• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENINGKATAN GAYA HIDUP SEHAT SISWA: Siswa SMPN 1 dan SMPN 4 Rengat di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENINGKATAN GAYA HIDUP SEHAT SISWA: Siswa SMPN 1 dan SMPN 4 Rengat di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

C. Pendidikan Kesehatan Sekolah ... 40

D. Metode Pembelajaran ... 51

G. Analisis Validitas dan Reabilitas ... 82

H. Metode Analisis Data ... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 87

B. Pembahasan Penelitian ... 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 126

B. Saran-saran ... 127

(2)

ii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi –Kisi Instrument ... 80

Tabel 3.2 Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban ... 82

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Gaya Hidup Sehat Siswa ... 84

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel ... 87

Tabel 4.2 Distribusi Makan dan Minum Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat... 92

Tabel 4.3 Distribusi Olahraga Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat . 93 Tabel 4.4 Distribusi Kebiasaan Hidup Sehat Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat ... 95

Tabel 4.5 Distribusi Stres dan Dukungan Sosial Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat ... 96

Tabel 4.6 Distribusi Berat Badan dan Jantung Sehat Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat ... 98

Tabel 4.7 Distribusi Seks Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat ... 99

Tabel 4.8 Distribusi Makan dan Minum Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat... 101

Tabel 4.9 Distribusi Olahraga Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat ... 102

Tabel 4.10 Distribusi Kebiasaan Hidup Sehat Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat... 104

Tabel 4.11 Distribusi Stres dan Dukungan Sosial Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat ... 105

Tabel 4.12 Distribusi Berat Badan dan Jantung Sehat Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat... 107

Tabel 4.13 Distribusi Seks Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat... 108

Tabel 4.14 Perolehan Nilai Perilaku Gaya Hidup Sehat Responden Antara Sebelum dan Sesudah Promosi Kesehatan Dengan Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat ... 110

Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik Metode Ceramah... 113

Tabel 4.16 Perolehan Nilai Perilaku Gaya Hidup Sehat Responden Antara Sebelum dan Sesudah Promosi Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat ... 114

Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik Metode Demonstrasi ... 116

Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Pre-Test dan Post-Test antara Metode Ceramah dan Demonstrasi Pada Gaya Hidup Sehat Siswa SMPN 1 dan SMPN 4 Rengat ... 117

(3)

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Desain Penelitian ... 17 Gambar 2.1 Bagan Organisasi ... 33 Gambar 3.1 Grafik Hubungan antara Ukuran Sampel dan Populasi ... 74 Gambar 3.2 Bagan Langkah-langkah Penelitian dan Pengumpulan

Data... 77 Gambar 4.1 Hasil Uji Homogenitas ... 90 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 91 Gambar 4.3 Distribusi Makan dan Minum Metode Demonstrasi di

SMPN 1 Rengat ... 92 Gambar 4.4 Distribusi Olahraga Metode Demonstrasi di SMPN 1

Rengat ... 94 Gambar 4.5 Distribusi Kebiasaan Hidup Sehat Metode Demonstrasi

di SMPN 1 Rengat ... 95 Gambar 4.6 Distribusi Stres dan Dukungan Sosial Metode

Demonstrasi di SMPN 1 Rengat... 97 Gambar 4.7 Distribusi Berat Badan dan Jantung Sehat Metode

Demonstrasi di SMPN 1 Rengat... 98 Gambar 4.8 Distribusi Seks Metode Demonstrasi di SMPN 1 Rengat ... 100 Gambar 4.9 Distribusi Makan dan Minum Metode Ceramah di SMPN

4 Rengat ... 101 Gambar 4.10 Distribusi Olahraga Metode Ceramah di SMPN 4 Rengat .. 103 Gambar 4.11 Distribusi Kebiasaan Hidup Sehat Metode Ceramah di

SMPN 4 Rengat ... 104 Gambar 4.12 Distribusi Stres dan Dukungan Sosial Metode Ceramah di

SMPN 4 Rengat ... 106 Gambar 4.13 Distribusi Berat Badan dan Jantung Sehat Metode

(4)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 135

Lampiran 2 Program Penelitian Metode Demonstrasi dan Ceramah ... 166

Lampiran 3 Petunjuk Pengisian Instrumen ... 175

Lampiran 4 SPSS Output ... 179

Lampiran 5 Absen Siswa ... 186

Lampiran 6 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ... 196

Lampiran 7 Surat Keputusan Direktur Pascasarjana UPI ... 198

Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Melakukan Observasi ... 200

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ... 201

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap individu di dunia ini, karena kesehatan bukan hanya sekedar wacana, tapi kesehatan merupakan kebutuhan, keperluan, dan tujuan setiap individu untuk dapat memilikinya. Dalam hal ini, kesehatan sangat diutamakan untuk pembentukan jasmani dan rohani bagi setiap individu agar dapat manjalanakan aktifitas sehari-hari.

Kepedulian terhadap kesehatan untuk setiap individu bukan hanya terdapat pada setiap individu itu sendiri, akan tetapi kesehatan ini juga menjadi kepedulian pemerintah, dalam hal ini kementerian pendidikan nasional dan kementerian kesehatan. Seperti yang dikemukakan di dalam undang-undang BAB II Pasal 4 yang menyatakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa.

(6)

Sekolah dalam hal mewujudkan ketercapaian dari tujuan pendidikan nasional khususnya tujuan pendidikan nasional yang menginginkan setiap individu di Indonesia ini menjadi individu yang sehat jasmani maupun rohani perlu berbenah diri dan mengevaluasi lagi terkait tentang pembelajaran pendidikan usaha kesehatan sekolah. Pembelajaran usaha kesehatan sekolah yang dilakukan disetiap sekolah di Indonesia khususnya di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu perlu dievaluasi kembali, evaluasi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh sekolah terhadap peningkatan pendidikan usaha kesehatan sekolah itu sendiri. Di lain pihak, sekolah memiliki peranan yang sangat besar terhadap kesehatan peserta didik, hal ini diperkuat oleh beberapa pendapat para ahli di bidangnya.

Ray Marks (2009:1), yang disarikan oleh penulis menyatakan bahwa:

Sekolah memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan kesehatan siswa. Hal ini berarti bahwa segala sesuatu tentang apa yang dikatakan kepada siswa di kelas dapat memiliki dampak kepada kesehatan, ketercapaian pendidikan, perkembangan pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk mendukung di dalam proses mencapai perilaku hidup sehat.

Lebih jauh Gold (Ray Marks, 2009: 2) menjelaskan bahwa:

Agar lebih efektif, pendidikan harus komprehensif, berkelanjutan dan memasukkan berbagai keilmuan serta mengadakan pendidikan guru, pelatihan peran guru mengenai pengembangan baik dari segi peningkatan kesehatan dan gaya hidup sehat jadwal pengajaran, keterlibatan keluarga serta dukungan dari masyarakat.

Menurut Laura Kann et al. (2007:1) “School health education can

effectively help reduce the prevalence of health-risk behaviors among students

(7)

pendidikan sekolah dapat secara efektif menurunkan resiko terhadap perilaku siswa yang dapat merugikan kesehatannya sehingga memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja akademik. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya juga diperoleh hasil bahwa beberapa kasus dapat dipecahkan diantaranya: program pencegahan merokok telah menurunkan sekitar 26% yang mulai merokok 7-1:17 tahun, penurunan perilaku yang tidak baik di sekolah, peningkatan prestasi akademik, penurunan perilaku yang berdampak terhadap kekerasan, dan minuman keras.

Entjang (2000:119) menyatakan bahwa:

Dasar titik tolak mengapa Usaha Kesehatan Sekolah perlu dijalankan adalah:

1. Golongan masyarakat usia sekolah (6 – 18) tahun merupakan bagian yang besar dari penduduk Indonesia, kurang dari lebih 29% diperkirakan 50 % dari jumlah tersebut adalah anak-anak sekolah.

2. Masyarakat sekolah terdiri atas guru, murid serta orang tua murid merupakan masyarakat yang paling peka (sensitif terhadap pengaruh moderenisasi dan tersebar merata diseluruh Indonesia).

3. Anak-anak dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih dibina dan dibimbing.

4. Pendidikan kesehatan melalui sekolah merupakan salah satu cara usaha untuk mencapai kebiasaan hidup sehat masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah prosentasenya tinggi, terorganisir sehingga mudah dicapai, peka terhadap pendidikan dan pembaharuan dapat menyebarkan moderenisasi.

Dalam rangka mengevaluasi dan untuk memperbaiki pembelajaran usaha kesehatan sekolah disetiap sekolah sangat dibutuhkan guru yang memiliki kompetensi dibidang tersebut agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik. “The U.S. health education is expected to be delivered by a health education specialist who is "certified" by the state as meeting teacher preparation

(8)

kesehatan di Amerika diharapkan dapat disampaikan oleh pengajar ilmu kesehatan yang memiliki sertifikat sebagai pengakuan oleh asosiasi pengajar dalam bidang ilmu kesehatan.

Kompetensi guru di bidang kesehatan merupakan hal yang mutlak dimiliki dengan tujuan peserta didik memperoleh ilmu kesehatan yang benar, sehingga dengan ilmu kesehatan tersebut peserta didik memiliki gaya hidup sehat yang akan berdampak lebih baik. Menurut lutan (2000:3) “guru pendidikan Kesehatan menduduki posisi yang amat strategis dalam meletakan dasar yang kuat bagi kualitas hidup sehat secara total, mencakup fisik, mental, sosial,emosi, dan spiritual”.

Bukan hanya sekedar kompetensi di bidang kesehatan saja yang mutlak dimiliki oleh guru, akan tetapi guru harus lah dapat menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi pembelajaran usaha kesehatan sekolah agar memudahkan peserta didik memperoleh materi yang diberikan tentang kesehatan dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

(9)

Di lain pihak Roestiyahm (2008:137) menambahkan bahwa “Metode ceramah adalah sebuah cara untuk menyampaikan keterangan, informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan secara lisan”. Dari beberapa pengertian metode ceramah di atas dapat dijelaskan bahwa metode ceramah merupakan salah satu metode yang lebih dominan digunakan oleh guru tanpa adanya kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam peroses pembelajaran.

Paradigma lama dalam dunia pendidikan berkaitan dengan proses belajar mengajar bersumber pada teori tabula rasa John Locke dalam (Anita Lie, 2004 : 2) yang mengungkapkan bahwa “pikiran seorang anak bagaikan kertas kosong yang putih bersih yang siap menunggu tulisan-tulisan dari gurunya”. Atau dengan kata lain otak seorang anak itu bagaikan botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan. Bersumber dari teori ini, banyak guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

1. Memindahkan Pengetahuan dari Buku ke Siswa

(10)

Dengan kegiatan pembelajaran yang seperti ini, siswa hanya mengetahui teori-teori yang dijelaskan oleh gurunya tanpa memahami dengan jelas maksud, tujuan, serta kegunaan dari materi yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, siswa cenderung bosan dengan suasana pembelajaran dan tidak menyukai pelajaran yang diajarkan.

2. Mengotak-kotakkan Siswa

Guru sering kali mengelompokkan siswa berdasarkan nilai-nilai dan memasukkannya kedalam kategori-kategori tertentu, misalnya terhadap kelompok kelas unggulan dan kelompok kelas bukan unggulan, dalam hal ini kemampuan siswa dinilai dengan ranking. Dengan kondisi yang seperti ini, siswa dengan kemampuan belajar yang rendah akan merasa minder dan merasa diasingkan dari kelompok siswa dengan prestasi belajar tinggi. Keadaan ini juga dapat mempengaruhi motivasi serta prestasi belajar siswa.

3. Memacu Siswa untuk Berkompetisi

(11)

Paradigma lama inilah yang hendak diperbaiki di dalam penggunaannya terhadap materi yang semestinya disajikan dengan metode ceramah seiring dengan digulirkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tahun 2006. Sebagai implementasi dari KTSP tersebut, saat ini mulai dikembangkan metode demonstrasi terutama untuk pelajaran usaha kesehatan sekolah

Berdasarkan hasil observasi awal di sekolah yang ada di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indra Giri Hulu terlihat bahwa pembelajaran kesehatan sekolah hanya diterapkan oleh sekolah yang mempunyai fasilitas yang memadai dalam bidang pendidikan khususnya terhadap program usaha kesehatan sekolah. Namun dalam proses pembelajaran usaha kesehatan sekolah masih didominasi oleh metode ceramah saja sehingga perlu adanya variasi metode yang digunakan dalam proses pembelajaran agar dapat membandingkan pengaruh metode ceramah dan metode demonstrasi pada pembelajaran usaha kesehatan sekolah.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode demonstrasi. Alternatif tersebut dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan, diantara pertimbangan tersebut berdasarkan pengertian-pengertian dari metode Demonstrasi itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Ediger, Marlow (1995:1), “An effective approach in the education of prospective and

licensed teachers could be in demonstration teaching. Each demonstration

teacher needs to be a model in revealing quality teaching methods in working

with learners”. Artinya bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara yang

(12)

(2009: 122), “metode demonstrasi pada dasarnya adalah peragaan baik yang dilakukan olah guru maupun oleh siswanya dengan tujuan untuk memperjelas konsep atau instruksi yang baru saja di berikan oleh gurunya”.

Bagi para peserta didik, penggunaan metode pembelajaran yang efektif dalam pendidikan kesehatan merupakan langkah awal untuk memperbaiki gaya hidup sehat yang selama ini kurang mendapat perhatian dari guru atau instansi terkait. Dalam penarapan gaya hidup sehat siswa untuk meningkatkan kesehatan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah maupun juga di lingkungan masyarakat.

Dengan adanya materi pembelajaran gaya hidup sehat siswa yang diperoleh melalui proses pembelajaran di sekolah sejak dini, diharapkan dapat membantu peserta didik guna meningkatkan kesehatan pribadi dan lingkungan dalam upaya peningkatan gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hal tersebut, Lewis dalam Muchtamaji, (2001: 48) berpendapat bahwa “penentu utama dari status kesehatan anak dibentuk sejak dini dan dapat dipengaruhi oleh mereka yang memperhatikan kesehatan anak”.

Untuk dapat memiliki gaya hudup sehat, dalam hal ini para peserta didik harus dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang pengetahuan tentang kesehatan dan gaya hidup sehat itu sendiri. Siswa yang memiliki gaya hidup sehat dapat terlihat dari beberapa faktor seperti dikemukakan oleh Fardian (2007: 3), bahwa,:

(13)

mempertahankan berat badan ideal, melakukan latihan fisik secara teratur, benar, terukur dan berkesenambungan, berpandangan positif dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan teratur.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Usaha Kesehatan Sekolah Dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Demonstrasi Terhadap Peningkatan Gaya hidup Sehat Siswa di SMPN 1 dan SMPN 4 Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang tertuang pada latar belakang masalah di atas, maka timbul permasalahan yang hendak dikaji, dengan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah pengaruh pembelajaran usaha kesehatan sekolah dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi terhadap peningkatan gaya hidup sehat siswa SMPN 1 dan SMPN 4 Rengat?. Secara terperinci, rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan dengan beberapa pertanyaan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh metode demonstrasi terhadap gaya hidup sehat siswa?

2. Apakah terdapat pengaruh metode ceramah terhadap gaya hidup sehat siswa? 3. Apakah terdapat perbedaan gaya hidup sehat yang signifikan antara siswa

(14)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran UKS dengan menggunakan Metode ceramah dan Demonstrasi terhadap peningkatan gaya hidup sehat siswa SMPN 1 dan SMPN 4 Rengat.

