• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTENSI UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL PADA PENSIUNAN:Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTENSI UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL PADA PENSIUNAN:Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

INTENSI UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL PADA PENSIUNAN

(Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

pada Jurusan Psikologi

Oleh:

Francisca Nike Widiarni 0703833

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

INTENSI UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL PADA PENSIUNAN

(Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia)

Oleh

Francisca Nike Widiarni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

© Francisca Nike Widiarni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Francisca Nike Widiarni (0703833). Intensi untuk Mengikuti Kegiatan

Organisasi Sosial pada Pensiunan (Studi Deskriptif pada Pensiunan PT. Kereta Api Indonesia). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada pensiunan yang dilihat dari faktor-faktor pembentuk intensi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang pensiunan PT. Kereta Api Indonesia yang sudah memasuki masa pensiun antara 1-2 tahun. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori mengenai intensi menurut Icek Ajzen (2005). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki intensi yang cenderung kuat untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial. Ketiga subjek sama-sama meyakini bahwa kegiatan organisasi sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi kehidupannya. Selain itu, dukungan dari keluarga sangat berpengaruh bagi niat ketiga subjek untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial. Ketiga subjek menemukan adanya hambatan dalam merealisasikan niat tersebut namun ketiga subjek meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan hambatan tersebut. Ditinjau dari hasil penelitian yang didapatkan, pensiunan diharapkan dapat meningkatkan serta merealisasikan niat untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial karena merupakan kegiatan yang bersifat positif bagi kehidupan pensiun.

(6)

ABSTRACT

Francisca Nike Widiarni (0703833). Intention to Attend Social Organization

Activity of Pensioners (Descriptive Study to Pensioners of PT. KeretaApi Indonesia). A Research Paper of Psychology Departement Faculty of Education UPI, Bandung (2013).

The aim of this study is to describe the intention of pensioners to attend activity of social organization refer to factors that form intention. This study used qualitative method with descriptive design. Sampling method that used in this this study is purposive sampling. Subjects of this study are three pensioners of PT Kereta Api Indonesia that have been retire for 1-2 years. The data collecting by do in depth interview. The instrument that used for this study refers to intention theory of Icek Ajzen (2005). Result of this study is that three subjects are having strong leaning intention to attend activity of social organization. The third subject is equally believe that the activities of social organizations can provide a positive influence for their life. In addition, the support of the influential family of the third subject of the intention to follow the activities of social organizations. The third subject found the presence of obstacles in the realization of the intentions of the third subject, however, to believe that they can control these obstacles. From the result, the pensioners are expect to realize and improve their intention to attend social organization because social it is good for pensioner life.

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Pernyataan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi... v

