• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketertarikan Khalayak Terhadap Tayangan Opera Van Java T1 362009060 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketertarikan Khalayak Terhadap Tayangan Opera Van Java T1 362009060 BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengulas dan menjelaskan tentang penelitian terdahulu , landasan teori, kerangka pikir dan konsep – konsep penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu Yang Sejenis

Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan itu. Oleh karena itu, penulis mencoba menelusuri kepustakaan yang memuat hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.

(2)

2 Ramadhani dkk. (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh ucapan-ucapan dan adegan-adegan kasar dalam tayangan Opera Van Java terhadap tingkah laku anak usia 10—12 tahun. Hasil penelitian itu menunjukan bahwa umumnya anak-anak mendapatkan kata-kata kasar dari tayangan OVJ. Namun, ucapan-ucapan kasar yang mereka peroleh dari OVJ tidak terlalu besar. Mereka lebih sering memperoleh ucapan-ucapan kasar dari lingkungannya. Kata-kata kasar yang mereka dapatkan itu

bisa berasal dari berbagai sumber. Penelitian tersebut hanya tentang tayangan Opera Van Java dan pengaruhnya terhadap anak – anak, belum sampai pada latar belakang mereka menonton bahkan menyukai Opera Van Java.

Penelitian tentang daya tarik tayangan di media massa pernah juga dilakukan, meskipun bukan tentang tayangan sinetron televisi. Nurrohman (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas iklan baliho pada kawasan simpang lima Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pesan iklan berpengaruh positif terhadap efektivitas iklan. Daya tarik iklan dan kualitas posisi iklan juga berpengaruh positif terhadap efektivitas iklan. Semua variabel independen secara bersama berpengaruh positif terhadap efektivitas iklan namun kualitas pesan iklan berpengaruh paling dominan.

Said (2012) melakukan penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas iklan media elektronik (TV) produk sepeda motor Yamaha. Penelitian ini dilakukan di Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden menilai iklan Yamaha mempunyai daya tarik yang tinggi karena endorsernya cocok untuk menjadi ikon produk, jinglenya melibatkan penyanyi ternama, serta desain tampilan visualnya baik. Hal ini menunjukkan bahwa unsur endorser dan jingle dalam iklan tersebut merupakan salah satu faktor yang menentukan efektivitas

iklan sepeda motor Yamaha itu sehingga makin meningkatkan efektivitas iklan tersebut.

(3)

3 program acara OVJ merupakan acara yang memiliki rating tinggi di Trans7, namun acara tersebut tidak memberikan kepuasan kepada penontonnya sehingga dapat dikatakan bahwa acara yang memiliki rating tinggi belum tentu telah memenuhi kebutuhan penontonnya dan belum tentu memuaskan. Dan dari penelitian tersebut yang melatarbelakangi penelitian ‗Ketertarikan Khalayak Terhadap Tayangan OVJ‘, karena pada saran dari penelitian sebelumnya diatas dikatakan bahwa perlu diadakan penelitian

lebih lanjut yang lebih luas dan mendalam (mencakup tentang beberapa variable lain yang memungkinkan dapat dipergunakan sebagai indicator penelitian terhadap motif menonton program variety show. Seperti : konten acara, etting panggung, bintang tamu, dsb).

Dari beberapa penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa unsur – unsur yang mengusung sebuah pesan yang disampaikan kepada khalayak, memiliki tingkat daya tarik sendiri – sendiri yang berbeda menurut penilaian khalayak. Hal ini dapat dimengerti oleh karena masyarakat terdiri dari berbagai lapisan dan latar belakang berbeda – beda, sehingga penilaian mereka terhadap sesuatu objek tentu berbeda – beda pula.

2.2. Teori yang digunakan

(4)

4 Teori kedua yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Daya Tarik, dimana teori ini yang paling dominan diantara yang lainnya. Tayangan yang disuguhkan kepada khalayak seharusnya memiliki daya tarik yang tinggi, karena itu adalah poin terpenting dalam setiap tayangan. Setiap bidang pekerjaan, menyebut komunikan dengan sebutan yang berbeda. Jika di radio sebutan untuk konsumennya yaitu pendengar, televisi yaitu penonton, dan dalam perdagangan disebut dengan

pembeli. Konsumen memiliki peran yang sangat penting bagi berdirinya sebuah perusahaan. Komunikator harus bisa memanjakan dan melakukan segala sesuatu untuk dapat menyenangkan hati konsumennya, dan dalam hal ini yaitu televisi terhadap penontonnya. Terdapat sebuah kalimat yaitu konsumen adalah raja (Engel, dkk. 1994 : 9). Kalimat ini ingin memberi arti bahwa konsumen bukanlah komunikan yang tidak bisa terfikir. Ia memiliki kuasa untuk menerima atau menolak apa yang diberikan komunikator melalui media apapun, misal televisi.

Berikut adalah penjelasan tentang teori-teori tersebut.

2.2.1 Teori S-O-R

(5)

5 Jadi unsur-unsurnya adalah :

a. Stimulus (S) = Pesan

b. Organisme (O) = komunikan / responden c. Response (R) = Efek

Jika dikaitkan dengan tayangan televisi, maka dapat dikatakan bahwa apapun

yang disuguhkan akan mendapatkan respon dari penonton tayangan televisi itu. Berbagai macam ucapan, gaya tubuh, penampilan busana, dan lain sebagainya yang ditampilkan di layar televisi itu akan merangsang penonton untuk merespon apa yang mereka saksikan. Dengan begitu, nantinya akan menimbulkan perasaan suka atau tidak suka terhadap tayangan televisi yang mereka tonton.

Bagaimana respon penonton terhadap suatu tayangan televisi, penulis akan menjelaskannya dengan merujuk kepada pemikiran Dennis Mc Quail. Menurut Mc Quail (1989), khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. Khalayak juga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya. Dalam kaitannya sebagai penerima pesan yang disiarkan oleh media massa maupun individual, proses penerimaan, distribusi informasi dan perubahan perilaku pada penerima pesan memiliki urutan sebagai berikut:

1) Seleksi

2) Interpretasi (penerjemahan pesan/ pemaknaan) 3) Masuk memori (teringat)

4) Proses berpikir

5) Perilaku/ tindakan (evaluasi: senang/ tidak senang) atau kecenderungan

(6)

6 Ketertarikan khalayak atas objek yang dipilihnya merupakan sebuah bukti bahwa objek tersebut menarik dan disukai. Dengan begitu, loyalitas penonton terhadap objek yang dalam hal ini adalah tayangan televisi akan terbentuk. Tidak perlu memaksa atau memilihkan objek mana yang lebih bagus, penonton sudah pandai dalam memilih sendiri tayangan yang menarik.

2.2.2. Teori Daya Tarik

Menurut Skomis dalam bukunya Television and Society: Anincuest and

Agenda (1985), dibandingkan media massa lain seperti radio, surat kabar, majalah,

televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas. Televisi menciptakan suasana tertentu dimana para pemirsanya dapat duduk santai tanpa kesenjangan untuk mengikutinya. Penyampaian isi atau pesan juga seolah-olah langsung antar komunikator (pembawa acara, pembawa berita , artis) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar, secara audio dan terlihat jelas secara visual.

Salah satu faktor yang menyebabkan televisi dengan mudah dapat masuk ke sistem sosial masyarakat adalah kemudahan-kemudahan dan daya tarik yang

(7)

7 Menurut Belch (Morissan 2007 : 265) daya tarik merupakan pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan atau mempengaruhi perasaan mereka terhadap suatu produk (barang atau jasa).

Menurut Badudu dan Zain, sebagaimana dikutip oleh Abidin (1999 : 86) daya tarik adalah :

 Kekuatan atau tenaga untuk menarik sesuatu

 Tenaga untuk menarik perhatian orang

Sedangkan Liliweri (1992 : 76) mengemukakan bahwa daya tarik merupakan

appeals pesan yang mengacu pada motif psikologi yang mengandung pesan rasional

emosional dengan himbauan akan ganjaran tertentu. Menurut Liliweri, berbagai jenis daya tarik dalam suatu tayangan adalah sebagai berikut :

a) Daya Tarik Selebritis

Suatu tayangan akan menarik perhatian penonton apabila seorang

selebritis yang menjadi bintang dalam tayangan tersebut. Begitu pula dalam tayangan anak apabila pembawa acara tayangan tersebut orang yang terfavorit dalam bidangnya maka tayangan tersebut akan diminati oleh anak – anak.

b) Daya Tarik Humor

Humor adalah salah satu daya tarik agar suatu program tayangan tersebut selalu dinanti dan diminati penonton.

c) Daya Tarik Rasa Takut

Daya Tarik rasa takut lebih efektif digunakan untuk memperbaiki motivasi. Suatu tayangan memotivasi audiens untuk terus menerus menonton tayangan mereka, sehingga mereka selalu menyajikan suatu tayangan yang menarik.

(8)

8 Dalam suatu tayangan, musik merupakan minat semua kalangan, tinggal program tayangan tersebut membuat taangan musik mereka diminati penonton.

e) Daya Tarik Kesalahan

Seperti halnya orang takut kesalahan merupakan daya tarik negatif. Orang merasa salah ketika melanggar peraturan, menyimpang dengan nilai standar atau kepercayaan, atau tidak bertanggung jawab.

(9)

9 2.3. Kerangka Pikir

- PENAMPILAN -CERITA -INDIVIDUAL

- BUSANA -KONFLIK -PATRIARKI

- MAKE-UP -KARAKTER -RAS -LINGKUNGAN -DIALOG -KELAS

-KELAKUAN -SETTING

-CARA BERBICARA

-BAHASA TUBUH

-EKSPRESI

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian 1.DAYA TARIK SELEBRITIS

2.DAYA TARIK HUMOR 3.DAYA TARIK RASA TAKUT

4.DAYA TARIK MUSIK 5.DAYA TARIK KESALAHAN

TAYANGAN TELEVISI PROGRAM ACARA KOMEDI OVJ

TELEVISI

DAYA TARIK TAYANGAN TELEVISI UNSUR-UNSUR TAYANGAN TELEVISI

MENURUT JOHN FISKE

REALITAS REPRESENTASI IDEOLOGI

(10)

10 Keterangan kerangka pikir:

Didalam tayangan televisi terdapat beberapa jenis program acara, dan yang menjadi focus dalam penelitian ini adalah program acara komedi yaitu pada tayangan Opera Van Java. Pada tayangan televise terdapat daya tarik yang membuat penontonnya loyal untuk selalu menonton tayangan tersebut. Teori daya tarik yang digunakan pada penelitian ini yaitu teorinya Liliweri (1992 : 76) yang

jenisnya yaitu daya tarik selebritis, humor, rasa takut, music, dan kesalahan.

(11)

11 2.4. Definisi Konsep

Tayangan Televisi

Tayangan secara terminologi adalah sesuatu yang ditayangkan (dipertunjukkan), pertunjukan (film, dan sebagainya) persembahan1. Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkorvesinya kembali ke dalam cahaya dan suara yang dapat di dengar. Dengan keadaan demikian ini penduduk di pelosok desa pun sudah bisa menikmati tayangan ataupun kejadian baik yang ada di Arab Saudi, Pakistan, Irak, Belanda dalam waktu yang bersamaan.2

Sedangkan televisi secara terminologi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi

gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.3

Stasiun televisi adalah tempat kerja yang kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Jadi tayangan televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

Program Acara Komedi Opera Van Java

1

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi 3, 2003, hlm. 1151

2

2Al-Mihrab, Rubrik : Telaah Utama, Edisi 16 Tahun ke-2, Semarang, 2005, hlm. 13

3

(12)

12 Komedi merupakan salah satu jenis humor yang kini banyak ditampilkan dalam sebuah tayangan televisi. Bahkan tayangan hiburan yang bertujuan mengundang gelak tawa pemirsanya ini kian menjamur dan menjadi program unggulan stasiun televisi.Opera Van Java (OVJ) adalah salah satu acara komedi yang ditayangkan di Trans7 setiap hari pukul 20.00—22.00 wib. Acara ini adalah acara komedi yang dipentaskan secara langsung didepan penonton di studio.

Tayangan OVJ mengadopsi cara pertunjukan wayang orang (kethoprak) — sebuah pertunjukan tradisional dari masyarakat Jawa. OVJ merupakan salah satu tayangan komedi yang banyak diminati penontonnya sampai sekarang ini.

Daya tarik tayangan televise

Daya tarik tayangan televisi adalah appeals pesan dalam wujud tanda-tanda yang terdapat dalam sebuah tayangan televisi, yang mengacu pada motif psikologi yang mengandung pesan rasional emosional dengan himbauan akan ganjaran tertentu, sehingga memiliki kekuatan untuk menarik perhatian penontonnya (Liliweri,. 1992 : 76; Abidin, 1999 : 86). Berbagai macam daya tarik yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada klasifikasi yang dikemukakan oleh Liliweri (1992 : 76)

Unsur-unsur dari tayangan komedi

(13)

13 bahwa para penonton masih setia menyaksikan acara tersebut. Hal itu mengandung makna bahwa ada beberapa unsur dari tayangan tersebut yang diminati oleh penonton dengan alasannya masing – masing.

Pada sebuah tayangan televisi, termasuk tayangan komedi, selalu terdapat kode-kode yang sengaja diciptakan oleh pembuat tayangan tersebut dengan maksud agar makna yang dikandung oleh kode-kode itu dapat ditangkap oleh

penonton. Namun harus disadari bahwa penonton belum tentu menangkap dan memaknai kode-kode itu sama seperti yang dimaksudkan oleh si pembuat tayangan. Dalam hal ini, penelitian merujuk pada penelitian sebelumnya Hana Tripuspita Sari dengan judul penelitiannya yaitu ―Kekerasan Dalam Komedi OVJ (Analisis Semiotika).4 Dan berikut adalah argument peneliti sebelumnya yang mendukung penelitian ini.

Untuk membaca kode-kode tersebut, yang dalam penelitian ini diartikan sebagai unsur-unsur dari tayangan televisi, penulis akan menggunakan teknik analisis cultural studies dari John Fiske seperti tertuang di dalam bukunya

―Television Culture‖. Menurut Fiske, setiap tayangan televisi dalam prakteknya

memproduksi kode atau tanda-tanda. Tanda-tanda itu dapat dikelompokkan dalam beberapa level atau aras sebagai berikut :

(1) Level pertama : “Realitas”

Semua realitas dibentuk secara elektronik oleh kode-kode seperti : penampilan busana, make-up, environment (lingkungan), behavior (kelakuan), speech (cara berbicara), gesture (bahasa tubuh), ekspresi.

(2) Level kedua : “Representasi”

Kamera, lighting (tata cahaya), editing, musik, sound merupakan pengirim conventional representational codes (tanda representasi yang umum), yang mana merupakan bentuk dari representasi. Contohnya :

jalan cerita, konflik, karakter, dialog, setting, dan lain-lain.

4

(14)

14

(3) Level ketiga : “Ideologi”

Disusun kedalam hubungan dan diterima secara sosial oleh ideological

codes (tanda-tanda ideologi), seperti : individualisme, patriarki, ras, kelas

sosial, materialisme, kapitalisme, dan lain-lain.

Dalam tayangan OVJ, level pertama yakni realitas begitu jelas terlihat bagaimana para pemain menjalankan cerita yang sering mereka belokkan. Begitu pula kostum yang mereka kenakan serta dekorasi atau setting dari panggung di mana mereka tampil. Penampilan para pemain OVJ selalu disesuaikan dengan cerita yang sedang mereka mainkan kala itu. Sedangkan setting yang terlihat dalam komedi ini tak lepas dari cerita yang ditampilkan pada setiap episodenya. Properti yang terbuat dari styrofoam menjadi ciri khas tayangan ini. Bahkan sering

dimanfaatkan oleh para pemainnya untuk membuat lelucon.

Level representasi dalam OVJ terlihat dalam tanda-tanda format panggung seperti wayang orang yang lengkap dengan dalang, sinden dan pemain gamelannya. Representasi kekerasan terlihat dalam adegan-adegan mereka terutama dalam membuat lelucon. Secara keseluruhan merepresentasikan

incongruity, yakni adanya unsur keanehan dalam komedi yang mereka tayangkan.

Yang dimaksud dengan incongruity adalah selalu menekankan sesuatu yang kontras, tidak sesuai dengan situasi, sehingga terjadi kekacauan relevansi antara konsep awal dengan hasil akhirnya. Karena melihat suatu keanehan dan tidak disangka-sangka itulah orang menjadi tertawa. Dalam penokohan juga terlihat bahwa para pemain tertentu sering dijadikan bahan lelucon karena terdapat kekurangan dalam dirinya.

(15)

15 Level ideologi dalam tayangan komedi OVJ muncul berupa tanda inferioritas yang dianggap pantas menjadi sebuah lelucuon. Adanya sebuah stratifikasi sosial yang diawetkan dalam tayangan ini. Ideologi-ideologi seperti adanya superioritas dan inferioritas, kekuasaan dan pemarjinalan posisi tertentu dapat membuat adanya false consciousness, yakni kesadaran palsu akibat adanya penyembunyian realitas dari dominasi pihak yang memiliki power terhadap pihak

yang powerless. Usaha naturalisasi terlihat dalam prolog dan epilog yang selalu dikatakan oleh dalang.

Ketertarikan Khalayak

Referensi

Dokumen terkait

 Menguji pengaruh secara simultan maupun parsial melalui model persamaan matematis yang dibuat  Mengendalikan pengaruh variabel lain ketika. menjelaskan hubungan sebuah

– Bila N berada di antara 20-40 rumus kai kuadrat koreksi dapat dipakai jika semua frekuensi. harapan lebih dari atau sama

Maka kita perlu menanamkan etika, serta penggemblengan mental dengan baik dan benar sedini mungkin, karena pada usia dinilah penanaman dan pemahaman tentang arti pentingnya

menitipkan pesan pada sinyal pembawa ( carrier ), agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik.  Saluran merupakan media

Yettie Wandansari, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan saran dan petunjuk berharga ketika awal

Kenaikan suhu pada belitan auxilary lebih tinggi dibanding belitan utama, dikarenakan nilai resistansi pada belitan auxilary lebih besar dari belitan utama [1][2].Pada

[r]

digunakan untuk melihat adakah Pengaruh pembelajaran Tahfidzul Q ur’an Terhadap Minat Menghafal al- Qur’an dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas