Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA
(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh
Yowan Kameliya 0706459
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA
(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)
Oleh : Yowan Kameliya
0706459
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Yowan Kameliya 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu YOWAN KAMELIYA
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA
(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. H. Eka Fitrajaya R., M.T.
NIP. 196402141990031003
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Munir, M.IT.
NIP. 19660325200112001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom.
i Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA
(Studi Kasus di SMA Negeri 10 Bandung)
ABSTRAK
Dalam proses pembelajaran dibutuhkan suasana yang menyenangkan sehingga peserta didik nyaman dalam belajar. Namun terlalu padatnya beban kurikulum membuat guru tergesa-gesa dalam menyampaikan materi ajar sehingga banyak guru yang menyampaikan materi ajar secara konvensional. Para siswa hanya mendengarkan dan mengumpulkan informasi yang terus menerus disampaikan oleh guru. Padahal seharusnya kegiatan pembelajaran dirancang untuk membuat siswa aktif, dan memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. Latar belakang inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Sampel yang dipilih adalah siswa kelas XI IPA 5 dan kelas XI IPA 6 SMA Negeri 10 Bandung. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa digunakan instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda. Setelah diberikan perlakuan diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rerata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan dibandingkan dengan rerata nilai pretest. Jika dibandingkan hasil rerata nilai posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dalam proses pembelajaran lebih baik untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Pada pengujian gain didapat rerata normalized gain pada kelas eksperimen sebesar 0,59 dan kelas kontrol 0,36. Dari hasil rerata gain diperoleh bahwa kelas eksperimen memiliki rerata nilai lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
ii Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
QUIZ TEAM TYPE OF ACTIVE LEARNING STRATEGY APPLYING WITH LEARNING MULTIMEDIA USAGE TO INCREASE
SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ COGNITIVE CAPABILITY
(SMA Negeri 10 Bandung Case Study)
ABSTRACT
Students need an interesting situation to comfort them in their learning process. Many teachers are in a rush in the teaching process and they teach the materials conventionally since there are many of materials need to be taught. Students just listen to the teacher and collect the information which taught by their teachers, whereas the learning process is planned to make them active and to be able to share their learning experience which involves both mental and physical through an interaction between a student to another student, student to teacher, circumstances and other learning sources. This background has inspired the writer to do a research about quiz team type of active learning strategy applying with the usage of learning multimedia to increase senior high school students’ cognitive capability. The method which is used in this research is Quasi Experimental with Nonequivalent Control Group Design. The sample of this research is students from XI 5 and XI 6 Science Major in SMA Negeri 10 Bandung. Multiple choice test item is used to know the increase of students’ cognitive capability. After applying the treatment, there is a difference found from students’s cognitive capability in experiment class with those who are in the control class. The hipotesis assessment shows that quiz team type of active learning strategy is better in increasing students’ application capabilty than the conventional learning. The average normalized gain in experiment class is 0,59 and in control class is 0,36 are obtained from gain examination. The average gain result shows that experiment class has higher average score than average score in control class.
vi Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Batasan Masalah... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.6 Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Belajar dan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Strategi pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz TeamError! Bookmark not
defined.
2.4 Multimedia Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Kemampuan Kognitif ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran .. Error! Bookmark not defined.
3.1.1 Tahap Analisis ... Error! Bookmark not defined.
3.1.2 Tahap Desain ... Error! Bookmark not defined.
3.1.3 Tahap Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.1.5 Tahap Implementasi ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4.3 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Studi Pendahuluan ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Tahap Persiapan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.5.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.5.4 Tahap Analisis Data Hasil PenelitianError! Bookmark not
defined.
3.5.5 Tahap Pengambilan Kesimpulan Hasil Penelitian ... Error!
Bookmark not defined.
3.6 Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Tes ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Angket ... Error! Bookmark not defined.
3.6.3 Lembar Observasi ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not
defined.
4.1 Hasil Pengembangan Multimedia PembelajaranError! Bookmark not
defined.
4.1.1 Tahap Analisis ... Error! Bookmark not defined.
viii
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.1.3 Tahap Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Tahap Judgement ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5 Tahap Implementasi ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pemaparan Data ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Pemaparan Data Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Pemaparan Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASIError! Bookmark not
defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir SoalError! Bookmark not
defined.
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.6 Interpretasi Gain yang Dinormalisasi Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.7 Skor Skala Likert Pernyataan Positif Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.8 Skor Skala Likert Pernyataan NegatifError! Bookmark not
defined.