Secara lebih rinci, yang menjadi tujuan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh metode demonstrasi dalam pembelajaran usaha kesehatan sekolah terhadap gaya hidup sehat siswa.

2. Mengetahui pengaruh metode ceramah dalam pembelajaran usaha kesehatan sekolah terhadap gaya hidup sehat siswa.

3. Mengetahui perbedaan pengaruh metode demonstrasi dan metode ceramah dalam pembelajaran usaha kesehatan sekolah terhadap gaya hidup sehat siswa.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan tujuan yang diuraikan di atas, penelitian ini memiliki beberapa kegunaan, baik dari segi teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Sabagai masukan kajian empiris penggunaan metode ceramah dalam PMB UKS

b. Sabagai masukan kajian empiris penggunaan metode demontrasi dalam PMB UKS.

2. Kegunaan Praktis

(15)

b. Mencari metode yang tepat dalam upaya peningkatan kualitas PBM khususnya UKS.

E. Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup permasalahannya sebagai berikut :

1. Seluruh Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu menjadi populasi.

2. Siswa dari SMPN 1 dan SMPN 4 Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu yang diambil menjadi populasi.

3. Metode ceramah dan demonstrasi menjadi variabel bebas.

4. Dalam penelitian ini, gaya hidup sehat yang menjadi variabel terikat.

F. Anggapan Dasar (Asumsi)

Mencegah lebih baik daripada mengobati adalah statement yang banyak dipergunakan dalam istilah kesehatan. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah, anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 – 21 tahun. UKS ini dilakukan di sekolah dalam upaya memberikan pelajaran pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.

(16)

Metode ini terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa. Pelajaran pendidikan kesehatan sekolah dapat diberikan dengan metode ceramah karena dalam muatan pelajaran terdapat informasi-informasi yang sifatnya baru bagi siswa.

Metode demontrasi merupakan metode yang banyak dipergunakan untuk menyampaikan materi yang dapat divisualisasikan dan dipraktekkan. Dalam pelajaran usaha kesehatan sekolah terdapat materi yang harus dipraktekkan dan pada dasarnya pendidikan kesehatan sudah seharusnya dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mempraktekkan materi yang disajikan dibutuhkan model yang dapat dilihat dan kemudian ditiru oleh peserta didik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yurika pada tahun 2009, terungkap bahwa:

Metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan dengan metode diskusi dan ceramah dalam pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu dalam pemantauan perkembangan balita di kelurahan sukaramai kecamatan baiturrahman banda aceh.

Lebih lanjut lagi, Yurika mengatakan bahwa:

Pemberian pendidikan kesehatan yang teratur dan regular dengan materi yang sederhana, metode yang tepat, pemberi materi yang akurat dan waktu yang sesuai dengan waktu responden diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu dalam pemantauan perkembangan balita.

(17)

Sehingga dapat diasumsikan bahwa metode demonstrasi dalam pembelajaran usaha kesehatan sekolah memiliki pengaruh yang lebih signifikan dalam peningkatkan gaya hidup sehat siswa dibandingkan dengan metode ceramah.

G. Hipotesis

Dari pembelajaran usaha kesehatan sekolah dengan menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh pembelajaran usaha kesehatan sekolah dengan metode ceramah terhadap peningkatan gaya hidup sehat siswa.

2. Terdapat pengaruh pembelajaran usaha kesehatan sekolah dengan metode Demonstrasi terhadap peningkat gaya hidup sehat siswa.

3. Terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran usaha kesehatan sekolah antara metode demonstrasi dengan metode ceramah terhadap peningkatan gaya hidup sehat siswa.

H. Definisi Operasional 1. Metode Ceramah

(18)

dikemukakan oleh guru. 2. Metode Demonstrasi

Menurut sudjana (2004: 83) “metode demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu”. Dalam pelaksanaannya, demonstrasi dan eksperimen digabungkan, artinya demonstrasi dilakukan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan eksperimen.

3. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Ananto, (2006 :15) “Usaha kesehatan sekolah adalah wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin”. Usaha Kesehatan Sekolah merupakan perpaduan dua upaya dasar yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan.

Upaya pendidikan dan upaya kesehatan tersebut lebih rinci lagi sebagai berikut: a. Pendidikan kesehatan tentang gaya hidup sehat siswa.

b. Pelayanan kesehatan untuk gaya hidup sehat siswa. c. Pembinaan lingkungan kesehatan sekolah .

4. Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat adalah perilaku atau tindakan-tindakan yang mengarah pada perilaku sehat dengan berpedoman pada usaha kesehatan sekolah yang diukur dengan kuisioner.

I. Pendekatan Penelitian 1. Populasi Penelitian

(19)

masalah penelitian”. Jenis populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi terbatas, penelitian ini dikategorikan kedalam jenis populasi terbatas karena sumber data yang di peroleh memiliki batasan yang jelas secara kuantitatif.

Sehubungan dengan syarat-syarat penentuan populasi yang terkait dengan masalah penelitian yang mesti diperoleh, masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran usaha kesehatan sekolah secara umum. Pembelajaran usaha kesehatan sekolah merupakan pembelajaran yang sangat penting sebagai bentuk kepedulian suatu instansi pendidikan terhadap peningkatan gaya hidup sehat siswa. Oleh karena itu, pembelajaran usaha kesehatan sekolah dengan metode ceramah atau metode demonstrasi sangat membutuhkan beberapa faktor pendukung, di antara faktor pendukung tersebut adalah fasilitas usaha kesehatan sekolah yang dimiliki oleh suatu sekolah.

Dari hasil observasi awal peneliti, diperoleh informasi terkait tentang fasilitas usaha kesehatan sekolah yang dimiliki oleh beberapa sekolah di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indra Giri Hulu. Di antara sekolah-sekolah tersebut ada yang fasilitas usaha kesehatan sekolahnya cukup memadai, bahkan ada yang tidak memiliki fasilitas usaha kesehatan sekolah. Sekolah yang tidak memiliki fasilitas usaha kesehatan sekolah adalah SMPN 2, SMPN 3, dan SMPN 5. Sedangkan SMPN 1 dan SMPN 4 yang ada di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu memiliki fasilitas usaha kesehatan sekolah.

(20)

dan SMPN 4 Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu dengan jumlah siswa yang akan dijadikan populasi sebanyak 306 orang dari kedua sekolah tersebut. 2. Sampel Penelitian

Menurut Riduwan (2010: 56), “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Hal ini berarti sampel mesti diperoleh dari suatu populasi yang akan diteliti, sehingga diperlukannya suatu cara untuk menentukan sampel yang akan diberikan perlakuan dari populasi yang ada.

(21)

3. Variabel Penelitian

Menurut Hadi dalam Arikunto (1998: 97), bahwa variabel adalah “Obyek penelitian yang bervariasi”. Variabel penelitian merupakan atribut-atribut yang mempengaruhi gaya hidup sehat siswa dengan menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi pada proses pembelajaran. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas, yaitu metode ceramah dan metode demonstrasi b. Variabel Terikat, yaitu gaya hidup sehat siswa

4. Desain Penelitian

Gambar 1.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2010: 116) Keterangan Gambar :

(22)

O2A= Tes akhir O2B= Tes akhir

Dari gambar desain penelitian di atas, terlihat bahwa adanya dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B, Kelompok-kelompok tersebut akan dipisahkan di dalam penggunaannya. Dimana kelompok A akan digunakan metode pembelajaran usaha kesehatan sekolah yang digunakan guru di SMPN 4. Sedangkan, kelompok B akan digunakan sebagai metode pembelajaran usaha kesehatan sekolah yang digunakan guru di SMPN 1.

5. Metode Pengumpulan Data

Data adalah komponen terpenting sebagai penentu terhadap berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo-Basuki, 2006: 110).

(23)
(24)

71

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Notoatmodjo (2002: 5), penelitian eksperimen pada dasarnya “Suatu usaha penyelidikan yang hati-hati dan secara teratur terhadap suatu objek tertentu untuk memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran”. Sugiyono (2009: 3) memberikan pengertian bahwa “Metode penelitian adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Hal tersebut di lakukan agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat termuat nilai ilmiah yang setinggi-tingginya yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Penggunaan metodologi penelitian juga harus dapat diarahkan pada tujuan penelitian, tidak berbelit-belit dan mudah dipahami, agar hasil penelitan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

A. Desain Penelitian

Pada desain penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B, Kelompok-kelompok tersebut akan dipisahkan di dalam penggunaannya. Dimana kelompok A akan digunakan metode pembelajaran usaha kesehatan sekolah yang diterapkan oleh guru di SMPN 4. Sedangkan, kelompok B akan digunakan sebagai metode pembelajaran usaha kesehatan sekolah yang digunakan guru di SMPN 1.

(25)

penerapannya. Dalam hal ini akan diamati perbedaan perubahan pada siswa dari perlakuan (T) yang dilakukan disetiap sekolah yang akan diterapkan pada kelompok A atau kelompok B. Perbedaan perubahan perlakuan tersebut akan terungkap melalui tes awal dan tes akhir masing-masing perlakuan yang diterapkan di SMPN 1 dan SMPN 4 Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu.

B. Populasi Penelitian

Riduwan (2010: 55) mengatakan bahwa: “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Jenis populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi terbatas. Penelitian ini dikategorikan kedalam jenis populasi terbatas karena sumber data memiliki batasan yang jelas secara kuantitatif. Setiap populasi yang bersumber dari data yang jelas sumbernya secara kuantitatif disebut populasi terbatas, seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010: 55) bahwa: “Jenis populasi terbagi menjadi dua yaitu populasi terbatas dan populasi tak terbatas”. Dimana, populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Sedangkan, populasi tak terbatas mempunyai sumber data yang tidak dapat ditentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.

(26)

faktor pendukung, diantara faktor pendukung tersebut adalah fasilitas usaha kesehatan sekolah yang dimiliki suatu sekolah.

Dari hasil survey awal peneliti, diperoleh informasi terkait tentang fasilitas usaha kesehatan sekolah yang dimiliki oleh beberapa sekolah di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu. Diantara sekolah-sekolah tersebut ada yang fasilitas usaha kesehatan sekolahnya memadai, namun ada juga yang tidak memiliki fasilitas usaha kesehatan sekolah. Sekolah yang tidak memiliki fasilitas usaha kesehatan sekolah adalah SMPN 2, SMPN 3, dan SMPN 5, sedangkan SMPN 1 dan SMPN 4 yang ada di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu memiliki fasilitas usaha kesehatan sekolah.

Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran usaha kesehatan sekolah adalah adanya fasilitas usaha kesehatan sekolah yang memadai. Oleh karena itu, siswa SMPN 1 dan SMPN 4 Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu dengan jumlah siswa yang akan dijadikan populasi sebanyak 306 orang dari kedua sekolah tersebut.

C. Sampel Penelitian

(27)

yang dikemukakan o sampel dapat menggu dengan ukuran samp menggunakan grafik penentuan ukuran sam

Gambar 3.1 G

oleh Morgan dalam Ali (2010: 263), “Pen gunakan pedoman lain, seperti menggunakan g mpel dan populasi yang di buat”. Dalam fik hubungan dengan ukuran sampel sebag

ampel dari populasi yang telah dipilih.

Grafik Hubungan Antara Ukuran Sampel dan P

enentuan ukuran n grafik hubungan hal ini peneliti bagai cara dalam

(28)

Dari grafik hubungan ukuran sampel dan populasi di atas diperoleh besar sampel seluruhnya yang diambil yaitu 170 siswa dari populasi yang diambil dari SMPN 1 dan SMPN 4 yang ada di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu. Dari 170 siswa yang akan dijadikan sampel dari penelitian ini akan disebar menjadi dua bagian. Bagian pertama sebanyak 100 siswa yang akan diberikan perlakuan (T) dan tergolong kedalam kelompok A dan bagian kedua sebanyak 70 siswa tergolong kedalam kelompok B. Penyebaran tersebut berdasarkan beberapa analisa dari kajian teori yang telah dipaparkan pada BAB II. Dimana, gaya hidup sehat mesti dibiasakan oleh setiap individu sedini mungkin, sehingga kelas VII dijadikan pilihan dalam penyebaran sampel, hal ini disebabkan karena kelas VII merupakan kelas yang pertama ditempuh siswa di jenjang Sekolah Menengah Pertama setelah jenjang Sekolah Dasar. Untuk penyebaran pertama sebanyak 100 siswa kelas VII di SMPN 4 dan penyebaran kedua sebanyak 70 siswa kelas VII di SMPN 1 yang ada di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu.

D. Variabel Penelitian

Menurut Hadi dalam Arikunto (1998: 97), bahwa variabel adalah “Obyek penelitian yang bervariasi”. Variabel penelitian merupakan atribut-atribut yang mempengaruhi gaya hidup sehat siswa dengan menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi pada proses pembelajaran. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(29)

Perilaku gaya hidup sehat yang diungkapkan oleh Roizen (1999: 61-82) dan Fardian (2007: 3), perlu dikontruksi kembali berdasarkan kebutuhan penelitian dan kondisi siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. Hasil kontruksi tersebut merupakan indikator dari gaya hidup sehat yang akan dijadikan sebagai sub variabel dalam penelitian ini.

Perilaku gaya hidup sehat di atas perlu disampaikan oleh guru kepada siswa secara utuh dan dipantau pelaksanaannya secara terus menerus. Namun pada kenyataannya, sebagian besar peserta didik yang ada di sekolah menengah pertama di Kecamatan rengat Kabupaten Indra Giri Hulu belum mendapatkan pengetahuan tersebut secara utuh. Hal ini terkait dengan dua hal yaitu 1). Kompetensi guru dibidang kesehatan, 2). Metode pembelajaran yang digunakan.

E. Metode Pengumpulan Data

Data adalah komponen terpenting sebagai penentu terhadap berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.

(30)

atau peryataan tertulis pada responden untuk dijawabnya”, dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden terhadap jawabannya atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam.

Metode kuesioner ini berdasarkan hasil analisa Peneliti merupakan metode pengumpulan data yang efisien karena Peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur.

Adapun langkah-langkah dalam hal pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar langkah-langkah penelitian dan pengumpulan data.

Gambar 3.2 Bagan langkah–langkah penelitian dan pengumpulan data

populasi

Sampel

Uji validitas

Uji coba Angket

Uji reliabilitas

Pre- test

Perlakuan

Post - test

Analisis data

(31)

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpul data. Angket merupakan istrument penggumpulan data atau informasi yang di oprasionalisasikan kedalam bentuk item atau pertanyaan. senada dengan pendapat Nana syaodih (2005: 219) yang menyatakan bahwa “angket atau kuisioner (quistionnair) Merupakan suatu teknik atau cara penggumpulan data sacara indek lansung (peneliti tidak lansung bertanya dengan responden)”.

Dalam penyusunan sebuah instrumen, skala juga perlu ditentukan sebagai acuan untuk menentukan interval yang ada dalam alat ukur.menurut pendapat Sugiono ( 2010: 133), bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang di gunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,sehingga alat ukur yang di gunakan dalam penggukuran menghasilkan data kuantitatif.

Skala pengukuran yang dapat di gunakan dalam penyusunan instrumen ini menggunakan skala likert,dengan pemberian sekor jawaban seperti yang dapat di lihat pada table 3.1 . Adapun alasan menggunakan skala likert itu dapat menjaring informasi untuk mengetahui sikap, pendapat,dan persepsi siswa atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dan metode penyusunana relative sederhana. sesuai dengan pendapat Sugiono (2010: 134) “Skala likert digunakan untuk menggukur sikap, pendapat,dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”.

(32)

anggap kurang tepat untuk di terapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Angket dapat di didefenisikan sebagai pertanyaan yang akan dapat di gunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari sumbernya secara lansung dari proses komunikasi atau mengajukan pertanyaan.

Sebelum menyusun angket, peneliti menyusun lebih dulu kisi-kisi angket dimana kisi-kisi tersebut sesuai dengan indikator yang ada dalam variabel bebas. Proses pengambilan data adalah satu kali, yakni mengambil data dengan uji coba angket, untuk uji coba angket ini adalah siswa SMPN 2 sebanyak 30 orang yang tidak terlibat dalam penelitian.

Kuesioner dalam penelitian ini disusun dalam bentuk pertanyaan, dimana masing-masing pertanyaan disertai alternatif jawaban sebagai berikut:

1. Pertanyaan yang berhubungan dengan Seberapa besar pengaruh metode ceramah terhadap peningkatan pola hidup sehat siswa alternatif jawaban "sangat setuju" setuju " tidak setuju"sangat tidak setuju"

2. Seberapa besar pengaruh metode demonstrasi terhadap peningkatan pola hidup sehat siswa Alternatif jawaban "sangat setuju", “setuju”, "tidak setuju", “sangat tidak setuju"

(33)
(34)

VARIABEL SUB

VARIABEL INDIKATOR

NOMOR SOAL

Kebiasaan hidup sehat

Menggosok gigi Tidur yang baik

Mendapat sinar mathari Tinggal di daerah yang memiliki udara bersih Stress dan

dukungan social

Menghindari stress

Hidup dengan

ketenangan Mengembangan hubungan social Berat badan dan

jantung sehat

Mempertahankan berat badan yang ideal

Seks Mengetahui bahaya

yang di timbulkan oleh seks bebas

Menghindari prilaku yang menyimpang

(35)

Tabel 3.2

Kreteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban

Alternatif jawaban

Bobot nilai

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju ( S ) 3 2

Tidak setuju (TS ) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

G. Analisis Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

“Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat” (Arikunto, 1998: 136). Validitas dihitung menggunakan teknik korelasi Product moment angka

kasar

r

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ :

Keterangan:

r = Koefisien korelasi X = Skor butir

Y = Skor total

N = Jumlah subyek (Arikunto, 1998:256)

(36)

Perhitungan tersebut dilakukan untuk yang instrumen pengukurannya menggunakan angket atau bahan tes. Kriteria yang digunakan atau batas minimum suatu instrumen untuk dinyatakan valid atau dianggap memenuhi syarat ada beberapa cara antara lain :

a. Apabila nilai r hitung lebih besar atau sama 0,361 dinyatakan valid b. Apabila nilai r hitung lebih kecil dari 0,361 maka item dinyatakan tidak

valid. 2. Reliabilitas

Reliabilitas dapat menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen untuk bisa dipercaya sebagai alat pengumpul data. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut :

r = [

][1 −

∑σ σ

]

Keterangan:

r = Koefisien reliabilitas

K = Banyaknya butir soal

∑ σ = Jumlah varians butir

σ = Varians total (Arikunto, 2002:171)

Untuk mencari varians butir dengan rumus:

σ

=

(37)

Keterangan:

σ

= Varians tiap butir

X = Jumlah skor butir

N = Jumlah responden (Arikunto, 2002:171)

Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka hasil reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Uji reliabiltas gaya hidup sehat siswa

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.956 99

Kriteria keputusan :

Apabila nilai cronbach alpha > 0,6 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Dengan demikian, instrumen gaya hidup sehat siswa yang digunakan adalah reliabel karena alpha cronbach sebesar 0,956 atau semakin mendekati angka 1.

H. Metode Analisis Data

Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial, dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Dalam analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu : analisis univariat, bivariat.

1. Analisis Univariat

(38)

yang berujuan menggambarkan kondisi fenomena yang dikaji. Analisis univariat merupakan metode analisis yang paling mendasar terhadap suatu data. Hampir dipastikan semua laporan, baik laporan penelitian, praktek, laporan bulanan, dan informasi yang menggambarkan suatu fenomena, menggunakan analisis univariat. Model analisis univariat dapat berupa menampilkan angka hasil pengukuran, ukuran tendensi sentral, ukuran dispersi/deviasi/variability, penyajian data ataupun kemiringan data.

Angka hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam bentuk angka, atau sudah diolah menjadi prosentase, ratio, prevalensi. Ukuran tendensi sentral meliputi perhitungan mean, median, kuartil, desil persentil, modus. Ukuran disperse meliputi hitungan rentang, deviasi rata-rata, variansi, standar deviasi, koefisien of variansi. Penyajian data dapat dalam bentuk narasi, tabel, grafik, diagram, maupun gambar. Kemiringan suatu data erat kaitannya dengan model kurva yang dibentuk data.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis perbedaan atau hubungan antara dua variabel. Menguji ada tidaknya perbedaan/hubungan antara variabel metode cermah dan metode demonstrasi terhadap peningkatan haya hidup sehat siswa digunakan analisis Chi Square, dengan tingkat kemaknaan á = 0,05.

(39)

nilai p lebih kecil dari á = 0,05 maka ada hubungan/perbedaan antara dua variabel

tersebut (Agung, 1993).

