• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI MUSIK PENGIRING DALAM SENI PERTUNJUKAN KETOPRAK DI SUNGAI KARANG PASAR VII KEC STABAT KAB LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUNGSI MUSIK PENGIRING DALAM SENI PERTUNJUKAN KETOPRAK DI SUNGAI KARANG PASAR VII KEC STABAT KAB LANGKAT."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI MUSIK PENGIRING DALAM SENI PERTUNJUKAN

KETOPRAK DI SUNGAI KARANG PASAR VII KEC STABAT KAB

LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk

Memperoleh GelarSarjana Pendidikan

Oleh :

Rika Arditha Ayu

NIM: 209342057

PROGRAM STUDI SENI MUSIK

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul Skripsi ini

adalah “Fungsi musik dalam seni pertunjukan Ketoprak di Sungai Karang pasar VII

kec.Stabat kab.Langkat ”

Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah di tetapkan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Selama proses penelitian, penulis selalu

menghadapi berbagai kendala. Tetapi selama menghadapi kendala – kendala tersebut penulis

sangat terbantu oleh beberapa pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan

ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga

kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan,

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si,selaku Ketua Jurusan Sendratasik,

4. Panji Suroso, M.Si, selaku Kaprodi Pendidikan Seni Musik, serta Dosen

Pembimbing Skripsi,

5. Yusnizar Heniwati, S.St., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi,

6. Uyuni Widiyastuti, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik,

7. Teristimewa dan yang tercinta kepada keluarga yang selalu memberikan

dukungan dan semangat, kepada ibunda Ridina Saputri, S.Pd dan ayahanda

Karsono yang telah memberikan kasih sayang, baik moril maupun materil,

(7)

iii

8. Kepada abangda Ruri Andika dan Diki Hermawan yang terbaik, dan yang

tersayang Kiki Hamdani Nasution. Yang tiada hentinya menyemangati, memberi

dukungan nasehat dan semangat kepada penulis.

9. Pak Dol (selaku narasumber), teman-teman sendratasik terkhusus seni musik

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik segi

kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya dibidang Pendidikan Seni Musik.

Medan Juli 2014

Penulis,

(8)

ABSTRAK

RIKAARDITHAAYU, NIM 209342057. Skripsi, Fungsi MUSIK PENGIRING DALAM PERTUNJUKAN KETOPRAK DI SUNGAI KARANG PASAR VII KEC.STABAT KAB.LANGKAT. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan kesenian ketoprak yanghampir tidak terdengar lagi namanya kepada masyarakat luas, mengetahui bentuk musikdan fungsi musik dari kesenian ketoprak.

Teori yang di gunakan dalam penelitian ini mencakup pengertian ketoprak, musik pengiring ketoprak, bentuk melodi dan ritme pada lagu ketoprak, serta fungsi dari setiap musik dalam ketoprak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi wawancara dan dokumentasi yang di lakukan langsung terhadap kelompok ketoprak.Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tipe penelitian deskriptif.

Hasil dari penelitian dan wawancara menunjukkan bahwa ketoprak sebagai kesenian tradisional dari yoyakarta yang dibawa orang jawa ke sumatera utara yang sekarang dikenal di Sungai Karang Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat, didalam ketoprak terdapat istilah “pandem romo”yang berarti keluarnya seluruh pemain untuk memperkenalkan diri yang menandakan pertunjukan ketoprak akan dimulai. Kesenian ketoprak memiliki tempo ritme yang sederhana secara komposisi musiknya.kelompok kesenian ketoprak di Sungai Karang Pasar VII ini menggunakan instrument kendhang dan keyboard, ada lima musik yang di mainkan di dalam kelompok ketoprak ini yaitu musik kinanti,musik mijel, musik gandrungan, musik gambo,dan musik jerok bulong. Didalam setiap pertunjukannya musik yang mengiring jalannya cerita memiliki fungsi tersendiri, musik kinanti misalnya musik kinanti dimainkan pada saat adegan riang gembira, sedangkan musik jerok bulong dimainkan pada saat adegan bersedih dan musik gambo yang dimainkan saat adegan bertarung, inilah fungsi musik di dalam pertunjukan ketoprak yaitu sebagai pengungkapan emosional dalam pertunjukkannya. Keberadaan kesenian ketoprak masih tetap dikenal pada masyarakat Sungai Karang Pasar VII, walaupun popularitasnya di sepopuler kesenian tradisional lain.Ekonomi menjadi salah satu faktor kurangnya minat masyarakat pada kesenian ketoprak, karena kesenian ketoprak lebih besar biayanya dari pada organ tunggal maupun kesenian lain seperti kuda lumping. Oleh karena itu kesenian ini semakin hari namanya semakin memudar. Tidak hanya itu para seniman yang ahli didalam pertunjukan ketoprak, baik pemusik maupun pelakonnya sangatlah terbatas, dan tidak memiliki bibit baru untuk menjadi generasi penerus didalam kelompok kesenian ketoprak di Sungai Karang Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat.

(9)

iv

BAB II. LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL.. ...9

A. Landasan Teoretis ...9

1. Teori Bentuk Lagu/Struktu Lagu ...9

2. Teori Fungsi ...12

B. Kerangka Konseptual ...15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...16

A. Metodologi Penelitian ...16

B. Lokasi dan Waktu Penelitian dan Sampel Penelitian ...17

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...17

(10)

v

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...23

A. Geografi Kependudukan ...23

B. Struktur Pertunjukkan ...28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...41

A. Kesimpulan...41

B. Saran ...42

(11)

vi

DAFTAR TABEL

(12)
(13)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Batu Gordang ... 39

Lampiran 2. Foto Cara memainkan Batu Gordang ... 42

Lampiran 3. Foto Cara Pembunyian Batu Gordang………44

Lampiran 4. Foto Lokasi batu Gordang pada Lereng Gunung ... 46

Lampiran 5. Foto Patung Limbong Mulana ... 48

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan budayanya,

yang mencerminkan bagaimana masyrakatnya.Seluruh suku bangsa dari Sabang

sampai Marauke mempunyai budaya dan tradisi yang berbeda-beda, Salah satunya

adalah Sumatera Utara. Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia

yang memiliki keanekaragaman etnik, atau suku seperti Batak Toba, Mandailing,

Nias, Karo, Melayu, Pakpak, Dairi, Simalungun, dan Jawa. Dari masing–masing

suku sudahlah pasti memiliki budaya, adat istiadat, dan tradisi, seperti dalam

bahasa,kesenian daerah, musik, dan tarian.

Keanekaragaman budaya yang ada, akan menjadi hal yang menarik apabila

dapat diamati dan dikaji secara teliti. Keanekaragaman budaya ini menjadi pusat

perhatian dan menjadi ciri khas tersendiri dari tiap-tiap daerah dalam seni rupa

dan seni pertunjukan, seperti Opera Batak yang dimiliki etnik Batak Toba, Musik

gamelan dan Ketoprak yang dimiliki suku Jawa, tarian Serampang duabelas yang

dimiliki suku Melayu dan lain sebagainya.

Kebudayaan yang menjadi ciri khas dari masing-masing suku bangsa ini

memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.Kesenian Ketoprak misalnya yang

dimiliki etnis jawa,dalam sistem kebudayaan, ketoprak pada awalnya, merupakan

fungsi kemenangan rakyat setelah panen, dalam perkembangannya menjadi fungsi

kesenian (Arswendo, 1986 : 47).Fungsi kebudayaan yang lain dari kesenian ini,

adalah sarana ekspresi untuk menyalurkan tanggapan dan kesan lisanbeserta

(15)

1

sifatnya, maupun konsep-konsep budaya tertentu melalui bentukan-bentukan visual yang

terencana.

Menurut Henry Supriyanto (1993 : 110 ) fungsi ketoprak dalam masyarakat adalah:

1. Sebagai alat pendidikan

2. Sebagai media komunikasi seni

3. Sebagai hiburan

4. Sebagai media historis

Dalam jurnal ariefagendosa yang berjudul ”Persepsi dan upaya masyarakat terhadap

perkembangan ketoprak sebagai teater tradisional di Kabupaten Blitar. Mengatakan bahwa

“Ketoprak sebagai teater tradisional pada awalnya lahir dari spontanitas pelaku di

tengah-tengah masyarakatnya (Supriyanto, 1986:91).Lebih luas lagi Asti Diponingrat dalam JJ. Ras

(1985:224) menjelaskan pengertian ketoprak secara etimologis:

Secara etimologis ketoprak berasal dari kata „dung..dung..prak‟ atau bunyi-bunyian

„prak..prak..prak‟ dari alat penumbuk padi. Dari bunyi-bunyian yang „dung..dung..prak‟,

maka teater ini disebut “ketoprak”. Dalam pandangan lain bunyi tersebut dihasilkan dari

peralatan terbuat dari bambu yang diikat pada ujungnya. Alat ini digunakan oleh para petani

di pedesaan untuk mengusir burung-burung yang mau memakan padi di sawah.Alat bambu

tersebut disebut „tiprak’,‘goprak‟, bahkan ada yang mengatakan ‘keprak’.

Henry Supriyanto (1985:105) memberikan pengertian ketoprak sebagai pertunjukan

yang diiringi bunyi-bunyian semacam goprak secara dominan tersebut akhirnya oleh rakyat

disebut sebagai ketoprak. Ketoprak sebagai teater tumbuh dari rakyat yang “ngamen”, semula

meraka memakai tetabuhan lesung dan selanjutnya menggunakan gamelan Jawa.

Lina Meilinawati (2010 : 27) mengatakan “ Ketoprak adalah sejenis seni pentas yang

(16)

lagu-2

lagu Jawa yang diiringi dengan Gamelan, tema yang diambil biasanya dari cerita legenda atau

cerita rakyat”.

Ketoprak terdiri dari dua ragam yaitu: ragam garapan dan ragam konvensional.

Ketoprak garapan didefinisikan sebagai ketoprak yang digarap dengan memadukan

unsur-unsur kesenian lain seperti: teater modern, film, wayang kulit, ludruk, tari, dan lain-lain.

Artinya ketoprak garapan sangat terbuka terhadap berbagai unsur seni. Aspek bahasa, musik

pengiring, setting, lakon (struktur lakon) serta berbagai tradisi dan kebiasaan yang lazim

dilakukan dalam pertunjukkan ketoprak, dipengaruhi oleh idiom kesenian lain sehingga

penyajian ketoprak lebih terlihat tergarap.

Sebagimana hasil lokakarya ketoprak (1997) di Yogyakarta. Ciri-ciri ketoprak

garapan sebagai berikut: (1) menggunakan naskah penuh, (2) tangga dramatik mengacu pada

dramaturgi barat (3) akting dan bloking ditata dan berpola, (4) tatarias, tatabusana realis dan

simbolis, (5) tatalampu dan tatasuara mamanfaatkan teknologi elektronik, (6) instrumen

pengiring lehih luas, tidak harus diatonis atau pentatonik, tetapi dapat juga dikombinasi, (7)

pertunjukan tidak lebih dari 2,5 jam, (8) keprak kadang dipakai kadang tidak, dan (9)

tembang kadang dipakai kadang tidak.

Ketoprak konvensional adalah ketoprak yang berkenan di hati masyarakat

pinggiran.Ketoprak konvensional dapat juga dikatakan sebagai bagian dari kebutuhan jiwa

bagi meraka yang memiliki komitmen pada budaya lokal Jawa melalui ketoprak. Cirri-ciri

ketoprak ini adalah: (1) tidak menggunakan naskah atau skenario, (2) dramatik lakon

mengacu pada wayang kulit purwa: (3) dialog bersifat improvisasi, (4) akting dan bloking

bersifat intuitif, (5) tatarias dan tatausana realis, (6) musik pengiring gamelan Jawa, (7)

menggunakan keprak dan tembang, (8) lama pertunjukan relatif lama, (9) tema cerita dan

(17)

3

Pada umumnya Ketoprak amat popular di Jawa Tengah, khususnya di

Yogyakarta.Kemudian dengan adanya perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain atau

dikenal juga dengan transmigrasiyang mencari kehidupan baru, kesenian ini akhirnya dikenal

di Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Langkat Kecamatan Stabat di desa Sungai Karang

Pasar VII.

Ketoprak ini dinamakan oleh masyarakat sekitar yaitu Ketoprak kibot karena alat

musik yang digunakan sebagai pengiringnya adalah keyboard dan kendan. Musik atau

tembang yang digunakan pada seni pertunjukan Ketoprak ini adalah tembang Kinanti, Jeruk

bulong, Mijil, .Dalam pertunjukannya fungsi musik pengiring sangat berpengaruh terhadap

lakon yang sedang dimainkan, selain itu musiknya juga berfungsi sebagai pengatur gerak

tariannya, serta berfungsi sebagai komunikasi antara pemusik dan pelakon sehingga tercipta

suasana yang sedang dimainkan yang dapat dirasakan oleh penonton.

Kesenian ketoprak ini biasanya di pertunjukkan di lapangan terbuka dan diatas

panggung, “Sudarsono (2002 : 232) menjelaskan pertama kali pertunjukan ketoprak di

tampilkan diatas panggung terjadi pada tahun 1929 oleh perkumpulan ketoprak “kridha

mudha” yang oleh masyarakat lebih di kenal sebagai ketoprak kertanaden”.

