Hilda Yundika Sudirman, 2013
No. Daftar FPIPS : 1658/UN.40.2.5.2/PL/2013
PENGARUH PHYSICAL EVICENCE TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN NASI BANCAKAN
(Survei pada Konsumen Rumah Makan Nasi Bancakan Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pariwisata
Pada Program studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Disusun oleh :
Hilda Yundika Sudirman
0607098
MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Pengaruh
Physical Evidence
Terhadap Keputusan Pembelian
Di Rumah Makan Bancakan
Oleh
Hilda Yundika Sudirman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Hilda Yundika Sudirman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
i
Hilda Yundika Sudirman, 2013
ABSTRAK
Hilda Yundika Sudirman, “Pengaruh Physical Evidence terhadap Keputusan Pembelian di Rumah Makan Bancakan” (Survey Pada Konsumen Rumah Makan Bancakan) dibawah bimbingan Gitasiswhara SE.,Par.,MM dan Heny Hendrayati S.IP., MM.
Bandung merupakan kota yang dijuluki sebagai kota kuliner. Salah satu rumah makan yang populer di kota Bandung adalah rumah makan Bancakan. Rumah makan Bancakan selalu mengalami kenaikan pengunjung namun jumlah pendapatan yang diperoleh selalu menurun setiap tahun. Seperti pada tahun 2012 pengunjung yanmg datang ke rumah makan Bancakan naik sebesar 3,57 % namun pendapatan yang diperoleh justru menurun pada tahun 2012 sebesar 24,02%.penurunan pendapatan ini salah satunya dikarenakan banyaknya pesaing yang bermunculan sehingga konsumen mempunyai banyak piklihan untuk makan. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan stratified random sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Menggunakan skala Ordinal Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan wisatawan tentang physical evidence terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan secara umum dinilai cukup baik. Faktor yang mendapat penilaian yang tinggi yaitu pada faktor pehiperal evidence sebesar 2304 atau 51,05%, Hal ini dikarenakan rumah makan Bancakan memiliki bukti fisik yang unik sehingga memiliki skor tertinggi di mata konsumen yang datang ke rumah makan Bancakan, Tanggapan wisatawan mengenai keputusan pembelian di rumah makan Bancakan secara umum adalah cukup baik yang meliputi pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran dengan skor 5196. Secara keseluruhan Physical Evidence berpengaruh terhadap keputusan pembelianb di rumah makan Bancakan.
ABSTRACT
Hilda Yundika Sudirman, "Physical Evidence of the Influence Purchasing Decisions Bancakan Eat at Home" (Survey On Consumer Eating Bancakan) under the guidance of Gitasiswhara SE., Par., MM and Heny Hendrayati S.IP.,MM.
Bandung is a city dubbed as a culinary city. One of the popular eating houses in the city was home eating Bancakan. Eating house Bancakan always increase the number of visitors but the income is always decreasing every year. As in 2012 yanmg visitors come to the house to eat Bancakan rose by 3.57%, but the income actually declined in 2012 amounted to 24.02%. Decline in revenue is one of them because the number of competitors that have sprung up so that consumers have a lot choice to eat. Sampling technique using a stratified random sampling with a sample of 100 respondents. Using Ordinal scale data analysis technique used is multiple regression with SPSS computer software tools 17.0. The results showed that the responses of physical evidence travelers on purchase decisions in restaurants Bancakan generally considered quite good. Factors that gets high ratings pehiperal evidence that the factor of 2304 or 51.05%, This is because the restaurants Bancakan have unique physical evidence that has the highest score in the eyes of consumers who come to the house to eat Bancakan, travelers Responses regarding purchasing decisions in Bancakan restaurant in general is quite good which includes product selection, brand selection, the selection of suppliers, the time of purchase, purchase amount and method of payment with a score of 5196. Physical Evidence overall effect on the decision to eat at home in Bancakan.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki sumber
daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman
budayanya. Namun, kepemilikan sumber daya tersebut harus diiringi dengan
pengelolaan yang baik dan terarah agar dapat menarik wisatawan untuk datang ke
Indonesia baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Seiring dengan meningkatnya kunjungan ke Indonesia, diharapkan dapat
membantu peningkatan perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan Keppres
No.38 Tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus mendukung
pembangunan pariwisata Indonesia. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan
bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia.
Seperti juga yang tercantum dalam UU No. 10/2009 tentang
kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Penanganan pembangunan
wilayah pariwisata untuk dijadikan daerah tujuan wisata akhir-akhir ini telah
menunjukkan adanya kemajuan.
Dalam hubungan ini, pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan
kebijaksanaannya dibidang pariwisata melandaskan pada pembangunan daerah
dan fasilitas-fasilitas lain serta besarnya potensi kepariwisataan di daerah yang
bersangkutan serta asas pemerataan pembangunan, sehingga pembangunan
pariwisata dapat dilaksanakan serempak tanpa mengabaikan potensi
sumber-sumber yang dimiliki tiap daerah (Nyoman S. Pendit, 2002 : 70).
Melihat tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan
mencapai 1,6 milyar orang. Diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke
kawasan Asia-Pasifik, dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah wisatawan
yang sedemikian besar, maka Indonesia dapat menawarkan segala daya tariknya
untuk mendatangkan wisatawan dan merebut pangsa pasarnya. Dengan perolehan
sebesar USD 4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari pariwisata
Indonesia baru memperoleh 0,95 % dari pengeluaran wisatawan dunia (USD 474
miliar). Berikut data rekapitulasi wisatawan mancanegara pada tahun 2008-2012
yang terdapat pada Tabel 1.1
TABEL 1.1
STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA PADA TAHUN 2008-2012
Tahun Jumlah Wisatawan %
2008 6.234.497 -
2009 6.323.730 1,41
2010 7.002.944 9,69
2011 7.649.731 9,23
2012 7.988.574 4,24
Sumber : Badan Pusat Statistik 2012
Hilda Yundika Sudirman, 2013
signifikan . Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yang berjumlah
7.002.944 wisatawan mancanegara yaitu mengalami kenaikan sebesar 9,96%.