Tabel 4.1 Deskriptif Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Deskriptif Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Gain ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Guru ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Hasil Persentase Kesetujuan Angket SiswaError! Bookmark not
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Rerata Nilai Pretest ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Grafik Rerata Nilai Posttest ... Error! Bookmark not defined.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ... 70
1.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran ... 71
1.2 Story Board Multimedia Pembelajaran ... 72
1.3 Screen Shoot Multimedia Pembelajaran ... 86
1.4 Hasil Judgement Rancangan Multimedia Pembelajaran ... 91
1.5 Hasil Judgement Multimedia Pembelajaran ... 95
LAMPIRAN 2 ... 100
2.1 Indikator Pembelajaran ... 101
2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 102
2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 135
2.4 Modul Konsep Dasar Algoritma dan Pemrograman ... 157
2.5 Kisi - Kisi Instrumen Pretest ... 172
2.6 Kisi - Kisi Instrumen Posttest ... 205
2.7 Instrumen Pretest ... 240
2.8 Instrumen Posttest ... 251
2.9 Instrumen Angket Respon Siswa ... 263
2.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 264
2.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 266
2.12 Hasil Judgement Instrumen Pretest ... 268
2.13 Hasil Judgement Instrumen Posttest ... 274
2.14 Hasil Judgement Instrumen Angket Respon Siswa ... 280
2.15 Hasil Judgement Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 283
2.16 Hasil Judgement Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 285
LAMPIRAN 3 ... 287
3.1 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ... 288
3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... 304
3.4 Rekapitulasi Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 310
LAMPIRAN 4 ... 312
4.1 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 313
1 Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak
akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual,
material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (Somarya dan Nuryani, 2007: 25).
Menurut John Dewey dalam Hasbullah (2009: 2), "pendidikan merupakan
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia".
Sedangkan Sagala (2008: 3) mengutip Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yaitu
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sudirman, dkk (1992: 4) mengartikan "pendidikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental".
Sagala (2008: 3) memaknai pendidikan sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Oleh karena itu, pendidikan tidak sama dengan pengajaran. Charles E.
Silberman (Sagala, 2008: 5) mengemukakan bahwa
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sayangnya, sistem pembelajaran di Indonesia masih belum memadai.
Sebagaimana dikemukakan oleh P.H. Coombs (Sudarminta, 2000: 12) bahwa
Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih belum memadai. Hal ini tidak lepas dari faktor kurikulum yang terlalu padat dan kurang fleksibel. Pendidikan sekolah di negara-negara berkembang cenderung memiliki kurikulum yang terlalu padat atau sarat beban (overloaded curriculum). Kurikulum yang terlalu padat membuat pengajaran serba tanggung dan tergesa-gesa karena dihantui oleh ketakutan akan tidak terpenuhinya target yang sudah ditentukan.
Hingga akhirnya guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha
memberikan ilmu pengetahuan sebanyak banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar seperti ini banyak
didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah
hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian
belajar seperti ini secara esensial belum memadai (Suprijono, 2009: 3).
Akibatnya "pemahaman peserta didik menjadi dangkal dan lebih banyak
menghafal demi kelulusan dalam ujian. Padahal pengetahuan baru dapat sungguh
berguna untuk hidup kalau dipahami, dikuasai, dan diterapkan" (Sudarminta,
2000: 12).
Terlebih lagi, banyak guru yang menyampaikan materi ajar dengan
menggunakan model konvensional. Para siswa hanya mendengarkan hal-hal yang
dipompakan oleh guru. Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena
guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap
penting bagi siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan bersikap pasif
atau tidak aktif dalam pembelajaran (Hamalik, 2009: 170).
Lebih jauh dalam bukunya, Oemar Hamalik memaparkan temuan-temuan
baru dalam psikologi perkembangan dan psikologi belajar yang menyimpulkan
bahwa "pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri" (Hamalik, 2009: 171).
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berfokus atau berpusat pada kondisi
dan kepentingan peserta didik (learner centered). Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Oleh karena itu, inti dari
pembelajaran adalah bagaimana proses belajar itu terjadi pada diri peserta didik
(Warsita, 2008: 86).
Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif
mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi
bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman bagi peserta didik (Warsita, 2008: 86).
