• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PHYSICAL EVICENCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN NASI BANCAKAN: Survei pada Konsumen Rumah Makan Nasi Bancakan Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PHYSICAL EVICENCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN NASI BANCAKAN: Survei pada Konsumen Rumah Makan Nasi Bancakan Bandung."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

No. Daftar FPIPS : 1658/UN.40.2.5.2/PL/2013

PENGARUH PHYSICAL EVICENCE TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN NASI BANCAKAN

(Survei pada Konsumen Rumah Makan Nasi Bancakan Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pariwisata

Pada Program studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Disusun oleh :

Hilda Yundika Sudirman

0607098

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)
(3)
(4)

Pengaruh

Physical Evidence

Terhadap Keputusan Pembelian

Di Rumah Makan Bancakan

Oleh

Hilda Yundika Sudirman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Hilda Yundika Sudirman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

i

Hilda Yundika Sudirman, 2013

ABSTRAK

Hilda Yundika Sudirman, “Pengaruh Physical Evidence terhadap Keputusan Pembelian di Rumah Makan Bancakan” (Survey Pada Konsumen Rumah Makan Bancakan) dibawah bimbingan Gitasiswhara SE.,Par.,MM dan Heny Hendrayati S.IP., MM.

Bandung merupakan kota yang dijuluki sebagai kota kuliner. Salah satu rumah makan yang populer di kota Bandung adalah rumah makan Bancakan. Rumah makan Bancakan selalu mengalami kenaikan pengunjung namun jumlah pendapatan yang diperoleh selalu menurun setiap tahun. Seperti pada tahun 2012 pengunjung yanmg datang ke rumah makan Bancakan naik sebesar 3,57 % namun pendapatan yang diperoleh justru menurun pada tahun 2012 sebesar 24,02%.penurunan pendapatan ini salah satunya dikarenakan banyaknya pesaing yang bermunculan sehingga konsumen mempunyai banyak piklihan untuk makan. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan stratified random sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Menggunakan skala Ordinal Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan wisatawan tentang physical evidence terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan secara umum dinilai cukup baik. Faktor yang mendapat penilaian yang tinggi yaitu pada faktor pehiperal evidence sebesar 2304 atau 51,05%, Hal ini dikarenakan rumah makan Bancakan memiliki bukti fisik yang unik sehingga memiliki skor tertinggi di mata konsumen yang datang ke rumah makan Bancakan, Tanggapan wisatawan mengenai keputusan pembelian di rumah makan Bancakan secara umum adalah cukup baik yang meliputi pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran dengan skor 5196. Secara keseluruhan Physical Evidence berpengaruh terhadap keputusan pembelianb di rumah makan Bancakan.

(6)

ABSTRACT

Hilda Yundika Sudirman, "Physical Evidence of the Influence Purchasing Decisions Bancakan Eat at Home" (Survey On Consumer Eating Bancakan) under the guidance of Gitasiswhara SE., Par., MM and Heny Hendrayati S.IP.,MM.

Bandung is a city dubbed as a culinary city. One of the popular eating houses in the city was home eating Bancakan. Eating house Bancakan always increase the number of visitors but the income is always decreasing every year. As in 2012 yanmg visitors come to the house to eat Bancakan rose by 3.57%, but the income actually declined in 2012 amounted to 24.02%. Decline in revenue is one of them because the number of competitors that have sprung up so that consumers have a lot choice to eat. Sampling technique using a stratified random sampling with a sample of 100 respondents. Using Ordinal scale data analysis technique used is multiple regression with SPSS computer software tools 17.0. The results showed that the responses of physical evidence travelers on purchase decisions in restaurants Bancakan generally considered quite good. Factors that gets high ratings pehiperal evidence that the factor of 2304 or 51.05%, This is because the restaurants Bancakan have unique physical evidence that has the highest score in the eyes of consumers who come to the house to eat Bancakan, travelers Responses regarding purchasing decisions in Bancakan restaurant in general is quite good which includes product selection, brand selection, the selection of suppliers, the time of purchase, purchase amount and method of payment with a score of 5196. Physical Evidence overall effect on the decision to eat at home in Bancakan.

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki sumber

daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

budayanya. Namun, kepemilikan sumber daya tersebut harus diiringi dengan

pengelolaan yang baik dan terarah agar dapat menarik wisatawan untuk datang ke

Indonesia baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Seiring dengan meningkatnya kunjungan ke Indonesia, diharapkan dapat

membantu peningkatan perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan Keppres

No.38 Tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus mendukung

pembangunan pariwisata Indonesia. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan

bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia.

Seperti juga yang tercantum dalam UU No. 10/2009 tentang

kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata

yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Penanganan pembangunan

wilayah pariwisata untuk dijadikan daerah tujuan wisata akhir-akhir ini telah

menunjukkan adanya kemajuan.

Dalam hubungan ini, pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan

kebijaksanaannya dibidang pariwisata melandaskan pada pembangunan daerah

(16)

dan fasilitas-fasilitas lain serta besarnya potensi kepariwisataan di daerah yang

bersangkutan serta asas pemerataan pembangunan, sehingga pembangunan

pariwisata dapat dilaksanakan serempak tanpa mengabaikan potensi

sumber-sumber yang dimiliki tiap daerah (Nyoman S. Pendit, 2002 : 70).

Melihat tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan

mencapai 1,6 milyar orang. Diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke

kawasan Asia-Pasifik, dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah wisatawan

yang sedemikian besar, maka Indonesia dapat menawarkan segala daya tariknya

untuk mendatangkan wisatawan dan merebut pangsa pasarnya. Dengan perolehan

sebesar USD 4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari pariwisata

Indonesia baru memperoleh 0,95 % dari pengeluaran wisatawan dunia (USD 474

miliar). Berikut data rekapitulasi wisatawan mancanegara pada tahun 2008-2012

yang terdapat pada Tabel 1.1

TABEL 1.1

STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA PADA TAHUN 2008-2012

Tahun Jumlah Wisatawan %

2008 6.234.497 -

2009 6.323.730 1,41

2010 7.002.944 9,69

2011 7.649.731 9,23

2012 7.988.574 4,24

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

(17)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

signifikan . Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yang berjumlah

7.002.944 wisatawan mancanegara yaitu mengalami kenaikan sebesar 9,96%.

