DAFTAR ISI
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 20
E. Media Pembelajaran ... 28
F. Manfaat Media Pendidikan ... 29
G. AutoCad ... 31
H. Hasil Belajar Siswa ... 33
I. Tinjauan Umum Mata Pelajaran Gambar Teknik ... 34
J. Anggapan Dasar ... 35
K. Hipotesis ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Metode dan Desain Penelitian ... 37
B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 38
C. Data dan Sumber Data ... 40
3. Reliabilitas Instrumen ... 48
1. Uji Homogenitas ... 49
2. Uji Normalitas ... 50
3. Uji Hipotesis Penelitian ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi Data ... 54
1. Deskripsi Data Pre Test ... 54
2. Deskripsi Data Post Test ... 55
3. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar ... 56
B. Analisis Data ... 56
1. Data Uji Homogenitas ... 57
2. Data Uji Normalitas ... 57
3. Deskripsi Data Peningkatan Hasil Belajar ... 57
C. Pembahasan ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Gambar Teknik Kelas XI di SMK
Negeri 2 Bandung 2011/2012 ... ... 3
3.1 Nonequivalent Control Group Design .... ... 38
3.2 Kriteria Taraf Kesukaran ... ... 46
3.3 Kriteria Daya Pembeda ... ... 47
3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrument ... 47
3.5 Uji Normalitas ... ... 51
3.6 Persiapan Uji T ... ... 53
4.1 Data Hasil Pre Test ... ... 54
4.2 Data Hasil Post Test ... ... 55
4.3 Tingkatan kelulusan ... ... 56
4.4 Peningkatan Hasil Belajar ... 56
4.5 Data Uji Homogenitas ... ... 57
4.6 Data Uji Normalitas ... ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Hal
1. Silabus ... ... 67
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 73
3. Kisi-kisi ... ... 80
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 81
5. Tes Soal .... ... 93
6. Lembar Judgement... 97
7. Uji Validitas ... 98
8. Data Pre Test ... 100
9. Data Post Test ... 101
10. Uji Homogenitas ... 104
11. Uji Normalitas ... 106
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini permasalahan pendidikan di Indonesia merupakan masalah
nasional, karena sektor pendididikan menyangkut kepentingan seluruh lapisan
masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk dapat menghadapi persoalan-persoalan
yang ditimbulkan globalisasi diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas dan berkompeten, baik untuk tenaga profesional maupun penerapan
iptek, serta tenaga dalam bidang lain dari berbagai aspek kehidupan. Upaya
peningkatan kualitas SDM ini dilakukan melalui pendidikan yang lebih produktif
dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dimasa mendatang.
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara. Hal ini sejalan dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang
menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa....”. Oleh karena itu, lembaga pendidikan
sebagai institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia harus senantiasa
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku, baik perubahan yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Slameto (2003:2)
berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungan”. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan pendidikan yang
berupa kegiatan pembelajaran.
Seorang dikatakan telah mengalami peristiwa belajar jika ia mengalami
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berkompeten menjadi
kompeten. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam menuntut
pelajarannya. Faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa meliputi bakat, minat,
motivasi, sikap dan lain-lain. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
meliputi strategi pembelajaran, alat evaluasi, lingkungan belajar, media
pengajaran dan lain-lain.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah menengah kejuruan,
dimulai dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tahun 2006. Hal tersebut berdampak pada sejumlah perubahan yang meliputi
seluruh bidang termasuk proses belajar mengajar. Pada dasarnya tujuan proses
belajar mengajar (PBM) adalah agar siswa memiliki kemampuan–kemampuan
atau standar kompetensi yang tercantum dalam kurikulum, sehingga diperlukan
metode, strategi serta media pembelajaran yang cocok dengan kurikulum tersebut.
Dibalik harapan dan tuntutan kurikulum yang disampaikan diatas ternyata
Selama ini penggunaan media AutoCad Mesin sebagai pelajaran yang sulit,
kurang diminati dan bahkan ditakuti oleh siswa. Hal ini mengakibatkan prestasi
siswa pada mata pelajaran Gambar Teknik dengan AutoCad menurun.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal
(Thn, 7: 2011) adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik disekolah yang bersangkutan
Mata pelajaran Gambar Teknik Mesin adalah salah satu mata pelajaran
produktif siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bandung yang membahas mengenai
Gambar Teknik Mesin Sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di SMKN 2
Bandung (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/2003) bahwa
dalam pembelajaran Gambar Teknik Mesin dalam hal ini siswa dikatakan telah berkompeten atau lulus jika mendapat nilai KKM ≥ 70 atau kalau bisa nilai 100. Kenyataan, dalam mata pelajaran Gambar Teknik Mesin belum mampu mencapai
kriteria pembelajaran tuntas tersebut (mencapai nilai KKM)
Tabel 1.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Gambar Teknik Kelas XI di SMK Negeri 2 Bandung 2011/2012
Dilihat dari hasil yang dipelajari pada semester ganjil tahun ajaran
2011/2012 masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria KKM. Ada dua hal
yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar yaitu metode
pembelajaran dan media pembelajaran (Arsyad, 2000: 15). Pada mata pelajaran
Gambar Teknik metode ceramah dan penugasan merupakan metode yang
dianggap cocok oleh guru untuk menyampaikan materi yang sebagian besar
merupakan konsep, sehingga untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai ketuntasan belajar diperlukan kreativitas dalam memilih media
pembelajaran. Media pembelajaran diperlukan supaya materi pelajaran yang
disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai. Media komputer merupakan solusi yang tepat untuk
membantu proses pembelajaran di era komputerisasi ini. Penyampaian materi
pembelajaran dengan komputer, diharapkan dapat membuat peserta didik merasa
senang, sehingga persentase materi pembelajaran yang diterima oleh siswa lebih
tinggi.
Pada era sekarang ini, perkembangan teknologi terasa sangat cepat.
Hampir semua aspek kehidupan mulai disentuh dengan yang namanya teknologi.
Dengan teknologi semua terasa lebih mudah dikerjakan. Berbagai inovasi tidak
ada henti-hentinya dilakukan untuk meningkatkan penggunaan dan penerapan
teknologi dalam kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang berkembang pesat
adalah CADD (Computer Aided Design and Drafting). Pengembangan teknologi
ini bertujuan untuk mempermudah para designer dan drafter untuk
Era komputerisasi yang kemudian bisa disebut sebagai era digital,
membuat menggambar teknik menjadi lebih mudah karena adanya software yang
antara lain software aplikasi AutoCad, yang membantu mempercepat proses
penggambaran apalagi gambar yang berulang. Permasalhanya adalah pada
kemudahan duplikasi sehingga dengan mudah suatu gambar dipergunakan oleh
orang lain. Disisi yang lain, penyajian gambar menjadi lebih profesional dan bisa
menggambarkan bentuk 3 dimensi yang mendekati pada kondisi riil.
Software AutoCad memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang kaya dan bervariasi,
tidak sja membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil
belajar lebih bermakna. Media pembelajaran dapat dimaknai sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Media pembelajaran secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: media grafis, media tiga
dimensi, dan media proyeksi. Media pembelajaran memiliki manfaat dalam hal; 1)
menarik perhatian peserta didik, 2) kemasan bahan pembelajaran lebih jelas dan
bermakna, 3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan 4) meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik. Pemilihan media pembelajaran perlu
memperhatikan ketepatan dengan tujuan, dukungan terhadap isi, kemudahan
memperoleh, keterampilan guru dalam menggunakan, tersedia waktu, dan sesuai
Perkembangan komputer dewasa ini sudah sedemikian pesatnya, tidak hanya
sebagai alat bantu diperkantoran sebagai pengganti mesin ketik, namun juga
dibidang disain grafis, olah data, animasi recording, termasuk juga dalam bidang
teknik. Di bidang teknik dikenal computer aided design (CAD), salah satu
softwarenya yang telah kita kenal adalah AutoCad suatu software yang sangat
membantu dalam pembuatan disain/gambar arsitektur, bangunan sipil, mesin,
listrik, kimia, mekanikal, otomotif, aerospace dan sebagainya. Penggunaan
AutoCad dapat dikatakan sebagai alat bantu yang sangat hebat, terutama dalam
hal kecepatan serta kemudahan dalam menggambar yang bisa dibuat dan diubah
secara mudah termasuk juga ketepatan ukuran, keajegan garis, serta kerapian
dibandingkan dengan menggunakan tangan yang dibantu mesin gambar.
Sampai saat ini software AutoCAD belum digunakan secara optimal dalam
mata pelajaran gambar teknik. Salah satu kendala pengembangan media
pembelajaran komputer adalah kurang dikuasainya teknologi komputer oleh para
pengajar.
Atas dasar pertimbangan nilai rata-rata ujian sekolah dan hasil wawancara
pra penelitian tersebut, penulis berkeinginan menggunakan multimedia AutoCad
dalam mata pelajaran gambar teknik di kelas XI SMKN 2 Kota Bandung agar
dapat meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar siswa. Dari uraian di
atas maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul :
“STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN AUTOCAD DAN PENGGUNAAN
B. Perumusan dan Identifikasi Masalah
Suatu penelitian dapat dilaksanakan setelah jelas masalahnya. Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:” seberapa besar pengaruh penggunaan AutoCad dan
penggunaan kovensional untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
gambar teknik di SMK Negeri 2 Bandung? “. Permasalahan dalam penelitian ini
terdiri atas beberapa masalah yang saling berkaitan, maka untuk memperjelas
permasalahan penelitian penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Kurang optimalnya penggunaan media AutoCad pada mata pelajaran Gambar
teknik
2. Pembelajaran Gambar teknik selama ini masih menggunakan media
konvensional.
3. Hasil belajar pada mata pelajaran gambar teknik siswa kurang optimal.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan sesuai dengan maksud
dan tujuan yang dicapai, maka peneliti membatasi aspek-aspek masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Software pendukung pembelajaran yang digunakan adalah AutoCad.
2. Mata pelajaran yang akan yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah gambar
teknik
3. Dasar ketercapaian pokok bahasan Gambar teknik dan AutoCad mesin
penerapan atau aplikasi), aspek Afektif, (level kemampuan menerima, level
menanggapi, level menilai, level mengelola dan level menghayati yang
ditinjau dari hasil observasi), psikomotor dibatasi pada level (kemampuan
ketepatan yang ditinjau dari hasil observasi).
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Menerapkan media pembelajaran AutoCad pada mata pelajaran Gambar
Teknik.
2. Mengetahui peningkatan Hasil belajar tiap siklus pada pokok bahasan
membuat gambar dua dimensi dengan menggunakanmedia pembelajaran
AutoCad.
E. Manfaat Penelitian
Penggunaan multi media AutoCad diharapkan memberikan manfaat antara
lain sebagai berikut :
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
untuk menerapkan media AutoCad atau mata pelajaran yang lain.
2. Bagi siswa, penelitian ini memberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan dapat meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian dan merupakan bahan syarat kelulusan
menempuh sidang mendapat gelar sarjana.
4. Sebagai bahan kajian dan perbandingan dalam pelaksanaan penelitian
selanjutnya.
F. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan istilah-istilah
memberikan batasan-batasan atau definisi istilah yang dipergunakan dalam judul
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Komparasi adalah suatu penelitian ilmiah yang ingin mencari jawab secara
mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab
terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu (Natsir, 1999: 8)
2. AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2
dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk
AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak
digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin,
desainer interior mdan lain-lain. (Wikipedia, 2012: 1)
3. Pembelajaran konvensional (pembelajaran biasa ) pada penelitian ini diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan guru melalui pemberian informasi yang
biasa dilakukan oleh guru perbaikan Sistem Pengapian di BPTP dalam
memberikan materi pembelajaranya.
4. Hasil Belajar adalah nilai yang diperoleh setelah melalui tes evaluasi setelah
proses belajar mengajar selesai dan dinyatakan dengan simbol angka. Hasil
belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar.hasil yang telah dicapai anak didik yang
menunjukkan kualitas keberhasilan belajarnya dalam proses pendidikan
(Anni, 2004: 4).
G. Lokasi Tempat Sampel Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 bandung, yang beralamat di Jl.
Mendikbud No. 036/O/1997, berdiri di atas tanah seluas 44.610 M2 .Visi SMK
Negeri 2 Bandung menjadi pusat layanan industri dan layanan penyediaan calon
tenaga kerja yang profesional di Jawa Barat.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan
penyusunan hasil penelitian. Sistematika penulisan penelitian ini akan diuraikan
sebagai berikut :
Bab I berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, subjek dan
lokasi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II berisi tentang pengertian belajar, konsep belajar, teori-teori belajar
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, media pembelajaran, manfaat media
pendidikan, Multimedia, auto cad, hasil belajar, tinjauan umum mata pelajaran
gambar teknik.
Bab III berisi mengenai langkah-langkah serta teknik yang dilakukan
dalam penulisan skripsi ini. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian tindakan kelas dan beberapa teknik pengumpul data
yang digunakan seperti wawancara, observasi, dan tes.
Bab IV berisi mengenai deskripsi data, analisis data, pembahasan, dan
hasil penelitian.
Bab V berisi kesimpulan dan saran yang merupakan akhir dari keseluruhan
BAB III
METODOLOG1 PENELIT1AN
A. Metode dan Desain Penelitian
Data yang diperoleh diharapkan sesuai dengan tujuan, pokok masalah
penelitian sangat tergantung pada metode yang digunakan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan multimedia AutoCad pada siswa
di SMKN 2 Kota Bandung.
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Ali (1984: 103) menjelaskan
bahwa:
Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah, maka tidak dibentuk
kelompok-kelompok lain sebagai sampel penelitian. Maka metode penelitian eksperimen
yang digunakan adalah tipe kuasi eksperimen. Sebagaimana dikemukakan Ali
(1984: 28) bahwa:
Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksperimen bukan penggunaan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang telah ada.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(Nonequivalent Control Group Design) yaitu menempatkan subjek penelitian ke
kontrol yang tidak dipilih secara acak. Mekanisme dari kedua kelas tersebut
digambarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group Design
Group Pre Test Treatmen (Perlakuan) Post Test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
(Sugiyono, 2002: 70) Keterangan:
O1 = Tes awal (pre test) kelompok eksperimen
O2 = Tes akhir (post test) kelompok eksperimen
X = Pembelajaran dengan menggunakan MMI yang diberikan kepada
kelompok eksperimen
O3 = Tes awal (pre test) kelompok kontrol
O4 = Tes akhir (post test) kelompok kontrol
Berdasarkan desain di atas penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu
kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran multimedia AutoCad dan
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional pada standar
kompetensi membuat gambar 2 dimensi.
B. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian
Sugiyono (2002: 31) menyatakan bahwa "Variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Variabel pada penelitian ini adalah variabel normatif yang terdiri atas:
1. Variabel Eksperimen : Hasil belajar dengan pembelajaran multimedia autocad
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2002: 36) adalah:
Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode atau strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.
Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Umpan Balik
Ket Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Temuan:
1.Pembelajaran masih bersifat hafalan dan verbalistik
2.Siswa sering merasa jenuh atau bosan saat pembelajaran.
3.Prestasi belajar menggunakan pembelajaran Konvensional rendah.
Model Pembelajaran Ideal :
1.Siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar
2.Pembelajaran menggunakan media yang sesuai.
3.Prestasi belajar siswa tinggi.
Pembelajaran MM AutoCad Pembelajaran
Konvensional
Prestasi Belajar : Pre Test dan Post test
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang
dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2003: 96). Selanjutnya Sugiyono (2005:
14-15) mengelompokkan data menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.
Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif
berupa nilai hasil belajar siswa yang diambil dari hasil tes (selisih post test dan
post test) yang diberikan oleh peneliti pada siswa yang mengikuti standar
kompetensi melakukan perbaikan sistem starter.
2. Sumber Data
Sumber data menurut Arikunto (2003:107) disebutkan bahwa "yang dimaksud
dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut
diperoleh".
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka yang menjadi sumber dalam
penelitian ini adalah siswa pada standar kompetensi membuat gambar 2 dimensi
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108).
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah siswa teknik
pemesinan kelas XI di SMKN 2 Kota Bandung.
Sampel merupakan bagian dari populasi untuk dilakukan secara langsung,
dan bagian tersebut dianggap dapat mewakili sifat dan karakteristik dari
kesulurahan populasi. Sebagaimana diungkapkan Sugiyono (2005: 55) bahwa:
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasinya besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
Sampel pada penelitian ini diambil dua kelas, pengambilan sampel
berdasarkan pada pendapat Arikunto (2002: 112) yang mengemukakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%.
Sample penelitian yang digunakan adalah kelompok (cluster sampel) dengan
cara acak kelas, sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas, yaitu satu kelas
dipergunakan sebagai kelas eksperimen yakni kelas XI TP2 yang menggunakan
pembelajaran multimedia Auto Cad pada standar kompetensi melakukan membuat
gambar 2 dimensi sebanyak 36 orang. Kelas yang satunya lagi dipergunakan
sebagai kelas kontrol yakni kelas XI TP3 yang menggunakan pembelajaran
konvensional pada standar kompetensi membuat gambar 2 dimensi sebanyak 32
E. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kuasi
eksperimen dengan menggunakan multimedia autocad adalah sebagai berikut:
1. Survey pendahuluan untuk menentukan masalah penelitian.
2. Menyusun rancangan penelitian dan memilih lokasi penelitian.
3. Menetapkan materi dengan mempelajari GBPP pada Program Keahlian
Teknik Pemesinan, menentukan kompetensi, dan sub kompentensi.
4. Menyusun instrumen penelitian.
5. Melakukan ujicoba instrumen penelitian untuk mendapatkan validitas, taraf
kesukaran, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas instrument pada
siswa kelas lain selain kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Membuat Satuan Acara pembelajaran (SAP) yang menggunakan multimedia
autocad yang akan dijadikan kelas eksperimen dan yang menggunakan
pembelajaran klasikal yang akan dijadikan kelas kontrol.
7. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan sampel penelitian melalui tahapan sebagai berikut:
1) Pre test yang diberikan kepada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
2) Uji homogenitas kepada dua kelas berdasarkan hasil pre test, homogen
dan tidak homogennya varian data untuk menentukan bisa dan
tidaknya kedua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian.
3) Apabila kedua kelas homogen, maka kedua kelas tersebut dibagi
menggunakan pembelajaran multimedia AutoCad sebanyak 34 orang
dan kelas lain sebagai kelas kontrol yakni kelas XI TP3 yang
menggunakan pembelajaran konvensional sebanyak 34 orang.
4) Mengadakan PBM dengan menggunakan pembelajaran multimedia
AutoCad di kelas eksperimen.
5) Dalam waktu yang bersamaan kegiatan belajar menggunakan
pembelajaran konvensional dimulai sesuai dengan pokok bahasan
yang telah disesuaikan.
b. Mengadakan post test di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran.
8. Analisis data untuk menguji hipotesis.
9. Pembahasan hasil analisis data.
10.Menyimpulkan hasil penelitian.
F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada
saat pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrumen yang akan dibuat adalah
sebagai berikut:
a. Test
1) Pre Test
Pre test digunakan untuk pelaksanaan pre test yaitu mengukur
kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran. Pre tes ini
test akan digunakan untuk mengukur homogenitas kemampuan awal siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) Post Test
Post test digunakan untuk pelaksanaan post test yaitu mengukur
kemajuan dan membandingkan peningkatan prestasi belajar sesudah
pelaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
standar kompetensi perbaikan sistem starter. Soal-soal pada post test sama
dengan soal-soal pada pre test.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk membantu dalam pelaksanaan
observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan
penelitian yang sedang dilakukan.
Lembar observasi merupakan salah satu alat pengumpul data yang
dilakukan melalui pengamatan secara objektif untuk mengamati kegiatan
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk itu, maka
disusunlah pedoman observasi yang berisikan penilaian terhadap
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan kegiatan-kegiatan
pembelajaran.
Hasil dari observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
multimedia autocad di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di
c. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data secara tertulis, untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan multimedia
autocad dalam proses pembelajaran berlangsung. Angket yang digunakan
adalah angket campuran sebanyak 10 pertanyaan untuk mengetahui minat
siswa terhadap pembelajaran multimedia autocad. Angket ini diberikan
kepada siswa setelah akhir pembelajaran. Sebelum digunakan dalam
penelitian, angket tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan kepada guru
bidang studi (judgement)
2. Validitas Instrumen
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen
penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga
instrumen ini akan mempunyai kevalidan. Untuk mengetahui validitas suatu
instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat
mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur, Arikunto (2002: 144-145)
menjelaskan bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi sebalikanya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Pada penelitian ini instrumen dilakukan uji validitas isi (content validity) dan
uji validitas kontruksi (construct validity). Dalam penelitian ini penulis
mengadakan pengujian isi dengan cara judgment oleh guru.
Pengujian validitas instrumen juga dilakukan dengan uji validitas butir soal.
yaitu menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y
XY = Jumlah hasil kali dari variabel X dan Variabel Y
X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X
Y2 = Jumlah kuadrat dari variabel YSetelah harga rxy diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi
koefesien denagn menggunakan rumus t-student yaitu:
2
Penafsiran dari harga koefisien korelasi dinyatakan valid apabila thitung> ttabel
dengan taraf signifikansi 0,05.
Sedangkan untuk validasi kontruksi menurut arikunto (2003: 138) sebuah tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun
tes tersebut mengukur setiap aspek yang berpikir seperti yang disebutkan dalam
Tujuan Instruksional Khusus. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini terdiri
a. Taraf kesukaran
Pengujian taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui suatu soal baik atau
tidak. “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar” (Arikunto, 2005: 207). Taraf kesukaran (P) butir tes pada dasarnya adalah
peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal.
Untuk menentukan taraf kesukaran setiap item tes, digunakan rumus:
JS B P
Arikunto (2003 : 208)
Keterangan
P = Taraf kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Taraf kesukaran untuk setiap butir soal diketahui dengan mengkonsultasikan
nilai P pada tabel kriteria tingkat kesukaran berikut ini.
Tabel 3.2.
Kriteria Taraf Kesukaran
Rentang P Kriteria
0,70 – 1,00 Mudah
0,30 – 0,70 Sedang
0,00 – 0,30 Sukar
Arikunto (2003 : 210)
b. Daya pembeda
Daya pembeda soal yang dimaksud adalah untuk mengetahui sejauhmana
soal dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan yang
berkemampuan rendah dilihat dari dapat atau tidaknya mengerjakan soal.
Daya pembeda untuk setiap butir soal dapat diketahui dengan menggunakan
B
Arikunto (2003 : 213)
Keterangan:
PA = Proporsi jawaban benar kelompok atas
PB = Proporsi jawaban benar kelompok bawah
Daya pembeda untuk setiap butir soal diketahui dengan mengkonsultasikan
nilai pada tabel kriteria daya pembeda berikut ini.
Tabel 3.3. Kriteria Daya Pembeda
Rentang D Kriteria
0,70 – 1,00 Baik sekali
Rekapitukasi Hasil Uji Validitas Instrumen
3. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat
ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang. Sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (2003: 90)
bahwa “reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama”.
Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
Sperman-Brown dengan teknik belah dua ganjil genap terhadap. Langkah-langkah
perhitungannya sebagai berikut:
a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan
pertama dan skor butir soal nomor genap sebagai belahan kedua.
b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua
menggunakan rumus korelasi Product moment dengan angka kasar,
yaitu:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y
XY = Jumlah hasil kali dari variabel X dan Variabel Y
X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X
Y2 = Jumlah kuadrat dari variabel Yc. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus
)
r = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antar dua belah instrumen
Besarnya koefisen reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
reliabilitas. Menurut Arikunto (2002: 245) bahwa:
r11≤0,20 = Reliabilitas sangat rendah
0,20 < r11≤0,40 = Reliabilitas rendah
0,40 < r11≤0,60 = Reliabilitas sedang
0,60 < r11≤0,80 = Reliabilitas tinggi
0,80 < r11≤1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dimaksudkan untuk mengolah data hasil eksperimen.
Pada penelitian ini akan digunakan teknik analisis data secara kuantitatif melalui
metode statistik.
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data
kedua sampel. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka
data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik.
Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2004: 167) “Pengujian untuk
menyatakan bahwa dua kelompok populasi homogen adalah dengan uji F (Fisher
test), dengan asumsi populasi berdistribusi normal dengan simpangan baku σ1 dan
2
Nilai Fhitung dibandingkan dengan harga F pada tabel distribusi F dengan α =
0,005 dan α = 0,01 dengan ketentuan dkA = nA-1 yang kemudian disebut
pembilang dan dkB = nB-1 yang kemudian disebut penyebut. Apabila nilai Fhitung
tidak terdapat pada tabel, maka harus dicari nilai F pada dengan α = 0,005 dan α =
0,01 dengan melakukan interpolasi menggunakan rumus:
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Adapun
langkah-langkah yang harus ditempuh, adalah sebagai berikut :
1. Menentukan range (R), dengan rumus:
R = Xa – Xb (Siregar, 2004: 24)
dimana: Xa = data tertinggi
2. Menentukan banyaknya kelas interval (i), dengan rumus:
i = 1 + 3,3 log n (Siregar, 2004: 24)
dimana: n = jumlah sampel
3. Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus :
i R
P (Siregar, 2004: 24)
dimana: R = rentang
i = banyaknya kelas interval
4. Membuat tabel distribusi frekuensi dan tabel uji normalitas untuk membantu
dalam perhitungan uji normalitas seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.5 Uji Normalitas
Interval fi Xin Zi L0 Li ei 2
Jumlah
(Siregar, 2004: 87)
5. Menghitung rata-rata X dengan menggunakan rumus :
6. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus :
Xin = Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas
dimana: Bb = batas bawah interval (Siregar, 2004: 27)
8. Menentukan angka baku Zi, setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:
S
9. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom L0.
Harga Xin diambil nilai peluang 0,5000. Demikian juga Xin terakhir
(Siregar, 2004: 86)
10.Hitung luas tiap kelas interval isikan pada kolom Li.
Li = L1– L2 (Siregar, 2004: 87)
11.Hitung frekuensi harapan dengan rumus:
ei = Li. ∑fi (Siregar, 2004: 87)
12.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
13.Lakukan interpolasi pada tabel 2, untuk menghitung p-value.
(Siregar, 2004: 87)
14.Kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05
(Siregar, 2004: 87)
3. Uji Hipotesis Penelitian
Uji t termasuk jenis pengujian hipotesis statistik parametrik dengan syarat
apabila data homogen dan normal. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui apakah nilai rata-rata dua kelompok data (selisih data pre test dan
post test) relatif sama atau berbeda. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar
-rata dua kelompok data (dalam populasi atau sampel) relatif sama atau berbeda”.
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji t.
Uji t dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Uji t didasarkan pada tabel persiapan menurut Siregar berikut ini:
Tabel 3. 6
Kriteria pengujian, terima Ho jika:
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapat temuan-temuan sebagai
berikut:
1. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad pada standar kompetensi
menggambar 2D dengan materi potongan berdasarkan data statistik termasuk kriteria
sedang.
2. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal pada
standar kompetensi menggambar 2D dengan materi potongan berdasarkan data
statistik termasuk kriteria sedang.
3. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran klasikal
pada standar kompetensi menggambar 2D.
4. Peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan AutoCad lebih tinggi
dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik yang menggunakan
konvensional pada standar kompetensi menggambar 2D.
Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, peningkatan hasil belajar
peserta didik pada standar kompetensi menggambar 2D di SMKN 2 Bandung yang
menggunakan AutoCad lebih baik dibandingkan peserta didik yang menggunakan model
B. Saran
Hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, penulis mencoba
memberikan saran-saran yang kiranya dpat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang
terkait. Saran yang ditunjukkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, diharapkan menggunakan software AutoCad dalam proses belajar
mengajar, sehingga dapat lebih mempermudah dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Bagi pihak sekolah, software AutoCad dapat memberikan suasana baru dalam
kegiatan belajar mengajar dan mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap
peningkatan penguasaan siswa dari pada kovensional, maka sudah selayaknaya
untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah.
3. Bagi peneliti, penelitian-penelitian serupa dapat dikembangkan untuk topik-topik
kompetensi yang lainnya, dan dianjurkan untuk meneliti pada aspek psikomotor
D
DAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. (2000). Media Pengajaran. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada.
Cook, D. M. (1998). The Power of PowerPoint. Nurse Educator (Vol. 23, No. 4) 5.
Depdikbud. (1994). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Hamalik, Oemar. (1986). Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung : Mandar Maju.
Harrison, A. (1999). Power Up! Stimulating your Students with PowerPoint. Learning and Leading With Technology (Vol. 26, No. 4) 6-9.
Hasan, M. Iqbal. (2003). Pokok–pokok Materi Statistik 2 (Statistik Interferensif), Jakarta : Bumi Aksara.
Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta : Depdikbud.
Mason R., dan D. Hlynka. (1998). PowerPoint in the Classroom: What is the Point? Artikel Educational Technology (September-October) halaman 45-48 : tidak diterbitkan.
Miarso, Yusufhadi. (1980). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press
Munir. (2001). Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Mimbar Pendidikan
Nasution, S. (1995). Teknologi Pendidikan. Bandung : CV Jemmars.
Reynolds, R.E. (1987). The Utility of Graphical Representations in Text: Some Theoretical and Empirical Issues. Journal of Research in Science Teaching (Vol. 24, No. 2) 161-73.
Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi : Common Textbook. Jakarta.
Syah, M. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Makmun, A.S. (1997). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sadiman, Arief. Et. Al. (2003). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada.
Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistika Terapan. Bandung: Grasindo.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Bina Aksara.
Sudjana, Nana. (1987). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2001). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.
Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surya, Moh. (1997). Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Gramedia.
Tim Penyusun (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.