Kemampuan kognitif termasuk didalamnya tujuan-tujuan yang berkaitan
dengan mengingat kembali atau mengenali pengetahuan dan membangun
kemampuan intelektual dan keterampilan merupakan ranah utama yang seringkali
digunakan dalam pengembangan instrumen tes (Bloom, 1956: 7).
Fakta menunjukan bahwa hampir semua yang kita pelajari bertujuan untuk
mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari merupakan indikasi betapa
pentingnya tujuan kemampuan aplikasi dalam kurikulum secara umum. Hal ini
dijelaskan oleh Bloom (1956: 122) dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of
Educational Objectives.
The fact that most of what we learn is intended for aplication to problem situation in real life is indicative of the importance of application objectives in the general curriculum. The effectiveness of a large part of the school program is therefore dependent upon how well the students carry over into situations applications which the students never faced in the learning process. Research studies have shown that comprehending an abstraction does not certify that the individual will be able to apply it correctly. Students apparently also need practice in restructuring and classifying situations so that the correct abstraction applies.
Jadi untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, dibutuhkan
salah satu strategi pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat pada proses
pembelajaran serta dapat merangsang minat belajar siswa dan mendorong siswa
5
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
adalah konstruktivisme dan salah satu model belajar yang mengacu pada teori ini
adalah strategi pembelajaran aktif tipe quiz team.
Pada prinsipnya, strategi pembelajaran aktif tipe quiz team adalah strategi
pembelajaran yang membagi siswa menjadi lima tim. Setiap siswa dalam tim
bertanggung jawab untuk menyiapkan pertanyaan kuis, dan tim yang lain
menggunakan waktunya untuk membaca catatan.
Pada strategi pembelajaran ini, guru menerangkan materi secara klasikal,
lalu siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Semua anggota kelompok
bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling
memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut.
Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan
adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok.
Para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar
dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.
Menurut Michael Prince (2004, tersedia: http://www. citeseer.ist.psu.edu [3
November 2011]), strategi pembelajaran aktif memaksa siswa untuk turut aktif
dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk melakukan kegiatan
pembelajaran yang bermakna dan memahami apa yang mereka lakukan.
Siswa SMA yang berada pada masa remaja, pubertas dan adolesensi (12-18
tahun) mempunyai minat terhadap hal-hal kemasyarakatan, dan senang hidup
dalam ikatan organisasi atau berbagai klub olahraga dan klub-klub lainnya
(Suyitno, 2007: 98). Sehingga strategi pembelajaran aktif yang diterapkan pada
level pendidikan menengah atas mampu menempatkan siswa sebagai pusat
pembelajaran daripada sebagai pendengar pasif (Machemer dan Crawford, 2007,
tersedia: http://alh.sagepub.com/content/8/1/9.full.pdf+html [2 November 2011]).
Strategi pembelajaran aktif memfasilitasi siswa untuk belajar atau berlatih
misalnya dengan menyelenggarakan sebuah game show layaknya seperti di
televisi. Teknik ini didesain untuk memotivasi siswa untuk turut berpartisipasi
aktif di kelas dan lebih merasa bertanggung jawab untuk belajar (Benek dan
Mathews, 2004, tersedia: http://jme.sagepub.com/content/28/1/104.full.pdf+html
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang menunjukkan
bahwa strategi pembelajaran aktif tipe quiz team mampu meningkatkan hasil
belajar siswa, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Nurhayati dengan judul "Pengaruh
Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team terhadap Minat Belajar
dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara".
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen sesudah penerapan
metode belajar aktif tipe quiz team (Nurhayati, 2007: 65).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ferdy Indra Pradana dengan judul "Pengaruh
Strategi Pembelajaran Aktif terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN
Tegalurung 2 Kecamatan Balongan Indramayu : Studi Deskriptif pada
Siswa Kelas IV SDN Tegalurung 2 Kecamatan Balongan Indramayu dalam
Program DBE 2 USAID". Dari hasil penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa "terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif terhadap
prestasi belajar siswa" (Pradana, 2012: 105).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Neni Minarni dengan judul "Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran
Aktif Berbasis Kelompok". Dari hasil penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa "hasil belajar matematika siswa setelah mengikuti
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran aktif berbasis
kelompok meningkat dengan baik" (Minarni, 2011: 64).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Saprian Holan dengan judul "Analisis
Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Aljabar dengan
Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif : Studi Deskriptif tentang
Ketuntasan Belajar Pokok Bahasan Operasi Hitung Aljabar di Kelas VII
MTs Negeri Bintuhan Kabupaten Kaur Bengkulu". Dari hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa "tingkat ketuntasan belajar siswa pada
pokok bahasan operasi hitung aljabar dengan menggunakan strategi
7
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Penelitian yang dilakukan oleh Surilawati Br. Napitupulu dengan judul
"Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have pada
Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa SMA : Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMAN
6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012". Dari hasil penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
yang mendapat pembelajaran aktif tipe Question Students Have lebih baik
daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara
konvensional (Napitupulu, 2011: 92).
