• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Data WHO melaporkan bahwa kebutuhan akan darah secara global setiap tahunnya meningkat 1%, sementara jumlah darah yang didonasikan turun 1% setiap tahunnya. Di Indonesia, dari sekitar 4,8 juta kantong yang dibutuhkan per tahun (2% jumlah penduduk Indonesia), jumlah donasi masih sekitar 2,3 juta kantong dan baru sekitar 85% di antaranya yang berasal dari donor sukarela.

Unit Transfusi Darah merupakan suatu pelayanan yang masuk di dalam ruang lingkup pelayanan kesehatan. Transfusi darah adalah pemberian darah kepada seseorang dari orang lain atau biasa disebut juga istilah donor. Darah transfusi harus berasal dari donor yang sehat jasmani dan rohani, oleh karena itu sebelum diambil darahnya donor harus melalui sejumlah pemeriksaan. Transfusi dapat dilaksanakan bila memenuhi persyaratan; yaitu, untuk donatur ditentukan dari umur, berat badan, golongan darah sistem ABO, tekanan darah, Hb darah dan riwayat penyakit. Sedangkan untuk resipien ditentukan golongan darah dan cross-match antara darah donatur dan resipien. Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka transfusi dapat dilaksanakan.

Darah terdiri dari beberapa komponen, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit), dan plasma. Reaksi silang perlu dilakukan sebelum melakukan transfusi darah untuk melihat apakah darah penderita sesuai dengan darah donor. Pengertian Crossmatch adalah reaksi silang in vitro antara darah pasien dengan darah donor yang akan ditransfusikan. Reaksi ini dimaksudkan untuk mencari tahu apakah darah donor cocok dengan darah pasien yang akan menerima donor, hal ini berguna untuk mencegah reaksi tranfusi darah bila darah didonorkan sehingga aman dan benar- benar bermanfaat bagi kesembuhan pasien.

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pelayanan yang dilakukan pada Bagian Laboratorium Patient Service/ Distribusi Unit Donor Darah PMI Kabupaten Lombok Barat mulai dari penerimaan sampel darah dan formulir permintaannya sampai pengiriman darah ke Rumah sakit untuk ditransfusikan kepada pasien.

(2)

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1.Untuk mengetahui prosedur distribusi darah di PMI Kabupaten Lombok Barat. 1.2.2.Menjelaskan metode Cross Match antara darah pasien dan darah donor.

1.2.3.Menjelaskan hasil praktikum Cross Match yang dilakukan.

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui prosedur distribusi darah di PMI Kabupaten Lombok Barat. 1.3.2. Untuk mengetahui metode Cross Match antara darah pasien dan darah donor. 1.3.3. Untuk mengetahui hasil praktikum Cross Match yang dilakukan.

BAB II

(3)

2.1. Proses Pelayanan Permintaan Darah dari Rumah Sakit pada bagian Pasien Service atau Distribusi

1. Penerimaan formulir permintaan darah beserta sampel darah pasien meliputi : a. Nama Rumah Sakit tempat pasien dirawat

b. Nama Dokter yang meminta

c. Nama pasien harus sesuai dengan sampel darah yang dibawa oleh keluarga d. Diagnose

e. Umur dan jenis kelamin f. Indikasi tranfusi

g. Tanggal kapan diperlukan

h. Jenis komponen permintaan darah yang diminta meliputi : PRC, WB, FFP,TROMBOCITE, AHF, PLASMA

i. Jumlah volume yang diminta

j. Nama dan tanda tangan dokter yang meminta

k. Cek golongan darah dan rhesus orang yang sakit, bila darah yang diminta tidak ada persediaannya, informasikan keluarga pasien untuk mencari donor pengganti atau donor keluarga.

(4)
(5)

2. Identifikasi/cocokkan nama yang ada pada contoh darah dengan nama yang ada pada formulir permintaan darah

3. Lihat/ cek formulir permintaan darah apakah sudah diisi lengkap - Nama Rumah Sakit

- Dokter yang meminta - Nama Os - Diagnose - Umur - Jenis kelamin - Indikasi transfuse - Tanggal diperlukan - Jenis darah - Volume darah

4. Registrasi nomor urut permintaan darah 5. Periksa golongan darah dan rhesus Os

Bila darah yang diminta tidak ada persediaannya mohon keluarga Os untuk mencari donor pengganti/donor keluarga

6. Persiapan darah yang akan dilakukan uji cocok serasi yang sesuai dengan golongan darah pasien, meliputi pemeriksaan golongan darah dan rhesus donor yang sesuai dengan golongan darah dan rhesus pasien.

7. Pemeriksaan uji cocok serasi atau kawin silang antara donor dan pasien, yang memerlukan waktu ± 1 jam untuk mendapatkan hasil compatible (cocok) atau incompatible (tidak cocok), yang bertujuan:

a. Mencegah reaksi transfuse (seperti demam, kejang, urtikaria, dll).

b. Mengetahui kecocokan golongan darah ABO antara darah donor dengan penderita. c. Untuk mendeteksi adanya antibody dalam serum pasien yang akan bereaksi dengan

antigen pada sel darah merah donor.

d. Untuk mengetahui apakah plasma donor akan bereaksi dengan sel darah merah pasien.

8. Informasikan kepada keluarga Os agar menunggu proses pemeriksaan selama 1 jam 9. Melengkapi administrasi

Untuk pasien peserta JPS, melengkapi: a. 2 lembar fotocopy kartu JPS

b. 2 lembar fotocopy surat penetapan dari ASKES

c. Formulir permintaan darah distempel JPS dari ruangan atau bangsal Rumah Sakit tempat pasien dirawat

Untuk pasien peserta ASKES, melengkapi: a. 1 lembar formulir kartu ASKES

(6)

b. Surat keterangan transfuse diisi lengkap, stempel Rumah Sakit dan tanda tangan dokter

10. Pencatatan darah atau identitas data donor yang meliputi nomor kantong darah pada formulir permintaan darah. Tulis isi tabel dan formulir permintaan darah yang meliputi: a. Nomor AFTAP dan nomor kantong darah

b. Jenis komponen darah yang diberikan c. Tanggal diberikan

d. Nama pasien e. Nama Rumah Sakit f. Golongan darah

g. Pemeriksa atau petugas distribusi h. Crossmatch dijalankan atau tidak

11. Keluarga Os menandatangani Formulir permintaan darah dan mencantumkan nama pengambil darah.

Cocokkan kembali nomor kantong darah, isi label dan formulir permintaan darah. 12. Keluarkan darah

13. Catat/ tulis pengeluaran darah pada formulir pengeluaran darah 2.2 Pemeriksaan Golongan Darah

Ada 2 macam metode pemeriksaan golongan darah dan rhesus yaitu metode plate dan metode tabung, namun pada praktikum ini pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode plate :

(7)

Teteskan sel darah merah yang akan diperiksa pada slide test di tiga bagian kemudian tambahkan reagen antisera pada masing-masing tetesan darah dengan:  1 tetes Anti A pada tetesan darah pertama

 1 tetes Anti B pada tetesan darah kedua

 1 tetes Anti D pada tetesan darah ketiga untuk mengetahui rhesusnya

Aduk perlahan dengan menggunakan spatula agar darah tercampur dengan reagen antiseranya. Goyangkan slide test secara perlahan dan lihat reaksinya.

Pembacaan hasil:

 Aglutinasi : ada antigen pada sel darah merah  Tidak aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah

Interpretasi hasil: No

.

Anti-A Anti-B Gol.Darah Anti-D Rh

1 + - A + Pos

2 - + B - Neg

3 - - O

4 + + AB

2.3 Pemeriksaan Cross Match antara darah OS dan Donor 2.3.1 Definisi Cross Match

Menurut definisi, crossmatching atau yang biasa dikenal sebagai tes kompatibilitas merupakan sebuah pemeriksaan darah yang dilakukan untuk menetapkan kompatibilitas dari donor dan penerima darah. Pemeriksaan ini merupakan uji deteksi antibodi terbaik yang tersedia untuk menghindari reaksi tranfusi mematikan sehingga dilakukan sebelum melakukan tranfusi darah dan apabila terjadi reaksi tranfusi darah.

