• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISTIK BALANCED SCORECARD DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP KEPUASAN KERJA MANAJER (Studi Kasus pada Bank Syariah di Surakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISTIK BALANCED SCORECARD DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP KEPUASAN KERJA MANAJER (Studi Kasus pada Bank Syariah di Surakarta)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH KARAKTERISTIK

BALANCED SCORECARD

DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP

KEPUASAN KERJA MANAJER

(Studi Kasus pada Bank Syariah di Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh: DEWI LISTIANI

F 0307037

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul

PENGARUH KARAKTERISTIK

BALANCED SCORECARD

DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP

KEPUASAN KERJA MANAJER

(Studi Kasus pada Bank Syariah di Surakarta)

Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji skripsi.

Surakarta, Maret 2011 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Surakarta, Maret 2011

1. Drs. Yacob Suparno, M.Si, Ak (... ) NIP : 19521011 198003 1 002

2. Sri Suranta, SE., M.Si, Ak (... ) NIP :19720305 199702 1 001

(4)

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya kecil ini untuk

Keluarga tercinta yang tiada pernah putus mengasihi.

Bapak Sumadi dan Ibu Sri Hastutie yang telah mendidik dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang hingga saat ini.

(5)

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain”

(HR. Ad-Daruquthni dan Ath-Thabarani)

“Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

(QS Ar-Rahman: 13)

Wahai orang- orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan

kedudukanmu”

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini yang merupakan tugas akhir dalam persyaratan untuk menyelesaikan program S1 pada Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada beberapa hambatan yang dihadapi, namun berkat dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

(7)

commit to user

vii

4. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si.,Ak., selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendampingi penulis selama menempuh pendidikan sarjana di fakultas ekonomi.

5. Bapak Sri Suranta, SE.,M.Si.,Ak dan Ibu Lulus SE.,M.Si.,Ak selaku penguji skripsi. Terima kasih atas masukan yang berharga bagi tulisan ini.

6. Orang tua tercinta Bapak Sumadi dan Ibu Sri Hastutie. Terima kasih atas kasih sayang yang tiada pernah putus, motivasi, dukungan, semangat, dan terlebih doanya sehingga bisa membawa saya seperti sekarang. Aku akan menjadi yang terbaik untuk Bapak dan Ibu. Insya Allah..

7. Mbak ku tersayang Mbak Ana dan Adek kecilku Helmi, semoga kita semua sukses dan bisa menjadi yang terbaik untuk Bapak dan Ibu kita.

8. Segenap dosen Fakultas Ekonomi FE UNS. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu ajarkan kepada saya.

9. Sahabat-sahabatku akuntansi yang (ceritanya) tergabung dalam ”lotez”: Dela, Novi, Anis, Tia. Terima kasih atas semua bantuan, dukungan, dan semangat selama menjalani kuliah ini, dan yang paling penting persahabatan yang indah ini, saat suka dan duka, dan menjadi tempat berbagi. Semoga kita semua sukses!

(8)

commit to user

viii

motivasi, dukungan dan semangat pada saat menjelang ujian kompre dan skripsi. Aku ingin menjadi sahabat kalian selamanya, dunia dan akhirat.

11.Teman-teman akuntansi 2007 ”AGEN 007” yang selalu semangat: Irla (makasih udah banyak membantu), Hermin (teman seperjuangan skripsi), Dedi, Peka, Fatania, Dewo, Ratih, Mbak Sri, Ria, Rudi, Adikur, Peka, Bimo, Fariz, Suci, Endah, Irma, Tri, Dina, Mia dan lain-lain.

12.Teman-teman KEI FE UNS pejuang ekonomi Islam, Sista2ku tersayang: Ami, Sandra, Cuwil, Isna, Tika, Sari, Yeni, Lely, Maya, Retnia, Tina, Novita, Dilla, Ulfa, Rena, Shinta, Mbak Inung, Jihan, Amel. Dan juga Arif, Rahman, Adhib, Anggel, Adnan, Bayu, Dino, Jo, Greget, Veri. Terima kasih atas kerjasama, persahabatan, ukhuwah, dan pelajaran hidup yang tak ternilai. Tetap semangat membumikan ekonomi Islam di muka bumi. Ekonomi Islam? Subhanallah... 13.Para tetua2 KEI Mbak Tanti, Mbak Anis, Mbak Dewi Nur, Mbak Fitri, Mbak

Maya, Mas Angga, Mas Andy, Mas Rahmat, Mas Taufik dll. Terima kasih atas semangat dan ukhuwah yang kalian ajakan.

14.Tipah, Nita. Terima kasih atas persahabatan dan semangat yang selalu kalian tularkan.

15.Teman-teman HMJ Akuntansi: Mbak Hani, Mbak Fela, Mbak Puput, Mbak Finik, Mas Fijri, Mbak Tryas, Mas Yoga, Mas Loggar, Ndok, Anes, Eja, Abe, Cui, Anang, Ayuz, Basri, Yandi, Eva, Lina, Putri dan lain-lain.

(9)

commit to user

ix

kasih telah menghadirkan rumah kedua yang nyaman di Solo. Semoga kalian semua sukses.

17.Karyawan bank Syariah se-Solo: Mbak Lina, Pak Sigit, Mbak Ika, Mbak Ana, Mbak Vita, Pak Dani, dan Mbak Rina. Terima kasih atas kesediaannya mendistribusikan kuesioner kepada karyawan di kantor. Tanpa saudara sekalian, skripsi ini tidak mungkin jadi. Semoga Allah membalas kebaikan saudara sekalian.

18.Pak Timin, terima kasih atas kesabaran dan keringanannya dalam pengumpulan naskah ini. Maaf telah mengganggu tugas Bapak. hehe..

19.Semua pihak yang telah membantu yang tidak penulis sebutkan satu per satu. 20.Pembaca skripsi yang budiman J

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dari skripsi ini.

Terakhir, semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 28 Februari 2011

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Sistimatika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balanced Scorecard... 9

2.2 Manajer ... 14

(11)

commit to user

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 42

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data ... 51

(12)

commit to user

xii

4.3 Uji Instrumen Penelitian... 70

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 73

4.5 Uji Hipotesis ... 80

4.6 Pembahasan... 84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89

B. Keterbatasan……….. ... ….. 90

C. Saran ... 90

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional. ... 24

Tabel IV. 1 Sampel dan pengembalian kuesioner ... 52

Tabel IV.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 53

Tabel IV.3 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 53

Tabel IV.4 Karakteristik responden berdasarkan jabatan ... 54

Tabel IV.5 Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja ... 55

Tabel IV.6 Pendapat responden mengenai kepuasan kerja ... 56

Tabel IV.7 Pendapat responden mengenai pertimbangan atas kepuasan pelanggan dalam pembuatan keputusan ... 58

Tabel IV.8 Pendapat responden mengenai pertimbangan atas proses bisnis internal dalam pembuatan keputusan ... 60

Tabel IV.9 Pendapat responden mengenai pertimbangan atas pembelajaran dan pertumbuhan dalam pengambilan keputusan... 62

Tabel IV.10 Pendapat responden mengenai komunikasi strategi ... 64

Tabel IV.11 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 71

Tabel IV.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ... 73

(14)

commit to user

xiv

Tabel IV.14 Hasil uji multikolinearitas ... 76

Tabel IV.15 Hasil Uji Autokorelasi ... 77

Tabel IV.16 Uji Glejser ... 79

Tabel IV.17 Uji Koefisien Determinasi ... 81

Tabel IV.18 Tabel Uji Signifikansi Simultan ... 82

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Penelitian. ... 39

Gambar IV.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 74

Gambar IV.2 Grafik Scatterplots Uji Normalitas... 74

(16)

commit to user

PENGARUH KARAKTERISTIK BALANCED SCORECARD

DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP

KEPUASAN KERJA MANAJER

(STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH DI SURAKARTA)

DEWI LISTIANI

F0307037

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh perhatian manajer terhadap karakteristik balanced scorecard dan komnikasi terhadap kepuasan kerja manajer. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan data primer. Data diambil dari kuesioner yang diberikan kepada manajer tingkat menengah bank syariah se Surakarta. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik balanced scorecard

nonkeuangan meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran serta komunikasi strategi yang merupakan hubungan antara strategi perusahaan dengan pengukuran kinerja.

Pengujian data dilakukan meliputi uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa data tersebut telah bebas dari asumsi klasik. Dalam pengujian dengan analisis regresi, uji statistik F menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer. Uji statistik t menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer.

Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan yang dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan asumsi bahwa sampel yang diambil adalah bank syariah yang telah sepenuhnya mengadopsi balanced scorecard. Selain itu, penelitian ini tidak mengukur pengukuran kinerja dalam persektif Islami.

(17)

commit to user

THE IMPACT BALANCED SCORECARD CHARACTERISTICS

AND STRATEGY LINK ON MANAGER’S JOB SATISFACTION

(CASE STUDY IN ISLAMIC BANK SURAKARTA)

DEWI LISTIANI

F0307037

ABSTRACT

The aim of this study is to obtain empirical evidence related to the impact manager’s emphasis on balanced scorecard characteristic and link strategy on manager’s job satisfaction. According to this purpose, this research used primary data. The data was taken from questionnaires given to middle managers on Islamic Bank in Surakarta. Independent variables used in this research are nonfinancial characteristic balanced scorecard include customer, internal process business, learning and growing perspective and strategy link that the link between firm strategy and performance measurement.

The data testing are included classical assumption testing covering data normality, multicollinier, autocorrelation, and heteroscedasticity. The result of classical assumption testing showed that the data has been already liberated from the classical assumption. In the regression testing, statistic F testing showed independent variables have positive significant impact on manager’s job satisfaction. Statistic t testing, showed that each of independent variables have positive significant impact on manager’s job satisfaction.

This research was conducted with various lacks that may affect the research result. This research used assumption of which the samples were the Islamic bank completely adopted balanced scorecard. Other, this research didn’t measure the performance measurement on Islamic perspectives.

(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini memberikan tantangan bagi

perusahaan baik yang berorientasi laba maupun tidak untuk lebih meningkatkan

efisiensi dan kinerjanya. Hal tersebut diperlukan sehingga muncul tuntutan bagi

perusahaan agar lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya. Terlebih lagi,

Indonesia telah memasuki pasar bebas yang semakin meningkatkan iklim

persaingan antar perusahaan baik dalam dan luar negeri. Untuk menghadapi hal

itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk menghadapi persaingan bisnis

yang semakin ketat.

Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem

pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.

Secara tradisional, pengukuran dengan indikator keuangan telah banyak

digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen. Namun, pada tahun 1990an,

para manajer dan peneliti akademis mengeluarkan teguran terhadap sistem

pengukuran kinerja tradisional. Mereka berpendapat bahwa walaupun pengukuran

kinerja keuangan bekerja secara baik dalam era industri, mereka tidak bekerja

secara baik dalam lingkungan ekonomi saat ini (Kang, 2008). Pengukuran kinerja

tradisional seringkali menghilangkan sudut pandang lain yang tidak kalah

(19)

commit to user

menggunakan aspek keuangan hanya berfokus pada jangka pendek (Mulyadi,

2007). Model akuntansi keuangan ini seharusnya dikembangkan dengan

mengikutsertakan penilaian atas aktiva intelektual dan tak berwujud perusahaan,

seperti produk dan jasa yang bermutu tinggi, para pekerja yang memiliki motivasi

dan kemampuan tinggi, proses internal yang responsif dan dapat diprediksi, dan

pelanggan yang puas dan loyal (Kaplan dan Norton, 1996). Oleh karena itu,

pengukuran kinerja hendaknya melibatkan aspek keuangan dan nonkeuangan.

Sistem pengukuran kinerja yang di dalamnya terkandung pengukuran

keuangan dan nonkeuangan pertama kali dikembangkan oleh Robert Kaplan dan

David Norton pada awal tahun 1990an. Kaplan dan Norton mengembangkan

sebuah manajemen dan alat pengukuran yang disebut balanced scorecard (Lipe

dan Salterio, 2002). Sistem pengukuran kinerja balanced scorecard adalah suatu

sistem yang mengukur kinerja perusahaan dari aspek keuangan dan nonkeuangan.

Menurut sistem pengukuran ini, sebuah perusahaan dapat diukur kinerjanya

dengan menggunakan empat indikator yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal,

serta inovasi dan pembelajaran. Balanced scorecard dapat melakukan pengukuran

secara berimbang baik aspek keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan

jangka panjang, serta internal dan eksternal. Balanced scorecard bukan suatu

sistem yang mampu untuk membuat sebuah strategi melainkan sistem yang

mampu menterjemahkan strategi yang ada untuk diukur dengan menggunakan

indikator-indikator tersebut. Dengan menerapkan metode balanced scorecard para

manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka

(20)

commit to user

kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Balanced scorecard merupakan

suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat,

dan komprehensif yang dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang

kinerjabisnis (Andranik, 2008).

Manajer dalam suatu perusahaan bertindak sebagai agent yang bertindak

sebagai pembuat keputusan bagi perusahaan, sehingga tindakan seorang manajer

seringkali diawasi oleh principal sebagai pemegang kepentingan. Oleh karena itu,

perusahaan hendaknya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang tidak

hanya mengevaluasi kinerja, namun juga membantu meluruskan tindakan manajer

agar sesuai dengan tujuan perusahaan (Burney dan Swanson, 2010). Dari

pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama sistem

pengukuran kinerja adalah untuk mencapai goal congruence dan mempengaruhi

sikap manajer (Otley, 1999 dalam Burney dan Swanson, 2010). Dalam hal ini

diperlukan suatu pemahaman bahwa sistem pengukuran kinerja akan memberikan

dampak bagi sikap manajer demi mencapai keselarasan tujuan. Untuk itu,

diperlukan penelitian tentang dampak sistem pengukuran kinerja menggunakan

balanced scorecard tarhadap sikap manajer dalam mencapai keselarasan tujuan.

Penelitian mengenai balanced scorecard saat ini mulai banyak dilakukan,

hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menyadari pentingnya

pengukuran kinerja yang melibatkan aspek keuangan dan nonkeuangan. Andranik

(2008) melakukan penelitian mengenai kemungkinan penerapan balanced

scorecard pada rumah sakit di kota Metro Lampung. Hasil penelitian deskriptif ini

(21)

commit to user

diterpkan di rumah sakit khususnya rumah sakit pemerintah. Burney dan Swanson

(2010) melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara karakteristik

balanced scorecard dengan kepuasan kerja manajer. Penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan

persepsi manajer dalam kekuatan hubungan antara pengukuran kinerja dan strategi

organisasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa indikator-indikator kinerja

nonfinansial yang terkandung dalam balanced scorecard mempunyai hubungan

yang positif terhadap kepuasan kerja manajer. Lestari (2008) melakukan

penelitian untuk menguji pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap

kinerja manajer. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

signifikan antara balanced scorecard dengan kinerja manajer.

Penelitian mengenai dampak karakteristik balanced scorecard terhadap

kepuasan kerja manajer masih jarang dilakukan di Indonesia. Hal tersebut

dimungkinkan karena masih terbatasnya pengetahuan manajer tentang sistem

pengukuran kinerja yang melibatkan aspek nonkeuangan seperti pada balanced

scorecard. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang

telah dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) yang melakukan penelitian

untuk menguji hubungan antara karakteristik balanced scorecard dan kepuasan

kerja manajer. Sampel penelitian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson

(2010) adalah akuntan manajer yang menjadi anggota Institute of Management

Accountants (IMA) pada tahun 2009.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Burney

dan Swanson (2010) tersebut antara lain terdapat hubungan yang positif dan

(22)

commit to user

antara pengukuran kinerja dan strategi organisasi. Penelitian ini juga menemukan

bahwa indikator-indikator kinerja nonfinansial yang terkandung dalam Balanced

Scorecard mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja manajer.

Perbedaan penelitian ini dengan peneltian sebelumnya adalah penulis memperluas

cakupan manajer tidak hanya terbatas pada akuntan manajer tetapi juga semua

posisi manajer pada perusahaan terpilih yang mana mereka bertindak sebagai

pengambil keputusan dan penerima pertanggungjawaban. Perbedaan lainnya

adalah penulis mengambil sampel manajer pada perusahaan perbankan yang

bergerak berlandaskan manajemen Islami. Sektor perbankan dipilih karena

industri perbankan adalah sebuah perusahaan profit oriented yang berpegang pada

regulasi yang berlaku dalam suatu negara. Oleh karena itu, diperlukan suatu

pengukuran kinerja yang berimbang seperti balanced scorecard. Sementara itu,

penulis mempersempit cakupan penelitian hanya pada sektor perbankan syariah

karena industri ini dijalankan dengan manajemen Islami yang mana sektor ini

mengalami kemajuan yang cukup baik pada lima tahun terakhir. Bahkan, tingkat

profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia diukur

dari rasio laba terhadap aset (ROA) (Karya dan Rakhman, 2006). Hal tersebut

memberikan motivasi kepada penulis untuk melakukan penelitian pada manajer

perusahaan perbankan yang beroperasi berdasarkan manajemen Islam di

Surakarta dengan judul ”PENGARUH KARAKTERISTIK BALANCED

SCORECARD DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP KEPUASAN

(23)

commit to user 1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Apakah indikator-indikator kinerja nonfinansial dalam perspektif

Balanced Scorecard berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer?

2. Apakah kekuatan komunikasi strategi perusahaan berpengaruh terhadap

kepuasan kerja manajer?

1.3. Tujuan penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh indikator-indikator kinerja nonfinansial

dalam perspektif Balanced Scorecard terhadap kepuasan kerja manajer.

2. Untuk mengetahui pengaruh kekuatan komunikasi strategi perusahaan

terhadap kepuasan kerja manajer.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi praktisi perusahaan, penelitian ini diharapkan memberikan masukan

sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan sistem pengukuran

kinerja yang memperhatikan sumber daya manusia perusahaan.

2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan akan memahami sistem

(24)

commit to user

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan bagi perkembangan konsep balanced

scorecard.

1.5. Sistimatika Penulisan

Penelitian ini memiliki sistematika pembahasan terdiri dari lima bab.

Masing-masing secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, model

penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan untuk

membantu memecahkan masalah penelitian.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan

dalam penelitian ini. Uraian yang disajikan meliputi: sampel penelitian,

metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,

pengukuran variabel serta metode statistik yang dilakukan untuk

menganalisis data.

Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang analisis deskripsi statistik mengenai sampel

(25)

commit to user Bab V : Penutup

Pada bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan

hasil pengolahan data, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini,

serta saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis di masa yang akan

(26)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Balanced Scorecard

Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai suatu sistem yang digunakan

untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana suatu organisasi mampu

memenuhi kriteria yang ditetapkan serta pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan (Supriyanto, 1996 dalam Hendriastuti dan Aryani, 2002). Secara

tradisional, pengukuran dengan indikator keuangan telah banyak digunakan

untuk mengevaluasi kinerja manajemen. Namun, ukuran finansial hanya

menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu, yang cocok untuk perusahaan abad

industri di mana investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan

dengan pelanggan bukanlah faktor penting dalam mencapai keberhasilan.

Berbagai ukuran finansial tersebut tidak memadai untuk menuntun dan

mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui perusahaan abad informasi dalam

menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada

pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi (Kaplan dan

Norton, 1996). Hendriastuti dan Aryani (2002) juga menyampaikan kritik

mengenai penggunaan sistem pengukuran kinerja dari segi finansial, yaitu

adanya ketidakcukupan dalam pendokumentasian sistem pengukuran kinerja,

dianggap berfokus pada masa lalu, serta ketidakmampuannya dalam

(27)

commit to user

Balanced scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton

(1996) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif

untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif

pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan. Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang

mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan.

Balanced scorecard menyediakan para manajer suatu instrumen yang

dibutuhkan untuk mengendalikan perusahaan menuju kepada keberhasilan

masa depan. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi

perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi

kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis (Kaplan dan

Norton, 1996).

Scorecard harus menjelaskan strategi perusahaan, dimulai dengan

tujuan finansial jangka panjang, dan kemudian mengaitkannya dengan

berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkenaan dengan proses

finansial, pelanggan, proses internal dan para pekerja serta sistem untuk

menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan perusahaan.

Empat perspektif dalam balanced scorecard adalah sebagai berikut.

1. Perspektif Keuangan.

Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran dalam semua

perspektif lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan hubungan

sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja

(28)

commit to user

perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi

atau tidak dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Tujuan keuangan

biasanya berhubungan dengan profitabilitas, yang diukur misalnya dari

laba operasi, return on capital employed (ROCE), atau nilai tambah

ekonomis. Tujuan finansial lain adalah pertumbuhan penjualan yang

cepat atau untuk penambahan arus kas. Tujuan dan ukuran keuangan

harus memainkan peran ganda, menentukan kinerja keuangan yang

diharapkan dari strategi, dan menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran

perspektif scorecard lainnya (Kaplan dan Norton, 1996). Kaplan dan

Norton (1996) mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan

bisnis, yaitu sebagai berikut.

a. Bertumbuh (growth)

Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada tahap

awal siklus hidup perusahaan. Perusahaan menghasilkan produk

dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Untuk memanfaatkan

potensi ini, perusahaan harus melibatkan sumber daya yang cukup

banyak untuk mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk

dan jasa baru, membangun dan memperluas fasilitas produksi,

membangun kemampuan operasi, menanamkan investasi dalam

sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung

terciptanya hubungan global, dan memelihara serta

mengembangkan hubungan yang erat dengan pelanggan.

(29)

commit to user

beroperasi dengan arus kas yang negatif dan pengembalian modal

investasi yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada

pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat

pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang

ditargetkan.

b. Bertahan (Sustain)

Perusahaan yang berada pada tahap bertahan akan

memilki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang,

tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang

cukup tinggi. Unit bisnis seperti ini diharapkan mampu

mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan secara betahap

tumbuh tahun demi tahun. Kebanyakan unit bisnis dalam tahap

bertahan akan menetapkan tujuan keuangan yang terkait dengan

profitabilitas.

c. Menuai (Harvest)

Tahap ini merupakan tahap kedewasaan, yaitu suatu tahap

di mana perusahaan melakukan panen terhadap investasi yang

dibuat pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi

melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan

peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan

(30)

commit to user

tahapan ini adalah memaksimumkan kas yang masuk ke

perusahaan.

2. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif ini perusahaan melakukan identifikasi

pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Perspektif ini biasanya

terdiri atas beberapa ukuran utama atau ukuran generik keberhasilan

perusahaan dari strategi yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik.

Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi

pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa

pasar di segmen sasaran. Perspektif pelanggan memungkinkan para

manajer unit bisnis untuk mengartikulasikan strategi yang berorientasi

kepada pelanggan dan pasar yang akan memberikan keuntungan finansial

masadepan yang lebih besar.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif ini, para manajer melakukan identifikasi

berbagai proses yang sangat penting yang harus dikuasai perusahaan.

Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proporsi nilai

yang akan menarik perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam

segmen pasar sasaran dan memenuhi harapan keuntungan finansial yang

tinggi para pemegang saham.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini mengembangkan tujuan dan ukuran yang

(31)

commit to user

ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis

internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan untuk

menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan di dalam perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang

memungkinkan tujuan yang ambisius dalam ketiga perspektif lainnya

dapat terwujud.

2.2. Manajer

Robbins dan Coulter (1999) mendefinisikan manajer adalah seorang

anggota organisasi yang memadukan dan mengkoordinasikan pekerjaan orang

lain. Menurut Dessler (2001) manajer adalah orang yang merencanakan,

mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan organisasi agar organisasi

tersebut dapat mencapai tujuannya.

Manajer dalam sebuah organisasi mempunyai beberapa tingkatan,

berikut adalah tingkatan manajer menurut Robbins dan Coulter (1999).

1. Manajer lini pertama

Manajer lini pertama adalah manajemen yang tingkatannya paling

rendah. Contohnya dalam sebuah pabrik, manajer lini pertama adalah

mandor.

2. Manajer menengah

Manajer menengah adalah mencakup semua tingkat manajemen antara

tingkat penyelia dan tingkat puncak pada organisasi tersebut. Contohnya

adalah kepala bagian, kepala biro, pimpinan proyek, manajer pabrik,

(32)

commit to user

3. Manajer puncak

Manajer puncak adalah orang yang bertangungjawab atas pengambilan

keputusan seluruh organisasi dan menetapkan kebijakan dan strategi

yang mencakup seluruh organisasi itu. Contohnya adalah presiden, Chief

Executive Officer (CEO), atau presiden komisaris.

Menurut Mintzberg dalam Robbins dan Coulter (1999), manajer

mempunyai peran-peran sebagai berikut.

1. Peran-peran antar pribadi.

Semua manajer dituntut untuk menjalankan tugas-tugas yang melibatkan

orang-orang dan tugas-tugas lain yang sifatnya upacara dan simbolis.

2. Peran-peran informasi.

Peran yang meliputi menerima, mengumpulkan, dan menyebarkan

informasi.

3. Peran-peran memutuskan.

Peran-peran yang meliputi kewirausahaan, penanganan gangguan,

pengalokasi sumber daya, dan perunding.

Robbins dan Coulter (1999) mendefinisikan fungsi-fungsi manajer

sebagai berikut.

1. Merencanakan.

Fungsi manajer yang menetapkan sasaran, merumuskan tujuan,

menetapkan strategi, membuat strategi, dan membuat subrencana untuk

menkoordinasikan kegiatan.

(33)

commit to user

Fungsi manajer yang menentukan tugas mana yang akan dikerjakan, cara

pelaksanaannya, dan siapa yang melaksanakan.

3. Memimpin.

Fungsi manajer yang mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang

terlibat dan memecahkan pertentangan.

4. Mengawasi.

Fungsi manajer yang memantau kegiatan untuk memastikan bahwa

kegiatan-kegiatan diselesaikan seperti yang direncanakan.

2.3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung

maupun tidak langsung (Muhaimin, 2004). Kepuasan kerja menurut Gibson

(1991) dalam Puspaningsih (2004) merupakan sikap seseorang terhadap kerja.

Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja. Devis dan

Newstrom (1985:109) dalam Muhaimin (2004) mengemukakan:

Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work.” (Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya).

Definisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan

Yukl (1977:98) dalam Muhaimin (2004), yang mengatakan:

(34)

commit to user

Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi pekerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan mengenai pengalaman mendatang).

Sementara itu, Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan kepuasan

kerja sebagai suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai

aspek pekerjaan.

Faktor Penyebab Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki (2005) dapat

disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut.

1. Pemenuhan kebutuhan.

Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan oleh

karakteristik dari sebuah pekerjaan memungkinkan seorang individu

untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Ketidakcocokan.

Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil dari

harapan yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan

antara apa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan,

seperti upah dan kesempatan promosi yang baik, dan apa yang pada

(35)

commit to user

3. Pencapaian nilai.

Gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan

berasal dari persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan untuk

pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting dari seorang individu.

4. Persamaan.

Kepuasan kerja dalam model ini adalah suatu fungsi bagaimana

seorang individu diperlakukan secara adil di tempat kerja. Kepuasan

berasal dari persepsi seseorang bahwa output pekerjaan relatif sama

dengan inputnya, perbandingan yang mendukung output/input lain yang

signifikan.

5. Komponen Watak/Genetik

Model watak/genetik didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan

kerja merupakan sebagian fungsi dari sifat pribadi maupun faktor

genetik. Oleh karenanya, model ini menunjukkan bahwa perbedaan

individu yang stabil adalah sama pentingnya adalam menjelaskan

kepuasan kerja dengan karakteristik lingkungan kerja.

Paryoto dan Wahyudin (2005) menyimpulkan faktor- faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka peningkatan

kinerjanya adalah: (a) faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan

dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja,

sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial, merupakan

(36)

commit to user

dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya; (c)

faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan,

pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan

ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,

umur, dan sebagainya; (d) faktor finansial, merupakan faktor yang

berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi

sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas

yang diberikan, promosi, dan sebagainya.

2.4. Bank

Bank menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

nomor 10 Tahun 1998 adalah adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan Indonesia bertujuan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Bank Menurut Jenisnya

(37)

commit to user

Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan

tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan

tertentu.

Usaha Bank Umum meliputi :

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

b. memberikan kredit;

c. menerbitkan surat pengakuan hutang;

d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank

yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan

dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

2) surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa

berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan

surat-surat dimaksud;

3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;

4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ;

5) obligasi;

6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

(38)

commit to user

e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah;

f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan

dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana

telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana

lainnya;

g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak;

j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya

dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

k. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan

wali amanat;

l. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain

berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia;

m. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang

tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud di atas,

(39)

commit to user

a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan

lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura,

perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan

penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia;

c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan

Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali

penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia; dan

d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun

sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana

pensiun yang berlaku

2. Bank Perkreditan Rakyat.

Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu;

(40)

commit to user

c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip

Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan

pada bank lain.

Untuk selanjutnya, bank umum tersebut disebut dengan bank

umum konvensional dan bank perkreditan konvensional. Bank umum

konvensional adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Syariah

Bank Syariah menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah adalah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum

Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Tabel II.1

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional.

Element Bank Syariah Bank Konvensional

Dasar Operasi · Berbasis hukum Islam

· Uang semata sebagai alat

(41)

commit to user

Peran dan Fungsi · Intermediary

· Agen investasi

Risiko Bisnis · Berbagi risiko antara

bank dan mitra/nasabah

berdasarkan keadilan,

kejujuran, & keterbukaan

· Terhindar dari negative

spread

· Risiko bank tidak

berhubungan langsung

dengan nasabah dan

sebaliknya

· Dapat terjadi negative

spread Sumber: Febrian, 2009.

2.5. Kelembagaan Islami

Kelembagaan menurut North (1900) dalam Nawawi (2009) adalah

aturan formal dan konvensional informal, serta tata perilaku (codes of

behavior), yang mengatur larangan (prohibition) dan persyaratan (conditional

mission). Secara operasional ekonomi kelembagaan syariah menurut Nawawi

(2009) mencakup kondisi yang harus dipenuhi atau kewajiban dan kondisi

yang harus ditinggalkan atau larangan dalam sistem ekonomi.

Konsep Dasar Ekonomi Kelembagaan Syariah

Keberhasilan sebuah aktivitas ditentukan oleh kekuatan, dan kekuatan

itu terbangun dari kebersamaan, kebersamaan itu ada bila saling menghargai

peran dan profesi masing-masing orang, dan orang yang saling menghargai itu

berpedoman dengan aturan. Aturan main kelembagaan yang tersedia dalam

kegiatan ekonomi akan menentkan seberapa efisien hasil ekonomi yang

didapatkan sekaligus akan menentukan seberapa besar distribusi ekonomi yang

akan diperoleh oleh masing-masing partisipan. Sementara itu dalam jangka

(42)

commit to user

menentukan pandangan terhadap aturan main yang digunakan saat ini. Aturan

main berinteraksi dalam perekonomian yang mendasari dari ekonomi

kelembagaan syariah adalah bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadish dan Ijma’

para ulama.

Kondisi yang Harus Dilaksanakan dalam Kelembagaan Islam

Dalam perekonomian kelembagaan syariah beberapa hal yan harus

dipenuhi atau kewajiban yang harus ditaati oleh pelakunya dijelaskan oleh

Nawawi (2009) di bawah ini.

1. Kebebasan dalam berekonomi.

Kebebasan dalam berekonomi dibedakan menjadi dua hal, yaitu (1)

kebebasan eksistensial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk menentukan tindakan sendiri yang terfokus pada penentuan untuk

apa bukan dari apa. Kebebasan ini berwujud yang positif dan disengaja,

(2) Kebebasan sosial yang menekankan kebebasan dari apa atau siapa.

Kebebasan berwujud negatif karena seseorang disebut bebas apabila

kemungkinan-kemungkinannya bertindak tidak dibatasi oleh orang lain.

Kebebasan dalam ekonomi Islam dapat dibedakan dalam beberapa

kategori, yaitu kebebasan dalam berinteraksi, kebebasan dalam

berproduksi,kebebasan dalam berbelanja, memiliki dan mengkonsumsi,

kebebasan dalam memilih, melanjutkan atau membatalkan dalam transaksi

dan kebebasan dalam menentukan harga barang. Walaupun Islam

memberikan kebebasan dalam ekonomi, tapi ada sarana kontrolnya yaitu

(43)

commit to user

2. Keseimbangan hak individu dan kolektif

Konsep keseimbangan merupakan karakteristik dasar ekonomi

Islam. Salah satu wujud keseimbangan kepemilikan manusia adalah

adanya kepemilikan publik sebagai penyeimbang kepemilikan individu.

Kepemilikan publik merupakan kepemilikan yang secara asal telah

ditentukan oleh syari’i. Asas dan pijakan kepemilikan publik dalam

kemaslahatan bersama.

3. Berorientasi pada kemaslahatan dan manfaat

Kemaslahatan dan kemanfaat bagi individu dan masyarakat

merupakan hal terpenting dalam kehidupan ekonomi. Kemasalahatan

individu tidak boleh dikorbankan demi kemasalahatan bersama dan

sebaliknya. Untuk mengatur dan menjaga kemaslahatan dan kemanfaatan

masyarakat, diperlukan sebuah instansi yang mendukung.

4. Etika ekonomi dan bisnis

Berkaitan dengan etika ekonomi dan bisnis, Al Ghazali,Qardawi

(1997), (Chapra, 2001) dalam Nawawi (2009) mengemukakan mengenai

etika ekonomi pada umumnya. Prinsip etika antara lain:

a. Prinsip otonomi, yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak

berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggap baik

untuk dilaksanakan dengan baik.

b. Prinsip kejujuran. Kejujuran dalam ekonomi Islam terwujud dalam

berbagai aspek:

(44)

commit to user

2) dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu yang baik, dan

3) menyangkut hubungan kerja.

c. Prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik.

d. Prinsip hormat pada diri sendiri, yaitu tidak etis jika seseorang

membiarkan dirinya diperlakukan secara tidak adil, tidak jujur,

ditindas dan sebagainya.

5. Keadilan berbisnis.

Adil pada hakikatnya adalah bahwa seseorang memberikan kepada

diri dan orang lain apa yang menjadi haknya. Wujud keadilan dalam

ekonomi setidaknya terkait dengan empat hal, yaitu keadilan

tukar-menukar, keadilan distributif, keadilan sosial dan keadilan hukum.

Beberapa kondisi yang ditinggalkan

Dalam kegiatan ekonomi bisnis dan investasi Allah SWT dan

Rasul-Nya memberikan petunjuk dan rambu-rambu pokok yang harus ditnggalkan

oleh setiap muslim yang beriman. Diantaranya menurut Satrio (2005) dalam

Nawawi (2009) adalah sebagai berikut:

1. Terbebas dari unsur riba.

Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan pengganti yang

tidak dibenarkan syariah yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang

yang berakad.

(45)

commit to user

Gharar merupakan sesuatu yang bersifat tidak pasti. Jual beli

gharar berarti sebuah jual beli yang mengandung unsur ketidaktahuan atau

ketidakpastian antara dua pihak yang bertransaksi.

3. Terhindar dari unsur judi.

Judi merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk

memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang

yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari

jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki,

walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai syariah.

4. Terhindar dari unsur haram

Dalam kaidah ushul fiqh haram didefinisikan sebagai sesuatu yang

disediakan hukuman bagi yang melakukan dan disediakan pahala bagi

yang meninggalkan karena diniatkan untuk menjalankan syariatnya.

5. Terhindar dari unsur syubhat .

Dari terminologi syariah syubhat diartikan suatu perkara yang

tercampur (antara halal dan haram), akan tetapi tidak diketahui secara pasti

apakah sesuatu yang halal atau haram dan apakah hak ataukah batil.

Implementasi Ekonomi Kelembagaan Syariah

Implementasi ekonomi kelembagaan syariah selalu menciptakan

keseimbangan sistem ekonomi yang mengedepankan masalah jasmani dan

(46)

commit to user

2.6. Manajemen Syariah

Menurut Didin dan Hendri (2003) dalam Fauzan (2009) manajemen

bisa dikatakan telah memenuhi syariah bila: pertama, manajemen ini

mementingkan perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan

ketauhidan. Kedua, manajemen syariah pun mementingkan adanya struktur

organisasi. Ini menjelaskan bahwa dalam mengatur dunia, peranan manusia

tidak akan sama. Ketiga, manajemen syariah membahas soal sistem. Sistem ini

disusun agar perilaku pelaku di dalamnya berjalan dengan baik. Sistem

pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, misalnya, adalah salah satu yang terbaik.

Sistem ini berkaitan dengan perencanaan, organisasi dan kontrol, Islam pun

telah mengajarkan jauh sebelum adanya konsep itu lahir, yang dipelajari

sebagai manajemen ala Barat.

Menurut Karebet dan Yusanto (2002) dalam Fauzan (2009), syari’ah

memandang manajemen dari dua sisi, yaitu manajemen sebagai ilmu dan

manajemen sebagai aktivitas. Sebagai ilmu, manajemen dipandang sebagai

salah satu dari ilmu umum yang lahir berdasarkan fakta empiris yang tidak

berkaitan dengan nilai, peradaban (hadharah) manapun. Namun sebagai

aktivitas, maka manajemen dipandang sebagai sebuah amal yang akan dimintai

pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT, sehingga ia harus terikat pada

aturan syara’, nilai dan hadharah Islam. Manajemen Islami (syariah) berpijak

(47)

commit to user

2.7. Komunikasi Strategi

Tujuan dari setiap pengukuran kinerja adalah memotivasi semua

manajer dan pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil.

Perusahaan yang dapat menerjemahkan strategi ke dalam sistem pengukuran

akan jauh lebih mampu melaksanakan strategi karena dapat mengomunikasikan

tujuan dan sasarannya. Komunikasi ini memfokuskan manajer dan pekerja

kepada berbagai faktor pendorong penting, yang memungkinkan keselarasan

investasi, inisiatif, dan tindakan dengan pencapaian strategis. Oleh karena itu,

balanced scorecard yang berhasil adalah balanced scorecard yang berhasil

mengomunikasikan strategi melalui sekelompok ukuran finansial dan

nonfinansial yang terpadu (Kaplan dan Norton, 1996). Kaplan dan Norton

(1996) memperkenalkan tiga prinsip yang memungkinkan balanced scorecard

dikaitkan dengan strategi perusahaan.

1) Hubungan sebab akibat.

Sistem pengukuran kinerja harus mengidentifikasi dan membuat eksplisist

ukuran hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara ukuran hasil

dengan faktor pendorong kinerjanya. Setiap ukuran yang dipilih untuk

balanced scorecard harus menjadi unsur suatu rantai hubungan sebab

akibat yang mengomunikasikan arti strategi unti bisnis kepada seluruh

perusahaan.

2) Faktor pendorong kinerja.

Faktor pendorong kinerja adalah faktor-faktor khusus yang terdapat pada

(48)

commit to user

strategi unit bisnis, misalnya faktor pendorong finansial dari profitabilitas,

segmen pasar yang dipilih unit bisnis, serta tujuan proses internal,

pembelajaran dan pertumbuhan tertentu yang akan memberi nilai

pelanggan dan segmen pasar sasaran.

3) Keterkaitan dengan masalah finansial.

Sebuah balanced scorecard harus tetap menitikberatkan kepada hasil,

terutama yang bersifat finansial seperti return on capital employed atau

nilai tambah ekonomis. Hubungan sebab akibat semua ukuran dalam

sebuah scorecard harus terkait dengan setiap tujuan finansial perusahaan.

2.8. Penelitian Terdahulu

Burney dan Swanson (2010) melakukan penelitian untuk menguji

hubungan antara karakteristik balanced scorecard dan kepuasan kerja manajer.

Penelitian ini dilakukan terhadap 763 akuntan manajer yang terdafar sebagai

anggota Institute Management Accountant pada tahun 2009. Karakteristik

masing-masing balanced scorecard diwakili oleh perspektif yang berbeda.

Perspektif keuangan diwakili oleh dampak keuangan, Perspektif konsumen

diwakili oleh dampak konsumen, proses bisnis internal diwakili oleh dampak

kualitas produk, dampak kinerja operasional, dan proses inovasi, sedangkan

perspektif pembelajran dan pertumbuhan diwakili oleh dampak karyawan,

dampak kemampuan sistem informasi, dan dampak prosedur organisasi. Hasil

peneltian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) tersebut antara lain

(49)

commit to user

persepsi manajer dalam kekuatan hubungan antara pengukuran kinerja dan

strategi organisasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa indikator-indikator

kinerja nonfinansial yang terkandung dalam balanced scorecard mempunyai

hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja manajer.

Lau (2008) melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara

ukuran-ukuran kinerja nonfinansial dan kejelasan peran, keadilan prosedural

serta kinerja manajerial. Penelitian ini dilakukan terhadap 149 manajer di

Inggris pada tahun 2008. Ukuran kinerja nonfinansial berdasarkan pada tiga

perspektif dalam balanced scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan

Norton (1996), yaitu perspektif konsumen, proses bisnis internal, dan

pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil penelitian ini pertama, menunjukkan

bahwa ukuran kinerja nonfinansial berhubungan dengan kenaikan kerja

karyawan yang terkait dengan hasil termasuk meningkatnya kejelasan peran,

meningkatnya keadilan procedural, dan meningkatnya prestasi kerja. Kedua,

penggunaan ukuran kinerja nonfinansial sebagai evaluasi kinerja memiliki efek

yang spositif signifikan terhadap kejelasan peran karyawan. Ketiga,

penggunaan ukuran kinerja nonfinansial juga memiliki pengaruh signifikan

terhadap keadilan prosedural. Keempat, ukuran kinerja nonfinansial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hu et.a.l (2004) melakukan penelitian untuk menguji dampak

kepemimpinan transformasional manajer penjualan terhadap kepuasan kerja

karyawan bagian penjualan. Penelitian dilakukan dengan melakukan survey

(50)

commit to user

di Taiwan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

positif signifikan antara kepemimpinan transformasional manajer dan

kepuasan kerja karyawan bagian penjualan. Selain itu, uji empiris

menunjukkan bahwa inspirasi motivasi dari manajer, stimulasi intelektual, dan

pertimbangan individual secara signifikan dapat memprediksi kepuasan kerja

karyawan bagian penjualan.

Kosteas (2009) melakukan penelitian untuk menguji dampak promosi

dan harapan promosi jabatan terhadap kepuasan kerja. Survey dilakukan

terhadap 5.388 responden yang terangkum dalam National Longitudinal

Surveys of Youth 1979 (NLSY79) dalam rentang tahun 1994-2006. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa promosi jabatan yang dilakukan perusahaan

dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar 90%.

Arbiyani (2004) melakukan penelitian untuk menguji apakah

partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik

anggaran, pendidikan dan pengalaman kerja mempunyai pengaruh terhadap

kepuasan kerja manajer pada perusahaan manufaktur. Survei dilakukan

terhadap 58 orang manajer pada perusahaan manufaktur yang memiliki aktiva

bersih lebih dari satu milyar rupiah dengan jumlah karyawan lebih dari 100

orang. Hasil uji empiris menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan

anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran, pendidikan dan

pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja

(51)

commit to user

Parwanto dan Wahyudin (2005) melakukan penelitian untuk menguji

pengaruh faktor-faktor kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian

dilakukan terhadap 45 orang karyawan pusat pendidikan Komputer Akuntansi

IMKA Surakarta. Penelitian tersebut menunjukkan hasil sebagai berikut.

Pertama, faktor kepuasan kerja, gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja

mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Kedua,

Sikap rekan sekerja merupakan faktor kepuasan kerja yang mempunyai

pengaruh paling dominan besar dibandingkan variabel lain terhadap kinerja.

Ketiga, Faktor kepuasan kerja, gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja

dapat menjelaskan variasi kinerja karyawan sebesar 99,5 % sedangkan sisanya

0,5 % dijelaskan oleh faktor kepuasan kerja lain di luar model

2.9. Perumusan Hipotesis

2.8.1. Karakteristik Balanced Scorecard terhadap kepuasan kerja

manajer.

Balanced scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P.

Norton (1996) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup

empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif

keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Kepuasan kerja adalah variabel penting untuk memahami

efektivitas organisasi secara keseluruhan (Rusbult et al, 1988). Pada

dasarnya, kepuasan kerja mencerminkan bagaimana seorang individu

(52)

commit to user

hubungan positif antara karakteristik balanced scorecard dengan

kepuasan kerja akuntan manajer (Burney dan Swanson, 2010).

Kepemimpinan transformasional manajer dan kepuasan kerja karyawan

bagian penjualan mempunyai hubungan yang positif signifikan (Hu et

al, 2004). Promosi jabatan yang dilakukan perusahaan dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar sembilan puluh persen

(Kosteas, 2009). Partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran, umpan balik anggaran, pendidikan dan pengalaman kerja

secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer

(Arbiyani, 2004). Faktor kepuasan kerja, gaji, kepemimpinan, dan sikap

rekan sekerja mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap

kinerja karyawan (Parwanto dan Wahyudin, 2005).

Melalui komunikasi strategi, balanced scorecard diharapkan

dampak kepuasan kerja dalam dua cara. Pertama, komunikasi ini harus

membantu para manajer memahami perilaku yang diinginkan oleh

perusahaan. Memiliki informasi peran meningkatkan pemahaman peran

kerja individu (Viator, 2001). Penelitian sebelumnya menemukan

bahwa klarifikasi harapan kerja melalui informasi peran mengarah ke

tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi (Ameen et al, 1995 dalam

Burney dan Swanson, 2010). Mengingat temuan ini sebelumnya,

penyediaan umpan balik balanced scorecard akan diharapkan

mempengaruhi kepuasan kerja manajer pada bank syariah di Surakarta.

(53)

commit to user

scorecard dengan menguji apakah masing-masing karakteristik

balanced scorecard berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer bank

syariah di Surakarta. Hipotesis formal untuk kepuasan kerja manajer

adalah:

H1 : Perhatian manajer pada kepuasan pelanggan berpengaruh

terhadap kepuasan kerja manajer.

H2: Perhatian manajer pada langkah-langkah proses bisnis internal

berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer.

H3: Perhatian manajer pada tindakan pembelajaran dan

pertumbuhan berpengaruh terhadap kepuasan kerja

manajer.

2.8.2. Komunikasi strategi dan kepuasan kerja manajer

Tujuan utama dari setiap sistem pengukuran kinerja ini

adalah untuk memotivasi para manajer untuk membuat keputusan yang

konsisten dengan strategi keseluruhan perusahaan (Kaplan dan Norton,

1996). Membangun komunikasi antara strategi perusahaan dan

mengukur kinerja balanced scorecard membedakan dari sistem

tradisional dan merupakan karakteristik kedua kepentingan dalam studi

saat ini (Kaplan dan Norton, 1996). Komunikasi ini mencerminkan

strategi sebab akibat hubungan, yang berkembang dari strategi

perusahaan. Ketika pengukuran kinerja dipilih dengan cara ini, tujuan

manajer didorong untuk dilaksanakan sejalan dengan tujuan perusahaan

(54)

commit to user

scorecard memungkinkan manajer untuk memahami bagaimana ukuran

hasil dipengaruhi oleh tindakan mereka (Atkinson, 2006; Burney dan

Widener, 2007; Kaplan dan Atkinson, 1 998; Maïga dan Jacobs, 2003

dalam Burney dan Swanson, 2010). Dengan demikian, manajer

didorong untuk mengejar tujuan perusahaan daripada membuat

keputusan berdasarkan pada tujuan individu atau departemen (Kaplan

dan Norton, 1996).

Penelitian pada komunikasi strategi menunjukkan bahwa

sebagian besar balanced scorecard perusahaan adalah memilih

kombinasi beragam langkah-langkah untuk sistem pengukuran kinerja

mereka (Sandhu et al., 2008;. Towers Perrin, 1996 dalam Burney dan

Swanson, 2010). Karyawan di perusahaan yang menerapkan balanced

scorecard juga memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai tujuan

perusahaan daripada mereka di bawah sistem pengukuran kinerja

tradisional (Ittier dan Larcker, 1998). Pada akhirnya, ketika

langkah-langkah yang manajer anggap penting atau membantu termasuk dalam

evaluasi kinerja, mereka melaporkan perubahan dalam tindakan mereka

(Malina dan Selto, 2001; Van der Stede et al, 2006 dalam Burney dan

Swanson, 2010). Hipotesis berikutnya untuk penelitian ini adalah:

H4: Kekuatan dari komunikasi strategi berpengaruh terhadap

(55)

commit to user

2.10. Kerangka Teoritis

Sesuai dengan yang telah diuraikan diatas mengenai hubungan antara

perhatian manajer terhadap karakteristik balanced scorecard dalam pembuatan

keputusan dan kepuasan kerja manajer serta hubungan antara komunikasi

strategi dan kepuasan kerja manajer, maka model penelitian yang diajukan

dapat dilihat pada gambar II.1 berikut ini.

Gambar II. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian. Karaktristik balanced

scorecard:

· Kepuasan Pelanggan · Proses Bisnis Internal · Pertumbuhan dan

pembelajaran

Kepuasan kerja manajer

Kekuatan komunikasi strategi Karaktristik balanced

scorecard:

· Kepuasan Pelanggan · Proses Bisnis Internal · Pertumbuhan dan

Gambar

Tabel IV.15 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Penelitian. .............................................................
Tabel II.1
Gambar II. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian.
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Angin kencang sendiri dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot sementara puting beliung 40-50

Kredit yang diterbitkan masing-masing pihak dapat digunakan untuk mencapai target pengurangan emisi pihak tersebut. 7) Penggunaan Kredit 6) Penerbitan Kredit, Evaluasi SDIR Bab 8

Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik adalah model pembelajaran berbasis proyek atau.. biasa dikenal dengan

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran Bauran Pemasaran Fungsi – fungsi anggota saluran distribusi Cara memilih saluran distribusi Keputusan mengenai manajemen saluran

Ketiga prinsip ini menurut penulis sedikit banyak adalah perpaduan antara konsep negara Islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi dan juga bisa dikatakan sebagai jawaban

Penelitian ini telah dilaksananakan dari bulan (Mei-Juli 2018 pemasangan terumbu buatan, Agustus-November 2018 pengeoperasian alat tangkap bubu).Penelitian ini

Sedangkan tim pengabdian akan berperan dalam melakukan analisis kajian risiko yang akan menghasilan tingkat dan peta risiko untuk kelurahan, untuk memastikan kondisi secara