Daftar Lampiran ... vii

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 9

G. Asumsi ... 9

H. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 10

I. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II Kajian Pustaka ... 11

A. Intensi ... 11

1. Theory of Planned Behavior ... 11

2. Pengertian Intensi ... 12

3. Faktor-faktor Penentu Intensi ... 15

4. Dampak Variabel Eksternal terhadap Intensi ... 21

B. Pensiun ... 21

1. Pengertian Pensiun ... 21

2. Jenis-jenis Pensiun ... 24

3. Perubahan-perubahan Akibat Pensiun ... 24

C. Perkembangan pada Usia Madya ... 27

1. Usia Madya ... 27

2. Karakteristik Usia Madya... 28

3. Perubahan Fisik pada Usia Madya ... 31

D. Kegiatan Sosial dan Organisasi Sosial ... 33

1. Kegiatan Sosial ... 33

2. Organisasi Sosial ... 33

E. Intensi untuk Mengikuti Kegiatan Organisasi Sosial pada Pensiunan ... 36

BAB III Metode Penelitian ... 37

A. Desain Penelitian ... 37

B. Instrumen Penelitian ... 38

(8)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Analisis Data... 39

F. Pengujian Keabsahan Data ... 40

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 41

A. Data Profil Subjek Penelitian ... 41

1. Data Profil Subjek Pertama ... 41

a. Identitas Subjek Pertama ... 41

b. Status Praesens Subjek Pertama ... 41

c. Latar Belakang Subjek Pertama ... 42

2. Data profil Subjek Kedua ... 42

a. Identitas Subjek Kedua... 42

b. Status Praesens Subjek Kedua... 43

c. Latar Belakang Subjek Kedua ... 43

3. Data profil Subjek Ketiga ... 44

a. Identitas Subjek Ketiga ... 44

b. Status Praesens Subjek Ketiga ... 44

c. Latar Belakang Subjek Ketiga... 45

B. Hasil Penelitian ... 45

a. Hasil penelitian pada subjek 1 ... 45

1. Intensi secara umum pada subjek 1 ... 45

2. Sikap terhadap tingkah laku pada subjek 1 ... 47

3. Norma subjektif pada subjek 1 ... 51

4. Persepsi terhadap tingkah laku pada subjek 1... 54

b. Hasil penelitian pada subjek 2 ... 55

1. Intensi secara umum pada subjek 2 ... 55

2. Sikap terhadap tingkah laku pada subjek 2 ... 58

3. Norma subjektif pada subjek 2 ... 61

4. Persepsi terhadap tingkah laku pada subjek 2... 64

c. Hasil penelitian pada subjek 3 ... 66

1. Intensi secara umum pada subjek 3 ... 66

2. Sikap terhadap tingkah laku pada subjek 3 ... 67

3. Norma subjektif pada subjek 3 ... 70

4. Persepsi terhadap tingkah laku pada subjek 3... 72

C. Pembahasan... 74

1. Pembahasan intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada subjek 1 ... 74

2. Pembahasan intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada subjek kedua ... 77

3. Pembahasan intensi untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada subjek ketiga ... 79

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 85

A. Kesimpulan ... 85

(9)

Daftar Pustaka ... 89 Lampiran-Lampiran

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum pensiun dikenal sebagai fenomena yang dialami oleh seseorang

yang usianya sudah dianggap lanjut sehingga dianggap tidak lagi produktif dan

menurut aturan harus berhenti bekerja. Begitu pula dengan yang bersangkutan

tidak bisa mengelak ketika peraturan yang menyebutkan pada usia tertentu harus

sudah siap pensiun. Dengan kata lain, yang bersangkutan harus ikhlas ketika

waktu pensiun tiba. Namun tidak jarang, kata pensiun diasosiasikan dengan

gambaran ‘menakutkan’ (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

awal-awal masa pensiun, sekitar 3-6 bulan pertama masa pensiun tersebut

terlewati. Sebagian orang menganggap pensiun sebagai masa yang menakutkan

karena cukup banyak perubahan yang harus dialami, diantaranya adalah hilangnya

status sebagai pekerja, kehilangan fasilitas yang selama ini mereka dapatkan,

adanya bayangan untuk tidak dihargai lagi, banyaknya waktu senggang yang

mereka hadapi pada saat menjalani masa pensiun dan penurunan penghasilan

secara signifikan pada saat menjalani masa pensiun. Namun sebagian lagi

beranggapan bahwa pensiun adalah suatu masa untuk beristirahat dan melepaskan

diri dari rutinitas pekerjaan. Mereka berpandangan seperti itu karena mereka bisa

melihat realita bahwa mereka tidak dapat bekerja untuk selamanya. Selama ini

yang menjadi patokan untuk memasuki masa pensiun adalah faktor usia dimana

(11)

2

Di Indonesia, seseorang memasuki usia pensiun pada usia 55 tahun. Usia 55

tahun secara psikologis masuk ke dalam kategori dewasa menengah, mereka

masih cukup produktif dan belum dapat digolongkan ke dalam kategori manula

(Hurlock, 1980). Data dari Lembaga Demografi UI tahun 2010, menunjukkan

bahwa 4,5 juta orang atau sekitar 2,1% dari penduduk Indonesia adalah pensiun

PNS dan BUMN yang pensiun pada umur 55-56 tahun. Pada umur tersebut

sebenarnya individu masih produktif tetapi untuk mengikuti aturan yang sudah

diberlakukan maka masa kerja mereka dihentikan sekitar pada usia 55-56 tahun.

Produktivitas tersebut dibuktikan dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh

Kepala Demografi UI dengan menggunakan pendekatan demografi (Sonny,

2011).

Menurut PP No. 32 Tahun 1979 pasal 3 dan pasal 4 tentang pemberhentian

Pegawai Negri Sipil, batas usia karyawan yang dikatakan telah mencapai usia

pensiun adalah 56 tahun (Sedarmayanti, 2008). Artinya, saat seorang pegawai

berumur 56 tahun, maka saat itu pula ia harus berhenti dari pekerjaannya

(pensiun). Namun menurut Peraturan Menteri No. 02 Tahun 1993 pasal 2 tentang

usia pensiun normal dan batas usia pensiun maksimum bagi peserta peraturan

dana pensiun, menteri tenaga kerja menyebutkan bahwa usia pensiun normal bagi

peserta ditetapkan 55 (lima puluh lima) tahun.

Masa pensiun sering menimbulkan perasaan tidak berguna bagi individu yang

akan memasukinya, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Pandangan negatif tentang pensiun menyebabkan individu sering menolak

(12)

3

pada saat orang tua memasuki masa pensiun adalah kecemasan. Kecemasan pada

masa pensiun sering muncul pada setiap individu yang sedang menghadapinya

karena dalam menghadapi masa pensiun dalam dirinya terjadi goncangan perasaan

yang begitu berat karena individu harus meninggalkan pekerjaannya. Di samping

itu, faktor terbesar yang akan diambil ketika pensiun adalah terpenuhi atau

tidaknya finansial keuangan keluarga nantinya setelah tiba waktu untuk berhenti

bekerja dan apakah penurunan kondisi tubuh akibat penuaan akan berdampak

pada kesehatan nanti (Purnomo, 2012).

Banyak yang beranggapan bahwa masa pensiun adalah memasuki masa usia

tua, fisik yang makin melemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan

tidak menarik serta yang terasa kejam adanya anggapan bahwa masa pensiun

adalah merupakan tanda seseorang sudah tidak berguna dan tidak dibutuhkan lagi

karena usia tua dan produktivitas menurun (Sentika, 2010). Pemahaman ini tanpa

sadar akan mempengaruhi persepsi seseorang sehingga ia menjadi over sensitif

dan subjektif terhadap stimulus yang ditangkap. Kondisi inilah yang membuat

orang jadi sakit-sakitan saat masa pensiun tiba.

Schwartz (Hurlock, 1980: 417) berpendapat bahwa pensiun dapat merupakan

akhir pola hidup atau masa transisi ke pola hidup baru. Pensiun selalu

menyangkut perubahan peran, nilai, dan perubahan pola hidup individu secara

menyeluruh.

Mangkuprawira (2011) menyebutkan bahwa ketika masa pensiun terjadi

maka diperkirakan ada beragam fenomena psikologis yang muncul. Pertama,

(13)

4

rutin lagi. Kedua, merasa kesepian dibandingkan ketika masih aktif sebagai

pegawai. Ketiga, merasa biasa-biasa saja. Hal ini mungkin dikarenakan pensiunan

tersebut belum mempersiapkan rencana kegiatan sesudah pensiun secara matang.

Hal demikian, bisa juga karena yang bersangkutan merasa tidak memiliki sumber

daya khususnya dana dan pengalaman serta jejaring bisnis, misalnya untuk

berwirausaha. Selain itu juga mungkin dikarenakan yang bersangkutan sudah

memiliki rencana kegiatan pasti yang telah dirintis sebelum pensiun. Selain

fenomena psikologis yang muncul, beberapa peneliti melakukan penelitian dan

menemukan bahwa kesehatan mental dan fisik merupakan prekondisi yang

mendukung keberhasilan seseorang beradaptasi terhadap perubahan hidup yang

disebabkan oleh pensiun. Hal ini masih ditambah oleh persepsi orang tersebut

terhadap penyakit atau kondisi fisiknya (Mangkuprawira, 2011). Dampak lain

yang akan diakibatkan oleh pensiun secara fisiologis menurut Liem & Liem

(1978) adalah masalah penyakit terutama gastrointestinal, gangguan syaraf, dan

berkurangnya kepekaan. Ia menyebut penyakit di atas, dengan istilah retirement

syndrome.

Menurut Hurlock (1980), salah satu masalah yang sulit dihadapi dalam

menghadapi masa pensiun adalah bagaimana memanfaatkan waktu senggang yang

begitu banyak, dan bagaimana caranya untuk melibatkan diri dalam kegiatan

pelayanan masyarakat secara sukarela.

