• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS – JENIS LUMUT DAUN SUB-KELAS BRYIDAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JENIS – JENIS LUMUT DAUN SUB-KELAS BRYIDAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

iii ABSTRAK

(2)

SKRIPSI SARJANA BIOLOGI

OLEH DEBI GUSNIA

B.P. 06133041

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS

(3)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..i

ABSTRAK ...iii

ABSTRACT ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Perumusan Masalah ...3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...3

II. TINJAUAN PUSTAKA……….……….5

III.III. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat ...11

3.2. Metode Penelitian...11

3.3 Material yang digunakan………....11

3.4. Alat dan Bahan ...11

3.5. Cara Kerja ...12

3.5.1. Di Lapangan ...12

3.5.2. Di Laboratorium ...12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...14

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...38 DAFTAR PUSTAKA

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Lumut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang termasuk ke dalam divisi

bryophyta. Pada umumnya lumut menyukai tempat-tempat yang basah dan lembab di

dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan berbagai kondisi pertumbuhan. Lumut

merupakan salah satu tumbuhan pioneer yang tumbuh ketika awal suksesi pada lahan

yang rusak, atau daerah dengan hara yang miskin. Setelah area ditumbuhi lumut, area

tersebut akan menjadi media yang cocok untuk perkecambahan dan pertumbuhan

tumbuhan lainnya (Damayanti, 2006).

Lumut daun meliputi ± 12.000 jenis yang mempunyai daerah agihan yang

amat luas. Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik

mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.

Selanjutnya lumut-lumut ini dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas

batu-batu cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi

jarang di dalam air. Mengingat tempat tumbuhnya yang bermacam-macam itu, maka

tubuhnya pun memperlihatkan struktur yang bermacam-macam pula (Tjitrosoepomo,

1998).

Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari

keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2007).

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki penyebaran lumut yang sangat

besar. Namun, informasi tersebut masih belum tereksploitasi secara penuh, sehingga

pengetahuan mengenai lumut di Indonesia masih kurang (Damayanti, 2006).

Berdasarkan struktur sporofit terutama kapsul, lumut daun dibedakan menjadi

(5)

2

Buxbaumiidae, Bryidae, dan Archidiidae. Sub-kelas Bryidae merupakan lumut yang

paling banyak jumlahnya diantara lumut lainnya. Lebih dari 95% lumut daun

termasuk kedalam sub-kelas Bryidae, dengan 11 ordo, dan 90 famili dengan 650

genera dan lebih dari 9000 spesies (Schofield, 1985).

Beberapa penelitian tentang lumut yang telah dilakukan diantaranya: Ikhwana

(2003) menemukan 3 jenis lumut daun acrocarpous sub-kelas Bryidae di Hutan

Gunung Tujuh Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat; Windadri (2007)

melaporkan bahwa terdapat 14 spesies, 12 genus dan 8 famili lumut (musci) di

kawasan Cagar Alam Kakenauwe dan Suaka Margasatwa Lambusango, Pulau Buton,

Sulawesi Tenggara; Ellyzarti (2009), menemukan 22 jenis lumut yang berasal dari

kelas Musci yang terdiri dari 9 ordo, 11 famili dan 15 jenis, sedangkan dari kelas

Hepaticae terdiri dari 6 ordo, 6 famili dan 7 jenis di Gunung Pesawaran Taman

Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Prop. Lampung; Windadri (2010) menemukan 37

spesies, 23 genus dan 11 famili lumut daun di Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan, Provinsi Lampung.

Lumut sejati merupakan tumbuhan kosmopolitan yang dapat tumbuh di

berbagai tempat terutama di tempat-tempat yang lembab dan ternaungi (Damayanti,

2006). Menurut Tjitrosoepomo (1985) kebanyakan lumut daun suka pada

tempat-tempat yang basah tetapi ada juga yang suka pada tempat-tempat-tempat-tempat yang kering. Cagar

Alam Lembah Anai memiliki air terjun yang terdapat di tepi jalan raya

Padang-Bukittinggi. Hal ini menyebabkan keadaan disekitarnya menjadi lembab dan basah

sehingga sangat cocok sebagai habitat dari lumut.

Cagar Alam Lembah Anai ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan

Gubernur Besluit No.25 Stbl 756 tanggal 18 Desember 1922 seluas 221 ha. Secara

administrasi Cagar Alam Lembah Anai masuk dalam daerah Kabupaten Tanah Datar,

(6)

berkedudukan di Tanah Datar. Untuk mencapai daerah tersebut sangat mudah karena

terletak di pinggir jalan Raya Padang-Bukittinggi, jarak tempuh dari kota Padang

adalah 63 km. Apabila dari kota Padang Panjang dapat ditempuh dengan jarak 15 km

(BKSDA Sumbar, 2007). Berdasarkan koordinat bumi berada 00o28' 47'' LS -00o19'

22'' LS sampai dengan 100o19'42'' BT - 100o22'03'' BT dan terletak pada ketinggian

antara 400 m - 850 m dpl dengan kelembaban berkisar antara 60% - 100% (BKSDA

Sumbar, 2008).

Berdasarkan kondisi ekologis di atas diperkirakan lumut sub-kelas Bryidae

banyak terdapat di Cagar Alam Lembah Anai ini. Hal ini dilihat dari kondisi

lingkungan yang dapat menunjang kehidupan lumut untuk dapat berkembang di

daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian di Cagar Alam

Lembah Anai ini.

1.2 Perumusan Masalah

Apa saja jenis-jenis lumut daun sub-kelas Bryidae yang terdapat di kawasan Cagar

Alam Lembah Anai?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jenis-jenis lumut daun sub-kelas Bryidae yang terdapat di kawasan

Cagar Alam Lembah Anai.

2. Mengetahui Jenis lumut daun sub-kelas Bryidae yang paling luas sebarannya di

kawasan Cagar Alam Lembah Anai.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat ilmiah untuk

menambah informasi tentang jenis-jenis lumut daun sub-kelas Bryidae yang terdapat

(7)

4

2. Dapat memberikan informasi kepada peneliti-peneliti lain untuk dapat meneliti

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tumbuhan serta kandungan cadangan karbon yang tersimpan di Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah

Jenis-jenis kumbang tinja Scarabaeidae di Cagar Alam Lembah Harau tercatat sebanyak 18 Jenis, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan keragaman di daerah Gunung

tingkat pohon di Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten 50 Kota.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah Harau memiliki jumlah jenis (80 jenis) yang lebih rendah namun dengan jumlah individu/haying

Dengan demikian dapat dilihat bahwa Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah Harau memiliki jumlah jenis (80 jenis) yang lebih rendah namun dengan jumlah individu/haying

sangat berarti bagi dunia ilmu pengetahuan karena kawasan cagar alam ini merupakan hábitat khusus untuk pohon iwul (Orania sylvicola) dan beberapa jenis lumut

Jenis-jenis kumbang tinja Scarabaeidae di Cagar Alam Lembah Harau tercatat sebanyak 18 Jenis, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan keragaman di daerah Gunung

Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan di Laboratorium Botani STKIP PGRI Sumatera Barat diperoleh 34 jenis Araceae yang didapatkan pada kawasan Cagar