DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Metode Penelitian ... 8
F. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 8
G. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II MOTIVASI BELAJAR DAN BIMBINGAN BELAJAR A. Konsep Motivasi Belajar ... 10
1. Pengertian Motivasi ... 10
2. Pengertian Belajar ... 11
3. Motivasi Belajar ... 12
4. Faktor-Faktor Motivasi Belajar ... 14
5. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ... 16
6. Fungsi Motivasi Belajar ... 19
7. Upaya meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 20
B. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ... 21
1. Pengertian RSBI ... 21
2. Tujuan Program RSBI ... 22
C. Program Bimbingan Belajar... 23
1. Bimbingan Belajar ... 23
2. Program Bimbingan ... 26
3. Program Bimbingan Belajar... 30
D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 31
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
C. Definisi Operasional Variabel ... 35
D. Pengembangan Instrumen ... 37
E. Uji Coba Alat Ukur ... 39
F. Pengumpulan Data Penelitian ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
1. Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa Kelas XI RSBI ... 46
2. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas XI RSBI Berdasarkan Indikator Motivasi Belajar ... 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 60
B. Rekomendasi ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI RSBI SMA Pasundan 2 Bandung ... .... 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 37
Tabel 3.3 Kriteria Penyekoran Instrumen Motivasi Belajar ... 38
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 40
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Setelah Uji Validitas ... 41
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar ... 42
Tabel 3.7 Interval Skor Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa ... 45
Tabel 4.1 Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa Kelas XI RSBI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 46
Tabel 4.2 Gambaran Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 48
Tabel 4.3 Gambaran Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 49
Tabel 4.4 Gambaran Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 50
Tabel 4.5 Gambaran Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 51
Tabel 4.6 Gambaran Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 52
Tabel 4.7 Gambaran Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 54
Tabel 4.8 Gambaran Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ... 55
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa ... 47
Grafik 4.2 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Indikator Durasi ... 48
Grafik 4.3 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Indikator Frekuensi ... 49
Grafik 4.4 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Indikator Persistensi ... 50
Grafik 4.5 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Indikator Ketabahan ... 52
Grafik 4.6 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Indikator Devosi ... 53
Grafik 4.7 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Indikator Tingkatan Aspirasi ... 54
Grafik 4.8 Gambaran Motivasi Belajar Siswa Indikator Tingkatan Kualifikasi Prestasi ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1 Administrasi Penelitian
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Validitas dan Reabilitas
Lampiran 4 Pengolahan Data
Lampiran 5 Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 6 SKLBK
Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Perkembangan ini ditandai dengan adanya beberapa ragam program
pendidikan, mulai dari program reguler, akselerasi, Sekolah Bertaraf Internasional
(SBI) dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). SBI dan RSBI
merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan sekolah yang berkualitas. Ragam
program pendidikan disertai dengan keragaman kurikulum dan tuntutan akademik
tersendiri bagi siswa. Program-program reguler, akselerasi, SBI dan RSBI
diselenggarakan di tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah menengah pertama
(SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Dalam ragam program pendidikan, aktivitas belajar merupakan aktivitas
utama yang menjadi fokus dari proses belajar mengajar, termasuk dalam program
RSBI.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku.yang terjadi di dalam satu
situasi. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal
disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi) siswa. Belajar
mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses
tersebut siswa tidak hanya menerima dan menyerap informasi yang disampaikan
guru, tetapi siswa perlu melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Dari proses
pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap
dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya karena
motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Motivasi sangat penting dalam
pengajaran yang efektif. Seorang siswa dapat belajar secara efisien jika ia memiliki
keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat saja siswa
yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurang motivasi.
Berkenaan dengan motivasi belajar siswa remaja, Ecless, et al. (Hattip,
1997:2) menyimpulkan sebagai berikut.
(1) Kurang minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri akademik; (3) dan persepsi dirinya; (4) gampang menurun rasa percaya dirinya setelah mengalami kegagalan; (5) merespon kegagalan dengan helplesness; (6) gampang membolos.
Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan belajar pada remaja.
Motivasi yang kuat dalam diri remaja akan meningkatkan minat, kemauan dan
semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar
mempunyai hubungan yang erat. Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan
motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan
motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa
yang dalam proses belajarnya mempunyai motivasi kuat dan jelas akan tekun dan
berhasil dalam belajarnya.
Motivasi belajar sesungguhnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang
berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Perubahan
lingkungan yang terjadi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa akan berubah.
Maka dari itu motivasi belajar yang timbul dari dalam dan luar harus berjalan dengan
seimbang dan saling melengkapi sehingga motivasi siswa untuk belajar dan kegiatan
belajar mengajar akan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan. Faktor lain yang
dianggap menurunkan motivasi siswa remaja untuk belajar adalah materi pelajaran itu
sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Mengenai materi
pelajaran, sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai hal yang membosankan, terlalu
sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari, terlalu banyak bahannya
untuk waktu yang terbatas (Sarwono, 2007: 125).
Radosevich dan Zimmerman (Slavin, 2009) mengungkapkan siswa yang
siswa lain dalam melaksanakan rencana pembelajaran, dan menyimpan informasi
yang mereka peroleh.
Tuasikal (2005) menunjukan bahwa motivasi belajar siswa kelas 2 SMP
Negeri Baleendah 2 Tahun Ajaran 2004/2005 yang berasal dari keluarga broken
home lebih rendah daripada motivasi belajar siswa yang berasal dari keluarga utuh.
Ketidakutuhan keluarga memberi dampak yang signifikan terhadap perkembangan
motivasi belajar. Dalam penelitian Sari (2010) siswa kelas VIII SMP Pasundan 1
Bandung memiliki tingkat motivasi belajar pada kategori sedang yaitu memiliki
karakteristik mampu menggunakan waktu belajar dengan baik, sering melakukan
kegiatan belajar, bersungguh-sungguh dalam kegiatan belajar, tidak mampu
melakukan ketepatan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan belajar, tidak rela
berkorban dalam melakukan proses belajar, tidak berani mengambil resiko agar dapat
tercapai cita-cita yang diinginkan, tidak memiliki rencana kedepan yang matang
untuk menggapai cita-cita.
Pada kenyataannya di lapangan, masih ditemukan siswa-siswa yang
menunjukan tidak dapat mencapai hasil belajar dengan baik. Beberapa diantaranya
adalah berkenaan dengan motivasi belajar siswa yang belum optimal. Fenomena yang
sering terjadi ialah banyak siswa yang merasa malas belajar, tidak mengerjakan tugas
yang diberikan guru, tidak mengumpulkan tugas pada waktunya, dan sering
menunda-nunda pekerjaan atau tugas yang diberikan guru.
Sukmadinata (Kurniasih, 2010: 3) mengatakan bahwa tingkah laku belajar
siswa yang kurang motivasi adalah (1) kelesuan dan ketidakberdayaan, seperti malas,
segan, lambat belajar, mengulur waktu, pekerjaan tidak selesai, kurang konsentrasi,
acuh tak acuh, apatis, sikap jasmani yang kurang baik, mengantuk atau loyo dan
sebaginya; (2) penghindaran atau pelarian diri, seperti absen, bolos, tidak mengikuti
pelajaran, tidak mengerjakan tugas, tidak mencatat pelajaran, pelupa dan sebagainya;
pelajaran, mengkritik dan sebagainya; (4) kompensasi, seperti mencari kesibukan lain
ketika sedang belajar, mendahulukan pekerjaan yang tidak penting.
Fenomena yang serupa ditemukan di sekolah tempat penelitian dilakukan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas XI RSBI terdapat adanya
pemasalahan belajar yang muncul yaitu belum optimalnya motivasi belajar siswa.
Permasalahan yang terjadi terlihat dari perilaku siswa yang menunjukan cepat merasa
bosan, kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan guru di kelas, kurang
semangat belajar, jenuh, dan belum optimalnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan
belajar di sekolah. Berdasarkan informasi yang diperoleh menjelaskan kurangnya
perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru di kelas, kurangnya
ketekunan dan keuletan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar, rendahnya keinginan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan rendahnya keinginan dan
semangat siswa untuk belajar di rumah. Pola perilaku tersebut akan berdampak
terhadap pencapaian tujuan belajar, karena motivasi belajar merupakan salah satu
faktor yang turut menentukan keberhasilan belajar.
Permasalahan motivasi belajar siswa membutuhkan upaya bantuan. Layanan
bimbingan dan konseling diperlukan dalam melakukan upaya kuratif permasalahan
belajar siswa. Upaya bimbingan dan konseling yang diperlukan bertujuan untuk
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pelaksanaan
kegiatan belajar dan penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dengan segala
tuntutannya seperti ulangan harian, uji kompetensi, tugas harian, pelajaran tambahan,
penguasaan materi pelajaran dan lain sebagainya.
Bimbingan dan konseling berperan penting dalam memfasilitasi siswa untuk
mengatasi berbagai permasalahan belajar yang dapat menghambat perkembangan
siswa. Layanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam permasalahan
akademik atau belajar adalah bimbingan belajar. Menurut Yusuf (2006: 37)
bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam
masalah-masalah belajar atau akademik. Bimbingan belajar dilakukan agar siswa
dapat belajar dengan kondusif dan terhindar dari kesulitan-kesulitan belajar agar
siswa dapat mencapai tujuan akademik yang optimal.
Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan yang sering ditemukan
di sekolah. Terkait dengan pentingnya upaya bantuan meningkatkan motivasi belajar
siswa, konselor perlu merancang layanan bimbingan belajar yang tepat. Siswa yang
mengalami motivasi belajar rendah memerlukan upaya bantuan bimbingan belajar
yan bersifat responsif. Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada
siswa yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan (ABKIN, 2008: 209).
B. Rumusan Masalah
Motivasi belajar siswa yang rendah akan menyebabkan kualitas hasil belajar
siswa kurang optimal, karena motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan
motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar dan kualitas hasil
belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang memiliki motivasi kuat dan
jelas dalam proses belajar akan berhasil dalam belajarnya. Peningkatan motivasi
belajar menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Oleh karena itu, sudah semestinya
setiap siswa dapat membangun dan meningkatkan motivasi belajar dan
mengoptimalkan motivasi tersebut dalam meningkatkan prestasi belajar secara
maksimal.
Secara umum masalah yang dikaji dalam penelitian adalah profil motivasi
belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dan
secara khusus masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian, yaitu:
1. Seperti apa gambaran umum motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA
a. Seperti apa gambaran durasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
b. Seperti apa gambaran frekuensi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
c. Seperti apa gambaran persistensi pada tujuan kegiatan belajar siswa RSBI
kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
d. Seperti apa gambaran ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
menghadapi kesulitan untuk belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
e. Seperti apa gambaran devosi untuk mencapai tujuan kegiatan belajar siswa
RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
f. Seperti apa gambaran tingkatan aspirasi kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI
SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
g. Seperti apa gambaran tingkatan kualifikasi prestasi belajar siswa RSBI kelas
XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
h. Seperti apa gambaran arah sikap terhadap kegiatan belajar siswa RSBI kelas
XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
Meskipun tidak termasuk dalam kajian pokok penelitian, di akhir penelitian
penulis merumuskan rancangan program bimbingan belajar secara hipotetik untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil motivasi
belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung guna menghasilkan program
hipotetik bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara lebih
1. Memperoleh gambaran umum motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA
Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
a. Memperoleh gambaran durasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
b. Memperoleh gambaran frekuensi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan
2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
c. Memperoleh gambaran persistensi pada tujuan kegiatan belajar siswa RSBI
kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
d. Memperoleh gambaran ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
menghadapi kesulitan untuk belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
e. Memperoleh gambaran devosi untuk mencapai tujuan kegiatan belajar siswa
RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
f. Memperoleh gambaran tingkatan aspirasi kegiatan belajar siswa RSBI kelas
XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
g. Memperoleh gambaran tingkatan kualifikasi prestasi belajar siswa RSBI kelas
XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
h. Memperoleh gambaran arah sikap terhadap kegiatan belajar siswa RSBI kelas
XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini secara umum memberikan gambaran profil
motivasi belajar siswa sehingga dapat memberikan khazanah keilmuan bimbingan
dan konseling. Manfaat lain dari penelitian ini adalah
1. Guru Bimbingan dan Konseling
Dapat dijadikan suatu pedoman sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan layanan bimbingan belajar pada siswa RSBI, khususnya dalam
2. Sekolah
Memberikan pengetahuan mengenai motivasi belajar siswa. Diharapkan
mendapat bahan acuan untuk mengembangkan rancangan program yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tercapainya pengembangkan potensi
secara optimal.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat membantu siswa untuk mengetahui motivasi
belajar, sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi belajar untuk mencapai prestasi
yang lebih baik.
E. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
pendekatan yang menggunakan analisis statistik untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar siswa. Pendekatan tersebut dilakukan untuk mengetahui profil motivasi
belajar siswa RSBI.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode ini dipilih karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisa, dan mengambil
suatu generalisasi mengenai motivasi belajar siswa RSBI. Metode ini akan digunakan
untuk menggambarkan dan mengukur motivasi belajar pada siswa RSBI serta upaya
dalam menanggulangi masalah motivasi belajar sehingga dapat dirancang program
bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa RSBI.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan angket untuk
mendapatkan informasi dan data tentang profil motivasi belajar siswa RSBI.
F. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Pasundan 2 Bandung. Populasi penelitian
adalah seluruh siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran
Nonprobability Sampling dengan jenis Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan
sampel semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010: 125).
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini dituliskan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan merupakan bagian awal yang memaparkan latar belakang
masalah, identifikasi dan perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, lokasi, sampel penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II kajian pustaka merupakan konsep-konsep/teori-teori dalam bidang
yang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.
Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan
penelitian.
Bab III Metode penelitian memaparkan lokasi penelitian, desain penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan menguraikan tentang pengolahan
data, serta pembahasan hasil pengolahan data.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
pendekatan yang menggunakan analisis statistik untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar siswa. Pendekatan ini digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur
indikator-indikator variabel motivasi belajar dengan menggunakan
pernyataan-pernyataan dalam kuisioner yang disebarkan kepada siswa RSBI kelas XI sehingga
diperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian motivasi belajar siswa.
Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2010: 13) data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan
dari metode deskriptif untuk memperoleh gambaran dan mencari jawaban secara
mendasar tentang masalah yang terjadi secara aktual tanpa menghiraukan kejadian
pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menganalisis,
menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian. Metode ini dipilih karena
bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu generalisasi
mengenai motivasi belajar siswa RSBI. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data mengenai motivasi belajar pada siswa RSBI SMA Pasundan 2 Bandung
sehingga dapat dirancang program yang tepat yang dapat membantu siswa untuk
meningkatkan motivasi belajarnya.
B.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generaliasasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas XI RSBI SMA Pasundan 2
Bandung tahun ajaran 2012/2013.
Lokasi penelitian adalah SMA Pasundan 2 Bandung. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas XI RSBI SMA Pasundan 2 Bandung hal ini didasarkan pada
pertimbangan berikut ini:
a. Siswa kelas XI RSBI merupakan kelas yang kualitasnya cukup baik, sehingga
kemungkinan siswanya dituntut memiliki motivasi belajar yang tinggi.
b. Siswa kelas XI RSBI memiliki tuntutan akademik yang tinggi dengan jam mata
pelajaran lebih banyak.
c. Siswa kelas XI termasuk usia remaja yang merupakan saat berkembangnya
identitas dan sangat rentan terhadap krisis identitas. Bila siswa tidak memiliki
motivasi belajar maka akan semakin sulit dalam menentukan arah hidupnya dan
mengalami kebingungan dalam menentukan cita-citanya.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
2010: 174). Dalam pelaksanaannya pada populasi ini dipilih sampel yang dijadikan
objek penelitian yaitu siswa kelas XI RSBI. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan peneliti adalah Nonprobability Sampling dengan jenis Sampling Jenuh
yaitu teknik penentuan sampel semua anggota populasi digunakan sebagai sampel,
karena jumlah populasi yang sedikit yaitu kurang dari 50 (Sugiyono, 2010: 125).
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas XI RSBI SMA Pasundan 2 Bandung
NO KELAS JUMLAH
SISWA
1. XI IPA 1 21
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian ini adalah motivasi belajar. Secara operasional motivasi
belajar yang dimaksud didefinisikan sebagai berikut.
Motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Mc. Donald (Djamarah, 2008: 148) mengatakan bahwa, motivation
is a energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya
gerak, atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan (Sobur, 2003: 268).
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2009:
186).
Makmun (2009: 37) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan (power) atau
tenaga (forces) atau daya (energy) atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiap
sediaan dalam diri individu untuk bergerak kea rah tujuan tertentu, baik disadari
maupun tidak disadari. Secara operasional dapat dilihat dari indikator motivasi
belajar menurut Makmun (2009: 40).
1. Durasi kegiatan belajar yang berkaitan dengan berapa lama kemampuan
penggunaan waktu belajar.
2. Frekuensi kegiatan belajar, yaitu seberapa sering kegiatan belajar dilakukan
dalam periode waktu tertentu.
3. Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, yaitu seberapa tetap dan lekat terhadap
tujuan kegiatan belajar.
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi kesulitan untuk
5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa) untuk
mencapai tujuan kegiatan belajar.
6. Tingkatan aspirasi kegiatan belajar, yaitu maksud, cita-cita, rencana, sasaran atau
target yang hendak dicapai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.
7. Tingkatan kualifikasi prestasi kegiatan, yaitu prestasi yang dicapai dari kegiatan
belajar.
8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan belajar, positif atau negatif sikap
terhadap kegiatan belajar.
Menurut Clayton Alderfer (Hamdu, 2011: 92) motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar menurut Sardiman (2004: 75) adalah “keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa untuk menumbuhkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini motivasi belajar
didefiniskan sebagai suatu dorongan atau daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai prestasi belajar yang baik, diukur
dari respon jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam suatu kuisioner
yang merefleksikan delapan indikator motivasi belajar berikut: durasi belajar,
frekuensi belajar, persistensi pada tujuan kegiatan belajar, ketabahan dalam
menghadapi kesulitan belajar, devosi untuk belajar, tingkatan aspirasi belajar,
tingkatan kualifikasi prestasi belajar, dan arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
D. Pengembangan Instrumen
1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan penelitian yaitu untuk mengungkap motivasi belajar siswa.
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran motivasi
belajar siswa adalah kuisioner atau angket. Kuisioner atau angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari
responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2002: 128).
Angket dalam penelitian dirumuskan dalam kisi-kisi dan dijadikan butir-butir
pernyataan. Butir-butir pernyataan dalam pernyataan instrumen merupakan gambaran
tentang motyivasi belajar siswa. Angket yang disebar disusun dengan opsi jawaban
dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), hingga Tidak Sesuai (TS).
2. Pengembangan Kisi-Kisi
Kisi-kisi instrumen dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel
penelitian. Kisi-kisi instrumen dibuat sebagai acuan dalam penyusunan instrumen
agar tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Kisi-kisi yang disusun adalah seperti pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar
Aspek Indikator Deskripsi Item
(+) (-)
Motivasi Belajar
Durasi Berkaitan dengan berapa lama kemampuan penggunaan waktu belajar.
1,2,5, 6,7
3,4,8
Frekuensi Seberapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode waktu tertentu.
9,10, 12,13
11
Persistensi Seberapa tetap dan lekat terhadap tujuan kegiatan belajar.
14,15 ,17,
3. Pedoman Skoring
Instrumen motivasi belajar menggunakan alternatif jawaban, Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS). Butir-butir pernyataan
instrumen berbentuk positif dan negatif dengan kriteria penyekoran instrumen
motivasi belajar sebagai berikut.
a. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan positif
atau skor 1 pada pernyataan negatif.
18
Ketabahan dan
keuletan
Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan kegiatan belajar.
20,23 21,22 ,24, 25 Devosi Pengabdian dan pengorbanan (uang,
tenaga, pikiran, bahkan jiwa) untuk
Maksud, cita-cita, rencana, sasaran atau target yang hendak dicapai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.
b. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau
skor 2 pada pernyataan negatif.
c. Untuk pilihan jawaban kurang sesuai (KS) memiliki skor 2 pada pernyataan
positif atau 3 pada pernyataan negatif.
d. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif
dan skor 4 pada pernyataan negatif.
E. Uji Coba Alat Ukur
1. Uji Keterbacaan Item
Sebelum instrumen motivasi belajar diuji secara empiris, instrumen terlebih
dahulu diuji keterbacaan kepada sampel yaitu kepada lima orang siswa RSBI kelas XI
SMA Pasundan 2 Bandung, untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat memahami dengan baik
seluruh item pernyataan yang ada baik dari segi bahasa maupun makna yang
terkandung dalam pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh item
pernyataan dapat digunakan dan mudah dimengerti oleh siswa RSBI kelas XI SMA
Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
2. Uji Validitas Butir Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Pengujian validitas butir item yang dilakukan
terhadap seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap motivasi belajar
siswa. Kegiatan uji validitas butir item bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan mampu mengukur apa yang diinginkan. Cara perhitungan uji coba
validitas item yaitu dengan cara mengorelasikan skor tiap item dengan skor total
item. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan menggunakan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar, dengan bantuan program SPSS 16.00 for
Keterangan :
Berdasarkan perhitungan statistik dengan bantuan software Microsoft Excel
2007 dan SPSS version SPSS 16.00 for windows, didapatkan item-item yang
memadai dan yang harus dieliminasi yang tersaji pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil pengujian validitas instrumen motivasi belajar dengan menggunakan
korelasi item total product-moment, dari 50 item pernyataan yang disusun didapat
bahwa 42 item dinyatakan valid pada tingkat kepercayaan 95%. Data hasil
pengolahan uji validitas terlampir.
Kisi-kisi instrumen motivasi belajar setelah uji validitas.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar
Aspek Indikator Deskripsi Item
(+) (-)
Motivasi Belajar
Durasi Berkaitan dengan berapa lama kemampuan penggunaan waktu belajar.
1,3,4, 5
2
Frekuensi Seberapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode waktu tertentu.
6,7,9, 10
8
Persistensi Seberapa tetap dan lekat terhadap tujuan kegiatan belajar. dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan kegiatan belajar.
16,19 17,18 ,20, 21 Devosi Pengabdian dan pengorbanan (uang,
tenaga, pikiran, bahkan jiwa) untuk
Maksud, cita-cita, rencana, sasaran atau target yang hendak dicapai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.
Prestasi yang dicapai dari kegiatan belajar.
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
cukup baik (Arikunto, 2010: 221). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka
Uji reliabilitas instrumen motivasi belajar dilakukan dengan memanfaatkan
SPSS for windows versi 16 metode alpha. Reliabilitas angket motivasi belajar dapat
dilihat pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,935 42
Kriteria tolak ukur koefisien reliabilitas yaitu:
0,00 – 0,19 : derajat keterandalan sangat rendah
0,20 – 0,39 : derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,59 : derajat keterandalan cukup
0,60 – 0,79 : derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00 : derajat keterandalan sangat tinggi
Hasil uji reliabilitas dengan memanfaatkan program SPSS for windows versi
16 metode alpha didapat nilai reliabilitas instrumen motivasi belajar sebesar 0,935.
Merujuk pada klasifikasi rentang koefisien reliabilitas, maka reliabilitas instrumen
motivasi belajar berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa
instrumen yang digunakan sangat baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul
data.
F. Pengumpulan Data Penelitian
1. Penyusunan Proposal
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi
langkah-langkah yang untuk melakukan penelitian (Sugiyono, 2010: 383). Langkah
penyusunan proposal dimulai dengan menentukan permasalahan yang dijadikam tema
Konseling peneliti menentukan rumusan masalah, metode penelitian, teknik
pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, teknik pengolahan data, dan
teknik analisis data. Kemudian peneliti menyusun proposal skripsi dengan sistematika
penulisan yang telah ditentukan.
2. Perizinan Penelitian
Perizinan penelitian dilakukan untuk mendapatkan izin dan persetujuan agar
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Perizinan diperoleh dari
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Direktorat
UPI, dan SMA Pasundan 2 Bandung.
3. Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data
Penyusunan alat pengumpul data dimulai dengan membuat kisi-kisi instrumen
motivasi belajar. Kisi-kisi instrumen dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan
berdasarkan indikator- indikator motivasi belajar yang siap digunakan sebagai alat
pengumpul data.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif deskriptif.
Pada tahap ini peneliti mengukur seberapa besar motivasi belajar siswa. Teknik
perhitungan ini untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan criteria yang
telah ditentukan. Langkah-langkah yang ditempuh adalah:
1. Verifikasi data
Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk
diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.
b. Memberikan nomor urut pada setiap inventori untuk menghindari
c. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari siswa
dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang
telah ditetapkan.
2. Analisis data
Analisis data dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian
mengenai gambaran umum motivasi belajar siswa dan bagaimana gambaran motivasi
belajar siswa pada setiap indikator. Untuk melihat gambaran umum motivasi belajar
siswa data yang diperoleh dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu tinggi, sedang dan
rendah.
3. Pengelompokan data
Dari 42 item pernyataan (valid) dalam instrumen, kemudian dicari interval
setiap kelas dengan rumus sebagai berikut:
c = �� −�1
�
Keterangan:
c = panjang interval kelas
Xn = nilai tertinggi
X1 = nilai terendah
k = banyaknya kelas, dalam penelitian sebanyak 3 (Tinggi, Sedang, dan
Rendah).
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing
kategori motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung seperti
Tabel 3.7
Interval Skor Gambaran Umum
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI RSBI SMA Pasundan 2 Bandung
Rentang Skor Kategori
127-168 Tinggi
85-126 Sedang
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka di
bawah ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang patut ditelaah dari penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
1. Secara umum kategori motivasi belajar siswa RSBI SMA Pasundan 2 kelas
XI tahun ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukan
motivasi belajar siswa sudah menunjukan perkembangan hanya belum
optimal.
2. Pencapaian indikator yang paling tinggi dimiliki oleh siswa adalah tingkatan
aspirasi mengenai maksud, cita-cita, rencana, sasaran atau target yang hendak
dicapai dengan kegiatan belajar yang dilakukan dan pencapaian indikator
paling rendah yaitu arah sikap mengenai positif atau negatif terhadap kegiatan
belajar.
3. Program bimbingan belajar yang direkomendasikan diduga dapat membantu
mengatasi masalah motivasi belajar siswa. Kegiatan layanan bimbingan
belajar untuk meningkatkan motivasi belajar meliputi kegiatan layanan dasar
bimbingan, layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem.
Evaluasi layanan menggunakan pendekatan proses dan hasil.
B. Rekomendasi
Berikut rekomendasi-rekomendasi hasil penelitian mengenai motivasi belajar
pada siswa di kelas XI RSBI SMA Pasundan 2 Bandung.
1. Pihak Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum motivasi belajar siswa RSBI kelas
dalam kategori sedang. Hasil ini sebaiknya harus ditingkatkan menjadi lebih baik
lagi. Maka diperlukan sebuah upaya bantuan untuk meningkatkan dan memelihara
motivasi belajar siswa.
Dengan hasil penelitian ini, sekolah hendaknya memberikan perhatian dan
dukungan yang lebih besar kepada beberapa siswa yang mengalami hambatan dalam
motivasi belajar dengan pendekatan yang lebih baik. Sekolah diharapkan mampu
bekerja sama (antara personil sekolah) dalam upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa yang sedang dan rendah serta memelihara motivasi belajar siswa yang tinggi.
Khususnya dengan pihak bimbingan dan konseling karena motivasi belajar adalah hal
yang harus dimiliki oleh siswa.
2. Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian menyatakan bahwa secara keseluruhan siswa RSBI kelas XI
SMA Pasundan 2 Bandung yang menjadi sampel penelitian memiliki tingkat motivasi
belajar pada kategori sedang hal itu mengandung arti bahwa motivasi belajar siswa
sudah berkembang dengan baik tetapi belum semuanya optimal. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka rekomendasi yang dapat diberikan kepada guru bimbingan
dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis kebutuhan (need assessment) lebih mendalam sebagai
landasan dalam mengembangkan dan melaksanakan program bimbingan
belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Menggunakan program bimbingan belajar yang telah disusun berdasarkan
analisis kebutuhan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Peneliti Selanjutnya
Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari
keterbatasan penyusun skripsi dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu,
kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk:
a. Menggunakan metode yang lebih beragam dan menarik dalam
belajar sehingga persentase motivasi belajar yang dicapai siswa lebih
optimal.
b. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan kembali program yang telah
dibuat secara hipotetik untuk menganalisis efektivitas program bimbingan
belajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan mengambil
sampel penelitian yang lebih besar, karena sampel yang diambil oleh
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Departemen
Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Depdiknas. (2007). Panduan Penyelenggaraan Rintisan SMA Bertaraf Internasional. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dzaki, Muhammad Faiq. (____). Motivasi Belajar Unsur-Unsur yang
Mempengaruhi. [Online]. Tersedia:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/motivasi-belajar-unsur-unsur-yang.html [05 Agustus 2012]
Hattip, M. (1997). Kontribusi Motivasi Belajar terhadap Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana IKIP, Bandung: Tidak diterbitkan.
Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina. (2011). “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”. Jurnal Penelitian Pendidikan. 12, (1), 90-96.
Hamalik, Oemar. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hasanah, Fitria Nur. (2012). Profil Motivasi Belajar Siswa Dilihat dari Status Sosial Ekonomi Keluarga. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Alih Bahasa Dra. Istiwidayanti dan Drs. Soedjarwo, M.Sc). Jakarta: Erlangga.
Kurniasih, Elis. (2010). Karakterstik Motivasi Belajar Jurusan IPA dan IPS Siswa Madrasah Aliyah. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Makmun, Abin Syamsuddin. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nurihsan, J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Nurihsan, Juntika. dan Yusuf, Syamsu. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.(Edisi keenam). Bandung : Alfabeta.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Utara: RajaGrafindo Persada.
Sari, Feni Yulia Famela. (2012). Efektivitas Metode Quantum Learning Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. Skripsi. PPB FIP
UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sari, Syska Purnama. (2010). Hubungan Antara Stabilitas Emosi dengan Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sarwono, Sarlito W. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.
Sobur, Alex. (2009). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, U & Sudrajat, D. (1998). Evaluasi dan Pengembangan Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan FIP-UPI.
Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production.
Supiadi, Jamal. (2007). Perbedaan Motivasi Belajar Antara Siswa Populer dengan Siswa Terisolasi. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Tuasikal, Farida. (2005). Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP. Skripsi. PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winkel, W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press.
_____, (____). Pengantar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. [Online].