PENGARUH GAYA KOMPAKSI PADA
PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN
SERBUK SEBAGAI PENGIKAT
NASKAH PUBLIKASI
Disusun :
ARIF HANDIKA MARSUDI
NIM : D200.08.0099
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH GAYA KOMPAKSI PADA PEMBUATAN KAMPAS
REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT
Arif Handika M, Bambang Waluyo F, Agus Hariyanto Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura email : arif_handika@yahoo.co.id
ABTRAKSI
Pada penelitian ini pembuatan kampas rem dengan menggunakan variasi kompaksi 2 ton, 2,5 ton dan 3 ton bertujuan untuk mengetahui tingkat performa dari kampas rem dengan perekat resin paraformaldehyde dibandingkan dengan kampas rem yamahapart.
Proses pembuatan diawali dengan mencampur komposisi yang akan digunakan yaitu fiberglass, kuningan,alumunium, kalsium karbonat, barium sulfat, silika, grafit, phenol kristal dan resin paraformaldehyde.Selanjutnya dipres dengan variasi tekanan 2, 2,5, 3 ton disintering dengan suhu 150ºC selama 60 menit. Pengujian spesimen yang dilakukan adalah uji gesek dengan standar alat pengujian CNS(China National Standard) GB5763 dan beberapa pengaruh lingkungan diantaranya uji gesek kering, pengaruh air,
air garam, oli dan uji gesek pengaruh minyak rem dengan standar SNI
09-2663-1992 serta diuji kekerasan Brinell dengan gaya 613 Newton dengan mengacu pada standar ASTM E 10-01.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keausan pada pengujian gesek kering, uji air dan uji minyak rem, tingkat keausan yang lebih rendah adalah kampas rem yamahapart sebesar 65,62 mm³/jam, 56,25 mm³/jam dan 28,12 mm³/jam. Untuk pengujian gesek pengaruh air garam dan oli tingkat keausan yang lebih rendah adalah kampas variasi kompaksi yaitu sebesar 59,37 mm³/jam dan 28,12 mm³/jam. Koefisien gesek pada pengujian gesek disemua kondisi kampas variasi gaya kompaksi lebih rendah dibandingkan dengan kampas yamahapart. Pada pengujian kekerasan brinell kampas rem yamahapart mempunyai nilai kekerasan lebih besar dibandingkan dengan kampas rem variasi gaya kompasi yaitu 23,966 BHN dan 21,116 BHN.
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya teknologi dalam dunia otomotif banyak sekali perkembangan dalam meningkatkan mutu produktifitas yaitu salah satunya adalah kampas rem, kampas rem adalah salah satu komponen yang ada pada kendaraan bermotor yang berfungsi untuk memperlambat atau menghentikan laju kendaraan bermotor khususnya kendaraan yang ada di darat. Pada saat kendaraan kecepatan tinggi kampas rem memiliki peran yang sangat penting, sehingga menunjang keselamatan jiwa pengendara tergantung pada kwalitas dari kampas rem.(Sasmito,D.P,2012)
Secara umum bahan friksi kampas rem memiliki tiga penyusun yaitu bahan pengikat, bahan serat dan bahan pengisi. Bahan pengikat terdiri dari berbagai resin diataranya Phenolic, formaldehide, epoxy, polyester silicone
dan rubber. Resin tersebut berfungsi
sebagai zat penyusun didalam friksi. Bahan pengikat dapat membentuk sebuah matriks pada suhu yang relatif stabil. Resin paraformaldehide termasuk kelompok resin sintesis yang dihasilkan dari reaksi antara phenol kristal dengan formaldehide. Serat berfungsi untuk meningkatkan koefisien gesek dan meningkatkan kekuatan mekanik bahan. Serat terdiri dari serat alami dan serat buatan. Serat alami misalnya bambu, serabut kelapa, tongkol jagung dan masih banyak lainya. Serat buatan misalnya nilon, Cu-Zn, Al, karbon, rock wool, dan serat gelas. Serat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan kampas rem
non-asbestos.(Alma,2005)
Dalam proses pembuatan kampas rem, keausan suatu bahan komposit semakin besar atau semakin mudah aus dapat dipengaruhi oleh besarnya waktu yang deberikan pada proses kompaksi. Bila waktu
penekananya semakin besar maka tingkat keausan pun besar. Nilai kekerasan suatu bahan dari kampas rem terpengaruh oleh besar waktu penekanan kompaksi yang diberikan. Pada proses pembuatan kampas rem, semakin besar kompaksi yang dibebankan maka semakin keras pula komposit. Komposit dalam kampas rem dipengaruhi beberapa faktor yaitu variasi bahan, beban kompaksi yang diberikan serta lamanya beban penekanan kompaksi dan pemanasan
(sintering) (irfan,2009)
Dari beberapa hal diatas mendorong penulis melakukan perancangan dalam pembuatan kampas rem yang ramah lingkungan Untuk mendapatkan pengereman yang maksimal maka dibutuhkan kampas rem dengan kemampuan yang baik, kwalitas kampas rem di pengaruhi oleh kekerasan bahan kampas rem. Disamping itu semakin tinggi laju kendaraan maka semakin besar pula beban pengereman yang berdampak pada ke ausan permukaan kampas rem. Dalam penelitian ini dibutuhkan variasi tekanan kompaksi yang dipadukan dengan serat gelas
(fiberglass) dan resin paraformaldehide
untuk meperoleh hasil yang di inginkan.
TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini yaitu mengolah resin paraformaldehide dicampur dengan phenol kristal dan bahan-bahan pendukung lainnya dengan beberapa variasi perbandingan gaya kompaksi untuk membuat kampas rem dengan tujuan, diantaranya:
1. Menyelidiki pengaruh keausan kampas rem yang menggunakan variasi gaya kompaksi 2 ton, 2,5 ton, dan 3 ton dibandingkan
dengan kampas rem
yamahapart.
dan 3 ton dibandingkan dengan kampas yamahapart.
3. Menyelidiki bagaimana kualitas kekerasan pada kampas rem yang menggunakan variasi gaya kompaksi 2 ton, 2,5 ton, dan 3 ton dibandingkan dengan kampas rem yamahapart.
BATASAN MASALAH
Batasan-batasan pada penelitian ini antara lain :
1 Bahan
Pada penelitian ini menggunakan beberapa bahan yaitu serat gelas
(fiberglass), serbuk kuningan, serbuk
alumunium, barium sulfat, grafit dan serbuk silika. Sedangkan matrik yang digunakan adalah resin
parafermaldehide dan phenol kristal.
Pada proses pembuatan , peneliti menggunakan variasi tekanan 2 ton, 2,5 ton dan 3 ton pada proses kompaksi.
2 Pengujian
Pada penelitian ini, permasalahan dititik beratkan pada pengujian gesek dengan alat uji gesek kampas rem sesuai standart CNS (China National
Standartd) GB 5763. Uji gesek ini
dilakukan dengan pengaruh beberapa media yaitu uji gesek dengan pengaruh air, pengaruh air garam, pengaruh oli dan pengaruh minyak rem yang mengacu pada standart SNI 09-2663-1992 dan pengujian kekerasan Brinell dengan standart ASTM E 10-01. Pada penelitian menggunakan kampas rem yang umum dipakai merk yamahapart sebagai kontrol atau media pembanding.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini bermaksud untuk :
1. Mengetahui cara dan bahan dalam pembuatan kampas rem.
2. Mengetahui campuran komposisi resin paraformaldehide dan phenol Kristal dengan bahan yang lainya. 3. Memanfaatkan bahan limbah yang
jarang dimanfaatkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
1. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pembuatan kampas rem dan mencari referensi yang ada untuk menunjang validasi data. Setelah bahan-bahan didapatkan kemudian diproses sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah bahan-bahan siap maka dilakukan penimbangan menggunakan timbangan digital sesuai dengan komposisi masing-masing dari bahan yaitu Resin
paraformaldehyde 10 gram, penol
kristal 10 gram, barium sulfat 1 gram, silika 1,5 gram, graphit 1,5 gram, kalsium karbonat 1 gram, fiberglas 0,6 gram, almunium 2 gram, kuningan 4 gram,plastic stell 2,2 gram. Untuk proses pencampuran bahan-bahan material, dicampur secara manual agar hasil dari pencampuran material dapat bercampur secara merata. Setelah bahan-bahan tercampur semua, bahan dimasukkan kedalam dies atau cetakan. Langkah selanjutnya yaitu pengepressan dengan memvariasikan beban kompaksi 2 ton, 2,5 ton, 3ton selama 60 Menit dengan temperature 150 °C.
Setelah dipres dan diperbanyak kampas rem variasi tekanan kompaksi 30 spesimen. Kampas rem variasi kompaksi 2 ton sejumlah sepuluh spesimen digunakan untuk uji gesek kering, uji gesek pengaruh air, uji gesek pengaruh air garam, uji gesek pengaruh oli dan pengaruh uji gesek minyak rem. Begitu juga untuk kampas rem variasi kompaksi 2,5 ton dan 3 ton dilakukan pengujian yang sama. 6 spesimen lain yaitu kampas rem
masing-masing jenis kampas rem digunakan untuk pengujian kekerasan
Brinell dengan standar ASTM E 10-01.
Setelah semua spesimen selesai dibuat maka spesimen di uji gesek tanpa diberikan efek apa-apa (kering). Setelah itu spesimen di uji gesek dengan diberikan efek penyemprotan air, air garam, minyak rem dan oli dengan mengacu pada standar SNI 09-2663-1992.
Pada saat pengujian gesek dilakukan, maka piringan cakram berputar dan kampas rem mulai di uji. Pada saat piringan cakram berputar maka akan terjadi gesekan dan menimbulkan panas. untuk mengetahui panas yang terjadi pada piringan cakram dan panas kampas rem maka dilakukan pembacaan suhu dengan menggunakan infrared thermometer yaitu dengan menyorotkan laser kepiringan dan kampas maka akan diketahui berapa suhu yang diukur.
Untuk mengetahui berapa putaran piringan cakram, maka digunakan alat pengukur putaran atau
tachometer. Tachometer ini berjenis
non-contacd yaitu menggunakkan sinar
laser yang ditembakkan ke benda yang akan diukur yang sebelumnya telah diberi stiker. Stiker ini berfungsi sebagai sensor pada tachometer jenis ini.
Untuk mengetahui voltase dan ampere yang di derita oleh mesin gesek, maka digunakkan Clamp
meter. Untuk pembacaan ampere,
clampmeter di jepitkan ke salah satu
kabel. Sedangkan untuk pembacaan voltasenya alat ini menggunakaan kabel kontak yang di kontakkan pada sumber dari motor atau dinamo. Untuk mengetahui ketinggian spesimen sebelum pengujian gesek dan setelah pengujian gesek, maka digunakan
vernier caliper (Jangka Sorong).
Pengujian Kekerasan
Letakkan spesimen diatas anvil kemudian putar roda pengatur anvil.
Untuk gerak keatas sesuai dengan arah jarum jam, bila menurunkan anvil putar roda tangan berlawanan arah jarum jam. Naikkan anvil perlahan-lahan sehingga spesimen menyentuh penetrator. Jarum kecil dan jarum panjang bergerak. Amati jarum kecil dan tepatkan pada titik tiga dititik merah. Amati jarum panjang yang harus berhenti pada angka nol (0) pada skala hitam. Tekan tombol perlahan-lahan selama ± 1 detik kemudian lepaskan. Jika jarum panjang belum bergerak berarti alat belum bekerja maka diulangi lagi untuk penekanan. Setelah jarum bergerak tunggu sampai ada bunyi tik = 15 detik dari on. Turunkan anvil perlahan-lahan dengan memutar roda tangan berlawanan arah jarum jam.Bekas injakan penetrator kemudian di poles menggunakan pensil agar diameter hasil penginjakan dapat terlihat secara jelas di mikroskop.
Bekas injakan penetrator yang dihasilkan diukur kemudian hasil pengukuran digunakan untuk mencari harga kekerasan melalui rumus masing-masing.Pengukuran bekas injakan penetrator dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 50 kali yang berarti 1 strip pada skala mikroskop sama dengan 19 mm. Setelah semua itu analisa data diambil kesimpulan dan selesai.
1. Bahan dan Alat penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Resin serbuk Paraformaldehyde b. Phenol kristal
c. Fiberglass
d. Serbuk alumunium e. Serbuk kuningan f. Silika
g. Calcium Karbonat(CaCo3)
Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam pembuatan kampas rem adalah
a. Alat Press
b. Timbangan Digital c. Cetakan
d. Unit pemanas (Heater)
e. Alat pengontrol suhu (thermocontrol)
f. Non-contact Infrared Thermometer g. Digital Tachometer
h. Clamp Meter
i. Vernier caliper
2. Spesimen
Penelitian ini akan menguji tiga jenis spesimen kampas buatan dan satu kampas pasaran.
Gambar 4 Kampas variasi tekanan kompaksi dan yamahapart
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Formulasi kampas rem
Tabel 1. Formulasi kampas rem
B. Hasil pengujian
1. Hasil keausan pada uji gesek
Data hasil pengujian keausan didapatkan dari pengujian pada
masing-masing spesimen dengan mengacu pada standar SNI 09-2663-1992. Berikut adalah hasil pengujian keausan kering,pengaruh air,air garam,oli dan minyak rem.
Gambar 5 Histogram hasil keausan uji gesek kering
Gambar 6 Histogram hasil keausan uji gesek air
Gambar 7 Histogram hasil keausan uji gesek air garam.
81,25
Jenis Kampas Rem
Variasi
Jenis Kampas Rem
Variasi
Jenis Kampas Rem
Variasi
Jenis Kampas Rem
Variasi
4 CaCo3(calsium karbonat 1
5 Graphit 1,5
6 Silika 1,5
7 Barium Sulfat 1
8 Resin Paraformaldehyde 10
9 Phenol Kristal 10
Gambar 8 Histogram hasil keausan uji gesek oli.
Gambar 9 Histogram hasil keausan uji gesek minyak rem.
Dari grafik diatas menunjukan bahwa pada pengujian gesek kering, air dan minyak rem keausan terendah adalah kampas rem yamahapar dengan nilai 65,62 mm³/jam, 56,25 mm³/jam, 28,12 mm³/jam. Kemudian untuk pengujian gesek air garam dan oli, kampas rem yang memiliki keausan terendah adalah kampas rem dengan variasi tekanan kompaksi 2,5 ton 59,25 mm³/jam dan 28,12 mm³/jam lebih rendah dan lebih baik keausanya di bandingkan kampas yamahapart dengan nilai 62,5 mm³/jam dan 31,25 disebabkan komposisi dari kampas
yamahapart yang terdapat didalamnya,
seperti dari resin, campuran logam, permukaan yang halus yang membuat pori-pori atau struktur permukaan lebih kecil atau unsur lainya dibanding kampas rem dengan variasi kompaksi. Pada pengujian pengaruh air garam dan uji oli kampas rem variasi tekanan lebih rendah tingkat keausanya dibandingkan dengan kampas rem
yamahapart, dimana tingkat keausan
terendah pada pengujian pengaruh air garam terletak pada kampas rem variasi kompaksi 2,5 ton, hal ini terjadi
karena adanya beberapa faktor diantaranya adalah kandungan garam (NaCl), dimana partikel-partikel dari garam melapisi kedua sisi yeng bergesekan antara piringan cakram dengan kampas rem.
2.Hasil pengujian Koefisien gesek Berikut adalah grafik hasil pengujian koefisien gesek pada kampas rem.
Gambar 10 Histogram hasil koefisien gesek pada uji kering
Gambar 11 Histogram hasil koefisien gesek pada uji air.
Gambar 12 Histogram hasil koefisien gesek pada uji air garam.
34,37
Jenis Kampas Rem
Variasi
Jenis Kampa Rem
Tekanan 2
Jenis Kampa Rem
Tekanan 2
Jenis Kampa Rem
Gambar 13 Histogram hasil koefisien gesek pada uji oli
Gambar 14 Histogram hasil koefisien gesek pada uji minyak rem
Dari grafik diatas menunjukan bahwa pada pengujian koefisien gesek kering, air, air garam dan minyak rem koefisien gesek tertinggi adalah kampas rem yamahapart dengan nilai sebesar 0,541, 0,528, 0,616 dan 0,505. Untuk pengujian gesek pengaruh oli koefisien gesek tertinggi adalah kampas rem variasi kompaksi dengan nilai sebesar 0,465 pada kompaksi 2,5 ton, nilai koefisien gesek lebih besar dari kampas rem yamahapart sebesar 0,464. Semakin tinggi nilai koefisen gesek maka semakin besar pula daya cengkram kampas rem terhadap piringan.
3.Hasil kekerasan Brinell
Berikut ini adalah grafik hasil kekerasan
Brinell yang dilakukan mengacu pada
standar ASTM E 10-01.
Gambar 15 Histogram hasil antara jenis kampas rem dengan kekerasan Brinell.
Dari hasil pengujian kekerasan brinell dengan beban 613 N didapat nilai kekerasan kampas rem variasi kompaksi 2 ton 18,326 BHN, variasi kompaksi 2,5 ton 21,116 BHN, variasi kompaksi 3 ton 16,208 BHN, dan kampas yamahapart sebesar 23,966 BHN. Dari semua pengujian kekerasan brinell nilai yang paling keras adalah kampas yamahapart. Dilihat dari besarnya nilai kekerasan Brinell(BHN), kampas rem variasi kompaksi 2 ton, 2,5 ton dan 3 ton mempunyai nilai kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan kampas rem
yamahapart karena pada saat
pencampuran bahan dan proses pengadukanya kurang maksimal sehingga resin dan bahan lainya kurang menyatu.
4, Foto mikro
Hasil foto mikro kampas rem variasi gaya kompaksi 2 ton, 2,5 ton, 3 ton dan yamahapart.
Gambar 16. Foto mikro kampas rem variasi kompaksi 2 ton (pembesaran
200x)
Jenis Kampa Rem
Tekanan 2
Jenis Kampa Rem
Gambar 17. Foto mikro kampas rem variasi kompaksi 2,5 ton (pembesaran
200x)
Gambar 18. Foto mikro kampas rem variasi kompaksi 3 ton (pembesaran
200x) Keterangan :
1.Serbuk kuningan 2.Serbuk alumunium 3.Grafit
4.Fiberglass
Gambar 19 Foto mikro kampas rem
yamahapart (pembesaran 200x)
Keterangan : 1.Tembaga 2.Grafit
KESIMPULAN
Dari penelitian ini penulis dapat mengambil kesimpulan,yaitu
1. Dari data hasil pengujian keausan, gaya kompaksi sangat berpengaruh
pada keausan kampas rem. Dapat dilihat hasil keseluruhan dari kampas rem dengan variasi kompaksi pada kondisi kering, pengaruh air garam,air dan oli, kampas rem dengan variasi tekanan kompaksi 2,5 ton memiliki nilai keausan terendah yaitu sebesar 71,87 mm³/jam, 59,37 mm³/jam 71,87 mm³/jam dan 28,12 mm³/jam Pada pengujian kering, air dan oli kampas
rem yamahapart lebih tahan aus
dibandingkan dengan kampas rem variasi gaya kompaksi yaitu sebesar 65,62 mm³/jam, 71,87 mm³/jam dan 34,37 mm³/jam semakin besar gaya kompaksi akan menyebabkan bahan dari kampas rem banyak yang keluar dari cetakan sehingga kekerasan kampas rem menjadi kurang maksimal. Dan apabila tekanan kompaksi yang digunakan lebih rendah maka kampas rem menjadi kurang padat sehingga keausanya semakin besar.
2. Hasil koefisien gesek kampas rem pada pengujian gesek kering, pengaruh air dan pengujian air garam nilai koefisien gesek tertinggi adalah kampas rem yamahapart sebesar 0,541, 0,528 dan 0,616. Untuk pengujian gesek pengaruh oli dan minyak rem koefisien gesek tertinggi adalah kampas rem variasi gaya kompaksi 2,5 ton dengan nilai sebesar 0,465 pada pengujian oli dan kampas rem variasi tekanan kompaksi 3 ton dengan nilai sebesar 0,474. Lebih besar dari kampas rem
yamahapart sebesar 0,464 dan
0,505.
3. Nilai kekerasan Brinell kampas rem variasi gaya kompaksi lebih rendah dibandingkan dengan kampas
yamahapart, yaitu sebasar 23,966
BHN, sedangkan kampas rem variasi kompaksi 2 ton sebesar 18,325 BHN, kompaksi 2,5 ton sebasar 21,116 BHN, kompaksi 3 ton sebesar 16,207 BHN.
4
20ᶙm
20ᶙm
20ᶙm
1
2
3
3
4
1
2
Saran
Dalam penelitian selanjutnya, penulis mempunyai beberapa saran, dalam pengembangan dan pembuatan dari kampas rem yaitu :
1. Perlunya pengujian yang lebih akurat, seperti pengujian pada kendaraan atau sepeda motor agar data yang didapat lebih akurat dan sesuai pada kondisi pengaplikasian. 2. Perlunya ditambah
parameter-parameter dari kampas rem agar performa dari kampas rem akan kelihatan dan akan lebih baik.
3. Ukuran cetakan yang presisi dan tepat akan menghasilkan kampas rem yang bagus.
4. Keselamatan dan keamanan perlu diperhatikan dengan menggunakan alat perlindungan keselamatan diri agar dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan pada waktu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alma M.H., 2005, Preparation and Characterization of Brake Linings
From Modified Tannin-Phenol
Formaldehyde Resin and
Asbestos-Free Fillers, Journal of
Materials Science 40 (2005), p. 3003-3005.
ASTM E10-01, Standart Test Method For
Brinell Hardness of Metallic
Materials. ASTM international,
United States.
Biomedical, 2014, Paraformaldehyde.
(http://www.mpbio.com/product.php?
pid=02150146&country=100),diakses
pada jam 18:30, 1 Januari 2014.
El-Tayeb, N.S.M,dkk., 2008, Effect of Water Spray on Frictionand Wear Behaviour of Noncommercial and
Comercial Brake pad Materials,
Elsevier, p. 135-144.
Galuh E,dkk., 2010, Barium sulfat, (http:/www.google.com/_Barium_sulf at _artikel.html),diakses pada jam 11:05, 10 November 2013.
German. R.M,1984. Powder Metalurgi
Science. Metal Powder Federation.
Pricenton, New York.
Gibson, R.F., 1994, Principle of
Composite Material
Mechanics,McGraw-Hill International
Book Company, New York.
Hildayanti, dkk., 2009, Sintesis dan
Karakterisasi Bahan Komposit
Karet Alam-Silika. Insitut Sepuluh
November, Surabaya.
Irfan., 2009, Pengaruh Variasi Tekanan Kompaksi Terhadap Ketahanan
Kampas rem Gesek Sepatu.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
James., 2003, Stability Analysis of Disk
Brake Model.
(www.fkm.utm.my/arahim/chapter6.p
df), diakses jam 18.30, 20 Desember 2013.
Kenneth G and Michael K., 1999,
Engineering Materials. Upper River,
New Jersey.
Lister C.E., 1993, Rumus Cara
Menghitung Daya Motor,
(http:/www.google.com/Cara_Menghi tung_Daya_Motor_artikel.html), diakses pada jam 10:45, 10 November 2013.
Sadri., 2009, Definisi Rem, http://sadrihidayat.blogspot.com/, diakses pada jam 19:45, 20 Desember 2013.
Sasmito D.P., 2012, Perbandingan Kampas Rem Nonasbes Berserat
Fiberglass Dengan Variasi
Tembaga 2 Gram, 4 Gram, 6 Gram Dengan Kampas Rem Yamaha Terhadap Keausan, Kekerasan dan
UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Smith,F William., 1990, Foundation of
Material Science and Engineering.
McGRAW Hill.
SNI 09-2663-1992,Cara Uji Ketahanan Terhadap Air, Larutan Garam, Minyak Pelumas Dan Cairan
Rem Untuk Kampas Rem
Kendaraan Bermotor,
(www.SNI_kampas_rem.com/en/file/
en.pdf/SNI_09-2663-1992), diakses pada jam 18:05, 17 November 2012.
Stolk,Kros., 1994. Elemen Kontruksi
Bangunan Mesin. Elemen
Mesin. Erlangga, Jakarta.
Sunardi,dkk., 2003, Pengaruh Suhu Sintering Pada Proses Metalurgi
Serbuk Zn – Al Terhadap Sifat
Mekanik., Universitas Atma
jaya.,Jakarta.
Sutrisno., 1997, Fisika Dasar Mekanika. ITB Bandung.
Surdia Tata., 1995, Artikel Aluminium,
Kuningan, Tembaga,
(http:/www.google.com/ Tata Surdia_ artikelhtml), diakses pada jam 19:45, 16 November 2013.
Untoro, H.T., 2010, Pengaruh Lingkungan Terhadap Keausan,
Daya, Koefisien Gesek, Suhu
Kampas Rem, dan Waktu
Pengereman Kampas Rem
Berbahan Fiberglass, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Van Vliet, G., L dan Both, W., 1984, Teknologi Untuk Bangunan Mesin,