• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI TEH GOPEK POJOK FISIP (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI TEH GOPEK POJOK FISIP (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI TEH GOPEK POJOK FISIP

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis Pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UPN “Veteran” Jawa Timur

OLEH :

M.S ANHAR ANSORI 1042010066

YAYASAN KESEJRAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ii

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI TEH GOPEK POJOK FISIP (STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL JAWA TIMUR)

SURABAYA

Oleh :

M.S ANHAR ANSORI 1042010066

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing utama

Dr. Eddy Poernomo,SE.MM NIP. 195408231984031001

Mengetahui, DEKAN

(3)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMENMEMBELI TEH GOPEK POJOK

(Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya)

Oleh :

M.S ANHAR ANSORI NPM. 1042010066

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 23 Mei 2014

Pembimbing Utama Tim Penguji:

1. Ketua

Dr. Eddy Poernomo, S.E, M.M Dr. Eddy Poernomo, S.E, M.M NIP 195408251984031001 NIP 195408251984031001

2. Sekretaris

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah TSA karena dengan segala nikmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Gopek Pojok FISIP (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembengunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur” dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. Eddy Poernomo, SE. MM selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak itu moril maupun matriil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, Msi selaku Ketua Progam Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

iii 4. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Bisnis maupun staf karyawan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Kedua orang tua dan saudara penulis serta keluarga di Lampung dan keluarga di Surabaya yang memberikan dukungan baik moril maupun materiil

6. Dan Pihak-pihak terkait yang tidak bisa di sampaikan satu per satu.

Kami sungguh sangat menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini terdapat keterbatasan dan kekurangan yang tidak di sengaja dalam penulisannya, maka penulis menerima saran dan kritik sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas penelitian ini dan di harapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penulis.

Surabaya, Mei 2014

(6)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….... ii

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Pemasaran... 8

2.2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 8

2.2.1.2 Konsep Strategi Pemasaran ... 9

2.2.1.3 Pengertian Strategi Pemasaran ... 11

2.2.2 Produk ... 12

2.2.2.1 Pengertian Produk ... 12

2.2.2.2 Penggolongan Produk ... 15

2.2.2.3 Proses Perencanaan Strategi Produk ... 16

2.2.2.4 Kualitas Produk ... 17

(7)

v

2.2.3.1 Pengertian Harga ... 21

2.2.3.2 Penetapan Harga ... 22

2.2.3.3 Pendekatan Umum Dalam Penetapan Harga... 25

2.2.3.4 Tujuan Penetapan Harga ... 26

2.2.3.5 Cara/Teknik/Metode Penetapan Harga ... 26

2.2.4 Keputusan Membeli ... 27

2.2.4.1 Pengertian Keputusan konsumen ... 27

2.2.4.2 Peranan Konsumen Dalam Keputusan Konsumen Pembelian ... 28

2.2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli ... 30

2.2.4.4 Jenis-jenis Tingkah laku Keputusan Pembelian 31 2.3 Kerangka Berfikir... 33

2.4 Hipotesis... 33

Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 35

3.1.1 Devenisi Operasional... 35

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 36

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sempel... 37

3.2.1 Populasi... 37

3.2.2 Sampel... 37

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel... 38

3.3 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 39

3.3.1 Jenis Data... 39

(8)

vi

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data... 39

3.4 Uji Validitas, Uji Rehabilitas, dan Uji Asumsi Klasik... 40

3.4.1 Uji Validitas... 40

3.4.2 Uji Rehabilitas... 40

3.4.3 Uji Asumsi Klasik... 40

3.5 Metode Analisis dan Uji Hipotesis... 41

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 41

3.5.2 Uji Hipotesis... 42

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan ... 46

4.1.1 Sejarah Singkat PT Gopek Cipta Utama ... 46

4.2 Penyajian Data ... 47

4.2.1 Data Umum ... 47

4.2.2 Diskripsi Hasil Tanggapan Responden ... 49

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 52

4.3.1 Uji Validitas ... 52

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 54

4.3.3 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.3.4 Regresi Linier Berganda ... 58

4.3.5 Pengujian Hipotesis ... 59

4.3.5.1 Analisis Secara Simultan (Uji F) ... 59

4.3.5.2 Analisis Secara Parsial (Uji t) ... 61

4.4 Pembahasan ... 64

4.4.1 Pembahasan Secara Simultan (Uji F) ... 64

(9)

vii Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 48

Tabel 4.2 Deskripsi Progam Studi Responden ... 48

Tabel 4.3 Deskripsi Angkatan Responden ... 49

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X1) ... 49

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga (X2) ... 51

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepusan Konsumen (Y) ... 52

Tabel 4.7 Uji Validitas variabel Kualitas Produk (X1) ... 53

Tabel 4.8 Uji Validitas variabel Harga (X2) ... 54

Tabel 4.9 Uji Validitas variabel Keputusan Konsumen (Y) ... 54

Tabel 4.10 Uji Variabel Kualitas Produk (X1), Harga (X2), Dan Keputusan Konsumen (Y) ... 55

Tabel 4.11 Uji Multikolinier ... 55

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

Tabel 4.13 Hasil Uji F ... 60

(11)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 33

Gambar 3.1 Daerah penerimaan dan penolakan untuk Uji F ... 44

Gambar 3.2 Daerah penerimaan dan penolakan untuk Uji t ... 45

Gambar 4.1 Uji Heteroskedasitas ... 56

Gambar 4.2 Uji Normalitas ... 58

Gambar 4.3 Uji F ... 61

Gambar 4.4 Kurva Distribui t Variabel X1 ... 63

(12)

Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan konsumen Membeli Teh Gopek Pojok Fisip

(Studi kasus mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

Oleh : M.S Anhar Ansori

NPM. 1042010066

ABSTRAKSI

Teh merupakan salah satu minuman yang sangat digemari oleh seluruh kalangan mulai dari remaja, dewasa hingga orang tua. Beberapa perusahaan teh berkompetisi untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Melihat perkembangan teh di Indonesia yang semakin meningkat produsen mulai mencari inovasi terbaru dengan menciptakan teh beraneka rasa. Teh Gopek merupakan salah satu perusahaan Teh wangi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan konsumen membeli Teh gopek pojok FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penilaian pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan membeli teh diukur dengan skala likert dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada 97 responden yang berada pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa TImur. Variabel yang digunakan untuk mengukur produk teh adalah variabel kualitas produk dan variabel harga.

Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui keputusan konsumen membeli teh adalah menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel kualitas produk dan variabel harga terhadap keputusan konsumen membeli teh gopek.

(13)

Effect of Product Quality and Price Of Consumer Buying Decision Gopek Tea Corner Fisip

(Case study student at the Faculty of Social and Political Sciences University of National Development "Veteran" East Java)

By:

M.S Anhar Ansori NPM. 1042010066

ABSTRACT

Tea is one drink that is very popular with all parties ranging from teenagers, adults to the elderly. Some tea companies compete to gain the trust of the public.

Seeing the development of tea in Indonesian increasing producers began looking for the latest innovations to create a variety of tea flavors. Gopek tea is one of the fragrant tea. The purpose of this study was to determine the effect of product quality and price on consumer purchase decisions Tea Gopek corner FISIP University National Development "Veteran" East Java.

This study used quantitative research methods. Impact assessment of product quality and price on purchase decisions tea measured using a Likert scale questionnaire was distributed to 97 respondents who are in the Faculty of Social and Political Sciences UPN "Veteran" East Java. The variables used to measure the quality of tea products is variable and variable price product.

Data analysis methods used to determine the consumer's decision to buy tea is using multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that there is a significant influence on product quality variables and the variable price to the consumer's decision to buy tea Gopek.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dalam dunia perekonomian dan taraf hidup masyarakat bertambah maju, maka kebutuhan masyarakat menjadi lebih banyak serta menginginkan produk-produk yang berkualitas tinggi. Hal ini memaksa perusahaan untuk mengadakan perbaikan dan perkembangan terhadap hasil produk, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga suatu keputusan dapat tercapai sesuai harapannya.

Pelaksanaan pemasaran sangat penting bagi perusahaan terutama dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, di mana sangat berpengaruh dalam kegiatan marketing. Melalui pemasaran, hasil produksi dapat diperkenalkan dan dibeli oleh konsumen. Apabila hasil produksinya baik, dapat menimbulkan kepuasan di hati konsumen maka mereka jadi langganannya.

(15)

2 menciptakan permintaaan yang lebih besar untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan.

Pada dasarnya produk-produk yang ditawarkan atau dijual oleh produsen dan dibeli konsumen adalah untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Oleh karena itu, para konsumen akan memilih barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan yang di harapkan. Konsumen sebagai sasaran pemasaran produk perusahaan, sehingga senantiyasa menentukan sendiri apa yang ingin dibeli dan dikonsumsinya.

(16)

3 Kualitas produk merupakan kemampuan yang bisa dinilai dari suatu merk dengan berbagai manfaat dan keunggulan suatu produk. Kualitas produk disini dapat dijadikan pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk, yaitu dalam memperhatikan mutu, penampilan, keekonomisan, keamanan dan mudah untuk mendapatkannya. Sedangkan harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Harga disini dapat membantu para konsumen memutuskan untuk membeli produk yang diinginkan.

Persepsi konsumen atas kualitas produk dan harga dimana konsumen mempersepsiakan produk yang akan dibelinya, produk tersebut harus memiliki suatu kualitas yang baik dan bermanfaat serta mutu yang baik, sehingga produk yang dihasilkan oleh produsen dapat dapat mencapai target sesuai menajemen yang sudah ditetapkan.

Manajemen pemasaran memiliki peran yang sangat penting dan dengan memahami secara mendalam tentang elemen-elemen pemasaran, maka dapat disusun dan ditetapkan strategi pemasaran yang tepat. Adapun elemen-elemen penting yang terdapat pada pemasaran adalah harga, produk, promosi, dan saluran distribusi, dimana elemen tersebut sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian produk perusahaan. Demikian pula dengn industri-industri teh yang ada.

(17)

4 cukup baik karena produk ini termasuk barang yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Perusahaan- perusahaan pesaing yang di anggap merupakan pesaing sejenis yang dianggap merupakan pesaing potensial diantaranya adalah perusahaan Teh 2 Tang dan Perusahaan Teh Sosro. Kedua perusahaan ini mempunyai lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi perusahaan Teh Gopek dan sudah dulu dikenal oleh masyarakat. Dilihat dari beberapa artikel di www.wordpress.com dan www.google.com Teh Gopek masih kalah bersaing dengan kedua perusahaan tersebut. Sekarang ini konsumen semakin pandai dalam memilih produk, karena itu perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya. Setiap perusahaan berusahan menampilkan kualitas produk dari perusahaan pesaing dengan cara menaikan kualitas produk yang dihasilkan.

Tuntutan untuk dapat memahami prilaku konsumen dalam upaya meningkatkan volume penjualan merupakan konsekuensi logis implementasi dari konsep pemasaran. Berbagai kelebihan dan rasa produk yang baik akan memberikan kepuasan pada konsumen.

(18)

5 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Apakah kualitas produk dan harga secara simultan mempengaruhi keputusan konsumen membeli teh gopek pojok FISIP pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur??

2. Apakah kualitas produk dan harga secara parsial mempengaruhi keputusan konsumen membeli teh gopek pojok FISIP pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur??

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan maslah diatas mak tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli teh gopek pojok FISIP pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga secara parsial terhadap keputusan konsumen membeli teh gopek pojok FISIP pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

1.4 Manfaat penelitian

(19)

6 Hasil penelitian dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pembendaharan perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “veteran” jawa timur Surabaya dan hasil ini diharapkan dapat dijadikan referensi ilmiah bagi peneliti lain dalam menyusun karya tulis.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Rosvita Dua lembang (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II Universitas Diponego). Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap Teh Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi, hal ini berarti keputusan pembelian dipengaruhi oleh variable kualitas produk, harga, promosi, dan cuaca, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variable- variable lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(21)

8 analisis terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif yang digunakan adalah uji validitas dan reabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, serta analisis koefisien determinasi (R2). Analisis kualitatif merupakan interpretasi dari data-data yang diperoleh dalam penelitian serta hasil pengolahan data yang sudah dilaksanakan dengan memberikan keterangan dan penjelasan. Dari hasil penelitian didapat bahwa variabel produk dan harga berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. 2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pemasaran

2.2.1.1 Pengertian pemasaran

Menurut Kotler (2003 : 9), marketing is a societal process by which individuaals and groups obtain what they need and want through creating,

offering and freely exchanging product and service of value with other.

