – 25 tahun :
“Kalau mau KTV ya bukalah. Langsung booking aja nanti pas disana bayar tinggal masuk. Kalau ulang tahun gitu biasanya kawan minta KTV, yaudah buka aja satu room, kasih minum yaudahlah udah tenangnya itu orang itu. Kalau ada kawan cewe banyak biasanya kawan-kawan yang cowo minta kawan yang cewe-cewe datang buat kawan joged katanya. Jadi gak sepi disana, biasanya sih gitu. Haha”.
Harga kamar yang sudah ditentukan berlaku sampai 6 jam setelah awal
mula check in. Tarif kamar yang sudah ditentukan, bisa bertambah sesuai dengan
pesanan apa yang dipesan. Pembayaran KTV dibayar pada saat check in, lalu
nanti pelayan akan membawakan seteko minuman bir. Jika tidak suka dengan
minuman bir yang ada, pengunjung dapat memesan minum kembali dengan apa
yang pengeunjung ingin minum baik air mineral, jus, ataupun minuman alkohol
dengan merek yang diinginkan semakin tinggi dan terkenal merek minuman
3.4.2. Remaja Kalangan Menengah
Untuk harga yang sudah dipatokan oleh pihak Stroom bagi kalangan
remaja tarif dan harga tersebut bukanlah harga yang murah. Untuk membuka
ruangan KTV mereka harus merogoh kocek yang dalam. Lain halnya dengan
remaja yang membuka KTV untuk merayakan ulang tahun atau acara tertentu
lainnya. Biasanya para remaja patungan dengan teman-teman lain yang ingin ikut
untuk KTV. Untuk ruangan yang digunakan tergantung berapa peminat atau
berapa orang yang akan didalam ruangan tersebut. Setiap ruangan harus sesuai
dengan kapasitas orang yang telah ditentukan, tidak boleh lebih. Seperti yang
dikatakan oleh Oky – 22 tahun :
“Biasanya tek-tekanlah aku sama kawanku buat bayar. Tergantung berapa orang yang ikut. Udah jelas orangnya berapa baru kumpulah duitnya sama satu orang, biasanya yang mau bayarkan ke Receptionist. Biasanya satu orang nyumbang mulai Rp 100.000 – Rp 200.000. Lain lagi kalo mau minum, nambah sumbangan lagilah. Pokoknya pegangan dompet harus ada Rp 500.000 didompet buat KTV ini. Kandaslah jajan pokoknya”.
Biaya yang untuk KTV jelas cukup menguras dompet kalangan remaja
dengan uang jajan yang masih dijatah dengan orang tua. Jelas para remaja harus
irit dan rajin menabung untuk biaya yang dibutuhkan saat KTV. Namun nyatanya
tidak sedikit remaja yang menghabiskan uang jajannya demi untuk hiburan KTV.
Mereka menghabiskan uang mereka untuk kepuasaan sesat dan setelah uang
mereka habis mereka meminjam uang temennya dan ada juga remaja yang
menjual barang-barang mereka seperti sepatu, baju, atau jam untuk menambah
uang jajan mereka karena mereka takut dimarahi oleh orang tua karena uang jajan
Narasumber yang penulis wawancara mengatakan bahwa, untuk pergi ke
KTV biasanya Mawar izin keluar untuk pergi dengan teman-temannya nonton
film di bioskop atau ada teman yang ulang tahun. Mawar tidak pernah
mengatakan dengan Ibunya jika Mawar pergi untuk ke KTV.
“Gataulah mamaku kalo aku pergi KTV. Kalo tau matilah aku kena marah. Karena suntukkan siang dirumah weekend dirumah, makanya aku ikut temen aku KTV”.
Tabel 6
Klasifikasi Remaja Pengunjung KTV
No Kalangan Persen
1 Remaja kalangan atas 50%
2 Remaja kalangan menengah 25%
3 Remaja kalangan bawah 25%
Sumber : data diolah oleh penulis.
Dari survei yang penulis dapat, rata-rata remaja yang datang ke KTV tidak
izin dengan orang tua mereka untuk KTV. Biasanya para remaja ini menggunakan
alasan lain agar bisa dikasih izin keluar dengan orang tua mereka. Mereka
mengatakan sebab jika mereka orang tua mereka tau, para remaja ini tidak dikasih
izin untuk keluar untuk pergi, oleh sebab itu mereka beralasan yang sewajarnya
agar orang tua mereka bisa memberikan mereka izin untuk keluar dengan
3.4.3. Remaja Kalangan Bawah
Kalangan remaja ini adalah kalangan remaja yang cukup memprihatinkan.
Remaja kalangan ini adalah remaja yang sangat rentan. Karena remaja kalangan
bawah berasal dari keluarga yang tidak berada. Tidak sedikit kalangan dari remaja
ini terjerumus dalam pergaulan remaja yang buruk. Takut diejek kurang pergaulan
dan kampungan membuat para remaja menjadi harus lebih update tentang hal
yang lagi digandrungi oleh para remaja saat ini.