Tingginya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memberi

dampak positif bagi perekonomian nasional. Pasalnya kehadiran wisatawan

mancanegara membantu meningkatkan pendapatan para pelaku bisnis perhotelan,

transportasi, tempat wisata, makanan hingga kerajinan tangan.

Mengingat pentingnya industri pariwisata Indonesia, diperlukan adanya

perbaikan insfrastruktur, penambahan jumlah akomodasi, serta penggalian potensi

tempat-tempat wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Indonesia. Selain

itu, diperlukan upaya-upaya khusus untuk menjamin keamanan dan kenyamanan

para wisatawan selama berada di Indonesia.

Perkembangan pariwisata Indonesia tidak bisa hanya diukur oleh jumlah

wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia saja, tetapi jumlah wisatawan

nusantara pun turut mempengaruhi tolak ukur perkembangan pariwisata

Indonesia. Hal oini dapat dilihat dalam Tabel 1.2 yang merupakan tabel jumlah

(18)

TABEL 1.2

PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA PADA TAHUN 2008-2012 Tahun Perjalanan

(Ribuan)

Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012

Berdasarkan data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah

wisatawan nusantara mengalami peningkatan yang cukup sinifikan. Peningkatan

tersebut terjadi pada tahun 2009 yang meningkat sebanyak 2,04 % dari tahun

sebelumnya.

Kemajuan industri pariwisata Indonesia, memacu provinsi-provinsi

di Indonesia untuk lebih meningkatkan lagi pengelolaan pariwisata di daerahnya

masing-masing. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia

yang mempunyai banyak daya tarik wisata sehingga dapat menarik banyak

(19)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

TABEL 1.3

PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG KE JAWA BARAT MELALUI PINTU MASUK BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA DAN PELABUHAN MUARAJATI

TAHUN 2008-2012

Tahun Jumlah Wisatawan %

2008 68.978 -

2009 81.651 15,52

2010 92.479 11,70

2011 117.550 21,32

2012 132.796 11,48

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2012

Berdasarkan data pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Jawa Barat melalui Bandara Husein

Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati pada tahun 2011 mengalami peningkatan

sebesar 21,32 % dibandingkan tahun 2012 sebesar 11,48%. Dengan meningkatnya

jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkunjung ke

Jawa Barat, maka fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata semakin dibutuhkan.

Salah satu kota di Jawa Barat yang menjadi daerah tujuan wisata

andalannya adalah kota Bandung. Bandung merupakan sebuah kota yang

memiliki daya tarik wisata yang dapat menarik banyak wisatawan untuk datang ke

Bandung, diantaranya berupa wisata alam, bangunan kuno (heritage), wisata

belanja maupun wisata kuliner.

Pariwisata telah berkembang menjadi satu industri besar dan memiliki

(20)

kota Bandung pun pun menjadi salah satu tujuan utama destinasi wisata di

Indonesia. Pertumbuhan ini telah mendorong lahirnya para pengusaha yang

bergerak di bidang jasa pariwisata seperti hotel, rumah makan, restoran, cafe dan

lain sebagainya.

Semua usaha tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang majunya

kepariwisataan, dengan fasilitas yang baik dan nyaman akan mendatangkan

semakin banyak wisatawan yang datang ke kota Bandung. Tabel 1.3

memperlihatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan

nusantara yang datang ke kota Bandung pada tahun 2008-2012 yang mengalami

kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan.

TABEL 1.4

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2008-2012

Tahun Wisatawan Mancanegara

Wisatawan Nusantara

Jumlah %

2008 175.111 4.320.134 4.495.245 -

2009 185.076 4.822.532 5.007.608 10,23

2010 228.449 4.951.439 5.179.888 3,32

2011 225.585 6.487.239 6.712.824 22,83

2012 176.855 5.080.584 5.257.439 -27,68

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2012

Berdasarkan pada tabel 1.4 dapat dilihat bahwa wisatawan yang datang ke

kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan

(21)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

22,835 hal ini dikarenakan kota Bandung semakin mengalami kenaikan dibidang

pariwisatanya terutama semakin berjamurnya bisnis kuliner.

Menurut Marsum (1994:7) restoran adalah suatu bangunan yang

diorganisasi secara komersil, yang menyatakan pelayanan dengan baik kepada

semua tamu, berupa makanan maupun minuman. Sedangkan menurut sihite

(2000:16) restoran adalah suatu tempat dimana seseorang yang datang menjadi

tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi,

siang maupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati

hidangan itu harus membayar dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang

disediakan di restoran itu.

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang selalu dikunjungi

wisatawan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang tentu harus diimbangi

dengan fasilitas pendukung pariwisata yang memadai seperti halnya restoran.

Oleh karena itu Bandung banyak sekali bisnis-bisnis makanan yang bermunculan

seperti yang terdapat pada Tabel 1.5 tentang jumlah restoran dan rumah makan

berdasarkan klasifikasinya.

TABEL 1.5

DAFTAR JUMLAH RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN KLASIFIKASINYA DI KOTA BANDUNG

No. Klasifikasi Jumlah

1 Restoran Talam Kencana 1

2 Restoran Talam Saka 67

3 Restoran Talam Gangsa 166

4 Restoran Waralaba 46

5 Bar 12

(22)

7 Rumah Makan B 145

8 Rumah Makan C 157

Jumlah 629

Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2012

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa jumlah restoran dan rumah

makan di kota Bandung ada sekitar 629 buah. Hal tersebut dapat mempengaruhi

wisatawan untuk datang ke kota Bandung karena restoran dan rumah makan

merupakan salah satu fasilitas yang penting untuk kenyamanan para wisatawan.

Restoran merupakan tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup

kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum

ditempat usahanya. Bandung merupakan kota yang mendapatkan julukan kota

kuliner karena banyaknya restoran din kota Bandung. Berikut nama-nama restoran

di kota Bandung berdasarkan jenisnya.

TABEL 1.6

NAMA RESTORAN DI KOTA BANDUNG BERDASARKAN JENISNYA

No Kategori Restoran Nama Restoran

1. Restoran Sunda Arum Manis, Bale Gazeebo, Sindang Reret, Ma

Uneh, Bumbu Desas, Bancakan, Laksana, Ponyo,

Sari Sunda, Sambara, Ampera

2. Restoran Asia Thai Palace, Tomodachi, Torigen, Korean House,

Hanamasa

3. Restoran Eropa New Clique Lounghe & Resto, Abuba Steak, Suis

Butcher, Waroeng Steak, Green Cafe

4. restoran siap saji KFC, CFC, McD, Hoka Hoka Bento, Texas

Chiken

(23)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Salah satu restoran Sunda yang terkenal di Bandung adalah Nasi

Bancakan. Restoran ini berada di jalan Trunodjoyo No. 63 Bandung yang berdiri

pada tanggal 17 Oktober 2007 dan mengambil tema restoran Sunda tradisional.

Bangunan restoran ini sederhana dan unik dengan ruangan restoran yang ditata

sedemikian rupa sehingga terkesan restoran Sunda tradisional sesuai tema yang

diusung. Ornament bilik pada dinding restoran dan peralatan makan dan juga

ge;las seng semakin memperkuat kesan tradisional pada restoran ini. Selain itu,

restoran Nasi Bancakan memiliki tempat duduk yang beragam, bisa lesehan bisa

juga duduk di bangku panjang yang bisa membuat kita lebih leluasa makan.

Restoran Nasi Bancakan menyediakan menu khas Sunda yang disajikan

kepada pelanggannya disebuah meja dan pengunjung mengambil sendiri-sendiri

makanan yang disukai. Mengambil sendiri secara rame-rame inilah yang disebut

dengan bancakan atau lebih umum disebut dengan prasmanan.

Restoran ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat khususnya daerah

Bandung karena makanan yang ditawarkan terjangkau, makanannya unik dan

bervariasi, tempatnya strategis, konsepnya yang unik dan juga dilengkapi dengan

lahan parkir yang cukup luas. Oleh karena itu, kunjungan ke Nasi Bancakan selalu

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada tabel 1.6

TABEL 1.7

DATA JUMLAH PEMBELIAN NASI BANCAKAN PADA TAHUN 2009-2012 Tahun Jumlah Pembelian Persentase (%)

2009 319.231 -

2010 366.563 12,91

(24)

2012 396.161 3,57

Sumber : Marketing Nasi Bancakan 2012

Pada tabel 1.7 dapat dilihat bahwa kenaikan kunjungan ke Nasi Bancakan

selalu naik dari tahun ke tahun, namun persentase kenaikannya nmenurun. Seperti

pada tahun 2009 jumlah pembelian sebesar 319.231 mengalami kenaikan sebesar

14, 82 % menjadi 366.563 pada tahun 2010. Sedangkan persentase kenaikan

jumlah pembelian pada tahun 2012 turun sebesar 3,57 %.

Meskipun jumlah pengunjung ke Nasi Bancakan selalu mengalami

kenaikan setiap tahunnya, namun pendapatan yang dihasilkan restoran Nasi

Bancakan mengalami penurunan tiap tahunnya. Seperti yang terdapat pada tabel

1.8.

TABEL 1.8

JUMLAH RATA-RATA PENDAPATAN RESTORAN NASI BANCAKAN PER TAHUN

Tahun Jumlah Pendapatan

(Rupiah)

2009 813.278.000

2010 707.551.860

2011 703.322.814

2012 703.153.652

Sumber : Marketing Nasi Bancakan

Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh

rumah makan Nasi Bancakan pada tiap tahun selalu menurun. Dapat dilihat pada

tahun 2009 pendapatannya sebesar Rp. 813.278.000 tetapi pada tahun 2010

(25)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Meskipun jumlah pengunjung yang datang ke rumah makan nasi

bancakan selalu naik tiap tahunnya, tetapi tidak diimbangi dengan jumlah

pendapatan yang diperoleh rumah makan Nasi Bancakan. Hal ini

mengindikasikan bahwa ada permasalahan yang dialami oleh Bancakan yang

berhubungan dengan keputusan pembelian.

Salah satu faktor yang turut mempengaruhi keputusan pembelian di

rumah makan Nasi Bancakan adalah bukti fisik atau Physical Evidence. Setiap

perusahaan baik perusahaan jasa jasa maupun perusahaan non jasa harus berusaha

untuk menciptakan tampilan fisik yang baik dimata konsumen karena kesan

konsumen terhadap suatu perusahaan akan mempunyai pengaruh penting bagi

perusahaan tersebut. Dengan adanya penampilan fisik yang baik, maka

perusahaan tersebut akan mampu menarik lebih banyak konsumen. Begitupun

dengan rumah makan nasi bancakan yang mengelola sarana fisik dengan baik agar

bisa meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada konsumen.

Bukti fisik atau Physical Evidence memiliki peranan pentig bagi penjual

jasa maupun konsumen (Hurriyati 2005:64). Physical Evidence atau bukti fisik

dapat dikategorikan kedalam dua jenis yaitu essential (khusus) dan pehiperal

(umum).

Melihatas maka perlu diadakan penelitian penjelasan diatas maka perlu

diadsakan penelitian tentang Pengaruh Physical Evidence Terhadap Keputusan

Pembelian Di Rumah Makan Bancakan” 1.2 Rumusan Masalah

(26)

1. Bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah makan Bancakan

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah makan Bancakan

3. Bagaimana pengaruh physical evidence terhadap keputusan pembelian

di rumah makan bancakan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah

makan Bancakan

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah

makan Bancakan

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengaruh physical evidence

terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan.\

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan

ilmu dan penelitian dalam bidang disiplin ilmu ManajemenPemasaran

psriwisata khusunya mengenai bidang food & beverage dan keputusan

pembelian, sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam

mengembangkan wawasan Manajemen Food & Beverage.

b. Kegunaan praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pihak

(27)

Hilda Yundika Sudirman, 2013

memperbaikinya agar dapat meningkatkan persentase kunjungan ke

(28)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini meneliti tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh

restoran Bancakan yang diterapkan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini

menggunakan dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat. Adapun

variable bebas (independent) adalah physical evidence yang terdiri dari (X.1)

essential evidence dan ( X.2) pehiperal evidence. Keputusan pembelian sebagai Y

merupakan variable terikat (dependen) yang terdiri dari pemilihan produk,

pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, jumlah pembelian, waktu

pembelian, dan metode pembayaran. Variable yang diteliti yaitu physical evidence

terhadap keputusan pembelian. Objek penelitian adalah tanggapan responden

mengenai physical evidence dan keputusan pembelian. Sedangkan unit analisis

atau responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang ke restoran

Nasi Bancakan.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) merupakan cara ilmiah

yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan

tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data empiris yang

mempunyai kriteria tertentu yang valid (ketepatan). Cara ilmiah berarti kegiatan

(29)

71

Hilda Yundika Sudirman, 2013

empiris (dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses penelitian

menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis). Berdasarkan tujuan penelitian

dan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriftif dan verivikatif.

