DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... Iv DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ………... 8
D. Manfaat Penelitian …... 8
E. Struktur Organisasi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ………... 1. Filosofi Pendidikan Kejuruan... a. Hakikat Pendidikan Kejuruan... b. Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia... 2. Bakat Mekanik... a. Pengertian Bakat... 11 11
11
12
12
b. Pengukuran Bakat ...
c. Tes Bakat Pembeda...
d. Tes Bakat Mekanik...
e. Peranan Bakat Dalam Proses Belajar...
3. Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif...
a. Pengertian Belajar...
b. Proses Belajar...
c. Model Belajar di SMK...
d. Susunan Program...
e. Mata Pelajaran Sistem Pemindah Tenaga...
f. Evaluasi ...
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan...
6. Tinjauan Industri Otomotif ...
a. Industri Otomotif...
b. Lapangan Kerja Industri Otomotif...
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel ... 55
B. Desain Penelitian ………... 56
C. Metode Penelitian ………... 58
D. Definisi Operasional ... 59
E. Instrumen Penelitian ……... 59
F. Proses Pengembangan Instrumen ... G. Teknik Pengumpulan Data ………... H. Analisis Data ………...…… 60 63 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi ………... 73
B. Pengujian Hipotesis ………... C. Pembahasan ………...…….. D. Matrik Penelitian …………..………...…… 80 98 104 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 107
B. Saran ………... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 111
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan
aspek kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan pendidikan berpengaruh
langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek
kepribadian manusia. Apabila bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian,
arsitektur, dan sebagainya berperan untuk menciptakan sarana dan prasarana bagi
kepentingan manusia, maka pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan
manusia. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkan.
Sekolah sebagai salah satu institusi yang bergerak di bidang pendidikan
merupakan salah satu sarana untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Dalam rangka menyiapkan SDM yang relevan
dengan kebutuhan, sektor pendidikan menunjuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sebagai wahana penyelenggara program pendidikan dan pelatihan di
bidang kejuruan bagi siswanya. SMK merupakan lembaga pendidikan kejuruan
yang bertujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan
mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut pasal 15 UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional didefinisikan sebagai berikut:
“Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.” Lebih spesifik dijelaskan dalam PP
kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah kejuruan yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu”.
SMK dituntut untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai
kompetensi dalam bidang keahlian tertentu. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan di SMK adalah peserta didik
atau siswa, diantaranya adalah bakat dari siswa itu sendiri. Dalam hal aspek
skill (keterampilan), adakalanya siswa yang tidak mempunyai bakat dalam
bidang mekanik akan mendapatkan kesulitan dalam memahami dan
mempelajari mata pelajaran yang bersifat kejuruan atau mata pelajaran
produktif. Salah satu landasan yang rasional tentang hal ini adalah
Undang-Undang RI No. 23 pasal 12 (b) Tahun 2003, menegaskan : "Setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya".
Menurut Sunarto (2008:121): “Bakat memungkinkan seseorang untuk
mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi perlu latihan, pengetahuan,
pengalaman dan motivasi agar bakat itu dapat terwujud”. Sedangkan Ngalim
Purwanto (2007:21) berpendapat bahwa:
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih, dan pembawaan adalah seluruh kemungkinan- kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan.
Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bakat mekanik
belajar siswa terutama dalam mempelajari mata pelajaran produktif yang bersifat
praktek.
Sebagai sekolah menengah yang dituntut untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam bidang keahlian tertentu, maka upaya yang dilakukan SMK
dalam memenuhi tujuan tersebut adalah mempersiapkan program yang dapat
menghasilkan siswa yang memiliki keterampilan memadai dalam bekerja. SMK
Vijayakusuma Bandung adalah lembaga pendidikan vokasi dimana salah satu
program keahliannya adalah Teknik Kendaraan Ringan atau TKR. Materi yang
diberikan berdasarkan kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan lapangan
kerja atau industri, dalam bentuk teoritis maupun praktek sehingga dapat
digunakan sebagai bekal siswa setelah lulus untuk bekerja di dunia industri.
Berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
produktif yang bersifat praktek dan untuk mengukur kompetensi siswa maka
hasil yang telah dicapai oleh siswa SMK Vijayakusuma dirasakan kurang
memuaskan dengan melihat kenyataannya bahwa pada saat uji kompetensi masih
banyak siswa yang harus melaksanakan remedial karena memperoleh nilai yang
kurang. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang kurikulum SMK
Vijayakusuma bahwa pada pelaksanaan uji kompetensi siswa tingkat XII tahun
pelajaran 2010/2011 masih terdapat 60% siswa yang harus mengikuti remedial
karena nilai yang diperoleh masih kurang dari nilai standar telah ditetapkan. Di
samping itu juga dengan melihat kompetensi yang dimiliki siswa masih belum
cukup memadai. Adapun mata pelajaran Sistem Pemindah Tenaga (SPT) adalah
mata pelajaran produktif yang harus dikuasai oleh siswa mengingat bahwa mata
kompetensi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran SPT
ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya penguasaan siswa untuk mata pelajaran
SPT baik itu penguasan teori maupun praktek, ataupun karena siswa tidak
memiliki bakat mekanik yang ikut berperan dalam menentukan keberhasilan
proses pembelajaran yang dijalaninya. Siswa yang kurang menguasai mata
pelajaran produktif baik teori maupun praktek mengalami kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan praktek yang dilakukan selama pelaksanaan
proses pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa mengikuti pembelajaran
praktek secara terpaksa dan malas.
Untuk memenuhi tuntutan dunia industri yang mengharapkan siswa
lulusan SMK memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar kompetensi
industri, maka setiap siswa harus melalui uji kompetensi yang dilaksanakan di
akhir tingkat XII untuk menentukan apakah siswa sudah kompeten dalam bidang
keahlian yang dipilihnya atau belum. Sebagai program yang dilaksanakan oleh
pihak sekolah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan dan
kompetensi siswa dalam mata diklat produktif, maka dalam pelaksanaannya, uji
kompetensi ini melibatkan pihak industri sebagai penguji eksternal, dengan
demikian pihak industri pun dapat mengetahui sejauh mana kompetensi yang
sudah dimiliki oleh siswa. Siswa yang tidak menguasai praktek akan menganggap
bahwa uji kompetensi ini adalah sesuatu yang menakutkan dan merasa kesulitan
untuk menjalaninya. Maka siswa yang berhasil dalam uji kompetensi tersebut
kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan siap untuk memasuki dunia kerja
dengan bekal kompetensi yang dimilikinya.
Apabila dicermati, ada dua faktor yang diduga dapat mempengaruhi
kesiapan kerja siswa SMK Vijayakusuma yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Secara umum menurut Ayu Andi Arti (Kartini Kartono, 1984:22)
faktor internal meliputi : Kecerdasan (kemampuan akademis), keterampilan dan
kecakapan, bakat dan kesiapan, motivasi, kemampuan dan kepribadian, cita-cita
dan tujuan dalam bekerja. Faktor ekstenal meliputi: lingkungan keluarga,
lingkungan tempat bekerja.
Faktor-faktor di atas diduga berpengaruh terhadap kesiapan memasuki
dunia kerja siswa tingkat XII program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK
Vijayakusuma, yang nantinya dapat memberikan petunjuk berharga guna
memberi perlakuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa itu
sendiri. Adapun beberapa faktor di atas adalah bakat mekanik, proses dan hasil
belajar pada mata pelajaran SPT dan kompetensi yang diduga erat bisa
menentukan kesiapan kerja seorang siswa, sehingga setelah lulus dari SMK
Vijayakusuma dapat menjadikan tenaga kerja yang "siap kerja" sesuai dengan
tuntutan dunia kerja.
Sejalan dengan Kementrian Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis
(Renstra) Kemendiknas 2010-2014 memiliki kebijakan dalam meningkatkan rasio
SMK lebih besar dari pada SMA, yaitu 70% SMK dan 30% SMA. Kebijakan
tersebut berdampak pada bertambahnya jumlah lulusan SMK. Jumlah lulusan
SMK yang dapat terserap dunia kerja pada tahun 2009 mencapai 543.549 orang
sementara itu 40% menjadi pengangguran (www.kompas.com:4/12/2010). Data
tersebut menunjukkan banyaknya jumlah lulusan SMK yang tidak terserap dunia
kerja, sehingga menimbulkan kesenjangan antara jumlah lulusan SMK dengan
lapangan kerja yang tersedia.
Kesenjangan antara jumlah lulusan lembaga pendidikan dengan lapangan
kerja yang tersedia merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran.
Dari informasi yang didapat, ternyata banyak lulusan SMK Vijayakusuma yang
bekerja tidak sesuai dengan bidang keahliannya atau sesuai dengan kompetensi
yang telah didapatkannya di sekolah. Apabila dirata-ratakan, maka hanya sekitar
10,27% saja lulusan SMK Vijayakusuma yang terserap dunia kerja dan bekerja
sesuai dengan bidang keahliannya seperti yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Jumlah lulusan yang bekerja sesuai bidang keahlian
Sumber: Hubin SMK Vijayakusuma Bandung (Nopember 2011)
Dengan melihat tabel di atas, maka kiranya perlu untuk diteliti lebih jauh
faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa untuk bekerja di industri yang sesuai
dengan bidang keahlian mereka.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut serta untuk mengetahui
kontribusi yang lebih jauh mengenai bakat mekanik siswa dan proses belajar pada
mata pelajaran produktif serta kompetensi siswa, maka peneliti merasa perlu
Tahun Jumlah Lulusan
Jumlah lulusan yang bekerja sesuai
bidang keahlian
Prosentase
2011 115 14 12,17
2010 96 10 10,41
2009 98 7 7,14
untuk melakukan suatu penelitian dengan judul "Kontribusi Bakat Mekanik
dan Proses Belajar pada Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kompetensi
serta Kesiapan untuk Bekerja di Industri”.
B. Identifikasi Masalah dan PerumusanMasalah
Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang
kemungkinan timbul dari penelitian dan juga berguna untuk memperjelas suatu
objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu, suatu masalah/bukan.
Identifikasi masalah antara lain mencakup:
1. Banyaknya indikasi siswa tidak memiliki bakat mekanik, sehingga
mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar pada mata pelajaran
produktif baik teori maupun praktek karena selama proses belajar kurang
termotivasi.
2. Banyaknya siswa yang belum kompeten dan tidak lulus uji kompetensi
sehingga harus melaksanakan remedial.
3. Prosentase siswa lulusan SMK Vijayakusuma yang bekerja di industri
sesuai dengan kompetensi dan bidang keahliannya sangat kecil.
Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah di
atas adalah sebagai berikut:
1. Berapa besar kontribusi bakat mekanik terhadap kompetensi?
2. Berapa besar kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap
kompetensi?
3. Berapa besar kontribusi bakat mekanik terhadap kesiapan untuk bekerja di
4. Berapa besar kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap
kesiapan untuk bekerja di industri?
5. Berapa besar kontribusi kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di
industri?
6. Berapa besar kontribusi bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran
produktif dan kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyajikan hasil yang akan dicapai setelah penelitian
selesai dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kontribusi bakat mekanik terhadap kompetensi siswa.
2. Kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap kompetensi
siswa.
3. Kontribusi bakat mekanik terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.
4. Kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap kesiapan
untuk bekerja di industri.
5. Kontribusi kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.
6. Kontribusi bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan
kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan sumbangan pikiran terhadap sekolah agar lebih dapat
mengarahkan dan memperhatikan bakat mekanik siswa sebagai upaya
2. Sebagai masukan bagi pendidik yang memberikan mata pelajaran tertentu
agar lebih meningkatkan efektivitas belajar mengajar.
3. Sebagai masukan bagi siswa agar lebih bisa mengarahkan bakat mereka
dalam mata pelajaran tertentu dan lebih serius lagi dalam mempelajarinya
yang ada hubungannya dengan mata pelajaran lainnya, sehingga kompetensi
yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
4. Sebagai masukan kepada siswa agar lebih bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan praktek di sekolah dan menjadikan praktek tesebut sebagai
bekal yang sangat berharga untuk bekerja di industri kelak.
5. Sebagai bahan masukan bagi guru Program Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan agar dapat menumbuhkan motivasi kepada siswa untuk bekerja
sesuai dengan kompetensi dan bidang keahliannya.
E. Struktur Organisasi
Untuk mencapai hasil yang diharapkan pada penelitian ini, maka perlu
adanya penulisan yang sistematis sehingga akan mengarahkan kepada tujuan
penulisan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan yang disusun oleh penulis
adalah sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II ini akan menguraikan tentang landasan teori yang mendukung
kepada penelitian ini yaitu mengenai filosofi sekolah kejuruan, bakat mekanik,
pembelajaran mata pelajaran produktif, kompetensi dan uji kompetensi keahlian,
kesiapan dan dunia kerja serta. Selain itu pula akan dibahas mengenai kerangka
penelitian dan hipotesis dari penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III akan dibahas mengenai metode yang digunakan pada
penelitian termasuk lokasi dan subjek populasi/sampel, desain penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan
temuan berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian serta
pembahasan atau analisis temuan.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini akan mengemukakan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2011:61) menyatakan bahwa : “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipalajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi obyek penelitian atau populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-sayat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa tingkat XII SMK Vijayakusuma
Bandung program keahlian TKR tingkat XII semester 2 yang telah menjalani uji
kompetensi. Jumlah populasi yang akan dijadikan objek penelitian ini terdiri dari
seluruh siswa SMK Vijayakusuma program keahlian TKR tingkat XII yang
berjumlah 80 orang siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011:62). Sedangkan Arikunto (1996:107) mengemukakan
bahwa untuk sekedar perkiraan maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi yaitu 80 orang siswa
tingkat XII semester 2 SMK Vijayakusuma.
B. Desain Penelitian
Arikunto (1996:12) mengemukakan bahwa: “...penelitian kuantitatif
banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya”. Dari pendapat di atas,
maka penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif sebab dalam kegiatan
penelitian digunakan angka dalam mengumpulkan data dan untuk penafsiran
terhadap hasilnya serta dianalisis dengan bentuk analisis statistik.
Untuk metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif korelasional. Menurut Yatim Rianto (2001:28) menjelaskan “Metode
penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.
Dalam penelitian ini menghubungkan antar variabel bakat mekanik, proses
belajar pada mata pelajaran produktif dan bagaimana kontribusinya terhadap
kompetensi dan kesiapan siswa untuk bekerja di industri. Hubungan antar variabel
Keterangan:
Lingkup Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan
menggunakan alat atau teknik tertentu untuk kepentingan suatu penelitian. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002:23) yang menyatakan bahwa: “Metode
Kesiapan Bekerja di Industri Bakat Mekanik
Kompetensi Proses Belajar Mengajar Produktif Siswa SMK
Vijayakusuma Tingkat XII
Temuan Penelitian
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.”
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Penelitian ini memusatkan
perhatian pada permasalahan aktual sebagimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan dan bermaksud untuk menghubungkan antara variabel bebas dengan
variabel terikatnya, karena gejala dan peristiwa telah ada maka peneliti hanya
tinggal mendeskripsikannya, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data-data
agar memperoleh suatu pemecahan masalahnya.
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang tertuju pada
pemecahan masalah aktual, seperti dikemukakan oleh Nana Syaodih (2005:72),
bahwa :
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling mendasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.
Permasalahan pada penelitian ini adalah mengenai kesiapan siswa untuk
bekerja di industri, yang dipengaruhi oleh bakat mekanik, proses belajar pada
mata pelajaran produktif dan kompetensi.
D. Definisi Operasional
Istilah-istilah dalam penelitian yang sekiranya perlu dijelaskan lebih
1. Bakat mekanik (variabel X1) adalah kemampuan bawaan seseorang
dalam memahami prinsip-prinsip umum fisika dalam kehidupan
sehari-hari sebagai dasar dari cara kerja alat-alat teknik, mesin, dan
gerakan-gerakan yang sederhana yang harus dilatih dan dikembangkan
2. Proses belajar mata pelajaran produktif (variabel X2) merupakan proses
siswa untuk mendapatkan kompetensi melalui interaksi pembelajaran
pada mata pelajaran produktif.
3. Kompetensi (Variabel Y1) merupakan sejumlah kemampuan,
keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh siswa sehingga
menunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas.
4. Kesiapan untuk bekerja di dunia industri (Y2) adalah kesesuaian antara
kematangan dan kemampuan yang telah dimiliki seseorang dengan
aktifitas yang akan dilakukan untuk bekerja di industri.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2002:119) menyatakan: “Pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian”. Jadi, instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati.
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada
saat pengumpulan data yang disusun dan dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen.
yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai variabel X2 yaitu proses belajar
pada mata pelajaran produktif dan variabel Y2 yaitu mengenai kesiapan siswa
untuk bekerja di industri.
Untuk mendapatkan data mengenai variabel X1 yaitu bakat mekanik maka
digunakan tes tertulis dengan instrumen berupa tes bakat mekanik yang telah baku
dan terstandar. Sedangkan untuk memperoleh data mengenai variabel Y1 yaitu
kompetensi maka digunakan dokumentasi dari hasil uji kompetensi yang telah
dilaksanakan oleh siswa.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses ini dilakukan agar alat ukur penelitian atau instrumen yang digunakan
diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya mendekati kebenaran
data yang diharapkan. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini
disusun menurut saka Likert. Sugiyono (2011: 20) mengatakan bahwa:
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau kejadian sosial. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis
Tabel 3.1
TS : Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju
Pertimbangan dari penggunaan angket model skala Likert menurut Nasution
(S. Nasution, 1997: 89) adalah sebagai berikut:
a. Skala Likert mempunyai reabilitas tinggi dalam men-instruktur-kan manusia berdasarkan intensitas tertentu.
b. Skala Likert sangat luwes dan fleksibel, lebih fleksibel dari pada teknik pengukuran lainnya.
1. Validitas Instrumen
Arikunto (1996: 57) menjelaskan “Sebuah tes valid apa bila sesuai dengan
yang hendak di ukur”. Validitas sebuah tes merupakan kesejajaran antara hasil tes
dengan kriterium. Uji validitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan skor
tiap butir soal dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir soal.
Koefisien korelasi diketahui dengan menggunakan rumus korelasi product
Dimana:
XY
r = Koefisien korelasi antara X dan Y.
N = Banyak subjek.
= Jumlah perkalian skor butir dan skor total.
Dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05.
Kaidah keputusan : Jika rhitung > rtabel berarti valid
rhitung < rtabel berarti tidak valid
Jika instrumen tersebut valid, maka kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r), sebagai berikut :
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu soal diperlukan untuk mengetahui apakah soal memiliki
taraf kepercayaan tinggi atau rendah, karena biasanya suatu alat tes yang valid
juga akan reliabel. Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan.
Arikunto (1996: 98) mengemukakan bahwa “Suatu tes dapat dikatakan mem
-punyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
Dimana:
11
r = Reliabilitas tes secara keseluruhan.
��2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item. �2 = Varians total.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data dari suatu penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau untuk
menjawab masalah yang dirumuskan. Data ini harus diteliti keakuratannya dan
harus menunjang kepada permasalahan penelitian, jumlah data harus sesuai
dengan ketentuan atau lebih besar dari batas minimal. Nasir (2003:328)
mengatakan bahwa: “Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang
diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian”. Data yang dikumpulkan dapat
berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang
berhubungan dengan fokus penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data (instrumen) yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah:
1. Tes Tulis
Arikunto (2006 : 138) menyatakan: Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Tes tulis ini digunakan untuk mengetahui bakat mekanik siswa dengan
menggunakan tes bakat. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai
digunakan merupakan tes yang sudah terstandar dan baku sehingga untuk
instrumen ini sudah tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
2. Angket (kuesioner)
Arikunto (1996:140) menjelaskan, bahwa “Angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup karena
lembar untuk merespon telah disediakan oleh peneliti, sehingga responden hanya
tinggal merespon item-item pernyataan dari setiap angket sesuai dengan
pendapatnya. Data yang diperoleh digunakan untuk menjadi skor variabel bebas
X2 (proses dan hasil belajar pada mata pelajaran produktif) dan variabel terikat
(Y2) yaitu kesiapan untuk bekerja di industri siswa SMK Vijayakusuma Bandung.
3. Dokumentasi
Arikunto (2006 :149) menjelaskan bahwa “ Dokumentasi dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”. Dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, notulen
rapat, peraturan-peraturan dan sebagainya.
Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang erat
hubungannya dengan masalah yang diteliti, dilakukan dengan mengumpulkan
sejumlah data yang mendukung terhadap penelitian yang digunakan. Dalam hal
(kompetensi) yang berupa hasil uji kompetensi siswa tingkat XII program
keahlian TKR di SMK Vijayakusuma Bandung.
H. Analisis Data
Sugiyono (2011:222) mengemukakan banwa : “Kegiatan yang cukup
penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan
pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil
dikumpulkan”. Dari pengolahan data yang dilakukan, maka hasil penelitian akan
segera dapat diketahui
1. Analisis atau Pengolahan Data
Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa
jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
b. Tabulasi
Menentukan bobot nilai (scoring) untuk setiap kemungkinan jawaban pada
setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang
telah ditentukan.
c. Pengolahan data sesuai dengan pendekatan yang digunakan pada penelitian
Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data
dengan menggunakan perhitungan-perhitungan sesuai dengan pendekatan
2. Uji Homogenitas Varians
Pengujian homogenitas atau disebut juga dengan kesamaan digunakan
untuk mengetahui setiap kelompok data sampel dapat dikatakan homogen atau
tidak, dan bisa atau tidaknya untuk dianalisis lebih lanjut. Menurut Sudjana (1992:
263) “Uji homogenitas varians adalah pengujian data itu homogen atau tidak”.
Dalam hal ini untuk menguji homogenitas varians, dilakukan untuk menguji
populasi dari kelas XII SMK Vijayakusuma dengan mengunakan uji Bartlett.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(1). Menghitung varians (S2) populasi.
)
(3). Menghitung B dengan rumus
B = (log S2) ni−1
Dimana dk = banyak kelompok-1
(6). Bandingkan �2 hitung dengan �2tabel
�2
tabel dihitung dari tabel nilai-nilai distribusi �2 pada taraf signifikans
05 . 0
2
, jika �2 hitung lebih kecil dari �2tabel maka data homogen.
3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan menguji data apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternayata data berdistribusi normal maka
statistik pamatetrik dapat digunakan. Tetapi apabila pengujian data ini
menghasilkan data yang tidak berdistribusi normal maka selanjutnya digunakan
statistik non parametrik. Dalam pengolahan uji normalitas ini pengujian
normalitas data dengan menggunakan PASW Statistics 18.
3. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur atau Path analysis menurut Riduwan (2011:2): “path analysis
ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel
bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen)”. Oleh sebab itu rumusan
masalah penelitian dalam kerangkan analisis jalur ini berkisar pada pengaruh
variabel eksogen terjadap variabel endogen serta berapa besar pengaruh langsung,
pengaruh tida langsung dan pengaruh total dari seperangkat variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Pada perhitungannya digunakan software PASW
Statistics 18.
Menurut Riduwan (2011:116) langkah-langkah menguji Path Analysis
1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
Struktur: Y1= ρy1x1 X1+ ρy1x2 X2+ ρεy1
Y2 = ρy2x1 X1+ ρy2x2 X2+ + ρy2y1Y1+ ρεy2
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a. Menggambar diagram jalur lengkap
Gambar 3.1. Diagram jalur yang menyatakan hubungan kausal X1,X2 ke Y1 dan Y2
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan
Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan :
Persamaan regresi ganda : Ŷ = + 1 1+ 2 2
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang
distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah
diset dalam angka baku Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0
dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized
path coefficient) ini digunkan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan
X
1X
2Y
1Y
2ε1
ρY2Y1
ρY2X2 ρY2X1 ρY1X1
ρY1X2
ε2
rX
1
X2
R2
memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang
diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).
Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path
ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai
standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur
sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan
variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien
korelasi r sederhana.
3) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :
Ha : � 1 1 =� 1 2 =⋯ … … … …= � ≠ 0
Ho : � 1 1 =� 1 2 =⋯ … … … …= � = 0
a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual
Menggunakan tabel F :
�= − −1 �
2
1− 2 �
Dimana :
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel eksogen
R2xyk = R Square
Kriteria pengujian :
Jika F hitung≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Jika F hitung≤ F tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan
b. Kaidah pengujian signifikansi : Program SPSS
Selain menggunakan Fhitung dan Ftabel, dapat juga dilakukan perbandingan
Sig dengan α.
Kriteria pengujian :
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
4) Menghitung Koefisien jalur secara individu atau parsial
Hipotesis penelitian yang akan dirumuskan menjadi hipotesis statistik
adalah sebagai berikut :
1. Ha: ρy1x1 >0: Bakat mekanik berkontribusi terhadap kompetensi.
Ho: ρy1x1≤0 : Bakat mekanik tidak berkontribusi terhadap kompetensi.
2. Ha: ρy1x2 >0 : Proses belajar pada mata pelajaran produktif berkontribusi
terhadap kompetensi.
Ho:ρy1x2≤0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif tidak
berkontribusi terhadap kompetensi.
3. Ha:ρy2x1>0: Bakat mekanik berkontribusi terhadap kesiapan untuk
bekerja di industri.
Ho:ρy2 x1≤0: Bakat mekanik tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk
bekerja di industri.
4. Ha: ρy2 x2>0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif berkontribusi
Ha: ρy2x2≤0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif tidak
berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.
5. Ha: ρy2y1> 0: Kompetensi berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja
di industri.
Ho:ρy2y1 ≤ 0: Kompetensi tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk
bekerja di industri.
6. Ha: ρy2y1x1x2>0: Bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran
produktif dan kompetensi berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di
industri.
Ho: ρy2y1x1x2 ≤ 0: Bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran
produktif dan kompetensi tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk
bekerja di industri.
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung
dengan rumus :
= � ; = − −1
Dimana :
Ρyx = Koefisien jalur yang akan diuji
thitung = t hitung untuk setiap koefisien jalur variabel Xk
k = Jumlah variabel eksogen yang terdapat dalam substruktur
n = Jumlah sampel
Se = Standar error koefisien jalur yang bersesuaian
Kriteria pengujian :
Jika t hitung ≤ t tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05
Selain menggunakan perbandingan thitung dan ttabel, dapat juga melakukan
perbandingan Sig dengan α. Untuk mengetahui signifikansi analisis jalur
bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
5) Menghitung pengaruh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam
penelitian (ε)
� �= 1−Ryx1x2 2
Daftar Pustaka
Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Anwar (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung. Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Depdikbud. (1999). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (Garis-Garis Besar
Program Pendidikan dan Pelatihan) Produktif Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Jakarta: Dikmenjur
Ditjen Dikdasmen
Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.
Foyster, J. (2000). Competency-based training and assessment. Jakarta: Depdiknas
Kartini Kartono. (1984). Psikologi Umum. Bandung: CV Mandar maju.
Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kuswana, WS. (2005). Dampak Implementasi Kebijakan Pengendalian Mutu
Terhadap Performansi SMK Teknologi (Studi Evaluasi Sistem Administrasi SMK Teknologi di Jawa Barat Tahun 2005). Disertasi Doktor pada SPS UPI:
Tidak diterbitkan.
Kuswana,WS (2006). Pengantar Filsafat Teknologi .JPTM. UPI
Malik, Oemar, (2007), Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Malik, Oemar, (2009), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto Ngalim, (2007), Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Riduwan, (2011), Cara Menggunkan dan Memaknai Path Analysis. Bandung: Alfabeta
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. Dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukardi Dewa Ketut, (1989), Bimbingan Karir Di Sekolah-Sekolah, Jakata : Ghalia Indonesia.
Sukardi, Dewa Ketut (1990), Analisa Test Psikologi, Jakarta : Rineka Cipta.
Sunarto, (2008), Perkembangan Peserta Didik, Jakrta : Rineke Cipta.
Surachmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar Metode Teknik
Ilmiah). Bandung: Tarsito.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Rineka Cipta.
UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Rineka Cipta.
. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
_________. (2009). Asosiasi di Antara Variabel-Variabel yang Diukur Pada
Tingkat Interval-Rasio. Bandung: UPI.