• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI HANDPHONE NOKIA DI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI HANDPHONE NOKIA DI SIDOARJO."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

MEIRIA SARI SUROSO 0812010210/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Diajukan Oleh :

MEIRIA SARI SUROSO 0812010210/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

J AWA TIMUR

(3)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI HANDPHONE NOKIA DI SIDOARJ O

Disusun Oleh : MEIRIA SARI SUROSO

0812010210/FE/EM

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Sk ripsi J ur usan Manajemen Fakulta s Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veter an “ J awa Timur

Pada Tanggal 30 Mar et 2012

Pembimbing Utama Tim Penguji

Dr a . Ec. Hj. Nur Mahmudah, MS Dr a . Ec. Hj. Nur Mahmudah, MS Sekr etar is

Sugeng Pur wanto, SE, MM Anggota

DR. Sumar to, MS

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veter an “ J awa Timur

(4)

Assalamua’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Pengar uh Kualitas Pr oduk Ter hadap Minat Beli Handphone Nokia Di Sidoar jo“ dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengahturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof . Dr . Ir . Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “ Veteran “ Jawa Timur.

2. Bapak DR. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN “ Veteran “ Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen UPN “ Veteran “ Jawa Timur.

(5)

semoga apa yang sudah diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.

6. Bapak Djoko Soeroso dan Ibu Sulkah selaku Orang Tua saya yang selalu setia mendorong, membantu baik secara materi maupun moral, dan selalu mendo’akan saya dalam menyusun skripsi ini.

7. Kakak- Kakak saya, Ery Oktavia Suroso, Amd , Etty suroso, Rifsa Wahyu Prasetya, SE, dan Moch Ainur Roffiq yang telah membantu dan mendorong saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Mohamad Majid Purwanto yang selalu setia membantu, mendampingi saya, dan mendo’akan saya dalam meyelesaikan skripsi ini.

9. Arrizal firmansyah yang telah membantu do’a dalam menyusun skripsi ini.

10.Teman – teman yang selalu memberikan dukungan kepada saya. Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan rahmatNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat mneyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat berharap saran dan kritik yang bermanfaat yang bersifat membangun dari pembaca dan pihak lain. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(6)
(7)

DAFTAR ISI ………..iv

DAFTAR TABEL ……….vii

DAFTAR GAMBAR ………...ix

DAFTAR LAMPIRAN………....x

ABSTRAKSI………..xi

BAB I PEBDAHULUAN 1.1Latar Belakang………...…1

1.2Perumusan Masalah ………..9

1.3Tujuan Penelitian………...9

1.4Manfaat Penelitian……….9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu………11

2.2 Landasan Teori ………...12

2.2.1 Pengertian Pemasaran………...12

2.2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran………...14

2.2.3 Konsep Pemasaran………16

2.2.4 Pengertian Perilaku Konsumen ………19

2.2.5 Pengertian Kualitas Produk………...25

2.2.6 Indikator Kualitas Produk……….27

(8)

2.4 HipotesiS ……….33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………...34

3.3.1 Definisi Operasional ……….34

3.2 Pengukuran Variabel ………...36

3.3 Teknik Penentuan Sampel ………...37

3.3.1 Populasi ………37

3.3.2 Sampel………...37

3.4 Teknik Pengumpulan Data………...38

3.4.1 Jenis Data ……….38

3.4.2 Sumber Data ……….38

3.4.3 Pengumpulan Data………39

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………...39

3.5.1 Teknis Analisis ……….39

3.5.2 Asumsi Model ( Structural Equation Modelling ) …………41

3.6 Evaluasi Atas Outlier ………..41

3.7 Deteksi Multicollinierity dan Singularity ………41

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ………..42

3.9 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kautsal ………...43

(9)

4.1.1 Analisis Karakteristik Responden ………49

4.1.2 Deskripsi Kualitas Produk ………51

4.1.3 Deskripsi Minat Beli ………56

4.2 Analisis Data………61

4.2.1 Evaluasi Outlier ………61

4.2.2 Evaluasi Reliabilitas ……….63

4.2.3 Evaluasi Validitas ……….64

4.2.4 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted …...66

4.2.5 Evaluasi Normalitas ……….67

4.2.6 Analisis Model One Step Approach ……….68

4.2.7 Uji Kausalitas ………...71

4.2.8 Analisis Unidimensi First Order ………..72

4.3 Pembahasan………..73

4.3.1 Pengaruh Variabel Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ………....73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….75

(10)

TABEL 1.2 Data Penjualan Global Handphone Tahun 2010-2011……… 4

TABEL 1.3 Data Top Brand Index………..5

TABEL 1.4 Data Top Brand Index ……….5

TABEL 3.1 Goodness Fit Indeks ………..48

TABEL 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………..49

TABEL 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………..50

TABEL 4.3 Karakteristik responden Berdasarkan Pekerjaan ………...50

TABEL 4.4 Jawaban Responden Mengenai Daya Tahan Produk ………51

TABEL 4.5 Jawaban Responden Mengenai Fitur Produk ………53

TABEL 4.6 Jawaban responden Mengenai Kinerja Produk ……….54

TABEL 4.7 Jawaban Responden Mengenai Estetika Produk ………...55

TABEL 4.8 Jawaban Responden Mengenai Intensitas pencarian ………57

TABEL 4.9 Jawaban Responden Mengenai Keinginan Segera Membeli ………59

TABEL 4.10 Jawaban Responden Mengenai Keinginan Preferensial …………..60

TABEL 4.11 Uji Outlier Multivariate ………...62

TABEL 4.12 Reliabilitas Data ………..63

TABEL 4.13 Validitas Data ………..64

TABEL 4.14 Construct Reliability dan Variance Extracted ……….66

TABEL 4.15 Normalitas Data………67

(11)
(12)

GAMBAR 2.2 Proses Perilaku Konsumen………20 GAMBAR 2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ……..22

(13)

Lampiran 2 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Produk ( X ) Dan Minat Beli ( Y )

(14)

Oleh

Meiria Sari Suroso

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan pada produk Nokia, berdasarkan data market share dan penjualan handphone secara global, mulai dari tahun 2010-2011 mengalami penurunan penjualan mulai dari 111.473,7 unit menjadi 97.869,3 unit serta penurunan market share mulai dari 30, 3 % menjadi 20,8 %. Dan juga ditunjang dengan data dari Top Brand Index untuk produk Handphone dan Smartphone pada tahun 2011 – 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli handphone Nokia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berada di wilayah Sidoarjo yang dirasa cocok dijadikan sebagai responden yaitu pemakai handphone Nokia. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jenjang interval 1 – 5. Teknik non probability sampling tepatnya Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu dirasakan cocok sebagai sumber data. Pengambilan sampel berdasarkan pada asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi, pada penelitian ini ada 7 indikator, jumlah sampel yang diestimasi adalah 70. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan disini adalah 100 responden. Teknis analisis yang digunakan adalah SEM One Step Approach yang akan mempermudah untuk melihat pengaruh kualitas produk terhadap minat beli Handphone Nokia.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh terhadap minat beli Handphone Nokia. Kualitas merupakan faktor yang sangat penting guna menunjang minat beli konsumen, perusahaan haruslah menetapkan derajat kualitasnya untuk meningkatkan minat beli konsumen.