Menurut Sugiyono (2010:35) penelitian deskriftif adalah penelitian yang

dilakukan yang dilakukan untyuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu

variable atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan

variable yang lain”. Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh

deskripsi mengenai physical evidence (essential evidence and pehiperal evidence)

dan keputusan pembelian di restoran Nasi Bancakan.

Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis

yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini akan diuji

mengenai kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini

dilakukan survey terhadap konsumen restoran nasi bancakan untuk mengetahui

pengaruh physical evidence (essential evidence dan pehiperal evidence) terhadap

keputusan pembelian.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 2). Berdasarkan

variabel-variabel yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif dan verivikatif. Mohammad Nazir (2005: 55)

mengemukakan bahwa secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian

(30)

72

berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun dalam pengertian

metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencankup metode

penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental dan secara

lebih umum sering diberi nama “metode survei”.

Sedangkan menurut Sugiama (2008:37) metode deskriptif adalah riset yang

berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut

dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau

masa sekarang. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi

atau gambaran tentang variabel.

Tujuan metode deskriptif menurut Travers yang dikutip Husein Umar

(2002: 29) adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung

pada saat riset dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala

tertentu. Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) melalui

media kuesioner yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik

menjadi salah satu cara untuk dapat mendeskripsikan tanggapan pengunjung yang

relevan dan up to date mengenai objek yang diteliti.

Penelitian deskriptif dapat menghasilkan deskripsi masing-masing variable

mengenai tanggapan responden yaitu physical evidence dan keputusan pembelian

di restoran Bancakan.

Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis

yang dilakukan melalui pengumpulan data dilapangan, dalam hal ini penelitian

(31)

73

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian deskriptif dan

verifikatif yang dilakukan dengan cara pengumpulan data di lapangan, maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei explanatory. Menurut

Malhotra (2005: 196), metode survei adalah kuesioner yang terstruktur yang

diberikan kepada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi

spesifik.

Metode penelitian yang ditetapkan adalah untuk mempermudah

dilaksanakannya langakah-langkah penelitian. Mohammad Nasir (2003: 44)

mengemukakan bahwa dengan memilih metode penelitian, maka peneliti akan

mendapatkan panduan tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional method, yaitu

metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu

atau tidak berkesinambungan dalam jangka panjang.

1.2.2 Operasionalisasi Variabel

Keseluruhan skala pengukuran dalam operasionalisasi variabel ini

menggunakan pengukuran ordinal, yaitu angka yang diberikan dimana

angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan ukuran ordinal digunakan untuk

mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Ukuran ini

tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan

atau rangking saja. Variable yang akan dikaji dalam penelitian ini mencakup

physical evidence (X) yang terdiri atas essential evidence (X1) dan peripheral

(32)

74

pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah pembelian dan metode pembayaran.

Berikut ini merupakan tabel mengenai operasionalisasi variabel yang dapat dilihat

pada Tabel 3.1

Tabel. 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel/Sub

Variabel

Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala

Physical dan tata letak (lay

out)dari gedung,

ruang dan lain-lain (Lupiyoadi A Hamdani 2011:71 ) .

Design Tingkat kemenarikan design restoran

Tata Letak Tingkat kerapihan tata

letak ruang di restoran

(33)

75

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Variabel/Sub Variabel

Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala

makan dan minum di

Signage Tingkat kejelasan petunjuk toilet

(34)

76

Variabel/Sub Variabel

Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala

(35)

77

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Variabel/Sub Variabel

Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala

(36)

78

Variabel/Sub Variabel

Konsep Varabel Indikator Ukuran Skala

Tingkat keseringan

Sumber : pengolahan data 2012

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk

penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh baik secara langsung (data

primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek

penelitian.

(37)

79

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Sumber data primer adalah sumber data dimana data yang diinginkan dapat

diperoleh secara langsung dari objek yang berhubungan dengan penelitian.

Menurut Asep Hermawan (2006: 168) yang dimaksud dengan data primer adalah

data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah

yang atas tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif,

maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei

ataupun observasi. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan

dikumpulkan peneliti (Anwar Sanusi 2011: 104).

Pada penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang

disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan

dianggap mewakili seluruh populasi penelitian, yaitu pengunjung restoran Nasi

Bancakan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang mana sumber

subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu

dan memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan

(2006: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai

variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai literatur, jurnal ilmiah,

literatur artikel, serta dari situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang

(38)

80

Anwar Sanusi (2011:104) mengemukakan bahwa data sekunder adalah data

yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang

tersedia di lokasi penelitian disebut dengan data sekunder internal sedangkan data

yang tersedia di luar lokasi penelitian disebut data sekunder eksternal

Berikut adalah Tabel 3.2 yang menyajikan jenis dan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini:

Tabel. 3.2

Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data

1. Data Physical evidence √ Data penelitian responden

2. Keputusan pembelian √ Data penelitian responden

3. Jumlah pembelian di

restoran Bancakan √

Marketing Restoran nasi bancakan

4. Profil perusahaan √ Restoran nasi bancakan

5. Kajian pustaka

√ Buku-buku, jurnal dan sebagainya majalah,

6. Jumlah kunjungan

wisatawan ke Bandung √

Disbudpar kota Bandung 2011

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

(39)

81

Hilda Yundika Sudirman, 2013

penting. Menurut Anwar Sanusi (2011: 87) “Populasi adalah seluruh kumpulan

elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat

kesimpulan”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai

populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu

populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila dalam

sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian

kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Tabel. 3.3

Jumlah Pembelian di Restoran Nasi Bancakan

Tahun Jumlah Pembelian

2009 319.231

2010 366.563

2011 382.000

2012 396.161

Jumlah 1.463.955

Sumber: Marketing Restoran Nasi Bancakan, 2012

Berdasarkan data jumlah pembelian di restoran nasi Bancakan diketahui

dalam 3 tahun terakhir jumlah pembelian 1.463.955. Peneliti mengambil populasi

dalam penelitian ini yaitu jumlah pengunjung pada tahun 2012 yaitu sebesar

396.161

(40)

82

Menurut Sugiyono (2008: 116) “Sampel adalahbagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu . apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi betul-betul refresentatif (mewakili).

Satuan sampling adalah sesuatu yang dijadikan kesatuan yang akan dipilih.

Satuan sampling (sampling unit) dapat berupa individu yang berdiri sendiri atau

kumpulan individu. Nilai yang diperoleh dari perhitungan populasi disebut

poarameter, sedangkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sampel disebut

statistik yang tidak lain merupakan penaksir (estimator) dari parameter.

Untuk menentukan ukuran sampel dapat digunakan rumus proporsi Slovin

(Husein Umar, 2008: 108).

n = N

1+N (e)2

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

(41)

83

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Dimana dalam penelitian ini populasi adalah konsumen di restoran nasi

bancakan, pada tahun 2012 yaitu sebanyak 396.161 orang. Menurut rumus

proporsi Slovin (Husein Umar, 2008: 108), jumlah sampel minimum pada

penelitian ini adalah

n = 99,97 orang, dibulatkan menjadi 100 orang

Berdasarkan perhitungan diatas, maka selanjutnya sampel minimum yang

berjumlah 100 orang pengunjung sebagai sampel dalam penelitian ini, kuesioner

akan disebarkan sebanyak 100 orang.

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara peneliti mengambil

sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia (Anwar Sanusi

2011:88 ). Cara pengambilan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan

memperhatikan unsur peluang atau tidak. Jika dalam proses mengambil sampel

memperhatikan unsur peluang, tipe sampling disebut sampling peluang

(probability sampling) atau cara pengambilan sampel secara acak. Jika dalam

proses tidak memperhatikan peluang, tipe sampling disebut sampling nonpeluang

(non-probability sampling).

Cara pengambilan sampel secara acak terdiri atas simple random

sampling, strafied random sampling dan cluster random sampling. Adapun cara

pengambilan sampel secara tidak acak antara lain accidental sampling,

(42)

84

convenience sampling, purposive sampling, snowball sampling dan quota

sampling (Anwar Sanusi 2011:88 ).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified

random sampling karena populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

seluruh konsumen yang makan di rumah makan Nasi Bancakan sehingga

populasinya bersifat heterogen. Untuk memperoleh presisi yang tinggi dalam

pengambilan sampel sampel variabel yang bersifat heterogen, diupayakan menjadi

relatif homogen dengan melakukan stratifikasi terhadap populasi menjadi

beberapa sub atau lapisan (Anwar Sanusi 2011:91).

Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal stratifikasi, yaitu :

1. Harus ada kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar untuk

menstratifikasi populasi dalam lapisan-lapisan. Yang dapat dijadikan

kriteria adalah variable yang akan diteliti atau variable lain yang yang

menurut peneliti mempunyai hubungan yang erat dengan variable yang

akan diteliti.

2. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang

digunakan untuk menstratifikasi.

3. Harus diketahui secara tepat jumlah elemen dari setiap lapisan dalam

populasi itu.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

(43)

85

Hilda Yundika Sudirman, 2013

metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.

Secara umum, metode pengumpulan data dubagi menjadi beberapa kelompok,

yaitu:

1. Metode Pengamatan Langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Metode pengamatan

langsung memiliki kriteria sebagai berikut:

a) Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara

sistematik.

b) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah

direncanakan.

c) Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan

proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik

perhatian saja.

d) Pengamtan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya.

2. Metode dengan Menggunakan Pertanyaan

Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering

disebut secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan cukup terperinci dan lengkap.

(44)

86

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan

laporan penelitian ini adalah:

a. Studi Lapangan

Penulis menggunakan teknik studi lapangan untuk mengetahui secara

langsung permasalahan yang terjadi, sekaligus untuk memperoleh data

primer yang dibutuhkan, yaitu dengan cara sebagai berikut:

1) Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan responden atau interaksi interaksi melalui

komunikasi secara langsung kepada pihak yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

2) Kuesioner merupakan daftar pertanyaan mengenai gambaran umum

dari pengunjung serta sebuah set pertanyaan yang secara logis

berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan

merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam

pengujian hipotesis.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data dengan cara membaca,

mempelajari, dan menganalisis buku-buku yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti, yaitu dengan cara sebagai berikut:

(45)

87

Hilda Yundika Sudirman, 2013

    

b. Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dan informasi dengan

lampiran-lampiran yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti.

3.2.6 Instrumen Penelitian

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan suatu instrumen.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kehasihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen

adalah rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto 2006:170)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

(46)

88

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software komputer spss

17.0 menunjukkan item-item dalam pertanyaan valid karena thitung lebih besar

daripada ttabel yang bernilai 0,306.

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini

adalah teknik korelasi biasa, yaitu korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan

dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji

apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu,

artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji

dengan rumus statistik t sebagai berikut:

2

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikan dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikan α

= 0,05

(47)

89

Hilda Yundika Sudirman, 2013

3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:172).

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

No. Item Pertanyaan t hitung t tabel Keterangan

Physical Evidence Pehiperal evidence (X1)

1 Tingkat kemenarikan

design restoran Bancakan

0,751 0,306 Valid

2 Tingkat kenyamanan

suasana di restoran

7. Tingkat kejelasan petunjuk toilet

0,706 0,306 Valid

8. Tingkat kejelasan petunjuk mushola

0,819 0,306 Valid

9. Tingkat kejelasan petunjuk wastafel

(48)

90

10. Tingkat kejelasan petunjuk parkir

0,843 0,306 Valid

11. Tingkat kejelasan adanya kartu nama di restoran Bancakan

0,667 0,306 Valid

Keputusan Pembelian (Y)

Pemilihan Produk

1 Tingkat ketertarikan

konsumen terhadap menu makanan yang disediakan.

0,891 0,306 Valid

2 Tingkat ketertarikan

konsumen terhadap produk yang ditawarkan restoran

0,730 0,306 Valid

3 Tingkat kebutuhan

konsumen pada produk yang ditawarkan restoran Bancakan

0,743 0,306 Valid

Pemilihan Merek

4 Tingkat kemudahan

konsumen dalam mencari informasi tentang restoran Bancakan

0,837 0,306 Valid

5 Tingkat ketertarikan

konsumen terhadap restoran Bancakan

0,726 0,306 Valid

6 Tingkat ketertarikan

konsumen terhadap produk yang ditawarkan restoran Bancakan daripada yang ditawarkan restoran lain.

0,742 0,306 Valid

Pemilihan Penyalur

7 Tingkat ketertarikan

konsumen untuk

mengunjungi restoran

Bancakan karena

lokasinya yang strategis

0,473 0,306 Valid

8 Tingkat ketertarikan

konsumen terhadap konsep restoran Bancakan

(49)

91

Hilda Yundika Sudirman, 2013

konsumen untuk

mengunjungi restoran Bancakan karena harga produk yang ditawarkan murah

10 Tingkat ketertarikan konsumen untuk datang ke restoran Bancakan karena kelengkapan produk yang ditawarkan restoran Bancakan

0,719 0,306 Valid

Waktu Pembelian

11 Tingkat keseringan

konsumen dalam

mengunjungi restoran Bancakan

0,805 0,306 Valid

12 Tingkat ketertarikan

konsumen untuk

mengunjungi restoran Bancakan karena restoran Bancakan buka sesuai jam makan

0,804 0,306 Valid

13 Tingkat berkunjung

kembali yang dilakukan konsumen ke restoran Bancakan

0,424 0,306 Valid

Jumlah Pembelian

14 Tingkat ketertarikan konsumen karena restoran Bancakan dapat memenuhi kebutuhan konsumen

0,759 0,306 Valid

15 Tingkat keseringan

konsumen membeli

16 Tingkat ketertarikan konsumen terhadap restoran Bancakan karena

(50)

92

kemudahan dalam

melakukan pembayaran 17. Tingkat ketertarikan

konsumen karena di rumah

makan Bancakan

menggunakan metode pembayaran secara tunai

0,756 0,306 Valid

Sumber : Hasil pengolahan Data 2013

Tabel 3.5 menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item

pertanyaan valid karena skor r hitung >r tabel yang bernilai 0,306. Dengan demikian,

maka prosese selanjutnya adalahmelakukan pengujian reliabilitas.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Menurut Fredy Rangkuti (2011:46) reliabilitas adalah tingkat kemantapan

atau konsistensi suatu alat ukur. Reliabilitas memberikan kesesuaian antara

hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran. Pengujian reliabilitas kuesioner

penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrument yang nilainya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal

yang berisi uraian (Suharsimi Arikunto, 2006:196)

Koefisien Cronbach alpha (Cα) merupakan statistik yang paling umum

digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrument

penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas yang memadai jika koefisien

Cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,70.

Pengujian reliabilitas dapat diuji dengan menggunakan rumus Cronbach

(51)

93

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir,

kemudian jumlahkan, seperti berikut ini:

(Suharsimi Arikunto, 2006:184)

Keterangan :

 = Varians

∑X = jumlah skor

N = Jumlah Responden

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. jika koefisien r hitung > r tabel dengan tingkat signifikasi 5 % maka item

pertanyaan dinyatakan reliabel.

2. jika koefisien r hitung < r tabel dengan tingkat signifikasi 5 % maka item

pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

(52)

94

Pengujian reliabilitas instrumen terhadap 30 responden dengan tingkat

signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28 ) dengan menggunakan

software SPSS 17.0 diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini dikarenakan

C masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien Cronbach

alpha. Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian pada tabel 3.5

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) PHYSICAL EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN PEMBELIAN

No. Variabel Cronbach

alpha

Hasil Keterangan

1. Physical Evidence 0,70 0,817 Reliabel

2. Keputusan Pembelian 0,70 0,707 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan data di atas, kedua variabel yang digunakan adalah reliabel,

karena r hitung > r tabel.

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

physical evidence (X) yang terdiri dari essential evidence (X.1) dan pehiperal

(53)

95

Hilda Yundika Sudirman, 2013

penelitian ini akan diteliti pengaruh Physical evidence (X) dalam keputusan

pembelian (Y). Adapun kegiatan analisis data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Menyusun Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden,

kelengkapan data dan pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian.

2. Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Memberi skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

3. Menganalisis Data

Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan

rumus-rumus statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu

kesimpulan.

4. Pengujian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Regresi Linier Berganda karena penelitian ini menganalisis lebih dari dua

variabel, yaitu physical evidence (X) yang terdiri dari essential evidence

(X.1) dan pehiperal evidence (X.2) sebagai variabel bebas, dan keputusan

pembelian sebagai variabel terikat (Y).

(54)

96

Penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan

interprestasi yang tepat. Pada desain studi deskriptif ini, termasuk desain untuk

studi formulatif dan eksploratif yang berkehendak hanya untuk mengenal

fenomena-fenomena untuk keperluan studi selanjutnya. Dalam studi deskriptif

juga termasuk:

1) Studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena,

kelompok atau individu.

2) Studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk

meminimalisasikan bais dan memaksimalkan reliabilitas.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner yang disusun oleh peneliti dengan berdasarkan variabel yang ada dalam

penelitian, yaitu kuesioner untuk mengungkapkan pengaruh physical evidence

terhadap keputusan pembelian di restoran Nasi Bancakan.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi. Ada

kalanya peneliti ingin melihat hubungan yang terjadi antara satu variabel dengan

variabel lainnya. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan

indeks korelasi, yang disebut koefisien korelasi. Derajat hubungan yang terjadi

dinamakan korelasi. Menurut Mohammad Nazir (2005:450) Jika nilai-nilai suatu

variabel menarik sedangkan nilai-nilai variabel yang lain menurun, maka kedua

variabel tersebut mempunyai korelasi negatif. Sebaliknya, jika nilai-nilai suatu

variabel menaik dam diikuti pula dengan menurunnya nilai variabel lain, kedua

(55)

97

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Analisis deskripsi digunakan untuk meneliti variabel-variabel penelitian,

antara lain:

1. Analisis deskriptif mengenai physical evidence yang terdiri dari essential

evidence dan pehiperal evidence

2. Analisis deskriptif mengenai keputusan pembelaian di restoran nasi bancakan.

Menurut Husein Umar (2000: 31) kategori hasil perhitungan digunakan

kriteria penafsiran seperti pada tabel 3.7

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan

No. Kriteria Penafsiran Keterangan

1. 0% Tidak seorangpun

2. 1% - 25% Sebagian kecil

3. 26% - 49% Hampir setengahnya

4. 50% Setengahnya

5. 51% - 75% Sebagian besar

6. 76% - 99% Hampir seluruhnya

7. 100% Seluruhnya

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda karena penelitian ini menganalisis lebih dari dua variabel,

yaitu physical evidence (X) yang terdiri dari essential evidence (X.1) dan

(56)

98

sebagai variabel terikat (Y). Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif,

yaitu sebagai berikut

3.2.7.1.2 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Regresi linear

berganda digunakan untuk mempengaruhi fungsional atau kausal antara physical

evidence yang terdiri dari sub variabel essential evidence dan pehiperal evidence

terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan.

1. Methode Of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini mengguanakan data ordinal seperti dijelaskan dalam

operasionalisasi variabel sebelumnya. Oleh karena itu, semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala in terval menjadi Methode

Of Successive Interval (Harun Al-Rasyid 1994:131). Langkah-langkah untuk

melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menghitung frekuensi (f) pada pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pertanyaan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi

frekuensi dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan pilihan jawaban.

(57)

99

Hilda Yundika Sudirman, 2013

Scale Value=(DencituatLowerLimit)-(DencituatUpperLimit)

(AreaBelowUpperLimit)-(AreaLowerbelowLimit)

Data penelitian ini telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan

pasangan data variabel independen dan variabel dependenserta akan dilakukan

persamaan yang berlaku antara pasangan-pasangan tersebut.

2. Teknik Analisis Korelasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal karena

variabelnya saling mempengaruhi.hasil analisis regresi berganda adalah koefisien

regresi pada masing-masing variabel independen beserta dimensi turunan.

Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi variabel dengan suatu

persamaan. Selanjutnya dalam regresi berganda, selain mengukur pengaruh

hubungan antara dua variabel atau lebih, beserta dimensi dari variabel X, juga

menunjukkan arah hubungan antara variabel independen dan variabel dimensi

independen dengan variabel dependen.

Peneliti dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan

dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk

memberikan intrerpretasi terhadap koefisien korelasi

Tabel 3.7 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(58)

100

3. Metode Regresi Linier berganda

Analisis permasalahan menggunakan analisis regresi linier berganda

yaitu suatu metode yang menganalisa pengaruh antara dua atau lebih variabel,

khususnya variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat yaitu antara

variabel dependen dengan variabel independent (Sugiyono, 2009: 21).

Adapun rumus yang dipakai dalam analisa Regresi Linier berganda

adalah sebagai berikut:

Y = a + bX1 + bX2

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian X1 = Essential Evidence

X2 = Pehiperal Evidence

a = Bilangan konstanta

b1, b2, b3, … . = Koefisien regresi b1, b2, b3, ….

Nilai regresi di atas dihitung dengan bantuan komputer program

software SPSS for windows versi 17

Menurut Sugiyono (2009:277) analisis regresi berganda digunakan bila

penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel dependent (kriterium), bila dua atau lebih variabelindependent

sebagai faktor predikator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).analisi

regresi bergandsa akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal

dua atau lebih.

Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan

(59)

101

Hilda Yundika Sudirman, 2013

dependen yang paling domianan terhadap variabel dependen, lebih ulasnya

dapat dilihat pada gambar 3.1

GAMBAR 3.2 REGRESI BERGANDA

3.2.7.13 Uji Asumsi Regresi

3.2.7.1.3.1.Uji Asumsi Normalitas

Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah noermalitas, yaitu

data yang akan dianalisis dengan statistic parametic harus mengikuti distribusi

normal. Data yang mengandungata ekstrim biasanya tidak memenuhi asumsi

normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana

data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis

parametik.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability plot.

Normal probability plot digunakan untuk mendeteksi apakah data yang digunakan

X1

y

(60)

102

berdistribusi normakl atau tidak. Suatu model regresi layak dipakai apabila skor

residunya mengikuti distribusi normal, skor residu berdistribusi normal apabila

ada sebaran datanya terletak disekitar garis diagonal yaitu dari kiri ke bawah ke

kanan atas. Berikut menggambarkan normal probability plot yang digunakan

untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.

3.2.7.1.3.2 Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada

rewgresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi menyebar. Residu pada

heteroskedastisitas semakin besar apabila pengamatan semakin besar. Suatu

regresi dikatakan tidak terdeteksi heteroskedastisitas apabila penyebaran terhadap

harga-harga prediksi tidak membentuk suatu pola tertyentu (meningkat atau

menurun).

3.2.7.1.3.3 Uji asumsi Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas yang

satu dengan variabel bebas yang lainnya dalam analisi regresi. Konsekuensi dari

terdapatnya skor korelasi yang sempurna antara variabel-variabel bebas adalah

pertama, koefisien-koefisien atau parameter regresinya tidak dapat ditaksir atau

diestimasi, kedua, skor standar error setiap koefisien regresi tidak terhingga. Dua

parameter yang paling umum digunakan untuk mendeteksi Multikolinearitas

(61)

103

Hilda Yundika Sudirman, 2013

dikatakan terdeteksi Mulitikolinearitas apabila skor VIP menjauhi 1 atau skor

tolerance menjauhi 1.

3.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji parameter X terhadap Y.

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat

(Ghozali, 2004 : 43). Perhitungan nilai t hitung

Dimana:

b1 = Koefisien regresi variabel X1 Sb1 = Deviasi standar b 1

Nilai Sb1 atau t dihitung dengan bantuan komputer program software

SPSS for windows versi 17. Nilai tersebut disajikan bersama dengan koefisien

regresi.

Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat pengaruh satu variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat dalam uji t adalah sebagai

berikut:

1. Jika nilai p atau sig < α (alpha = 0,05), maka dapat diartikan ada

pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial. t =

s

b1

(62)

104

2. Jika nilai p atau sig > α (alpha = 0,05) maka dapat diartikan bahwa tidak

ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial.

Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel terikat, maka digunakanlah uji F, yang dapat

didefinisikan dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sample

Kemudian hasil dari Fhitung dibandingkan dengan Ftabel. Ftabel ditentukan

oleh derajat kebebasan pembilang dan penyebut, yaitu V1 = k dan

hipotesisnya yaitu sebagai berikut a : H0 diterima jika Fhitung < Ftabel , H0

(63)

145

Hilda Yundika Sudirman, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pengkajian teori, hasil penelitian dan pengujian regresi yang

dilaksanakan mengnai pengaruh physical evidence dalam upaya menciptakan keputusan

pembelian, telah diperoleh gambaran physical evidence di rumah makan Bancakan secara

umum mendapatkan penilaian yang baik dari pengunjung dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan strategi physical evience meliputi esential evidence dan pehiperal

evidence yang dilakukan rumah makan Bancakan dalam upaya menciptakan

keputusan pembelian berjalan dengan baik sehingga memberikan nilai positif dari

dua dimensi tersebut didapatkan hasil penelitian bahwa essential evidence

memperoleh hasil yang lebih baik daripada pehiperal evidence, hal ini

dikarenakan pengunjung merasakan kemenarikan design rumah makan

Bancakan, kenyamanan suasana di rumah makan Bancakan, keunikan

design rumah makan Bancakan, kerapihan tata letak ruang di rumah

makan Bancakan, kerapihan meja dan kursi di rumah makan Bancakan,

kerapihan penyimpanan peralatan makan dan minum di rumah makan

Bancakan. Gambaran responden terhadap penilaian pehiperal evidence di

rumah makan Bancakan dinilai baik oleh pengunjung rumah makan

(64)

146

kejelasan petunjuk wastafel, kejelasan petunjuk mushola, kejelasan

petunjuk parkir, kejelasan adanya kartu nama di rumah makan Bancakan.

2. Gambaran pengunjung mengenai keputusan pembelian di rumah makan

Bancakan secara umum adalah baik karena memiliki nilai yang tidak jauh

berbeda satu sama lain. Aspek yang mendapatkan penilaian paling tinggi adalah

jumlah pembelian yaitu pada tingkat keseringan konsumen membeli

makanan dan minuman yang disediakan di rumah makan Bancakan. Hal

ini dikarenakan makanan dan minuman yang disediakan oleh rumah

makan Bancakann unik dan jarang ditemui di rumah makan lain.

3. Physical Evidence rumah makan Bancakan Bandung memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan

Bandung.

5.2 Rekomendasi

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Strategi physical evidence yang ditawarkan rumah makan Bancakan secara

keseluruhan berjalan cukup baik, terutama dari variabel essential evidence.

Essential evidence yang memberikan kontribusi paling besar terhadap

keputusan pembelian, namun pehiperal evidence membetrikan pengaruh

rendah di rumah makan Bancakan sehgingga harus dibenahi dan diperbaiki.

Meskipun pehiperal evidence haya bukti fisik pendukung namun bila dikelola

(65)

147

Hilda Yundika Sudirman, 2013

2. Tanggapan terhadap keputusan pembelian, penilaian skor terendah ada pada

pemilihan penyalur. Hal ini perlu adanya tindakan yang dilakukan rumah

makan Bancakan untuk mendorong lebih banyak lagi pengunjung yang datang

dan makan atau minum di rumah makan Bancakan.

3. Membuat inovasi-inovasi baru dari makanan dan minuman yang disediakan rumah

makan bancakan.

4. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti

berharap akan adanya penelitian lanjutan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dalam meningkatkan

keputusan pembelian di rumah makan Bancakan, disarankan untuk melakukan

penelitian tentang kualitas produk dan kualitas pelayanan dan pengembangan industri

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Alma,Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Alma,Buchari. (2003). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bowen & Kotler Philip. (2010). Marketing For Hospitality and Tourism

(International Edition). Publishing as Printice Hall.

Fandy Tjiptono. (2007). Strategi Pemasaran. Edisi ke dua. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gamal Suwantoro. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Hurriyati, Ratih. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Hurriyati, Ratih. (2008). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Hussein Ummar. (2010). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

I Gede Pitana & Putu G, Gayatri.(2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Tersedia Di: Http:/Www.Budpar.Go.Id/Budpar/Asp/Index.Asp.Diakses:

10nbOktober 2012.

Kotler, Keller.(2007). Manajemen Pemasaran 1. Edisi keduabelas. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. (2009). Marketing Management. Pearson.

Gambar

TABEL 1.1 STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE
TABEL 1.2 PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA PADA TAHUN 2008-2012
TABEL 1.3 PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG
TABEL 1.4 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

perusahaan untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen atau pemakai industri. Jadi saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen kurikulum berbasis entrepreneurship di kelompok bermain dan taman kanak-kanak Daycare Khalifah 14 Yogyakarta,

Pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah yang merantau ke Jakarta mulanya membangun usaha kecil- kecilan di Ibukota tercinta dengan tekad dan kemauan yang luar biasa,

Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang efektifitas pembelajaran PAI pada Anak Berkebutuhan Khusus di SDN Inklusi Klampis Ngasem I Surabaya, maka

Users can set the values of these environment variables either in their default environment, via a .profile file read by their login shell, using a shell-specific startup (rc) file,

4.5 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah swt 4.6 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT 4.7

Namun, pertanyaannya adalah, perlukah pendidikan karakter itu diformalkan dalam satu mata pelajaran Character Building, bukankah sudah ada pelajaran Agama dan Pendidikan