• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Penetapan lokasi permukiman kumuhl.pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4. Penetapan lokasi permukiman kumuhl.pp"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Tata Cara Delineasi Lokasi

Permukiman Kumuh Perkotaan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

(2)

2

Outline

I.

Latar Belakang

II. Proses Identifkasi

III. Proses Penilaian

(3)

3

(4)

Peraturan Perundang-Undangan terkait Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

UUD 1945

UU-HAM (UU 39/1999)

UU-PKP (UU 1/2011)

PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan

Kawasan Permukiman

UU-PR (UU 26/2007)

PP-PPR (PP 15/2010)

PP-RTRWN (PP 28/2006)

PERPRES RTR KSN

Perda RTRW Provinsi

Perda RTRW Kab/Kota

Perda RDTR Kws Perkot.

SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Permen PUPR No. 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh

dan Permukiman Kumuh

Perda tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman

Kumuh

Perbup/wal tentang Rencana Penanganan Perumahan Kumuh

dan Permukiman Kumuh

(5)

Kenapa

ini kumuh ?

Ketidakteratu

ran

(6)

Kenapa ini

kumuh?

Kualitas

(7)

Tidak

tersedianya

sarana

pengelolaan

air limbah

(8)

Kenapa ini

kumuh?

Tidak

tersedianya

sarana

(9)

Perumahan Kumuh

adalah Perumahan yang

mengalami

penurunan

kualitas fungsi

sebagai tempat hunian.

Perumahan Kumuh

adalah Perumahan yang

mengalami

penurunan

kualitas fungsi

sebagai tempat hunian.

Apa itu

Kumuh ??

Permukiman Kumuh

adalah permukiman

yang

tidak layak huni

karena

ketidakteraturan

bangunan

, tingkat

kepadatan

bangunan

yang tinggi

dan

kualitas

bangunan

serta

sarana dan

prasarana yang

tidak memenuhi

syarat

.

Permukiman Kumuh

adalah permukiman

yang

tidak layak huni

karena

ketidakteraturan

bangunan

, tingkat

kepadatan

bangunan

yang tinggi

dan

kualitas

bangunan

serta

sarana dan

prasarana yang

tidak memenuhi

syarat

.

(10)

10

Bagaimana

mengetahui

permukiman dapat

dikatakan

Kondisi Bangunan

Kondisi Bangunan

1

• Keteraturan Bangunan

• Kepadatan Bangunan

• Persyaratan Teknis

• Keteraturan Bangunan

• Kepadatan Bangunan

• Persyaratan Teknis

Kondisi Jalan Lingkungan

Kondisi Jalan Lingkungan

2

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

Kondisi Drainase Lingkungan

Kondisi Drainase Lingkungan

3

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

Kondisi Penyediaan AM

Kondisi Penyediaan AM

4

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

Kondisi Pengelolaan Limbah

Kondisi Pengelolaan Limbah

5

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

Kondisi Pengelolaan Sampah

Kondisi Pengelolaan Sampah

6

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

Kondisi Pengamanan Kebakaran

Kondisi Pengamanan Kebakaran

7

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

• Cakupan Pelayanan

• Kondisi/Kualitas Infrastruktur

Kumuh ?

?

(11)

Kriteria Permukiman Kumuh

Bangunan Gedung

Bangunan Gedung

Jalan Lingkungan

Jalan Lingkungan

Penyediaan Air

Minum

Penyediaan Air

Minum

Drainase

Lingkungan

Drainase

Lingkungan

Pengelolaan Air

Limbah

Pengelolaan Air

Limbah

Pengelolaan

Persampahan

Pengelolaan

Persampahan

Pengamanan

Kebakaran

Pengamanan

Kebakaran

• ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk

• kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana tata ruang

• ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur, pengamananpetir, penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan

• ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk

• kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana tata ruang

• ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur, pengamananpetir, penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan

kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan

nyaman

lebar jalan yang tidak memadai

kelengkapan jalan yang tidak memadai

kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan

nyaman

• lebar jalan yang tidak memadai

kelengkapan jalan yang tidak memadai • ketidaktersediaan akses air minum

tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu

tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatanketidaktersediaan akses air minum

tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu

• tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan

ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan • menimbulkan bau

tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaanketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan menimbulkan bau

tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaanketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah

ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku • tercemarnya lingkungan sekitar

• ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah

ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlakutercemarnya lingkungan sekitar

ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan

• ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

tercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah

ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan

ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahantercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah

ketidaktersediaan sistem pengamanan secara aktif dan pasifketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai • ketidaktersediaan akses untuk mobil pemadam kebakaran

ketidaktersediaan sistem pengamanan secara aktif dan pasif • ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai

ketidaktersediaan akses untuk mobil pemadam kebakaran

11

(12)

Tipologi Perumahan Kumuh &

Permukiman Kumuh

Permukiman Kumuh Atas Air - Banjarmasin

Permukiman Kumuh Atas

Air - Banjarmasin Permukiman Kumuh

Tepi Air - Jakarta

Permukiman Kumuh Tepi Air - Jakarta

Permukiman Kumuh Perbukitan- Jayapura

Permukiman Kumuh Perbukitan- Jayapura

Permukiman Kumuh Dataran Rendah - Jakarta

Permukiman Kumuh Dataran Rendah - Jakarta

1

2

3

4

5

N

O TIPOLOGI BATASAN

1

Perumahan kumuh dan permukima n kumuh di atas air

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di atas air, baik daerah pasang surut, rawa, sungai ataupun laut.

2

Perumahan kumuh dan permukima n kumuh di tepi air

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada tepi badan air (sungai, pantai, danau, waduk dan sebagainya), namun berada di luar Garis Sempadan Badan Air.

3

Perumahan kumuh dan permukima n kumuh di perbukitan

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di daerah dataran tinggi dengan kemiringan lereng > 10 % dan < 40%.

4

Perumahan kumuh dan permukima n kumuh di daerah rawan bencana

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang terletak di daerah rawan bencana alam, khususnya bencana alam tanah longsor, gempa bumi dan banjir.

5

Perumahan kumuh dan permukima n kumuh di dataran rendah

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berada di daerah dataran rendah dengan kemiringan lereng < 10%.

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman

kumuh merupakan

pengelompokan

perumahan

kumuh dan permukiman kumuh berdasarkan

letak lokasi menurut bio-region

.

12

(13)

Proses Penetapan Lokasi

Identifikasi Satuan Perumahan dan Permukiman

Menentukan batasan atau lingkup entitias perumahan dan permukan dari setiap lokasi

Identifikasi Kondisi Kekumuhan

Menentukan tingkat kekumuhan pada suatu perumahan dan permukiman dengan menemukenali permasalahan banguan gedung, saran dan prasaran pendukungmya

Identifikasi Legalitas Lahan

Menentukan status legalitas lahan pada setiap lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai

dasar yang menentukan bentuk penanganan

Identifikasi Pertimbangan Lain

Identifikasi terhada beberapa hal lain yang bersifat nonfisik untuk menentukan skala priortias penanganan

perumahan dan permukiman kumuh

Kondisi

Kekumuhan

Legalitas

Lahan

Pertimbangan

Lain

SK Bupati/Walikota

(Gubernur untuk DKI)

Dilengkapi Tabel Daftar

Lokasi dan Peta Sebaran

PROSEDUR PENDATAAN

Dilakukan Pemda dengan melibatkan

masyarakat

IDENTIFIKASI

LOKASI

IDENTIFIKASI

LOKASI

PENILAIAN

LOKASI

PENILAIAN

LOKASI

PENETAPAN

PENETAPAN

LOKASI

LOKASI

(14)

Identifkasi Penetapan

Lokasi

SK Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh yang

ditetapkan oleh Bupati/Walikota

Profl tentang gambaran umum, delineasi, dan kondisi

eksisting

Tahap Survey

1.Kondisi Bangunan Gedung

2.Kondisi Jalan Lingkungan

3.Kondisi Penyediaan Air

Minum

4.Kondisi Drainase

Lingkungan

5. Kondisi Pengelolaan Air

Limbah

6. Kondisi Pengelolaan

Persampahan

7. Kondisi Proteksi

Kebakaran dan Ruang

Terbuka Hijau (RTH)

Penyusunan Profl

(15)
(16)

Rumah

Perumahan Permukiman

Lingkungan Hunian

KAWASAN PERMUKIMAN DIIKAT OLEH

KETERPADUAN INFRASTRUKTUR

DIDUKUNG DENGAN TEMPAT KEGIATAN PENDUKUNG (PEMERINTAHAN, SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI)

ILUSTRASI

KAWASAN

PERMUKIMAN

(UU 1/2011)

16

Rumah & Perumahan

Permukiman

Lingkungan hunian

(17)

RKP-KP

RTRW Kab/Kota

Zoning Permukiman

Ilustrasi

Indikasi Permukima

n Kumuh

Identifk asi Tingkat Kekumu

han

(18)

Potensi dan Permasalahan Permukiman

(19)

Survey Dan Observasi

Identifkasi

Sebaran

Permukiman

Kumuh

Identifkasi

Konstelasi

Permukiman

Kumuh Terhadap

Ruang Kota.

Identifkasi

Tipologi Kumuh

Identifkasi Isu-isu

Strategis

Identifkasi

Potensi Dan

Permasalahan

(Sosial, Ekonomi,

Budaya, Fisik, Dan

Kelembagaan)

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 19

Sebaran permukiman kumuh

Matriks Isu-isu strategis

permukiman kumuh

Karakteristik permukiman

kumuh kota yang didalamnya

memuat kesimpulan mengenai

kondisi fsik, sosial budaya,

ekonomi, kelembagaan,

konstelasi terhadap ruang kota

kawasan yang disajikan dalam

peta;

Daftar Tipologi dan peta tipologi

(20)

Ilustrasi

(21)

Ilustrasi

(22)

Ilustrasi

(23)

Ilustrasi

(24)

Ilustrasi

(25)

Kawasan : Luas SK :

Kelurahan : Luas Verifkasi :

Kecamatan : Jumlah Bangunan:

: Jumlah Penduduk:

: Jumlah KK :

1 ASPEK KONDISI BANGUNAN GEDUNG Numerik

a. Ketidakteraturan bangunan  Unit

b. Tingkat Kepadatan Bangunan  Ha

c.

 Unit

2ASPEK KONDISI JALAN LINGKUNGAN

a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan  m'

 m'

b.  Ha

KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN TA 2016

DATA UMUM KAWASAN

DATA NUMERIK PARAMETER KEKUMUHAN

Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis Bangunan

Kualitas Permukaan Jalan lingkungan Kab/Kota

Propinsi

Jumlah bangunan tidak teratur

Luas kawasan dg kepadatan200/250 unit/ha <

Jumlah bangunan tdk sesuai teknis

Panjang jalan ideal Panjang jalan eksisting

Panjang jalan dengan permukaan rusak

Pendataan

Daftar Isian Baseline

25

(26)

3ASPEK KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum  KK

b.  Jiwa

4ASPEK KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

a.  Ha

 m'

b. Ketidaktersediaan Drainase  m'

 m'

c.

d.  Panjang saluran drainase rusak Ha

5ASPEK KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

a.

KK

b

KK Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

Jumlah KK dengan sarpras air limbah tdk sesuai standar teknis

Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air

Ketidakterhubungan dengan Sistem

Drainase Perkotaan Ha

Panjang saluran drainase eksisting Luas kawasan yang terkena genangan

Panjang drainase ideal

Panjang saluran akses ke sistem kota

Panjang saluran drainase tidak terpelihara

Kualitas Konstruksi Drainase

Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah standar

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

Jumlah KK tidak terakses air minum berkualitas

Jumlah KK tidak terpenuhi air minum cukup

26

B.2

Pendataan

(27)

6ASPEK KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

a.  KK

b.  KK

c.  KK

7ASPEK KONDISI PROTEKSI KEBAKARN

a.  Unit

b.  Ha

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran

Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tdk terpelihara

Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran

Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran

Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak sesuai Standar Teknis

Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tdk sesuai standar teknis

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan persyaratan Teknis

Jumlah KK dg sistem pengolahan sampah tdk sesuai standar teknis

27

B.3

Pendataan

(28)

28

III. Proses Penilaian

(29)

ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

76%-100% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 5

51%-75% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 3

25%-50% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 1 76% - 100% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

5 51%-75% bangunan memiliki

kepadatan tidak sesuai ketentuan

3

76% - 100% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

5 51% - 75% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

3

1. KONDISI BANGUNAN GEDUNG

25%-50% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

1

25% - 50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1 C. Ketidaksesuaian

dengan Persyaratan Teknis Bangunan b. Tingkat Kepadatan Bangunan

a. Ketidakteraturan Bangunan

DATA NUMERIK DAN RUMUS PERHITUNGAN

Jumlah bangunan tidak teratur (unit) J umlah bangunan keseluruhan (unit)

x 100%

Luas kawasan 200/250 unit/ha < Luas kawasan Kumuh (Ha)

x 100%

Jml bangunantdk sesuai teknis (unit)

Jumlah bangunan keseluruhan (unit)

x 100%

Tahap I

Tahap II

Penilaian Lokasi

(i)

(30)

ASPEK KRITERIA NILAI

76% - 100% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

5 51% - 75% area tidak terlayani

oleh jaringan jalan lingkungan 3 25% - 50% area tidak terlayani

oleh jaringan jalan lingkungan 1 76% - 100% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

5 51% - 75% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 3 25% - 50% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 1 76% - 100% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

5 51% - 75% Populasi tidak dapat

mengakses air minum yang aman

3 25% - 50% Populasi tidak dapat

mengakses air minum yang aman

1 76% - 100% Populasi tidak

terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

5 51% - 75% Populasi tidak

terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

3 25% - 50% Populasi tidak

terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

3. Kondisi Penyediaan Air Minum

2. Kondisi Jalan Lingkungan

a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum

b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

PARAMETER

Jumlah KK tidak terakses air minum berkualitas Jumlah KK keseluruhan

x 100%

Jumlah KK tidak terakses air minum cukup Jumlah KK keseluruhan

x 100% X

Panjang Jalan Ideal (m)-Panjang Jalan Eksisting (m) Total Panjang Jalan Ideal (m)

Luas Kawasan

Kumuh X100% Luas kawasan tidak terlayani

jalan (ha)

Luas kawasan keseluruhan (ha) Panjang Jalan Rusak

(m)

Panjang Jalan Eksisting (m)

Luas Kawasan Kumuh

X X100% Luas kawasan denganjalan rusak

(ha)

Luas kawasan keseluruhan (ha)

Tahap I

Tahap II

30

(31)

ASPEK KRITERIA NILAI

76% - 100% area terjadi genangan > 30 cm, > 2 jam > 2x setahun

5 51% - 75% area terjadi genangan > 30 cm, > 2 jam > 2x setahun 3 25% - 50% area terjadi genangan > 30 cm, > 2 jam > 2x setahun

1

76% - 100% area tidak tersedia drainase lingkungan

5 51% - 75% area tidak tersedia

drainase lingkungan 3 25% - 50% area tidak tersedia

drainase lingkungan 1 76% - 100% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

5 51% - 75% drainase lingkungan

tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

3 25% - 50% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1 76% - 100% area memiliki

drainase lingkungan yang kotor dan berbau

5 51% - 75% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

3 25% - 50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

1 76% - 100% area memiliki kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk

5 51% - 75% area memiliki kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk

3 25% - 50% area memiliki kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk

1 c. Ketidakterhubungan

dengan Sistem Drainase Perkotaan

d. Tidak terpeliharanya Drainase

e. Kualitas Konstruksi Drainase

4. Kondisi Drainase Lingkungan

a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air

b. Ketidaktersediaan Drainase

PARAMETER

Luas kawasan yang terkena genangan (ha) Luas kawasan keseluruhan (ha)

x 100%

Panjang Drainase Ideal (m) -Panjang Drainase Eksisting (m)

Panjang Drainase Ideal X

Luas Kawasan Genangan

Panjang Drainase yang Tidak terhubung (m) Panjang Drainase Ideal

X Luas Kawasan Genangan (ha)

Panjang sistem drainase tidak terpelihara (m) Panjang Drainase Ideal (m)

X Luas Kawasan Genangan (ha)

Panjang Drainase yang buruk (m) Panjang Drainase Ideal (m)

X Luas Kawasan Genangan (ha)

Luas kawasan tidak terlayani sistem drainase (ha) Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Luas kawasan tidak terhubung ke sistem drainase makro (ha) Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Luas kawasan dengan drainase tidak terpelihara (ha) Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Luas kawasan dengan drainase buruk(ha)

Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Tahap I

Tahap II

31

(32)

ASPEK KRITERIA NILAI

76% - 100% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

5

51% - 75% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

3 25% - 50% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

1 76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis

5 51% - 75% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis

3 25% - 50% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis

1

5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah

a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

PARAMETER

Jumlah KK dg sistem air limbah tdk sesuai standar teknis

Luas KK keseluruhan

X Luas Kawasan Kumuh (ha)

Jumlah KK dg sarpras air limbah tdk sesuai standar teknis

JumlahKK keseluruhan

X Luas Kawasan Kumuh (ha)

Luas kawasandengan sistem air limbah tidak sesuai teknis (ha) Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Luas kawasandengan sarpras air limbah tidak sesuai teknis (ha)

Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Tahap I

Tahap II

32

(33)

ASPEK KRITERIA NILAI

76% - 100% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

5 51% - 75% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

76% - 100% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar

5 51% - 75% area memiliki sistem

persampahan tidak sesuai standar

3

76% - 100% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

5 51% - 75% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

3 25% - 50% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan

a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan persyaratan Teknis

b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak sesuai Standar Teknis

c. Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% - 50% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

1

PARAMETER

25% - 50% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai

standar

1 Jumlah KK dengan sarpras

pengolahan sampah yang tdk sesuai standar teknis Jumlah KK Keseluruhan

X Luas Kawasan Kumuh

Jumlah KK dg sistem pengolahan sampah tdk sesuai

standar teknis Jumlah KK keseluruhan

X Luas Kawasan Kumuh (ha) Jumlah KK dengan sarpras

pengolahan sampah tdk terpelihara Jumlah KK keseluruhan

X Luas Kawasan Kumuh (ha)

Luas kawasan dengan sarpras pengolahan sampah tidak sesuai

teknis (ha) Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Luas kawasan dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai

teknis (ha) Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Luas kawasan dengan sarpras pengolahan sampah tidak tidak

terpelihara (ha) Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Tahap I

Tahap II

33

(34)

ASPEK KRITERIA NILAI

76% - 100% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

51% - 75% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

3

76% - 100% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran 5 51% - 75% area tidak memiliki

sarana proteksi kebakaran 3

PARAMETER

b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

7. Kondisi Proteksi Kebakaran

a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran

25% - 50% area tidak memiliki

prasarana proteksi kebakaran 1

25% - 50% area tidak memiliki

sarana proteksi kebakaran 1 Jumlah bangunan tidak terlayani

prasarana proteksi kebakaran

Jumlah bangunan Keseluruhan X

Luas Kawasan Kumuh (ha)

Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran

Jumlah Bangunan Keseluruhan X

Luas Kawasan Kumuh (ha)

Luas kawasantidak tersedia prasarana proteksi kebakaran (ha)

Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Luas kawasantidak tersedia sarana proteksi kebakaran (ha)

Luas kawasan keseluruhan(ha)

x 100%

Tahap I

Tahap II

34

(35)

Penentuan Klasisfkasi dan Skala

Penanganan

(1)

Keterangan :

1. Berdasarkan kondisi kekumuhan

a. Kumuh Berat, nilai 71 – 95

b. Kumuh Sedang, nilai 45 – 70

c. Kumuh Ringan, nilai 19 – 44

2. Berdasarkan pertimbangan lain : a. Pertimbangan lain tinggi , nilai 11 -15

b. Pertimbangan lain sedang, nilai 6 - 10

c. Pertimbangan lain rendah, nilai 1 - 5

3. Berdasarkan pertimbangan lain : a. Status tanah legal, nilai posistif (+) b. Status tanah tidak legal, nilai negatif (-)

(36)

Penentuan Klasifkasi dan Skala

Penanganan

(2)

No.

Klasifkas

i

Berdasarkan

Kondisi

Kekumuhan

Berdasarkan

Pertimbangan Lain

Berdasarkan

Kondisi

Kekumuhan

Skala

Prioritas

Penanganan

Berat

Seda

ng

Ringa

n

Tinggi

Sedan

g

Renda

h

Legal

Tidak

(37)

37

(38)

Penetapan

Lokasi

Penetapan

Lokasi

Dlm bntk Keputusan Bupati/Walikota

(gubernur utk DKI)

Dlm bntk Keputusan Bupati/Walikota

(gubernur utk DKI)

Peninjauan ulang min 1x dlm

5 thn

Peninjauan ulang min 1x dlm

5 thn

Penetapan Lokasi

Dilengkapi Tabel Daftar Lokasi dan

Peta Sebaran

Dilengkapi Tabel Daftar Lokasi dan

Peta Sebaran

Untuk mengetahui

pengurangan jumlah lokasi

dan/atau luasan

Untuk mengetahui

pengurangan jumlah lokasi

dan/atau luasan

Dilakukan melalui proses

pendataan

Dilakukan melalui proses

pendataan

Hasil peninjauan ulang

ditetapkan dlm keputusan

Bup/Wal (Gub untuk DKI)

Hasil peninjauan ulang

ditetapkan dlm keputusan

(39)

39

SK Bupati/Walikota tentang

(40)

40

(41)

Contoh SK Bupati/Walikota tentang

Penetapan Lokasi Permukiman

Kumuh

(42)

42

1.4 PENYIAPAN PROFIL

Baseline data kumuh

kota

Profl awal permukiman

kumuh

Peta-peta pendukung

SK

Bupati/Walikota

tentang

Penetapan

Lokasi

Permukiman

Kumuh

Kriteria dan indikator

permukiman

kumuh

yang ditetapkan oleh

Bupati/Walikota.

Peta

deliniasi

permukiman kumuh.

Berita

(43)

43

Deliniasi

Penarikan

garis

batas

sementara

suatu objek

atau

wilayah

(44)

44

Ilustrasi Deliniasi

(45)

45

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

55

8 Ha

6 Ha

7 Ha

Tipologi sama

Tingkat Kekumuhan sama

Ilustrasi

(56)
(57)

PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS

Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS

Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Indikator Permukiman Kumuh

Indikator Permukiman Kumuh

Pencegahan Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Pencegahan Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN PENGAWASAN

DAN

PENGENDALIAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Perizinan

Perizinan

Standar Teknis

Standar Teknis

Kelaikan Fungsi

Kelaikan Fungsi

Pendampingan

Pelayanan Informasi Pelayanan

Informasi

Peningkatan Kualitas Terhadap

Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Peningkatan Kualitas

Terhadap

Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Penetapan Lokasi Penetapan Lokasi

Pola Penanganan Pola Penanganan

Pengelolaan Pengelolaan

Peremajaan Peremajaan

Pemukiman Kembali Pemukiman Kembali

1)

Kriteria Bangunan

Gedung Kriteria Bangunan

Gedung Kriteria Jalan

Lingkungan Kriteria Jalan

Lingkungan

Kriteria Penyediaan Air Minum

Kriteria Penyediaan Air Minum

Kriteria Drainase Lingkungan Kriteria Drainase

Lingkungan

Kriteria Pengelolaan Air Limbah

Kriteria Pengelolaan Air Limbah

Kriteria Pengelolaan Persampahan Kriteria Pengelolaan

Persampahan Kriteria Pengamanan

Kebakaran Kriteria Pengamanan

Kebakaran Ketentuan lebih lanjut dengan Peraturan

Menteri

PERMEN PUPR NOMOR 2/PRT/M/2016 TENTANG

PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN

PERMUKIMAN KUMUH

(Penjabaran UU No.1/2011 (Pasal 94-104)

Ruang Terbuka Publik Ruang Terbuka Publik

(58)

Kriteria Perumahan Kumuh &

Permukiman Kumuh (1)

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung Kekumuhan Ditinjau

dari Bangunan Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

a. ketidakteraturan bangunan;

a. ketidakteraturan bangunan;

b. tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang; dan/atau

b. tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang; dan/atau

c. kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.

c. kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.

a. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam RDTR; dan/atau

b. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam RTBL

a. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam RDTR; dan/atau

b. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam RTBL

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR, dan/atau RTBL; dan/atau b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi

ketentuan dalam RDTR, dan/atau RTBL;

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR, dan/atau RTBL; dan/atau b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi

ketentuan dalam RDTR, dan/atau RTBL;

kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis, sbb:

a. pengendalian dampak lingkungan;

b. pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, di atas dan/atau di bawah air, di atas dan/atau di bawah prasarana/sarana umum c. keselamatan bangunan gedung;

d. kesehatan bangunan gedung;

e. kenyamanan bangunan gedung; dan f. kemudahan bangunan gedung.

kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis, sbb:

a. pengendalian dampak lingkungan;

b. pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, di atas dan/atau di bawah air, di atas dan/atau di bawah prasarana/sarana umum c. keselamatan bangunan gedung;

d. kesehatan bangunan gedung;

e. kenyamanan bangunan gedung; dan f. kemudahan bangunan gedung.

kabupaten/kota belum memiliki RDTR dan/atau RTBL, maka penilaian ketidakteraturan dan kepadatan bangunan merujuk pada persetujuan sementara mendirikan bangunan.

(59)

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan Kekumuhan Ditinjau

dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

a. jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan atau permukiman; dan/atau

a. jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan atau permukiman; dan/atau

b. kualitas permukaan jalan lingkungan buruk.

b. kualitas permukaan jalan lingkungan buruk.

sebagian lingkungan perumahan atau permukiman tidak terlayani dengan jalan lingkungan

sebagian lingkungan perumahan atau permukiman tidak terlayani dengan jalan lingkungan

sebagian atau seluruh jalan lingkungan terjadi kerusakan permukaan jalan

sebagian atau seluruh jalan lingkungan terjadi kerusakan permukaan jalan

(60)

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

a. ketidaktersediaan akses aman air minum; dan/atau

a. ketidaktersediaan akses aman air minum; dan/atau

b. tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu sesuai standar yang berlaku.

b. tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu sesuai standar yang berlaku.

masyarakat tidak dapat mengakses air minum yang memenuhi syarat kesehatan. masyarakat tidak dapat mengakses air minum yang memenuhi syarat kesehatan.

kebutuhan air minum masyarakat dalam lingkungan perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari.

kebutuhan air minum masyarakat dalam lingkungan perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari.

(61)

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan Kekumuhan Ditinjau

dari Drainase Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

a. drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan

limpasan air hujan sehingga menimbulkan genangan;

a. drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan

limpasan air hujan sehingga menimbulkan genangan;

b. ketidaktersediaan drainase;

b. ketidaktersediaan drainase;

c. tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan;

c. tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan;

d. tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di dalamnya; dan/atau

d. tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di dalamnya; dan/atau

e. kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk.

e. kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk.

menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun. menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun.

saluran tersier, dan/atau saluran lokal tidak tersedia.

saluran tersier, dan/atau saluran lokal tidak tersedia.

saluran lokal tidak terhubung dengan saluran pada hirarki di atasnya sehingga menyebabkan air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan.

saluran lokal tidak terhubung dengan saluran pada hirarki di atasnya sehingga menyebabkan air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan.

pemeliharaan saluran drainase tidak dilaksanakan, baik pemeliharaan rutin dan/ atau pemeliharaan berkala.

pemeliharaan saluran drainase tidak dilaksanakan, baik pemeliharaan rutin dan/ atau pemeliharaan berkala.

kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan. kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan.

(62)

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

a. sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku; dan/atau

a. sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku; dan/atau

b. prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis.

b. prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis.

tidak memiliki sistem:

a. pengelolaan limbah domestik; b. pengelolaan limbah komunal; atau c. pengelolaan limbah terpusat. tidak memiliki sistem:

a. pengelolaan limbah domestik; b. pengelolaan limbah komunal; atau c. pengelolaan limbah terpusat.

a. kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik;atau

b. tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat. a. kloset leher angsa tidak terhubung

dengan tangki septik;atau

b. tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat.

(63)

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan Kekumuhan Ditinjau

dari Pengelolaan Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran

a. prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis;

a. prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis;

b. sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis; dan/atau

b. sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis; dan/atau

c. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan

persampahan sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar.

c. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan

persampahan sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar.

pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan tidak dilaksanakan, baik pemeliharaan rutin dan/atau pemeliharaan berkala.

pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan tidak dilaksanakan, baik pemeliharaan rutin dan/atau pemeliharaan berkala.

tidak tersedianya:

a. sistem pewadahan dan pemilahan domestik;

b. sistem pengumpulan skala lingkungan; c. sistem pengangkutan skala lingkungan; d. sistem pengolahan skala lingkungan. tidak tersedianya:

a. sistem pewadahan dan pemilahan domestik;

b. sistem pengumpulan skala lingkungan; c. sistem pengangkutan skala lingkungan; d. sistem pengolahan skala lingkungan. tidak tersedianya:

a. tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga; b. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau

TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala lingkungan;

c. gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan; dan

d. tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan. tidak tersedianya:

a. tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga; b. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau

TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala lingkungan;

c. gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan; dan

d. tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan.

(64)

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman

kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan

Gedung

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air

Minum

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Drainase

Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air

Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan

Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi

Kebakaran Kekumuhan Ditinjau

dari Proteksi Kebakaran

a. Prasarana proteksi kebakaran; dan

a. Prasarana proteksi kebakaran; dan

b. Sarana proteksi kebakaran.

b. Sarana proteksi kebakaran.

Tidak tersedianya:

a. pasokan air yang diperoleh dari sumber alam maupun buatan;

b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan pemadam kebakaran;

c. sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran kepada Instansi Pemadam Kebakaran; dan/atau

d. data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang mudah diakses. Tidak tersedianya:

a. pasokan air yang diperoleh dari sumber alam maupun buatan;

b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan pemadam kebakaran;

c. sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran kepada Instansi Pemadam Kebakaran; dan/atau

d. data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang mudah diakses.

Tidak tersedianya:

a. Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR)

b. Kendaraan pemadam kebakaran c. Mobil tangga sesuai kebutuhan;

dan/atau

d. Peralatan pendukung lainnya. Tidak tersedianya:

a. Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR)

b. Kendaraan pemadam kebakaran c. Mobil tangga sesuai kebutuhan;

dan/atau

d. Peralatan pendukung lainnya.

(65)

Tahapan Penetapan Lokasi

Permen PU No.2 Tahun 2016

(Pasal 16-24)

IDENTIFIKASI LOKASI

PENILAIAN LOKASI

PENETAPAN LOKASI PROSEDUR PENDATAAN

dilakukan oleh pemerintah

daerah melibatkan peran masyarakat pada

lokasi Pemda menyiapkan format isian dan

prosedur pendataan

Kondisi Kekumuhan

Kumuh Kategori Ringan Kumuh Kategori

Sedang Kumuh Kategori Berat

Legalitas Tanah Status Tanah Legal

Status Tanah Tidak Legal

Pertimbangan Lain

Kategori Rendah Kategori Sedang Kategori Tinggi

Identifkasi Kondisi Kekumuhan

menentukan tingkat kekumuhan pd satuan perumahan &permukiman dgn menemukenali permasalahan kondisi bangunan gedung beserta

sarana&prasarana pendukungnya.

dilakukan berdasarkan kriteria perumahan

kumuh dan permukiman kumuh

Perumahan dan Permukiman Formal Identifkasi lokasi didahului dengan

mengidentifkasi satuan perumahan dan

permukiman Perumahan dan Permukiman

Swadaya

Pendekatan Fungsional  Identifkasi Deliniasi

Pendekatan

Administratif  Permukiman = kel / desa

 Perumahan = RW

Identifkasi Legalitas Tanah

menentukan status legalitas Tanah pada setiap lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh

sebagai dasar untuk menentukan pola penanganan.

status penguasaan Tanah

kesesuaian dengan rencana tata ruang

bukti dokumen sertifkat hak atas tanah

kesesuaian peruntukan

bukti izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah kepemilikan

sendiri kepemilikan

pihak lain

bukti Surat Keterangan Rencana Kab/Kota

Identifkasi Pertimbangan Lain

identifkasi terhadap beberapa hal lain yang bersifat non fsik untuk menentukan skala prioritas penanganan perumahan kumuh dan

permukiman kumuh

nilai strategis lokasi

kepadatan penduduk

kondisi sosial, ekonomi, dan budaya

lokasi pada fungsi strategis kab/kota lokasi bukan pada fungsi strategis kab/kota

rendah: kepadatan < 150 jiwa/ha

potensi sosial  tingk partisipasi masy dlm pembangunan

sedang: kepadatan 151-200 jiwa/ha tinggi: kepadatan 201-400 jiwa/ha sangat padat: kepadatan > 401 jiwa/ha

potensi ekonomi  keg ekonomi tertentu yg strategis bg masypotensi budaya adanya kegiatan / warisan budaya

tertentu

Berdasarkan Pertimbangan Lain Menentukan Prioritas Penanganan

Dlm bntk Keputusan Bup/Wal (gubernur utk DKI)

Dilengkapi Tabel Daftar Lokasi & Peta Sebaran

Peninjauan ulang min 1x dlm 5 thn

Untuk mengetahui pengurangan jumlah lokasi

dan/atau luasan Dilakukan melalui proses

pendataan Hasil peninjauan ulang ditetapkan dlm keputusan

(66)

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 66

Ilustrasi

Peta Sebaran Kumuh

Peta Lokasi Kumuh Prioritas

Peta Usulan DED

Gambar

Gambar DEDPeta Kebutuhan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan biodiesel dari biji alpukat melalui proses transesterifikasi langsung dimana isolasi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, pendekatan ini dimaksudkan untuk menggambarkan apa adanya dengan jelas dan rincian mengenai

 Management PT Kartika Bina Medikatama mengambil keputusan untuk memilih segmen pada apotek Menara Kuningan dengan memprioritaskan Pelayanan yang lebih baik dalam penjualan

Kenapa Madinah disebut sebagai identitas sistem sosial normal, tak lain karena jalinan intersubjektivitas (keberterimaan manusia dengan manusia) yang terbangun dari seluruh

Setelah melengkapi data pribadi siswa atau peserta didik, selanjutnya adalah melengkapid data orangtua, data ayah, ibu kandung dan atau data wali. Data ini masi dalam satu

Karakteristik dan mutu hasil pengeringan lidah buaya (Aloe vera) dengan menggunakan oven gelombang mikro (microwave oven) yang dianalisis adalah perubahan kadar air bahan,

Begitu pula dengan karya yang akan dibuat, penulis berusaha menggambarkan ciri khasnya dengan menciptakan kreativitas dalam membuat karya seni grafis cetak

Masalah yang perlu diteliti adalah 1) kegiatan yang dilakukan kelompok tani dalam peningkatan status sosial ekonomi petani, 2) perbedaan tingkat kosmopolitan, perbedaan