INTENSI UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL PADA PENSIUNAN
(Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
pada Jurusan Psikologi
Oleh:
Francisca Nike Widiarni 0703833
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
INTENSI UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL PADA PENSIUNAN
(Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia)
Oleh
Francisca Nike Widiarni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi
© Francisca Nike Widiarni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang
ABSTRAK
Francisca Nike Widiarni (0703833). Intensi untuk Mengikuti Kegiatan
Organisasi Sosial pada Pensiunan (Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada pensiunan yang dilihat dari faktor-faktor pembentuk intensi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang pensiunan PT. Kereta Api Indonesia yang sudah memasuki masa pensiun antara 1-2 tahun. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori mengenai intensi menurut Icek Ajzen (2005). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki intensi yang cenderung kuat untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial. Ketiga subjek sama-sama meyakini bahwa kegiatan organisasi sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi kehidupannya. Selain itu, dukungan dari keluarga sangat berpengaruh bagi niat ketiga subjek untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial. Ketiga subjek menemukan adanya hambatan dalam merealisasikan niat tersebut namun ketiga subjek meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan hambatan tersebut. Ditinjau dari hasil penelitian yang didapatkan, pensiunan diharapkan dapat meningkatkan serta merealisasikan niat untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial karena merupakan kegiatan yang bersifat positif bagi kehidupan pensiun.
ABSTRACT
Francisca Nike Widiarni (0703833). Intention to Attend Social Organization
Activity of Pensioners (Descriptive Study to Pensioners of PT. KeretaApi Indonesia). A Research Paper of Psychology Departement Faculty of Education UPI, Bandung (2013).
The aim of this study is to describe the intention of pensioners to attend activity of social organization refer to factors that form intention. This study used qualitative method with descriptive design. Sampling method that used in this this study is purposive sampling. Subjects of this study are three pensioners of PT Kereta Api Indonesia that have been retire for 1-2 years. The data collecting by do in depth interview. The instrument that used for this study refers to intention theory of Icek Ajzen (2005). Result of this study is that three subjects are having strong leaning intention to attend activity of social organization. The third subject is equally believe that the activities of social organizations can provide a positive influence for their life. In addition, the support of the influential family of the third subject of the intention to follow the activities of social organizations. The third subject found the presence of obstacles in the realization of the intentions of the third subject, however, to believe that they can control these obstacles. From the result, the pensioners are expect to realize and improve their intention to attend social organization because social it is good for pensioner life.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pernyataan
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Ucapan Terima Kasih ... iii
Daftar Isi... v
Daftar Lampiran ... vii
BAB I Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Metode Penelitian ... 9
G. Asumsi ... 9
H. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 10
I. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II Kajian Pustaka ... 11
A. Intensi ... 11
1. Theory of Planned Behavior ... 11
2. Pengertian Intensi ... 12
3. Faktor-faktor Penentu Intensi ... 15
4. Dampak Variabel Eksternal terhadap Intensi ... 21
B. Pensiun ... 21
1. Pengertian Pensiun ... 21
2. Jenis-jenis Pensiun ... 24
3. Perubahan-perubahan Akibat Pensiun ... 24
C. Perkembangan pada Usia Madya ... 27
1. Usia Madya ... 27
2. Karakteristik Usia Madya... 28
3. Perubahan Fisik pada Usia Madya ... 31
D. Kegiatan Sosial dan Organisasi Sosial ... 33
1. Kegiatan Sosial ... 33
2. Organisasi Sosial ... 33
E. Intensi untuk Mengikuti Kegiatan Organisasi Sosial pada Pensiunan ... 36
BAB III Metode Penelitian ... 37
A. Desain Penelitian ... 37
B. Instrumen Penelitian ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
E. Teknik Analisis Data... 39
F. Pengujian Keabsahan Data ... 40
BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 41
A. Data Profil Subjek Penelitian ... 41
1. Data Profil Subjek Pertama ... 41
a. Identitas Subjek Pertama ... 41
b. Status Praesens Subjek Pertama ... 41
c. Latar Belakang Subjek Pertama ... 42
2. Data profil Subjek Kedua ... 42
a. Identitas Subjek Kedua... 42
b. Status Praesens Subjek Kedua... 43
c. Latar Belakang Subjek Kedua ... 43
3. Data profil Subjek Ketiga ... 44
a. Identitas Subjek Ketiga ... 44
b. Status Praesens Subjek Ketiga ... 44
c. Latar Belakang Subjek Ketiga... 45
B. Hasil Penelitian ... 45
a. Hasil penelitian pada subjek 1 ... 45
1. Intensi secara umum pada subjek 1 ... 45
2. Sikap terhadap tingkah laku pada subjek 1 ... 47
3. Norma subjektif pada subjek 1 ... 51
4. Persepsi terhadap tingkah laku pada subjek 1... 54
b. Hasil penelitian pada subjek 2 ... 55
1. Intensi secara umum pada subjek 2 ... 55
2. Sikap terhadap tingkah laku pada subjek 2 ... 58
3. Norma subjektif pada subjek 2 ... 61
4. Persepsi terhadap tingkah laku pada subjek 2... 64
c. Hasil penelitian pada subjek 3 ... 66
1. Intensi secara umum pada subjek 3 ... 66
2. Sikap terhadap tingkah laku pada subjek 3 ... 67
3. Norma subjektif pada subjek 3 ... 70
4. Persepsi terhadap tingkah laku pada subjek 3... 72
C. Pembahasan... 74
1. Pembahasan intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada subjek 1 ... 74
2. Pembahasan intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada subjek kedua ... 77
3. Pembahasan intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada subjek ketiga ... 79
BAB V Kesimpulan dan Saran ... 85
A. Kesimpulan ... 85
Daftar Pustaka ... 89 Lampiran-Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum pensiun dikenal sebagai fenomena yang dialami oleh seseorang
yang usianya sudah dianggap lanjut sehingga dianggap tidak lagi produktif dan
menurut aturan harus berhenti bekerja. Begitu pula dengan yang bersangkutan
tidak bisa mengelak ketika peraturan yang menyebutkan pada usia tertentu harus
sudah siap pensiun. Dengan kata lain, yang bersangkutan harus ikhlas ketika
waktu pensiun tiba. Namun tidak jarang, kata pensiun diasosiasikan dengan
gambaran ‘menakutkan’ (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada
awal-awal masa pensiun, sekitar 3-6 bulan pertama masa pensiun tersebut
terlewati. Sebagian orang menganggap pensiun sebagai masa yang menakutkan
karena cukup banyak perubahan yang harus dialami, diantaranya adalah hilangnya
status sebagai pekerja, kehilangan fasilitas yang selama ini mereka dapatkan,
adanya bayangan untuk tidak dihargai lagi, banyaknya waktu senggang yang
mereka hadapi pada saat menjalani masa pensiun dan penurunan penghasilan
secara signifikan pada saat menjalani masa pensiun. Namun sebagian lagi
beranggapan bahwa pensiun adalah suatu masa untuk beristirahat dan melepaskan
diri dari rutinitas pekerjaan. Mereka berpandangan seperti itu karena mereka bisa
melihat realita bahwa mereka tidak dapat bekerja untuk selamanya. Selama ini
yang menjadi patokan untuk memasuki masa pensiun adalah faktor usia dimana
2
Di Indonesia, seseorang memasuki usia pensiun pada usia 55 tahun. Usia 55
tahun secara psikologis masuk ke dalam kategori dewasa menengah, mereka
masih cukup produktif dan belum dapat digolongkan ke dalam kategori manula
(Hurlock, 1980). Data dari Lembaga Demografi UI tahun 2010, menunjukkan
bahwa 4,5 juta orang atau sekitar 2,1% dari penduduk Indonesia adalah pensiun
PNS dan BUMN yang pensiun pada umur 55-56 tahun. Pada umur tersebut
sebenarnya individu masih produktif tetapi untuk mengikuti aturan yang sudah
diberlakukan maka masa kerja mereka dihentikan sekitar pada usia 55-56 tahun.
Produktivitas tersebut dibuktikan dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh
Kepala Demografi UI dengan menggunakan pendekatan demografi (Sonny,
2011).
Menurut PP No. 32 Tahun 1979 pasal 3 dan pasal 4 tentang pemberhentian
Pegawai Negri Sipil, batas usia karyawan yang dikatakan telah mencapai usia
pensiun adalah 56 tahun (Sedarmayanti, 2008). Artinya, saat seorang pegawai
berumur 56 tahun, maka saat itu pula ia harus berhenti dari pekerjaannya
(pensiun). Namun menurut Peraturan Menteri No. 02 Tahun 1993 pasal 2 tentang
usia pensiun normal dan batas usia pensiun maksimum bagi peserta peraturan
dana pensiun, menteri tenaga kerja menyebutkan bahwa usia pensiun normal bagi
peserta ditetapkan 55 (lima puluh lima) tahun.
Masa pensiun sering menimbulkan perasaan tidak berguna bagi individu yang
akan memasukinya, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Pandangan negatif tentang pensiun menyebabkan individu sering menolak
3
pada saat orang tua memasuki masa pensiun adalah kecemasan. Kecemasan pada
masa pensiun sering muncul pada setiap individu yang sedang menghadapinya
karena dalam menghadapi masa pensiun dalam dirinya terjadi goncangan perasaan
yang begitu berat karena individu harus meninggalkan pekerjaannya. Di samping
itu, faktor terbesar yang akan diambil ketika pensiun adalah terpenuhi atau
tidaknya finansial keuangan keluarga nantinya setelah tiba waktu untuk berhenti
bekerja dan apakah penurunan kondisi tubuh akibat penuaan akan berdampak
pada kesehatan nanti (Purnomo, 2012).
Banyak yang beranggapan bahwa masa pensiun adalah memasuki masa usia
tua, fisik yang makin melemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan
tidak menarik serta yang terasa kejam adanya anggapan bahwa masa pensiun
adalah merupakan tanda seseorang sudah tidak berguna dan tidak dibutuhkan lagi
karena usia tua dan produktivitas menurun (Sentika, 2010). Pemahaman ini tanpa
sadar akan mempengaruhi persepsi seseorang sehingga ia menjadi over sensitif
dan subjektif terhadap stimulus yang ditangkap. Kondisi inilah yang membuat
orang jadi sakit-sakitan saat masa pensiun tiba.
Schwartz (Hurlock, 1980: 417) berpendapat bahwa pensiun dapat merupakan
akhir pola hidup atau masa transisi ke pola hidup baru. Pensiun selalu
menyangkut perubahan peran, nilai, dan perubahan pola hidup individu secara
menyeluruh.
Mangkuprawira (2011) menyebutkan bahwa ketika masa pensiun terjadi
maka diperkirakan ada beragam fenomena psikologis yang muncul. Pertama,
4
rutin lagi. Kedua, merasa kesepian dibandingkan ketika masih aktif sebagai
pegawai. Ketiga, merasa biasa-biasa saja. Hal ini mungkin dikarenakan pensiunan
tersebut belum mempersiapkan rencana kegiatan sesudah pensiun secara matang.
Hal demikian, bisa juga karena yang bersangkutan merasa tidak memiliki sumber
daya khususnya dana dan pengalaman serta jejaring bisnis, misalnya untuk
berwirausaha. Selain itu juga mungkin dikarenakan yang bersangkutan sudah
memiliki rencana kegiatan pasti yang telah dirintis sebelum pensiun. Selain
fenomena psikologis yang muncul, beberapa peneliti melakukan penelitian dan
menemukan bahwa kesehatan mental dan fisik merupakan prekondisi yang
mendukung keberhasilan seseorang beradaptasi terhadap perubahan hidup yang
disebabkan oleh pensiun. Hal ini masih ditambah oleh persepsi orang tersebut
terhadap penyakit atau kondisi fisiknya (Mangkuprawira, 2011). Dampak lain
yang akan diakibatkan oleh pensiun secara fisiologis menurut Liem & Liem
(1978) adalah masalah penyakit terutama gastrointestinal, gangguan syaraf, dan
berkurangnya kepekaan. Ia menyebut penyakit di atas, dengan istilah retirement
syndrome.
