• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Analisis Nilai Tambah Rantai Pasokan (Supply Chain) Susu Sapi Di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Analisis Nilai Tambah Rantai Pasokan (Supply Chain) Susu Sapi Di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Boyolali."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia termasuk salah satu Negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor dimana memiliki peranan penting dalam hal menambah pendapatan Negara, menyediakan lapangan pekerjaan juga sebagai sumber devisa Negara dimana sektor pertanian juga berhubungan dengan sektor-sektor lainnya. Salah satu subsektor pertanian yaitu peternakan.Berbagai macam jenis peternakan yang ada di Indonesia mulai dari hewan ternak hingga hewan unggas.Sektor peternakan menjadi salah satu agribisnis yang cukup menguntungkan dimana hasil produksi dari peternakan berkaitan dengan konsumsi masyarakat terhadap pangan hewani.

Sapi merupakan salah satu subsektor peternakan.Jenis sapi dibedakan menjadi 2, yaitu sapi perah dan sapi potong. Sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar

(2)

tahunnya konsumsi susu di Indonesia mengalami peningkatan namun, masih menjadi negara yang paling rendah dalam mengkonsumsi susu di wilayah Asia Tenggara (Irdam, 2008). Tingkat konsumsi yang rendah dapat terjadi karena produktivitas yang kurang maksimal, aliran produk yang terhambat dan kurangnya penggunaan teknologi canggih. Berdasarkan data dari Badan Pusat statistik (BPS) pada tahun 2013 yang menyatakan bahwa permintaan susu sapi di Indonesia meningkat sekitar 14% tiap tahunnya (BPS, 2013). Hal ini menunjukkan konsumsi susu di Indonesia setiap tahunnya cenderung meningkat, tapi jika dibandingkan Negara ASEAN lainnya konsumsi susu masyarakat Indonesia masih yang paling rendah.

Berikut ini merupakan data tingkat produksi susu di Indonesia.

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Produksi Susu di Indonesia Tahun 2009-2015 Gambar 1.1 menunjukkan jumlah produksi susu di Indonesia dari tahun 2009-2015. Berdasarkan data statistik, Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi ketiga terbesar dengan nilai persentase sebesar 11% dalam hal memproduksi susu sapi. Jawa Tengah memproduksi susu sapi dari tahun 2009-2015 sebesar 697219 ton. Persebaran populasi sapi perah di Provinsi Jawa Tengah juga menduduki peringkat kedua terbesar dengan persentase sebesar 24% setelah Jawa Timur.Persebaran populasi sapi perah di provinsi Jawa Tengah sebesar 897220 ekor (BPS, 2016).

Jumlah produksi susu yang dimiliki Jawa Tengah tidak terlepas dari kontribusi dari setiap kabupaten dan kota yang ada di wilayah yang tersebar di Jawa Tengah. Sentra pemerah susu yang tersebar di wilayah Jawa Tengah sangat

31%

11% 56%

2%

Jumlah Produksi Susu Tingkat Provinsi

Tahun 2009 - 2015

(3)

beragam, mulai dari beternak secara individu maupun berternak melalui koperasi di daerah masing-masing. Berikut merupakan 10 besar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang memproduksi susu paling besar :

Tabel 1.1. Peringkat 10 Besar Daerah Penghasil Susu Di Jawa Tengah

No Kab/Kota Tahun Total

(ton)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Boyolali 35910000 42522500 42260000 46775509 46906493 214374502

2 Salatiga 7134874 7226757 6359310 6372379 4452894 31546214

3 Klaten 7238917 3726275 4037871 4213574 4259568 23476205

4 Semarang 30039838 34568345 34761635 34386871 27530077 161286766 5 Banyumas 2020708 2067392 2283466 2336529 4033965 12742060

6 Kudus 813950 776225 728894 796152 768688 3883909

7 Tegal 343105 670950 666414 600000 554326 2834795

8 Sukoharjo 799739 799562 799631 577835 325746 3302513

9 Magelang 913843 381780 435871 487744 662567 2881805 10 Grobogan 627109 669199 358322 769200 708026 3131856

Sumber : Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, 2014 Berdasarkan data pada Tabel 1.1 yang menunjukkan peringkat 10 besar daerah penghasil susu terbesar di Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali merupakan daerah dengan penghasil susu terbesar di Jawa Tengah. Menjadi daerah dengan penghasil susu terbesar di Jawa Tengah tidak terlepas dengan besarnya populasi sapi perah yang ada di Boyolali. Besarnya hasil produksi susu di Boyolali juga

memerlukan siklus peternakan hingga pendistribusian yang tepat agar kualitas susu yang didapatkan baik mulai dari peternakan, pemerahan hingga ke konsumen. Selain kualitas yang dijaga, ketersediaan susu juga harus dijaga agar dapat memenuhi setiap permintaan konsumen. Upaya dalam hal menjaga ketersediaan susu dapat dilakukan dengan mengidentifikasi aliran rantai pasokan susu agar permintaan konsumen dapat terpenuhi.

(4)

terkait banyaknya aspek atau elemen-elemen yang ada dalam rantai pasok guna untuk menjaga kualitas dan ketersediaan produk. Aliran yang terdapat pada rantai pasok meliputi: aliran produk, aliran informasi, dan aliran keuangan. Rantai nilai yang efektif akan memicu keunggulan nilai (value advantage) dan keunggulan produksi (productivity advantage) yang pada akhirnya meningkatkan keunggulan kompetitif (Simchi-Levi et al 2007). Salah satu aspek dalam manajemen rantai pasok adalah nilai tambah. Perbaikan kinerja manajemen rantai pasok akan berdampak positif terhadap nilai tambah pada setiap elemen-elemen rantai pasok. Identifikasi nilai tambah dalam manajemen rantai pasok dapat diimplementasi dalam produksi susu untuk mengetahui nilai tambah yang didapatkan setiap anggota pada rantai pasok di peternakan sapi perah. Nilai tambah di tiap-tiap anggota rantai pasok tidak sama, tergantung dengan perlakuan dari setiap anggota rantai pasok tersebut terhadap produk sapi perah yaitu susu. Nilai tambah pada produk susu berbanding lurus dengan jumlah pendapatan yang akan diterima.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana aliran produk, informasi, dan keuangan dalam rantai pasok yang terdapat pada peternakan sapi perah di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

2. Berapa nilai tambah yang didapatkan setiap anggota pada peternakan sapi perah di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

3. Bagaimana meningkatkan nilai tambah mata rantai yang terkecil.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(5)

2. Menghitung nilai tambah yang didapatkan setiap anggota pada tiap-tiap elemen rantai pasok pada peternakan sapi perah di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

3. Menganalisis mata rantai dengan nilai tambah terkecil dan memperbaiki mata rantai tersebut agar nilai tambah meningkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin didapatkan dari penelitian ini, maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peternak sapi perah di Boyolali dalam hal mengetahui aliran yang terjadi pada proses pemerahan susu, dapat mengetahui nilai tambah yang didapatkan setiap anggota mata rantai yang ada dan penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi para calon pebisnis susu dimana akan mengetahui bagian mana yang bernilai tambah besar yang akan memberikan keuntungan paling besar. Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya. Memberikan wawasan atau pengetahuan berupa informasi terkait dengan proses pemerahan susu dan sistem distribusinya.

1.5 Batasan Masalah

Guna menjaga agar pembahasan pada penelitian ini tidak melebar, maka penelitian ini dibatasi. Dengan ruang lingkup sebagai berikut:

1. Studi kasus pemerahan sapi perah bertempat di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo, Boyolali

2. Keadaan deskriptif rantai pasokan proses pemerahan susu meliputi identifikasi tentang aliran produk, aliran informasi dan aliran keuangan.

3. Perhitungan Nilai Tambah menggunakan metode Hayami pada anggota rantai pasok mulai dari peternak sampai industri pengolahan susu dalam rantai pasok peternakan sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo, Boyolali

1.6 Sistematika Penulisan

(6)

BAB I. Pendahuluan

Bagian ini berisi tentang apa saja yang melatarbelakangi masalah yang terjadi sehingga penelitian ini dilaksanakan. Dengan latar belakang yang telah dijelaskan maka dirumuskan permasalahan yang terjadi. Bab ini juga menjelaskan tentang tujuan dan manfaat yang akan didapat dari penelitian.

BAB II. Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori yang dipakai, tulisan ilmiah yang telah dibuat dan sejenisnya yang digunakan guna mendukung penelitian ini. Bab ini juga menjelaskan metode yang akan dipakai untuk menganalisi nilai tambah yaitu Metode Hayami.

BAB III. Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melakukan penelitian mulai dari mengidentifikasi aliran rantai pasok dan menganalisis nilai tambah pada tiap elemen dalam rantai pasok peternakan sapi perah.

BAB IV. Pengumpulan Dan Pengolahan Data

Bab ini dilakukan pengumpulan data meliputi tentang profil peternakan sapi perah di Desa Singosari, penguraian jenis model rantai pasok yang terjadi, profil dari tiap-tiap anggota rantai pasok dengan model terpilih, spesifikasi harga dan nilai yang terjadi dalam proses produksi tiap anggota rantai pasok. Data tersebut digunakan untuk menguraikan tentang deskripsi aliran rantai pasok yang terjadi seperti aliran produk, aliran informasi dan aliran keuangan pada proses pemerahan susu.Bab ini juga menguraikan data pemasukan dan pengeluaran dalam proses pemerahan susu yang digunakan untuk menghitung nilai tambah dengan menggunakan Metode Hayami.

BAB V. Penutup

Gambar

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Produksi Susu di Indonesia Tahun 2009-2015
Tabel 1.1.  Peringkat 10 Besar Daerah Penghasil Susu Di Jawa Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Menganalisis kelayakan usaha pemotongan Ayam yang dilakukan oleh para pengusaha yang berada di wilayah

Problematika orang tua tunggal yakni merasa kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung jawab mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk

Pada hasil analisis variabel penggunaan e-filing (Y2) baik secara deskriptif maupun secara statistik dengan menggunakan regresi linier berganda dapat ditarik

[r]

Hasil analisis regresi memberikan makna bahwa variabel bebas yang terdiri dari faktor keluarga dan lingkungan sosial siswa yang dipergunakan dalam penelitian ini

There are two women characters in Julius Caesar , namely Portia, the wife of Brutus (one of the conspirators), and Calpurnia, Caesar’s wife. In this article, I would like to

Masyarakat yang menerima manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif terhadap nilai sumberdaya hutan, dan hal tersebut dapat ditunjukkan dengan tingginya

Untuk Paket Pelelangan baik Jasa Konstruksi maupun Jasa Konsultansi dilingkungan Kabupaten Kayong Utara yang masa pendaftarannya dipenghujung bulan Juni dan dipastikan