Remaja yang berlatar belakang keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan
membuat remaja itu sendiri minder. Minder dalam artian, merasa tidak sepadan
dengan teman-teman yang lebih berkecukupan. Tak jarang remaja yang ingin
mengikuti zaman, namun keuangan orang tua tidak mencukupi kebutuhannya,
remaja dalam kalangan ini gampang terlena uang banyak dengan cara mudah
namun tidak memikirkan resiko atau bahaya untuk mendapatkan uang depan
mudah. Umumnya yang gampang terlena uang banyak dengan cara mudah ini
adalah remaja putri. Remaja putri pada kalangan ini rela melakukan apapun untuk
mendapatkan uang banyak dengan cara mudah. Tidak sedikit remaja putri yang
rela menjajahkan tubuhnya untuk mendapatkan uang banyak dengan mudah,
walaupun tubuh mereka menjadi bayarannya.
Biasanya remaja putri umumnya melakukan ini hanya untuk mengikuti
zaman agar tidak dibilang kampungan dan tidak ketinggalan zaman. Biasanya
remaja putri ini mau menjadi simpanan maupun menemani om-om lelaki hidung
belang karaoke ataupun makan bahkan lebih. Seperti penuturan Putri – 20 tahun:
kebutuhan perempuan lainnyalah. Ngasih uang juga. Aku malu dengan kawan-kawanku orang itu pake handphone selalu keluaran terbaru, sedangkan orang tuaku gak sanggup belikan gitu, jadi aku berusaha sendirilah. Kadang duitnya yang dikasih om aku tabung juga”.
Cukup tragis pergaulan remaja saat ini. Untuk mendapatkan apa yang
mereka mau dengan cara mudah dan menghasilkan uang banyak mereka lakukan
agar tidak dibilang kampungan. Penulis sempat bertanya kepada Putri apakah dia
tidak risih jalan dengan om-om yang setara dengan ayah atau pamanya, lalu putri
menjawab :
“Enggaklah, apa boleh buat yang penting aku dapat duit, aku bisa ganti handphone dan punya uang banyak. Jadi kalo kawan aku ngajak kemana-mana aku ada uang, aku mau belanja baju, sepatu keperluan cewe lainya, ya aku bisa beli. Soalnya ngandelin uang dari orang tua gak cukup. Gak pentinglah dia sepantaran seperti bapakku atau pamanku”.
Untuk bisa sekedar ikut KTV tidak jarang cewe yang tidak memiliki uang
buat patungan merelakan diri mereka “dipake” untuk sebagai ganti. Berikut
penuturan lengkap yang dijelaskan Oky kepada penulis :
Tabel 7
Uang Bulanan Dari Orang Tua
Nama Nominal Uang Bulanan
Oky 1.500.000
Rere 3.000.000
Budi 3.000.000
Mawar 2.250.000
Putri 1.000.000
Sumber : Data Pribadi Penulis
Jajan bulan yang diterima para narasumber yang mereka dapat dari orang
tua mereka masing-masing berbeda-beda. Tidak semuanya sama, terlebih kasta
mereka juga berbeda-beda. Bahkan ada juga remaja yang mendapatkan uang
tambahan untuk jajannya dengan cara yang cukup miris, yaitu dengan jalan
dengan jalan pintas menjajahkan diri mereka tanpa memikirkan resiko yang bisa
ditimbulkan dari perbuatannya itu.
3.5. Aktivitas Remaja Dalam KTV
Hiburan adalah salah satu kebutuhan manusia yang mendasar dari sebagai
makhluk sosial manusia sangat membutuhkan hiburan. Untuk memenuhi
kebutuhannya akan hiburan manusia telah menciptakan berbagai hiburan sendiri
mulai dari beratus-ratus tahun yang lalu bahkan mungkin lebih lama. Mulai
berbagai permainan tradisional, tarian tradisional, sampai ke permainan dan tarian
modern sebagai apresiasi kesenangan dirinya. Seiiring dengan perkembangan
zaman dan tekhnologi jenis hiburan untuk manusia pun bertambah. Kemajuan
berkembanganya berbagai jenis hiburan manusia. Hanya memilih hiburan mana
yang menjadi pilihan untuk dirinya.
Salah satunya tempat hiburan yang saat ini muncul adalah hadirnya
berbagai tempat karaoke dengan berbagai macam jenis ruangan dengan tema
ruangan yang beraneka ragam. Beberapa tempat karaoke yang khusus pun telah
hadir. Tidak berbeda jauh karaoke TV yang sering dengan disingkat KTV adalah
salah satu hiburan yang lagi booming di masyarakat Medan umumnya di kalangan
anak-anak remaja. Di kota Medan ada beberapa KTV yang menjadi idola oleh
masing-masing para penikmatnya. Seperti, New Zone dan Station dijalan
mangkubumi, RetroSpective di Capital Building dan Jet Plane di Medan Fair
Mall. Beberapa tempat tersebut masing-masing memiliki pengunjung yang sama
banyak.
KTV merupakan salah satu tempat hiburan yang banyak di minati para
penikmat hiburan. KTV adalah jenis hiburan yang menyediakan sebuah ruangan
untuk bernyanyi dengan dilengkapi sofa, layar proyektor, dan perlengkapan
karaoke lainnya. Didalam KTV dapat menambah teman dan saling berbagi cerita
ataupun pengalaman. Pertemanan didalam KTV beraneka ragam. Teman yang ada
di dalam KTV ada yang dari berbeda sekolah bahkan ada yang berbeda secara
kasta ataupun golongan dari keluarga yang bagaimana dan seperti apa.