Proses pembelajaran dapat lebih dinamis dan akan mencapai sasaran yang
diinginkan jika didukung oleh alat bantu atau media lain seperti media
audio-visual, cetak, proyektor, film, permainan, dan sebagainya. Stimulus visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas mengingat,
mengenali, dan menghubungkan fakta dan konsep (Levie & Levie dalam Arsyad,
2007: 9).
Paivio (Arsyad, 2007: 9) mengemukakan bahwa :
Dalam konsep dual coding hypothesis ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk proposisi image, dan yang lainnya untuk mengolah image nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal. Belajar dengan menggunakan indra penglihatan dan dengan melibatkan indra lainnya akan memberikan keuntungan yang lebih optimal dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran yang memiliki sumber
materi yang luas serta dapat memfasilitasi gaya belajar siswa yang berbeda
dengan penyampaian materi yang tidak hanya berupa teks saja, tapi dapat berupa
audio maupun visual. Menurut Wahono (Warsita, 2008: 153), perpaduan dari
berbagai media yang terdiri dari teks, grafis, gambar diam, animasi, suara, dan
video untuk menyampaikan pesan kepada publik disebut sebagai multimedia.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul "Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team dengan
Memanfaatkan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran yang akan
digunakan pada proses pembelajaran aktif tipe quiz team?
2. Apakah terdapat perbedaan rerata nilai antara siswa yang mendapatkan
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan
multimedia pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran secara konvensional?
3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan kognitif siswa yang mendapatkan
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan
multimedia pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran secara konvensional?
4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia
pembelajaran?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah agar tidak meluas.
Beberapa batasan masalah berkenaan dengan mata pelajaran TIK difokuskan pada
materi konsep dasar algoritma dan pemrograman Pascal pada tingkat SMA Kelas
XI IPA.
Kemampuan kognitif dibatasi hanya pada kemampuan
pengetahuan/knowledge, kemampuan pemahaman/comprehension, dan
kemampuan aplikasi/application.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut beberapa tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini :
1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran
9
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Untuk mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan rerata nilai antara siswa
yang mendapatkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team
dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan
siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional.
3. Untuk mengidentifikasi apakah terdapat peningkatan kemampuan kognitif
siswa yang mendapatkan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz
team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan
siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional.
4. Untuk memperoleh gambaran tentang respon siswa terhadap strategi
pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia
pembelajaran.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan mendapat pengetahuan dan pengalaman baru mengenai
penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan
memanfaatkan multimedia pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini siswa diharapkan mendapat pengalaman baru dan
menyenangkan dalam belajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk
belajar lebih keras lagi serta menumbuhkan sikap aktif siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat menambah wawasan dan mengembangkan
pengetahuannya untuk menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif
sesuai dengan kondisi dan situasi siswa.
1.6 Definisi Operasional
1. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team adalah penggunaan
strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dalam pembelajaran TIK dengan
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
24 Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran
3.1.1 Tahap Analisis
Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia
pembelajaran serta pemilihan materi yang akan disajikan ke dalam multimedia
pembelajaran berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pembelajaran.
3.1.2 Tahap Desain
Tahap ini meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuat dalam
multimedia pembelajaran. Pada tahap ini pula dilakukan perancangan alur
multimedia pembelajaran mulai dari pembuatan flowchart, story board, serta
desain antarmuka (interface).
3.1.3 Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan tahap pelaksanaan produksi pembuatan
multimedia pembelajaran. Pada tahapan ini, multimedia dikembangkan sesuai
dengan alur dalam flowchart serta desain antar muka yang dibuat dalam bentuk
storyboard. Pembuatan multimedia pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
Adobe Flash Professional CS3 dengan bahasa pemrograman ActionScript 2.0.
3.1.4 Tahap Judgement
Sebelum multimedia pembelajaran digunakan, maka tahap penilaian/
judgement perlu dilakukan. Tahap judgement merupakan tahapan penilaian
multimedia pembelajaran yang dilakukan berdasarkan aspek reakyasa perangkat
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.1.5 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan uji coba multimedia pembelajaran
setelah pada tahap penilaian diputuskan apakah multimedia pembelajaran tersebut
layak untuk digunakan atau tidak. Pada tahap ini, multimedia pembelajaran
digunakan pada proses pembelajaran di kelas eksperimen sesuai dengan
rancangan desain penelitian yang dibuat.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi
Eksperimen (quasi experiment) atau eksperimen pura-pura. Metode ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Walaupun demikian metode ini lebih baik dari metode pre-experiment. Metode
quasi experiment digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2010: 114).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran aktif tipe
quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran, sedangkan variabel
terikatnya adalah kemampuan kognitif siswa.
3.3 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control
Group Design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 116).
Pada kelompok atau kelas eksperimen diterapkan strategi pembelajaran aktif
tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran, sedangkan pada
kelas kontrol diterapkan pembelajaran secara konvensional. Sebelum diberi
perlakuan kedua kelas tersebut diberikan tes awal (pretest) yang sama untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif awal siswa dari masing-masing
kelas serta mengidentifikasi ada atau tidaknya perbedaan kemampuan kognitif
awal dari kedua kelas tersebut. Selanjutnya, kedua kelas diberikan perlakuan
26
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
team untuk kelas eksperimen dan pembelajaran secara konvensional untuk kelas
kontrol, serta terakhir pemberian tes akhir (posttest) yang sama pada
masing-masing baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pemberian posttest
dilakukan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan kognitif siswa sebagai
feedback atau umpan balik dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Adapun detail desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest
(O1)
Perlakuan
(X)
Posttest
(O2)
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
Keterangan :
O1 = Pretest untuk kelas eksperimen
O2 = Posttest untuk kelas eksperimen
O3 = Pretest untuk kelas kontrol
O4 = Posttest untuk kelas kontrol
X = Perlakuan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan
memanfaatkan multimedia pembelajaran
3.4 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandung. Pemilihan sekolah
objek penelitian didasarkan pada cluster sekolah pada saat uji instrumen dan
ketersediaan materi pelajaran TIK yang akan disajikan dalam proses
pembelajaran.
3.4.1 Populasi Penelitian
"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya" (Sugiyono, 2010: 117).
Berdasarkan pernyataan di atas, populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 10 Bandung.
3.4.2 Sampel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2010: 118), "sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Pada penelitian ini, sampelnya
adalah dua kelas yang dipilih dengan menggunakan teknik Cluster Sampling.
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemilihannya
mengacu pada kelompok bukan individu. Sampel yang dipilih yaitu kelas XI IPA
5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap analisis potensi masalah yang akan
diteliti, studi literatur, studi lapangan. Studi literatur merupakan kegiatan
pencarian informasi dari buku, penelitian-penelitian atau jurnal-jurnal yang
berhubungan dengan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team.
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh gambaran masalah dan
keadaan di lapangan secara nyata. Beberapa persiapan penelitian yang termasuk
ke dalam studi pendahuluan diantaranya melakukan studi lapangan atau observasi,
menentukan sekolah untuk menguji coba instrumen, dan menentukan sekolah
untuk penelitian.
3.5.2 Tahap Persiapan Penelitian
Setelah melakukan studi pendahuluan maka fokus penelitian selanjutnya
adalah tahap pengembangan indikator yang mengacu pada silabus sekolah,
pembuatan RPP untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, pembuatan instrumen
28
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.5.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini adalah urutan tahap pelaksanaan penelitian :
1. Pemberian pretest dengan soal yang sama kepada kelas eksperimen dan
kelas kontrol,
2. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan
multimedia pembelajaran terhadap kelas eksperimen,
3. Penerapan pembelajaran secara konvensional terhadap kelas kontrol,
4. Pemberian posttest dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3.5.4 Tahap Analisis Data Hasil Penelitian
Pada tahap ini, data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol diolah secara statistik sebelum akhirnya disimpulkan.
3.5.5 Tahap Pengambilan Kesimpulan Hasil Penelitian
Pada tahap ini, pengambilan kesimpulan hasil penelitian dilakukan dengan
cara membandingkan hasil analisis data kuantitatif antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Setelah dibandingkan maka akan terlihat perbedaan kemampuan
kognitif siswa yang terjadi.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.6.1 Tes
"Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok" (Arikunto, 2008: 32).
Pada penelitian ini, tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda sebanyak 25
soal. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest atau tes sebelum perlakuan
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai algoritma dan pemrograman,
sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa serta
tingkat pengaruh perbedaan perlakuan pada kedua kelompok penelitian.
3.6.2 Angket
"Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya" (Sugiyono, 2010: 199).
Angket digunakan untuk mengukur respon siswa kelas eksperimen yang
mendapat penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team. Angket respon
siswa yang terdiri dari 15 butir pernyataan akan diberikan setelah proses
pembelajaran selesai yaitu pada akhir pertemuan kelima.
3.6.3 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran serta mengukur keterlaksanaan tahapan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Observasi dilakukuan di kelas
eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
3.7.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai tes siswa.
Nilai tes terdiri pretest dan posstest siswa untuk mengetahui perbedaan hasil
kemampuan kognitif siswa.
3.7.2 Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi aktivitas siswa dan guru selama
30
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
team. Data ini diperoleh melalui observasi dengan alat pengumpul data berupa
lembar observasi keterlaksanaan strategi pembelajaran.
3.8 Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2010: 207). Dalam penelitian ini akan
dilakukan analisis data uji coba instrumen pretest dan posttest, data hasil tes,
angket respon strategi pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas guru dan
siswa.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
1. Data Uji Instrumen
Sebelum digunakan sebagai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol, instrumen pretest dan posttest diujicobakan di kelas yang telah
mempelajari konsep dasar algoritma dan pemrograman Pascal. Data hasil uji coba
instrumen selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas,
uji indeks kesukaran, dan uji daya pembeda.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud (Arikunto, 2006: 168-169). Dalam bukunya yang lain, Arikunto
(2008: 58) juga menyatakan jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid,
maka dapat dikatakan bahwa instrumen itu valid, karena dapat menggambarkan
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment sebagai berikut :
√{ }{ }
(Arikunto, 2008: 72)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi (koefisien validitas)
N = Jumlah siswa
= Jumlah skor setiap butir soal
= Jumlah skor siswa X = Skor tiap butir soal
Y = Skor siswa
Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas
butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.2 (Arikunto, 2008: 75).
[image:31.595.116.511.227.606.2]Tabel 3.2
Interpretasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Kriteria
0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy 0,80 Tinggi
0,40 < rxy 0,60 Cukup
0,20 < rxy 0,40 Rendah
0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah
b. Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 178), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas
32
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ditentukan dengan menentukan koefisien product moment. Kemudian hasil
reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
⁄ ⁄ ⁄ ⁄
(Arikunto, 2008: 93)
Keterangan :
= Reliabilitas instrumen
⁄ ⁄ = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Nilai r11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3 (Arikunto,
2008: 75).
[image:32.595.112.513.186.543.2]Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11 0,80 Tinggi
0,40 < r11 0,60 Cukup
0,20 < r11 0,40 Rendah
0,00 < r11 0,20 Sangat Rendah
c. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah
tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat
untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2008: 207).
Indeks kesukaran dihitung dengan rumus :
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat
kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4 (Arikunto, 2008:
210).
[image:33.595.110.512.206.717.2]Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,00 < P 0,30 Sukar 0,31 P 0,70 Sedang
0,71 P < 1,00 Mudah
1,00 Terlalu Mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2008: 211).
Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus :
(Arikunto, 2008: 213)
Keterangan :
D = Indeks daya pembeda
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= Banyaknya peserta kelompok atas
34
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya
pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5. (Arikunto, 2008:
218)
[image:34.595.115.507.174.636.2]Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Kriteria
Negatif Soal Dibuang
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
2. Data Hasil Tes
Data hasil pretest dan posttest yang telah diperoleh kemudian diolah melalui
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan uji statistik. Adapun
langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah :
a. Pemberian skor
Pada penelitian ini, pedoman penskoran yang digunakan untuk soal pilihan
ganda adalah penskoran tanpa denda. Penskoran tanpa denda dilakukan dengan
cara menghitung banyaknya jawaban yang benar. Untuk soal yang tidak
dikerjakan dinilai nol (Arikunto, 2008: 168).
(Arikunto, 2008: 168)
Keterangan :
S = Skor
R = Jumlah jawaban benar
Setiap butir soal yang dijawab benar mendapat skor satu, sehingga jumlah
skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal
yang dijawab benar. Total skor maksimal adalah 25, sehingga untuk menghitung
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pengujian hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006: 71). Menurut Sugiyono (2010: 96), "hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan".
"Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul"
(Sugiyono, 2010: 224). Sedangkan menurut Sudjana (2005: 219), "hipotesis
adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan
hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya". "Pengujian
hipotesis adalah langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau
menolak hipotesis" (Sudjana, 2005: 219).
Pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji perbedaan dua rerata.
1) Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-kuadrat,
yang bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berdistribusi normal atau
tidak. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian normalitas adalah sebagai
berikut :
a) Menghitung rerata masing-masing kelas dengan rumus :
(Ruseffendi, 1998: 76)
Keterangan :
= Rerata
36
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b) Menghitung deviasi baku masing-masing kelas dengan rumus :
√ ( )
(Ruseffendi, 1998: 123)
Keterangan :
s = Deviasi baku
= Nilai data kuantitatif
= Rerata = Jumlah siswa
c) Menentukan sebaran
sebaran = data terbesar - data terkecil
(Ruseffendi, 1998: 57)
d) Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan
aturan Sturges, yaitu :
(Ruseffendi, 1998: 60)
Keterangan :
K = Banyak kelas
n = Jumlah siswa
e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :
(Ruseffendi, 1998: 60)
Keterangan :
p = Panjang kelas interval
[image:36.595.121.510.176.643.2]f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas
diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas bawah
diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.
h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan
menggunakan rumus :
(Ruseffendi, 1998: 294)
Keterangan :
= Batas nyata
= Batas atas kelas interval
= Rerata = Deviasi baku
i) Mencari proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca tabel z dari nilai z
yang diperoleh (Ruseffendi, 1998: 294).
j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan jumlah
siswa (n) (Ruseffendi, 1998: 294).
k) Menentukan frekuensi ekspetasi (fe) dengan cara mengurangi fk yang ada
diatasnya dengan fk yang berada tepat dibawahnya (Ruseffendi, 1998: 294).
l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat dengan rumus :
(Ruseffendi, 1998: 294)
Keterangan :
χ2
= Chi-Kuadrat
= Frekuensi observasi
= Frekuensi ekspetasi
m)Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan tabel
Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas dikurangi tiga
(dk = banyak kelas - 3) dengan taraf signifikansi pengujian sebesar 0,01.
penelitian-38
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,01 atau
0,05 (Arikunto, 2006: 76). Jika diperoleh χ2hitung < χ2tabel pada taraf
signifikansi tertentu, maka sampel berdistribusi normal (Ruseffendi, 1998:
294).
n) Setelah dilakukan uji normalitas diperlukan satu uji lainnya yaitu uji
homogenitas untuk menentukan uji statistik parametrik yang tepat untuk
pengambilan keputusan.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan pada variansi nilai pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut
memiliki kemampuan yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini
menggunakan rumus sebagai berikut :
(Ruseffendi, 1998: 295)
Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel menggunakan taraf signifikansi 0,01,
dk pembilang = n-1, dan dk penyebut = n-1.
Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Apabila sampel
berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji hipotesis.
3) Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji perbedaan dua rerata, apakah terdapat
perbedaan rerata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Rumus untuk uji hipotesis dengan menggunakan uji t adalah
√
dengan
[image:38.595.120.511.187.725.2]
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maka
(Ruseffendi, 1998: 315-316)
Keterangan :
t = Nilai t
= Rerata nilai kelas eksperimen
= Rerata nilai kelas kontrol
= Variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol = Variansi kelas eksperimen
= Variansi kelas kontrol
= Variansi
n = Banyak data
= Jumlah siswa kelas eksperimen
= Jumlah siswa kelas kontrol
Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t dengan taraf
signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2. H0 diterima jika thitung < ttabel.
c. Perhitungan Skor Gain yang dinormalisai
Skor gain aktual diperoleh dari selisih skor tes awal dan skor tes akhir.