(40)

126 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melaksanakan penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan yang menjadi jawaban dari rumusan masalah serta membuktikan hipotesisis awal sebelum dilakukan penelitian. Beberapa poin yang menjadi inti dari penelitian ini telah dibahas secara terperinci dengan didasari oleh pendapat para ahli yang dikutip dari buku-buku, jurnal-jurnal, dan dari beberapa tesis yang dijadikan referensi.

Terjadi peningkatan gaya hidup sehat siswa pada aspek makan dan minum, olahraga, kebiasaan hidup sehat, stress dan dukungan sosial, berat badan dan jantung sehat, seks dari sebelum diberikan treatment dengan setelah diberikan treatment. Peningkatan tersebut terlihat dari peningkatan nilai maksimum dan

minimum antara sebelum treatment dengan sesudah treatment.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa hipotesis diterima, ini berarti bahwa: 1. Terdapat pengaruh pembelajaran usaha kesehatan sekolah dengan metode

ceramah terhadap gaya hidup sehat siswa.

2. Terdapat pengaruh pembelajaran usaha kesehatan sekolah dengan menggunakan metode demonstrasi terhadap gaya hidup sehat siswa.

(41)

B. Saran – Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaiakan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan dan pertimbangan bagi para guru usaha kesehatan sekolah, orang tua siswa, instansi terkait, maupun peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Dalam hal metode pembelajaran, perlu ditinjau kembali materi yang akan disajikan sehingga suatu metode pembelajaran yang satu dengan yang lain dapat digunakan secara lebih efektif.

2. Guru usaha kesehatan sekolah perlu meningkatkan kemampuan dibidang kesehatan, agar informasi yang disampaikan terhadap siswa terkait tentang kesehatan menjadi benar.

3. Pada materi usaha kesehatan sekolah untuk siswa kelas VII, lebih disarankan untuk menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung, karena siswa kelas VII masih membutuhkan benda-benda konkrit untuk memahami suatu konsep baru. 4. Guru usaha kesehatan sekolah bukan hanya sekedar melihat hasil kognitif,

akan tetapi afektif dan psikomotnya dalam hal gaya hidup sehat siswa sehari-hari di sekolah.

5. Guru usaha kesehatan sekolah perlu memberikan penyuluhan kepada wali murid agar gaya hidup sehat siswa dapat dipantau dilingkungan keluarga. 6. Bagi orang tua di harapkan dapat membangkitkan motivasi putra dan

(42)

meningkatkan dan mengembangkan gaya hidup sehat karena orang tua merupakan penuntun bagi anak-anaknya dalam meningkatkan budaya gaya hidup sehat di dalam lingkungan keluarga.

7. Bagi pemengang kebijakan kesehatan di daerah dapat memberikan motivasi dangan cara-cara memberikan perhatian-perhatian kepada sekolah–sekolah untuk meningkatkan dan mengembangkan budaya hidup sehat, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membangaun fasilitas-fasilitas untuk usaha kesehatan di sekolah– sekolah untuk menunjang tercapainya budaya gaya hidup sehat pada sekolah–sekolah di Kecamatan Rengat Kabupaten Indra Giri Hulu. b. Menyelenggarakan penyuluhan–penyuluhan kepada sekolah–sekolah

mengenai kesehatan dan khususnya tentang budaya gaya hidup sehat c. Mengadakan perlombaan-perlombaan tentang kesehatan dan

kebersihan di lingkunagan sekolah-sekolah .

d. Meberikan penghargaankepada sekolah-sekolahyang berperestasi di bidang kebersihan lingkungan .

e. Melaksanakan studi banding kesekolah–sekolah yang memlaksanakan usaha kesehatan sekolah yang berperestasi di bidang kesehatan sekolah dan tentang budaya gaya hidup sehat.

(43)

9. Kepada seluruh siswa khuusnya pada masa usia sekolah dapat meningkatkan dan mengembangkan budaya gaya hidup sehat di dalam lingkunagan sekolah dan lingkuanagan masyarakat pada umumnya.

Gambar

Gambar 1.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2010: 116)
Gambar 3.2 Bagan langkah–langkah penelitian dan pengumpulan data
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument
Tabel 3.2 Kreteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menujukan bahwa: (1) Pembinaan karakter religius dilakukan melalui pembiasan-pembiasan yang baik sejak usia dini dan melalui kegiatan keagamaan

Variabel partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran, kesulitan pencapaian tujuan, evaluasi anggaran, penerapan sistem informasi akuntansi,

Keunggulan ini menyebabkan ZrC berpotensi menggantikan SiC sebagai pelapis uranium (bahan bakar reaktor bentuk kernel). Untuk memperoleh Zr derajat nuklir dengan kandungan

• In today’s world, where baby monitors and home security systems can be hacked, smart refrigerators and washing machines can send out spam, and cyber thieves with scanners can

– untuk itu harus dibirikan perlindungan hukum oleh pemerintah utamanaya pemerintah daerah dalam era otonomi daerah, instrumen perlindungan hukum anak jalanan tidak

Permasalahan yang dilihat adalah bagaimana pelaksanaan kewenangan penyidik Dir Resnarkoba dalam proses penyidikan tindak pidana narkotika terkait perlindungan hak

(7) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) terlampaui dan Kepala Dinas tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran

Wilayah ini berada pada kedalaman di atas 1800 meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah