• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park) T1 362009008 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park) T1 362009008 BAB IV"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

(2)

4.1 Sekilas Tentang Film Minggu Pagi di Victoria Park

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis tentang konstruksi realitas sosial tenaga kerja wanita yang bekerja di Hongkong yang terdapat di dalam film Minggu Pagi di Victoria Park. Film produksi Pic[k]Lock yang dibintangi oleh Lola Amaria, Titi Sjuman, Donny Damara, Donny Alamsyah dan disutradarai oleh Lola Amaria ini mengisahkan tentang cermin realitas kehidupan masyarakat kalangan bawah yang kemudian mencoba meningkatkan taraf hidupnya dengan bekerja di luar negeri sebagai TKW. Ada banyak cerita suka duka yang disodorkan dalam film ini.

Film yang mengangkat perjuangan hidup Tenaga Kerja Wanita di Hongkong ini memang membawa warna yang berbeda kedalam dunia perfilman Indonesia sekarang yang sering kali lebih sering menyuguhkan film-film berbau horor yang dibumbui seksualitas berlebihan. Film Minggu Pagi di Victoria Park yang terkesan

berat dan idealisme ini dapat menyampaikan isi cerita yang sebenarnya memiliki pesan sendiri tentang keberadaan TKW menjadi lebih sederhana dan cukup menarik

untuk disaksikan.

Selama dua tahun terakhir sejak film Minggu Pagi di Victoria ini diluncurkan ke masyarakat. Film ini cukup mendapatkan sambutan yang positif dari khalayak. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan bagi penulis untuk meneliti film ini. Apalagi film Minggu Pagi di Victoria Park ini telah beberapa kali mendapatkan penghargaan – penghargaan sebagai bentuk pengakuan terhadap kualitas dari film ini. Penghargaan yang didapat adalah seperti berikut :

2011

Pemenang di Festival Film Bandung, Indonesia Kategori: Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Penghargaan: Penghargaan Festival Film Bandung Penerima: Titi Sjuman

Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia Kategori: Pemeran Utama Wanita Terpuji

(3)

Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia Kategori: Penulis Skenario Terpuji

Penghargaan: Penghargaan Festival Film Bandung Penerima: Titien Wattimena

Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia Kategori: Penata Editing Terpuji

Penghargaan: Penghargaan Festival Film Bandung Penerima: Aline Jusria

Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia Kategori: Penata Kamera Terpuji

Penghargaan: Penghargaan Festival Film Bandung Penerima: Aline Jusria

Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia Kategori: Poster Film Terpuji

Penghargaan: Penghargaan Festival Film Bandung

Pemenang di Indonesian Movie Awards, Indonesia Kategori: Pemeran Utama Wanita Terbaik

Penghargaan: Piala Layar Emas Penerima: Titi Sjuman

Pemenang di Indonesian Movie Awards, Indonesia Kategori: Pendatang Baru Wanita Terbaik

Penghargaan: Piala Layar Emas Penerima : Fitri Bagus

2010

Competition di Bali International Film Festival, Indonesia Kategori: Best Director

(4)

Pemenang di Jakarta International Film Festival, Indonesia Kategori: Best Director

Penghargaan: Film Indonesia Terbaik Penerima: Lola Amaria

Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia Kategori: Penyuntingan Terbaik

Penghargaan: Piala Citra Penerima : Aline Jusria

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia Kategori: Pemeran Utama Wanita Terbaik

Penghargaan: Piala Citra Penerima: Titi Sjuman

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia Kategori: Film Terbaik

Penghargaan: Piala Citra

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia Kategori: Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Penghargaan: Piala Citra

Penerima: Ella Hamid

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia Kategori: Sutradara Terbaik

Penghargaan: Piala Citra Penerima : Lola Amaria

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia

Kategori: Penulis Skenario Cerita Asli dan Adaptasi Terbaik Penghargaan: Piala Citra

Penerima: Titien Wattimena

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia Kategori: Penata Sinematografi Terbaik

(5)

4.2. Sinopsis Film Minggu Pagi di Victoria Park

Film “ Minggu Pagi di Victoria Park” merupakan salah satu film Indonesia

yang diproduksi pada tahun 2010. Lola Amaria bertindak sebagai sutradaranya sedangkan naskahnya ditulis oleh Titien Wattimena. Film “ Minggu Pagi di Victoria

Park” bercerita tentang Mayang ( Lola Amaria) anak pertama dari pasangan Sukardi (

Joko Supriyanto) dan Lastri yang diberangkatkan ke Hongkong sebagai TKW. Penuh ketidaktahuan dan rasa takut ia belajar dan bekerja sekaligus bertahan hidup di keluarga dan negara yang sangat asing baginya. Mayang memilki cita-cita yang tinggi dan sebenarnya enggan menjadi TKW karena pengalaman-pengalaman TKW yang pernah ia dengar, tetapi orang tuanya memaksa pergi mencari Sekar ( Titi Sjuman), adiknya yang telah menjadi TKW Hong Kong selama setahun lebih menghilang tanpa kabar.

Sekar kecewa dengan perkawanannya dengan sesama TKW di sana. Ketika ia

mengalami kesulitan tak ada satupun yang mau meminjamkan uang, termasuk Mas Gandhi ( Doni Damara), konsultan kedutaan yang sudah dianggap sebagai Bapak bagi semua TKW di Hongkong.

Di Hongkong Mayang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga yang memiliki anak satu bernama Sei Jun. Keseharian Mayang adalah membersihkan rumah, menyiapkan makanan, mengantar dan menjemput anak majikannya ke sekolah. Suatu hari Mayang diajak Sari sahabatnya yang sesama TKW juga pergi ke sebuah warunng yang biasa disebut warung budhe. Di warung inilah para TKW biasa berkumpul. Di tempat itu pula Mayang dikenalkan Sari kepada mas Gandhi. Disitu pula Mayang tanpa sengaja berpapasan dengan Vincent ( Donny Alamsyah).

(6)

4.3 Pengenalan Tokoh Utama 1. Mayang

2. Sekar

3. Tuti

4. Sari

Mayang adalah kakak Sekar yang terpaksa harus bekerja sebagai TKW di Hongkong. Mayang selalu merasa iri hati dan rendah diri karena sejak kecil, dia selalu merasa kalah dari Sekar. Apalagi perlakuan bapaknya yang sangat membanggakan Sekar.

Sekar adalah TKW yang terjurat hutang yang sangat besar dari lembaga SuperCredit dan terpaksa melakukan segala hal untuk membayar hutangnya.

Tuti merupakan teman dekat dari Sekar yang selalu membantu Sekar saat Sekar sedang membutuhkan pekerjaan. Tuti, wanita yang ramah sehingga memiliki cukup banyak teman.

(7)

5. Yati

6. Gandhi

7. Vincent

Yati adalah sahabat Sekar selama Sekar berada di Hongkong. Walaupun Yati sedang dalam keadaan susah, Yati tetap mau membantu Sekar. Yati memiliki kekasih perempuan bernama Agus.

Gandhi dianggap sebagai Bapak TKW di Hongkong karena kedekatannya dengan para TKW. Gandhi orang yang sangat baik dan mau membantu para TKW yang sedang bermasalah.

(8)

4.4 Struktur Produksi Film Minggu Pagi di Victoria Park

1. Eksekutif Producer : Novia Kolopaking Dewi Umaya Rachman

2. Producer : Sabrang Mowo Damar Panuluh

Dewi Umaya Rachman 3. Associate Producer : Doryto Tantri

4. Line Producer : Sari Mochtan

5. Directed : Lola Amaria

6. Writing Credits : Titien Wattimena

7. Cast : Lola Amaria

Titi Sjuman Donny Damara Donny Alamsyah Permata Sari Harahap Imelda Soraya

8. Cinematography : Yadi Sugandi

9. Art Direction : Ricardo Marpaung

(9)

4.5 Profil Sutradara

Lola Amaria ( Lahir di Jakarta, 30 Juli 1977) adalah seorang pemain sinetron, bintang film, produser serta sutradara Indonesia. Karier Lola bermula saat dirinya menjuarai model Wajah Femina 1997. Berawal dari situlah anak ketiga dari sembilan bersaudara ini kemudian memasuki ranah hiburan tanah air dengan membintangi iklan, antara lain Shampoo Pantene, Mobil Suzuki Baleno, Viva Lipstik dan

Hemaviton Jreng. Lola kemudian bermain dalam sinetron “ Penari” garapan Nan

Triveni Achnas. Dalam sinetron tersebut Lola berperan sebagai Sila, seorang penari

erotis. Sinetron tersebut membuka kesempatan pada Lola untuk membintangi sinetron

berikutnya, antara lain “ Arjuna Mencari Cinta”, “ Tali Kasih” dan “ Merah Hitam Cinta”.

Tak hanya layar kaca, Lola pun mencoba dunia layar lebar. Debut layar

lebarnya berjudul “Tabir” (2000), kemudian menyusul film berlatar zaman penjajahan Jepang, “Dokuritsu” ( 2000), “Beth” (2001) dan “Ca Bau Kan” (2002) yang

dibintangi bersama Ferry Salim. Gadis berdarah Palembang-Sunda yang senang mencoba hal baru ini juga mencicipi menjadi produser untuk film “ Novel Tanpa

Huruf R” (2004) yang sekaligus dibintanginya dan menyutradarai film “Betina”.Film “Betina” berhasil meraih penghargaan “Netpac Award” dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2006. “Betina” juga menjadi salah satu film produksi Indonesia yang akan ditayangkan di luar Indonesia, yaitu Festival Film Internasional Singapura

ke 20. Selain “Betina” film-film Indonesia yang diputar pada SIFF dalam Forum

Asian Cinema adalah “Opera Jawa”,“3 Hari untuk Selamanya” karya Riri Riza dalam film “Koper” karya Richard Oh. Awal tahun 2007.

Gagasan lahirnya film Minggu Pagi di Victoria Park ini dimulai pada tahun 2007 kemudian pada tahun 2009 baru dimulai proses syuting. Ide film ini muncul saat Lola Amaria bermain dalam sebuah film buatan Taiwan berjudul “ The Detours of

Paradise” yang mengisahkan tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Dari

film itulah Lola Amaria pertama kali melihat kondisi nyata dari para TKI yang

(10)

Keterlibatan dalamFilm :

Pemeran Tabir (2002)

Merdeka 170805 – Film drama peranghasilkerjasama Toho dariJepangdanRapi Film dari Indonesia

Beth (2001)

CaBauKan (2002)

Novel TanpaHuruf “R” (2003)

MingguPagi di Victoria Park (2010)

Sutradara Betina (2006)

MingguPagi di Victoria Park (2010)

Gambar

Gambar 4.1 54

Referensi

Dokumen terkait

[r]

consumer buying based on the degree of buyer involvement and the degree of. differences

operates in several market segments and design different products for

Kuadran ini dicirikan oleh ekspektasi growth yang tinggi dan readiness yang baik antara strategi dengan kinerja. Perusahaan-perusahaan yang berada pada kuadran ini pada umumnya

GAMBAR TEKNIK GENERATOR TIPE FLUKSI AKSIAL DENGAN DIAMETER KAWAT EMAIL 1,4 mm. CURICULUM VITAE NASKAH PUBLIKASI

pada saat proses kurang dari 80 0 C maka proses akan berjalan lambat, sedangkan kalau lebih dari 85 0 C hasil proses tidak sempurna. Bila dipanaskan mudah terurai dan melepaskan

selama 3 hari // Dan bagi yang belum mendapat vaksin pada hari ini akan tetap diberikan tetapi menunggu 2-3. hari setelah pelaksanaan imunisasi hari ini // Imunisasi ini di

Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab, mengerjakan tugas, dan berdiskusi..