Gambar 3
Berfoto dengan teman-teman juga merupakan hal yang biasa dilakukan dalam KTV
Sumber : Dokumentasi Penulis, diambil tahun 2014
Dari penuturan Budi diatas penulis menyimpulkan perteman yang terjalin
di KTV dengan baik tanpa harus memandang status dan golongan. Pertemanan
dengan komunikasi dan pergaulan yang baik dapat menciptakan sebuah
pertemanan yang baik pula, tanpa harus didasarkan oleh materi.
3.5.1. Penikmat KTV
Penikmat KTV umumnya adalah para penikmat hiburan yang
mementingkan privasi mereka karena tempat KTV tidak ramai seperti pub atau
club biasanya. Di dalam KTV hanya terdiri dari beberapa teman dan ruangan di
KTV tidak seluas dance floor seperti di tempat pub atau club pada umumnya.
Rutinitas sehari-hari yang sibuk membuat seseorang membutuhkan hiburan untuk
menghilangkan penat/ stres yang menimpanya dengan datang ketempat hiburan
sebagai alternatif yang di anggap mampu menghilangkan penat dan
ia mengatakan bahwa jika tidak KTV dalam seminggu merasa ada yang kurang
dalam dirinya, berikut penuturannya Rere:
“Tiap weekend. Kalau diundang kawan, datang. Kalau ulang tahun aku ngerayainnya di KTV sama kawan-kawanku. Pokoknya dalam seminggu harus ada KTV. Enak kali kalo KTV ini, fresh otak awak dibuatnya. Kalau ada masalah lagikan dibawa ke KTV, joged didalam, pas keluar pasti udah tenang otakku”.
KTV juga merupakan tempat dimana berkumpul dan berceritanya dengan
para teman-teman. KTV selalu memiliki pengunjung setia walaupun dengan
berbagai macam alasan untuk datang ke KTV. Peminat KTV menganggap bahwa
daya tarik KTV berbeda dengan karaoke biasa maupun dengan club, pub, maupun
diskotik pada umumya. Karena sebenarnya KTV merupakan tempat dimana untuk
berkaroke, namun saat ini banyak masayarakat yang menyalah artikan KTV
sebagai private dugem, untuk berdisko dengan teman kelompoknya sendiri.
3.5.2. Undangan
Suatu pesta akan meriah dengan hadirnya para tamu undnagan yang
diundang untuk memeriahkan sebuah acara pesta. Tanpa adanya tamu undangan
tentu suatu pesta tidak akan meriah. Pesta ulang tahun merupakan salah satu pesta
yang sering dirayakan di KTV.
“Biasanya kalau kawan ada acara ulang tahun diajak ya aku ikut. Karena pasti dia (yang buat acara pesta) juga ngundang kawan-kawan lainnya. Ya cari-cari ceweklah aku disitu manatau ada yang pas”. ( Informan- Darman – 21 tahun).
Tipe ini cukup banyak mengisi sebagian besar kategori untuk datang ke
mengeluarkan modal yang banyak. Biasanya cukup dengan modal sebungkus
rokok dan kemampuan cara mendekati perempuan dan dengan mata yang melirik
ke arah perempuan yang akan mereka dekati dengan tujuan untuk menjadi kawan
selama di dalam KTV tersebut. Biasanya awal untuk bisa dekat mereka minta di
kenali dengan teman yang kenal dengan perempuan yang sudah incar.
3.5.3. Pencari Wanita
Salah satu elemen yang terpenting dari setiap tempat hiburan adalah
perempuan. Sama layaknya dengan tempat hiburan lainnya. Kehadiran perempuan
dalam sebuah pub, club atau diskotik memiliki sebuah daya tarik tersendiri bagi
para pengunjung laki-laki. Biasanya laki-laki yang hadir di hiburan malam selalu
mencari perempuan yang bisa menjadi teman untuk berkenalan sekedar bercerita
sampai diajak buat berjoged bersama.
Perempuan yang datang untuk KTV biasanya selalu memakai pakaian
dengan dress pendek ataupun baju dengan model tank top agar merasa modis dan
lebih percaya diri dengan pakaian seperti ini. Laki-laki umumnya mengincar
perempuan berpenampilan menarik yang memakai pakaian yang menarik
perhatiannya biasanya memillih perempuan dengan penampilan menarik dan
seksi.
Laki-laki seperti inilah yang selalu mencari kesenangan sesaat dalam KTV
tanpa ada memikirkan ikatan maupun tanggung jawab. Mereka hanya mencari
kesenangan sesat dan melepas penat dengan bersama perempuan yang bisa
mereka ajak dengan berjoged maupun minum bersama.
3.5.4. Minum, Merokok dan Bercerita
Saat berada didalam KTV biasanya para remaja memulai aktifitas mereka
dengan saling bercerita soal apapun yang bisa menjadi pembicaran yang seru.