2.3.2 Tujuan

a. Untuk mencegah reaksi transfusi (demam, kejang , urtikaria, dll)

b. Untuk mengetahui kecocokan golongan darah A, B, O antara donor dan penderita

c. Untuk mengetahui adanya antibody dalam serum pasien yang akan bereaksi dalam antigen pada sel darah merah donor

(8)

d. Untuk mengetahui apakah plasma donor bereaksi dengan sel darah merah pasien

2.3.3 Jenis Metode Cross Match

a. Manual Cross atau Metode Tabung  Prinsip : menggunakan 2 tabung

o Mayor Cross Matching

Isinya yaitu 2 tetes serum pasien ditambah dengan 1 tetes suspensi sel donor 5 %

o Minor Cross Matching

Isinya yaitu 2 tetes serum donor ditambah dengan 1 tetes suspensi sel pasien 5 %

o Auto Control

Isinya 2 tetes serum pasien ditambah dngan 1 tetes suspensi sel pasien 5 %

 Tujuan : penggunaan metode tabung setelah dilakukan metode gell adalah untuk ketidakcocokan antara darah pasien dan pendonor.

 Alat dan Bahan Alat-alat o Tabung reaksi o Rak tabung o Water bath/incubator o Pipet Pasteur o Labu semprot o Mikroskop o Centrifuge o Etiket/label o Tissue o Slide/objek glass Bahan :

o Antisera (anti A, anti B, dan anti D) o NaCL 09 %

o Coombs serum

o Coombs control cell (CCC)  Cara Kerja

Tahap Awal Cross Match Metode Tabung o Periksa golongan darah pasien

o Cari darah yang sesuai dengan darah pasien dan donornya, baik golongan darah A, B, O dan RH nya

(9)

o Pisahkan antara sel dengan serumnya baik darah pasien maupun donornya dengan cara diputar dengan centrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 1 menit

o Buat suspense sel 5% baik donor ataupun pasien denga cara 1 tetes sel darah merah pekat ditambahkan dengan 1 tetes NaCL 0,9%

o Buat suspense 5% baik donor ataupun pasien dengan cara 1 tetes sel darah merah pekat ditambahakan dengan 1 tetes NaCL 0,9%

Adapun beberapa macam suspensi :

o 5% (untuk teknik cross matching) : 1 tetes sel darah merah pekat ditambahkan dengan 19 tetes NaCL 0,9%

o 10% (untuk teknik pemeriksaan golongan darah) : 1 tetes sel darah merah pekat ditambahkan dengan 9 tetes NaCL 0,9%

o 40% (untuk teknik pemeriksaan golongan darah Rhesus) : 2 tetes sel darah merah pekat ditambahkan 3 tetes NaCL 0,9%

 Fase Pemeriksaan :

o Fase I : (Fase Medium Saline)

Fase I tujuannya untuk mendeteksi antibody yang bersifat IgM (natural) 1) Siapkan 2 tabung yaitu tabung 1 (mayor) dan tabung 2 (minor)

2) Masukkan ke dalam tabung yaitu :

Tabung 1 : 2 tetes serum pasien ditambahkan dengan 1 tetes sespensi sel donor 5%

Tabung 2 : 2 tetes serum donor ditambahakan dengan 1 tetes suspensi sel pasien 5%

3) Kedua tabung dikocok-kocok supaya tercampur baik 4) Putar keduanya pada 3400 rpm selama 15 detik

5) Baca: adakah reaksi hemolysis (compatible) atau adakah reaksi aglutinasi (incompatible)

6) Bila hasilnya compatible maka dapat dilanjutkan ke fase berikutnya (Fase II)

o Fase II : (Fase Inkubasi 37 C)⁰

Fase II tujuannya untuk mendeteksi antibody yang bersifat IgG pada saat inkubasi 15 menit dengan penambahan bovine albumin 22%

1) Tambahkan masing-masing 2 tetes bovine albumin 22% dimana fungsi bovine albumin yaitu untuk menekan zat potensial dengan menguraikan ion-ion positif dan negative sehingga antigen dan antibody lebih ceoat meningkat untuk memudahkan proses sensititasi (aglutinasi)

(10)

2) Kedua tabung dikocok-koco supaya tercampur baik

3) Inkubasi didalam Water bath/incubator pada suhu 37% selama 15 menit

4) Putar keduanya pada 3400 rpm selama 15 detik dalam mesin centrifuge

5) Baca : Adakah reaksi hemolisis (compatible/cocok) atau adakah reaksi aglutinasi (incompatible/tidak cocok)

6) Bila hasilnya compatible maka dapat dilanjutkan ke fase berikutnya (Fase III)

o Fase III : (Fase Antiglobulin)

Fase III tujuannya untuk mendeteksi antibody yang bersifat IgG pada fase II yang disensitisasi oleh antibody yang bersifat ireguler.

1) Cuci sel darah merah pada kedua tabung sebanyak 3 kali dengan saline (pada centrifuge selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm) 2) Pada saat pencucian terakhir buanglah supernatant dengan cara cepat

agar semua supernatant terbuang dan yang tersisa hanya sel yang menempel di dinding tabung.

3) Tambahkan tabung 1 dan 2 tetes coombs serum (antiglobulin) yang berfungsi sebagai jembatan coatednya antibody yang satu dengan yang lainnya

4) Kedua tabung dikocok-kocok supaya tercampur baik 5) Putar keduanya pada 3400 rpm selama 15 detik

6) Baca : adakah reaksi hemolisis (compatible/cocok) atau adakah reaksi aglutinasi (incompatible/tidak cocok)

 Hasil :

o Compatible : bila semua tabung pada fase 1 sampai 3 hasilnya negative (hemolisis)

o Incompatible : bila salah satu dari fase tersebut diatas hasilnya positif (aglutinasi)

 Interpretasi hasil Cross Matching N

O

MAYOR MINOR (AC) KESIMPULAN

1 - - - Darah keluar

2 + - - Ganti darah donor

3 - + - Ganti darah donor atau disesuaikan, jika permintaan WB

(11)

jika minor = auto control, atau minor > auto control pada pemberian PRC

Untuk mengetahui pemeriksaan yang dilakukan valid atau tidak maka dilakukan uji coombs control cell, yaitu :

1) Teteskan 1 tetes cc pada kedua tabung 2) Putar 3400 rpm selama 15 detik 3) Baca hasil :

o Bila terjadi aglutinasi berarti pemeriksaan yang dilakukan benar/valid. Hasilnya juga dapat dilihat secara mikroskopis.

o Bila hasilnya tidak terjadi aglutinasi berarti pemeriksaan yang dilakukan tidak benar/invalid

4) Jika Direct Coombs test OS positif

Hasil positif pada cross match minor berasal dari auto antibody.

5) Jika derajat positif pada minor sama dengan derajat positif pada DTC maka darah boleh diambil/dikeluarkan.

Keterangan :

o Hasil positif pada cross match Mayor

1) Periksa sekali lagi golongan darah OS apakah sudah sama dengan donor 2) Artinya ada irregular antibody pada serum OS

3) Harus dilakukan screening dan identifikasi antibody pada serum OS o Hasil positif pada cross match minor, AC = negative

1) Artinya ada irregular antibody pada serum donor 2) Solusi : ganti dengan darah donor yang lain o Hasil positif pada cross minor, AC = positif

1) Artinya pada auto antibody pada serum OS

2) Bandingkan : positif pada minor AC, jika sama, darah dapat dikeluarkan, dan jika positif minor lebih besar dari AC maka ganti donor

b. Gell Cross Match (dyamed) / metode gell)

 Prinsip : menggunakan gell yang sudah ada pada ID card nya dan sudah mengandung IgM dan IgG.

o Mayor cross match

Isinya 2 tetes sel donor ditambahkan dengan 1 tetes serum pasien o Minor cross match

Isinya 2 tetes sel pasien ditambahkan dengan 1 tetes serum donor

 Tujuan : untuk pemeriksaan yang lebih akurat dan teliti dalam melihat kecocokan antara sel pendonor dengan serum os atau sel os dengan serum pendonor, dimana hasil yang didapatkan lebih cepat dan memerlukan waktu ± 1 jam.

(12)

 Alat dan bahan : Alat :

o Tabung reaksi yang sudah terisi larutan diluents, untuk proses pengenceran/suspens (sebanyak 2 tabung)

o Pipet mikro 25 µl o Pipet mikro 50 µl

(13)

o Rak tabung o Water bath/incubator o Mikroskop o Centrifuge o Etiket / label o Tissue

o Slide/ objek glass Bahan :

(14)

 Cara kerja :

o Periksa golongan darah pasien, setelah didapatkan golongan darah pasien cross dengan donor yang sesuai golongan darah tersebut kemudian periksa golongan darah donor ulang dengan tujuan untuk memastikan.

o Pisahkan serum dengan darah, baik psien maupun donor dengan centrifuge

o Siapkan 2 tabung reaksi yang amsing – masing tabung berisi diluents 5% dengan volume ± 100 µl

o Tulis identitas pasien pada tabung yang berisi diluents, meliputi : 1) Tabung 1 (Mayor) ditulis no AFTAP

2) Tabung 2 (Minor) ditulis dengan MN 3) Nama pasien

4) Rumah sakit yang meminta o Buat suspensi

Masukan 5 ul SDM donor ke tabung I dan 5 ul SDM pasien ke tabung II, campur kemudian homogenkan dengan diluents, maka jadilah suspense 5%.

o Siapkan dan beri identitas ID Card Gell

o Masukkan masing – masing 50 µl suspense ke tabung gell. Kemudian masukkan 25 µl serum pasien pada tabung 1 atau mayor dan 25 µl serum donor pada tabung 2 atau minor.

o Masukkan ke dalam incubator selama 15 menit dengan suhu 37oC o Putar pada alat centrifuge selama 10 menit

(15)

 Compatible : terjadi hemolisis antara darah donor dengan serum pasien maupun darah pasien dengan serum donor sehingga darah bisa dikeluarkan (cocok)

 Incompatible : terjadi aglutinasi antara darah donor dengan serum pasien maupun darah pasien dengan serum donor sehingga darah tidak bisa dikeluarkan (tidak cocok).

2.4 Praktikum Cross Match

1. Penrimaan formulir permintaan darah beserta sampel darah pasien

(16)

Gambar 2 Formulir permintaan darah yang telah terisi lengkap

2. Identifikasi atau cocokan nama yang ada yang ada pada contoh darah dengan nama yang ada pada formulir prmintaan darah.

3. Lihat atau cek formulir permintaan darah apakah sudah diisi lengkap 4. Periksa golongan darah dan rhesus os

(17)

Ada 2 macam metode pemeriksaan golongan darah dan rhesus yaitu metode plate dan metode tabung, namun pada praktikum ini pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode plate.

a. Metode plate

 Teteskan sel darah merah yang akan diperiksa pada slide test di tiga bagiankemudian tambahkan reagen antisera pada masing-masing tetesan darah dengan:

1 tetes Anti A pada tetesan darah pertama 1 tetes Anti B pada tetesan darah kedua

1 tetes Anti D pada tetesan darah ketiga untuk mengetahui rhesusnya

Gambar 3 Serum Anti A, Anti B, dan Anti D untuk pmriksaan golongan darah  Aduk perlahan dengan menggunakan spatula agar darah tercampur denganreagen

antiseranya

 Goyangkan slide test secara perlahan dan lihat reaksinya  Interpretasi :

o Tidak terjadi aglutinasi pada anti A o Tidak terjadi aglutinasi pada anti B o Terjadi aglutinasi pada anti D

(18)

Gambar 4 Hasil pemeriksaan golongan darah pasien dan golongan darah donor adalah golongan darah A Rhesus positif

5. Persiapan darah yang akan dilakukan uji cocok serasi yang sesuai dengan golongan dara pasien, meliputi pemeriksaan golongan darah dan rhesus donor yang sesuai dengan golongan darah dan rhesus pasien.

(19)

Gambar 5 Darah siap pakai yang telah tertera label golongan darah, non reaktif terhadap anti HIV, anti HCV, HbsAg, Sifilis srta tanggal belum melewati tanggal

kadaluarsa.

6. Pemeriksaan cross match a. Cara Keja

o Pisahkan serum dengan darah, baik pasien maupun donor dengan centrifuge

o Siapkan 3 tabung reaksi yang amsing – masing tabung berisi diluents 5% dengan volume ± 100 µl

o Tulis identitas pasien pada tabung yang berisi diluents, meliputi : a) Tabung 1 (Mayor) ditulis no AFTAP

b) Tabung 2 (Mayor) ditulis no AFTAP

c) Tabung 3 (Minor) ditulis dengan MN d) Nama pasien

(20)

o Buat suspensi

Masukan 5 ul SDM donor ke tabung I dan 2 dan 5 ul SDM pasien ke tabung 3, campur kemudian homogenkan dengan diluents, maka jadilah suspense 5%.

Gambar 6 Proses pembuatan suspensi o Siapkan dan beri identitas ID Card Gell

o Masukkan masing – masing 50 µl suspense ke tabung gell. Kemudian masukkan 25 µl serum pasien pada tabung 1 dan 2 atau mayor dan 25 µl serum donor pada tabung 3 atau minor.

o Masukkan ke dalam incubator selama 15 menit dengan suhu 37oC o Putar pada alat centrifuge selama 10 menit

o Baca dan intrepretasikan hasil :

(21)

Gambar 7 Interpretasi hasil pemeriksaan cross match yang menunjukkan hasil kompatibel.

(22)

PENUTUP 3.1. Kesimpulan

3.1.1 Dalam proses pelayanan atau distribusi darah di PMI, darah tidak langsung memberikan darah yang diminta, namun harus dengan proses uji cocok serasi atau cross match

3.1.2 Dalam proses uji cocok serasi atau cross match hasil yang didapatkan haruslah compatible (cocok) agar darah dapat dikeluarkan atau didistribusikan. Apabila hasil incompatible (tidak cocok) maka darah tidak bisa dikeluarkan.

3.1.3 Dalam praktikum ini hasil yang didapatkan pada proses uji serasi adalah compatible (cocok)

3.2. Saran

3.1.4 Dalam uji cocok serasi atau cross match, sebaiknya petugas haruslah teliti dalam pengerjaan prosesnya agar hasil yang didapatkantepat dan tidak membahayakan pasien.

3.1.5 Sebagai dokter muda, dalam proses pembelajaran distribusi darah penting untuk mengetahui langkah-langkahnya agar tahu bahwa setiap darah yang diberikan untuk pasien sudah melalui proses yang tepat.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2009. Manfaat Donor Darah. Jakarta. Diakses tanggal 21 Juni 2016 dari www.kabarindonesia.co.id.

2. Anonim. 2013. Pemeriksaan Sederhana Golongan Darah dan Rhesus. Diakses tanggal 21 Juni 2016

3. Contreras Marcella, MD. 1995. Petunjuk Penting Transfusi Darah. Edisi Kedua, EGC, Jakarta.

4. Munandar, Haris. 2008. Mengenal Palang Merah Indonesia (PMI) & Badan SARNasional (BASARNAS). Erlangga . Jakarta.

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 83.2014. Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah. Jakarta: Mntri Keshatan

6. PMI Pusat. 1998. Kumpulan Peraturan perundang-Undangan Bidang Kesehatan/Transfusi Darah dan Surat Keputusan Pengurus PMI Tentang Transfusi Darah. Jakarta.

7. PMI Sumut. 2009. Pelayanan Penyediaan Darah, antara Fakta dan Kenyataan.

Medan

Gambar

Gambar 1 sampel darah pasien
Gambar 2 Formulir permintaan darah yang telah terisi lengkap
Gambar 3 Serum Anti A, Anti B, dan Anti D untuk pmriksaan golongan darah  Aduk perlahan dengan menggunakan spatula agar darah tercampur denganreagen
Gambar 4 Hasil pemeriksaan golongan darah pasien dan golongan darah donor adalah golongan darah A Rhesus positif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Cell Group adalah kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang mempunyai waktu khusus untuk berkumpul bersama tiap minggu dan ada ikatan kuat di antara para

PENJUALAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Survei Pada Tamu Hotel Bandung Giri Gahana Golf & Resort

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber nutrisi Acetobacter aceti dan varietas kulit pisang terhadap karakteristik cuka kulit pisang, serta

Pemberian nama adat merupakan sebuah identitas masyarakat di Desa Julah yang secara khusus sebagai tanda pengenalnya di desa ataupun luar desa. Nama adat ini hanya ada

A1, A4, A5, B1, B2, B3 6 6 Mengidentifikasi peran bahasa dalam pembangunan bangsa Peran bahasa dalam pembangunan bangsa Ceramah dan Diskusi Ketepatan resume,

Analisis data berisi uraian data yang diolah untuk proses pemilihan strategi permesinan (toolpath strategy), penentuan cutter yang digunakan, feedrate, spindel speed, plungerate

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut.

Untuk penelitian kedua dengan judul “Penerapan Agile Unified Process dalam Pembangunan Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Jasa” dimana penelitian ini mampu menjelaskan