Tingginya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memberi
dampak positif bagi perekonomian nasional. Pasalnya kehadiran wisatawan
mancanegara membantu meningkatkan pendapatan para pelaku bisnis perhotelan,
transportasi, tempat wisata, makanan hingga kerajinan tangan.
Mengingat pentingnya industri pariwisata Indonesia, diperlukan adanya
perbaikan insfrastruktur, penambahan jumlah akomodasi, serta penggalian potensi
tempat-tempat wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Indonesia. Selain
itu, diperlukan upaya-upaya khusus untuk menjamin keamanan dan kenyamanan
para wisatawan selama berada di Indonesia.
Perkembangan pariwisata Indonesia tidak bisa hanya diukur oleh jumlah
wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia saja, tetapi jumlah wisatawan
nusantara pun turut mempengaruhi tolak ukur perkembangan pariwisata
Indonesia. Hal oini dapat dilihat dalam Tabel 1.2 yang merupakan tabel jumlah
TABEL 1.2
PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA PADA TAHUN 2008-2012 Tahun Perjalanan
(Ribuan)
Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012
Berdasarkan data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah
wisatawan nusantara mengalami peningkatan yang cukup sinifikan. Peningkatan
tersebut terjadi pada tahun 2009 yang meningkat sebanyak 2,04 % dari tahun
sebelumnya.
Kemajuan industri pariwisata Indonesia, memacu provinsi-provinsi
di Indonesia untuk lebih meningkatkan lagi pengelolaan pariwisata di daerahnya
masing-masing. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia
yang mempunyai banyak daya tarik wisata sehingga dapat menarik banyak
Hilda Yundika Sudirman, 2013
TABEL 1.3
PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG KE JAWA BARAT MELALUI PINTU MASUK BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA DAN PELABUHAN MUARAJATI
TAHUN 2008-2012
Tahun Jumlah Wisatawan %
2008 68.978 -
2009 81.651 15,52
2010 92.479 11,70
2011 117.550 21,32
2012 132.796 11,48
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Jawa Barat melalui Bandara Husein
Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 21,32 % dibandingkan tahun 2012 sebesar 11,48%. Dengan meningkatnya
jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkunjung ke
Jawa Barat, maka fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata semakin dibutuhkan.
Salah satu kota di Jawa Barat yang menjadi daerah tujuan wisata
andalannya adalah kota Bandung. Bandung merupakan sebuah kota yang
memiliki daya tarik wisata yang dapat menarik banyak wisatawan untuk datang ke
Bandung, diantaranya berupa wisata alam, bangunan kuno (heritage), wisata
belanja maupun wisata kuliner.
Pariwisata telah berkembang menjadi satu industri besar dan memiliki
kota Bandung pun pun menjadi salah satu tujuan utama destinasi wisata di
Indonesia. Pertumbuhan ini telah mendorong lahirnya para pengusaha yang
bergerak di bidang jasa pariwisata seperti hotel, rumah makan, restoran, cafe dan
lain sebagainya.
Semua usaha tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang majunya
kepariwisataan, dengan fasilitas yang baik dan nyaman akan mendatangkan
semakin banyak wisatawan yang datang ke kota Bandung. Tabel 1.3
memperlihatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara yang datang ke kota Bandung pada tahun 2008-2012 yang mengalami
kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan.
TABEL 1.4
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2008-2012
Tahun Wisatawan Mancanegara
Wisatawan Nusantara
Jumlah %
2008 175.111 4.320.134 4.495.245 -
2009 185.076 4.822.532 5.007.608 10,23
2010 228.449 4.951.439 5.179.888 3,32
2011 225.585 6.487.239 6.712.824 22,83
2012 176.855 5.080.584 5.257.439 -27,68
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2012
Berdasarkan pada tabel 1.4 dapat dilihat bahwa wisatawan yang datang ke
kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan
Hilda Yundika Sudirman, 2013
22,835 hal ini dikarenakan kota Bandung semakin mengalami kenaikan dibidang
pariwisatanya terutama semakin berjamurnya bisnis kuliner.
Menurut Marsum (1994:7) restoran adalah suatu bangunan yang
diorganisasi secara komersil, yang menyatakan pelayanan dengan baik kepada
semua tamu, berupa makanan maupun minuman. Sedangkan menurut sihite
(2000:16) restoran adalah suatu tempat dimana seseorang yang datang menjadi
tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi,
siang maupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati
hidangan itu harus membayar dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang
disediakan di restoran itu.
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang selalu dikunjungi
wisatawan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang tentu harus diimbangi
dengan fasilitas pendukung pariwisata yang memadai seperti halnya restoran.
Oleh karena itu Bandung banyak sekali bisnis-bisnis makanan yang bermunculan
seperti yang terdapat pada Tabel 1.5 tentang jumlah restoran dan rumah makan
berdasarkan klasifikasinya.
TABEL 1.5
DAFTAR JUMLAH RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN KLASIFIKASINYA DI KOTA BANDUNG
No. Klasifikasi Jumlah
1 Restoran Talam Kencana 1
2 Restoran Talam Saka 67
3 Restoran Talam Gangsa 166
4 Restoran Waralaba 46
5 Bar 12
7 Rumah Makan B 145
8 Rumah Makan C 157
Jumlah 629
Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa jumlah restoran dan rumah
makan di kota Bandung ada sekitar 629 buah. Hal tersebut dapat mempengaruhi
wisatawan untuk datang ke kota Bandung karena restoran dan rumah makan
merupakan salah satu fasilitas yang penting untuk kenyamanan para wisatawan.
Restoran merupakan tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum
ditempat usahanya. Bandung merupakan kota yang mendapatkan julukan kota
kuliner karena banyaknya restoran din kota Bandung. Berikut nama-nama restoran
di kota Bandung berdasarkan jenisnya.
TABEL 1.6
NAMA RESTORAN DI KOTA BANDUNG BERDASARKAN JENISNYA
No Kategori Restoran Nama Restoran
1. Restoran Sunda Arum Manis, Bale Gazeebo, Sindang Reret, Ma
Uneh, Bumbu Desas, Bancakan, Laksana, Ponyo,
Sari Sunda, Sambara, Ampera
2. Restoran Asia Thai Palace, Tomodachi, Torigen, Korean House,
Hanamasa
3. Restoran Eropa New Clique Lounghe & Resto, Abuba Steak, Suis
Butcher, Waroeng Steak, Green Cafe
4. restoran siap saji KFC, CFC, McD, Hoka Hoka Bento, Texas
Chiken
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Salah satu restoran Sunda yang terkenal di Bandung adalah Nasi
Bancakan. Restoran ini berada di jalan Trunodjoyo No. 63 Bandung yang berdiri
pada tanggal 17 Oktober 2007 dan mengambil tema restoran Sunda tradisional.
Bangunan restoran ini sederhana dan unik dengan ruangan restoran yang ditata
sedemikian rupa sehingga terkesan restoran Sunda tradisional sesuai tema yang
diusung. Ornament bilik pada dinding restoran dan peralatan makan dan juga
ge;las seng semakin memperkuat kesan tradisional pada restoran ini. Selain itu,
restoran Nasi Bancakan memiliki tempat duduk yang beragam, bisa lesehan bisa
juga duduk di bangku panjang yang bisa membuat kita lebih leluasa makan.
Restoran Nasi Bancakan menyediakan menu khas Sunda yang disajikan
kepada pelanggannya disebuah meja dan pengunjung mengambil sendiri-sendiri
makanan yang disukai. Mengambil sendiri secara rame-rame inilah yang disebut
dengan bancakan atau lebih umum disebut dengan prasmanan.
Restoran ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat khususnya daerah
Bandung karena makanan yang ditawarkan terjangkau, makanannya unik dan
bervariasi, tempatnya strategis, konsepnya yang unik dan juga dilengkapi dengan
lahan parkir yang cukup luas. Oleh karena itu, kunjungan ke Nasi Bancakan selalu
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada tabel 1.6
TABEL 1.7
DATA JUMLAH PEMBELIAN NASI BANCAKAN PADA TAHUN 2009-2012 Tahun Jumlah Pembelian Persentase (%)
2009 319.231 -
2010 366.563 12,91
2012 396.161 3,57
Sumber : Marketing Nasi Bancakan 2012
Pada tabel 1.7 dapat dilihat bahwa kenaikan kunjungan ke Nasi Bancakan
selalu naik dari tahun ke tahun, namun persentase kenaikannya nmenurun. Seperti
pada tahun 2009 jumlah pembelian sebesar 319.231 mengalami kenaikan sebesar
14, 82 % menjadi 366.563 pada tahun 2010. Sedangkan persentase kenaikan
jumlah pembelian pada tahun 2012 turun sebesar 3,57 %.
Meskipun jumlah pengunjung ke Nasi Bancakan selalu mengalami
kenaikan setiap tahunnya, namun pendapatan yang dihasilkan restoran Nasi
Bancakan mengalami penurunan tiap tahunnya. Seperti yang terdapat pada tabel
1.8.
TABEL 1.8
JUMLAH RATA-RATA PENDAPATAN RESTORAN NASI BANCAKAN PER TAHUN
Tahun Jumlah Pendapatan
(Rupiah)
2009 813.278.000
2010 707.551.860
2011 703.322.814
2012 703.153.652
Sumber : Marketing Nasi Bancakan
Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh
rumah makan Nasi Bancakan pada tiap tahun selalu menurun. Dapat dilihat pada
tahun 2009 pendapatannya sebesar Rp. 813.278.000 tetapi pada tahun 2010
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Meskipun jumlah pengunjung yang datang ke rumah makan nasi
bancakan selalu naik tiap tahunnya, tetapi tidak diimbangi dengan jumlah
pendapatan yang diperoleh rumah makan Nasi Bancakan. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada permasalahan yang dialami oleh Bancakan yang
berhubungan dengan keputusan pembelian.
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi keputusan pembelian di
rumah makan Nasi Bancakan adalah bukti fisik atau Physical Evidence. Setiap
perusahaan baik perusahaan jasa jasa maupun perusahaan non jasa harus berusaha
untuk menciptakan tampilan fisik yang baik dimata konsumen karena kesan
konsumen terhadap suatu perusahaan akan mempunyai pengaruh penting bagi
perusahaan tersebut. Dengan adanya penampilan fisik yang baik, maka
perusahaan tersebut akan mampu menarik lebih banyak konsumen. Begitupun
dengan rumah makan nasi bancakan yang mengelola sarana fisik dengan baik agar
bisa meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada konsumen.
Bukti fisik atau Physical Evidence memiliki peranan pentig bagi penjual
jasa maupun konsumen (Hurriyati 2005:64). Physical Evidence atau bukti fisik
dapat dikategorikan kedalam dua jenis yaitu essential (khusus) dan pehiperal
(umum).