(15)

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini konsumen sudah sangat teliti dalam membeli suatu produk karena banyaknya produk yang ada dipasaran dan banyaknya informasi yang diterima dari podusen. Hal ini menyebabkan persaingan antar badan usaha untuk untuk memuaskan konsumen sangat sulit. Dewasa ini, keberhasilan pemasaran suatu perusahaan tidak hanya dinilai dari seberapa banyak konsumen yang berhasil diperoleh, namun juga bagaimana cara mempertahankan konsumen tersebut.

Dalam pemasaran dikenal bahwa sebelum konsumen melakukan pembelian ada tahap dimana konsumen memiliki minat membeli suatu poduk atau jasa, kemudian konsumen melakukan keputusan pembelian, selanjutnya ada proses yang dinamakan tingkah laku pasca pembelian yang didasarkan pada rasa puas dan tidak puas. Rasa puas dan tidak puas konsumen terletak pada hubungan

antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk atau jasa. Bila produk atau jasa tidak memenuhi harapan konsumen, maka konsumen merasa tidak puas sehingga dimasa yang akan datang konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang.

(16)

dalam menilai, memilih, dan membeli suatu produk. Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen yang dipengaruhi oleh faktor- faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka untuk membeli. Perilaku konsumen suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keyakinan terhadap produk yang bersangkutan, keyakinan terhadap pengalaman masa lalu konsumen. Berkaitan dengan keinginan konsumen untuk membeli dikenal dengan istilah minat beli. Minat beli merupakan bagian dari proses menuju kearah tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Semakin banyak merek handphone dipasaran membuat konsumen memiliki berbagai macam pilihan handphone sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setiap jenis handphone memiliki ciri khas yang berbeda- beda, dengan feature yang berbeda beserta aplikasi- aplikasi yang berbeda membuat para konsumen tertarik untuk mencoba. Produsen handphone harus mengetahui dengan benar apa yang menjadi keinginan konsumen, karena jika tidak bisa mengikuti keinginan konsumen maka konsumen akan berganti merek.

Fenomena ini terjadi pada handphone dengan merek Nokia yang

(17)

Table 1.1

Data Market Share Global Handphone Tahun 2010-2011

Sumber : forum ponsel (

http://forumponsel.com/topic/penjualan-ponsel-global-q2-2011-nokia-masih-jawara

No Mer ek

Mar ket Shar e (% )

Per ubahan ( % )

2010 2011

1 Nokia 30,3 22,8 -7,5

2 Samsung 17,8 16,3 -1,5

3 LG 8,0 5,7 -2,3

4 Apple 2,4 4,6 2,2

5 ZTE 1,8 3,0 1,2

6 Research In Motion 3,2 3,0 -0,2

7 HTC 1,6 2,6 1

8 Motorola 2,5 2,4 -0,1

9 Huawei Device 1,4 2,1 0,7

10 Sony Ericson 3,0 1,7 -1,3

11 Others 28,1 35,8 7,7

(18)

Table 1.2

Data Penjualan Global Handphone Tahun 2010-2011

No Mer ek

Penjualan ( unit ) Per ubahan ( unit )

2010 2011

1 Nokia 111.473,7 97.869,3 -13.604,4

2 Samsung 65.328,2 69.827,6 4.499,4

3 LG 29.366,7 24.420,8 -4.945,9

4 Apple 8.743,0 19.628,8 10.885,8

5 ZTE 6.730,6 13.070,2 6.339,6

6 Research In Motion 11.628,8 12.652,3 1.023,5

7 HTC 5.908,8 11.016,1 5.152,3

8 Motorola 9.109,4 10.221,4 1.112

9 Huawei Device 5.276,4 9.026,1 3.749,7

10 Sony Ericson 11.008,5 7.266,5 -3.742

11 Others 103.412,6 153.662,1 50.249,5

Total 367.986,7 428.661,2

Sumber : forum ponsel (

(19)

Selain dari tabel 1.1 dan table 1.2 pernyataan diatas dapat juga dibuktikan dengan

tabel 1.3 dan 1.4 berikut ini :

Tabel 1.3 Top Brand Index Handphone & Smartphone Tahun 2011

HANDPHONE SMARTPHONE

Tabel 1.4 Top Brand Index Handphone & Smartphone Tahun 2012

(20)

Sedangkan pada nomor dua adalah Samsung dengan penjualan 68,8 juta unit dan pangsa pasar 16,3 %. Selanjutnya berturut- turut LG ( 24,4 juta; 5,7 % ); Apple ( 19,6 juta; 4,6 %); ZTE ( 13,1 juta; 3,0 %); Research In Motion (12,7juta; 3,0 %); HTC (11,0 % juta; 2,6 %); Motorola (10,2 juta 2,4% ); Huawei Device ( 9,0 juta; 2,1 %); Sony Ericson (7,3 juta; 1,7 %); dan lainnya (153,7 juta; 35,8 %). Seluruhnya pada tahun ini terjual sebanyak 428,7 juta unit dan mengalami kenaikan sebesar 16,5 % dari tahun 2010 lalu. Dari jumlah ini 25 % diantaranya adalah smartphone yang penjualannya mengalami kenaikan penjualan 74 % dibandingkan dengan tahun lalu.

Menurut Roberta Cozza ( analis dari Gartner), penurunan penjualan yang dialami oleh Nokia disebabkan oleh pasar yang kompetitif. Sedangkan dari analisa yang dikemukakan oleh Razig Ahmed ( Juli 2011) lalu dengan sumber :

http://www.detikinet.com/read/2011/07/22/133045/1686935/317/penjualan-smartphone-apple-kalahkan-nokia mengatakan bahwa penjualan Nokia mengalami penurunan sejak pihak Nokia mengumumkan beralih dari platform symbian ke system operasi windows phone. Sejak saat itu pelanggan beralih dari

smartphone berbasis high – end symbian yakni Nokia ke i- phone besutan dari Apple.