Pemasaran merupakan salah satu fungsi suatu organisasi yang berperan memusatkan kegiatan organisasi dalam hubungannya dengan pasar. Kegiatan tersebut diupayakan untuk memberikan kepuasan bagi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui produk yang dihasilkan perusahaan.

(22)

9 Sedangkan menurut Maynard dan Becman dalam bukunya principle of marketing yang dikutip oleh Alma (2002 : 1) menyatakan bahwa marketing atau pemasaran berarti segala usaha yang meliputi menyalurkan barang dan jasa dari sector produksi ke sector konsumen.

Dari ke tiga definisi diatas penelitian dapat menarik kesimpulan bahwa marketing atau pemasaran adalah keseluruhan kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan untuk merencanakan menentukan harga, mempromosikan serta menyalurkan barang dan jas yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan konsumen.

2.2.1.2Konsep Strategi Pemasaran

Konsep strategi pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan didalam penetapan arah didalam bisnis dimana dinyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia mudah didapatkan di banyak tempat dan murah harganya. Menurut Alma (2000 : 158) konsep strategi yang dapat dikontrol dan strategi pemasaran yang tidak dapat dikontrol.

Adapun konsep strategi pemasaran yang dapat dikontrol adalah :

1. Keadaan Persaingan

(23)

10 2. Perkembangan Teknologi

Kapan akan muncul teknologi baru yang memperbaiki proses produksi baik dari segi efisiensi maupun dari model sulit di duga. Untuk mengatasi hal ini pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru yang lebih cepat dari saingannya yang lain. Namun dalam hal ini juga ada resiko, teknologi yang baru muncul akan disusun oleh teknologi lain yang lebih canggih. Oleh sebab itu perlu pertimbangan yang matang.

3. Perubahan Demografi

Dengan adanya perubahan secara berkala atau berperiodik yang diakibatkan oleh sebab akibat yaitu suatu misal adanya progam keluarga berencana maka laju pertumbuhan penduduk akan ditekan. Hal ini berpengaruh terhadaap volume penjualan barang-barang tertentu, terutama barang-barang kebutuhan sehari-hari.

4. Kebijakan Politik dan Ekonomi

(24)

11 5. Sumber Daya Alam

Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit diramalkan kapan berkurang atau ditemukan sumber-sumber yang baru. Hal ini berpengaruh kepada pemakaian dalam penjualan sehingga akan berpengaruh kurang baik terhadap produsen atau industry tersebut.

2.2.1.3 Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh W. Y. Stanton yang diterjemahkan oleh Lamarto dan Sadu Sundaya (2009 : 10) pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :

1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.

(25)

12 produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.

3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat 2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan

sosial/budaya.

2.2.1 Produk

2.2.2.1Pengertian Produk

Menurut Tjiptono (2000 : 95) produk merupakan kegiatan yang dilakukan didalam menciptakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan , diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai kebutuhan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subjektif dan produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuai dengan kompeten dan kapasitas organisasi serta daya beli.

(26)

13 1. Need family yaitu seluruh kebutuhan inti dasar yang membentuk produk

family. Contoh rasa aman.

2. Produk family yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebuthan inyi atau dasar dengan tingkat efektifitas yang memadai. Contoh tabungan, dan penghasilan.

3. Kelas produk yaitu sekumpulan produk didalam produk family yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu misalnya instrument financial.

4. Lini produk yaitu sekumpulan produk didalam kelas produk yang berhubungan erat. Contohnya sasuransi jiwa. Hubungan yang erat ini bias dikarenakan salah satu dari empat factor berikut:

a. Fungsinya sama

b. Dijual kepada kelompok konsumen

c. Dipasarkan melalui seluruh distribusi yang sama d. Harganya berada dalam skala yang sama

5. Tipe produk yaitu item-item yang dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dan sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Misalnya asuransi jiwa bejangka.

(27)

14 7. Item yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut pila stockeping unit atau varian produk. Misalnya asuransi jiwa bumiputera yang diperbaruhi.

Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat apa yang akan diberikan oleh produk yang ditawarkan untuk menciptakan suatu keputusan untuk membeli maka manfaat yang ingin ditawarakan atas produk tersebut hendaknya dipenuhi oleh kualitas produk yang baik. Kualitas atau mutu produk menunjukan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Jadi untuk menarik perhatian konsumen produk yang dihasilkan tidak hanya menampilkan penampilan dari produk tersebut tetapi hendaknya merupakan produk yang simple, aman dan terjangkau.

Menurut Kotler (2002 : 22) produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah objek fisik, jasa, barang, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

(28)

15 2.2.2.2Penggolongan Produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi. Produk digolongkan kedalam 2 golongan yaitu produk yang berwujud dan produk yang tidak berwujud. Produk yang berwujud disebut barang, sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa.

Produk yang dihasilkan perusahaan dapat digolongkan kedalam dua golongan besar ditijau dari pemakaiannya. Menurut Tjiptono (2001 : 98) klasifikasi produk adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan daya tahan produk

a. Barang tahan lama yaitu barang yang berwujud yang biasanya untuk dipakai dalam waktu yang lama, misalnya alat perlengkapan rumah tangga

b. Barang tidak tahan lama yaitu barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi satu kali pakai, misalnya makanan atau minuman.

c. Jasa yaitu produk yang tidak berwujud berupa layanan yang dibutuhkan konsumen. Diutamakan harus menjaga mutu, kredebilitas perusahaan pemberi jasa dan mudah menyesuaikan perkembangan, misalnaya salon kecantikan, rumah sakit dan sebagainya.

2. Berdasarkan tujuan penelitian

(29)

16 sendiri guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam pembelian barang jenis ini banyak unsure emosional dari pada unsure rasionalnya. Dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Barang kebutuhan pokok adalah barang kebutuhan sehari-hari dimana konsumen dapat membelinya di sembarang tempat penjualan dan pada setiap saat dan waktu. Misalnya beras, sabun dan lain-lain.

2. Barang pelengkap adalah baranag yang perlu pertimbangkan masak-masak saat ingin mebelinya. Misalnya alat elektronik

3. Barang mewah adalah barang yang dibeli pada tingkat tertentu saja dan hanya ada pada tempat-tempat khusus saja. Misalnya mobil

b. Barang industri yaitu barang yang dibeli untuk proses industri lanjut untuk kepentingan industri, konsumen dari barang ini biasanya para produsen atau lembaga-lembaga lain.

2.2.2.3Proses Perencanaan Strategi Produk

Menurut Tjiptono (2001 : 103) proses perencanaan strategi produk meliputi beberapa langkah yaitu:

(30)

17 2. Penentuan tujuan produk. Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,

produk yang dihasilkan perusahaan dimaksud pila untuk memenuhu kebutuhan perusahaan. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan apakah produk yang dihasilkan dapat memberkan kontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan.

3. Penentuan sasaran pasar atau produk. Perusahaan dapat melayani pasar secara keseluruahan ataupun melakukan segmentasi. Dengan demikian, alternative yang dipakai adalah produk standar, coztumize product, maupun produk standar yang dimodifikasi.

4. Penentuan anggaran. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan anggaran. Anggaran ini bias bermanfaat sebagai alat perencanaan, koordinasi, sekaigus pengendalian.

5. Penetapan strategi produk. Dalam tahap ini, alternatif-alternatif strategi produk dianalisis dan dinilai keunggulan dan kelemahannya, kemudian dipilih yang paling baik dan layak untuk kemudian diterapkan. Strategi produk yang dapat dipilih akan dibahas pada bagian tersenditi.

6. Evaluasi pelaksanastrategi. Aktivitas yang terahir, adalah evaluasi atau penilaian terhadap pelaksanaan rencana yang telah disusun.

2.2.2.4Kualitas Produk

(31)

18 pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Menurut Kotler (2005 : 49) Kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil / kinerja yang sesuai atau melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan. Sedangkan Garvin yang dikutip oleh Gaspersz, untuk menentukan kualitas produk, dapat dimasukkan ke dalam 6 (enam) dimensi, yaitu :

1. Performance; berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan

merupakan karakterisitik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

2. Feature; karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk

menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

3. Reliability; berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang

berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

4. Conformance; berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang

ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.

(32)

19 6. Service Ability ; karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan ,

kompetensi kemudahan dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

7. Aesthetic ; karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika

yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

8. Fit and Finish ; karakteristik yang bersifat subyektif yang berkaitan dengan

perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk sebagai produk yang berkualitas.

Pengertian kualitas sangat beraneka ragam. Menurut Boetsh dan Denis yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2002 : 6) : Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,jasa,manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendapat diatas dapat dimaksudkan bahwa seberapa besar kualitas yang diberikan yang berhubungan dengan produk barang beserta faktor pendukungnya memenuhi harapan penggunanya. Dapat diartikan bahwa semakin memenuhi harapan konsumen, produk tersebut semakin berkualitas.

Relevan dengan pendapat diatas, Clark mendefinisikan kualitas sebagai ” how consistenly the product or service delivered meets or exceeds the customer’s

(internal or eksternal) expectation and needs” (seberapa konsisten produk atau

(33)

20 Sedangkan Stevenson mendefinisikan kualitas sebagai ” the ability of a product or service to consistently meet or exceed customer expectations”

(kemampuan dari suatu produk atau jasa untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan).

Dengan kata lain, meskipun menurut produsennya, barang yang dihasilkannya sudah melalui prosedur kerja yang cukup baik, namun jika tetap belum mampu memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh konsumen, maka kualitas barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen tersebut tetap dinilai sebagai suatu yang memiliki kualitas yang rendah. Disamping harus mampu memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh konsumen, baik buruknya kualitas barang yang dihasilkan juga dapat dilihat dari konsistensi keterpenuhan harapan dan kebutuhan masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa kualitas tersebut hendaknya dinilai secara periodik dan berkesinambungan sehingga terlihat konsistensi keterpenuhan standar diatas.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk dapat menentukan kepuasan pelanggan yang berhubungan dengan harapan dari pelanggan itu sendiri terhadap kualitas produk yang dirasakannya. Sedangkan menurut Stevenson, dimensi kualitas produk adalah sebagai berikut :

(34)

21 2. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

3. Special features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. 4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

5. Reliability, hal ini yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

6. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.

7. Perceived Quality, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.

8. Service ability, berkaitan dengan penanganan pelayanan purna jual, seperti penanganan keluhan yang ditujukan oleh pelanggan.

2.2.3 Harga

2.2.3.1Pengertian Harga

(35)

22 dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta pelayanannya. Sedangkan pendapat Rymond Corey dalam Hermawan Kertajaya (2007:93) harga ialah estimasi penjual terhadap arti dari para pembeli potensial, serta menyadari opsi lain yang dimiliki pembeli atas pemenuhan kebutuhan dari produk yang bisa memuaskannya. Menurut Buchari Alma (2002:169) mendefinisikan harga sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.

Menurut George. E. Cressman dikutip dari tulisan Kent B. Monroe (2006:5) menyatakan “Price as the amount of money we must sacrifice to aqure something we desire. Price as a formal ratio indicating the quantities of money

needed to acquire a given quantity of goods or service.” Sementara itu, menurut

R.S.N. Pillai dan Bagavathi (2002:144) menyatakan price may be defined as exchange of good and service in terms of money. Pernyataan tersebut

didefinisikan harga sebagai pertukaran barang atau jasa kedalam satuan uang. Tokoh asing lainya memandang harga dilihat dari sudut pandang konsumen, yaitu Kotler dan Amstrong (2008:1) “Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atas jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut”.

2.2.3.2 Penetapan Harga

(36)

23 persaingan, keadaan pasaran, dan kualiti produk. Penentuan harga juga merupakan pembolehubah utama dalam teori peruntukan harga mikro ekonomi. Penentuan harga adalah aspek dasar pemodelan kewangan dan adalah salah satu dari "empat P" campuran pemasaran. Tiga aspek lain adalah barangan, promosi dan tempat. Harga merupakan satu-satunya unsur menjana hasil dalam empat P ini, yang lain adalah pusat kos.

Harga adalah proses dilakukan dengan tangan atau automatik mengunakan harga untuk membeli dan pesanan jualan, berasaskan faktor seperti: a fixed amount, quantity break, promotion or sales campaign, specific vendor quote,

price prevailing on entry, shipment or invoice date, combination of multiple

orders or lines, and many others. Automated systems require more setup and

maintenance but may prevent pricing errors. The needs of the consumer can be

converted into demand only if the consumer has the willingness and capacity to

buy the product. Thus pricing is very important in marketing. Dalam sejarah harga

merupakan faktor penting yang mempengaruhi pilihan pembeli. Tetapi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini faktor non-harga menjadi semakin penting dalam tingkah laku pembeli dalam memilih barang.

(37)

24 yang penanganannya kurang baik dalam menetapkan harga. Kesalahan yang umum dilakukan adalah :

1. Penetapan harga yang terlalu memperhatikan biaya.

2. Harga yang tidak direvisi cukup sering sesuai perubahan pasar.

3. Harga yang tidak memperhitungkan bauran (mix) pemasaran yang lain. 4. Tidak adanya variasi harga untuk produk, segmen pasar,dan kesempatan

pembelian yang berbeda.

Walaupun faktor non-harga semakin besar dalam proses pemasaran modern, namun harga tetap merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah :

1. Faktor internal, yang terpenting adalah sasaran pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya. Walaupun penetapan harga dipengaruhi juga oleh manager produksi, manager keuangan dan akuntasi. Namun karena begitu pentingnya, persetujuan akhir penetapan harga ada pada management puncak sesuai harga yang diusulkan.

(38)

25 Persepsi konsumen terhadap harga dengan nilai produk, dapat menentukan apakah dalam menetapkan harga sudah tepat atau belum. Jika harga lebih tinggi ketimbang dari nilai produk, maka konsumen tidak akan membeli produk tersebut.

Harga produk pesaing juga mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang sejenis. Kita harus cermat memantau penetapan harga dan mutu produk semua pesaing kita. Ini sebetulnya adalah titik awal kita untuk menetapkan harga sendiri.

2.2.3.3 Pendekatan Umum Dalam Penetapan Harga

Menurut Kotler (2001 : 439) Pendekatan umum dalam penetapan harga ada 3 yaitu :

1. Penetapan harga berdasarkan biaya. Yaitu berdasarkan penetapan harga cost plus, analisis titik impas, dan berdasarkan penetapan laba yang diinginkan. 2. Penetapan harga berdasarkan nilai. Ini menggunakan persepsi nilai pembeli,

bukan struktur biaya penjual untuk penetapkan harga.

(39)

26 Mengingat begitu ketatnya persaingan, jika kita menganut baur pemasaran artinya banyak produk atau banyak segmen pasar, saya sarankan dalam menetapkan harga suatu produk tidaklah harus selalu untung untuk semua produk, ingat penetapan harga secara persaingan. Bisa saja dua atau tiga produk yang umum, yang selalu menjadi alat pembanding oleh konsumen ditetapkan dengan harga tidak ada labanya atau labanya minim atau jauh dari harga pesaing, namun sebaliknya banyak juga produk lain yang penetapan harganya bisa mendapatkan laba berlipat-lipat sesuai dengan kebutuhan konsumen atau kelangkaan produk. Sehingga terjadi subsidi silang dari laba yang didapat.

2.2.3.4 Tujuan Penetapan Harga

Adapun tujuan penetapan harga menurut Indriyo Gitosudarmo (2008 : 232) sebenarnya ada bermacam-macam yaitu :

1. Mencapai target pengembalian investasi atau tingkat penjualan neto suatu perusahaan.

2. Memaksimalkan profit

3. Alat persaingan terutama untuk perusahaan sejenis 4. Menyeimbangkan harga itu sendiri.

2.2.3.5 Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk

(40)

27 1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach) Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach).

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

2.2.4 Keputusan Membeli

2.2.4.1 Pengertian Keputusan Konsumen

(41)

28 1. Pengenalan masalah,

2. pencarian informasi. 3. Evaluasi alternatif,

4. Keputusan membeli atau tidak, 5. Perilaku pasca pembelian.

Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang

dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. 2.2.4.2 Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Menurut Basu Swastha dan Handoko (2003 : 11) berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

(42)

29 3. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang

dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang sesuai dengan pembeli. Dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:

1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.[1]

(43)

30 3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.[1] Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.

5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

2.2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli

(44)

31 1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri

manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.

4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

2.2.4.4 Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian

Tingkah laku keputusan konsumen pembelian sangat berbeda untuk masing-masing produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 177), tingkah laku keputusan pembelian terbagi menjadi emapat jenis, yaitu :

1. Tingkah laku membeli yang kompleks.

(45)

32 berarti di antara merek. Konsumen mungkin amat terlibat kalau produknya mahal, beresiko, jarang dibeli, dan amat mencerminkan citra diri. Pada umumnya, banyak yang harus dipelajari konsumen mengenai kategori produk. Misalnya, seorang pembeli computer pribadi mungkin tidak mengetahui atribut apa yang harus dipertimbangkan.

2. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

Tingkah-laku-membeli yang mengurangi ketidak cocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli, dan beresiko, tetapi melihat sedikit perbedaan di antara merek. Misalnya, konsumen yang membeli karpet mungkin menghadapi keputusan dengan keterlibatan tinggi karena karpet mahal harganya dan mencerminkan citra diri.

3. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan.

Tingkah-laku-membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Misalnya, garam. Konsumen sedikit dilibatkan dalam kategori produk ini mereka hanya perlu ke toko dan mengambil merek pilihannya.

4. Tingkah laku membeli yang mencari variasi.

(46)

33 merek. Misalnya, kalau membeli kue kering, seorang konsumen mungkin mempunyai beberapa keyakinan, memilih suatu merek kue kering tanpa banyak evaluasi, kemudian mengevaluasi merek itu ketika mengkonsumsi.

2.3 Kerangka Berfikir

Dalam mempelajari, menganalisis dan memahami konsumen diperlukan suatu kerangka pemikiran yang diharapkan dapat membantu dalam penyusunan suatu strategi pemasaran yang aplikatif terhadap kondisi faktual di lapangan. Kerangka pemikiran ini didasarkan pada perpaduan model-model perilaku konsumen yang diajukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, serta berbagai teori-teori pendukung lain yang berkaitan. Adapun deskripsi kerangka pemikiran selengkapnya disajikan seperti pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis

1. Di duga secara simultan kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli teh gopek pojok FISIP pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

Keputusan Konsumen ( Y )

Harga (X2)

(47)
(48)

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan bagaimana variable penelitian dapat diukur, sedangkan variable penelitian diukur dari pernyataan responden yang diperoleh dari kuisioner yang diedarkan, yang dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Kualitas Produk (X1)

Produk (X1) merupakan barang yang ditawarkan pada konsumen untuk diambil manfaatnya. indikatornya adalah:

1. Rasanya yang enak 2. Aroma

3. Warna

2. Harga (X2)

Merupakan tanggapan responden mengenai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu produk yang ditawarkan, indikatornya adalah:

1. Keterjangkauan harga

(49)

36 3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

3. Keputusan konsumen membeli ( Y )

Adalah suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen untuk membeli, mengidentifikasi, mengevaluasi, indikatornya adalah:

1. Kepercayaan terhadap suatu produk

3.1.2 Pengukuran Variabel

Cara pengukuran menggunakan skala likert atau dengan menggunakan penilaian sebagai berikut:

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Cukup = 3

Kurang setuju = 2

Sangat Tidak setuju = 1

(50)

37 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Sugiono (2006 : 90 ) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang membeli teh gopek pojok fisip pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur tahun 2014.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiono, 2006 : 91 ). Untuk menentukan jumlah sempel yang tidak diketahui populasinya (unknown population) dengan tingkat kesalahan 5% menggunakan rumus sebagai berikut :

=

e�2σ

2

...Ridwan (2007 : 316)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

(51)

38

� = Standart deviasi

e = Tingkat kesalahan

Maka :

=

e�2σ

2

=

(1,960) .(0,25)

.05

2

= 96,04 =

97

Karena jumlah sampel yang belum diketahui maka penulis mengambil jumlah sampel yang ditetapkan sejumlah 97 responden.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sempel

Menurut Sugiyono (2005:73), sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :

1. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2. Pernah mengkonsumsi teh gopek

(52)

39 3.3 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Anwar, 2001: 91). Dalam hal ini adalah kuisiner yang telah disebarkan pada konsumen membeli Teh Gopek.

3.3.2 Sumber Data

Semua data penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada responden yaitu mahasiswa yang membeli teh gopek diwilayah Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

(53)

40 3.4 Uji Validitas, Uji Rehabilitas, dan Uji Asumsi Klasik

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakuakan untuk mengukur seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Perhitungan mengenai uji validitas, digunakan bantuan program staristik SPSS 16.00 for windows. Jika r hasil positif, maka butir atau variable tersebut valid (Singgih Santoso, 2000).

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsisteni suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alpha dengan menggunakan metode alpha cronbach’s. nilai alpha yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan nilai batas reliabilitas minuman, yaitu 0,5.

3.4.3 Uji Asumsi Klasik

(54)

41 1) Uji Multikolenearitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolenearitas digunakan uji VIF (Variance inflation factor) apabila nilai VIF < 10 tidak terjadi multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan nilai korelasi masing-masing variable bebas dengan residual lebih kecil dari r table (P>0,05).

3) Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menghetahui apakah data sebaran normal atau tidak, bila P< 5% maka distribusi tidak normal

3.5 Metode Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam hal ini penulis mengemukakan variable bebas lebih dari satu, maka dari itu untuk mengetahuan bagaimana variable bebas (X1, X2) dengan variable

terikat (Y) (Djarwanto, 2001 : 186), persamaan regresi linier berganda tersebut adalah :

Y = a + b1 X1 + b2X2 + e

(55)

42 Y = Keputusan kembali

X1 = Kualitas Produk

X2 = Harga

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi

e = Standart Error

3.5.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari uji simultan (Uji F) dan Uji parsial (Uji t).

a. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Sugiyono (2005:190), analisa uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikan dari hubungan semua variable bebas secara bersama-sama terhadap variable terikat dengan menggunakan rumus uji , yaitu:

F

hitung = � �/

(�−��) / (�−�−�)……….. Sugiono, 2003 : 190

Dimana =

(56)

43 R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Hepotesis:

1. H0 : β1 = β2 = 0, berarti X1,X2 secara simultan atau secara bersama-sama

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli.

2. Hi : β1 ≠ β2 ≠ 0, berarti X1,X2 secara simultan atau secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli.

Level of significant : a = 0,05 (5%)

Nilai kritis dengan menentukan : df = (n-k-1), dimana df = derajat bebas, n = jumlah pengamatan, k = jumlah variabel.

Criteria pengujian yang dipakai dalam F hitung adalah :

1. H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel maka variable bebas secara bersama-sama

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat.

2. H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel maka variable bebas secara bersama-sama

(57)

44 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

Gambar 3.1 daerah penerimaan dan penolakan untuk Uji F

b.Uji Parsial (Uji t)

menurut sugiyono (2005: 177), Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variable bebas (X) secara parsial terhadap variable terikat (Y) mempunyai pengaruh signifikan, maka digunakan rumus t hitung yaitu:

ℎ��

=

��

(

)

……….. Algifari 2000 : 19

dimana :

t : adalah besarnya nilai thitung

bi : adalah koefisien regresi variable bebas ke i

SE (bi) : adalah standart error dari koefisien bi

Hipotesis :

1. H0 : β1= β2 = 0 , berarti variable bebas secara parsial atau masing-masing tidak

(58)

45 2. Hi : β1 ≠ β2 ≠ 0, berarti variable bebas secara parsial atau masing-masing

berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikat.

Adapun kriterianya adalah :

1. H0 diterima apabila -ttabel ≤ thitung≤ ttabel, maka variabel bebas secara parsial

atau masing-masing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. H0 ditolak apabila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka variabel bebas

secara parsial atau masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

-t tabel 0 t tabel

(59)

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT Gopek Cipta Utama

PT. Gopek Cipta Utama adalah sebuah perusahaan yang memproduksi Teh wangi. Perusahaan teh gopek pertama kali didirikan pada tahun 1940 di daerah Pekalongan Jawa Tengah dan waktu itu usaha ini masih bersifat industri rumah tangga. Nama Gopek sendiri jika dijabarkan mempunyai arti “Go” adalah Lima dan “Pek” adalah nama keluarga. Jadi “Gopek” berarti milik lima bersaudara. Teh gopek juga sering dikenal sebagai teh cangkir.

Tujuan semula Perusahaan Teh Gopek hanyalah sekedar mencari tambahan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarganya. Seiring berjalannya waktu perusahaan teh ini semakin berkembang dengan pesat hingga akhirnya diputuskan untuk pindah ke daerah Slawi dengan berbagai pertimbangan.

(60)

47 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

4.1.2.1 Visi

Mengutamakan agar produk-produknya dapat sampai pada konsumen dimanapun mereka berada.

4.1.2.2 Misi

1. Membangun merk Gopek sebagai merek teh yang alami, berkualitas, dan unggul.

2. Membangun dan memimpin jaringan distribusi.

3. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan.

4. Memberikan kepuasan kepada para pelanggan.

4.2 Penyajian Data

Data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diambil langsung dari responden dengan alat kuisioner. Dan data tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang berisi tentang data umum indentitas responden dan data variable penelitian ini.

4.2.1 Data Umum

Data umum atau gambaran secara umum indentitas responden (mahasiswa yang mengkonsumsi teh gopek pojok FISIP di UPN “Veteran” Jawa Timur) dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan angkatan.

1. Diskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin

(61)

48 Tabel 4.1

Deskripsi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)

Laki-laki 34 35.1%

Perempuan 63 64.9%

Total 97 100%

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan berjumlah 63 orang atau 64.9%, sedangkan yang responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 34 orang atau 35.1%.

2. Diskripsi Responden Menurut Progam Studi

Progam Studi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 : Tabel 4.2

Diskripsi Progam Studi Responden

Progam Studi Jumlah Responden Persentase (%)

Ilmu Administrasi Bisnis 28 28.8%

Ilmu Administrasi Negara 21 21.7%

Ilmu Komunikasi 32 33%

Ilmu Hubungan

Internasional 16 16.5%

Total 97 100%

Sumber : Lampiran 2

(62)

49 3. Diskripsi Responden Menurut Angkatan

Diskripsi responden menurut angkatan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3

Deskripsi Angkatan Responden

Angkatan Jumlah Responden Persentase (%)

2010 14 14.4%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang paling sedikit adalah mahasiswa angkatan 2010 yaitu berjumlah 14 orang atau 14.4%, dan untuk responden terbanyak adalah mahasiswa angkatan 2013 yaitu berjumlah 35 orang atau 35.1%.

4.2.2 Diskripsi Hasil Tanggapan Responden

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi operasional variable dalam penelitian ini antara lain Kualitas Produk (X1), Harga (X2), dan Keputusan Konsumen Membeli (Y). Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang nilai berupa rata-rata dari jawaban responden atas angket atau kuisioner, yang ditunjukan sebagai berikut :

(63)

50 Tabel 4.4

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X1)

No Indikator Skor Total Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui data masing-masing indikator (X1) sebagai berikut :

1. Untuk indikator rasanya yang enak jawaban responden paling banyak adalah pada skor 4 yaitu sebesar 54 responden dengan presentase 55.6% sedangkan yang paling sedikit adalah untuk skor 1 yaitu tidak ada yang menjawab dengan presentase 0%.

2. Untuk indikator aroma, jawaban responden paling banyak adalah pada skor 4 yaitu sebesar 46 responden dengan presentase 47.4% sedangkan yang paling sedikit adalah untuk skor 1 yaitu tidak ada yang menjawab dengan presentase 0%.

3. Untuk indikator warna jawaban responden paling banyak adalah pada skor 3 yaitu sebesar 40 responden dengan presentase 41.3% sedangkan yang paling sedikit adalah untuk skor 1 yaitu 1 responden yang menjawab dengan presentase 1%.

2. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variable Harga (X2)

(64)

51 tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variable Harga (X2)

No Indikator Skor Total Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui data masing-masing indikator (X2) sebagai berikut :

1. Untuk indikator keterjangkauan harga dari jawaban responden paling banyak adalah pada skor 4 yaitu sebesar 45 responden dengan presentase 46.4% sedangkan yang paling sedikit adalah untuk skor 1 yaitu tidak ada yang menjawab dengan presentase 0%.

2. Untuk indikator kesesuaian harga dengan manfaat dari jawaban responden paling banyak adalah pada skor 4 yaitu sebesar 45 responden dengan presentase 46.4% sedangkan yang paling sedikit adalah untuk skor 1 yaitu tidak ada yang menjawab dengan presentase 0%.

(65)

52 dengan presentase 55.6% sedangkan yang paling sedikit adalah untuk skor 1 yaitu tidak ada yang menjawab dengan presentase 0%.

3. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Konsumen (Y)

Hasil tanggapan responden terhadap variabel keputusan konsumen (Y) dapat dilihat dari tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil tanggapan responden terhadap variable keputusan konsumen (Y)

No Indikator Skor Total Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui data masing-masing indikator (Y) sebagai berikut :

1. Untuk indikator kepercayaan terhadap suatu produk jawaban responden paling banyak adalah pada skor 4 yaitu sebesar 55 responden dengan presentase 56.7% sedangkan yang paling sedikit adalah untuk skor 1 yaitu tidak ada responden yang menjawab dengan presentase 0%.

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji Validitas

(66)

53 Uji validitas ditunjukan pada 3 pertanyaan yang terdapat pada variable produk, 3 pertanyaan yang terdapat pada variable harga, dan 4 pertanyaan yang terdapat pada variable keputusan konsumen dengan menggunakan perhitungan yang tepat dan sesuai maka hasil pengujian validitas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 sampai tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.7

Uji validitas variable Kualitas produk (X1)

Indikator Koefisien Korelasi r Tabel

1 0.691 0.198

2 0.696 0.198

3 0.651 0.198

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.7 di atas uji validitas variable produk (X1) untuk indikator 1 nilai koefisien korelasi sebesar 0,691, indikator 2 sebesar 0,696 dan indikator 3 sebesar 0,651 adalah valid karena indikator > r Tabel.

Tabel 4.8

Uji validitas variable harga (X2)

Indikator Koefisien Korelasi r Tabel

1 0.742 0.198

2 0.807 0.198

3 0.689 0.198

Sumber : Lampiran 4

(67)

54 Tabel 4.9

Uji validitas variable keputusan konsumen (Y) Indikator Koefisien Korelasi r Tabel

1 0.624 0.198

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.9 di atas uji validitas variable keputusan konsumen (Y) untuk indikator 1 nilai koefisien korelasi sebesar 0,624 adalah valid karena indikator > r Tabel.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui data dari tanggapan 97 responden meliputi produk, harga, dan keputusan konsumen membeli teh gopek, maka digunakan uji reliabilitas terhadap tiap-tiap variable dengan bantuan progam computer SPSS 16.00.

Adapun hasil pengujian reliabelitas dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10

Uji Variabel Kualitas Produk (X1), Harga (X2), dan Keputusan Konsumen (Y)

No Atribut Cronbach Alpha

1 Kualitas Produk 0.758

2 Harga 0.800

3 Keputusan Konsumen 0.751

Sumber : lampiran 5

(68)

55 4.3.3 Uji Asumsi Klasik

1. Multikolinier

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya multikolinier dapat dihitung menggunakan Variance inflation faktor (VIF).

Tabel 4.11 Uji Multikolinier

Variabel Toleransi VIF Keterangan

Produk 0,828 1,208 Non Multikolinier

Harga 0,828 1,208 Non Multikolinier

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa nilai VIF kedua variable bebas lebih kecil dari 10, artinya kedua variable bebas tersebut tidak terjadi multikolinier.

2. Heteroskedasitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedasitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut :

a. jika ada pola tertentu, separti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedasitas.

(69)

56 Gambar 4.1

Uji Heteroskedasitas

Sumber: Lampiran 6

Dari gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedasitas karena tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat dikatakan uji heteroskedasitas terpenuhi.

3. Normalitas

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan “Nornal P-P Plot dan “Tabel Kolmogorof Smirnov”. Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot.

(70)

57 a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka metode regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka metode regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.2 Uji Normalitas

Sumber: Lampiran 6

(71)

58 yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.

4.3.4 Regresi Linier Berganda

Hasil perhitungan regresi linier berganda data dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.12

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Regresi Standar Error thitung Sig

Kualitas Produk (X1) 0,243 0,089 2,096 0,066

Harga (X2) 0,368 0,091 1,926 0,002

Konstanta 1,480

R-Square 0,141

Fhitung 7,714

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = α+ β1X1 + β2X2 + e

Y = 1,480 + 0,243X1 + 0,368X2 + e

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konstanta (α ) sebesar 1,480

Artinya besarnya keputusan konsumen adalah 1,480 satuan dengan asumsi variable bebas adalah konstan.

2. Koefisien regresi untuk variable produk (X1) sebesar 0,243

(72)

59 3. Koefisien regresi untuk variable harga (X2) sebesar 0,368

Berarti jika harga (X2) mengalami kenaikan 1 satuan, maka keputusan konsumen membeli teh akan mengalami kenaikan sebesar 0,368 satuan. Dengan asumsi nilai (X1) konstan.

4. Dalam hubungan secara simultan dihasilkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,141 yang berarti bahwa kedua variabel bebas yaitu kualitas produk (X1) dan harga (X2) mampu menjelaskan variabel terikat yaitu keputusan konsumen (Y) membeli teh gopek pojok Fisip sebesar 14,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

4.3.5 Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang peneliti ajukan maka perlu diadakan pengujian hasil analisa tersebut dengan menggunakan uji F dan Uji t yang dapat di uraikan sebgai berikut :

4.3.5.1 Analisis Secara Simultan (Uji F) Adapun hasil uji F sebagai berikut :

Tabel 4.13 a. Predictors: (Constant), harga, produk

b. Dependent Variable: konsumen

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Gambar 3.1 daerah penerimaan dan penolakan untuk Uji F
Gambar 3.2 Daerah penerimaan dan penolakan untuk Uji t
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ sebagai seorang prajurit, saya harus siap untuk dipindah tugaskan kemana saja, ya jadi pekerjaan ini sebagai prioritas utama saya, karena pekerjaan sebagai TNI ini

melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Buku Merek Grafindo (Studi kasus pada siswa Kelas X dan XI SMA YPI Tunas

Yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas peningkatan keberhasilan di sekolah, terutama kualitas lulusan ( out put ). Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penelitian

Pengujian ini dilakukan untuk memperlihatkan pola deformasi yang terjadi pada komponen [10] driver plate dengan batasan kondisi temperature sebesar 600 o C, gaya

Keadaan ini berlaku untuk kedua kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol, tetapi terlihat perbedaan bahwa rata-rata nilai hasil belajar pada kelas eksperimen dengan

Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen Direktorat Jenderal Bina Marga dan/atau rencana keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai dengan

Oleh karenanya perusahaan memiliki sejumlah kekuatan monopoli (monopoly power): Harga $ 1.50 adalah harga pada tingkat keuntungan maksimum (yang terjadi di pasar),

Perkembangan konsep nalar ini setidaknya memberi ruang cukup terbuka untuk dikembangkannya metode irfani dalam epistemologi Islam sebagai salah satu pendekatan yang