Ketiga hal tersebut merupakan kegiatan yang rutin dan kegiatan yang menjadi,
kegiatan yang wajib dilakukan dalam KTV. Jika ada teman baru yang belum
dikenal maka orang yang membawa tersebut diminta mengenalkan teman baru
tersebut kepada-teman-teman lainnya. KTV juga sebagai wadah tempat untuk
berkumpul bersama teman. Suasana KTV jelas sangat berbeda dengan karaoke
pada umumnya. Suasana KTV yang lebih privasi dibanding dengan karaoke pada
[image:35.595.181.471.524.714.2]umumnya. Karaoke biasa tidak memiliki peredam suara yang begitu tebal.
Gambar 4
KTV juga berbeda dengan club, pub atau diskotik lainnya. KTV tidak
dapat menampung banyak orang seperti tempat hiburan diskotik lainnya.
Kapasitas orang didalam KTV berkisar dari 6-25 orang saja. Kegiatan yang
biasanya dilakukan saat KTV para remaja bercerita dengan teman lain sambil
merokok menunggu beat yang enak untuk berjoged.
“Kalau didalam pasti merokok. Biasanya kalo udah merokok cerita-ceritalah sama yang ada didalam itu mulai dari cerita yang lagi hangat, cerita gebetan, macemlah terusminum banyak biar tinggi jadi waktu joged enak dia, selo awak dibuat musiknya itu ditambah kena rokok, lengkap kali nikmat itu”. (Budi – 25 tahun)
Minuman beralkohol tidak bisa dari kegiatan KTV ini. Minuman alkohol
justru sangat dinanti dan minati para remaja yang datang, bahkan ada juga yang
mau datang ke KTV dengan minta diundang agar bisa minum tanpa harus
membayar saat KTV namun memilih untuk membayar minum, minuman
beralkohol dengan kadar alkohol yang tinggi. Seperti penuturan Yeyen :
“Aku KTV cuman buat minum aja sih. Kalau kawanku ada yang buka room aku diundang juga ngawanin dia minum jadi ada kawan dia mabuk. Tapi biasanya kalo udah gitu aku gamau bayar buat ngesum KTV, aku cuman mau ngesum cuman buat minum aja kalo ada buka botol baru, baru aku mau”.
Banyaknya kalangan yang ada saat KTV membuat informasi dan berbagi
cerita serta pengalaman dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang
sebelumnya tidak kita ketahui. Pengetahuan yang didapat dengan saling berbagi
menjadi alasan tersendiri untuk pergi ke KTV. Tidak jarang teman yang ada di
KTV membawa teman lainnya dan ternyata itu adalah teman dekat, temen
“kalo kawan dari ktv ini jangan ditanyalah, banyak kali. Ntah dari mana-manalah kawanku. Dari jaman sekolah SD, SMP, SMA, Kuliah sampek tempat ngumpul aku di warkop pun aku kawanin semua. Mau kadang kawan aku deket SMP, rupanya sahabatan sama kawan SMA aku. Gitu-gitulah, sempit Medan ini, ini-ini aja kawannya. Tapi kalo dia umurnya diatas aku tetep aku hormatin juga”.
Penulis mengamati bahwa solidaritas pertemanan yang tercipta di KTV
terjalin dengan baik. Pertemanan yang baik dengan jujur dan saling menolong
merupakan pondasi awal untuk mendapatkan kepercayaan.
[image:37.595.181.481.376.542.2]“Kalau KTV paling aku joged aja. Ngerokok, minum. Tapi gak sampek mabok aku. KTV buat iseng-iseng ajanya aku,kan. Jadi kalo didalam kebanyakan joged sama duduk ajalah. Paling kalo ada kawanku yang tumbang samaku. Kalo udah mabok berat kalikan tepar dia, ya aku jagainlah samaku dia di sofa”. (Budi,25 tahun – Informan)
Gambar 5
Terlalu banyak minum Putri (nama samaran) yang tergeletak di atas meja karena mabuk
Sumber : Dokumentasi Pribadi, diambil tahun 2014
Kepedulian dan persahabatan dapat hadir dari pertemanan yang baik dan
benar. Teman tidak selamanya jahat dan saling menjerumuskan. Berawal dari
teman kenalan di KTV dapat menjadi sahabat baik. Sahabat akan saling menjaga
3.5.5. Joged
Selain minum, merokok dan bercerita ada juga kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan bahkan menjadi ritual yang harus dilakukan semua pengunjung saat
KTV, ialah joged. Tanpa joged KTV tidak terasa afdol bagi para pengunjung
KTV. Musik yang di mainkan dalam KTV biasanya musik di pasang secara bagus
dengan beat yang dimainkan dengan jenis musik techno ataupun electro house20
20
Electro House adalah bentuk house music dengan bass kotor. Pengaruh electro house termasuk elektro, electroclash, pop, synthpop, dan tech-house. Istilah ini telah digunakan untuk
menggambarkan musik dari DJ Mag banyak Top 100 DJ, termasuk Deadmau5, Kaskade, partai Knife, Madeon, Porter Robinson, dan Zedd. Electro house kadang-kadang mengandung unsur
tech-house seperti basslines menonjol, riff pendek dan bernada tinggi dan minimal untuk jumlah media perkusi. Tidak seperti tech-house, bagaimanapun, dapat mencakup abrasif, elektro dipengaruhi synths dan sampel vokal atau instrumental. Tempo biaanya sekita 1288-130 BPM. Komposisi baru-baru ini cenderung untuk fitur “kotor” suara bass yang dibuat dari gelombang gergaji atau fm dengan kompresi dan distorsi.
