• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA MATAHARI CLUB CARD (MCC) DI MATAHARI DEPARTMENT STORE TUNJUNGAN PLAZA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA MATAHARI CLUB CARD (MCC) DI MATAHARI DEPARTMENT STORE TUNJUNGAN PLAZA SURABAYA."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh :

ABDI PRIYATMOKO PUTRO 0812015021 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

S K R I P S I

Oleh :

ABDI PRIYATMOKO PUTRO 0812015021 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA MATAHARI CLUB

CARD (MCC) DI MATAHARI DEPARTMENT STORE TUNJ UNGAN PLAZA SURABAYA

Yang Diajukan :

ABDI PRIYATMOKO PUTRO 0812015021 / FE / EM

Telah Diseminar kan Dan Disetujui Untuk Menyusun Skripsi Oleh :

Pembimbing

Dra.Ec. Hj. Nur Mahmudah, MS Tanggal : ……….

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA MATAHARI CLUB CARD (MCC) DI MATAHARI DEPARTMENT STORE

TUNJ UNGAN PLAZA SURABAYA

Yang Diajukan :

ABDI PRIYATMOKO PUTRO 0812015021 / FE / EM

Disetujui Untuk Ujian Skripsi Oleh :

Pembimbing

Dra.Ec. Hj. Nur Mahmudah, MS Tanggal : ……….

Mengetahui,

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(5)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN KEPUASAN

TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA MATAHARI CLUB CARD (MCC) DI

MATAHARI DEPARTMENT STORE TUNJUNGAN PLAZA SURABAYA”

dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

(6)

ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang

sangat bernilai. Sehingga ucapan terima kasihpun dirasa belum cukup untuk

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Illahi.

6. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas

semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata

penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Agustus 2012

(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Pemasaran ... 10

2.2.1.1. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

2.2.1.2. Konsep Pemasaran ... 12

2.2.1.3. Tujuan Pemasaran ... 14

2.2.2. Relationship Marketing ... 14

(8)

2.2.3.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 19

2.2.3.2. Dimensi Kepuasan Pelanggan... 22

2.2.4. Loyalitas Pelanggan ... 23

2.2.4.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan ... 23

2.2.4.2. Indikator Loyalitas Pelanggan ... 23

2.2.5. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan ... 24

2.2.6. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 25

2.2.7. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 26

2.3. Kerangka Konseptual ... 28

2.4. Hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.1.1. Definisi Operasional ... 30

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 32

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1. Jenis Data ... 33

3.3.2. Sumber Data ... 33

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

4.1.1. Sejarah Kartu Matahari Club Card (MCC) ... 41

4.1.2. Keuntungan menggunakan Kartu Matahari Club Card (MCC) ... 42

4.1.3. Jenis- Jenis Kartu Matahari Club Card (MCC) ... 43

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

4.2.1. Deskripsi karakteristik responden ... 44

4.2.2. Karakteristik responden ... 46

4.2.3. Deskripsi Relationship Marketing (X) ... 45

4.2.4. Deskripsi Kepuasan Pelanggan(Y) ... 46

4.2.5. Deskripsi Loyalitas Pelanggan (Z) ... 48

4.3. Analisis Data ... 49

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 49

4.3.2. Model Pengukuran PLS ... 51

4.3.3. Uji Validitas ... 54

4.3.4. Uji Reliabilitas ... 54

4.3.5. Model Struktural PLS ... 55

4.3.6. Uji Kausalitas ... 56

4.4. Pembahasan ... 57

4.4.1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Relationship

(10)

4.4.3. Pengujian Hipotesis Pengaruh Kepuasan

Pelanggan (Y) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Z) .. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Pengguna MCC di Matahari Department

Store TP Surabaya Periode Tahun 2009 - 2011... 4

Tabel 1.2 Jumlah Komplain Pengguna MCC di Matahari Department Store TP Surabaya Periode Tahun 2009 - 2011... 5

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.2. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Relationship Marketing (X) ... 45

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan (Y) ... 46

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas Pelanggan (Z) ... 48

Tabel 4.5. Residuals Statistics ... 50

Tabel 4.6. Outer Loading ... 52

Tabel 4.7. Average Variance Extracted (AVE) [CSV-Version ] ... 54

Tabel 4.8. Composite Reliability ... 55

Tabel 4.9. R-Square [CSV-Version] ... 55

(12)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual... 28

Gambar 3.1. Model Penelitian ... 37

Gambar 4.1. Model Pengukuran (Base Model); Hubungan Relationship Marketing (X), Kepuasan Pelanggan (Y), dan Loyalitas

(13)

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Relationship Marketing (X1), Kepuasan Pelanggan (Y), dan Loyalitas Pelanggan (Z)

(14)

Oleh:

ABDI PRIYATMOKO PUTRO

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan pada pemegang Matahari Club Card (MCC) di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah pengguna MCC dalam 3 tahun terakhir dari tahun 2009- 2011 telah terjadi penurunan jumlah pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Hal ini mengindikasikan semakin menurunnya tingkat loyalitas pelanggan dalam menggunakan MCC untuk belanja di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Hal ini juga didukung dengan jumlah komplain dari tahun 2009- 2011 yang terus mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan semakin menurunnya tingkat kepuasan pelanggan dalam menggunakan MCC untuk belanja di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dan dampaknya pada loyalitas pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya

Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu pengambilan sampel secara acak, tepatnya simple random sampling yaitu pemilihan sampel secara acak, dimana semua anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel yaitu 5-10 kali parameternya yang di estimasi. Pada penelitian ini ada 11 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 55- 110. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar (10 x 11) = 110 responden yang merupakan pengguna kartu MCC Matahari Department Store di Tunjungan Plaza Surabaya dan masih aktif.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa relationship marketing berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya, sedangkan relationship marketing tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya

(15)

Oleh:

ABDI PRIYATMOKO PUTRO

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan pada pemegang Matahari Club Card (MCC) di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah pengguna MCC dalam 3 tahun terakhir dari tahun 2009- 2011 telah terjadi penurunan jumlah pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Hal ini mengindikasikan semakin menurunnya tingkat loyalitas pelanggan dalam menggunakan MCC untuk belanja di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Hal ini juga didukung dengan jumlah komplain dari tahun 2009- 2011 yang terus mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan semakin menurunnya tingkat kepuasan pelanggan dalam menggunakan MCC untuk belanja di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dan dampaknya pada loyalitas pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya

Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu pengambilan sampel secara acak, tepatnya simple random sampling yaitu pemilihan sampel secara acak, dimana semua anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel yaitu 5-10 kali parameternya yang di estimasi. Pada penelitian ini ada 11 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 55- 110. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar (10 x 11) = 110 responden yang merupakan pengguna kartu MCC Matahari Department Store di Tunjungan Plaza Surabaya dan masih aktif.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa relationship marketing berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya, sedangkan relationship marketing tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya

(16)

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan globalisasi dan pasar bebas, dunia perdagangan secara

otomatis akan dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Selain itu juga

dengan adanya perubahan perilaku konsumen membuat peran pemasaran semakin

penting. Dengan lingkungan yang padat persaingan ini, konsumen memiliki

peluang yang luas untuk mendapatkan produk dengan pilihan sesuai dengan

keinginan dan kebutuhannya. Karena itu konsentrasi pemasaran tidak lagi sekedar

bagaimana produk itu sampai kepada pelanggan tetapi lebih fokus kepada apakah

produk itu telah dapat memenuhi permintaan pelanggan.

Relationship Marketing digambarkan oleh para peneliti sebagai suatu

ikatan jangka panjang antara dua pihak. Ikatan itu dapat berupa ikatan antar

perusahaan, yang dikenal sebagai pola business to business (supplier dan

distributor atau manufactur dan distributor), atau ikatan antara perusahaan dengan

pelanggan, yang dikenal sebagai pola business to customer (perusahaan dengan

konsumen atau pelanggannya).

Chan (2003: 6) menyatakan bahwa relationship marketing merupakan

pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi

dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara

(17)

Untuk mempertahankan konsumen, sudah selayaknya perusahaan

memberikan perhatian lebih kepada mereka, berupa peningkatan kualitas dan

kuantitas pelayanan. Untuk itulah maka perusahaan harus mampu membina

relationship sebaik- baiknya dengan konsumen sehingga kepuasan konsumen

akan bisa tercapai yang pada akhirnya konsumen tersebut akan menjadi loyal pada

perusahaan.

Hubungan relationship marketing dengan kepuasan seperti yang

diungkapkan oleh Mudie dan Cottan dalam Rizqi, Herizon, dan Yudi (2003) yang

menyatakan bahwa salah satu strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan konsumen adalah dengan relationship marketing.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Gasperz (1997) dalam Laksana (2008:

10) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dapat didefinisikan secara

sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan

pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Sleanjutnya Kotler

(2000) dalam Japarianto (2007: 36) menyatakan bahwa konsumen yang loyal

tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia

melakukan pembelian ulang, termasuk disini merekomendasikan orang lain untuk

membeli.

Hubungan relationship marketing dengan loyalitas seperti yang

diungkapkan oleh Kotler (2002: 48) yang menyatakan bahwa relationship

marketing dapat dipakai untuk menciptakan customer loyalty yang kuat bagi

(18)

Hubungan kepuasan dengan loyalitas seperti yang diungkapkan oleh

Anderson (1997) dalam Tjiptono, et al, (2005: 348) yang menyatakan bahwa

kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial,seperti terciptanya

loyalitas pelanggan,meningkatkan reputasi perusahaan,berkurangnya elastisitas

harga,berkurangnya biaya transaksi masa depan,dan meningkatkan efisiensi dan

produktifitas karyawan.

Kehilangan konsumen tidak hanya menghabiskan biaya besar, tetapi yang

terpenting, perusahaan kehilangan profit potensial yang tidak kecil. Alasan paling

umum yang dikemukakan konsumen pada saat ia menghentikan pembeliannya

dari perusahaan tertentu, adalah bila pihak perusahaan lalai dalam menangani

komplain dalam proses pelayanannya dan dengan tidak segera mengatasi masalah.

Di Surabaya telah tersedia pusat perbelanjaan besar yang menggabungkan

fungsi pertokoan dan pasar dalam bentuk swalayan. Salah satu perusahaan

tersebut adalah Matahari Department Store di Tunjungan Plaza Surabaya. Untuk

mengenal konsumen dengan lebih baik dan membangun hubungan yang baik

dengan pelanggan maka Matahari mengeluarkan kartu keanggotaan dengan nama

Matahari Club Card (MCC).

Matahari Club Card (MCC) merupakan program loyalty yang dirancang

untuk para pelanggan setia Matahari Departemen Store dan Matahari

Supermarket. Penggunaan MCC juga sangat mudah hanya dengan

memperlihatkan kartu MCC sebelum melakukan pembayaran kepada petugas

kasir di toko Matahari Departement Store, Foodmart, Hypermart dan Boston

(19)

lain berupa diskon dan manfaat lebih lainnya di semua merchant-merchant yang

ada di dalam katalog New MCC. (www.matahariclubcard.com)

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan MCC antara lain : Poin

dapat ditukarkan dengan voucher diskon, dimana setiap 100 poin yang terkumpul

dapat ditukarkan dengan voucher senilai Rp 10.000,00, dan Poin yang sama

diikutsertakan dalam undian berhadiah yang diundi secara nasional untuk semua

toko Matahari yang ada di Indonesia. (www.matahariclubcard.com)

Berdasarkan data dari Matahari Department Store di Tunjungan Plaza

Surabaya dapat diketahui jumlah pengguna MCC dalam 3 tahun terakhir yaitu

pada tahun 2009- 2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Pelanggan Pengguna MCC di Matahari Department Store TP Surabaya Periode Tahun 2009 - 2011

Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui bahwa selama 3 tahun terakhir telah

terjadi penurunan jumlah pelanggan pengguna MCC di Matahari Department

Store Tunjungan Plaza Surabaya. Hal ini mengindikasikan semakin menurunnya

tingkat loyalitas pelanggan dalam menggunakan MCC untuk belanja di Matahari

Department Store Tunjungan Plaza Surabaya.

Secara umum penurunan jumlah anggota MCC dikarenakan Matahari

(20)

konsumen untuk membangun hubungan yang baik, misalnya kurangnya informasi

tentang manfaat dan keuntungan dengan memiliki kartu MCC. Untuk itu pihak

Matahari Department Store perlu memberikan perhatian masalah- masalah di atas

dalam membangun hubungan yang baik kepada konsumennya untuk

meningkatkan jumlah anggota MCC yang pada akhirnya dapat terjadi volume

penjualannya.

Hal ini didukung oleh kenaikan jumlah komplain pelanggan pengguna

MCC di Matahari Department Store TP Surabaya pada tahun 2009 - 2011, seperti

pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Komplain Pengguna MCC di Matahari Department Store TP Surabaya Periode Tahun 2009 - 2011

Berdasarkan tabel 1.2, dapat diketahui bahwa selama 3 tahun terakhir dari

Tahun 2009 – 2011 telah terjadi kenaikan jumlah komplain pelanggan Pengguna

MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya.

Seperti contoh complain, Tidak adanya pemberitahuan tentang adanya

poin yang hangus dan pemberitahuan akan point yang diperoleh pelanggan

(suarapembaca.detik.com) Hal ini mengindikasikan semakin menurunnya tingkat

kepuasan pelanggan dalam dalam menggunakan MCC untuk belanja di Matahari

(21)

Terjadinya penurunan jumlah pelanggan pengguna MCC dan kenaikan

pada jumlah komplain pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store

Tunjungan Plaza Surabaya merupakan fenomena yang harus segera diselesaikan

dan dicari penyebabnya. Banyak hal yang menjadi penyebab dari hal tersebut,

salah satunya adalah buruknya relationship marketing antara pelanggan dengan

pihak Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya

Zeithaml (1996) dalam Japarianto (2007) tujuan akhir keberhasilan

perusahaan menjalin hubungan relasi dengan pelanggannya adalah untuk

membentuk loyalitas yang kuat.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dan

kajian dengan judul “PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN

KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA MATAHARI CLUB

CARD (MCC) DI MATAHARI DEPARTMENT STORE TUNJUNGAN PLAZA

SURABAYA”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah relationship marketing berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan

pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya ?

2. Apakah relationship marketing berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan

pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya ?

3. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dalam

(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh relationship marketing terhadap

kepuasan pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan

Plaza Surabaya

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh relationship marketing terhadap

loyalitas pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan

Plaza Surabaya

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza

Surabaya

1.4. Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

a. Bagi Universitas

Memberikan sumbangan informasi pihak lain untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan

pembanding bagi penelitian lain serta sebagai wujud Darma Bakti kepada

perguruan tinggi UPN “Veteran” Jatim pada umumnya dan Fakultas Ekonomi

(23)

b. Bagi Perusahaan.

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan

informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan

relationship marketing, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan

memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai

(24)

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh :

1. Edwin Japarianto, 2007, dengan judul: “Analisa Kualitas Layanan Sebagai

Pengukur Loyalitas Pelanggan Hotel Majapahit Surabaya Dengan Pemasaran

Relasional Sebagai Variabel Intervening. Permasalahan yang dibahas dalam

penelitian tersebut adalah pengaruh kualitas layanan melalui program

pemasaran relasional sebagai variabel intervening terhadap loyalitas

pelanggan di hotel Majapahit Surabaya. Pada penelitian ini yang dipakai

adalah penelitian konklusif eksperimental atau causal research yang

merupakan bentuk riset konklusif yang bertujuan untuk memperoleh

pengujian yang tepat dalam menarik kesimpulan hubungan sebab akibat antar

variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Hotel Majapahit

Surabaya yang dalam jangka waktu 1 tahun terakhir melakukan kunjungan

sebanyak 1-5 kali dan menggunakan fasilitas pelayanan kamar (menginap di

hotel). Kesimpulan yang didapat adalah bahwa kualitas layanan berpengaruh

secara tidak langsung melalui program pemasaran relasional sebagai variabel

(25)

2. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Sutarso, et al, 2003, dengan judul:

“Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam

Industri Jasa Asuransi Jiwa”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui

pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dalam industri

asuransi jiwa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis

regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 9.0. Nilai

Cronbach alpha semua variabel di atas 0,5. Menunjukkan bahwa reliabilitas

kuesioner cukup tinggi, dan layak untuk digunakan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel dari relationship

marketing yang terdiri dari pertalian, empati, timbal balik dan kepercayaan

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan

secara parsial hanya dua faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah

dengan signifikan yaitu variabel timbal balik dan kepercayaan, dua variabel

lainnya yaitu variabel pertalian dan empati tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan nasabah.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

Pemasaran atau marketing, menurut Kotler (2000: 9) yaitu adalah “is

societal process by which individuals and groups obtain what they need and want

throught creating, offering, and freely exchanging products and services of values

with others”. Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

(26)

menciptakan, menawarkan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Menurut Laksana (2008: 4) mendefinisikan pemasaran yaitu segala

kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Pasar atau market menurut Kotler (2000: 9) yaitu: “a collection of buyers

and seller who transact over a particular product or product class”. Pasar adalah

sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau

kelompok produk tertentu (pasar perumahan atau bahan makanan)

Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup unsur

pemasaran seperti merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada pelanggan yang

membutuhkannya.

2.2.1.1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan

kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membantu dan mendukung proses pertukaran yang

efisien dan efektif. Definisi manajemen pemasaran banyak diberikan para ahli

(27)

Adapun definisi manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler

dan Amstrong (2002: 13) adalah bahwa manajemen pemasaran sebagai analsis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan target pembeli dengan mencapai sasaran organisasi. Jadi manajemen

pemasaran termasuk olah permintaan yang akhirnya termasuk

menata-olah hubungan demi pelanggan.

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Swasta

dan Handoko (2000: 4) adalah manajemen pemasaran adalah penganalisaan,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan

menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju denga maksud untuk mencapai

tujuan perusahaaan. Titik berat diletakkan pada penawaran perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga,

mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberi tahu,

mendorong serta melayani pasar.

2.2.1.2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran selalu menekankan bahwa kunci sukses untuk

keberhasilan tujuan perusahaan adalah dengan mengutamakan pada pemuasan

kebutuhan dan keinginan konsumen melalui cara yang lebih efektif dan lebih

(28)

Menurut Peter dan Olson (2001: 3) menyatakan bahwa perusahaan harus

memahami dan tetap dekat dengan konsumen dalam menyajikan produk serta

pelayanan yang baik, yang akan dibeli dan digunakan konsumen.

Kotler dan Amstrong (2002: 17) mengemukakan bahwa konsep pemasaran

merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian

sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien

dibandingkan pesaing.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001: 6) adalah

alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi dalah memuaskan

kebutuhan konsumen da keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal

tersebut tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak

tergantung pada agresifnya tenaga penjual tetapi lebih pada keputusan konsumen

untuk membeli suatu produk, bahkan apa yang konsumen pikirkan itulah yang

mereka beli-nilai yang mereka persepsikan-definisi suatu bisnis.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001: 6) terdiri

dari sebagai berikut :

1. Fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat

membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing

2. Mengintegrasikan seluruh aktivitas organisasi, termasuk di dalamnya

produksi untuk memuaskan kebutuhan ini.

3. Pencapaian tujuan jangka panjang bagi organisasi dengan memuaskan

(29)

2.2.1.3. Tujuan Pemasaran

Ada empat tujuan pemasaran atau sasaran alternatif yang diajukan menurut

Kotler dan Armstrong (2002: 17):

1. Memaksimalkan konsumsi

Banyak eksekutif bisnis percaya bahwa jabatan pemasaran semestinya dapat

mendorong konsumsi maksimum, yang pada gilirannya akan menciptakan

produksi, kesempatan kerja, dan kemakmuran maksimum.

2. Memaksimalkan kepuasan konsumen

Pandangan lain menyatakan bahwa sistem pemasaran adalah untuk

memaksimalkan kepuasan konsumen, bukan jumlah konsumsinya.

3. Memaksimalkan pilihan

Memaksimalkan ragam produk dan pilihan konsumen akan memungkinkan

konsumen mendapatkan barang yang benar-benar memuaskan selera mereka.

4. Memaksimalkan mutu kehidupan

Mutu kehidupan ini tidak hanya mencakup kualitas, kuantitas, ketersediaan

dan harga barang, tetapi juga mutu lingkungan fisik dan budaya.

2.2.2. Relationship Marketing

2.2.2.1. Pengertian Relationship Marketing

Pada mulanya para pelaku bisnis melakukan bisnis dengan orientasi

transaksi yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan. Namun saat ini

pelanggan sangat banyak bahkan mendunia. Para pelanggan lebih cenderung

(30)

dan di beberapa lokasi yang berbeda, mampu dengan cepat mengatasi perbedaan

lokasi, serta mampu bekerja lebih dekat dengan pelanggan. Pentingnya menelaah

keterhubungan pelanggan (customer relationship) terlihat dari semakin banyaknya

perusahaan yang menerapkan strategi relationship marketing dalam memasarkan

produknya.

Pembinaan hubungan dengan pelanggan melalui pemasaran (relationship

marketing) merupakan filosofi berbisnis, suatu orientasi strategik, yang

memfokuskan lebih kepada mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan

pelanggan yang ada sekarang, dari pada mencari pelanggan baru. Filosofi ini

mengasumsikan bahwa dalam mencari nilai (value) yang dibutuhkannya para

pelanggan lebih suka mempunyai hubungan jangka panjang dengan satu

organisasi dari pada terus-menerus berpindah dari organisasi yang satu ke

organisasi yang lain. Atas dasar asumsi ini dan adanya kenyataan bahwa

mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang sekarang adalah memerlukan

biaya yang jauh lebih murah daripada biaya untuk menarik pelanggan baru, maka

para pemasar yang ingin berhasil (dalam jangka panjang) akan menjalankan

strategi yang efektif dalam mempertahankan pelanggan yang ada sekarang.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai relationship marketing maka perlu

mengetahui terlebih dulu konsep-konsep relationship marketing. Menurut

beberapa ahli yang kelihatan agak berbeda, tapi sebenarnya memiliki maksud

yang sama dan saling menunjang antara konsep yang satu dengan yang lain.

Menurut Chan (2003: 6) relationship marketing merupakan pengenalan

(31)

dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan

dan badan usaha. Hubungan ini bersifat partnership, bukan sekedar hubungan

antara penjual dan pembeli. Dengan demikian, tujuan jangka panjang adalah

menghasilkan keuntungan terus menerus dari kelompok pelanggan : pelanggan

sekarang dan pelanggan baru.

Relationship marketing menurut Tjiptono (2003; 102) yaitu strategi

dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak

berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan

dengan pelanggan secara terus menerus yang pada akhirnya akan menimbulkan

kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat business). Elemen

pusat dalam relationship marketing adalah kepercayaan antara badan usaha

dengan pelanggannya. Relationship marketing menentukan pelanggan-pelanggan

mana yang paling penting terhadap masa depan penjual dan membuat pelanggan

suka terhadap seluruh aspek badan usaha. Relationship marketing menunjukkan

adanya peningkatan hubungan antara badan usaha dengan

pelanggan-pelanggannya dari sekedar sales driven ke customer driven, dari sekedar

manipulating customer ke involving customer, dari sekedar selling dan telling ke

asking dan satisfying. Jadi pelanggan bukan hanya sebagai pembeli saja, tapi

sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari badan usaha dalam melakukan

bisnis.

Menurut Kotler & Armstong (2002; 195) suatu relationship marketing

dalam membentuk ikatan yang lebih kuat dengan pelanggan dapat melalui 3

(32)

Pendekatan yang pertama untuk membangaun suatu hubungan nilai dengan

pelanggan adalah dengan memberikan manfaat keuangan atau ekonomi. Manfaat

ekonomis ini dapat berupa penghematan biaya yang di keluarkan oleh pelanggan,

pemberian voucher discount, discount khusus pada saat-saat tertentu, serta

manfasat ekonomisn lainnya. (2) Social benefit (manfaat social) manfaat

ekonomis diatas memang sangat perlu tetapi tidak cukup sampai disini saja karena

akan mudah ditiru oleh badan usaha lain, sehingga perlu pendekatan yang lain

yaitu manfaat social. Manfaat social membantu badan usaha untuk meningkatkan

hubungan dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan, bahkan

memberikan sesuatu yang sifatnya pribadi atau perindividu. Mengetahi secara

lebih detail apa yang sekaramg ini dibutuhkan oleh para pelanggan tersebut.

(3) Structural ties (ikatan structural) Pendekatan yang ketiga ini untuk

membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan melalui ikatan

structural. Dalam ikatan structural ini badan usaha berusaha untuk membantu

pelanggan dan selalu memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang

diperlukan, sehingga pelanggan yang dibantu dan diperhatikan akan merasa

sangat dihargai dan lebih puas pada badan usaha.

Kotler (2000; 13) dalam Edwin, et al, (2007; 36) menyatakan bahwa

pemasaran relasional selain membangun hubungan dengan pelanggannya juga

dibangun berdasarkan hubungan jangka panjang yang dapat memuaskan dengan

pihak-pihak kunci lainnya, seperti pemasok, penyalur, dan lain-lain gunan

(33)

pemasaran relasional adalah mencakup semua langkah-langkah yang dilakukan

perusahaan untuk mengenal dan melayani pelanggan dengan baik.

Esensi dari relationship marketing sebenarnya berangkat dari pemahaman

akan beberapa aspek dalam transaksi pemasaran. Aspek-aspek penting tersebut

adalah: (1) perspektif waktu relationship marketing lebih memiliki dimensi waktu

panjang, sementara pemasaran transaksional adalah jangka pendek; (2) fokus

aktivitas dalam relationship marketing adalah memelihara pelanggan, sementara

dalam pemasaran transaksional adalah berfokus pada penjualan; (3) orientasi

kegiatan dari relationship marketing adalah pada nilai-nilai pelanggan sedangkan

pemasaran transaksional lebih kepada karakter produk; (4) relationship marketing

biasanya tidak membatasi komitmen dengan pelanggan namun tidak demikian

pada pemasaran transaksional; (5) dominasi fungsi pemasaran pada relationship

marketing adalah pemasaran interaktif yang didukung oleh bauran pemasaran,

sedang pada pemasaran transaksional dominasi hanya pada bauran pemasaran; (6)

peran pemasaran internal lebih substantif pada relationship marketing dibanding

dengan pada pemasaran transaksional (Payne, 2000; 56).

2.2.2.2. Dimensi Relationship Marketing

Bruhn (2003) dalam Edwin, et al, (2007; 36) menyatakan bahwa

pemasaran relasional atau relationship marketing berhubungan dengan bagaimana

perusahaan dapat membangun keakraban dengan pelanggannya. Untuk

(34)

memperhatikan beberapa hal yang merupakan dimensi dari relationship

marketing, antara lain:

1. Trust, merupakan upaya unutk membangun kepercayaan dengan konsumen

yang terdiri dari 3 atribut, yaitu:

a. Harmony, adalah adanya pemeliharaan hubungan yang terjalin dengan

harmonis dengan saling memahami peran baik perusahaan maupun

pelanggan.

b. Acceptance, adalah adanya hubungan saling menerima berdasar kejelasan

dari maksud dan tindakan yang diambil masing-masing pihak.

c. Participation Simplicity, adalah kemudahan untuk dapat saling

berhubungan dengan meniadakan batasan- batasan yang bersifat

birokratis maupun administratif.

2. Familiarty, membangun situasi dimana dimana seseorang konsumen mereka

nyaman dalam relationship yang dibangun, terdiri dari tiga atribut yaitu :

a. Personal understanding

b. Personal awareness

c. Professional awareness

2.2.3. Kepuasan Pelanggan

2.2.3.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Tjiptono dan Chandra (2005: 194) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Bisa

(35)

perilaku konsumen mengupasnya. Organisasi bisnis dan non bisnis pun berlomba

mencanangkannya sebagai salah satu tujuan strategiknya, misalnya melalui

slogan-slogan seperti “Pelanggan adalah Raja”, “Kepuasan Anda Adalah Tujuan

Kami”, “We Care For Customer” dan sejenisnya. Berkembangnya riset kepuasan

pelanggan dan penganugerahan award buat kesuksesan perusahaan dalam meraih

skor tertinggi indeks kepuasan pelanggan nasional (national customer satisfaction

indeks) juga berkontribusi pada peningkatan kepedulian produsen dan konsumen

terhadap pentingnya kepuasan pelanggan.

Menurut Kotler dan Keller (2009) bahwa kepuasan (satisfaction) adalah

perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal

memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan

ekspektasi, pelanggan akan puas. Penilaian pelanggan atas kinerja produk

tergantung pada banyak faktor, terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki

pelanggan dengan sebuah merek. Konsumen sering membentuk persepsi yang

lebih menyenangkan tentang sebuah produk dengan merek yang sudah mereka

anggap positif.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2005: 195) bahwa kata kepuasan

(satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan

“facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya

pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”. Richard L Oliver (1997)

(36)

Customer” menyatakan semua orang paham apa itu kepuasan, tetapi begitu

diminta mendefinisikannya kelihatannya tak seorang pun tahu.

Gasperz (1997) dalam Laksana (2008: 10) menyatakan bahwa kepuasan

pelanggan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana

kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang

dikonsumsi.

Kotler (1995) dalam Laksana (2008: 9) menyatakan bahwa “customer

satisfaction is the outcomes felt by buyers who experiented a company

performance that has fulfilled expectations” maksudnya adalah menyangkut

komponen harapan dan kinerja / hasil yang dirasakan.

Pelanggan membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah

menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk sebelum

mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja actual dibandingkan

dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi yang positif,

negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau

input dalam persepsi kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan merupakan respon pemenuhan

dari pelanggan. Kepuasan adalah hasil dari penilaian pelanggan bahwa produk

atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan

ini bisa lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus dapat memberikan

produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan dari

pelanggan sehingga mencapai kepuasan dari pelanggan dan lebih jauh lagi dapat

(37)

2.2.3.2. Dimensi Kepuasan Pelanggan

Hanan dan Karp (1989) dalam Samuel (2006: 57) menyatakan bahwa

didalam mengevaluasi kepuasan pelanggan terhadap suatu produk selalu mengacu

pada atribut- atribut pembentuk kepuasan yang dikenal dengan The Big Eight,

yang terdiri dari :

1. Value to price relationship

Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan oleh

perbedaan antara nilai yang diterima pelanggan terhadap suatu produk yang

dihasilkan oleh badan usaha.

2. Product quality

Merupakan kualitas produk

3. Product features

Merupakan ciri- ciri produk yang membedakan

4. Reliability

Merupakan keandalan produk

5. Warranty

Merupakan garansi produk

6. Response to and remedy of problem

Merupakan respon dan solusi terhadap masalah

7. Sales experience

Merupakan pengalaman penjualan yang dimiliki perusahaan.

8. Convenience of acquisition

(38)

2.2.4. Loyalitas Pelanggan

2.2.4.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan

Menurut Kotler dan Keller (2009) bahwa loyalitas (loyalty) merupakan

komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung

kembali produk atau jasa yang disuka di masa depan meski pengaruh situasi dan

usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.

Kotler (2000) dalam Japarianto (2007: 36) menyatakan “the long term

success of the a particular brand is not based on the number of consumer who

purchase it only once, but on the number who become repeat purchase” dapat

diartikan bahwa konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia

membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini

merekomendasikan orang lain untuk membeli.

Dari pendapat tersebut dapat dairtikan bahwa loyalitas pelanggan

(costumer loyalty) merupakan sikap terhadap suatu produk atau merek yang

ditunjukkan dengan pembelian yang konsisten dan terus menerus terhadap produk

atau merek tersebut. Jika pelanggan sudah membeli suatu produk dengan merek

tertentu secara berulang-ulang maka pelanggan tersebut memiliki loyalitas

terhadap produk atau merek tersebut.

2.2.4.2. Indikator Loyalitas Pelanggan

Zeithaml et.al, (1996) dalam Edwin (2005; 37) menjelaskan bahwa

(39)

1. Say Positive things adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang

telah dikonsumsi

2. Recommend Friends adalah memberikan rekomendasi tentang produk yang

telah dikonsumsi kepada orang lain

3. Continue Purchasing adalah melakukan pembelian secara terus-menerus

terhadap produk yang telah dikonsumsi.

2.2.5. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan

Hubungan antara relationship marketing dengan kepuasan konsumen

dijelaskan oleh Mudie dan Cottan dalam Rizqi, Herizon, dan Yudi (2003) yang

menyatakan bahwa kepuasan konsumen total tidak mungkin tercapai sekalipun

hanya untuk sementara waktu. Namun upaya perbaikan dan penyempurnaan

kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi, adapun salah satu strategi

yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan konsumen

adalah dengan relationship marketing.

Loyalitas dan kepuasan pelanggan tidak hanya semata-mata disebabkan

oleh nilai baik yang berasal dari kualitas produk, harga atau pelayanan, tetapi

sudah mengarah ke kebutuhan unik yang berbeda antara satu pelanggan dengan

pelanggan lainnya. Pelanggan butuh disapa dengan nama. Inilah yang

membedakan konsep relationship marketing dengan conventional marketing yang

hanya mengandalkan value dan brand untuk mencapai retention. Pelanggan ingin

pemasar mengetahui keinginan-keinginannya yang khas. Pelanggan juga ingin

(40)

kebutuhan yang semakin kompleks itu, memang tidak ada pilihan lain bagi

pemasar selain mengumpulkan informasi sebanyak-sebanyaknya tentang

pelanggan dan menggunakan pada saat yang tepat. Dengan demikian pelanggan

merasa ia tidak membeli sesuatu dari orang asing. Ia merasa telah membeli dari

orang yang telah ia kenal betul dengan dirinya, dengan keluarganya, bahkan

dengan teman-temannya. Ia juga membeli barang melalui proses pembelian yang

paling mudah dan cepat bahkan tanpa harus meninggalkan rumah. Hal-hal yang

diyakini oleh para pemasar tentang penyebab keefektifan relationship marketing

dalam membuat pelanggan merasa puas adalah bahwa relationship marketing

mendasarkan semua strategi dan taktik pada apa yang dianggap penting oleh

pelanggan. Apalagi relationship marketing berpegang pada marketing database

dan segmentasi pelanggan. (Rangkuti, 2003;18).

Menurut Mudie dan Cotton dalam Tjiptono (1995) menyatakan bahwa

kepuasan konsumen total tidak mungkin tercapai, namun upaya perbaikan dan

penyempurna kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Adapun strategi

yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan konsumen

adalah relationship marketing (RM).

2.2.6. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan

Edwin, et al, (2007) menyatakan bahwa pemasaran relasional atau

relationship marketing berpengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas

(41)

mengetahui keinginan dan harapan pelanggan, yang pada akhirnya perusahaan

dapat mewujudkan loyalitas pelanggan.

Kotler (2002: 48) menyatakan bahwa customer retention dapat dilayani

lebih baik oleh badan usaha dengan memberikan kepuasan yang tinggi bagi

pelanggan, dengan demikian akan lebih sulit bagi pesaing untuk menanggulangi

hambatan - hambatan bilamana pesaing hanya menawarkan harga rendah/sekedar

mengadakan bujukan terhadap pelanggan. Di sini relationship marketing dapat

dipakai untuk menciptakan customer loyalty yang kuat bagi badan usaha.

Lamb, et. al. (2001: 34) mengemukakan pendapat tentang pengaruh

relationship marketing terhadap customer loyalty sebagai berikut, yaitu bahwa

relationship marketing adalah strategi yang dipakai untuk mengembangkan

kesetiaan pelanggan yang kuat dengan menciptakan pelanggan-pelanggan yang

loyal yang akan membeli tambahan jasa dari badan usaha. Relationship marketing

bertujuan untuk menciptakan hubungan abadi yang kuat antara badan usaha

dengan pelanggannya.

Dari pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

melaksanakan pemasaran relasional atau relationship marketing yang baik dapat

meningkatkan loyalitas pelanggan.

2.2.7. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Ter hadap Loyalitas Pelanggan

Menurut Anderson (1997) dalam Tjiptono (2005:348)yang menyatakan

bahwa kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial,seperti

(42)

elastisitas harga,berkurangnya biaya transaksi masa depan,dan meningkatkan

efisiensi dan produktifitas karyawan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2000: 188), kepuasan pelanggan adalah

hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan

yang sesuai dengan harapannya. Pelanggan yang merasa puas kalau harapan

mereka terpenuhi dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui.

Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama. Pelanggan yang amat

bergembira menciptakan keterkaitan emosional untuk produk dan jasa, bukan

hanya pilihan rasional dan ini menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi.

Samuel (2006: 57) menyatakan bahwa menentukan kebutuhan dan

keinginan pelanggan yang akan dipuaskan bukanlah hal yang mudah, hal ini

disebabkan karena kebutuhan dan keinginan pelanggan selalu mengalami

perubahan dari waktu ke waktu. Jika pelanggan merasa puas maka ada

(43)

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1.

(44)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah dan tujuan

penelitian, maka dalam penelitian diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Relationship marketing berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza

Surabaya

2. Relationship marketing berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas

pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza

Surabaya

3. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas

pelanggan pengguna MCC di Matahari Department Store Tunjungan Plaza

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Kartu Matahari Club Card (MCC)

Matahari telah memenuhi kebutuhan customer selama lebih dari 53 tahun

dengan 95 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Misi kami adalah selalu

menyediakan barang-barang fashion yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau, dimana prioritas nomor satu kami adalah menyediakan produk fashion

dengan nilai terbaik untuk para pelanggan. Di Matahari kami selalu menyediakan

pelayanan terbaik, pilihan barang- barang fashion dengan suasana toko yang

sangat menarik.

Matahari Club Card (MCC) adalah kartu loyalty customer dari

PT Matahari Department Store Tbk yang memberikan banyak keuntungan untuk

seluruh anggotanya seperti: diskon langsung, point reward, diskon di banyak

merchant yang bekerjasama dengan PT Matahari Department Store Tbk serta

promosi lainnya.

Sebagai tanda penghargaan kami kepada para customer setia kami, kami

memberikan program loyalty untuk seluruh anggota MCC dengan berbagai

macam keuntungan dan program-program lain yang membuat Anda bangga dan

nyaman berbelanja di Matahari Department Store. Jadikan Matahari Department

Store sebagai bagian dari gaya hidup Anda dan “Lengkapi Pengalaman Belanja

(99)

4.1.2. Keuntungan menggunakan Kartu Matahari Club Card (MCC)

Point Reward; Setiap transaksi pembelanjaan di Matahari Department

Store, member MCC akan mendapatkan Point Reward yang dapat ditukar dengan

voucher Belanja Matahari. Pembelanjaan minimum Rp 20.000,- akan

mendapatkan 2 point reward untuk Kartu Reguler dan 4 point reward untuk Kartu

Beauty dan Premium. Point Reward MCC dapat ditukar dengan voucher belanja

atau produk lain yang ditentukan oleh PT. Matahari Department Store Tbk,

dengan perhitungan : 100 point reward MCC senilai voucher belanja Rp 10.000,-

(sepuluh ribu rupiah).

Diskon di Toko Matahari Department Store MCC; member mendapatkan

keuntungan berupa program diskon khusus produk-produk yang ada di Matahari

Department Store. Diskon yang diberikan bervariasi sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh Matahari Department Store dan informasi diskon dapat dilihat di

Katalog Merchant Benefit maupun langsung di toko Matahari Department Store

Diskon Merchant: Khusus pemegang kartu MCC Beauty dan Premium

akan mendapatkan tambahan keuntungan yaitu diskon atau penawaran khusus di

lebih dari 70 merchant yang telah bekerjasama dengan MCC. Kategori merchant

tersebut adalah hotel berbintang, restoran, tempat rekreasi, rumah sakit, institusi

pendidikan, dan lainnya yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Promosi Program; MCC selalu memberikan member MCC

program-program diskon ataupun program-program promosi sepanjang tahun, baik terkait dengan

promosi di toko Matahari Department Store atau dengan pihak-pihak luar yang

(100)

Event; Khusus untuk Member Beauty mendapatkan tambahan keuntungan

yaitu untuk dapat mengikuti setiap event yang dilaksanakan oleh MCC seperti

Beauty Workshop, fashion show atau event dengan pihak-pihak lain.

4.1.3. J enis- J enis Kartu Matahari Club Card (MCC)

Kartu Beauty; Calon member MCC dapat langsung melakukan

pendaftaran di counter MCC di toko Matahari Department Store terdekat

dengan biaya pendaftaran (membership) sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu

rupiah) dan akan mendapatkan kartu Temporary Beauty MCC yang dapat

langsung digunakan dan Katalog Diskon Merchant. Kartu Permanen akan

dikirimkan ke alamat member MCC maksimal 1 (satu) bulan sejak pendaftaran.

Kartu Premium MCC; Calon member MCC dapat langsung melakukan

pendaftaran di counter MCC di toko Matahari Department Store terdekat dengan

membayar biaya pendaftaran (membership) sebesar Rp 75.000,- (tujuh puluh lima

ribu) dan akan mendapatkan kartu Temporary Premium MCC yang dapat

langsung digunakan dan Katalog Diskon Merchant. Kartu Permanen akan

dikirimkan ke alamat member MCC maksimal 1 (satu) bulan sejak pendaftaran.

Kartu Reguler MCC; Calon member MCC melakukan transaksi

pembelanjaan di toko Matahari Department Store sebesar minimal Rp 100.000,-

(seratus ribu) dalam satu struk belanja. Kartu MCC Reguler tanpa nama akan

diberikan langsung di counter MCC dan langsung dapat digunakan.

(101)

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskr ipsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh Relationship Marketing (X) dan

Kepuasan Pelanggan (Y) terhadap Loyalitas Pelanggan (Z) di Pengguna Matahari

Club Card (MCC) Di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya,

dimana kuisioner disebarkan pada 110 orang. Untuk jawaban kuisioner

dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7

pada masing-masing skala.

Berikut deskripsi masing- masing variabel yang digunakan dalam

penelitian yang disajikan dalam tabel berikut ini :

4.2.2. Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum

kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal

seperti dibawah ini :

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.Karakteristik Responden Berdasarkan J enis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 79

2 Perempuan 31

Total 110

(102)

4.2.3. Deskr ipsi Relationship Marketing (X)

Relationship Marketing (X) merupakan pengenalan setiap pelanggan

secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola

suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan badan usaha.

Hasil tanggapan responden terhadap Relationship Marketing (X) dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Relationship Marketing (X)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7

1

Adanya hubungan yang terjalin dengan baik antara pihak matahari department store dengan pelanggan pemegang Matahari Club Card (MCC)

0 0 0 6 49 50 5 5.49

2

Adanya hubungan yang baik dan saling menerima antara pihak matahari department store dengan pelanggan pemegang Matahari Club Card (MCC)

0 0 0 8 54 45 3 5.39

3

Adanya kemudahan untuk saling menghubungi antara pihak matahari department store dengan pelanggan pemegang Matahari Club Card (MCC)

0 0 0 15 44 33 18 5.49

Mean Skor Keseluruhan 5.46

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pernyataan “Adanya

hubungan yang terjalin dengan baik antara pihak matahari department store

dengan pelanggan pemegang Matahari Club Card (MCC)” dan pernyataan

(103)

store dengan pelanggan pemegang Matahari Club Card (MCC)” memiliki nilai

rata- rata tertinggi sebesar 5,49, yang berarti responden setuju bahwa Adanya

hubungan yang terjalin dengan baik dan kemudahan untuk saling menghubungi

antara pihak matahari department store dengan pelanggan pemegang Matahari

Club Card (MCC). Sedangkan secara keseluruhan rata- rata tanggapan responden

terhadap variabel Relationship Marketing (X) sebesar 5,46, yang berarti

responden setuju bahwa hubungan antara pihak matahari department store dengan

pelanggan pemegang Matahari Club Card (MCC) yang terjalin selama ini sudah

cukup baik.

4.2.4. Deskr ipsi Kepuasan Pelanggan (Y)

Kepuasan Pelanggan (Y) merupakan perasaan senang atau kecewa

seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau

hasil) suatu produk dan harapan-harapan. Hasil tanggapan responden terhadap

(104)

Tabel 4.3.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan (Y)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7

1

Pelanggan pemegang MCC

mendapatkan potongan harga untuk produk- produk khusus di matahari department store

0 0 0 10 45 53 2 5.43

2

Pelanggan pemegang MCC dapat menggunakannya untuk belanja di semua matahari department store di Indonesia.

Karyawan memberikan respon dan solusi terhadap masalah pelanggan terkait dengan kartu MCC.

0 0 0 9 52 36 13 5.48

5

Pelanggan mudah mendapatkan informasi tentang manfaat dan kegunaan kartu MCC

0 0 0 4 44 58 4 5.56

Mean Skor Keseluruhan 5,46

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pernyataan “Pelanggan

mudah mendapatkan informasi tentang manfaat dan kegunaan kartu MCC”

memiliki nilai rata- rata tertinggi sebesar 5,56, yang berarti responden setuju

bahwa pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang manfaat

dan kegunaan kartu MCC. Sedangkan secara keseluruhan rata- rata tanggapan

responden terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) sebesar 5,46, yang berarti responden

setuju bahwa manfaat kartu MCC sudah sesuai dengan harapan- harapan

(105)

4.2.5. Deskr ipsi Loyalitas Pelanggan (Z)

Loyalitas Pelanggan (Z) adalah suatu keadaan dimana pelanggan memiliki

sikap yang positif terhadap suatu merek, memiliki komitmen pada merek tersebut

dan berniat untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk dengan merek

tertentu tersebut di masa yang akan datang. Hasil tanggapan responden terhadap

Loyalitas Pelanggan (Z) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas Pelanggan (Z)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pernyataan “Pelanggan

pemegang Matahari Club Card (MCC) merekomendasikan matahari department

store kepada orang lain” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,49, yang

berarti responden setuju bahwa pelanggan pemegang Matahari Club Card (MCC)

akan merekomendasikan matahari department store kepada orang lain. Sedangkan

(106)

(Z) sebesar 5,47, yang berarti responden setuju bahwa pemegang Matahari Club

Card (MCC) akan loyal dan melakukan belanja matahari department store.

4.3. Analisis Data

4.3.1. Evaluasi Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau

mutivariate.

Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan

sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat

univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling

dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat

dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel

dalam sebuah ruang multidimensional (Hair dkk, 1998).

Uji terhadap outliers multivariate dilakukan menggunakan jarak

Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak mahalanobis dievaluasi menggunakan χ²

(chi kuadrat), derajat bebas sebesar jumlah variabel dalam penelitian ini. Hasil uji

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel 4.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

kinerja baik dari aspek finansial maupun non finansial. Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang merupakan salah satu rumah sakit yang berada dibawah naungan Pemerintahan Kabupaten

Kebutuhan hutan kota diperoleh dari jumlah emisi CO 2 yang terdapat di Kota Prabumulih dibagi dengan.. kemampuan hutan kota dalam menyerap

Walaupun timbul beberapa tanggapan yang mengatakan bahawa kata panggilan kekeluargaan ini berbentuk ketinggalan zaman dan kurang mempunyai nilai ekonomi dalam suasana

Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan metode Regresi Logistik Biner dan Classification Tree untuk meng- klasifikasikan data nasabah pemohon kredit sebagai

Hadits tersebut mengandung maksud bahwa seseorang yang hendak berjihad harus mendapatkan izin dari kedua orang tuanya karena jihad (dalam arti perang di jalan Allah)

Dalam mengevaluasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak ranah yang perlu dinilai adalah ranah kognitif, psikomotor, dan ranah afektif. Mengingat

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal

Sebaliknya, makin rendah kekerasan dalam pacaran (dating violence) maka makin rendah pula stres pada perempuan dewasa awal. Sumbangan efektifvariabel stres terhadap