• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN Fe DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI ANEMIA DI SMPN 1 BASO KABUPATEN AGAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN Fe DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI ANEMIA DI SMPN 1 BASO KABUPATEN AGAM."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS ANDALAS

PENGARUH PEMBERIAN Fe DAN VITAMIN C TERHADAP

PENINGKATAN HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI

YANG MENGALAMI ANEMIA DI SMPN 1 BASO

KABUPATEN AGAM

TAHUN 2013

Oleh :

DONA ASTUTI

No. BP. 1110334074

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

i FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS

Skripsi, 17 April 2014

DONA ASTUTI, No.BP.1110334074

PENGARUH PEMBERIAN FE DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI ANEMIA DI SMPN 1 BASO KABUPATEN AGAM TAHUN 2013

xii + 49halaman, 12 tabel, 7 gambar, 9 lampiran

ABSTRAK

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian Fe dan vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin pada remaja putri yang mengalami anemia di SMP N 1 Baso Kabupaten Agam tahun 2013.

Metode

Jenis penelitian Quasi Eksperimental . Populasi seluruh siswi kelas VII dan VIII SMPN 1 Baso. Sampel penelitian adalah semua siswi kelas VII dan VIII SMPN 1 Baso yang menderita anemia (total sampling), kemudian sample akan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan I (n=30) yang diberi tablet besi (60 mg elemental iron, 0,25 mg asam folat) dan kelompok perlakuan II (n=30) yang diberi tablet besi (60 mg elemental iron, 0,25 mg asam folat) plus tablet vitamin C (100 mg). Seluruh sampel sebelum suplementasi diberi obat cacing Albendazol 400 mg dosis tunggal. Suplementasi dilaksanakan selama 1bulan (4 minggu). Data dianalisis dengan ujidependent Sample T-Test.

Hasil

Perubahan kadar hemoglobin rata-rata bagi kelompok perlakuan I sebesar 0,30 g/dL , dari rata-rata 10,78 g/dL menjadi 11,08, demikian juga bagi kelompok perlakuan II terjadi perubahan kadar hemoglobin rata-rata 0,80 g/dL, dari rata-rata 10,5 g/dL menjadi 11,30 g/dL. Rata-rata perubahan kadar hemoglobin antara kedua kelompok terjadi peningkatan secara signifikan (p=0,00).

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Pemberian suplementasi besi-vitamin C rata- rata peningkatan kadar Hb jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya diberi tablet Fe saja.

(3)

ii

FACULTY OF PUBLIC HEALTH ANDALAS UNIVERSITY

Undergraduate Thesis, 17thApril, 2014

DONA ASTUTI, No.BP.1110334074

EFFECT OF FE AND VITAMIN C ON THE IMPROVEMENT OF HEMOGLOBIN IN YOUNG WOMEN WHO HAD ANEMIA AT SMPN 1 BASO KABUPATEN AGAM IN 2013

xii + 49 pages, 12 tables, 7 pictures, 9 appendices

ABSTRACT

Objective

The purpose of the research is determine the effect of Fe and vitamin C to increase hemoglobin for anemic young women at SMPN 1 Baso Kabupaten Agam in 2013.

Method

The research type is Quasi-Experimental. The populations are all of students in the sixth grade and the seventh grade of SMPN1 Baso. The samples are all of students of the populations who anemic young women, then the sample will be divided into two treatment groups. Treatment group I (n = 30) were given iron tablets (60 mg elemental iron, 0.25 mg folic acid) and treatment group II (n = 30) were given iron tablets (60 mg elemental iron, 0.25 mg folic acid ) plus vitamin C tablets (100 mg). All subjects were given Albendazole 400 mg before supplementation as a single dose. Supplementation was given for 1 months (4 weeks). The data was analyzed by dependent Sample T-Test.

Result

The hemoglobin level in group I increase to 0,30 g/dL (from 10,78 g/dL become 11,08g/dL) and the another group increase to 0,80 g/dL (from 10,5 g/dL become 11,30 g/dL). The hemoglobin level both of groups increased significantly (p = 0,00).

Conclusion

The iron supplement (Fe) and vitamin C increasing the hemoglobin of anemic young women at SMPN 1 Baso Kabupaten Agam more than consumption the iron supplement only.

References : 29 (2000 - 2012)

(4)

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Anemia karena defisiensi besi merupakan kelainan gizi yang paling sering

ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Saat ini diperkirakan

kurang lebih 2 milyar orang di dunia menderita anemia. Di negara berkembang,

permasalahan defisiensi zat besi cukup tinggi terdapat 370 juta wanita anemia karna

defisiensi zat besi. Pada wilayah Asia ditemukan hampir 60% wanita yang

mengalami anemia.(1 )

Di Indonesia, anemia gizi besi masih merupakan masalah gizi yang

utama, disamping tiga masalah gizi lainya yaitu KKP (Kurang Kalori Protein),

kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

yang disebut Anemia gizi besi.( 2 )

Laporan berbagai hasil penelitian di Indonesia memperlihatkan masih

tingginya prevalensi anemia gizi pada remaja putri. Sebesar 34% remaja putri di

Kota Yogyakarta mengidap anemia seperti terungkap dalam hasil penelitian yang

dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bersama Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada kepada 280 pelajar putri di kota tersebut pada tahun

2012.(3)Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 melaporkan prevalensi anemia

gizi remaja putri usia (10-18 tahun) mencapai 57,1% dan usia 19-45 tahun

39,5%.(4)Penelitian Hamid tahun 2001(5)di Padang, Sumatera Barat mendapatkan

angka prevalensi anemia pada siswi SLTA sebesar 29,2 %. Penelitian Nelvia tahun

(5)

2

penelitian Isniati tahun 2008 prevalensi anemia remaja putri di Pesantren IV Angkek

Canduang adalah 39,6%.(4)

Anemia berpengaruh terhadap kemampuan mental dan fisik seseorang.

Remaja puteri yang menderita anemia mengalami penurunan memori, kurang teliti

dalam ujian akademik, sehingga mempunyai prestasi belajar yang lebih rendah dari

rekannya yang non anemia. Selain itu, remaja putri sebagai calon ibu yang akan

melahirkan generasi penerus bangsa, anemia akan menyebabkan tingginya risiko

untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), konsekwensi logis dari tingginya

masalah anemia gizi besi adalah penurunan kualitas sumber daya manusia

Indonesia.

( 6 )

Melihat dampak anemia yang sangat besar dalam menurunkan kualitas

sumber daya manusia, maka sebaiknya penanggulangan anemia perlu dilakukan

sejak dini, sebelum remaja putri menjadi ibu hamil, agar kondisi fisik remaja putri

tersebut telah siap menjadi ibu yang sehat.

( 7 )

Penyebab utama anemia adalah karena rendahnya jumlah dan kualitas zat

besi yang dikonsumsi, adanya zat pelancar dan penghambat penyerapan zat besi

dalam tubuh.(8 )Disamping itu anemia pada remaja puteri disebabkan oleh

meningkatnya kebutuhan akibat menstruasi setiap bulan. Kondisi tersebut diperparah

dengan pola konsumsi remaja putri yang terkadang melakukan diet pengurusan

badan sehingga semakin sedikit asupan energi, protein dan zat-zat gizi mikro lain

seperti vitamin C, asam folat dan Zeng (Zn) yang dapat memenuhi kebutuhan

mereka.

(7 )

Strategi untuk mengatasi masalah anemia pada remaja putri adalah dengan

perbaikan kebiasaan makan, fortifikasi makanan dan pemberian suplementasi Fe.

(6)

3

yang penting namun tidak dapat diharapkan dapat berhasil dengan cepat, cara lain

adalah dengan memberikan suplementasi Fe melalui pemberian tablet tambah darah

(TTD).

( 1 )

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pemberian suplemen besi dapat

meningkatkan status besi dalam tubuh. Suplementasi besi akan lebih efektif apabila

dikombinasikan dengan multivitamin seperti vitamin C. Vitamin C berperan untuk

meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Absorpsi besi yang efektif dan

efisien memerlukan suasana asam dan adanya reduktor, seperti vitamin C. Sifat yang

dimiliki vitamin C adalah sebagai promotor terhadap absorpsi besi dengan cara

mereduksi besiferri menjadi ferro.

(9 )

Menurut Bloem dalam Zurainis (2006) Berbagai hasil evaluasi terhadap

program suplementasi besi telah dilakukan di beberapa tempat menunjukkan bahwa

tidak semua subyek yang diberi suplementasi memiliki waktu sama untuk mencapai

kadar hemoglobin normal. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pemberian

suplementasi besi yang dikombinasikan unsur vitamin dapat meningkatkan

bioavailabilitas besi dan lebih efektif meningkatkan kadar hemoglobin dibandingkan

dengan hanya suplementasi besi saja.(10)

Penelitian Saidin dan Sukati tentang pemberian tablet besi dengan

penambahan vitamin C 150 mg dapat meningkatkan kadar hemoglobin yang tertinggi

dibandingkan dengan penambahan suplementasi vitamin lain.(11)Vitamin C atau

asam askorbat adalah pendorong yang kuat untuk absorpsi besi nonhem yang pada

umumnya berasal dari sumber nabati. Mekanisme absorpsi ini termasuk mereduksi

ferri menjadi bentuk ferro dalam lambung yang mudah diserap. Makanan di

(7)

4

inhibitor tersebut antara lain beras, protein kedelei, kacang tanah, kacang-kacangan,

teh, kopi dan bayam.(12)Menurut Widiarso (2000) beberapa penelitian menyebutkan

bahwa suplementasi 60 mg besi ditambah vitamin A 500 RE dan 50 mg vitamin C

menunjukkan pengaruh yang paling efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin

anak sekolah.(10)

Menurut Ahmed (2001) pemberian tablet besi bersamaan dengan zat gizi

mikro lain (multiple micronutrients) lebih efektif dalam meningkatkan status besi,

dibandingkan dengan hanya memberikan suplementasi besi dalam bentuk dosis

tunggal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan penyerapan besi di dalam tubuh,

suplementasi besi yang diberikan perlu dikombinasi dengan mikronutrien lain,

seperti vitamin A dan vitamin C. Suplementasi besi dengan multivitamin lebih

efektif meningkatkan status besi pada anak prasekolah, remaja puteri(10).

Data prevalensi anemia pada remaja putri untuk Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat belum ada, begitu juga prevalensi untuk Kabupaten Agam. Hal ini

disebabkan karena kegiatan pemantauan kejadian anemia secara rutin belum

sepenuhnya dilakukan. Tetapi bila dilihat berdasarkan hasil pemeriksaan kadar

hemoglobin (Hb) yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Baso Kabupaten Agam

pada remaja putri di SMPN 1 Baso wilayah kerja Puskesmas Baso diketahui bahwa

60,4%, remaja putri menderita anemia pada tahun 2011 dan terjadi peningkatan pada

tahun 2012 yaitu sebesar 65,1%.(14)

Prevalensi anemia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat

dikategorikan sebagai berikut : bukan dikatakan masalah kesehatan masyarakat jika

< 5%, masalah kesehatan masyarakat tingkat ringan jika 5-19,9%, masalah kesehatan

(8)

5

40%.(1)Dengan demikian kejadian anemia di Puskesmas Baso khusus SMPN 1 Baso

termasuk dalam kategori masalah kesehatan tingkat berat yang perlu mendapat

perhatian. Selain itu penelitian dilakukan di SMPN 1 Baso, dengan pertimbangan

sekolah berada di pusat kecamatan dan dekat dengan pelayanan kesehatan. SMPN 1

Baso ini adalah sekolah yang mempunyai peringkat 10 besar se Kabupaten Agam

dan sekolah percontohan pendidikan berkarakter satu-satunya di Kabupaten Agam.

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penanggulangan

terhadap anemia gizi besi pada remaja putri mengingat mereka adalah generasi

penerus bangsa. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan

pemberian Fe dan vitamin C untuk meningkatkan kadar hemoglobin remaja putri

yang menderita anemia, sehingga diharapkan prevalensi anemia gizi besi pada

remaja putri dapat menurun.

1.2Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian Fe dan vitamin C terhadap peningkatan

hemoglobin pada remaja putri yang mengalami anemia di SMP N 1 Baso Kabupaten

Agam tahun 2013.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian Fe dan vitamin C terhadap

peningkatan hemoglobin pada remaja putri yang mengalami anemia di SMP N 1

Baso Kabupaten Agam tahun 2013.

1.3.2Tujuan Khusus

1. Diketahuinya kadar hemoglobin rata-rata sebelum diberikan tablet Fe dan

vitamin C

2. Diketahuinya kadar hemoglobin rata-rata setelah diberikan tablet Fe dan

(9)

6

3. Diketahuinya kenaikan rata-rata kadar hemoglobin sebelum dan setelah

diberikan tablet Fe dan vitamin C.

4. Diketahuinya perbedaan rata-rata kadar hemoglobin setelah pemberian tablet

Fe dan vitamin C, dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan tablet Fe.

1.4Manfaat Penelitian

1. Memperluas pengetahuan penulis tentang pengaruh pemberian Fe dan

vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin pada remaja putri yang

mengalami anemia di SMP N 1 Baso Kabupaten Agam.

2. Memberikan gambaran tentang pengaruh pemberian Fe dan vitamin C

terhadap peningkatan hemoglobin pada remaja putri yang mengalami anemia

sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi dalam rangka

penyusunan perencanaan penanggulangan anemia gizi besi khususnya pada

remaja putri yang mengalami anemia di SMP N 1 Baso Kabupaten Agam

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini peneliti akan meneliti tentang pengaruh pemberian Fe dan

vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin pada remaja putri yang mengalami

Referensi

Dokumen terkait

Sisa pangkasan (brangkasan) di letakan di antara tanaman teh untuk menambah bahan organik dan tidak menghalangi pertumbuhan pucuk. Tenaga pangkas yang digunakan adalah

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam mengenai peran abdi dalem keraton Kasunanan Surakarta dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai Jawa

Dokumen Koperasi Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin Penengahan Lampung Selatan.. menyarankan kepada umat Islam untuk memakai pakaian yang sesuai dengan.

[r]

Suhardi. Skripsi, Surakarta : Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan tingkat

Lanjutkan dengan klik menu [Extensions|Template Manager] untuk masuk ke halaman Template Manager: Styles kemudian klik link Beez_20 di kolom Templates (lihat gambar

dijual.Debitur menjual kepada pihak ketiga benda jaminan atau melakukan fidusia ulang terhadap benda yang sudah dijaminkan tersebut.(b) Waktu penyelesaian yang lama, ekonomi

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknlsnya, maka dengan ini kami umumkan Perusahaan yang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :. Kegiatan