.
Biasanya pengunjung akan berjoged bila musik sudah dianggap asik dan enak
untuk berjoged, maka pengunjung akan langsung berjoged dengan goyangan yang
dianggap paling pas menggambarkan keseruan dan tingginya nada musik yang
terpasang. Umumnya remaja akan berdiri antara meja dan layar proyektor dengan
tepat dibawah lampu disko yang kelap-kelip dan bejoged dengan asiknya.
“Kalau KTV gak joged cuman diam duduk aja di sofa, bagusan dia pulang aja kerumah tidur. Tahapa gunanya datang ke KTV kalo gak joged. KTV itu ya enaknya jogedlah buat ngilangin stres”.
Efek minuman yang diminum juga berpengaruh dengan joged yang
dihasilkan. Biasanya kadar alkohol yang tinggi membuat remaja yang minum
sampai mabuk dan lupa diri. Ada juga remaja yang tidak tahan dengan kadar
Gambar 6
Mendengar alunan musik dengan beat dan tempo yang cepat membuat semua yang ada diruangan berjoged.
Joged merupakan aktivitas yang tidak bisa terpisah dari KTV. Bahkan
tidak jarang orang yang mendengar langsung kata KTV langsung terfikirkan
“joged”. Musik electro house dimainkan dengan beat yang kuat dan tempo cepat
membuat orang yang mendengarnya aan berjoged. Joged saat KTV dapat
dianggap menjadi aktivitas yang menenangkan fikiran. Informan yang penulis
wawancarai mengatakan:
“Kalo namanya udah didalam ya jogedlah. Musik di ktv itu tinggi kali. Sedep buat joged. Apalagi kena minum banyak, ngefly kali terus dibawa joged, aseeek kalii, ah.... serasa melayang gadak beban ”.
Pada saat dilapangan penulis menyaksikan langsung Sari (nama samaran)
mabuk berat karena dia minum terlalu banyak. Pada saat joged Sari berjoged
dengan meriahnya bahkan Sari sampai terjatuh kelantai, namun efek minuman
yang membuat Sari membuatnya tidak sadar dengan apa yang telah terjadi. Meski
telah jatuh ke lantai Sari tetap berdiri dan berjoged kembali, sampai Sari kembali
berlawanan teman Sari, Heren membuka pintu tanpa tau ada Sari dibalik pintu itu
dan saat Heren membuka pintu kepala Sari kena bagian bawah pintu dengan
kerasnya. Namun Sari masih mabuk dibuat minuman beralkohol itu sehingga Sari
tidak menyadari apa yang baru saja dirinya perbuat.
Beberapa saat kemudian penulis ingin ke kamar mandi untuk buang air
kecil, namun penulis justru melihat Sari sedang muntah di wastafel, setelah itu
Sari menyalakan keran air, namun Sari justru mengaduk-aduk muntahnya dengan
disiram air. Kadar alkohol yang tinggi membuat seseorang kehilangan kesadaran
BAB IV
PENYEBAB REMAJA MASUK KTV
4.1. Faktor Yang Mendorong Remaja Untuk Bergabung Dalam Kelompok KTV
Menurut Santrock:1993, Remaja didefenisikan sebagai periode transisi
perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek
biologi, kognitif, dan perubahan sosial yang berlangsung antara usia 10-19 tahun.
Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10-14 tahun), masa remaja
pertengahan (14-17 tahun), dan masa remaja akhir (17-19 tahun).
Yang dimaksud remaja awal (early adolescense) adalah masa yang
ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang ceoat. Sering mengakibatkan
kesulitan dalam menyesuaikan diri, dan pada saat ini remaja mulai mencari
identitas diri. Remaja sering kali diharapkan dapat berperilaku seperti orang
dewasa, meskipun belum siap secara psikologis. Pada saat ini sering terjadi
konflik, karena remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya yang erat
kaitannya dengan pencarian identitas. Sedangkan di lain pihak mereka masih
bergantung dengan orang tua.
Karakteristik perkembangan yang normal terjadi pada remaja dalam
menjalankan tugas perkembangannya mencapai identitas diri, antara lain: menilai
diri secara objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannya.
Dengan demikian, pada fase ini, seorang remaja akan:
1. Menilai rasa identitas pribadi.
3. Menggabungkan perubahan seks sekunder ke dalam citra tubuh.
4. Memulai perumusan tujuan okupasional.
5. Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga.
Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman
sebayanya. Jika dapat di mengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan,
dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga. Misalnya,
jika remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota
kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh
kelompok untuk menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota kelompok
mencoba minum alkohol, merokok, zat adiktif lainnya, maka remaja cenderung
mengikuti tanpa memedulikan akibatnya.
Di dalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya.
Di sini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa memedulikan sanksi-sanksi dunia
dewasa. Kelompok sebaya memberikan lingkungan, yaitu dunia tempat remaja
dapat melakukan sosialisasi di mana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang
ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya. Inilah letak
berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang di kembangkan
dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif. Akan lebih berbahaya apabila
kelompok sebaya ini cenderung tertutup, di mana setiap anggota tidak dapat
terlepas dari kelompoknya dan harus mengikuti nilai yang di kembangkan oleh
pemimpin kelompok. Sikap, perhatian, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan
Pergaulan remaja saat ini cukup memprihatinkan. Meniru gaya ala barat
menjadi gaya hidup baru yang diikuti para remaja. Para remaja saat ini
menganggap bahwa trend budaya barat lebih terlihat gaul dan funky. Mulai dari
pakaian, makanan, dan gaya hidup barat lambat laun mendarah daging di dalam
kalangan remaja saat ini. Pakaian yang terbuka menjadi pakaian yang sering
dipakai saat KTV. Gaya hidup barat salah satunya adalah kebiasaan pesta atau
yang sering disebut party, belakangan ini menjadi kebiasaan yang sebisa mungkin
dilakukan untuk bersenang-senang.
Identitas di gunakan untuk mengetahui status sosial seseorang. Pergaulan
di anggap sangat berpengaruh untuk menunjang popularitas, semakin banyak
memiliki teman, maka akan dianggap orang yang paling gaul. Melalui pergaulan
dengan memiliki banyak teman dapat menambah ilmu dan pengetahuan
seseorang, karena biasanya saling bertukar fikiran dan membagi pengalaman
kepada orang lain dapat mengurangi beban yang sedang kita rasakan.
Untuk mendapatkan identitas status sosial biasanya seorang remaja
mengikuti kegiatan pergaulan yang sedang hangat di bicarakan oleh kelompoknya
dan ikut berperan agar tidak dikucilkan atau diolok-olok oleh kelompoknya. Tidak
jarang jika tidak mengikuti kegiatan yang dilakukan kelompoknya seseorang
sering disebut aneh karena dianggap berbeda dengan sekeliling kelompoknya.
Seorang remaja takut jika di ejek kuper (kurang pergaulan). Kata-kata
kuper dianggap momok oleh segelintir remaja, karena kuper identik dengan
kampungan dan ketinggalan zaman. Beberapa narasumber yang penulis dapat,
Tidak jarang bahwa remaja yang dikatakan kuper akan melakukan dan mencari
tau hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan oleh para
teman-temannya.
Tidak semua remaja tau dan suka tentang KTV. Ada juga remaja yang tau
KTV namun itu tidak dijadikan sebagai gaya hidup. Biasanya remaja diajak oleh
teman ataupun kelompk sepermainannya untuk kumpul atau sekedar bercerita dan
melepaskan penat mereka. Banyak tempat untuk dijadikan tempat berkumpul para
remaja namun biasanya tempat yang dipilih oleh para remaja adalah temat yang
sesuai dengan mood mereka. Seorang narasumber menjelaskan bahwa awalnya ia
tidak tau tentang pergaulan yang dilakukan oleh teman-temannya. Mawar
mendengar teman-temannya sedang asyik membahas tentang KTV. Karena
Mawar tidak mengetahui apa inti pembicaraan yang sedang di bahas, maka
Mawar pun bertanya kepada temannya dan ingin mengetahui apa yang sedang
mereka bahas.
“Awalnya aku nanyakan sama kawanku, apa KTV itu woy? Dimana KTV itu? Setelah dijelaskan sama kawanku secara rinci sampek aku pahamlah, baru aku ngeh. Udah itu barulah kawanku ngajak aku buat KTV. Terus sering diajak sama kawan jadi keseringanlah. Ditambah suntuk dirumah makanya aku KTV. Itulah pertama aku tau-tau KTV”.
Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat
dibidang teknologi informasi. Selain membawa kegembiraan yang menyenangkan
serta wawasan yang lebih luas. Kemajuan teknologi yang luar biasa juga
membawa kesedihan. Betapa tidak, karena hubungan antarmanusia bergeser
menjadi hubungan antarmesin. Hubungan antarkeluarga menjadi semakin minum.
sayang, dan kerjsa sama menjadi surut. Tidak sekedar kehilangan waktu luang
yang berharga, tetapi remaja lebih rugi karena menikmati program yang sering
kurang mendidik. Misalnya tayangan kekerasan dan kehidupan seksual. Kemajuan
media elektronik yang sedang melanda saat ini membuat remaja menyerbu VCD
dan internet yang dipenuhi dengan tayangan dan berita yang kurang mendidik.
Bagi remaja, media massa di manfaatkan sebagai pengisi waktu luang untuk lebih
banyak meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang ada.
Di khawatirkan nilai yang diserap itu akan memengaruhi perilaku dan gaya
hidupnya sehari-hari. Sesuai dengan perkembangan heteroseksualitasnya, remaja
menikmati media cetak dan ke arah media cetak yang berisikan informasi seputar
kehidupan seksual. Keingintahuan tentang seksual merupakan pendorong bagi
remaja untuk memanfaatkan media informasi.
Hadirnya media informasi internet tidak dapat dipungkiri dapat membantu
memudahkan kita untuk mencari informasi pengetahuan yang mendunia dan dapat
di akses dengan cepat dan mudah. Namun, dengan hadirnya internet dapat
membuat malas untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Mudahnya
mengetahui informasi dunia dengan melalui akses internet tidak perlu bersusah
payah untuk mencari berita dengan terjun langsung ke lapangan.