Salah satu cara untuk melibatkan diri dalam kegiatan pelayanan

masyarakat secara sukarela yaitu dengan ikut berperan serta di dalam kegiatan

(14)

5

tersebut, biasanya diawali dengan adanya intensi dari dalam diri invidu tersebut.

Ajzen (2005) mendefinisikan intensi sebagai indikasi dari kesiapan individu untuk

menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku tertentu, yang juga dipandang

sebagai anteseden segera dari tingkah laku (immediate antecedent of behavior).

Intensi didasarkan pada sikap terhadap tingkah laku (attitude toward the

behavior), norma subjektif (subjective norm), dan kontrol behavioral yang

dipersepsikan (perceived behavioral control), dengan setiap determinan

sama-sama penting dalam kaitannya dengan intensi yang akan dimunculkan individu

terhadap suatu objek, orang, atau peristiwa (Ajzen, 2005).

Sehabis selesai masa bekerja, para pensiunan merasa kurang bersosialisasi,

tidak seperti pada saat bekerja yang sering sekali bersosialisasi dengan rekan

sekerjanya. PT. Kereta Api Indonesia memang memiliki suatu wadah khusus yang

berkaitan dengan pensiunan tetapi wadah ini kurang dapat merangkul secara

umum para pensiunan tersebut. Jarangnya diadakan pertemuan rutin pensiunan

dan apabila mengadakan pertemuanpun kurang dapat mengajak pensiunan secara

keseluruhan. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melaksanakan

penelitian pada pensiunan dari PT. Kereta Api Indonesia. Selain itu, kehidupan

selama masa pensiun ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang intensi

yang dimiliki oleh para pensiunan untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan

organisasi sosial.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Intensi untuk Mengikuti Kegiatan Organisasi Sosial pada

(15)

6

mengetahui bagaimana gambaran intensi yang dimiliki oleh pensiunan untuk

mengikuti kegiatan organisasi sosial dilihat dari faktor-faktor pembentuk intensi.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, fokus dalam penelitian ini

adalah menggali bagaimana intensi yang dimiliki oleh pensiunan untuk mengikuti

kegiatan organisasi sosial dilihat dari tiga faktor yang mempengaruhi munculnya

intensi yang dikemukakan oleh Ajzen (2005), yaitu: (1) sikap terhadap tingkah

laku (attitudes toward behavior), (2) norma subjektif (subjective norm), dan (3)

persepsi terhadap kontrol tingkah laku (perceived behavioral control).

C. Rumusan Masalah

Intensi merupakan sebuah dasar yang mendasari seseorang untuk

menampilkan atau tidak suatu tingkah laku. Seseorang akan menampilkan suatu

perilaku apabila evaluasi mereka terhadap tingkah laku tersebut positif, adanya

tekanan sosial, dan adanya keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka

memiliki kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut. Pada umumnya,

selepas tidak lagi bekerja pensiunan tidak memiliki kegiatan sehingga kurang

bersosialisasi.

Dari uraian di atas dapat dipaparkan 4 pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran intensi secara umum yang dimiliki pensiunan

(16)

7

2. Bagaimana gambaran sikap terhadap tingkah laku dalam intensi

pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial?

3. Bagaimana gambaran norma subjektif dalam intensi pensiunan untuk

mengikuti kegiatan organisasi sosial?

4. Bagaimana gambaran persepsi terhadap kontrol tingkah laku dalam

intensi pensiuann untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana intensi secara umum yang dimiliki

pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap terhadap tingkah laku

dalam intensi pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran norma subjektif dalam intensi

pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.

4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran persepsi terhadap kontrol tingkah

laku dalam intensi pensiunan untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Sosial dan Psikologi

(17)

8

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi,

penambahan wawasan mengenai kehidupan sosial pada masa pensiun. Selain

itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bagi

siapa saja yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama dengan

penelitian ini.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada

pihak-pihak terkait seperti:

a. Pensiunan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menanamkan intensi

untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial pada pensiunan untuk mengisi

waktu luangnya sehingga dapat mengurangi fenomena-fenomena

psikologis yang akan muncul pada saat masa pensiun tiba.

b. Keluarga dari pensiunan

Hasil penelitian ini bagi keluarga para pensiunan diharapkan dapat

memberikan dukungan yang positif untuk dapat berperan serta dalam

kegiatan-kegiatan positif dalam hal ini kegiatan sosial agar pensiunan

tersebut dapat tetap bersosialisasi seperti ketika pensiunan masih bekerja.

c. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini bagi peneliti yang berminat untuk meneliti mengenai

pensiunan dengan variabel yang sama ataupun berbeda diharapkan data ini

(18)

9

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan

kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek yang

alamiah (Sugiyono, 2009). Sedangkan tipe penelitian menggunakan tipe penelitian

analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan variabel yang diteliti

kemudian menganalisis, yaitu intensi untuk mengikuti kegiatan sosial organisasi

sosial pada pensiunan PT. Kereta Api Indonesia. Penelitian ini tidak dimaksudkan

untuk mengeneralisasi, namun demikian hasil dari penelitian ini dapat digunakan

sebagai acuan pada kasus yang serupa dengan kasus yang diteliti.

G. Asumsi

Asumsi dalam penelitian ini adalah:

1. Individu yang sudah selesai masa bekerjanya (pensiun) dan belum

mempersiapkan apa yang akan dilakukan saat masa pensiun tiba biasanya

tidak memiliki kegiatan rutin, jarang bersosialisasi, kesehatan menurun.

2. Pensiunan yang memiliki intensi yang kuat maka akan mengikuti kegiatan

organisasi sosial untuk mengisi hari-harinya pada masa pensiun dan

cenderung ingin terus bersosialisasi dengan individu lain seperti ketika

individu tersebut masih bekerja.

3. Pensiunan yang kurang memiliki intensi yang kuat cenderung tidak ingin

berperan serta dalam kegiatan organisasi sosial dan ada kemungkinan

akan memilih kegiatan lain yang tidak melibatkan banyak orang atau

(19)

10

H. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Purwakarta dan pemilihan subjek dilakukan

secara purposive sampling berdasarkan karakteristik subjek sebagai berikut:

1. Pria atau wanita berusia 55 tahun ke atas

2. Sudah pensiun ± 1-2 tahun

3. Pensiunan dari PT. Kereta Api Indonesia

4. Sudah terlibat di dalam kegiatan organisasi sosial

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, fokus penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, asumsi,

lokasi dan subjek penelitian.

2. Bab II Intensi Pensiunan Usia Madya dalam Kegiatan Organisasi Sosial

yang berisi kajian pustaka mengenai intensi untuk mengikuti kegiatan

organisasi sosial pada pensiunan.

3. Bab III Metode Penelitian yang berisi desain penelitian, subjek penelitian,

pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pengujian keabsahan data.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan berisi hasil pengolahan data dan

pembahasan hasil penelitian.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran berisi pemaknaan peneliti terhadap hasil

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan

triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif bertumpu

pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat

penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses

daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan

subjek penelitian.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada alasan

bahwa permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini yaitu bagaimana intensi

yang dimiliki oleh pensiunan untuk mengikuti kegiatan/organisasi sosial untuk

mengisi kehidupan sehari-harinya memerlukan sejumlah data lapangan yang

bersifat aktual dan konseptual. Di samping itu, pendekatan kualitatif lebih peka

dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi dan situasi yang berubah-ubah selama

(21)

38

B. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri. Penulis menyiapkan

pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan

teori yang digunakan dalam penelitian ini yang disesuaikan dengan pokok

permasalahan dalam penelitian ini. Pokok permasalahan ini dapat berkembang

sehingga penulis menemukan informasi lain yang berhubungan dengan pokok

permasalahan tersebut selama wawancara berlangsung.

C. Subjek Penelitian

Peneliti menggunakan purposive sampling untuk pemilihan subjek pada

penelitian ini, dengan mengkhususkan pada subjek yang sesuai dengan purpose

atau tujuan dari penelitian ini. Sesuai dengan latar belakang penelitian ini, subjek

dalam penelitian ini adalah 2 laki-laki dan 1 perempuan yang berusia 55 tahun ke

atas, sudah menjadi pensiun ±1-2 tahun, subjek merupakan pensiunan PT. Kereta

Api Indonesia, dan subjek telah terlibat dalam kegiatan organisasi sosial.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik wawancara secara mendalam (in-depth interview). Esterberg

(dalam Sugiyono 2009:317) mengemukakan bahwa wawancara adalah pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

(22)

39

digunakan dalam penelitian ini bersifat semi terstruktur (semi structure interview).

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara

lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan

ide-idenya (Sugiyono, 2007). Hal lain yang perlu dipersiapkan untuk wawancara yaitu

alat perekam suara (voice recorder) dan beberapa alat tulis bila diperlukan untuk

pencatatan.

E. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007), mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus

menerus sampai tuntas, hingga datanya jenuh. Aktivitas tersebut adalah reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display), dan conclusion

drawing/verification (Sugiyono, 2007).

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Data yang diperoleh di dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau

laporan yang terperinci.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007)

menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

(23)

40

c. Conclusion drawing/verification

Dari data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan polanya

kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

A. Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus mampu

mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat

diterapkan, dan memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang

konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temua dan

keputusan-keputusannya (Moleong, 2011: 320)

Dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengujian

keabsahan data, yaitu:

1. Member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

pemberi data (Sugiyono, 2009).

2. Triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009: 372). Triangulasi terdiri dari

beberapa macam, di antaranya adalah triangulasi sumber, teknik, dan

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai intensi untuk mengikuti

kegiatan organisasi sosial pada pensiunan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Gambaran intensi yang dimiliki pensiunan untuk mengikuti kegiatan

organisasi sosial

Ketiga subjek sama-sama memiliki intensi yang kuat untuk

mengikuti kegiatan organisasi sosial. Mereka memandang kegiatan sosial

sebagai suatu kegiatan yang memberikan dampak positif bagi

kehidupannya selama pensiun. Pada subjek A dan subjek D munculnya

niat tersebut didorong oleh keinginan untuk mengisi waktu luangnya

selama pensiun sedangkan pada subjek T munculnya niat tersebut

didorong oleh keinginan di dalam diri subjek T untuk memiliki kegiatan di

luar rumah dengan harapan menjadi sehat.

2. Gambaran sikap terhadap tingkah laku dalam intensi pensiunan

untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.

Ketiga subjek sama-sama meyakini bahwa dengan melibatkan diri

pada kegiatan organisasi sosial dapat memberikan pengaruh-pengaruh

positif bagi kehidupannya selama pensiun. Pengaruh tersebut dirasakan

(25)

86

3. Gambaran norma subjektif dalam intensi pensiunan untuk mengikuti

kegiatan organisasi sosial.

Ketiga subjek sama-sama meyakini bahwa keluarga sebagai

orang-orang terdekatnya sangat mendukung niat ketiga subjek untuk mengikuti

kegiatan organisasi sosial. Dukungan yang diberikan oleh keluarga

dijadikan sebagai sumber semangat dan motivasi atas niat mereka untuk

mengikuti kegiatan organisasi sosial.

4. Gambaran persepsi terhadap kontrol tingkah laku dalam intensi

untuk mengikuti kegiatan organisasi sosial.

Ketiga subjek sama-sama menemukan adanya hambatan dalam

niatnya untuk mengikuti kegiatan sosial ataupun organisasi sosial. Namun

mereka meyakini bahwa mereka mampu untuk mengendalikan

hambatan-hambatan tersebut sehingga mereka dapat merealisasikan niatnya untuk

mengikuti kegiatan organisasi sosial.

B. Saran

Melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang

peneliti ajukan untuk beberapa pihak, di antaranya:

1. Saran kepada subjek penelitian

Bagi subjek penelitian dalam hal ini pensiunan diharapkan dapat

meningkatkan niatnya untuk mengikuti kegiatan sosial ataupun organisasi

(26)

87

organisasi sosial merupakan suatu kegiatan yang bersifat positif. Selain itu,

dengan ikut serta dalam kegiatan organisasi sosial dapat menumbuhkan

semangat hidup.

2. Keluarga dari pensiunan

Keluarga dari pensiunan diharapkan dapat lebih memberikan

dukungan kepada anggota keluarganya yang sudah pensiun untuk

mengikuti kegiatan sosial ataupun organisasi sosial karena dapat

meminimalisir kemungkinan munculnya beragam fenomena psikologis

yang biasanya muncul pada masa pensiun.

3. PT. Kereta Api Indonesia

PT. Kereta Api Indonesia diharapkan dapat mengadakan kegiatan

rutin yang mengundang para pensiunannya secara keseluruhan agar dapat

berkumpul dan saling bertukar pengalaman.

4. Lembaga sosial

Lembaga sosial diharapkan dapat membentuk atau lebih menambah

kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial untuk para pensiunan sebagai wadah

untuk saling bersosialisasi dan menyalurkan tenaga serta pikirannya.

Selain itu juga sebagai wadah untuk menyalurkan kegemaran dari

pensiunan itu sendiri baik di bidang olahraga, kesenian, maupun

keagamaan.

5. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan

(27)

88

mengambil sample pegawai yang akan menghadapi masa pensiun dan juga

yang sudah memasuki masa pensiun agar semakin menggambarkan

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek.(2005). Attitudes, Personality, and Behavior, 2nd edition. England: Open University Press

Fitrisani H, Fepi.(2009). Studi deskriptif mengenai intensi menggunakan kembali narkoba pada mantan pecandu di rumah cemara Bandung. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandung. Universitas Islam Bandung (UNISBA)

Azwar, Saifudin.(2011). Sikap manusia: teori dan pengukurannya (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Berelson B & Steiner G A. Human behavior: an inventory of scientific findings. (online). Tersedia pada:

http://garfield.library.upenn.edu/classics1979/A1979HN48900001.pdf [diakses tanggal 20 Agustus 2011]

Dowling, Paul.(2000). Social Activity Theory. (online). Tersedia pada: http://homepage.mac.com/paulcdowling/ioe/publications/sat/index.htm [diakses tanggal 20 Agustus 2011]

Eliana, Rika.(2003). Konsep Diri Pensiunan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Medan: Universitas Sumatera Utara (USU)

Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley

Hasibuan, M. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara

(29)

Longhurst, Michael.(2001).The Beginner’s Guide to Retirement Taking Control of Your Future. (online). Tersedia pada:

http://www.amazon.co.uk/Beginners-Guide-Retirement-Taking-Control/dp/0717132609/ref=sr_1_1?s=books&ie=UTF8&qid=136992412 4&sr=1-1 [diakses tanggal 20 Agustus 2011]

Mangkuprawira, Sjafri Tb.(2011). Pensiun? Tak usah bingung. (online). Tersedia pada:http://ronawajah.com/2011/03/01/pensiun-tak-usah-bingung/ [diakses tanggal 16 September 2011]

Moleong, J Lexy.(2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution.(2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Purnomo, Joko Bambang.(2012). Peran Keluarga dalam Menghadapi Dinamika Psikologis Orang Tua yang akan Memasuki Masa Pensiun. (online). Tersedia pada: http://bambangjokopurnomo.blogspot.com/2012/03/peran-keluarga-dalam-menghadapi.html. [diakses tanggal 26 Mei 2012]

Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama

Sonny.(2011). Berapa usia pensiun yang ideal?. (online). Tersedia pada: http://uanganda.or.id/web/index.php?option=com_content&view=article&i d=207:berapa-usia-pensiun-yang-ideal-&catid=27:artikel&Itemid=79

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

‫السيكولوجية من خبلل شخصية الشخص الرئيسي ىف رواية عائد إىل حيفا‪.‬‬ ‫ب‪ .‬تحديد البحث‬ ‫أساسا على خلفية البحث السابقة فحددت الباحثة

Istilah Prinsip Syariah terdapat dalam pasal 1 angka 13 Undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh kebutuhan manusia sesuai dengan teori Maslow yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,

: Setelah kuliah / praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan dapat menjelaskan tentang organisasi rumah sakit, kebijakan dan penganggaran, PFT dan Formularium,

Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15

Laporan akhir ini disusun berdasarkan hasil pembuatan alat dengan judul “Pembuatan Pulp dari Bahan Baku Serat Lidah Mertua (Sansevieria) dengan Menggunakan

Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan analisis terhadap biaya opera- si kendaraan (BOK) dan nilai waktu (VOT) di wilayah jalan perkotaan Jabodetabek dengan