Menurut Hurlock (1980), salah satu masalah yang sulit dihadapi dalam
menghadapi masa pensiun adalah bagaimana memanfaatkan waktu senggang yang
begitu banyak, dan bagaimana caranya untuk melibatkan diri dalam kegiatan
pelayanan masyarakat secara sukarela.
Salah satu cara untuk melibatkan diri dalam kegiatan pelayanan
masyarakat secara sukarela yaitu dengan ikut berperan serta di dalam kegiatan
5
tersebut, biasanya diawali dengan adanya intensi dari dalam diri invidu tersebut.
Ajzen (2005) mendefinisikan intensi sebagai indikasi dari kesiapan individu untuk
menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku tertentu, yang juga dipandang
sebagai anteseden segera dari tingkah laku (immediate antecedent of behavior).
Intensi didasarkan pada sikap terhadap tingkah laku (attitude toward the
behavior), norma subjektif (subjective norm), dan kontrol behavioral yang
dipersepsikan (perceived behavioral control), dengan setiap determinan
sama-sama penting dalam kaitannya dengan intensi yang akan dimunculkan individu
terhadap suatu objek, orang, atau peristiwa (Ajzen, 2005).
Sehabis selesai masa bekerja, para pensiunan merasa kurang bersosialisasi,
tidak seperti pada saat bekerja yang sering sekali bersosialisasi dengan rekan
sekerjanya. PT. Kereta Api Indonesia memang memiliki suatu wadah khusus yang
berkaitan dengan pensiunan tetapi wadah ini kurang dapat merangkul secara
umum para pensiunan tersebut. Jarangnya diadakan pertemuan rutin pensiunan
dan apabila mengadakan pertemuanpun kurang dapat mengajak pensiunan secara
keseluruhan. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melaksanakan
penelitian pada pensiunan dari PT. Kereta Api Indonesia. Selain itu, kehidupan
selama masa pensiun ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang intensi
yang dimiliki oleh para pensiunan untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan
organisasi sosial.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Intensi untuk Mengikuti Kegiatan Organisasi Sosial pada
6
mengetahui bagaimana gambaran intensi yang dimiliki oleh pensiunan untuk
mengikuti kegiatan organisasi sosial dilihat dari faktor-faktor pembentuk intensi.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, fokus dalam penelitian ini
adalah menggali bagaimana intensi yang dimiliki oleh pensiunan untuk mengikuti
kegiatan organisasi sosial dilihat dari tiga faktor yang mempengaruhi munculnya
intensi yang dikemukakan oleh Ajzen (2005), yaitu: (1) sikap terhadap tingkah
laku (attitudes toward behavior), (2) norma subjektif (subjective norm), dan (3)
persepsi terhadap kontrol tingkah laku (perceived behavioral control).
C. Rumusan Masalah
Intensi merupakan sebuah dasar yang mendasari seseorang untuk
menampilkan atau tidak suatu tingkah laku. Seseorang akan menampilkan suatu
perilaku apabila evaluasi mereka terhadap tingkah laku tersebut positif, adanya
tekanan sosial, dan adanya keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka
memiliki kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut. Pada umumnya,
selepas tidak lagi bekerja pensiunan tidak memiliki kegiatan sehingga kurang
bersosialisasi.
Dari uraian di atas dapat dipaparkan 4 pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran intensi secara umum yang dimiliki pensiunan
7
2. Bagaimana gambaran sikap terhadap tingkah laku dalam intensi
pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial?
3. Bagaimana gambaran norma subjektif dalam intensi pensiunan untuk
mengikuti kegiatan organisasi sosial?
4. Bagaimana gambaran persepsi terhadap kontrol tingkah laku dalam
intensi pensiuann untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana intensi secara umum yang dimiliki
pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.
2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap terhadap tingkah laku
dalam intensi pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.
3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran norma subjektif dalam intensi
pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.
4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran persepsi terhadap kontrol tingkah
laku dalam intensi pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Sosial dan Psikologi
8
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi,
penambahan wawasan mengenai kehidupan sosial pada masa pensiun. Selain
itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bagi
siapa saja yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama dengan
penelitian ini.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pihak-pihak terkait seperti:
a. Pensiunan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menanamkan intensi
untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada pensiunan untuk mengisi
waktu luangnya sehingga dapat mengurangi fenomena-fenomena
psikologis yang akan muncul pada saat masa pensiun tiba.
b. Keluarga dari pensiunan
Hasil penelitian ini bagi keluarga para pensiunan diharapkan dapat
memberikan dukungan yang positif untuk dapat berperan serta dalam
kegiatan-kegiatan positif dalam hal ini kegiatan sosial agar pensiunan
tersebut dapat tetap bersosialisasi seperti ketika pensiunan masih bekerja.
c. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini bagi peneliti yang berminat untuk meneliti mengenai
pensiunan dengan variabel yang sama ataupun berbeda diharapkan data ini
9
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan
kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek yang
alamiah (Sugiyono, 2009). Sedangkan tipe penelitian menggunakan tipe penelitian
analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan variabel yang diteliti
kemudian menganalisis, yaitu intensi untuk mengikuti kegiatan sosial organisasi
sosial pada pensiunan PT. Kereta Api Indonesia. Penelitian ini tidak dimaksudkan
untuk mengeneralisasi, namun demikian hasil dari penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan pada kasus yang serupa dengan kasus yang diteliti.
G. Asumsi
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
1. Individu yang sudah selesai masa bekerjanya (pensiun) dan belum
mempersiapkan apa yang akan dilakukan saat masa pensiun tiba biasanya
tidak memiliki kegiatan rutin, jarang bersosialisasi, kesehatan menurun.
2. Pensiunan yang memiliki intensi yang kuat maka akan mengikuti kegiatan
organisasi sosial untuk mengisi hari-harinya pada masa pensiun dan
cenderung ingin terus bersosialisasi dengan individu lain seperti ketika
individu tersebut masih bekerja.
3. Pensiunan yang kurang memiliki intensi yang kuat cenderung tidak ingin
berperan serta dalam kegiatan organisasi sosial dan ada kemungkinan
akan memilih kegiatan lain yang tidak melibatkan banyak orang atau
10
H. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Purwakarta dan pemilihan subjek dilakukan
secara purposive sampling berdasarkan karakteristik subjek sebagai berikut:
1. Pria atau wanita berusia 55 tahun ke atas
2. Sudah pensiun ± 1-2 tahun
3. Pensiunan dari PT. Kereta Api Indonesia
4. Sudah terlibat di dalam kegiatan organisasi sosial
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, fokus penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, asumsi,
lokasi dan subjek penelitian.
2. Bab II Intensi Pensiunan Usia Madya dalam Kegiatan Organisasi Sosial
yang berisi kajian pustaka mengenai intensi untuk mengikuti kegiatan
organisasi sosial pada pensiunan.
3. Bab III Metode Penelitian yang berisi desain penelitian, subjek penelitian,
pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pengujian keabsahan data.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan berisi hasil pengolahan data dan
pembahasan hasil penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran berisi pemaknaan peneliti terhadap hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut
Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan
triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif bertumpu
pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat
penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses
daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan
subjek penelitian.
Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada alasan
bahwa permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini yaitu bagaimana intensi
yang dimiliki oleh pensiunan untuk mengikuti kegiatan/organisasi sosial untuk
mengisi kehidupan sehari-harinya memerlukan sejumlah data lapangan yang
bersifat aktual dan konseptual. Di samping itu, pendekatan kualitatif lebih peka
dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi dan situasi yang berubah-ubah selama
38
B. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri. Penulis menyiapkan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan
teori yang digunakan dalam penelitian ini yang disesuaikan dengan pokok
permasalahan dalam penelitian ini. Pokok permasalahan ini dapat berkembang
sehingga penulis menemukan informasi lain yang berhubungan dengan pokok
permasalahan tersebut selama wawancara berlangsung.
C. Subjek Penelitian
Peneliti menggunakan purposive sampling untuk pemilihan subjek pada
penelitian ini, dengan mengkhususkan pada subjek yang sesuai dengan purpose
atau tujuan dari penelitian ini. Sesuai dengan latar belakang penelitian ini, subjek
dalam penelitian ini adalah 2 laki-laki dan 1 perempuan yang berusia 55 tahun ke
atas, sudah menjadi pensiun ±1-2 tahun, subjek merupakan pensiunan PT. Kereta
Api Indonesia, dan subjek telah terlibat dalam kegiatan organisasi sosial.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik wawancara secara mendalam (in-depth interview). Esterberg
(dalam Sugiyono 2009:317) mengemukakan bahwa wawancara adalah pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
39
digunakan dalam penelitian ini bersifat semi terstruktur (semi structure interview).
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan
ide-idenya (Sugiyono, 2007). Hal lain yang perlu dipersiapkan untuk wawancara yaitu
alat perekam suara (voice recorder) dan beberapa alat tulis bila diperlukan untuk
pencatatan.
E. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus
menerus sampai tuntas, hingga datanya jenuh. Aktivitas tersebut adalah reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display), dan conclusion
drawing/verification (Sugiyono, 2007).
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Data yang diperoleh di dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau
laporan yang terperinci.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007)
menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
40
c. Conclusion drawing/verification
Dari data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan polanya
kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
A. Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus mampu
mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat
diterapkan, dan memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang
konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temua dan
keputusan-keputusannya (Moleong, 2011: 320)
Dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengujian
keabsahan data, yaitu:
1. Member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data (Sugiyono, 2009).
2. Triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009: 372). Triangulasi terdiri dari
beberapa macam, di antaranya adalah triangulasi sumber, teknik, dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai intensi untuk mengikuti
kegiatan organisasi sosial pada pensiunan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Gambaran intensi yang dimiliki pensiunan untuk mengikuti kegiatan
organisasi sosial
Ketiga subjek sama-sama memiliki intensi yang kuat untuk
mengikuti kegiatan organisasi sosial. Mereka memandang kegiatan sosial
sebagai suatu kegiatan yang memberikan dampak positif bagi
kehidupannya selama pensiun. Pada subjek A dan subjek D munculnya
niat tersebut didorong oleh keinginan untuk mengisi waktu luangnya
selama pensiun sedangkan pada subjek T munculnya niat tersebut
didorong oleh keinginan di dalam diri subjek T untuk memiliki kegiatan di
luar rumah dengan harapan menjadi sehat.
2. Gambaran sikap terhadap tingkah laku dalam intensi pensiunan
untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.
Ketiga subjek sama-sama meyakini bahwa dengan melibatkan diri
pada kegiatan organisasi sosial dapat memberikan pengaruh-pengaruh
positif bagi kehidupannya selama pensiun. Pengaruh tersebut dirasakan
86
3. Gambaran norma subjektif dalam intensi pensiunan untuk mengikuti
kegiatan organisasi sosial.
Ketiga subjek sama-sama meyakini bahwa keluarga sebagai
orang-orang terdekatnya sangat mendukung niat ketiga subjek untuk mengikuti
kegiatan organisasi sosial. Dukungan yang diberikan oleh keluarga
dijadikan sebagai sumber semangat dan motivasi atas niat mereka untuk
mengikuti kegiatan organisasi sosial.
4. Gambaran persepsi terhadap kontrol tingkah laku dalam intensi
untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.
Ketiga subjek sama-sama menemukan adanya hambatan dalam
niatnya untuk mengikuti kegiatan sosial ataupun organisasi sosial. Namun
mereka meyakini bahwa mereka mampu untuk mengendalikan
hambatan-hambatan tersebut sehingga mereka dapat merealisasikan niatnya untuk
mengikuti kegiatan organisasi sosial.
B. Saran
Melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang
peneliti ajukan untuk beberapa pihak, di antaranya:
1. Saran kepada subjek penelitian
Bagi subjek penelitian dalam hal ini pensiunan diharapkan dapat
meningkatkan niatnya untuk mengikuti kegiatan sosial ataupun organisasi
87
organisasi sosial merupakan suatu kegiatan yang bersifat positif. Selain itu,
dengan ikut serta dalam kegiatan organisasi sosial dapat menumbuhkan
semangat hidup.
2. Keluarga dari pensiunan
Keluarga dari pensiunan diharapkan dapat lebih memberikan
dukungan kepada anggota keluarganya yang sudah pensiun untuk
mengikuti kegiatan sosial ataupun organisasi sosial karena dapat
meminimalisir kemungkinan munculnya beragam fenomena psikologis
yang biasanya muncul pada masa pensiun.
3. PT. Kereta Api Indonesia
PT. Kereta Api Indonesia diharapkan dapat mengadakan kegiatan
rutin yang mengundang para pensiunannya secara keseluruhan agar dapat
berkumpul dan saling bertukar pengalaman.
4. Lembaga sosial
Lembaga sosial diharapkan dapat membentuk atau lebih menambah
kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial untuk para pensiunan sebagai wadah
untuk saling bersosialisasi dan menyalurkan tenaga serta pikirannya.
Selain itu juga sebagai wadah untuk menyalurkan kegemaran dari
pensiunan itu sendiri baik di bidang olahraga, kesenian, maupun
keagamaan.
5. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
88
mengambil sample pegawai yang akan menghadapi masa pensiun dan juga
yang sudah memasuki masa pensiun agar semakin menggambarkan
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek.(2005). Attitudes, Personality, and Behavior, 2nd edition. England: Open University Press
Fitrisani H, Fepi.(2009). Studi deskriptif mengenai intensi menggunakan kembali narkoba pada mantan pecandu di rumah cemara Bandung. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandung. Universitas Islam Bandung (UNISBA)
Azwar, Saifudin.(2011). Sikap manusia: teori dan pengukurannya (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Berelson B & Steiner G A. Human behavior: an inventory of scientific findings. (online). Tersedia pada:
http://garfield.library.upenn.edu/classics1979/A1979HN48900001.pdf [diakses tanggal 20 Agustus 2011]
Dowling, Paul.(2000). Social Activity Theory. (online). Tersedia pada: http://homepage.mac.com/paulcdowling/ioe/publications/sat/index.htm [diakses tanggal 20 Agustus 2011]
Eliana, Rika.(2003). Konsep Diri Pensiunan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Medan: Universitas Sumatera Utara (USU)
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley
Hasibuan, M. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Longhurst, Michael.(2001).The Beginner’s Guide to Retirement Taking Control of Your Future. (online). Tersedia pada:
http://www.amazon.co.uk/Beginners-Guide-Retirement-Taking-Control/dp/0717132609/ref=sr_1_1?s=books&ie=UTF8&qid=136992412 4&sr=1-1 [diakses tanggal 20 Agustus 2011]
Mangkuprawira, Sjafri Tb.(2011). Pensiun? Tak usah bingung. (online). Tersedia pada:http://ronawajah.com/2011/03/01/pensiun-tak-usah-bingung/ [diakses tanggal 16 September 2011]
Moleong, J Lexy.(2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nasution.(2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Purnomo, Joko Bambang.(2012). Peran Keluarga dalam Menghadapi Dinamika Psikologis Orang Tua yang akan Memasuki Masa Pensiun. (online). Tersedia pada: http://bambangjokopurnomo.blogspot.com/2012/03/peran-keluarga-dalam-menghadapi.html. [diakses tanggal 26 Mei 2012]
Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama
Sonny.(2011). Berapa usia pensiun yang ideal?. (online). Tersedia pada: http://uanganda.or.id/web/index.php?option=com_content&view=article&i d=207:berapa-usia-pensiun-yang-ideal-&catid=27:artikel&Itemid=79
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta