KONDISI STABAT DARI MASA 1823 - 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FANDI AHMAD NIM. 309 121 019
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Fandi Ahmad, NIM : 309 121 019, Kondisi Stabat dari Masa 1823 - 2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah program studi S1, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Stabat merupakan Kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat. Selain itu Stabat juga Ibukota dari Kabupaten Langkat. Untuk memasuki Kabupaten Langkat kecamatan yang pertama kali dilalui adalah Stabat, jadi Stabat merupaka pintu gerbang ke Kabupaten Langkat jika datang dari Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Stabat dari masa awal berdirinya, yaitu berkisar tahun 1823. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya masyarakat, pemerintahan dan peninggalan yang ada di Stabat. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti memilih metode Library Research Methode (metode penelitian kepustakaan) dan Field Research Methode (metode penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif histories dan teknik yang digunakan adalah studi pustaka dan wawancara
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti ucapkan hanya kepada Allah SWT, pemelihara seluruh alam semesta. Yang atas limpahan ramat, taufik dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan tidak lupa pula terima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan dan mendukung saya dalam pengerjaan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh Ibu Dra. Flores tanjung,MA selaku dosen pembimbing. Saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Kondisi Stabat Dari Masa 1823 - 2013”. Peneliti
menyadari bahwa masik banyaknya kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Maka dari itu peneliti berharap adanya masukan dari bapak/ibu dosen penguji demi kemajuan skripsi ini di kemudian hari.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka peneliti mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Ayah saya Waris, SH dan Ibu saya Sutrisniwati, yang telah memberikan semangat dan biaya yang tidak terhitung.
2. Kepada Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu memberikan masukan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
iii
4. Bapak Drs. Ponirin,M.Si selaku dosen penguji dan ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum yang menjadi dosen penguji dan sebagai ketua jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.
5. Bapak/Ibu dosen jurusan Pendidikan Sejarah yang mana telah menambah pengetahuan saya selama masa perkuliahan.
6. Bapak Drs. Restu M.S, Dekan dan seluruh citivas akademik Fakultas Ilmu Sosial UNIMED
7. Buat kakak dan adik tersayang Ika Puspita dan Dwi Rendra Graha yang telah medoakan dan mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi. 8. Buat teman dekat saya Gunawan Wibisono Darmawan, Rio Capriyogi
Marbun dan Oktasep AS yang selalu ada dan memberikan semangat disaat peneliti mengalami kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
9. Buat pacar saya Putri Hasanah dan adik-adik stambuk ‘010 Pendidikan Sejarah, Saulina Ocktavia Naibaho, Deva Manurung, Mawardi yang banyak membantu peneliti.
10.Buat teman-teman sekelas yang tidak bisa saya lupakan jasa dan kebaikannya, Abdul, Felira, Warjukni, Arif, Jefri, Mora dan masik banyak lagi teman-teman sekelas yang tergabung dalam AHH (Anti Huru Hara) yang mana tidak dapat dituliskan satu persatu. Serta teman-teman seperjuangan dari kelas A regular dan A,B ekstensi.
11.Buat Hendra , Riski Kodok, Yuda Lewot yang telah membantu peneliti dalam pencarian narasumber.
iv
13.Buat teman-teman satu kampung saya Dedek, Amril, dan Alpin, Ade Panjang, Bayu Jawa yang selalu mendukung peneliti untuk segera menyelesaikan Skripsi ini.
Sebagai penutup kalimat, peneliti sangat berterima kasih kepada seluruh pihak atas masukan yang bertujuan untuk membangun penulisan skripsi ini. Semoga apa yang dituliskan oleh peneliti dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Medan, Maret 2014 Penulis,
FANDI AHMAD
vii DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ……… ii
DAFTAR GAMBAR ……….. v
DAFTAR TABEL ……….. vi
DAFTAR ISI ……….. vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Identifikasi Masalah ………... 3
C. Rumusan Masalah ……… 4
D. Tujuan Penelitian ………. 4
E. Manfaat Penelitian ……… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kerangka Konseptual ..………... 6
a. Konsep Desa ……...………. 6
b. Konsep Kota ………...… 8
c. Sejarah Kota ………... 11
d. Perkembangan Kota ………... 12
viii
C. Keterangan ...………... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……… 18
B. Sumber Data ………... 19
C. Teknik Pengumpulan Data ……… 20
D. Teknik Analisis Data ………. 21
BAB IV PEMBAHASAN A. Asal Kata Stabat ...………...……....…… 22
B. Stabat Sebelum Kedatangan Belanda ………...……....……... 23
1. Masyarakat Stabat Sebelum Kedatangan Belanda ...…… 25
2. Peran Masyarakat Stabat Dalam Perang Saudara di Langkat .…… 31
C. Stabat Masa Kolonial...…...………….... 36
1. Pemerintahan Stabat Pada Masa Kolonial ...…………... 36
2. Masyarakat Stabat Masa Kolonial ... ....…………... 42
3. Infrastruktur Stabat Pada Masa Kolonial ....…………... 47
D. Stabat Masa Kemerdekaan...…...…….. 50
1. Pemerintahan Stabat Masa Kemerdekaan ...…...…... 50
2. Masyarakat Stabat Pada Masa Kemerdekaan ...…...…... 57
viiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……… 66 B. Saran ……….. 67
Daftar Pustaka
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
a. Tabel 1 : Tenaga Kerja yan Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Desa/Kelurahan ……... 59 b. Tabel 2 : Jumlah Sekolah SD, SMP, SMA/SMK Negeri dan Swasta
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Stabat kini menjadi ibu kota kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Wilayah Langkat merupakan wilayah kesultanan. Kesultanan Langkat merupakan salah satu kerajaan melayu yang ada di Sumatera Timur, dituliskan Sinar (2006: 100) “Langkat didirikan oleh Raja Kahar dan berpusat di Kota Dalam, yang terletak antara Stabat dengan Kp. Inai, kira-kira pertengahan abad ke - 18. Kemudian kedudukan Raja Kahar digantikan oleh putranya Badiulzaman yang bergelar Sultan Bendahara, yang semakin memperluas daerah kekuasaannya dengan cara damai”.
Sultan Bendahara memiliki empat orang anak laki-laki yaitu Kejeruan Tuah Hitam yang menetap di Kota Dalam , Wan Jabar yang mendirikan Selesai, Syahban menetap di Punggai, dan Indra Bongsu, yang menetap di Kota Dalam bersama Kejeruan Tuah Hitam. Pada masa Sultan Bendahara Langkat diserang oleh Kerajaan Siak dan mengalami kekalahan, pada pertempuran itu Sultan Bendahara meninggal dunia dan tahtanya digantikan oleh anaknya, yaitu Kejeruan Tuah Hitam.
merebut kembali kekuasaan langkat dari tangan Siak. Namun kapalnya yang membawa mesiu meledak karena mesiu diletakkan ditempat yang tidak seharusnya.
Untuk menjamin kesetiaan Langkat, dua putra Langkat yaitu putra dari Kejeruan Tuah Hitam, yang bernama Nobatsyah dan seorang putra dari Indra Bongsu yang bernama Raja Ahmad dibawa ke Siak untuk di nikahkan dengan putri dari Siak. Sementara itu salah seorang putra dari Wan Jabar, saudara sewali dari Nobatsyah dan Raja Ahmad telah menetap di Stabat dan menjadi raja di Stabat. Raja Stabat ini bernama Wan Sopan yang bergelar Sutan Japura.
Siak yang sudah menakhlukan Langkat pada saat itu mengutus dua putra Langkat yang sudah diberi gelar oleh Siak, untuk memimpin Langkat sebagai wilayah kekuasan Siak dan dua putra Langkat tersebut merupakan perpanjangan tangan Siak di Langkat, atau perwakilan Siak untuk memimpin Langkat.
Namun pemimpin Stabat yang juga merupakan keturunan dari Sultan Langkat merasa, Langkat harus dipimpin oleh Stabat. Disamping itu kedua putra Langkat yang sudah digelari oleh Siak pun memperebutkan kekuasaan di Langkat, perang saudara pun tidak terelakkan.
bertebaran di sungai Wampu. Untuk transportasi darat, Stabat dilintasi oleh Jalan Lintas Sumatera dan ada juga jalur kereta api walau sudah tidak digunakan lagi untuk mengankut penumpang.
Kota Stabat merupakan pusat pemerintahan kabupaten Langkat, dengan perkantoran yang tersusun rapi dan terpusat dalam satu komplek perkantoran. Selain itu ada taman kota yang ramai di kunjungi masyarakat Stabat maupun yang datang dari luar Stabat. Dari segi hiburan selain taman kota Stabat ada kolam renang Dendang Tirta, bioskop Wampu Ria yang dulunya masih ada namun sekarang sudah berganti dengan gedung-gedung untuk pertokoan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi diantarnya yaitu:
1. Sejarah lahirnya kata Stabat
2. Kondisi Stabat pada masa sebelum kedatangan Belanda 3. Kondisi Stabat pada masa kolonial
4. Kondisi Stabat pada masa kemerdekaan
5. Kondisi Kecamata Stabat setelah menjadi ibu kota kabupaten Langkat C. Rumusan Masalah
Dengan identifikasa Masalah di atas, maka yang menjadi rumsan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah lahirnya kata Stabat?
4. Bagaimana kondisi Stabat pada masa kemerdekaan?
5. Bagaimana kondisi Kecamatan Stabat setelah menjadi ibu kota kabupaten Langkat?
D. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengtahui sejarah lahirnya Stabat
2. Untuk mengetahui kondisi Stabat pada masa sebelum kedatangan Belanda
3. Untuk mengetahui kondisi Stabat pada masa kolonial 4. Untuk mengetahui kondisi Stabat pada masa kemerdekaan
5. Untuk mengetahui kondisi Kecamatan Stabat setelah menjadi ibu kota kabupaten Langkat
E. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Untuk menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang sejarah kecamatan Stabat
2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai perkembangan kota Stabat menjadi ibu kota kabupaten Langkat
4. Memberikan infromasi kepada pembaca mengenai keadaan alam Stabat
5. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai perkembangan kota Stabat setelah menjadi ibu kota kabupaten Langkat
1 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Stabat dulu hanaya merupakan kampung yang didirikan oleh salah seorang keturunan Sultang Langkat yaitu Wan Sopan. Ia merupakan putera dari Wan Jabar yang merupakan Sultan di Selesai. Tercata bahwa di Stabat sudah ada 150 rumah dan kepala keluarga pada tahun 1823 oleh Jhon Anderson dalam ekspedisinya ke Sumatera Timur. Stabat yang mempunyai tanah yang subur memiliki potensi pertanian dan perkebunan, karena letak Stabat yang berada di pinggir sungai Wampu.
Selain itu sungai Wampu juga memberikan manfaat yang besar terhadap masyarakat Melayu di Stabat. Selain untuk transportasi juga sebagai tempat nelayan mencari nafkah. Sungai Wampu yang merupakan jalur Transportasi membuat Stabat menjadi tempat yang ramai dengan para pedagang baik dari Stabat maupun dari negara-negara Luar. Perdagangan yang terjadi Stabat membuat Stabat menjadi ramai dan sebagai pusat perdagangan.
2
Setelah Langkat diamankan oleh Belanda maka Stabat menjadi Kejeruan yang patuh pada Sulatan dan Pemerintah Hindia Belanda. Karena wilayah Stabat yang sangat cocok untuk ditanamin tembakau, tembakau Deli yang sangat baik digunakan untuk pembalut cerutu, maka Pemerintah Hindia Belanda melalui Perusahaan Perkebunannya menanami wilayah Stabat dengan tembakau untuk dijual. Keadaan itu mempengaruhi perkembangan Stabat, banyak infrastruktur dibangun untuk menunjang hasil perkebunan di Stabat.
Setelah Indonesia merdeka Stabat masih menjadi wilayah yang ramai karena menjadi pusat perdagangan. Dan perkembangan Stabat menjadi makin pesat setelah pada tahun 1984 Stabat menjadi Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat yang sebelumnya ada di Binjai, membuat pembangunan gedung-gedung dan jalan membuat Stabat menjadi sangat penting karena menjadi pusat pemerintahan untuk Daerah Tingkat II Kabupaten Langkat.
B. Saran
3
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku
Daljoeni,N, (1980), Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni: Bandung
Daulai, J. Fachruddin. DKK, (1995), Sejarah Pemerintahan Kabupaten
Daerah Tingkat II Langkat.
Gottschalk, Louis. (1996), Mengerti Sejarah. UI-Press: Jakarta
Koencaraningrat, (1982), Masalah-masalah Pembangunan (Bunga Rampai
Antropologi Terapan) . LP3 ES: Jakarta
Kuntowijoyo, (2003), Metodologi Sejarah. PT. Tiara Wacana: Yogyakarta
Lukman Sinar, Tengku. (2006), Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di
Sumatera Timur. Forkala: Medan
Lukman Sinar, Tengku. (2006), Persekutuan Adat dan Kerajaan Bumi Putera
di Hindia Belanda. Forkala: Medan
MABMI, Langkat. (1996), Riwayat Ringkas Sutan Matsyekh
Menno, s. Alwi Mustamin. (1994), Antropologi Perkotaan. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta
Sjamsuddin, Helius. (2007), Metodologi Sejarah. Ombak: Yogyakarta
Sugihen, Bahrein T. (1996), Sosiologi Pedesaan (Suatu Pengantar). PT Raja
Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung
Zuhdi, Sulaiman. (2013), Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah Dan
Peradaban
http://www.langkatkab.go.id/upload/pdf//LDA_2010_PETA%20LANGKAT
http://www.COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Gezicht_op_de_Wampoerivier_
bij _Stabat_TMnr
B. Sumber Rujukan