(Hake, 1997: 65)
Keterangan :
G = Gain
Sf = Skor posttest
40
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keunggulan strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan dan hasil belajar siswa akan ditinjau dari perbandingan nilai gain
yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas eksperimen dan kelas
kontrol (Meltzer, 2002: 1261).
Perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan interpretasinya menggunakan
persamaan berikut :
(Hake, 1997: 65)
Keterangan :
= Gain yang dinormalisasi Sf = Skor posttest
Si = Skor pretest
Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan kriteria
gain yang dinormalisasi pada tabel 3.6 (Hake, 1997: 65).
[image:40.595.114.511.237.600.2]Tabel 3.6
Interpretasi Gain yang Dinormalisasi
Nilai Kriteria
≥ 0,7 Tinggi
0,7 > ≥ 0,3 Sedang
< 0,3 Rendah
3.8.2 Analisis Data Kualitatif
1. Lembar Observasi
Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran. Lembar Observasi aktivitas guru dan siswa ini
digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran.
Skala yang digunakan untuk menghitung data lembar observasi adalah Skala
Guttman. Pada skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang
tegas, yaitu "ya-tidak"; "benar-salah"; "pernah-tidak pernah", dan lain-lain
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Masing-masing pernyataan pada setiap aspek penilaian observasi aktivitas
guru dan siswa diberi skor 0 jika tidak terlaksana dan skor 1 jika terlaksana.
Hasilnya kemudian dipersentasekan dengan rumus berikut :
Sudjana (2004: 129)
Keterangan :
P = Persentase
= Jumlah frekuensi alternatif jawaban
= Jumlah responden
Hasil peresentase kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
batasan-batasan menurut Arikunto (2008: 245) berikut:
86 – 100% : Baik sekali
66 – 85% : Baik
50 – 65% : Cukup baik
31 – 49% : Kurang baik
0 – 30% : Gagal
2. Angket
Perolehan data angket digunakan sebagai data pendukung untuk
membuktikan dan memperkuat strategi pembelajaran aktif tipe quiz team yang
diterapkan pada siswa. Skala yang digunakan untuk menghitung data angket
adalah skala likert. "Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial" (Sugiyono,
2010: 134).
Masing-masing jawaban pernyataan angket diberi skor. Skor untuk setiap
42
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
[image:42.595.115.511.110.587.2]Tabel 3.7
Skor Skala Likert Pernyataan Positif
Skor SS ST RG TS STS
5 4 3 2 1
(Sugiyono, 2010: 135)
Tabel 3.8
Skor Skala Likert Pernyataan Negatif
Skor SS ST RG TS STS
1 2 3 4 5
(Sugiyono, 2010: 135)
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
ST = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Hasilnya kemudian dipersentasekan dengan rumus berikut :
Sudjana (2004: 129)
Keterangan :
P = Persentase
= Jumlah frekuensi alternatif jawaban
= Jumlah responden
Hasil persentase kemudian dianalisis dengan menggunakan batasan-batasan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali (2002: 184) yaitu :
100% = Seluruhnya
76% - 99% = Sebagian besar
51% - 75% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
26% - 49% = Kurang dari setengahnya
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63 Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan
data maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Multimedia pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran aktif
tipe quiz team dikembangkan dalam lima tahap yaitu tahap analisis, tahap
desain, tahap pengembangan, tahap judgement, dan tahap implementasi.
2. Terdapat perbedaan rerata nilai antara siswa yang mendapatkan penerapan
strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan multimedia
pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran
secara konvensional. Kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest
sebesar 47,65 dan kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pretest sebesar
52,58. Sedangkan hasil rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol sebesar
71,18 dan rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen sebesar 79,88.
3. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan memanfaatkan
multimedia pembelajaran lebih baik dalam meningkatkan kemampuan
kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini
dapat dilihat dari hasil uji hipotesis. Pada uji hipotesis posttest didapat nilai
thitung = 4.047 > ttabel = 2.652. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.
4. Respon sebagian besar (91.18%) siswa positif terhadap pembelajaran yang
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe quiz team dengan
memanfaatkan multimedia pembelajaran.
5.2 Rekomendasi
Setelah melaksanakan penelitian penerapan strategi pembelajaran aktif tipe
quiz team dengan memanfaatkan multimedia untuk meningkatkan kemampuan
kognitif siswa, peneliti merekomendasikan beberapa hal yang kiranya dapat
Yowan Kameliya, 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Dengan Memanfaatkan Multi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penulis