Melihatas maka perlu diadakan penelitian penjelasan diatas maka perlu
diadsakan penelitian tentang Pengaruh Physical Evidence Terhadap Keputusan
Pembelian Di Rumah Makan Bancakan” 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah makan Bancakan
2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah makan Bancakan
3. Bagaimana pengaruh physical evidence terhadap keputusan pembelian
di rumah makan bancakan.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah
makan Bancakan
2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah
makan Bancakan
3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengaruh physical evidence
terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan.\
1.4 Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan
ilmu dan penelitian dalam bidang disiplin ilmu ManajemenPemasaran
psriwisata khusunya mengenai bidang food & beverage dan keputusan
pembelian, sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam
mengembangkan wawasan Manajemen Food & Beverage.
b. Kegunaan praktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pihak
Hilda Yundika Sudirman, 2013
memperbaikinya agar dapat meningkatkan persentase kunjungan ke
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini meneliti tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh
restoran Bancakan yang diterapkan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini
menggunakan dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat. Adapun
variable bebas (independent) adalah physical evidence yang terdiri dari (X.1)
essential evidence dan ( X.2) pehiperal evidence. Keputusan pembelian sebagai Y
merupakan variable terikat (dependen) yang terdiri dari pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, jumlah pembelian, waktu
pembelian, dan metode pembayaran. Variable yang diteliti yaitu physical evidence
terhadap keputusan pembelian. Objek penelitian adalah tanggapan responden
mengenai physical evidence dan keputusan pembelian. Sedangkan unit analisis
atau responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang ke restoran
Nasi Bancakan.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) merupakan cara ilmiah
yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan
tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data empiris yang
mempunyai kriteria tertentu yang valid (ketepatan). Cara ilmiah berarti kegiatan
71
Hilda Yundika Sudirman, 2013
empiris (dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses penelitian
menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis). Berdasarkan tujuan penelitian
dan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriftif dan verivikatif.
Menurut Sugiyono (2010:35) penelitian deskriftif adalah penelitian yang
dilakukan yang dilakukan untyuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu
variable atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variable yang lain”. Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh
deskripsi mengenai physical evidence (essential evidence and pehiperal evidence)
dan keputusan pembelian di restoran Nasi Bancakan.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis
yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini akan diuji
mengenai kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini
dilakukan survey terhadap konsumen restoran nasi bancakan untuk mengetahui
pengaruh physical evidence (essential evidence dan pehiperal evidence) terhadap
keputusan pembelian.
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 2). Berdasarkan
variabel-variabel yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dan verivikatif. Mohammad Nazir (2005: 55)
mengemukakan bahwa secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian
72
berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun dalam pengertian
metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencankup metode
penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental dan secara
lebih umum sering diberi nama “metode survei”.
Sedangkan menurut Sugiama (2008:37) metode deskriptif adalah riset yang
berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut
dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau
masa sekarang. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi
atau gambaran tentang variabel.
Tujuan metode deskriptif menurut Travers yang dikutip Husein Umar
(2002: 29) adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat riset dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala
tertentu. Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) melalui
media kuesioner yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik
menjadi salah satu cara untuk dapat mendeskripsikan tanggapan pengunjung yang
relevan dan up to date mengenai objek yang diteliti.
Penelitian deskriptif dapat menghasilkan deskripsi masing-masing variable
mengenai tanggapan responden yaitu physical evidence dan keputusan pembelian
di restoran Bancakan.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis
yang dilakukan melalui pengumpulan data dilapangan, dalam hal ini penelitian
73
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilakukan dengan cara pengumpulan data di lapangan, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei explanatory. Menurut
Malhotra (2005: 196), metode survei adalah kuesioner yang terstruktur yang
diberikan kepada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi
spesifik.
Metode penelitian yang ditetapkan adalah untuk mempermudah
dilaksanakannya langakah-langkah penelitian. Mohammad Nasir (2003: 44)
mengemukakan bahwa dengan memilih metode penelitian, maka peneliti akan
mendapatkan panduan tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional method, yaitu
metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu
atau tidak berkesinambungan dalam jangka panjang.
1.2.2 Operasionalisasi Variabel
Keseluruhan skala pengukuran dalam operasionalisasi variabel ini
menggunakan pengukuran ordinal, yaitu angka yang diberikan dimana
angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan ukuran ordinal digunakan untuk
mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Ukuran ini
tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan
atau rangking saja. Variable yang akan dikaji dalam penelitian ini mencakup
physical evidence (X) yang terdiri atas essential evidence (X1) dan peripheral
74
pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah pembelian dan metode pembayaran.
Berikut ini merupakan tabel mengenai operasionalisasi variabel yang dapat dilihat
pada Tabel 3.1
Tabel. 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel/Sub
Variabel
Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala
Physical dan tata letak (lay
out)dari gedung,
ruang dan lain-lain (Lupiyoadi A Hamdani 2011:71 ) .
Design Tingkat kemenarikan design restoran
Tata Letak Tingkat kerapihan tata
letak ruang di restoran
75
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Variabel/Sub Variabel
Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala
makan dan minum di
Signage Tingkat kejelasan petunjuk toilet
76
Variabel/Sub Variabel
Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala
77
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Variabel/Sub Variabel
Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala
78
Variabel/Sub Variabel
Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala
Tingkat keseringan
Sumber : pengolahan data 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk
penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh baik secara langsung (data
primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek
penelitian.
79
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Sumber data primer adalah sumber data dimana data yang diinginkan dapat
diperoleh secara langsung dari objek yang berhubungan dengan penelitian.
Menurut Asep Hermawan (2006: 168) yang dimaksud dengan data primer adalah
data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah
yang atas tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif,
maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei
ataupun observasi. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan
dikumpulkan peneliti (Anwar Sanusi 2011: 104).