Hampir sebagian remaja yang datang ke KTV tidak mengatakan dengan
jujur kepada orang tua mereka, kemana mereka akan bermain. Remaja yang pergi
KTV cenderung berbohong kepada orang tua mereka. Mereka takut orang tua
mereka marah jika orang tuanya tau mereka pergi ke tempat yang dianggap orang
Ada juga remaja yang datang ke KTV dengan alasan hanya untuk sekedar
melepaskan penat yang ada, dari pada suntuk dan tidak tau harus kemana mereka
mencari teman mereka yang lagi berada dimana, dan jika tepat itu sesuai dengan
kondisi hati mereka selanjutnya mereka mendatangi temannya. Jika temannya ada
yang KTV mka remaja tersebut ikut KTV dan setelah penat hilang mereka
langsung keluar dari KTV. b Ada juga remaja yang datang ke KTV karena tidak
tahan dengan keadaan rumahnya yang selalu ribut antara orang tua nya. Putri
mengatakan bahwa ia ke KTV karena ia malas dirumah, karena ia merasa
rumahnya seperti neraka, pertengkaran antara mama dan papanya membuat Putri
tidak betah berada dirumah.
“Malas aja aku dirumah. Bising kali bosan dengan mama papa ku berantem terus setiap hari. Makanya aku lebih suka ada diluar dengan kawan-kawan aku. Tenang otakku kalau diluar sama kawan-kawanku. Kalo dirumah suntuk emosi aja bawaan aku”.
Jejaring sosial media sangat berpengaruh dalam kehidupan remaja saat ini.
Jejaring sosial media berperan sebagai tempat untuk memposting kehidupan
sehari-hari, mulai dari pakaian yang dikenakan, lagu apa yang sedang didengar,
lagi berada dimana dan sebagainya. Salah satunya jejaring sosial media yang tidak
bisa lepas dari para remaja saat ini adalah jejaring sosial media “Path”. Saat ini
Path merupakan jejaring sosial media yang dijadikan tempat untuk mencurahkan
isi hati maupun berkomunikasi dengan teman baik yang sering dijumpai
sehari-hari maupun berkomunikasi dengan teman yang jarang dijumpai karena jarak
yang jauh. Disinilah biasanya para remaja khususnya memposting disuatu tempat
Pergaulan remaja sekarang cenderung lebih menunjukkan kelas bahwa ia
berasal dari golongan yang mampu dan selalu bisa untuk bergaul ketempat-tempat
yang terkenal otomatis membutuhkan budget yang tidak sedikit. Tidak sedikit
remaja yang memaksakan diri untuk bisa bergabung dengan kelompok teman
sepermainannya yang memiliki uang yang berlebih. Ada juga remaja yang tidak
mengikuti zaman dan pergaulan teman-temannya. Seperti Imam yang tidak
memaksakan untuk mengikuti pergaulan teman-temannya. Imam adalah salah satu
remaja yang tidak merespon hingar-bingarnya pergaulan remaja saat ini.
“Malasnya aku jalan sama kawan-kawanku. Gak terikutiku orang itu. Ngerih kali tempat tongkrongannya, tempat mahal semua. Abis kali jajanku. Sekejap abisnya. Kasihan orang tuaku, susah payah dia cari uang aku malah menghabiskannya dengan cepat. Makanya aku jarang ikut nongkrong sama kawanku”.Papar Imam.
Dalam kehidupan manusia dibimbing oleh nilai-nilai pandangan mengenai
apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti dan dianut,
sedangkan yang buruk harus dihindari. Masa remaja adalah masa dimana waktu
yang sering dihabiskan bersama teman ataupun kelompok. Di masa ini para
remaja memilih lebih terbuka dengan teman ataupun kelompok sepermainannya.
Lingkungan menyebabkan seseorang tumbuh dengan keadaan yang persis dengan
lingkugan tersebut. Lingkungan menentukan seseorang untuk tumbuh yang
bagaimana dan lingkungan sangat berperan untuk menentukan harus seperti apa.
Remaja yang lingkungannya baik dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, dapat
menghasilkan remaja yang penyayang dan peduli akan sekitarnya. Sebaliknya,
meciptakan remaja yang tempramen dan tidak memiliki rasa peduli terhadap
sekelilingnya.
Ada beberapa yang menyebabkan remaja lebih suka berada disekeliling
temannya dibandingkan disamping keluarganya. Orang tua sering memaksa
anaknya untuk menjadi juara dikelas dengan meminta si anak untuk selalu
menjadi peringat teratas. Namun orang tua sering kali memaksakan kehendaknya
dibandingkan dengan kemampuan si anak. Orang tua tidak memikirkan bahwa
proses untuk menjadi peringkat atas dengan nilai rata-rata sembilan tidaklah
mudah. Disini orang tua juga harus berperan sebagai teman, yang selalu
memberikan motivasi dan menghargai hasil yang didapat oleh anak. Orang tua
boleh mempush anaknya untuk menjadi juara, tapi orang tua tidak boleh
memaksakan kehendaknya karena tidak semua anak memiliki IQ dan kemampuan
yang tinggi. Tidak jarang anak yang awalnya cenderung dikekang pada usia
dimana anak harus mengikuti tingkatan-tingkatan yang memang harus ia lakukan
di masa remajanya seperti bermain dengan teman-temannya. Tidak jarang anak
yang dikekang setelah diberi kebebasan untuk bermain dan bergaul akan lebih
sulit untuk dijangkau, karena ia akan merasa terkejut dengan dunia yang belum
pernah ia rasakan.
4.1.1. Ingin Tahu
Keingin tahuan merupakan alasan awal yang paling utama penyebab
remaja terlibat dalam KTV. Tidak jarang seorang remaja menjadi tertarik dan
penasaran tentang hal yang sedang digandurungi oleh para kelompok yang ada
disekelilingnya. Ada juga remaja saat diajak temannya ke KTV saat pertama kali
kelihatan seperti orang kebingungan. Biasanya remaja yang belum mengetahui
dan penasaran akan KTV diajak atau minta diajak kepada temannya yang lebih
dulu dan paham tentang KTV.
“Pertama KTV aku kelas 1 SMA, waktu itu aku mendengar kawan-kawanku heboh bahas KTV. Penasaranlah akukan, abis itu aku dijelaskan sama orang itu. Minta ikutlah aku waktu orang itu KTV kan penasaran kali aku apa itu KTV. Pas diajak nagih aku, malah sampek jadi ketagihan”.
Setiap orang berhak tau dan boleh mengetahui tentang apapun yang ingin
diketahui. Namun konteks ingin tahu bukan berarti harus mengikuti dan
menjadikannya sebuah kewajiban melainkan hanya untuk memahami. Demikian
juga tentang KTV. Setiap remaja boleh mengetahui tentang KTV. Dan wajar
seorang remaja ingin mengetahui KTV, apalagi KTV saat ini sering dibahas
dalam sekumpulan remaja. Namun banyak remaja yang awal nya hanya ingin tau
tentang KTV menjadi addict dengan KTV dan menjadikan KTV sebagai gaya
hidup.
Keingin tahuan merupakan sebuah hal yang lumrah dan sangat wajar bagi
setiap orang. Alasan untuk ingin mengetahui KTV merupakan hal yang wajar,
mengetahui apa itu KTV ? Apa yang dilakukan saat KTV? Bagaimana keadaan di
tidak diberitahu atau tidak mencari jawabannya. Sehingga salah satu jawaban
untuk mengetahuinya adalah dengan cara datang dan melakukan KTV agar
mendapatkan apa yang selama ini ingin diketahui dan mencari jawaban yang
selama ini ingin diketahui.
4.1.2. Mencari Identitas (Popularitas)
Sering kali para remaja beramai-ramai untuk pergi KTV. Kebanyakan para
remaja tau tentang KTV dari teman mereka. Namun karena diajak oleh teman dan
kelompok sepermainannya terkadang remaja memaksakan diri untuk masuk
kedalam pergaulan yang sedang dilakukan teman-temannya. Ada juga remaja
yang ikut ke KTV hanya untuk mencari sebuah identitas sebagai penunjang
pergaulan. Oky mengatakan bahwa KTV ia jadikan ajang untung mencari teman
dan mencari kekasih.
“Kalo sering KTV kita jadi famous juga. Punya kenalan dan kawan yang saling kenal di KTV. Karenakan kadang kalo KTV kawan aku saling bawa kawan-kawannya yang lain. Jadi kalo sering KTV famous lah awak itu. Belom lagi kalo pas rejeki bagus dapar pacar di KTV”.
Biasanya dalam hal ini para remaja sering berkumpul dengan sekelompok
yang sering disebut dengan “anak joged”21
Pentingnya sebuah popularitas bisa menjadikan seseorang akan menjadi di
segani. Sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk mencari identias sosial . Gabungan anak joged sendiri
merupakan sekumpulan dari berbagai remaja yang berbeda-beda latar
belakangnya. Perbedaan asal usul para remaja yang tergabung dalam anak joged
tidak menjadi kendala bagi kelompok ini.
21
sebagai tanda kepopuleran ataupun ketenaran yang membuat orang lain takjub dan
menjadikan dirinya sebagai orang yang paling disegani. Popularitas yang
menjadikan seseorang bisa sangat ditakuti karena memiliki jaringan ataupun
kekuasaan yang sangat di hormati.
4.1.3. HIburan
Sebagian remaja juga menjadikan KTV sebagai tempat hiburan semata.
KTV dijadikan sarana alternatif untuk private club. Jika pengunjung yang hadir
dalam Club atau Pub pada umumnya adalah berbagai macam orang yang datang
dan belum tentu orang-orang yang ada disitu orang yang dikenal. Namun jika di
KTV orang-orang yang ada di dalamnya cenderung orang yang masih bagian
dalam kelompok teman-teman yang ada di KTV tersebut.
Lekong menjelaskan bahwa ia dan teman-temannya sering ke KTV
bahkan hampir setiap hari. Namun karena pekerjaannya yang sibuk dan pekerjaan
yang digeluti Lekong adalah bidang seni, tidak jarang Lekong dan temannya
mendatangi tempat hiburan yang ada di kota Medan. Namun kadang ia