Dari peryataan diatas kelompok kesenian ketoprak di sungai karang pasar VII

pertunjukannya pun di lakukan di lapangan terbuka dan di atas panggung dengan panggung

yang sudah di dekorasi sedemikian rupa agar terlihat lebih menarik dan menjadi gaya tarik

tersendiri bagi penonton, serta pelakon yang telah ditatarias sesuai dengan perlakonnya

masing-masing, karena bentuk dari riasan menggambarkan watak si pelakon, serta

peronggeng, dan pemusik yang mengiringi seni pertunjukan ketoprak. Hal ini sependapat

dengan “Panji suroso(2012 : 1) . Kesenian tradisional ketoprak ini berbentuk pertunjukan

(18)

4

membangun bentuk pertunjukan nya, seperti unsur tari, unsur sastra, unsur teater, nyanyian

rakyat, perlakonan watak, serta unsur musik tradisional dan tata panggung.

Dari pernyataan-pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan selain fungsi musik

yang sangat berperan dan berpengaruh dalam pertunjukan kesenian ketoprak, dan didampingi

oleh unsur-unsur pendukungnya, sehingga penulis merasa tertarik untuk menjadikan musik

pengiring sebagai topik penelitian ilmiah yang berjudul “Fungsi Musik Pengiring Dalam

Seni Pertunjukan Ketoprak Di Sungai Karang Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat“

B. Identifikasi masalah

Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana musik pengiring dalam seni pertunjukan ketoprak di sungai Karang

Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat?

2. Bagaimana asal usul ketoprak di sungai Karang Pasar VIIKec Stabat Kab Langkat?

3. Apa saja ragam alat musik yang di gunakan sebagai musik pengiring pada seni

pertunjukan ketoprak di sungai Karang Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat?

4. Bagaimana pengaruh musik dalam perlakonan watak pada pertunjukan ketoprak di

sungai Karang Pasar VIIKec Stabat Kab Langkat?

5. Bagaimana bentuk musik pengiring dalam seni pertunjukan ketoprak di sungai

Karang Pasar VIIKec Stabat Kab Langkat?

6. Bagaimana fungsi musik pengiring dalam seni pertunjkan ketoprak di sungai

Karang Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat?

7. Bagaimana prospek ke depan seni pertunjukan ketoprak di sungai Karang pasar VII

Kec. Stabat Kab. Langkat?

(19)

5

Menurut Lexy J Meleong (2010:92) pembatasan masalah adalah “bertumpu pada satu

fokus.Pada dasarnya penentuan masalah menurut Lincoln dan guba (1985:226) dalam Lexy J.

Meleong bergantung pada paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yaitu apakah

ia sebagai peneliti evaluator , ataukah sebagai peneliti kebijaksanaan.

Berdasarkan uraian pendapat di atas mengingat luas nya cakupan masalah pada kajian

musik pengiring pada pertunjukan ketoprak di sungai Karang Pasar VII. Maka penulis merasa

perlu membuat pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk musik pengiring dalam seni pertunjukan ketoprak di sungai

Karang Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat ?

2. Bagaimana fungsi musik pengiring dalam seni pertunjkan ketoprak di sungai Karang

Pasar VII Kec Stabat Kab Langkat ?

D. Perumusan masalah

Dalam menentukan rumusan masalah penulis berpedoman kepada pendapat Sugiyono

(2009 : 55) mengatakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan

di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat

antara masalah dan rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah. Berdasarkan

pendapat tersebut, dapat di uraikan dari latar belakang masalah,identifikasi masalah,serta

pembatasan masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

“Bagaimana bentuk dan fungsi musik pengiring pada seni pertujunkan ketoprak di

sungai Karang PasarVII Kec.Stabat Kab.Langkat “.

(20)

6

Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Berhasil tidaknya suatu penenlitian

yang dilakukan terlihat dan tercapai atau tidaknya tujuan penelitian. Menurut pendapat

Sugiyono (2009: 397) menyatakan bahwa, “ untuk menemukan, mengembangkan dan

membuktika pengetahuan”. Maka tujuan yang diinginkan dalam sebuah penenlitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan bentuk musik pengiring dalam seni pertunjukan ketoprak di sungai

Karang Pasar VII Kec.Stabat Kab.Langkat.

2. Mendeskripsikan fungsi musik pengiring dalam seni pertunjukan ketoprak di sungai

Karang Pasar VII Kec.Stabat Kab.Langkat.

F. Manfaat penelitian

Setelah penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan tentang kajian musik

pengiring dalam seni pertunjukan ketoprak di sungai Karang Pasar VII Kec.Stabat

Kab.Langkat.

2. Sebagai bahan informasi kepada pengelola seni pertunjukan ketoprak di sungai

Karang Pasar VII Kec.Stabat Kab.Langkat.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan

(21)

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kesenian Ketoprak merupakan kesenian yang berasal dari Yogyakarta,

yang dibawa oleh orang jawa ke sumatera dan sekarang dikenal di Sungai

Karang Pasar VII Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat .

2. Dalam tradisi kesenian Ketoprak terdapat istilahPandem Romo yang

berarti keluarnyaseluruh pemain untuk memperkenalkan diri. Yang pada

dasarnya pertunjukan kesenian Ketoprak akan dimulai

3. Kesenian Ketoprak merupakan jenis komposisi musik yang

menggunakan pola ritme yang sederhana, secara komposisi musiknya,

iringan musik pada kesenian Ketoprak memiliki ritme yang hampir sama

hanya saja vokalnya berbeda.

4. Musik pengiring dalam kesenian ketoprak ini memiliki fungsi sebagai

pengiring dalam sebuah lakon alur cerita, sebagaipenegas perlakonan,

pengatur gerak tari, dan sebagai perantara emosional yang terjadi antara

pemusik dan pelakon yang dapat dirasakan oleh penonton.

5. Bentuk struktur musik pada kesenian Ketoprak ini pada umumnya adalah

repitisi dan permotif. setiap motif hanya bersifat repitisi pada bagian

musiknya. liriknya bergaya seperti pantun .

(22)

42

6. Keberadaan kesenian ketoprak masih tetap dikenal di Sungai Karang

Pasar VII, walaupun popularitasnya tidak sepopuler kesenian tradisional

lain, seperti kuda lumping, salah satu faktor kurangnya minat masyarakat

pada kesenian ketoprak yaitu masyarakat lebih mengapresiasikan hiburan

yang masa kini seperti Organ tunggal, faktor keuangan juga menjadi

salah satu alasan masyarakat lebih memilih Organ tunggal ketimbang

kesenian Ketorak. Karena kesenian Ketoprak lebih besar Biayanya dari

pada Organ tunggal.

B.Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

diajukan saran-saran berikut :

1. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan lagi kesenian-kesenian

tradisional yang ada di Sumatera, terutama kesenian Ketoprak, walaupun

kesenian ini berasal dari jawa, tetapi peradabannya cukup dikenal di

Sumatera dan seharusnya dikembangkan lagi agar tetap lestari di

Sumatera terkhusus di Sungai Karang Pasar VII Kecamatan Stabat

Kabupaten Langkat.

2. Untuk Pendiri Kesenian Ketoprak ini, agar terus mengembangkan

kesenian ini sehingga lebih dikenal banyak masyarakat, dan kemudian

mengajari para remaja yang berminat sebagai pemusik maupun

(23)

43

3. Bagi masyarakat sekitar teruslah mendukung dan memeriahkan kesenian

ketoprak sehingga dapat terus berkembang dan tidak hilang dimakan

Gambar

Tabel 4.1 Penduduk Menurut Agama ................................................................
gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Berhasil tidaknya suatu penenlitian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengujian mikrostruktur dengan SEM, bulk density, sifat magnet (fluks density) dilakukan pada sampel berbentuk pelet. Sampel pelet yang telah kering di analisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.. "7;!. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan pekerjaannya, atau yang dibuat orang lain berdasarkan pesanan, pemegang hak desain industri adalah pihak yang untuk dan/atau

Sebelum diperiksa kedua telapak tangan responden saling digosok-gosokkan agar supaya kandungan bakteri di kedua telapak tangannya homogen, kemudian dengan swab kapas steril yang

Berbeda dengan tenaga kerja wanita (TKW) yang lebih banyak bekerja sebagai pembantu rumah tangga, umumnya pendapatan mereka seluruhnya dikirim kepada keluarga di

(3) Kendala yang di hadapi kepala desa dan BPD dalam membangun pemerintahan yang demokratis ialah: Kendala yang di hadapi Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa

[r]

tumpul sampai membaji, urat daun primer menonjol di permukaan bawah daun3. ƒ urat daun sekunder menyirip tidak beraturan,