Pada penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang
disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan
dianggap mewakili seluruh populasi penelitian, yaitu pengunjung restoran Nasi
Bancakan.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang mana sumber
subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu
dan memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan
(2006: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai
variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai literatur, jurnal ilmiah,
literatur artikel, serta dari situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang
80
Anwar Sanusi (2011:104) mengemukakan bahwa data sekunder adalah data
yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang
tersedia di lokasi penelitian disebut dengan data sekunder internal sedangkan data
yang tersedia di luar lokasi penelitian disebut data sekunder eksternal
Berikut adalah Tabel 3.2 yang menyajikan jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini:
Tabel. 3.2
Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data
1. Data Physical evidence √ Data penelitian responden
2. Keputusan pembelian √ Data penelitian responden
3. Jumlah pembelian di
restoran Bancakan √
Marketing Restoran nasi bancakan
4. Profil perusahaan √ Restoran nasi bancakan
5. Kajian pustaka
√ Buku-buku, jurnal dan sebagainya majalah,
6. Jumlah kunjungan
wisatawan ke Bandung √
Disbudpar kota Bandung 2011
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi
81
Hilda Yundika Sudirman, 2013
penting. Menurut Anwar Sanusi (2011: 87) “Populasi adalah seluruh kumpulan
elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat
kesimpulan”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila dalam
sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian
kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
Tabel. 3.3
Jumlah Pembelian di Restoran Nasi Bancakan
Tahun Jumlah Pembelian
2009 319.231
2010 366.563
2011 382.000
2012 396.161
Jumlah 1.463.955
Sumber: Marketing Restoran Nasi Bancakan, 2012
Berdasarkan data jumlah pembelian di restoran nasi Bancakan diketahui
dalam 3 tahun terakhir jumlah pembelian 1.463.955. Peneliti mengambil populasi
dalam penelitian ini yaitu jumlah pengunjung pada tahun 2012 yaitu sebesar
396.161
82
Menurut Sugiyono (2008: 116) “Sampel adalahbagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu . apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi betul-betul refresentatif (mewakili).
Satuan sampling adalah sesuatu yang dijadikan kesatuan yang akan dipilih.
Satuan sampling (sampling unit) dapat berupa individu yang berdiri sendiri atau
kumpulan individu. Nilai yang diperoleh dari perhitungan populasi disebut
poarameter, sedangkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sampel disebut
statistik yang tidak lain merupakan penaksir (estimator) dari parameter.
Untuk menentukan ukuran sampel dapat digunakan rumus proporsi Slovin
(Husein Umar, 2008: 108).
n = N
1+N (e)2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
83
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Dimana dalam penelitian ini populasi adalah konsumen di restoran nasi
bancakan, pada tahun 2012 yaitu sebanyak 396.161 orang. Menurut rumus
proporsi Slovin (Husein Umar, 2008: 108), jumlah sampel minimum pada
penelitian ini adalah
n = 99,97 orang, dibulatkan menjadi 100 orang
Berdasarkan perhitungan diatas, maka selanjutnya sampel minimum yang
berjumlah 100 orang pengunjung sebagai sampel dalam penelitian ini, kuesioner
akan disebarkan sebanyak 100 orang.
3.2.4.3Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara peneliti mengambil
sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia (Anwar Sanusi
2011:88 ). Cara pengambilan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan unsur peluang atau tidak. Jika dalam proses mengambil sampel
memperhatikan unsur peluang, tipe sampling disebut sampling peluang
(probability sampling) atau cara pengambilan sampel secara acak. Jika dalam
proses tidak memperhatikan peluang, tipe sampling disebut sampling nonpeluang
(non-probability sampling).
Cara pengambilan sampel secara acak terdiri atas simple random
sampling, strafied random sampling dan cluster random sampling. Adapun cara
pengambilan sampel secara tidak acak antara lain accidental sampling,
84
convenience sampling, purposive sampling, snowball sampling dan quota
sampling (Anwar Sanusi 2011:88 ).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified
random sampling karena populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang makan di rumah makan Nasi Bancakan sehingga
populasinya bersifat heterogen. Untuk memperoleh presisi yang tinggi dalam
pengambilan sampel sampel variabel yang bersifat heterogen, diupayakan menjadi
relatif homogen dengan melakukan stratifikasi terhadap populasi menjadi
beberapa sub atau lapisan (Anwar Sanusi 2011:91).
Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal stratifikasi, yaitu :
1. Harus ada kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi dalam lapisan-lapisan. Yang dapat dijadikan
kriteria adalah variable yang akan diteliti atau variable lain yang yang
menurut peneliti mempunyai hubungan yang erat dengan variable yang
akan diteliti.
2. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
digunakan untuk menstratifikasi.
3. Harus diketahui secara tepat jumlah elemen dari setiap lapisan dalam
populasi itu.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
85
Hilda Yundika Sudirman, 2013
metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Secara umum, metode pengumpulan data dubagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
1. Metode Pengamatan Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Metode pengamatan
langsung memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara
sistematik.
b) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
c) Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan
proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik
perhatian saja.
d) Pengamtan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya.
2. Metode dengan Menggunakan Pertanyaan
Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering
disebut secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan cukup terperinci dan lengkap.
86
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan
laporan penelitian ini adalah:
a. Studi Lapangan
Penulis menggunakan teknik studi lapangan untuk mengetahui secara
langsung permasalahan yang terjadi, sekaligus untuk memperoleh data
primer yang dibutuhkan, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau interaksi interaksi melalui
komunikasi secara langsung kepada pihak yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
2) Kuesioner merupakan daftar pertanyaan mengenai gambaran umum
dari pengunjung serta sebuah set pertanyaan yang secara logis
berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan
merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam
pengujian hipotesis.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data dengan cara membaca,
mempelajari, dan menganalisis buku-buku yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti, yaitu dengan cara sebagai berikut:
87
Hilda Yundika Sudirman, 2013
b. Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dan informasi dengan
lampiran-lampiran yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
3.2.6 Instrumen Penelitian
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan suatu instrumen.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kehasihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen
adalah rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto 2006:170)
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
88
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software komputer spss
17.0 menunjukkan item-item dalam pertanyaan valid karena thitung lebih besar
daripada ttabel yang bernilai 0,306.
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini
adalah teknik korelasi biasa, yaitu korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan
dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji
apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu,
artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji
dengan rumus statistik t sebagai berikut:
2
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikan α
= 0,05
89
Hilda Yundika Sudirman, 2013
3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:172).
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian
No. Item Pertanyaan t hitung t tabel Keterangan
Physical Evidence Pehiperal evidence (X1)
1 Tingkat kemenarikan
design restoran Bancakan
0,751 0,306 Valid
2 Tingkat kenyamanan
suasana di restoran
7. Tingkat kejelasan petunjuk toilet
0,706 0,306 Valid
8. Tingkat kejelasan petunjuk mushola
0,819 0,306 Valid
9. Tingkat kejelasan petunjuk wastafel
90
10. Tingkat kejelasan petunjuk parkir
0,843 0,306 Valid
11. Tingkat kejelasan adanya kartu nama di restoran Bancakan
0,667 0,306 Valid
Keputusan Pembelian (Y)
Pemilihan Produk
1 Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap menu makanan yang disediakan.
0,891 0,306 Valid
2 Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan restoran
0,730 0,306 Valid
3 Tingkat kebutuhan
konsumen pada produk yang ditawarkan restoran Bancakan
0,743 0,306 Valid
Pemilihan Merek
4 Tingkat kemudahan
konsumen dalam mencari informasi tentang restoran Bancakan
0,837 0,306 Valid
5 Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap restoran Bancakan
0,726 0,306 Valid
6 Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan restoran Bancakan daripada yang ditawarkan restoran lain.
0,742 0,306 Valid
Pemilihan Penyalur
7 Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran
Bancakan karena
lokasinya yang strategis
0,473 0,306 Valid
8 Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap konsep restoran Bancakan
91
Hilda Yundika Sudirman, 2013
konsumen untuk
mengunjungi restoran Bancakan karena harga produk yang ditawarkan murah
10 Tingkat ketertarikan konsumen untuk datang ke restoran Bancakan karena kelengkapan produk yang ditawarkan restoran Bancakan
0,719 0,306 Valid
Waktu Pembelian
11 Tingkat keseringan
konsumen dalam
mengunjungi restoran Bancakan
0,805 0,306 Valid
12 Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran Bancakan karena restoran Bancakan buka sesuai jam makan
0,804 0,306 Valid
13 Tingkat berkunjung
kembali yang dilakukan konsumen ke restoran Bancakan
0,424 0,306 Valid
Jumlah Pembelian
14 Tingkat ketertarikan konsumen karena restoran Bancakan dapat memenuhi kebutuhan konsumen
0,759 0,306 Valid
15 Tingkat keseringan
konsumen membeli
16 Tingkat ketertarikan konsumen terhadap restoran Bancakan karena
92
kemudahan dalam
melakukan pembayaran 17. Tingkat ketertarikan
konsumen karena di rumah
makan Bancakan
menggunakan metode pembayaran secara tunai
0,756 0,306 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Data 2013
Tabel 3.5 menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item
pertanyaan valid karena skor r hitung >r tabel yang bernilai 0,306. Dengan demikian,
maka prosese selanjutnya adalahmelakukan pengujian reliabilitas.
3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas
Menurut Fredy Rangkuti (2011:46) reliabilitas adalah tingkat kemantapan
atau konsistensi suatu alat ukur. Reliabilitas memberikan kesesuaian antara
hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran. Pengujian reliabilitas kuesioner
penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrument yang nilainya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
yang berisi uraian (Suharsimi Arikunto, 2006:196)
Koefisien Cronbach alpha (Cα) merupakan statistik yang paling umum
digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrument
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas yang memadai jika koefisien
Cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,70.
Pengujian reliabilitas dapat diuji dengan menggunakan rumus Cronbach
93
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir,
kemudian jumlahkan, seperti berikut ini:
(Suharsimi Arikunto, 2006:184)
Keterangan :
= Varians
∑X = jumlah skor
N = Jumlah Responden
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. jika koefisien r hitung > r tabel dengan tingkat signifikasi 5 % maka item
pertanyaan dinyatakan reliabel.
2. jika koefisien r hitung < r tabel dengan tingkat signifikasi 5 % maka item
pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.
94
Pengujian reliabilitas instrumen terhadap 30 responden dengan tingkat
signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28 ) dengan menggunakan
software SPSS 17.0 diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini dikarenakan
C masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien Cronbach
alpha. Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian pada tabel 3.5
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) PHYSICAL EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN PEMBELIAN
No. Variabel Cronbach
alpha
Hasil Keterangan
1. Physical Evidence 0,70 0,817 Reliabel
2. Keputusan Pembelian 0,70 0,707 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan data di atas, kedua variabel yang digunakan adalah reliabel,
karena r hitung > r tabel.
3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
physical evidence (X) yang terdiri dari essential evidence (X.1) dan pehiperal
95
Hilda Yundika Sudirman, 2013
penelitian ini akan diteliti pengaruh Physical evidence (X) dalam keputusan
pembelian (Y). Adapun kegiatan analisis data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Menyusun Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden,
kelengkapan data dan pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian.
2. Tabulasi Data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Memberi skor pada setiap item
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian
3. Menganalisis Data
Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan
rumus-rumus statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu
kesimpulan.
4. Pengujian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
Regresi Linier Berganda karena penelitian ini menganalisis lebih dari dua
variabel, yaitu physical evidence (X) yang terdiri dari essential evidence
(X.1) dan pehiperal evidence (X.2) sebagai variabel bebas, dan keputusan
pembelian sebagai variabel terikat (Y).
96
Penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan
interprestasi yang tepat. Pada desain studi deskriptif ini, termasuk desain untuk
studi formulatif dan eksploratif yang berkehendak hanya untuk mengenal
fenomena-fenomena untuk keperluan studi selanjutnya. Dalam studi deskriptif
juga termasuk:
1) Studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena,
kelompok atau individu.
2) Studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk
meminimalisasikan bais dan memaksimalkan reliabilitas.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner yang disusun oleh peneliti dengan berdasarkan variabel yang ada dalam
penelitian, yaitu kuesioner untuk mengungkapkan pengaruh physical evidence
terhadap keputusan pembelian di restoran Nasi Bancakan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi. Ada
kalanya peneliti ingin melihat hubungan yang terjadi antara satu variabel dengan
variabel lainnya. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan
indeks korelasi, yang disebut koefisien korelasi. Derajat hubungan yang terjadi
dinamakan korelasi. Menurut Mohammad Nazir (2005:450) Jika nilai-nilai suatu
variabel menarik sedangkan nilai-nilai variabel yang lain menurun, maka kedua
variabel tersebut mempunyai korelasi negatif. Sebaliknya, jika nilai-nilai suatu
variabel menaik dam diikuti pula dengan menurunnya nilai variabel lain, kedua
97
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Analisis deskripsi digunakan untuk meneliti variabel-variabel penelitian,
antara lain:
1. Analisis deskriptif mengenai physical evidence yang terdiri dari essential
evidence dan pehiperal evidence
2. Analisis deskriptif mengenai keputusan pembelaian di restoran nasi bancakan.
Menurut Husein Umar (2000: 31) kategori hasil perhitungan digunakan
kriteria penafsiran seperti pada tabel 3.7
Tabel 3.6
Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan
No. Kriteria Penafsiran Keterangan
1. 0% Tidak seorangpun
2. 1% - 25% Sebagian kecil
3. 26% - 49% Hampir setengahnya
4. 50% Setengahnya
5. 51% - 75% Sebagian besar
6. 76% - 99% Hampir seluruhnya
7. 100% Seluruhnya
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda karena penelitian ini menganalisis lebih dari dua variabel,
yaitu physical evidence (X) yang terdiri dari essential evidence (X.1) dan
98
sebagai variabel terikat (Y). Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif,
yaitu sebagai berikut
3.2.7.1.2 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Regresi linear
berganda digunakan untuk mempengaruhi fungsional atau kausal antara physical
evidence yang terdiri dari sub variabel essential evidence dan pehiperal evidence
terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan.
1. Methode Of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini mengguanakan data ordinal seperti dijelaskan dalam
operasionalisasi variabel sebelumnya. Oleh karena itu, semua data ordinal yang
terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala in terval menjadi Methode
Of Successive Interval (Harun Al-Rasyid 1994:131). Langkah-langkah untuk
melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung frekuensi (f) pada pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban
responden pada setiap pertanyaan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
frekuensi dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan pilihan jawaban.
99
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Scale Value=(DencituatLowerLimit)-(DencituatUpperLimit)
(AreaBelowUpperLimit)-(AreaLowerbelowLimit)
Data penelitian ini telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variabel independen dan variabel dependenserta akan dilakukan
persamaan yang berlaku antara pasangan-pasangan tersebut.
2. Teknik Analisis Korelasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal karena
variabelnya saling mempengaruhi.hasil analisis regresi berganda adalah koefisien
regresi pada masing-masing variabel independen beserta dimensi turunan.
Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi variabel dengan suatu
persamaan. Selanjutnya dalam regresi berganda, selain mengukur pengaruh
hubungan antara dua variabel atau lebih, beserta dimensi dari variabel X, juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel independen dan variabel dimensi
independen dengan variabel dependen.
Peneliti dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan
dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk
memberikan intrerpretasi terhadap koefisien korelasi
Tabel 3.7 Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
100
3. Metode Regresi Linier berganda
Analisis permasalahan menggunakan analisis regresi linier berganda
yaitu suatu metode yang menganalisa pengaruh antara dua atau lebih variabel,
khususnya variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat yaitu antara
variabel dependen dengan variabel independent (Sugiyono, 2009: 21).
Adapun rumus yang dipakai dalam analisa Regresi Linier berganda
adalah sebagai berikut:
Y = a + bX1 + bX2
Keterangan:
Y = Keputusan pembelian X1 = Essential Evidence
X2 = Pehiperal Evidence
a = Bilangan konstanta
b1, b2, b3, … . = Koefisien regresi b1, b2, b3, ….
Nilai regresi di atas dihitung dengan bantuan komputer program
software SPSS for windows versi 17
Menurut Sugiyono (2009:277) analisis regresi berganda digunakan bila
penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependent (kriterium), bila dua atau lebih variabelindependent
sebagai faktor predikator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).analisi
regresi bergandsa akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal
dua atau lebih.
Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan
101
Hilda Yundika Sudirman, 2013
dependen yang paling domianan terhadap variabel dependen, lebih ulasnya
dapat dilihat pada gambar 3.1
GAMBAR 3.2 REGRESI BERGANDA
3.2.7.13 Uji Asumsi Regresi
3.2.7.1.3.1.Uji Asumsi Normalitas
Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah noermalitas, yaitu
data yang akan dianalisis dengan statistic parametic harus mengikuti distribusi
normal. Data yang mengandungata ekstrim biasanya tidak memenuhi asumsi
normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana
data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis
parametik.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability plot.
Normal probability plot digunakan untuk mendeteksi apakah data yang digunakan
X1
y
102
berdistribusi normakl atau tidak. Suatu model regresi layak dipakai apabila skor
residunya mengikuti distribusi normal, skor residu berdistribusi normal apabila
ada sebaran datanya terletak disekitar garis diagonal yaitu dari kiri ke bawah ke
kanan atas. Berikut menggambarkan normal probability plot yang digunakan
untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.
3.2.7.1.3.2 Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada
rewgresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi menyebar. Residu pada
heteroskedastisitas semakin besar apabila pengamatan semakin besar. Suatu
regresi dikatakan tidak terdeteksi heteroskedastisitas apabila penyebaran terhadap
harga-harga prediksi tidak membentuk suatu pola tertyentu (meningkat atau
menurun).
3.2.7.1.3.3 Uji asumsi Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas yang
satu dengan variabel bebas yang lainnya dalam analisi regresi. Konsekuensi dari
terdapatnya skor korelasi yang sempurna antara variabel-variabel bebas adalah
pertama, koefisien-koefisien atau parameter regresinya tidak dapat ditaksir atau
diestimasi, kedua, skor standar error setiap koefisien regresi tidak terhingga. Dua
parameter yang paling umum digunakan untuk mendeteksi Multikolinearitas
103
Hilda Yundika Sudirman, 2013
dikatakan terdeteksi Mulitikolinearitas apabila skor VIP menjauhi 1 atau skor
tolerance menjauhi 1.
3.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji parameter X terhadap Y.
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat
(Ghozali, 2004 : 43). Perhitungan nilai t hitung
Dimana:
b1 = Koefisien regresi variabel X1 Sb1 = Deviasi standar b 1
Nilai Sb1 atau t dihitung dengan bantuan komputer program software
SPSS for windows versi 17. Nilai tersebut disajikan bersama dengan koefisien
regresi.
Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat pengaruh satu variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat dalam uji t adalah sebagai
berikut:
1. Jika nilai p atau sig < α (alpha = 0,05), maka dapat diartikan ada
pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial. t =
s
b1104
2. Jika nilai p atau sig > α (alpha = 0,05) maka dapat diartikan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial.
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat, maka digunakanlah uji F, yang dapat
didefinisikan dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sample
Kemudian hasil dari Fhitung dibandingkan dengan Ftabel. Ftabel ditentukan
oleh derajat kebebasan pembilang dan penyebut, yaitu V1 = k dan
hipotesisnya yaitu sebagai berikut a : H0 diterima jika Fhitung < Ftabel , H0
145
Hilda Yundika Sudirman, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pengkajian teori, hasil penelitian dan pengujian regresi yang
dilaksanakan mengnai pengaruh physical evidence dalam upaya menciptakan keputusan
pembelian, telah diperoleh gambaran physical evidence di rumah makan Bancakan secara
umum mendapatkan penilaian yang baik dari pengunjung dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan strategi physical evience meliputi esential evidence dan pehiperal
evidence yang dilakukan rumah makan Bancakan dalam upaya menciptakan
keputusan pembelian berjalan dengan baik sehingga memberikan nilai positif dari
dua dimensi tersebut didapatkan hasil penelitian bahwa essential evidence
memperoleh hasil yang lebih baik daripada pehiperal evidence, hal ini
dikarenakan pengunjung merasakan kemenarikan design rumah makan
Bancakan, kenyamanan suasana di rumah makan Bancakan, keunikan
design rumah makan Bancakan, kerapihan tata letak ruang di rumah
makan Bancakan, kerapihan meja dan kursi di rumah makan Bancakan,
kerapihan penyimpanan peralatan makan dan minum di rumah makan
Bancakan. Gambaran responden terhadap penilaian pehiperal evidence di
rumah makan Bancakan dinilai baik oleh pengunjung rumah makan
146
kejelasan petunjuk wastafel, kejelasan petunjuk mushola, kejelasan
petunjuk parkir, kejelasan adanya kartu nama di rumah makan Bancakan.
2. Gambaran pengunjung mengenai keputusan pembelian di rumah makan
Bancakan secara umum adalah baik karena memiliki nilai yang tidak jauh
berbeda satu sama lain. Aspek yang mendapatkan penilaian paling tinggi adalah
jumlah pembelian yaitu pada tingkat keseringan konsumen membeli
makanan dan minuman yang disediakan di rumah makan Bancakan. Hal
ini dikarenakan makanan dan minuman yang disediakan oleh rumah
makan Bancakann unik dan jarang ditemui di rumah makan lain.
3. Physical Evidence rumah makan Bancakan Bandung memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan
Bandung.
5.2 Rekomendasi
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Strategi physical evidence yang ditawarkan rumah makan Bancakan secara
keseluruhan berjalan cukup baik, terutama dari variabel essential evidence.
Essential evidence yang memberikan kontribusi paling besar terhadap
keputusan pembelian, namun pehiperal evidence membetrikan pengaruh
rendah di rumah makan Bancakan sehgingga harus dibenahi dan diperbaiki.
Meskipun pehiperal evidence haya bukti fisik pendukung namun bila dikelola
147
Hilda Yundika Sudirman, 2013
2. Tanggapan terhadap keputusan pembelian, penilaian skor terendah ada pada
pemilihan penyalur. Hal ini perlu adanya tindakan yang dilakukan rumah
makan Bancakan untuk mendorong lebih banyak lagi pengunjung yang datang
dan makan atau minum di rumah makan Bancakan.
3. Membuat inovasi-inovasi baru dari makanan dan minuman yang disediakan rumah
makan bancakan.
4. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti
berharap akan adanya penelitian lanjutan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dalam meningkatkan
keputusan pembelian di rumah makan Bancakan, disarankan untuk melakukan
penelitian tentang kualitas produk dan kualitas pelayanan dan pengembangan industri
DAFTAR PUSTAKA
Alma,Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Alma,Buchari. (2003). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bowen & Kotler Philip. (2010). Marketing For Hospitality and Tourism
(International Edition). Publishing as Printice Hall.
Fandy Tjiptono. (2007). Strategi Pemasaran. Edisi ke dua. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Gamal Suwantoro. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Hurriyati, Ratih. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.
Hurriyati, Ratih. (2008). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.
Hussein Ummar. (2010). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
I Gede Pitana & Putu G, Gayatri.(2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Tersedia Di: Http:/Www.Budpar.Go.Id/Budpar/Asp/Index.Asp.Diakses:
10nbOktober 2012.
Kotler, Keller.(2007). Manajemen Pemasaran 1. Edisi keduabelas. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. (2009). Marketing Management. Pearson.