(21)

prosentase sebesar 2,4 %, dan LG dengan prosentase sebesar 1,3 %. Untuk produk Smartphone pada tahun 2011, masih berada diposisi teratas terdapat Blackberry yang mendapatkan prosentase sebesar 59,4 %, kemudian menyusul Nokia dengan prosentase sebesar 17,9 %, Sony Ericson sebesar 3,3 %, dan Nexian dengan prosentase sebesar 2,8 % dan yang terakhir iPhone sebesar 2,7 %.

Pada tahun 2012 produk Handphone yang berada diposisi teratas terdapat Nokia yang mendapatkan prosentase sebesar 54, 2 %, menyusul Huawei dengan 8,5 %, kemudian Samsung dengan 4,8 %, kemudian Nexian dengan 4,6 %, kemudian Sony Ericson dengan 4,3 %, dan Esia dengan 3,3 %, selanjutnya terdapat Cross dengan prosentase sebesar 2,3 %, dan yang terakhir terakhir terdapat ZTE dengan prosentase sebesar 1,5 %.

Untuk produk Smartphone pada tahun 2012 masih terdapat Blackberry dengan prosentase tertinggi sebesar 40, 7 %, menyusul dengan Nokia sebesar 37,9 %, kemudian Samsug dengan prosentase sebesar 6,6 %, Nexian sebesar 3,9 %, iPhone sebesar 3,8 %, dan yang terakhir terdapat Sony Ericson dengan prosentase sebesar 3,6 %.

Pernyataan- pernyataan dari analis diatas mengindikasikan bahwa pelanggan banyak yang beralih dari merek Nokia ke merek lainnya dikarenakan Nokia tidak mampu mengikuti selera pasar saat ini. Dimensi kualitas produk yang dikemukakan oleh David A Garvin , Managing Quality 1988 dalam John Mowen ( 2002 : 91 ) yaitu kinerja, fitur, reliabilitas, daya tahan, pelayaan, estetika, sesuai dengan spesifikasi, kualitas penerimaan, dan salah satu diantaranya

(22)

sedang dibutuhkan oleh pelanggan saat ini tidak mampu dipenuhi oleh Nokia, sehingga minat beli pelanggan Nokia menurun dan beralih untuk menggunakan merek lain, seperti blackberry, i-phone, Samsung yang memiliki aplikasi- aplikasi dan juga fitur produk yang sangat mendukung untuk kepentingan pelanggan saat ini.

Kualitas produk merupakan salah satu aset perusahaan untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis, terutama bisnis telepon seluler. Jika kualitas produk yang diharapkan oleh konsumen tidak terpenuhi dari suatu produk, maka konsumen akan beralih ke produk yang lebih menjanjikan kualitas yang diharapkan. Menurut American Society for quality control yang dikutip oleh Kotler dan Keller ( 2009:143 ) bahwa kualitas adalah “ totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuanyya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.” Perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas dari produknya harus menanggung tidak loyalnya konsumen terhadap produk tersebut yang mengakibatkan penjualan dari produk akan mengalami penurunan.

(23)

yang ditawarkan oleh perusahaan baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen, maka akan ada minat beli ulang yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk. Dari latar belakang diatas maka akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas produk terhadap minat beli handphone Nokia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diketahui rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu : “ Apakah ada pengaruh kualitas produk terhadap minat beli handphone Nokia ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari diadakannya penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap minat beli handphone Nokia saat ini mengingat telah hadir merek merek baru .

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, antara lain :

• Bagi perusahaan

(24)

• Bagi penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang kualitas produk terhadap minat beli konsumen.

• Bagi penulis

Sebagai bahan perbandingan antara teori yang diberikan dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada dilapangan ( perbandingan antara teori dan praktek ).

(25)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu

1. Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai kajian yaitu penelitian yang dipublikasikan mengenai tema minat beli yang dilakukan oleh Lia Natalia Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji pengaruh dari lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan dalam berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi minat konsumen untuk berbelanja. Populasi penelitian ini adalah para pengunjung Giant Hypermarket yang berada di kota Bekasi Barat. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 100 responden. Prosedur pencarian responden dilakukan berdasarkan accidental sampling. Data penelitian merupakan data primer, dengan kuisioner sebagai instrument penelitian, yang kemudian diolah

dengan perhitungan SPSS. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.

(26)

untuk berbelanja, sedangkan variabel pelayanan dan kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh terhadap minat berbelanja konsumen.

2. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Ujianto Abdurachman ( 2004 ) staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan judul penelitian Analisis Faktor – Faktor yang menimbulkan kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung ( Studi Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur ). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor – faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sarung. Penelitian dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampel dan data dikumpulkan melalui kuisioner kepada 120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis deskriptif.

Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merk dan warna serta kemasan, harga, diskon, dan hadiah. Dari keseluruhan faktor

tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan.

2.2 Landasan Teor i 2.2.1 Pemasar an

(27)

perusahaan agar mampu bersaing dalam dunia persaingan yang semakin ketat. Pemasaran merupakan unsur penting dalam perusahaan untuk menentukan sukses tidaknya suatu bisnis. Untuk itu perusahaan harus menerapkan pengertian pemasaran dengan benar agar tetap bertahan. Dibawah ini terdapat beberapa pengertian pemasaran menurut para ahli.

Pengertian pemasaran menurut para ahli : 1. Menurut Swastha ( 1979 : 4 ) :

Pemasaran adalah temasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan nilai ekonomi.

2. Menurut Philip Kotler dan Gerry Armstrong ( 1997 : 12 ) :

Pemasaran adalah sebagai proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

3. Menurut American Association Marketing ( AMA ) dalam Lamb, Hair, Mc Danniel ( 2001 : 6 ):

Merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. 4. Menurut William J.Stanton dalam Swastha (1979 : 10) :

(28)

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.

Menurut pengertian diatas, pemasaran mencakup berbagai kegiatan yang terpadu. Ini berarti segala kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan rencana- rencana strategis itu harus dilakukan secara bersama- sama dan saling memperhatikan dan dipertimbangkan satu sama lain agar dapat meningkatkan penjualan melalui pemberian keputusan yang pada akhirnya meningkatkan penjualan.

Mengapa kita perlu mempelajari pemasaran, karena :

1. Pemasaran mempengaruhi alokasi sejumlah produk atau jasa yang mempengaruhi ekonomi Negara dan standar hidup.

2. Pemahaman tentang pemasaran merupakan suatu hal yang penting untuk memahami sebagian besar bisnis.

3. Kesempatan karir didalam pemasaran terbuka luas, menguntungkan, diharapkan untuk meningkatkan secara signifikan selama dekade yang akan datang.

4. Pemahaman pemasaran membuat konsumen menjadi lebih banyak tahu.

2.2.2 Manajemen Pemasaran

(29)

tujuan mencapai obyektif organisasi ( Philip Kotler, Garry Armstrong : 1997 : 13 ). Jadi tugas manajemen pemasaran tidak hanya menawarkan barang yang sesuai dengan keinginan dan menetapkan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi untuk memberi informasi yang mempengaruhi dan melayani pasarnya. Tetapi lebih luas dari itu tugas menejemen pemasaran adalah mengatur tingkat saat ( timing ) dan sifat permintaan dengan cara yang dapat membantu organisasi mencapai tujuan.

Terdapat empat filosofi persaingan yang secara kuat mempengaruhi suatu aktivitas manajemen pemasaran, sebagai berikut :

1. Orientasi produksi

Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan internal perusahaan yang melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar.

2. Orientasi penjualan

Orientasi penjualan didasarkan pada pendapat bahwa orang akan membeli barang dan jasa yang lebih baik jika menggunakan teknik penjualan yang agresif dan penjualan yang tinggi tersebut akan mendatangkan keuntungan

yang tinggi pula. Bagi perusahaan yang berorientasi pada penjualan, pemasaran berarti penjualan yang akan menghasilkan uang. Masalah yang fundamental pada orientasi penjualan adalah kurangnya pemahaman atas keinginan ( wants ), dan kebutuhan pasar ( needs ).

(30)

Filosofi yang menganggap bahwa suatu penjualan tidak bergantung pada sebuah penjualan yang agresif tetapi lebih pada keputusan konsumen untuk membeli produk.

4. Orientasi sosial

Suatu organisasi ada tidak hanya memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen saja serta memenuhi tujuan organisasi tetapi juga untuk melindungi atau untuk mempertinggi yang terbaik atas individu dan masyarakat dalam jangka panjang.

2.2.3 Konsep Pemasar an

konsep pemasaran adalah sederhana dan secara intuisi merupakan filosofi yang menarik. Konsep pemasaran menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut merupakan sasaran perusahaan. Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga jual, tetapi lebih kepada keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.

Konsep pemasaran terdiri dari sebagai berikut :

a. Fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing.

(31)

c. Pencapaian tujuan jangka panjang bagi organisasi dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen secara hukum dan juga bertanggung jawab.

Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar seperti yang terdapat pada gambar 2.1 dibawah ini :

Gambar 2.1 sumber Swastha DH ( 1979 : 18 ) penerbit Akademi keuangan dan Bisnis (

AKB ) Yogyakarta .

• Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada

konsumen / pasar. Artinya perusahaan yang berorientasi pada konsumen benar- benar harus memperhatikan :

a. Menentukan kebutuhan pokok ( basic need ) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

(32)

c. Menentukan produk dan program pemasarannya untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda- beda dan dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.

d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

• Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan,

dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri. Artinya Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan diintegrasikan secara organisasi.

Secara definitip dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan ( Swastha 1979 : 17 ).

(33)

2.2.4 Per ilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan juga teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubunganya dengan minat pembelian yang berimbas pada keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.

Menurut Sciffman dan Kanuk ( 2000 ) dalam John J.O.I Halauw (2005 : 9 ) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk , jasa, maupu ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan ( desicion units ), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan – keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Ada beberapa hal penting yang dapat diungkapkan dari definisi diatas :

• Tahap perolehan ( acquisition) : mencari ( sear ching) dan

membeli ( pur chasing)

• Tahap konsumsi ( comsumption ): menggunakan ( using ): dan

(34)

• Tahap tindakan pasca beli ( disposition ): apa yang dilakukan oleh

konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi Proses ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 sumber proses perilaku konsumen Ristiyati Prasetijo ( 2005 : 10 ) penerbit Andi Yogyakarta

Menurut Setiadi ( 2003 ; 3 ) perilaku konsumen adalah tindakan

yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. The American Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut :

Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan

lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. (

American Marketing Association )

Dari definisi tersebut diatas terdapat tiga ide penting, yaitu : 1) Perilaku konsumen adalah dinamis :

Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, group konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen

(35)

menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar, dan industri.

2) Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi :

Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh afeksi dan kognisi. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran kita harus memahami apa yang difikirkan ( kognisi ) dan apa yang dirasakan ( afeksi ) dan apa yang mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa saja yang difikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3) Perilaku konsumen melibatkan pertukaran :

Itu merupakan hal terkhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran.

Faktor- faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen dijelaskan

(36)

Gambar 2.3 Bilson Simamora ( 2002 : 9 ) penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .

1. Faktor- faktor Kebudayaan a. Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagia besar adalah dipelajari.

b. Sub Budaya

(37)

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor- faktor Sosial a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok- kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.

c. Peran dan status

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan

penghargaan umum oleh masyarakat. 3. Faktor- faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

(38)

Dengan adanya kelompok- kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan prilaku pembelian.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah ciri – ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

4. Faktor- Faktor Psikologis a. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.

b. Persepsi

(39)

berbuat adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku sesorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian ( Kotler, 1997:153-161 )

2.2.5 Kualitas Pr oduk

Kualitas merupakan konsep terpenting dalam menciptakan suatu produk. Konsep kualitas ridak dapat dipisahkan dengan konsep produk. Kualitas produk adalah sekumpulan ciri- ciri dan karakteristik dari barang dan jasa yang

(40)

quality is defined as the customer’s overral evaluation of the excellence of the

performance of the product”.

Kualitas total adalah kunci menuju penciptaan nilai kepuasan pelanggan. Kualitas total adalah pekerjaan setiap orang, seperti juga pemasaran yang merupakan pekerjaan setiap orang. Gagasan ini dinyatakan dengan baik oleh Daniel Beckam alam Philip Kotler ( 1997: 49 ) :

“Para pemasar yag tidak belajar bahasa peningkatan kualitas, manufaktur, dan operasi akan menjadi using seperti kereta kuda. Masa pemasaran fungsional sudah berlalu. Kita

tidak lagi memandang diri kita sebagai peneliti pasar, orang periklanan, pemasar

langsung, pembuat strategi, kita harus melihat diri kita sebagai pemuas pelanggan juru

bicara pelanggan yang berfokus pada keseluruhan proses.”

Kualitas produk merupakan salah satu andalan suatu perusahaan. Kualitas mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja produk dan jasa, yang dapat mendekatkan pada nilai kepuasan. Dimana apabila tercipta kepuasan, maka akan ada rangsangan dari konsumen untuk melakukan pembelian kembali.

Berikut ini adalah definisi kualitas produk menurut para ahli :

1. Menurut American Society for quality control yang dikutip oleh Kotler dan Keller ( 2009:143 ) bahwa kualitas adalah “ totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuanyya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.”

(41)

a. Fungsi barang

Mempengaruhi kepuasan konsumen, maka harus memproduksi barang yang mutunya sesuai dengan fungsi serta kegunaanya, daya tahannya, perlatannya dan kepercayaannya.

b. Wujud luar seperti bentuk, warna, dan susunannya.

Bila wujud dari barang tersebut tidak menarik meskipun kualitas barangnya baik, maka belum tentu konsumen akan tertarik.

c. Biaya barang

Pada umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu suatu barang tersebut.

Berdasarkan teori- teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah sekumpulan ciri- ciri produk dan karakteristik dari barang dan jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam menjalankan fungsinya yang merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut- atribut lainnya dari produk tersebut guna

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam mengembangkan sebuah produk, penetapan suatu tingkat kualitas merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan di dalam pasar sasaran, karena mutu merupakan salah satu cara penempatan suatu produk dibenak konsumen.

2.2.6 Indikator Kualitas pr oduk

(42)

penampilan di pasar nanti. Kotler ( 1997 : 10 ) mendefinisikan kualitas adalah sifat dan karakteristik total dari sebuah produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya memuaskan kebutuhan pelanggan. Maka kualitas merupakan pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan dan perbaikan serta segala atribut lainnya.

Berdasarkan penelitian, ternyata ada hubungannya yang positif antara kualitas produk dengan keuntungan. Semakin baik kualitas produk, maka tingkat keuntungannya semakin tinngi. Dengan kualitas yang tinggi, ini memungkinkan perusahaan memasang harga yang tinggi pula, sedangkan pengeluaran biaya yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas ini ternyata tidak terlalu besar.

Tahap ini diawali dengan gagasan produk, yang mencakup manfaat- manfaat penting yang diberikan produk dan berakhir pada suatu rekayasa desain. Dengan gagasan produk yang cemerlang, para manajer kemudian harus mengembangkan pernyataan tentang manfaat- manfaat penting, yang pada gilirannya membantu mereka menspesifikasi ciri- ciri produk yang dibutuhkan.

Segera setelah hal tersebut dilakukan, mereka dapat memposisikan produk

(43)

Dalam penelitian ini indikator dari kualitas produk yang dikemukakan oleh David A Garvin 1988 dalam Mowen ( 2001: 91 ) adalah sebagai berikut :

1. Daya tahan produk

Berkaitan dengan berapa lama produk dapat terus digunakan. 2. Fitur produk ( keistimewaan tambahan )

Berkaitan dengan jumlah panggilan dan ttanda sebagai karakteristik utama tambahan, yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan- pilihan produk dan pengembangannya.( Umar 2002,Lupiyoadi 2001) dalam Ferdinan ( 2009:128 ).

3. Kinerja produk

Berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. 4. Estetika ( kemasan )

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik, warnanya, dan lain sebagainya.

2.2.7 Minat Beli

(44)

Menurut Howard ( 1994 : 21 ) definisi dari minat beli ialah suatu harapan dalam batin konsumen yang mencerminkan untuk melakukan suatu pembelian suatu jenis produk dengan merek dalam jangka waktu tertentu. Hal ini diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap satu merek. Apabila pemasar melakukan survey terhadap konsumen, maka mereka dapat merasakan niat beli konsumen saat ini terhadap satu produk. Baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat beli untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang.

Pemasar harus mengerti segala sesuatu mengenai minat beli. Dengan melakukan survey terhadap hal tersebut, maka jumlah studi kuantitatif mengenai minat beli konsumen khususnya dapat dilakukan untuk meramalkan keadaan di masa datang. Pada saat bersamaan elemen- elemen ini yang membentuk pikiran konsumen terhadap suatu produk seperti informasi, pengenalan merek, sikap serta kepercayaan dapat pula diketahui terhadap minat konsumen untuk membeli suatu produk.

2.2.8 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinan ( 2006 : 242 ) bahwa indikator minat beli konsumen adalah :

(45)

2.2.9 Pengar uh Antar a Var iabel Kualitas Ter hadap Minat Beli

Dalam proses pengembangan sebuah produk, perusahaan harus menetapkan derajat kualitas tertentu bagi produknya karena itu dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk. Kotler ( 1997 : 49 ) mengatakan bahwa seorang penjual memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Sebuah perusahaan yang hampir selalu memuaskan kebutuhan pelanggannya disebut perusahaan yang berkualitas.

Dalam pendapat lain yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong ( 2004 : 65 ), seorang pemasar dalam mengembangkan suatu produk harus menetapkan derajat kualitas tertentu bagi produknya, karena kualitas produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Perusahaan yang semakin tinggi, operasi internalnya semakin efisien, dan keunggulan kompetitifnya akan semakin besar. Perusahaan tidak hanya menciptakan nilai absolut yang tinggi tetapi juga nilai yang relatif tinggi dibandingkan pesaingnya pada biaya yang cukup rendah. Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk bertindak dalam satu atau lebih cara yang tidak dapat atau tidak

akan ditandingi oleh para pesaing. Perusahaan berusaha untuk membentuk keunggulan yang kompetitif yang bertahan lama. Perusahaan yang berhasil memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi akan mengakibatkan pembelian berulang yang tinggi dan profitabilitas perusahaan yang tinggi pula.

(46)

Cara yang terbaik untuk dapat bersaing dengan unggul dalam persaingan global ialah dengan menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Sehingga perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba. Dalam penelitian yang dilak

ukan oleh Ujianto Abdurachman 2004 : 39 , mengemukakan bahwa kualitas produk merupakan faktor yang sangat penting yang dipertimbangkan konsumen karena dapat menunjukkan manfaat material, biasanya dapat memberikan manfaat emosional, kemasan yang dipertimbangkan dari daya tarik bentuk, dan keindahannya serta manfaat pasca beli.

Menurut Hadi , 2002 dalam Ferdinand ( 2006 : 129 ) mengemukakan bahwa sebuah produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran ( target market ) dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan. Setiap konsumen pasti akan menyukai produk dengan kualitas, kinerja, dan pelengkap

inovatif yang terbaik. Jika kulaitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan mampu memenuhi kepuasan dan selera pelanggan , maka produk produk perusahaan akan selalu diminati dan dicari pelanggan ( Prabowo, 2002 dalam Ferdinand 2006 : 129 )

(47)

produk yang diberikan semakin tinggi , maka minat beli konsumen akan semakin tinggi pula.

2.3 Ker angka Konseptual

Berikut ini kerangka konseptual atau kerangka berfikir dalam penelitian ini :

Gambar 2.4 kerangka konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan juga landasan teori yang ada, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

• Diduga kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen

terhadap pembelian handphone Nokia. Kua litas Pr oduk

(X)

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Var iabel 3.1.1 Definisi Operasional

Secara teoritis variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan atau satu objek dengan objek yang lain ( Hatch dan Farhady, 1981 ) dalam Sugiyono ( 2009 : 38 ). Dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat ( dependent variable ) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas ( independent variable ). Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah :

1. Kualitas Produk (X)

Kualitas produk merupakan totalitas dari suatu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya guna memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

(49)

• Daya tahan produk ( X1 )

Yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. Maksudnya seberapa lama Handphone Nokia ini mampu dipakai oleh konsumen.

• Fitur produk ( X2)

Fitur merupakan aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan- pilihan produk dan pengembangannya. Artinya bahwa aplikasi- aplikasi apa saja yang mampu diberikan oleh pihak Nokia guna memenuhi keinginan konsumen.

• Kinerja Produk ( X3 )

Karakteristik operasi pokok dari inti ( core product ) yg dibeli. Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk

tersebut dan karakteristik yg dipertimbangkan ketika membeli suatu produk. Maksudnya bagaimana Nokia dapat dioperasikan dan digunakan dengan mudah oleh para konsumen.

• Estetika ( X4)

(50)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah sebagai berikut :

1. Minat Beli ( Y )

Minat beli ialah suatu kemungkian pembeli untuk membeli suatu barang. Menurut Ferdinan ( 2006 : 242) menyatakan bahwa indikator dari minat beli adalah sebagai berrikut :

• ( Y1 ) : Intensitas pencarian informasi

• ( Y2 ) : Keinginan segera membeli

• ( Y3 ) : Keinginan preferensial

3.2 Skala Pengukuran Var iabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ( Sugiyono 2009 : 93 ). Dengan skala Likert , maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun instrument- instrument yang dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Digunakan jenjang 5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :

1 2 3 4 5

(51)

Dengan keterangan :

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

ST = Setuju diberi skor 4

RG = Ragu- Ragu diberi Skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada masing- masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 nilai tertinggi.

3.3 Tek nik Penentuan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.( Sugiyono 2009: 80 ). Populasi

dalam penelitian ini adalah para pengguna handphone Nokia yang berada di wilayah Sidoarjo.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut( Sugiyono 2009 : 80 ). Prosedur penarikan sampel menggunakan

(52)

siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu dirasakan cocok sebagai sumber data. Sampel pada penelitian ini ialah masyarakat yang memiliki handphone Nokia yang berada di wilayah Sidoarjo.

Penentuan sampel juga dapat dilakukan menggunakan pedoman Ferdinand ( 2002 : 48 ) yang menyatakan bahwa ukuran sampel minimal 100 responden atau tergantung jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi ( 7 x 10 = 70 ), namun dalam penelitian ini menggunakan sampel sebesar 100 responden.

3.4 Tek nik Pengumpulan Data 3.4.1 J enis Data

Data yag digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner yang diberikan pada responden berkaitan dengan variabel

penelitian. b. Data Sekunder

(53)

3.4.2 Sumber Data

Merupakan asal mula pengambilan suatu data, dalam penelitian ini data yang diambil dari kuesioner yang telah diisi oleh responden.

3.4.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai obyek yang akan diteliti dengan cara sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan yaitu mempelajari sebagai literatur dan bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

b. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ( Sugiyono 2009 : 142 ). Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti dan kemudian jawaban diberikan nilai atau skor. Kuisioner diberikan kepada orang- orang yang menggunakan handphone dan bersedia untuk meluangkan waktu

untuk mengisi kuisioner.

3.5 Tek nis Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Tek nis Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah Structural Equation Modelling ( SEM ). Dalam Sugiyono ( 2002 : 26) mengatakan

(54)

1. Mengkonfirmasi unidimensionalitas dari berbagai indikator untuk sebuah dimensi / konstruk / konsep / faktor.

2. Menguji kesesuaian / ketepatan sebuah model berdasarkan data empiris yang diteliti.

3. Menguji kesesuaian model sekaligus hubungan kausalitas antar faktor yang dibangun dalam model tersebut.

Didalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan secara serempak, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrument, pengujian model hubungan antar variabel laten ( setara dengan analisis jalur ) dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prakiraan ( setara dengan model structural ).

Pengujian terhadap validitas dan relibilitas instrument pda penelitian ini dilakuka melalui SEM, dimana setiap indikator diperiksa setiap tingkat validitas dan reliabilitas melalui proses perhitungannya dilakukan melalui software SPSS ( Statistical Package For Social Science ). Berdasarkan uji validitas masing- masing variabel dapat dikatakan valid dan uji relibilitas setiap indikator masing- masing variabel dapat dikatakan instrument penelitian reliable. Dengan demikian

(55)

3.5.2 Asumsi Model Str uctur al Equation Modelling Uji Nor malitas Sebaran dan Linear itas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode- metode statistik.

2. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas.

3.6 Evaluasi Atas Outlier

1. Mengamati Z- score: ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.

2. Multivariate outlier diuji dengan kriiteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi- Square [ X ] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai x adalah multivariate outlier. Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi- observasi lainya yang muncul dalam bentuk nilai ekstrim

untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.

3.7 Deteksi Multicollinier ity dan Singular ity

(56)

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sbuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator – indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajad sampai dimana masing- masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.

Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel / construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap obseverd variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. Construct reliability dan variance extracted dapat diukur dengan menggunakan rumus :

Construct Reliability = [ ∑ Standardize Lading ]² [ ( ∑ Standardize Loading )² + ∑εj ]

variance extracted = ∑ [ Standarize Loading ² ] [ ( ∑ Standardize Loading ²) + ∑εj ]

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 - [ Standarize Loading ]. Secara umum, nilai Construct Reliability yang dapat diterima

(57)

Standardize Loading dapat diperoleh dari Output AMOS 4.0,1. Dengan melihat nilai estimasi setiap Construct Reliability regression weigths terhadap setiap butir sebagai indikatornya.

3.9 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kautsal

Pengaruh langsung ( koefisien jalur ) diamati oleh bobot regresi terstandart, dengan pengujian signifikasi pembanding nilai CR ( Critical Ratio ) atau P ( Probability ) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti signifikan.

3.10 Pengujian Model Dengan Two Step Approach

Two Step Approach to Structural Equation Modelling ( SEM ) digunakan untuk menguji model yang digunakan untuk membatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan ( Hartline & Ferrel, 1996 ) dan keakuratan reliabilitas indikator – indikator terbaik dapat dicapai dalam Two Step Approach ini. Two Step Approach bertujuan untuk

menghindari interaksi antara model pengukuran dan model structural pada one step approach

(58)

a. Menjumlahkan skala butir- butir konstrak menjadi sebuah indikator summed- scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi [ Z- scores ] dengan mean = 0, deviasi standart = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh- pengaruh skala yang berbeda – beda tersebut.

b. Menetapkan error [ε ] dan lamda [ λ ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ ( Anderson dan Gerbing , 1988 ). Perhitungan Construct Reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standart [ σ] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistic SPSS. Setelah error [ε ] dan lamda [ λ ] terms diketahui, skor- skor tersebut

dimasukkan sebagai parameter fit pada analisis model pengukuran SEM.

3.11 Evaluasi Model

Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “ confirmatory “ menunjukkan

prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis- hipotesis dengan pengujian fit model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “ good fit “ dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya , suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai “ poor fit “ dengan data Amos dapat menguji apakah model “ good fit “ atau “ poor fit “. Jadi “ good fit “ model yang diuji sangat penting dalam penggunaan

(59)

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness of fit, yakni Chi- Square, probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI,

CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data, maka model

dikembangkan dengan pendekatan Two Step Approach to Structural Equation Modelling ( SEM ).

Berikut ini akan disajikan beberapa indeks kesesuaian dan cut off valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah model dapat diterima atau ditolak.

1. X² - Chi- Square Statistic

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur adalah likehood ratio chi- square statistic. Chi – square ini bersifat sangat sensitive

terhadap besarnya sampel yang digunakan karena itu bila jumlah sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel maka statistis chi- square ini harus didampingi alat uji lainnya ( Hair et al, 1995;

Tabachink & Fiddel, 1996 dalam Sugiyono 2002 : 55). Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi- squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu. Dalam

pengujiannya ini nilai X² yang rendah yang menghasilkan sebuah tingkat sifnifikasi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan ttak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi.

2. RMSEA- The Road Mean Square Error of Approximation

(60)

Baumgartner & Homburg, 1996 dalam Sugiyono 2002 : 56 ) nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model ini berdasarkan degree of freedom.

3. GFI- Goodness of Fit Indeks

Indeks kesesuaian ( fit indeks ) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terstimasikan ( Bentler, 1983 dalam Sugiyono 2002 : 57 ). GFI adalah sebuah ukuran non – statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 ( poor fit ) sampai dengan 1,0 ( perfect fit ) nilai tertinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “ better fit “.

4. AGFI- Adjusted Goodness Of Fit Indeks

Tanaka & Huba ( 1989 ) dalam Sugiyono 2002 : 59 menyatakan bahwa

(61)

5. CMNIN/ DF

The minimum sample discrepancy function ( CMN ) dibagi dengan

degree of freedom-nya akan menghasilkan indeks CMIN / DF , yang

umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fit-nya sebuah model.

6. TLI- Tucker Lewis Indeks

TLI adalah sebuah alternative incremental fit indeks yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model ( Baumgartner & Homburg, 1996 dalam Sugiyono 2002 : 59 ). Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

7. CFI – Comparative Fit Indeks

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0- 1, dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95 (

(62)

Table 3.1 Goodness Fit Indeks

Goodness of Fit Indeks

Keterangan Cut – off- value

X² - Chi Square Menguji apakah covariance yang diestimasi sama dengan covariance sample ( apakah model sesuai dengan data )

Diharapkan kecil 1 s/d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikasi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi – Square pada sample besar.

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi

tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi ( analog dengan R² dalam regresi berganda )

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan

terhadap DF

≥ 0,90

CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model

≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model.

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0, 94

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskr iptif Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis Kar akter istik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuesioner yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah ini.

a. J enis Kelamin

Dari 100 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 54 54%

2 Wanita 56 56%

100 100%

Sumber : Data diolah b. Usia

Dari 100 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui usia para responden yaitu pada tabel dibawah ini.

(64)

No Usia (Tahun) Jumlah Prosentase (%)

1 17 - 25 th 48 48%

2 26 – 35 th 20 20%

3 36 – 45 th 22 22 %

4 ≥ 45 th 10 10%

Total 100 100%

Sumber : Data diolah b. Peker jaan

Dari 100 responden yang menjawab kuesioner yang telah disebarkan dapat diketahui pekerjaan para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan.

No

Jenis Pekerjaan

Jumlah Prosentase (%)

1 Pelajar/mahasiswa 42 42%

2 Pegawai Negeri 11 11%

3 Pegawai Swasta 22 22%

4 Wiraswasta 12 12%

5 Lain- lain 13 13%

Total 100 100%

Sumber : Data diolah

(65)

Kualitas produk ( X ) merupakan sekumpulan ciri- ciri produk dan karakteristik dari barang dan jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam menjalankan fungsinya yang merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut- atribut lainnya dari produk tersebut guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut David A Garvin 1988 dalam Mowen ( 2001: 91 ) bahwa dimensi kualitas produk terdiri :

1. Daya Tahan Pr oduk ( X1 )

Daya tahan produk berkaitan dengan berapa lama atau umur produk yang bertahan sebelum produk harus diganti. Hasil tanggapan responden terhadap daya tahan produk ( X1) dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden mengenai Daya Tahan Produk (X1)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

(66)

62 responden atau 62%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 29 responden atau 29%. Dapat dilihat bahwa sebanyak 0 % responden menjawab sangat tidak setuju, kemudian 2 orang ( 2 % ) responden menjawab tidak setuju, kemudian sebanyak 29 ( 29 % ) responden menjawab ragu – ragu, kemudian sebanyak 62 ( 62 % ) responden menjawab setuju , dan yang terakhir sebanyak 7 ( 7 % ) responden menjawab sangat setuju. Artinya lebih banyak responden yang menjawab setuju bahwa Nokia memiliki kualitas yang cukup baik , dikarenakan 62 responden dari 100 responden menilai bahwa Nokia masih bisa bertahan dalam kurun waktu yang lama pasca waktu pembelian. Sedangkan 29 responden yang menjawab ragu- ragu diindikasikan bahwa pernyataan yang diberikan kurang spesifik dalam seberapa lamanya Nokia tersebut bertahan sehingga membuat responden lebih memilih jawaban ragu ragu karena mereka kurang mengerti .

2. Fitur Pr oduk ( X2 )

Fitur produk merupakan karakteristik produk yang dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Hasil tanggapan responden terhadap fitur produk ( X2 ) dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :

(67)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

Berdasarkan pada tabel 4.5 diketahui bahwa pernyataan “ Karakteristik desain dan operasi pada ponsel Nokia sudah sesuai dengan spesifikasi / standart yang anda harapkan” mendapatkan respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 58 responden atau 58 %, kemudian terbanyak kedua pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 30 responden atau 30 %. Dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju ( 0 % ), kemudian sebanyak 3 responden ( 3 % ) yang menjawab setuju , kemudian terdapat 30 responden ( 30 % ) yang menjawab ragu – ragu , kemudian sebanyak 58

(68)

3. Kiner ja Pr oduk ( X3 )

Kinerja produk berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Hasil tanggapan responden terhadap kinerja produk ( X3 ) dapat dilihat pada table 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kinerja Produk ( X3 )

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

(69)

optimal, sedangkan 35 ( 35 % ) responden yang menjawab dengan ragu – ragu diindikasikan bahwa masih banyak responden yang kurang paham dan mengerti dengan pernyataan yang diajukan. Setelah dianalisis responden yang menjawab ragu – ragu banyak yang berasal dari kalangan pelajar.

4. Estetika Pr oduk ( X4 )

Estetika produk merupakan daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik , model , atau desain yang artistik, warna, dan sebagaianya. Hasil tanggapan responden terhadap estetika produk dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Estetika Produk ( X4 )

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

(70)

bahwa tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju ( 0 % ) ,sedangkan yang memberikan jawaban tidak setuju sebanyak 5 responden ( 5 % ), dan yang memberikan jawaban setuju sebanyak 58 responden ( 58%), kemudian yang memberikan jawaban ragu- ragu sebanyak 30 responden (30%), dan yang terakhir yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 7 responden (7%). Artinya kebanyakan responden setuju dengan pernyataan ini , yaitu 58 responden dari 100 responden memberikan jawaban setuju bahwa Nokia memiliki desain yang menarik dan juga fleksibel sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini, sedangkan 30 responden yang menjawab ragu- ragu banyak berasal dari kalangan orang – orang yang berumur diatas 30 tahun, hal ini mengindikasikan bahwa kebanyakan dari orang- orang itu tidak terlalu memperhatikan mengenai bentuk atau desain dari Nokia itu sendiri melainkan hanya fungsionalnya sendiri dari Nokia.

4.1.3 Deskr ipsi Minat Beli ( Y )

Minat beli ( Y ) merupakan suatu harapan dalam batin konsumen yang

mencerminkan untuk melakukan suatu pembelian suatu jenis produk dengan merek dalam jangka waktu tertentu. Menurut Ferdinand ( 2006 : 242 ) bahwa indikator minat beli konsumen terdiri dari :

1. Intensitas Pencar ian Infor masi ( Y1 )

(71)

produk yang dicari informasinya. Orang yang selalu mencari informasi tentang produk merupakan suatu pertanda bahwa orang itu memiliki minat beli yang tinggi. Hasil tanggapan responden terhadap intensitas pencarian informasi dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.8 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Intensitas Pencarian informasi ( Y1 )

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

(72)

sebanyak 55 responden (55%), dan yang terakhir responden yang memberikan jawaban dengan sangat setuju sebanyak 8 responden (8%). Artinya sebagian besar responden, yaitu 55 responden dari 100 responden setuju bahwa seseorang akan memberikan rekomendasi yang positif terhadap orang- orang yang ada disekelilingnya agar menggunakan Nokia karena pengalamannya yang baik, sedangkan 30 responden yang memberikan jawaban ragu- ragu diindikasikan bahwa responden tersebut sudah mengetahui bagaimana ponsel Nokia itu sendiri dan mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan terhadap ponsel Nokia sehingga dia ragu untuk memberikan informasi kepada orang disekitarnya. Nokiapun adalah merek ponsel yang sudah sangat ternama sehingga banyak orang yang sudah mengetahui tentang Nokia , sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap minat seseorang untuk membeli.

2. Keinginan Segera Membeli ( Y2 )

Orang yang memiliki keinginan untuk segera membeli suatu produk dapat merupakan tanda bahwa seseorang itu memiliki minat beli yang tinggi. Hasil

Gambar

Table 1.1
Table 1.2
Tabel 1.3 Top Brand Index Handphone & Smartphone Tahun 2011
Gambar 2.1 sumber Swastha DH ( 1979 : 18 ) penerbit Akademi keuangan dan Bisnis (
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

sekarang untuk mencari pengaruh dimensi ekuitas merek yang terdiri kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek serta variabel bebas citra

Sementara faktor kondisi alam yang sangat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit DBD adalah frekuensi hari hujan karena bernilai positif yang berarti kenaikan 1

Permasalahan yang timbul dalam pembuatan roti manis dengan substitusi tepung labu kuning akan menghasilkan volume pengembangan roti manis akan menurun, sehingga roti manis

Penulisan laporan akhir ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya tetap dan biaya variabel dalam kegiatan produksi Pabrik Kemplang Matahari 222 Palembang, untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap terhadap eutanasia dengan tingkat religiositas pada mahasiswa Fakultas Kedok:teran. Penelitian ini

mengobati beberapa penyakit, salah satunya mencegah obesitas dan sangat baik untuk penderita diabetes mellitus (Ghufran, 2010: 173). Disamping dari manfaat kandungan gizi

Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, pada Pasal 34 dijelaskan bahwa Ombudsman dapat melakukan pemeriksaan ke objek pelayanan